3. ٍبْيَهُص ْنَعَال
َ
ق َال
َ
قَم
َّ
ل َسَو ِهْي
َ
لَع ُ َّ
اَّلل ى
َّ
لَص ِ
َّ
اَّلل ُلو ُسَر
َج َعَر ْم
َ
أ َّنِإ ِنِم
ْ
ؤ
ُ ْ
اْل ِر ْم
َ
ِِلاًبٌرْي
َ
خ ُه
َّ
ل
ُ
ك ُه
َص
َ
أ
ْ
نِإ ِنِم
ْ
ؤ ُم
ْ
لِل
َّ
َّلِإ ٍد َح
َ
ِِل َاك
َ
ذ َسْي
َ
لَو
َ
ان
َ
ك
َ
ف َر
َ
ك
َ
ش ُاءَّر َس ُه
ْ
تَاب
ْ
نِإَو ُه
َ
ل اًرْي
َ
خ
اًرْي
َ
خ
َ
ان
َ
ك
َ
ف َرَبَص ُاءَّر
َ
ض ُه
ْ
تَابَص
َ
أُه
َ
ل(مسلم اهور)
"Sungguh menakjubkan keadaan orang mukmin, karena semua
keadaannya baik baginya, dan itu tidak terjadi pada siapa pun
kecuali pada orang mukmin. Jika dia mendapat kelapangan dia
bersyukur, maka itu baik baginya. Jika dia ditimpa kesulitan dia
bersabar, maka itu pun baik baginya." (HR. Muslim).
4. Segala sesuatu sudah ditetapkan oleh Allah swt:
ِإ ْم
ُ
ك ِس
ُ
ف
ْ
ن
َ
أ يِف
َ
َّلَو ِضْر
َ ْ
اِل يِف ٍةَيب ِص ُم ْنِم َابَص
َ
أ ا َمَه
َ
أَرْب
َ
ن
ْ
ن
َ
أ ِلْب
َ
ق ْنِم ٍاب
َ
ت ِك يِف
َّ
َّلَّنِإ ا
ٌير ِسَي ِ
َّاَّلل ى
َ
لَع َكِل
َ
ذ
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah." (QS al-Hadid [57]: 22)
Menyalahkan Allah swt/ taqdir adalah salah:
َ
نو
ُ
ل
َ
أ ْسُي ْم ُهَو ُلَع
ْ
فَي ا َّمَع ُل
َ
أ ْسُي
َ
َّل
"Dia [Allah] tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan
merekalah yang akan ditanyai." (QS al-Anbiyaa` [21] : 23)
5. Sabar, menurut Imam Suyuthi dalam Tafsir al-Jalalain, adalah
menahan diri terhadap apa-apa yang Anda benci ( ما على للنفس الحبس
.)تكره
Mengucapkan istirja’. Allah SWT berfirman :
ْم
َ ْ
اِل َنِم ٍص
ْ
ق
َ
نَو ِوع ُج
ْ
الَو ِفْو
َ
خ
ْ
ال َنِم ٍءْي
َ
شِب ْم
ُ
ك
َّ
نَو
ُ
لْب
َ
ن
َ
لَوِر ِشَبَو ِاتَر َم
َّ
الثَو ِس
ُ
ف
ْ
ن
َ ْ
اِلَو ِالَوِابَّالصَينِر
َين ِذ
َّ
الِهْي
َ
لِإ ا
َّ
نِإَو ِ
َّ
َِّللا
َّ
نِإ وا
ُ
ال
َ
ق
ٌ
ةَيب ِص ُم ْمُهْتَابَص
َ
أا
َ
ذِإ
َ
نوُع ِاجَر
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" . (QS al-Baqarah [2] : 155-156)
Tidak berputus-asa:
َّ
َّلِإ ِ
َّاَّلل ِح ْوَر ْنِم ُس
َ
أْيَي
َ
َّل ُه
َّ
نِإ ِ
َّاَّلل ِح ْوَر ْنِم وا ُس
َ
أْي
َ
ت
َ
َّلَوَ
نوُرِفا
َ
ك
ْ
ال ُ ْو
َ
ق
ْ
ال
"Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir." (QS Yusuf [12] : 87) .
6. Hikmah musibah antara lain diampuninya dosa-dosa. Sabda
Rasulullah SAW :
"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau
lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian
dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)
Muslim yang mati tertimpa bangunan atau tembok akibat gempa,
tergolong orang yang mati syahid. Sabda Nabi SAW :
"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima golongan;
(1) orang yang terkena wabah penyakit thâ’un,
(2) orang yang terkena penyakit perut (disentri, kolera, dsb),
(3) orang yang tenggelam,
(4) orang yang tertimpa tembok/bangunan, dan
(5) orang yang mati syahid dalam perang di jalan Allah." (HR
Bukhari dan Muslim)
"Akan diampuni bagi orang yang mati syahid setiap-tiap dosanya,
kecuali utang." (HR Muslim).
"Anak-anak kaum muslimin [yang meninggal] akan masuk ke
dalam surga." (HR Ahmad)
7. Melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan dan
menghindarkan diri dari bahaya-bahaya yang muncul akibat
musibah.
َم وا ُرِي
َ
غُي ىَّت َح ٍ
ْو
َ
قِبا َم ُرِي
َ
غُي
َ
َّل
َ َّاَّلل َّنِإْمِه ِس
ُ
ف
ْ
ن
َ
أِبا
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS
ar-Ra’du [13] : 11)
Ketika terjadi wabah penyakit di Syam, Umar bin Khattab ra
segera berupaya keluar dari negeri tersebut. Ketika
ditanya,"Apakah kamu hendak lari dari taqdir Allah?" maka
Umar menjawab,"Ya, aku lari dari taqdir Allah untuk menuju
taqdir Allah yang lain."
Rasulullah SAW pun memberi petunjuk bahwa segala bahaya
(madharat) wajib untuk dihilangkan.
َارَر ِضَّلَو َرَر
َ
ض َّل
"Tidak boleh menimbulkan bahaya bagi diri sendiri dan bahaya bagi
orang lain." (HR Ibnu Majah)
8. Doa bagi orang yang tertimpa musibah:
ِم اًرْي
َ
خ يِل
ْ
ف
ُ
ل
ْ
اخَو ْي ِتَبْي ِص ُم يِف يِنْر ِآج َّمُهاللاَهْن
Ya Allah, berilah pahala dalam musibahku ini, dan berilah ganti
bagiku yang lebih baik daripadanya. (HR Muslim)
Zikir akan dapat menenteramkan hati orang yang
sedang bersedih: َ
َّل
َ
أُوب
ُ
ل
ُ
ق
ْ
ال ُّنِئ َم
ْ
ط
َ
ت ِ
َّاَّلل ِر
ْ
ك ِذِب
"Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram." (QS ar-Ra’du [13] : 28)
Zikir yang dianjurkan misalnya bacaan istighfar:
"Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan
membebaskannya dari kesedihan, akan memberinya jalan
keluar bagi kesempitannya, dan akan memberinya rezeki dari
arah yang tidak disangka-sangkanya." (HR. Abu Dawud).
9. Tiada seorang hamba pun yang ditimpa musibah,
melainkan itu akibat dari dosa yang diperbuatnya.
ا َمَوِدْي
َ
أ
ْ
تَب َس
َ
ك ا َمِب
َ
ف ٍةَيب ِص ُم ْنِم ْم
ُ
كَابَص
َ
أٍيرِث
َ
ك ْنَع و
ُ
فْعَيَو ْم
ُ
يك
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian
besar." (QS asy-Syuura [42] : 30)
"Setiap anak Adam memiliki kesalahan (dosa). Dan sebaik-
baik orang yang bersalah, adalah orang yang bertaubat." (HR
at-Tirmidzi).
Bertaubat nasuha rukunnya ada 3 (tiga):
◦ Menyesali dosa yang telah dikerjakan.
◦ Berhenti dari perbuatan dosanya itu.
◦ Ber’azam (bertekad kuat) tidak akan mengulangi dosanya lagi di
masa datang.
◦ Jika dosanya menyangkut hubungan antar manusia, maka rukun
taubat ditambah satu lagi, yaitu menyelesaikan urusan sesama
manusia dan meminta maaf.
10. Tidak terpengaruh oleh ajakan sesat.
ُه
َّ
نِإاْو
َ
غ
ْ
ط
َ
ت
َ
َّلَو َكَعَم َاب
َ
ت ْن َمَو
َ
تْرِم
ُ
أ ا َم
َ
ك ْمِق
َ
ت ْاس
َ
فٌير ِصَب
َ
نو
ُ
ل َمْع
َ
َا َمِب
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu
dan orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" (QS Huud [11] : 112)
Hukum murtad:
َح َكِئ
َ
ول
ُ
أ
َ
ف ٌرِفا
َ
ك َو ُهَو
ْ
ت ُمَي
َ
ف ِهِني ِد ْنَع ْم
ُ
ك
ْ
نِم ْد ِد
َ
تْرَي ْن َمَوَو ِةَر ِخ
ْ
اْلَواَي
ْ
ن ُّالد يِف ْمُه
ُ
ال َمْع
َ
أ
ْ
ت
َ
طِب
ُ
أَكِئ
َ
ول َ
نو ُدِال
َ
خ اَيهِف ْم ُه ِار
َّ
الن ُاب َح ْص
َ
أ
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam
kekafiran, maka mereka itulah yang siasia amalannya di dunia dan di akhirat,
dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS al-
Baqarah [2] : 217)
Konsisten dalam keislaman:
ِإ َّن
ُ
وت ُم
َ
ت
َ
َّلَو ِهِتا
َ
ق
ُ
ت َّق َح
َ َّاَّللوا
ُ
ق
َّ
ات وا
ُ
ن َآم َين ِذ
َّ
ال اَهُّي
َ
أاَي
َ
نو ُمِل ْس ُم ْم
ُ
ت
ْ
ن
َ
أَو
َّ
َّل
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam." (QS Al ‘Imraan [3] : 102)