Kegiatan 7. Mempraktekkan salah satu kegiatan di modul dan mempersiapkan praktek mengajar (IN-1)Langkah-langkah:No Waktu Langkah-langkah Pembelajaran Metode Media1. 30 menit Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan ini yaitu mempraktikkan salah satu kegiatan pembelajaran yang ada di modul dan mempersiapkan praktek mengajar.2. 60 menit Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
Pelatihan Instruktur Nasional Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Madrasah memberikan pemahaman tentang konsep dasar dan teknis pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Madrasah, serta materi-materi pokok seperti pembelajaran aktif, computational thinking, toleransi dalam keberagaman, dan gender, disabilitas, dan inklusi sosial. Pelatihan ini juga melatih para peserta untuk menggunakan modul mata pelajaran dan teknik f
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
Similar to Kegiatan 7. Mempraktekkan salah satu kegiatan di modul dan mempersiapkan praktek mengajar (IN-1)Langkah-langkah:No Waktu Langkah-langkah Pembelajaran Metode Media1. 30 menit Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan ini yaitu mempraktikkan salah satu kegiatan pembelajaran yang ada di modul dan mempersiapkan praktek mengajar.2. 60 menit Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
Similar to Kegiatan 7. Mempraktekkan salah satu kegiatan di modul dan mempersiapkan praktek mengajar (IN-1)Langkah-langkah:No Waktu Langkah-langkah Pembelajaran Metode Media1. 30 menit Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan ini yaitu mempraktikkan salah satu kegiatan pembelajaran yang ada di modul dan mempersiapkan praktek mengajar.2. 60 menit Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok (20)
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Kegiatan 7. Mempraktekkan salah satu kegiatan di modul dan mempersiapkan praktek mengajar (IN-1)Langkah-langkah:No Waktu Langkah-langkah Pembelajaran Metode Media1. 30 menit Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan ini yaitu mempraktikkan salah satu kegiatan pembelajaran yang ada di modul dan mempersiapkan praktek mengajar.2. 60 menit Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
1. 1
BUKU PEGANGAN
PESERTA
PELATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL
PROGRAM
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB)
GURU MADRASAH
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
DirektoratJendral Pendidikan Islam
4. 1
KATA PENGANTAR
Salah satu program Madrasah Reform adalahPeningkatankompetensi guru
melalui program PengembanganKeprofesianBerkelanjutan (PKB). Target
utamanyaadalah…..
……
BukuPeganganPesertainidigunakansebagaipanduanbagiPesertaPelatihanI
nstruktur Nasional (IN) Program PengembanganKeprofesianBerkelanjutan
(PKB) Guru dalammelaksanakanseluruhaktivitas dan menyelesaikantugas
yang dipersyaratkan. BukuPeganganiniberisiKegiatanPembelajaranUmum,
KegiatanPembelajaranPokok. dan KegiatanPembelajaranPenunjangserta
Latihan.
Saya ucapkanterimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginyakepadatimpenyusun dan berbagaipihak yang telahbekerjakeras
dan berkontribusidalampenyelesaianbukupeganganini. Semoga Allah SWT
senantiasameridhoiupaya yang kitalakukan.
Jakarta, Mei 2021
Direktur
GTK Madrasah,
….…………………..
NIP.
5. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Hasil Yang diharapkan 1
D. Cara Penggunaan Buku Pegangan 2
E. Stuktur Program Bimtek 3
F. Deskripsi Program 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
A. Materi Umum 5
Kegiatan 1. Pembukaan dan Kontrak Belajar 5
Kegiatan 2. Overview Program Reformasi Madrasah 5
Kegiatan 3. Konsep dasar dan Teknis Pelaksanaan PKB Guru
Madrasah 6
B. Materi Pokok 7
Kegiatan 3. Pembelajaran Aktif 7
Kegiatan 4. Computational Thinking 7
Kegiatan 5. Toleransi dalam Keberagaman 8
Kegiatan 6. Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) 8
Kegiatan 7. Mempraktekkan salah satu kegiatan di modul dan
mempersiapkan praktek mengajar (IN-1) 9
Kegiatan 8. Praktik mengajar (ON) 10
Kegiatan 9. Bedah Modul 10
Kegiatan 10. Teknik Fasilitasi pelatihan/Pembelajaran Andragogi 11
Kegiatan 11. Sistem Monitoring, evaluasi dan penjaminan Mutu
Kegiatan 11
C. Materi Penunjang 13
Kegiatan 12. Pre test dan Post Test 13
Kegiatan 13. RTL 13
PENUTUP 16
7. 1
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Salah satuprioritasRencanaStrategis Kementerian Agama
dalammeningkatkanmutu Pendidikan Islam
adalahpeningkatanmutupembelajaranmelaluipeningkatanmutu guru,
kepala madrasah dan tenagakependidikan di madrasah.
Strateginyaadalahmelaluiimplementasiproyek Realizing Education’s
Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious Affairs for Improved
Quality of Education (Madrasah Education Quality Reform) – yang disingkat
REP-MEQR, yaitusebuah program investasi SDM yang dikembangkan
Kementerian Agama yang sumberpendanaannyamelaluiPinjamanLuar
Negeri Bank Dunia (IBRD Loan No.8992-ID) daritahun 2020 sampaidengan
2024.
Dalamrangkamencapaiprioritasmutupendidikansebagaimana di atas,
dibutuhkanadanyapelatih/fasilitator yang berkualitas yang
akandilatihmelaluipelatihanFasilitator PKB Guru. Pelatihtersebut,
sesuaidenganketentuanpedoman PKB Guru,
disebutdenganinstrukturnasional, FasilitatorProvinsi, Fasilitator Daerah
(Kabupaten/Kota) yang akanbertugas di masing-masing kegiatan level
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
BukuPeganganinidisusununtukmembangunpersamaanpersepsipesertapel
atihanInstruktur Nasional dalammemfasilitasipelatihanFasilitator Program
PKB Guru dan Pelaksanaan PKB Guru di KKG dan MGMP/MGBK.
B. Tujuan
Tujuan yang ingindicapaisetelahpelatihaniniadalahmenyiapkanInstruktur
Nasional yang akanmenjadipelatih/fasilitator di
tingkatProvinsidenganpersepsi yang sama.
8. 2
C. Hasil Yang diharapkan
Hasil yang diharapkansetelahmengikutipelatihanInstruktur (IN) PKB Guru
Madrasah
adalahterbangunnyakesamaanpersepsiPesertaPelatihantentang:
1. Program Reformasi Madrasah
2. Konsepdasar dan Teknis Pelaksanaan PKB Guru Madrasah
3. PembelajaranAktif, dan Computational Thinking
4. ToleransidalamKeberagaman dan
5. Gender, Disabilitas, dan InklusiSosial (GEDSI)
6. Penggunaanmodulmatapelajaran di kegiatan PKB Guru denganpola
in-on-in
7. Teknik Fasilitasipelatihan/PembelajaranAndragogi
8. Sistem Monitoring, evaluasi dan penjaminanMutuKegiatan
D. Cara PenggunaanBukuPegangan
Berikutiniadalahrekomendasi tata carapenggunaanbukupegangan.
1. Silahkanmulaidarimembacamateri dan tagihan yang tertera pada tabel
di bawahuntukmemudahkanSaudaradalammengenalitugas-tugas yang
dihasilkan pada setiappembelajaran.
9. 3
Tabel 1. DeskripsiMateriPelatihan IN PKB Guru
No Materi
Jumlah
JP
Hari ke Tagihan Metode Media
1 Pembukaan dan
kontrakbelajar
1
2 Overview Program
Reformasi Madrasah
1
3 Konsepdasar dan Teknis
Pelaksanaan PKB Guru
Madrasah
1
4 a. PembelajaranAktif 2
b. Computational Thinking 2
c. ToleransidalamKeberaga
man
1
d. Gender, Disabilitas, dan
InklusiSosial (GEDSI)
2
5 a. Mempraktekkan salah
satukegiatan di modul
dan
mempersiapkanpraktek
mengajar (IN-1)
7
b. Praktikmengajar (ON) 6
c. Refleksi dan
umpanbaliktentangprak
tikmengajar (IN-2)
2
d. Bedah Modul 3
6 Teknik
Fasilitasipelatihan/Pembela
jaranAndragogi
2
7 Sistem Monitoring, evaluasi
dan
penjaminanMutuKegiatan
3
8 Pre-Post Test 1
9 Perencanaankegiatantindak
lanjut
(pelatihantingkatberikutnya
)
2
Total 36
2. Setelah membaca dan mencermatitagihan yang tertera pada tabel,
silakanmembacabagianPendahuluan agar
10. 4
SaudaradapatmemahamiTujuan, Hasil yang diharapkan, dan
Tagihandarikegiatanini.
3. Gunakan format yang
telahdisediakanuntukmenyelesaikansetiaptagihan yang diminta.
Setiaptagihan yang dimintadalambentuksoftcopy atau hardcopy
untukmempermudahdokumentasihasilkerjapeserta.
4. Setelah
selesaimelakukansemuakegiatanpembelajarandalamkegiatanini,
Saudaradimintamenyelesaikanseluruhtagihan yang tertera pada tabel 1
di atas.
E. Stuktur Program Bimtek
Alokasiwaktuuntuk masing-masing materidiklat Calon
Pengawassekolahdapatdilihat pada tabelberikutini.
Tabel 2. Struktur Program Pelatihan IN PKB Guru Madrasah
NO Kegiatan
Alokasi
Waktu
A. MATERI UMUM & KEBIJAKAN 3
1 Pembukaan dan kontrakbelajar 1
2 Overview Program Reformasi Madrasah 1
3 Konsepdasar dan Teknis Pelaksanaan PKB Guru
Madrasah
1
B MATERI POKOK 30
4 MateriPembelajaranUmum
a. PembelajaranAktif 2
b. Computational Thinking 2
c. ToleransidalamKeberagaman 1
d. Gender, Disabilitas, dan InklusiSosial (GEDSI) 2
5
Pelatihanmenggunakanmodulmatapelajaran(Berkelomp
okSesuaijenjang Pendidikan dan Mata Pelajaran)
a. Mempraktekkan salah satukegiatan di modul dan
mempersiapkanpraktekmengajar (IN-1)
7
b. Praktikmengajar (ON) 6
c. Refleksi dan umpanbaliktentangpraktikmengajar
(IN-2)
2
d. Bedah Modul 3
6 Teknik Fasilitasipelatihan/PembelajaranAndragogi 2
11. 5
7 Sistem Monitoring, evaluasi dan
penjaminanMutuKegiatan
3
MATERI PENUNJANG 3
8 Pre-Post Test 1
9 Perencanaankegiatantindaklanjut
(pelatihantingkatberikutnya)
2
TOTAL 36
F. Deskripsi Program
DeskripsiMateridalamkegiatanPelatihan IN PKB Guru
Madrasahdapatdilihat pada tabelberikut.
Tabel 2. DeskripsiMateri Program Pelatihan IN PKB Guru Madrasah
NO Kegiatan DeskripsiKegiatan
A. MATERI UMUM & KEBIJAKAN
1 Pembukaan dan kontrakbelajar
2 Overview Program Reformasi
Madrasah
3 Konsepdasar dan Teknis
PelaksanaanPKB Guru Madrasah
B MATERI POKOK
4 MateriPembelajaranUmum
a. PembelajaranAktif
b. Computational Thinking
c. ToleransidalamKeberagaman
d. Gender,Disabilitas, dan
InklusiSosial (GEDSI)
5 Pelatihanmenggunakanmodulmatap
elajaran(BerkelompokSesuaijenjang
Pendidikan dan Mata Pelajaran)
a. Mempraktekkan salah
satukegiatan di modul dan
mempersiapkanpraktekmengajar
(IN-1)
b. Praktikmengajar (ON)
c. Refleksi dan
umpanbaliktentangpraktikmengajar
(IN-2)
d. Bedah Modul
6 Teknik
Fasilitasipelatihan/PembelajaranAn
dragogi
7 Sistem Monitoring, evaluasi dan
penjaminanMutuKegiatan
MATERI PENUNJANG
12. 6
8 Pre-Post Test
9 Perencanaankegiatantindaklanjut
(pelatihantingkatberikutnya)
14. 8
Kegiatan 2. Overview Program Reformasi Madrasah
Langkah-langkah:
No Waktu
Langkah-
langkahPembelajaran
Metode Media
Kegiatan 3. Konsepdasar dan Teknis Pelaksanaan PKB Guru Madrasah
Langkah-langkah:
Durasi : 1 JP
Media :
Durasi : 1 JP
Media :
16. 10
B. MateriPokok
Kegiatan 3. PembelajaranAktif
Langkah-langkah:
No Waktu
Langkah-
langkahPembelajaran
Metode Media
Kegiatan 4. Computational Thinking
Durasi : 2 JP
Media :
Durasi : 2 JP
Media :
18. 12
Kegiatan 6. Gender, Disabilitas, dan InklusiSosial (GEDSI)
Langkah-langkah:
No Waktu Langkah-langkahPembelajaran Metode Media
1 10’ Fasiltator menjelaskan latar belakang
dan tujuan
Slide 1: Sampaikan Judul Slide TOT
Kesetaraan Gender, Disabilitas dan
Inklusi Sosial.
Slide 2: Fasilitator menjelaskan latar
belakang sebagai pendahuluan.
Slide 3: Fasilitator menjelaskan
tujuan sesi.
Slide 4: Fasilitator menjelaskan
tahapan kegiatan terdiri atas 4
tahapan kegiatan dan terbagi menjadi
2 JP
Cerama
h
PPT
Durasi : 2 JP
Media : 1. PPT
2. Lembar kerja
3. Post It
4. Spidol
5. Lem kertas
6. Gunting
7. Kertas metaplan
19. 13
2 70’ ● Fasilitator menyampaikan bahwa
kegiatan pertama adalah
membaca cerita dan berdiskusi
● Fasilitator meminta fasilitator
meja untuk membagikan Lembar
KerjaCerita kepada setiap peserta
di dalam kelompok
Slide 5
Fasilitator menyampaikan bahwa
beberapa ceritadiambil dari media
online dan telah melalui penyesuaian.
Slide 6
Fasilitator memberikan instruksi
tentang langkah-langkah kegiatan
sebagai berikut:
a) Setiap kelompok memilih satu
orang untuk menjadi notulen dan
satu orang lainnya sebagai
moderator.
b) Fasilitator menyampaikan bahwa
moderator harus dapat memastikan
setiap orang mendapatkan
kesempatan untuk berkontribusi
dalam diskusi.
c) Peserta diberi kesempatan untuk
membaca cerita yang telah
dibagikan ke masing-masing
kelompok.
d) Setelah membaca, peserta
berdiskusi mengenaihal-hal
yangmembuat anak tidak bisa
mengikuti pembelajaran
atauberpartisipasi aktif di kelas
secara maksimal berdasarkan
cerita.
e) Notulendi dalam kelompok
menuliskan hasil diskusi di kertas
flipchart.
f) Fasilitator meminta perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk
memaparkan hasil diskusi. Sebelum
pemaparan, perwakilan kelompok
diminta untuk terlebih dahulu
menceritakan cerita yang dibaca
secara singkat.
g) Fasilitator meja mendampingi
kelompok dan memastikan semua
Diskusi
dan
kerja
kelompo
k
Gunting dan
LK cerita
20. 14
peserta terlibat aktif dan memahami
instruksi fasilitator utama.
Slide 7
Fasilitator menyimpulkan hal-hal yang
bisa menyebabkan anak tidak dapat
mengikuti pembelajaran atau
berpartisipasi aktif di kelas
berdasarkan urutan cerita (tayangan
7), yaitu:
● Cerita 1: bullying (perundungan)
● Cerita 2: pembedaan gender
● Cerita3:kemiskinan
● Cerita 4: disabilitas
● Cerita 5: Bahasa Ibu
● Cerita 6: kekerasan
Jika hal-hal ini tidak diperhatikan
dan tidak ditangani lebih lanjut akan
membuat anak tereksklusi atau
terdiskriminasi dari proses belajar
mengajar di kelas dan di sekolah.
Slide 8-11
1. Berdasarkan cerita-cerita di atas,
fasilitator menjelaskan bahwa inklusi
sosial adalah kondisi di mana semua
orang dengan berbagai identitas dan
latar belakang sosial bisa
berpartisipasi dan mendapatkan
manfaat dalam pembangunan
(tayangan 8). Identitas dan latar
belakang ini misalnya agama, gender,
kelas sosial, suku, kondisi fisik,
disabilitas, ataupun letak geografis di
mana orang tersebut berada
(misalnya, daerah 3T: tertinggal,
terdepan, terluar).
2. Fasilitator menampilkan gambar
anak-anak yang sedang menonton
pacuan kuda yaitu situasi A, B, dan C
(tayangan 9). Fasilitator kemudian
mengajukan pertanyaan kepada
peserta:
Dari ketiga situasi tersebut manakah
yang menggambarkan inklusi sosia?l
21. 15
3. Lebih lanjut, fasilitator menyimpulkan
perbedaan antara pendekatan yang
inklusif dan diskriminatif dengan
menekankan pada ada atau tidaknya
kebutuhan (tayangan 11). Peserta
dapat menggunakan informasi ini
sebagai pengingat cepat apa itu
Pendidikan yang inklusif sekaligus
sebagai bahan refleksi apakah
pendekatan yang selama ini dilakukan
sudah inklusif atau justru
diskriminatif.
3. Sensitivitas Gender dalam
Pendidikan Inklusi:
Slide 13 :
1. Fasilitator membuka sesi dengan
mengajak peserta untuk menggambar
profesi. Peserta diminta untuk
menggambar salah satu profesi
berikut di kertas/buku catatan
masing-masing:
● Dokter bedah
● Petugas pemadam kebakaran
● Pilot pesawat tempur
Slide 14-15:
2. Setelah peserta selesai menggambar,
fasilitator menayangkan sebuah video
mengenai stereotip/pelabelan gender
dalam masyarakat.
3.
4. Di dalam video tersebut terlihat anak-
anak memiliki stereotip gender
terhadap jenis-jenis pekerjaan
tertentu. Mereka mengasosiasikan
jenis-jenis pekerjaan yang menurut
mereka maskulin dengan laki-laki
(e.g., pilot, pemadam kebakaran,
Curah
pendapa
t
Kertas plano
video
22. 16
dokter bedah), namun setelah itu itu
terperangah begitu mengetahui
ternyata pekerjaan-pekerjaan itu juga
dilakoni oleh perempuan.
5.
6. Setelah tayangan video, fasilitator
meminta peserta untuk melihat
gambar yang sudah dibuat
sebelumnya dan mengajukan
pertanyaan berikut:
● Apakah profesi-profesi tersebut
digambarkan sebagai
perempuan atau laki-laki?
● Dari semua gambar, berapa
yang digambarkan sebagai
perempuan dan berapa yang
digambarkan sebagai laki-laki?
Manakah yang lebih banyak?
Slide 17 :
7. Fasilitator melanjutkan diskusi
bersama dengan mengajukan
pertanyaan pemicu berikut:
● Apa tanggapan Anda tentang
tayangan video tersebut?
● Mengapa anak memiliki
pemikiran seperti itu padahal
kenyataannya berbeda?
Setelah mendengar pendapat peserta
(maksimal 3 pendapat), fasilitator
menjelaskan bahwa
pelabelan/stereotip gender sering
terjadi di masyarakat di mana
perempuan dan laki-laki dikotak-
kotakan menurut peran-peran tertentu
(tayangan 15). Pelabelan ini tidak
berdasarkan kebutuhan, namun
didasarkan pada asumsi dan dipelajari
secara sosial oleh anak sejak
kecil.Fasilitator dapat mengaitkan
penjelasan ini dengan video di mana
dijelaskan bahwa stereotip gender
dipelajari oleh anak-anak antara usia
5-7 tahun. Stereotip gender bersifat
negatif karena cenderung
merendahkan kelompok tertentu yang
23. 17
pada akhirnya mengakibatkan
ketidakadilan baik bagi perempuan
maupun laki-laki.
Slide 18 :
Fasilitator melanjutkan sesi dengan
kegiatan voting dan diskusi mengenai
pembedaan gender di kelas dan di
sekolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
● Masing-masing peserta diberikan 10
biji jagung1 yang akan digunakan
untuk voting.
● Voting dilakukan terhadap
pernyataan-pernyataan yang sudah
ditempel di flip chart di depan
ruangan. Jika pernyataan tersebut
sering terjadi di kelas atau di
sekolah, maka peserta memberikan
voting-nya dengan meletakkan biji
jagung di kotak di sebelah
pernyataan.
● Sebaliknya, jika pernyataan tidak
terjadi di kelas atau sekolah peserta
tidak meletakkan biji jagung.
● Perlu diingat bahwa biji jagung
harus habis digunakan untuk
voting. Peserta bisa memberikan
lebih dari satu biji jagung di satu
pernyataan jika dianggap sesuai.
Semakin banyak biji jagung berarti
pernyataan terkait semakin sering
terjadi di kelas atau sekolah.
● Setelah semua peserta
mendapatkan biji jagung dan
mengerti aturan voting, fasilitator
mempersilahkan peserta untuk
maju mendekati flip chart
bertuliskan pernyataan dan
memberikan votingnya.
● Fasilitator memastikan semua
peserta sudah memberikan voting
dan menghabiskan biji jagungnya.
1 Biji jagungbisadiganti dengan sticker atau paper clip sesuai dengan ketersediaan di kelas.
24. 18
4 Pemaparan 2
Slide 18 :
8. Untuk menganalisa apakah
pembedaan gender yang dilakukan
inklusif atau justru diskriminatif, guru
dapat mengajukan dua pertanyaan
pemicu kepada dirinya sendiri
(tayangan 17):
● Mengapa? Apakah pembedaan
antara perempuan dan laki-laki
berdasarkan kebutuhan?
● Apa Dampaknya? Apakah ada
potensi ketidakadilan/diskriminasi
terhadap perempuan atau laki-laki
karena pembedaan tersebut?
Jika tidak ada kebutuhan dan ada
potensi diskriminasi, maka pembedaan
yang dilakukan diskriminatif.
Slide 19 :
Fasilitator menyimpulkan sesi dengan
menjelaskan mengenai siklus
terjadinya isu gender (tayangan 18).
Stereotip gender mengenai apa yang
pantas untuk perempuan dan laki-
laki melahirkan pembedaan gender di
masyarakat. Pembedaan ini
mengkotak-kotakan perempuan dan
laki ke dalam peran-peran dan profesi
tertentu sesuai gender mereka.
Selanjutnya, pembedaan gender
melahirkan
ketidakadilan/diskriminasi saat
perempuan atau laki-laki merasa
direndahkan, dikucilkan atau
terbatasi sehingga tidak dapat
berpartisipasi secara optimal di dalam
masyarakat. Saat
ketidakadilan/diskriminasi itu terjadi
maka itu lah yang disebut dengan isu
gender. Siklus ini berputar lagi di
mana isu gender kembali
memperkuat stereotip gender dalam
masyarakat.
PPT
25. 19
5 70’ Praktik Menciptakan Kelas Inklusi
Slide 19 :
1. Fasilitator memberikan pengantar
bahwa isu inklusi sosial, termasuk
diskriminasi berbasis gender, bisa
juga terlihat dalam konten media
pembelajaran. Konten yang
mengandung unsur kekerasan dan
bias gender, atau tidak adaptif
terhadap kebutuhan anak
berkebutuhan khusus misalnya,
masih sering ditemukan dalam
keseharian praktek pembelajaran di
kelas.
2.
Slide 20 :
3. Sebagai awal, fasilitator menjelaskan
berbagai macam jenis media
pembelajaran di kelas. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk membantu
proses belajar mengajar di kelas, di
antaranya yaitu buku-buku, audio
visual, poster, lembar kerja dan alat
peraga. Segala bentuk media
pembelajaran yang memiliki konten
perlu diperhatikan aspek inklusinya.
Slide 21 :
● Fasilitator membagi peserta ke
dalam 5 kelompok. Jumlah
kelompok dapat disesuaikan
dengan jumlah total peserta.
Idealnya satu kelompok maksimal
terdiri dari 5 orang.
● Fasilitator membagikan setiap
kelompok cerita rakyat berjudul
Sangkuriang dan Gunung
Tangkuban Perahu.
● Fasilitator membagikan lembar
panduan analisa buku yang
memuat 5 poin penting konten
media pembelajaran yang inklusif
kepada setiap kelompok.
Setiapkelompok diminta untuk
menganalisa cerita dengan
berpedoman pada lembar panduan
tersebut.
26. 20
● Fasilitator meminta kelompok
untuk menuliskan hasil Analisa
pada flip chart.
● Fasilitator meja memfasilitasi
diskusi dengan mengacu pada
lembar panduan yang telah
dibagikan.
Setelah diskusi kelompok selesai,
perwakilan masing-masing kelompok
memaparkan hasilanalisanya.
Kelompok lain dipersilahkan
menambahkan jika memiliki temuan
yang berbeda.
Slide 22 :
4. Fasilitator kemudian mengajukan
pertanyaan pemicu kepada semua
peserta:
● Kapan analisa konten media
pembelajaran bisa dilakukan?
● Apa yang bisa dilakukan jika
guru menemukan konten yang
tidak sesuai?
5. Pertanyaan-pertanyaan di atas
diharapkan mampu menjadi
pendorong bagi guru untuk memilih
dan mengembangkan media
pembelajaran yang inklusif di kelas.
Analisa konten bisa dilakukan guru
saat memilih buku bacaan,
mengembangkan Big Book atau
membeli lembar kerja untuk siswa.
Jika guru menemukan konten yang
tidak sesuai, sebisa mungkin guru
dapat mengganti bahan bacaan atau
mengembangkan materi sendiri yang
inklusif. Jika buku atau media
pembelajaran sama sekali tidak bisa
diganti, alternatif lain guru dapat
memberikan penjelasan tambahan
kepada siswa untuk memberikan
pemahaman yang benar saat
membahas konten tersebut.
6. Setelah diskusi besar selesai,
fasilitator menyimpulkan secara
singkat mengenai pentingnya memilih
cerita/buku bacaandan
mengembangkan media pembelajaran
dalam bentuk apapun yang inklusif.
27. 21
6 Mempromosikan Lingkungan Belajar
yang Bebas dari Kekerasan
Slide 23 :
Fasilitator mengajukan pertanyaan
pembuka kepada peserta:
● Siapa saja yang berpotensi
melakukan kekerasan terhadap
anak?
Setelah mendengarkan beberapa
jawaban peserta, fasilitator
melanjutkan dengan menjelaskan
bahwa kekerasan bisa dilakukan oleh
sesama anak atau oleh orang dewasa
di sekitarnya, entah itu orang tua,
guru, atau penjaga sekolah (tayangan
23). Kekerasan antara sesama anak
biasa dikenal dengan istilah bullying
(perundungan).
Masih dalam tayangan yang sama,
fasilitator menjelaskan mengenai alur
dampak yang terjadi jika anak
mengalami kekerasan. Perilaku
kekerasan yang dilakukan oleh siswa,
guru maupun orang dewasa lainnya di
sekolah dapat menyebabkan anak
tereksklusi/terdiskriminasi dari proses
belajar mengajar. Anak yang
mengalami bullying misalnya, akan
merasa trauma, murung dan malu.
Pada akhirnya anak enggan pergi ke
sekolah sehingga dia tereksklusi dari
proses belajar. Hal ini akan
berpengaruh secara langsung terhadap
hasil belajar anak tersebut. Penting
bagi guru untuk memahami alur ini
sehingga tidak cepat melabeli anak
tertentu malas atau bodoh karena
prestasi belajarnya rendah padahal
mungkin penyebabnya adalah karena
anak-anak tersebut mengalami
kekerasan dari orang-orang di
sekitarnya.
Slide 24:
1. Fasilitator menjelaskan jenis-jenis
kekerasan (tayangan 24), yaitu:
28. 22
a. Kekerasan Fisik artinya suatu
keadaan di mana seseorang dengan
sengaja melukai atau mengancam
untuk melukai, termasuk
menampar, meninju, mengguncang
menendang, membakar, atau
menangkap (dan berbagai
pemaksaan aktifitas seksual).
b. Kekerasan Emosional artinya
menundukkan atau mengekspos
orang lain terhadap perilaku yang
dapat mengakibatkan trauma fisik
atau psikologis, termasuk
kecemasan, depresi kronis, atau
gangguan stres pasca-trauma.
c. Eksploitasi dapat berupa
eksploitasi ekonomidan seksual.
o Eksploitasi ekonomi adalah
tindakan dengan atau tanpa
persetujuan anak di mana
anak menjadi korban yang
meliputi tetapi tidak terbatas
pada pelacuran, kerja atau
pelayanan paksa,
perbudakan atau praktik
serupa perbudakan,
penindasan, pemerasan,
pemanfaatan fisik, seksual,
organ reproduksi, atau
secara melawan hukum
memindahkan atau
mentransplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh
atau memanfaatkan tenaga
atau kemampuan anak oleh
pihak lain untuk
mendapatkan keuntungan
materiil.
o Eskploitasi seksual adalah
segala bentuk pemanfaatan
organ tubuh seksual atau
organ tubuh lain dari anak
untuk mendapatkan
keuntungan, termasuk tetapi
tidak terbatas pada semua
kegiatan pelacuran dan
pencabulan.
d. Pelecehan seksual adalah suatu
tindakan di mana orang dewasa,
29. 23
remaja, atau anak lain di mana ada
perbedaan usia yang signifikan
menggunakan anak untuk
rangsangan seksual. Dalam hal ini
dikenal istilah ‘Grooming’ di mana
orang dewasa membangun
hubungan kedekatan anak secara
bertahap sebelum melakukan
kekerasan seksual terhadap anak.
e. Pengabaian/penelantaran
(neglect) artinya kegagalan terus-
menerus atau penolakan yang
disengaja dalam memberikan
perawatan yang dibutuhkan dan
sesuai usia di mana pemberi
perawatan sebenarnya berada
dalam posisi yang mampu untuk
memberikan perawatan tersebut.
2. Khusus terkait kasus kekerasan
antar anak, fasilitator menayangkan
video singkat mengenai tips
menciptakan lingkungan belajar
bebas daribullying (tayangan 25).
Sebelum video ditayangkan,
fasilitator membagikan lembar tips
menciptakan lingkungan belajar
bebas bullying yang berfungsi
sebagai referensi peserta dalam
memahami isi video.
Setelah video selesai ditayangkan,
fasilitator mengulangi kembali empat
langkah utama dalam menciptakan
lingkungan belajar bebas dari bullying
dan mendorong peserta untuk
mengaplikasikannya di lingkungan
sekolah masing-masing.
Slide 25:
1. Fasilitor menjelaskan bahwa
kegiatan ini berkaitan dengan
kegiatan 1: Membaca dan
Berdiskusi. Jika dalam kegiatan 1
peserta diajak untuk
mengidentifikasi isu yang
membuat anak tidak bisa
mengikuti pembelajaran atau
berpartisipasi aktif di kelas, di
kegiatan 5 ini peserta akan
30. 24
diminta untuk mengidentifikasi
strategi untuk mengatasi isu-isu
tersebut.
2. Fasilitator membagi peserta
menjadi 5 kelompok. Masing-
masing kelompok mendapatkan 1
amplop berisi lembar strategi.
3. Fasilitator kemudian
menayangkan instruksi dan
format penulisan hasil diskusi
(tayangan 26). Di depan ruangan
sudah ada 5 flipchart bertuliskan
masing-masing isu yang dapat
mempengaruhi pembelajaran dan
partisipasi anak di kelas.
4. Tugas kelompok adalah menempelkan
tiap lembar strategi pada isu yang
sesuai (kekerasan &bullying,
pembedaan gender, kemiskinan,
disabilitas, dan Bahasa Ibu).
5. Fasilitator mengingatkan bahwa
peserta dapat menuliskan idenya
sendiri di kertas kosong yang ada di
dalam amplop.
6. Setelah semua kelompok selesai
menempelkan lembar strategi pada
masing-masing flipchart, fasilitator
melihat apakah ada lembar strategi
yang ditempelkan tidak sesuai dengan
isu yang terkait kemudian
mendiskusikannya dengan peserta.
Dalam hal ini, fasilitator dapat merujuk
pada kunci jawaban lembar strategi.
7. Fasilitator juga memperkenalkan ide-
ide baru yang dituliskan oleh peserta
dan mendiskusikan apakah ide
tersebut dapat diaplikasikan di kelas
atau sekolah peserta yang lain.
8. Fasilitator mengakhiri sesi dengan
menekankan pentingnya memikirkan
dan mengembangkan strategi-strategi
pembelajaran untuk memastikan tidak
ada anak dengan identitas dan latar
belakang tertentu yang tidak dapat
mengikuti pembelajaran dan tidak
dapat berpartisipasi aktif di kelas.
7 10’ Refleksi dan Penguatan RKTL
Slide 28:
31. 25
Fasilitator mengulangi beberapa poin
penting yang perlu diingat oleh semua
peserta untuk dibawa pulang dan
dipraktekkan dalam rangka menerapkan
aspek inklusi di dalam kelas, yaitu:
✔ Memahami kebutuhan anak diawali
dengan memahami perbedaan dan
keberagaman pada anak.
✔ Memilih dan mengembangkan media
pembelajaran (misal, Big Book, puisi,
lagu, cerita lisan/mendongeng, buku
cerita, dsb) yang tidak
mempromosikan stereotip gender,
kekerasan serta stigma negatif
disabilitas.
✔ Membiasakan perilaku positif/tanpa
kekerasan dalam proses belajar
mengajar.
✔ Mengembangkan berbagai strategi
pembelajaran untuk memastikan
lingkungan belajar inklusif
(mempertimbangkan kebutuhan
anak, sensitif gender, dan tidak
mempromosikan perilaku kekerasan)
Kegiatan 11. Teknik Fasilitasipelatihan/PembelajaranAndragogi
Langkah-langkah:
Durasi : 2 JP
Media :
33. 27
C. MateriPenunjang
Kegiatan 13. Pre test dan Post Test
Langkah-langkah:
No Waktu
Langkah-
langkahPembelajaran
Metode Media
Kegiatan 14. RTL
Durasi : 1 JP
Media :
Durasi :
Media :
36. PENUTUP
PelatihanInstruktur Nasional
merupakanlangkahstrategisuntukmemantapkan dan menguatkan
program PengembanganKeprofesianBerkelanjutan (PKB) Guru Madrasah.
…
KeberhasilanPelatihanditentukan oleh
kesungguhansemuapihakdalammelaksanakannya.
Terimakasihterhadapdukungan dan partisipasidarisemuapihak yang
telahterlibat, sehinggabimtekinidapatberjalanlancarsesuaidengantujuan
dan harapan.