Modul ini membahas pengembangan perangkat pembelajaran untuk Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang terdiri dari 11 kegiatan belajar. Setiap kegiatan belajar berisi pengantar, tujuan pembelajaran, uraian materi, dan lembar kerja untuk mahasiswa. Modul ini bertujuan memandu dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka di madrasah dan sekolah.
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Modul Lokakarya.pdf
1. i
KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Modul Pendidikan Profesi Guru
PENGEMBANGAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
2023
2. ii
Modul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
__________________________________________________________________________
_______
Pembaca Ahli:
Muhammad Ali Ramdhani, Ahmad Zainul Hamdi, Muhammad Zain, Rohmat Mulyana,
Amin Hasanah, Mamlu’atul Hasanah,
Penyusun:
Suwadi (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta); Hakiman (UIN Surakarta); Saparudin (UIN
Mataram); Failasuf Fadli (UIN Pekalongan); Mohammad Khalil (UIN Jember); Galih Puji
Mulyoto (UIN Malang); Tanenji (UIN Jakarta); Siti Asmiyah (UIN Surabaya); Muhammad
Fauzi (UIN Palembang); Ahmad Afif (UIN Makassar); Husni Idris (UIN Samarinda)
Pembahas:
Nino Indrianto (UIN Jember); Abdul Basith (UIN Pekalongan); Asep Nurshobah (UIN
Bandung); Alimron (UIN Palembang); Yunita Noor Azizah (UIN Samarinda); Ainun
Syarifah (UIN Surabaya); Mirzon Daheri (IAIN Curup); Lian G. Otaya (IAIN Gorontalo);
Yuyun Zunairoh (IAIN Kediri); Agusthina Siahaya (IAKN Ambon); Musthofa (UIN
Semarang); Andi Murniati (UIN Riau); Pasmah Chandra (UIN Bengkulu); Syawaluddin
(UIN Bukittinggi); Farouk Imam A (IAIN Cirebon); Imam Subqi (UIN Salatiga)
Mukhlison Effendi (IAIN Ponorogo); Naima (UIN Palu); Abdul Aziz Rusman (UIN ;
Abd. Mukhid (IAIN Madura); Sony Susandra (UIN Purwokerto); Febrianawati Yusuf (UIN
Banjarmasin); Beni Asyhar (UIN Tulungagung)
Penyunting/Editor:
Anis Masykhur, Muhammad Munir, Musthofa Fahmi, Fathu Yasik
Edisi 1, Maret 2023
ISBN: XXXX-XXXX-XXX
Penerbit:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Jl. Lapangan Banteng 3-4 Jakarta Pusat
https://pendis.kemenag.go.id / https://cendikia.kemenag.go.id
@Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
3. iii
SAMBUTAN KETUA PANITIA NASIONAL
PPG KEMENTRIAN AGAMA
Pendidikan Profesi Guru adalah gawang terakhir untuk menjaga kualitas guru terutama
di madrasah. Proses pendidikan di dalamnya harus dipastikan mampu mengakomodasi
beberapa kepentingan, tidak hanya kecerdasan peserta didik namun juga
mengembangkan potensi-potensi mahasiswa, dalam hal ini adalah para guru yang telah
mengajar di madrasah tersebut. Maka, menjadi penting pelaksanaan PPG untuk
mengakomodasi varian keanekaragaman kecerdasannya.
Penyusunan modul pendukung PPG ini memiliki peran strategis dalam peningkatan
kualitas pendidik di lingkungan madrasah. Sementara itu, Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) Fakultas Tarbiyah pada PTKIN memiliki peran yang dominan dalam
memproduksi para calon guru yang berkualitas. Setidaknya, seperti itulah yang
tergambar dalam Term of Change Implementasi Kurikulum Merdeka di lingkungan
lembaga pendidikan di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG) pada tahun 2020 dan 2021 dan juga hasil seleksi
akademik PPG mencerminkan kurang idealnya kualitas para pendidik saat ini (current
condition) yang harus diselesaikan dengan segera. Maka, PPG diharapkan dapat
menyelesaikan masalah kompetensi pendidik dalam jangka pendek.
Untuk modul lokakarya ini, saya memberikan apresiasi kepada seluruh anggota tim
penyusun dan para pihak yang berkontribusi, yang dengan begitu gigih dan cepat
menyelesaikan penyusunannya. Saya memahami bahwa paradigma baru merdeka
belajar-merdeka mengajar menuntut semuapihak untuk segera melakukan penyesuaian.
Pada akhirnya, kita semua bersyukur modul ini dapat diselesaikan tepat waktu, dan dapat
dipergunakan sebagai pedoman untuk mendiseminasikan paradigma baru kurikulum
merdeka.
Jakarta, Maret 2023
Ahmad Zainul Hamdi
4. iv
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Program Pendidikan Profesi Guru—selanjutnya disebut PPG—memiliki tujuan
untuk menghasilkan guru-guru profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki
seperangkat kompetensi meliputi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Melalui guru-guru profesional ini diharapkan proses pendidikan di madrasah dan sekolah
dapat berjalan secara inovatif dan bermakna, sehingga peserta didik tidak hanya dapat
memperoleh pengetahuan teoritik semata, tapi juga memiliki kemampuan dalam
mengaktualisasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui tangan-tangan
guru profesional ini, ekosistem pendidikan di madrasah dan sekolah dapat mendukung
tumbuh kembang peserta didik secara optimal sesuai dengan amanat konstitusi.
Penulisan modul pembelajaran PPG ini menambah koleksi karya yang diterbitkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Aktifitas ini juga
menunjukkan bahwa kita sebagai regulator dan juga sebagai instansi pembina para guru
agama dapat mengambil peran dalam penyediaan sumber belajar bagi masyarakat.
Keberadaan Modul PPG ini sangat penting karena menjadi salah satu sumber
belajar mahasiswa PPG di Kementerian Agama RI. Melalui modul ini para mahasiswa
Program PPG dapat melakukan reskilling (melatih kembali) atau bahkan upskilling
(meningkatkan kemampuan) sehinggamemenuhisyarat untuk menjadiguru profesional.
Saya menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan dan penyuntingan Modul PPG di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam. Semoga Modul PPG ini bermanfaat bagi Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (LPTK) dan dapat digunakan sebagai rujukan bagi dosen dan mahasiswa
Program PPG di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Jakarta, Maret 2023
Muhammad Ali Ramdhani
5. v
OUTLINE MODUL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
KB. Judul Kegiatan Belajar Hari LK
1. Penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM) 1 L
2. Analisis Komponen Capaian Pembelajaran
1. Lima Komponen Capaian Pembelajaran
2. Perfase
3. Elemen dan Konten/materi esensial
4. Keluasan
5. Kedalaman (dikembangkan)/taksonomi
1 hari LK 1
3. Penyusunan Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi dan Lingkup Materi
2. Pola Tujuan Pembelajaran (kompetensi, materi
dan tujuan materi dipelajari yang
kontekstual/kenegaran/global)
3. Teknik membuat TP a). Lingkup. b) gunakan
tamplate tabel (elemen, CP, TP)
1 hari
1 hari (R)
LK 2
4. Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
1. Mengurutkan TP dan memberi waktu (JP)
2. Urutan sesuai kompetensi, cakupan dan tahapan
pembelajaran linier dari awal sampai akhir, dan
tahapan perkembangan kompetensi, hirarki
keilmuan, dan mudah ke sulit.
3. Pemberian JP merujuk struktur kurikulum
4. Alokasi JP memperhatikan struktur kurikulum total
dan mendasarkan pada, (1) kedalaman, (2) Hasil
Asesmen atau pemahaman awal siswa (rapor), (3)
asumsi
5. Gunakan tamplate tabel (sekurang-kurangnya
terdiri dari elemen, CP, TP, ATP, Kelas, Alokasi
Waktu)
1 hari
1 hari (R)
LK 3
5. Pengembangan Materi dan Media Pembelajaran
a. Pengembangan Materi Ajar
b. Mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
c. Mengembangan Media Pembelajaran
d. Membuat Media Pembelajaran Digital
1 hari
1 hari (R)
LK 5
6. vi
6. Identifikasi hasil Asesmen Awal
a. Menyusun instrumen asesmen awal dengan
komponen terlampir (Klasifikasi Ragam Peserta
Didik)
b. Melakukan asesmen awal
c. Melaporkan hasil asesmen awal dengan memuat
komponen Klasifikasi Ragam Peserta Didik.
1 hari LK 6
7. Menyusun Asesmen
a. Menyusun Kriteria Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran
b. Menyusuan intrumen Asesmen Formatif dan
Sumatif
1 hari
1 hari (R)
LK 7
8. Pengolahan dan Laporan Hasil Asesmen
a. Membuat Rubrik Asesmen
b. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan
pembelajaran (kualitatif & kuantitatif)
c. Mengolah Capaian TP menjadi nilai akhir
(kualitatif & kuantitatif)
d. Menyusun Laporan hasil asesmen dalam bentuk
kuantitatif
e. Menyusun Laporan hasil asesmen dalam bentuk
kualitatif
1 hari LK 8
9. Penyusunan Perencanaan Pembelajaran (2 set)
a. Komponen RPP minimal tiga komponen, atau
Modul Ajar (minimal 5 komponen). Instumen
RPP/MA akan diacu pada penilaian PPL dan
UKIN
b. Template disusun sendiri oleh Mahasiswa PPG
dengan memperhatikan template yang ada
c. Pembelajaran berdiferensiasi dengan ragam
kesiapan Belajar/materi, gaya/perspektif dan
minat/minat anak/minat spesifik materi.
d. Elemen Pembelajaan Berdeferensiasi pada
konten, proses, produk.
e. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
f. Sumber belajar Digital
2 hari
1 hari (R)
LK 9
10. Menyusun Modul Project (MP) P5-PPRA (1 set)
a. Mengkaji dimensi P5 dan nilai PPRA
b. Komponen Modul P5-PPRA:
(1) Menyusun profile P5-PPRA
(2) Menyusun tujuan P5-PPRA
2 hari
1 hari (R)
LK 10
7. vii
(3) Merancang aktivitas dan kegiatan P5-PPRA
(4) Menyusun instrument asesmen project
11. Menyusun Proposal Penelitian Tindakan Kelas (1 set)
a. Membuat Proposal PTK
b. Membuat Instrumen PTK
1 hari
1 hari (R)
LK 11
8. viii
PENDAHULUAN
Pengantar
Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran ini ditulis dengan tujuan pemandu
Dosen, Guru Pamong dan Mahasiswa dalam pembelajaan matakuliah pengembangan
perangkat pembelajaran selama dua puluh hari efektif. Sasaran modul ini adalah peserta
PPG yang berasal dari guru-guru Pendidikan Agama Islam, Guru Madrasah yakni Guru
Aqidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Guru kelas
Madrasah Ibtidaiyah dan guru-guru agama pada Bimas. Sementara untuk bidang studi
RA disajikan modul tersendiri.
Modul ini memiliki keunggulan yakni 1) gayut dengan kurikulum merdeka di
madrasah/sekolah, 2) mudah dipelajari karena disajikan secara sederhana dengan cara
memberikan porsi lebih pada perguruan tinggi untuk mengembangkan modul ini dan
disertai contoh-contoh yang cukup relevan pada setiap bidang studi, 3) Cepat untuk
diadaptasi bagi dosen dan guru pamong serta mahasiswa PPG dapat mengadaptasi
dengan prinsip yang berlaku di kurikulum 2013 (K-13), memberikan penekanan pada
aspek-aspek yang selama ini telah dilakukan dalam pembelajaran dan memberikan
kesempatan untuk berkreasi dalam pembelajaran, 4) cerdas sasaran yang dikembangkan
oleh dosen sebagai penuntun mahasiswa. Mahasiswa dan dosen memiliki posiis sama
pada peristiwa belajar. Learning management sistem /LMS sebagai media pembelajaran
daring mengikuti modul pembelajaran.
Pembelajaran pada pendidikan profesi guru menitikberatkan pada aktivitas
pembelajaran (activity based). Dosen dan guru pamong menuntun mahasiswa untuk
memahami modul, mendiskusikannya dan mengerjakan tugas yang tertuang dalam
lembar kerja pada setiap kegiatan belajar. Dengan demikian diberikan lembar kerja
penting untuk memandu jalannya aktivitas pembelajaran dalam kerangka workshop,
review dan peerteaching.
Tujuan Modul
a. Memberikan fasilitasi pada penyelenggaraan pembelajaran matakuliah
pengembangan perangkat pembelajaran yang gayut dengan kurikulum merdeka
pada PPG Dalam Jabatan.
b. Memudahkan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran matakuliah
pengembangan perangkat pembelajaran yang disertai contoh dan lembar kerjanya.
c. Membantu dosen dan guru pamong dalam melaksanakan pembelajaran pada
lokakarya dan review serta peer teaching.
9. ix
Ruang lingkup Modul
Modul perangkat pembelakaran terdiri dari sebelas kegiatan belajar. Setiap kegiatan
belajar disajikan lembar kerja. Setiap kegiatan belajar terdiri dari sembilan unsur yakni,
1) Pengantar, 2) Capaian Pembelajaran, 3) Tujuan Pembelajaran, 4) Aktivitas
Pembelajaran, 5) Uraian Materi, 6) Rangkuman, 7) Materi Pendukung, 8) Lembar Kerja,
dan 9) Referensi.
No. Kegiatan Belajar (KB) Lembar Kerja (LK)
1 Kurikulum Operasional
Madrasah
Analisis Kurikulum Operasional Madrasah
2 Analisis komponen CP Analisis Capaian Pembelajan
3 Penyusunan TP Menyusun Tujuan Pembelajaran
4 Penyusunan ATP Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
5 Pengembangan Materi dan
Media Pembelajaran
• Menyusun Pengembangan Materi
• Menyusun LKPD
• Menyusun media digital (video sumber
belajar)
6 Asesmen awal Menyusun instrumen asesmen awal
7 Penyusunan Asesmen Merancang instrument asesmen
8 Pengolahan dan Laporan
Asesmen
Mengolah hasil asesmen dan laporan hasil
asesmen
9 Penyusunan rencana
pembelajaran
Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) atau Mudul Ajar (MA)
sebanyak 2 set
10 Menyusun modul P5-PPRA Menyusun Modul Project (MP) P5-PPRA
11 Menyusun proposal penelitian
Tindakan kelas
Menyusun instrumen dan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas
Petunjuk Penggunaan Modul
Penggunaan modul ini difokuskan pada empat hal, yakni kompetensi, aktivitas
pembelajaran, substansi materi dan lembar kerja.
Pertama, pada setiap kegiatan belajar disajikan kompetensi yakni capaian
pembelajaran dan tujuan pembelaajaran. Capaian pembelajaran merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam mempelajari modul. Target-
target kompetensi yang lebih operasional yang merupakan penjabaran dari capaian
pembelajaran merupakan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bertujuan untuk
memastikan mahasiswa dapat mencapai capain pembelajaran setelah mempelajari
kegiatan belajar ini. Oleh karena itu para pengguna modul perlu untuk membaca dan
10. x
memahami capai pembelajaran dan tujuan pembelajaran pada setiap kegiatan
pembelajaran.
Kedua, aktivitas pembelajaran merupakan langkah-langkah dalam melakukan
pembelajan pada setiap kegiatan pembelajaran baik aktivitas mahasiswa, dosen maupun
guru pamong. Aktivitas ini berfungsi sebagai kontrak belajar dalam pelaksanaan
lokakarya, review dan peerteaching.
Ketiga,substansimodul tergambar pada uraian materi.Guna memberikan orientasi
yang lengkap pada setiap kegiatan belajar, pengguna modul disarankan untuk membaca
pengantar. Pada akhir uraian materi disajikan rangkuman dan materi pendukung yang
berfungsi untuk membantu mengingat materi dan memperkaya materi melalui sumber
belajar pendukung. Lebih dari itu, juga disajikan referensi pada setiap kegiatan
pembelajaran.
Keempat, lembar kerja yang memandu mahasiswa melakukan kegiatan lokakarya.
Setiap kegiatan diberikan lembar kerja yang menjadi tagihan pada pembelajaran setelah
mahasiswa memahami materi dan memahami contoh-sontoh yang diberikan. Melalui
lembar kerja ini dosen dan guru pamong dapat menuntun mahasiswa menyelesaikan
lembar kerja dan mengunggahnya dalam Learning Managemen System (LMS) SPACE.
Disamping itu, pada tahapan review para dosen dan guru pamong menggunakan
dokumen hasil kerja mahasiwa ini sebagai bahan penilaian. Oleh karena itu mahasiswa
diminta mengerjakan lembar kerja dengan baik dan berintegritas.
Secara umum aktivitas pembelajaran modul ini dapat mengikuti pola-pola
pembelajaran PPG Dalam Jabatan dengan pola daring. Pembelajaran daring bisa
dilakukan dengan sinkronus dan/atau asyncronus. Pembelajaran pengembangan
perangkat pembelajaran menekankan pada praktek atau workshop dan review. Pola
pembelajaran menggunakan pola tahapan introduction, connection, application, reflection
dan extension. Dalam satu hari pada saat lokakarya dapat dirinci sebagai berikut.
No.
Tahapan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Aktivitas Pembelajaran
Instrumen
Pembelajaran
1. Syncronus on line 4 X 100’ = 400’
Introduction 20’ ● Dosen memotivasi dan
menggali kemampuan awal
mahasiswa
● Menyampaikan Latar
Belakang, Tujuan, Garis Besar
Kegiatan workshop/review
● Mengaitkan tujuan
pembelajaan dalam konteks
lingkungan yang bermakna
bagi guru dalam tugas
profesinya
Modul
11. xi
Connection 30’ Dosen memberikan pengantar
tentang materi yang sedang
dipelajari dengan mengecek pada
kegiatan pembelajaran dan lembar
kerja yang telah disiapkan
Lembar Kerja
(LK)
Application 100’ Kegiatan pada setiap KB:
1. Studi kasus tentang ilustrasi
yang terkait dengan materi
pada kesulitan dan hambatan
guru menyusun RPP atau MA,
Modul Project P5-PPRA dan
Proposal PTK yang gayut
dengan kurikulum merdeka.
2. Peserta diminta mendiskusikan
tentang hal-hal apa saja yang
terkait dengan pokok bahasan
dan implementasinya pada
penyusunan RPP atau MA,
Modul Project P5-PPRA dan
Proposal PTK yang gayut
dengan kurikulum merdeka
LK terkait
200’ Kegiatan Penyelesaian LK : Karya
telaah dan kajian tentang pokok
materi dan konfirmasi.
LK terkait
Reflection 30’ Peserta menjawab pertanyaan
tentang apa, mengapa, bagaimana
dan untuk apa materi yang sedang
dipelajari ini dalam hubungannya
dengan tugas profesi guru.
note
Extension 20’ Saran tindak lanjut dengan
melakukan pengembangan dan
sosialisasi tentang RPP atau MA,
Modul Project P5-PPRA dan
Proposal PTK yang gayut dengan
kurikulum merdeka di
sekolah/madrasahnya
note
Aktivitas belajar selama 18 hari dan 2 (dua) hari peerteaching dapat dijelaskan
bahwa aktivitas pencapaian capaian pembelajaran selama 12 hari, review ditempuh
selama 6 hari dan peerteaching membutuhkan waktu 2hari. Review dijadwalkan secara
12. xii
bertahap untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Perhari pembelajaran
sebanyak 4 JP, sementara Per-JP sebanyak 100 menit.
Penyusun
13. 1
Kegiatan Belajar (KB): 1
Kurikulum Operasional Madrasah (KOM)
Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
PMA No. 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
menyebutkan bahwa yang dimaksude dengan madrasah adalah satuan pendidikan
formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum
dan kejuruan dengan ciri khas agama Islam yang mencakup Raudhatul Athfal,
madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah dan madrasah aliyah
kejuruan. Pengertian madrasah ini penting dikemukakan di awal pembahasan ini,
karena sekaligus menegaskan bahwa ketika menjelasan di dalamnya tentang
madrasah termasuk di dalamnya raudhatul athfal.
Dalam hal penyusunan dan pengembangan kurikulum, setiap madrasah wajib
mengembangkan kurikulum operasionalnya masing-masing. Kurikulum Operasional
Madrasah dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum
dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah dan menyelaraskannya dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik, madrasah dan daerah. Dalam menyusun
kurikulum operasional, madrasah diberikan wewenang untuk menentukan format
dan sistematika penyusunannya. Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah
diharapkan tidak menekankan pada pemenuhan aspek administrasi yang seragam.
Namun lebih ditekankan pada aspek inovasi dan kreatifitas madrasah dalam
mencapai visi, misi dan tujuan madrasah. Struktur Kurikulum yang ditetapkan oleh
Pemerintah menjadi acuan Madrasah untuk mengembangkan kurikulum menuju
tercapainya Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin dapat
ditambahkan dengan kekhasan madrasah sesuai dengan visi, misi dan tujuan
madrasah.Struktur kurikulum iniberisikegiatan intrakurikuler dan kokurikuler dalam
bentuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil
Alamin. Bagi madrasah yang memiliki Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK)
ditambahkan dengan layanan Program Kebutuhan Khusus dan program pasca
madrasah yang meliputi program penguatan akademik dan penguatan ketrampilan
pilihan bagi PDBK untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan lil Alamin.
Madrasah saat menyusun Kurikulum Oprasional Madrasah harus mengacu
pada Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah dan Panduan
Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM).
A. Pengantar
14. 2
Spirit Kurikulum Merdeka, antara lain memberikan otonomi kepada
madrasah untuk melakukan inovasi dan kreasi dalam pengembangan kurikulum
operasional madrasah, adanya fleksibilitas dalam mengelola kegiatan pembelajaran
yang dinamis sesuai kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman. Spirit ini harus
ditangkap oleh seluruh elemen madrasah dan pemangku kepentingan lainnya
dengan melahirkan kreasi, inovasi atau terobosan dalam mengelola pendidikan
untuk meningkatkan mutu dan daya saing madrasah. Pengembangan kurikulum
merdeka dilakukan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan karakteristik
Madrasah, potensi daerah dan kondisi anak serta melibatkan komite madrasah
Mampu merancang pembelajaran Madrasah dengan menerapkan prinsip
memadukan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan materi ajar,
pedagogik, serta teknologi informasi dan komunikasi atau yang disebut dengan
penerapan pendekatan technological, pedagogical and content knowledge (TPACK)
dan pendekatan lain yang relevan dalam pembelajaran di madrasah;
Mampu menjelaskan prinsip penyusunan Kurikulum Oprasional Madrasah
(KOM)
Mampu menjelaskan cara menyusun Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM)
Mampu menyusun komponen pada Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM)
Aktivitas pembelaajaran mahasiswa dan dosen pada KB-1 ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 1: Aktivitas Pembelajaran KB 1
Hari
ke-…
Waktu
Aktivitas
Formulir
Mahasiswa Dosen/Guru Pamong
1 06.00-08.00 Membaca kontrak
belajar
Mengunggah kontrak
belajar
-
08.00-10.00 Pertemuan
Zoom/GM/VC
Pertemuan Zoom/GM/VC
1. Berdiskusi teknik
menyusun KOM
2. Memfasilitasi diskusi
3. Memberi Tugas
mengacu LK-1
LK-1
B. Capaian Pembelajaran
C. Tujuan Pembelajaran
D. Aktivitas Pembelajaran
15. 3
10.00-12.00 1. Membaca Modul
KB1
2. Menyusun KOM
3. Menganalisis
Faktor-faktor yang
menjadi
pertimbangan
menyusun KOM
(LK-1)
4. Mengerjakan tugas
mengacu LK-1
1. Memantau hasil
diskusi dan penysunan
LK-1
2. Memberi tugas
LK-1
12.00-15.00 1. Mengerjakan
Tugas LK-1
2. Berkonsultasi
kepada dosen
1. Memantau mahasiswa
dalam mengerjakan
tugas
2. Merespon konsultasi
dan diskusi
15.00-17.00 Mengunggah tugas
LK-1
Memantau unggahan
tugas mahasiswa
-
20.00-22.00 Belajar Mandiri
1. Memperdalam
pemahaman dalam
belajar
2. menyiapkan
pembelajaran
materi berikutnya
1. Menilai tugas
mahasiswa
2. Memberikan catatan
yang akan diperbaiki
mahasiswa di hari ke-5
(Review)
1. Prinsip Penyusunan Kurikulum Oprasional Madrasah
Keputusan Menteri Agama Nomor 347 tahun 2022 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka menjelaskan tentang Kurikulum Operasional
Madrasah (KOM). Setiap satuan madrasah diberi kewenangan untuk
mengembangkan KOM sesuai dengan karakteristik, visi, misi, tujuan yang
mengacu pada struktur kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. KOM
yang dikembangkan, menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik dan
kebutuhan anak, satuan pendidikan dan budaya sekitar. Prinsip Penyusunan
KOM yaitu:
a. Berpusat pada anak, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman
potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan
anak.
b. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan.
E. Uraian Materi
16. 4
c. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang
dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan
lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
d. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual.
e. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum
satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai
pemangku kepentingan, antara lain orang tua, pengawas dan pejabat
kantor Kementerian Agama sesuai dengan kewenangannya.
f. Pemerataan dan peningkatan mutu. Pengembangan KOM diorientasikan
sebagai upaya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan
dan peningkatan mutu pendidikan yang dapat memberikan akses pada
semua anak dan menghargai perbedaan termasuk Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK).
Analisis karakteristik/kekhasan madrasah menjadi bagian penting untuk
dilakukan agar mendapatkan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan madrasah
dan seluruh warganya. Karakteristik kekhasan dan ruh madrasah harus ada
dalam pengembangan kurikulum merdeka yang terdapat dalam panduan
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) pada Madrasah, yaitu sebagai berikut:
a. Perspektif ibadah berdimensi ukhrowi
Bahwa aktivitas belajar-mengajar dan kegiatan manajemen untuk
memfasilitasi berlangsungnya pendidikan di madrasah adalah merupakan
bentuk ibadah yang berdimensi ukhrawi berdampak pahala kelak di akhirat.
Maka, nilai agama dan akhlak harus mewarnai dalam praksis pendidikan di
madrasah.
b. Hubungan guru-anak diikat dengan mahabbah fillah
Bahwa pola hubungan guru-anak bukan hubungan transaksional duniawi.
Hubungan mahabbah fillah berarti pola komunikasi, interaksi dan bergaul
antara guru-anak didorong rasa kasih sayang, saling membantu, dan
menolong dalam kebaikan untuk secara bersama-sama mencapai ridla Allah
SWT dalam praksis pendidikannya.
b. Pandangan ‘ainurrahmah
Bahwa semua tindakan guru kepada anak didasari rasa kasih-sayang
terhadap anak yangberperilaku kurangbaiktetapdisikapidengan pandangan
kasih sayang, bukan nafsu, kebencian, dendam dan iri-dengki.
c. Hati nurani sebagai sasaran utama,
Pembelajaran di madrasah mengarusutamakan upaya menfungsikan hati
nurani, dengan membersihkan diri dari akhlak tercela (takhlly) dan sekaligus
senantiasa menghiasi diri dengan akhlak terpuji (tahally), melalui proses
mujahadah dan riyadlah.
d. Akhlak di atas ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan dan kompetensi bukan segalanya. Tanpa akhlak,
kepintaran akan menjadikan seseorang semakin berbahaya dan berpotensi
menimbulkan kerugian dan kerusakan kepada orang lain. Maka pendidikan di
17. 5
madrasah meletakkan pentingnya akhlak di atas ilmu itu sendiri yang
diupayakan melalui pembersihan hati nurani.
2. Penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM)
Penyusunan dokumen KOM dimulai dengan memahami secara utuh
Struktur Kurikulum Merdeka, karena KOM merupakan dokumen yang dinamis,
yang diperbarui secara berkesinambungan, menjadi referensi dalam
keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan, maka setiap satuan
pendidikan wajib mengembangkan kurikulum sesuai karakteristiknya masing-
masing. Proses penyusunan KOM bersifat:
a. Tetap (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat, namun demikian satuan madrasah diberikan
kewenangan untuk melakukan kreasi dan inovasi).
b. Fleksibel/Dinamis (mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan
kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan
madrasah masing-masing)
Alur penyusunan KOM ada 2, yaitu:
a. Bagi madrasah yang belum pernah menyusun KOM, berikut Langkah-
langkah identifikasi dan refleksi diri:
1) Apakah madrasah sudah memiliki inspirasi KOM?
2) Apakah madrasah telah memiliki visi dan misi?
3) Siapa yang akan memfasilitasi di dalam penyusunan KOM?
4) Siapa yang akan terlibat di dalam penyusunan KOM secara internal
(kepala satuan pendidikan dan pendidik)?
5) Siapa yang akan terlibat di dalam penyusunan KOM secara eksternal
(orang tua, komite dan pemangku kepentingan lainnya)?
Berikut alur proses penyusunan KOM yang belum pernah menyusun
kurikulum, terilustrasikan pada bagan dibawah ini:
18. 6
Penjelasan bagan alur penyusunan KOM pada poin ke-5 yaitu tindak
lanjut hasil pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional dapat
dijadikan:
1) masukan dalam melakukan analisis konteks karakteristik satuan
pendidikan
2) evaluasi untuk merubah visi, misi dan tujuan satuan pendidikan
3) menjadi dasar dalam menentukan pengorganisasian pembelajaran
b. Bagi madrasah yang sudah pernah menyusun KOM, berikut langkah-
langkah identifikasi dan refleksi diri:
1) Siapa yang akan memfasilitasi dan terlibat di dalam peninjauan dan revisi
KOM?
2) Apakah KOM yang telah dibuat sudah sesuai dengan kerangka dan
ketentuan penyusunan?
3) Apakah ada proses diskusi/kerja kolaborasi untuk menyusun KOM?
4) Apakah ada informasi atau pembahasan yang disampaikan kepada
orangtua dan atau komite mengenai kurikulum dan/atau program-
program?
5) Bagaimana strategi yang akan dilakukan untuk mengevaluasi?
Berikut alur proses penyusunan KOM yang sudah pernah menyusun
kurikulum terilustrasikan pada gambar dibawah ini.
3. Komponen Pada Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM)
Komponen KOM terdiri dari: karakteristik madrasah; Visi, misi, dan tujuan
RA; Pengorganisasian pembelajaran; Perencanaan pembelajaran; Pendampingan
19. 7
dan pengembangan profesional di satuan pendidikan. Komponen-komponen
tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Karakteristik Satuan Pendidikan
Sebelum mengembangkan KOM, satuan pendidikan perlu
melakukan analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan
menampung aspirasi anggota komunitas, dan menjadikan visi dan misi
sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh warga satuan pendidikan. Dari
analisis konteks, diperoleh gambaran mengenai karakteristik satuan
pendidikan, termasuk anak, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan
sosial budaya.
Dalam menganalisis karakteristik, satuan pendidikan perlu
melakukan evaluasi kesiapan implementasi sehingga dapat
menyesuaikannya dengan pilihan yang akan dijalankan. Pilihan-pilihan ini
bertujuan untuk memberikan gambaran bagi satuan pendidikan bahwa
penyusunan dan pelaksanaan kurikulum operasional dapat dilakukan sesuai
kesiapan dan kondisi masing-masing satuan RA. Satuan RA diharapkan
melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan pilihan yang tepat
dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum operasional.
Contoh Analisis Karakteristik Satuan pendidikan: Analisis kekuatan,
kelemahan, peluang, serta ancaman atau yang biasa kita sebut sebagai
SWOT merupakan cara yang umum dilakukan dalam mengenali satuan
pendidikan dan lingkungannya untuk dasar penyusunan strategi dalam
mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan pendidikan.
Strength (Kekuatan): Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa memberikan pengaruh positif
pada saat ini atau pun di masa yang akan datang. Contoh pertanyaan
pemantik: Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki satuan pendidikan?
Apa yang membuat satuan pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan
lainnya?
Weakness (Kelemahan): Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa memberikan pengaruh negatif
pada saat ini atau pun di masa yang akan datang. Contoh pertanyaan
pemantik: Apa yang belum berjalan dengan baik? Apa saja kebutuhan
anak, pendidik, dan tenaga kependidikan yang belum terpenuhi di satuan
pendidikan?
Opportunity (Peluang): Situasi atau kondisi yang merupakan peluang
atau kesempatan di luar satuan pendidikan yang bisa memberikan
peluang untuk berkembang di kemudian hari. Contoh pertanyaan
pemantik: Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki satuan pendidikan?
Apa yang membuat satuan pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan
lainnya?
Threat (Ancaman):Ancaman atau tantangan apasajayangmungkin akan
dihadapi satuan pendidikan yang bisa menghambat laju perkembangan
20. 8
satuan pendidikan. Contoh pertanyaan pemantik: Hambatan apa yang
sedang dihadapi sekarang? Adakah perubahan peraturan pemerintah
yang akan berdampak bagi perkembangan satuan pendidikan?
Analisis karakteristik satuan pendidikan penting untuk dilakukan
agar mendapatkan gambaran utuh kondisi dan kebutuhan satuan
pendidikan dan seluruh warganya. Hasil analisis karakteristik akan menjadi
landasan dalam proses perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan.
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar yaitu:
Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan.
Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan
pendidikan.
Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan,
pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data.
Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk
mengembangkan strategi atau solusi. Hal ini dilakukan untuk mengenali
satuan pendidikan dan lingkungannya sebagai dasar penyusunan strategi
dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan
pendidikan.
4. Penyusunan Visi, Misi dan Tujuan
Visi, misi, dan tujuan menjadi referensi arah pengembangan dan
menunjukkan prioritas satuan pendidikan. Merumuskan visi, misi, dan tujuan
satuan RA merupakan langkah awal yang sangat penting sebagai acuan utama
dalam merancang pembelajaran yang berkualitas. Untuk satuan pendidikan,
visi, misi, dan tujuan harus berpusat pada anak.
a. Visi
Visi menggambarkan bagaimana anak menjadi subjek dalam tujuan
jangkapanjangsatuan pendidikan dan nilai-nilaiyangdituju berdasarkanhasil
analisis karakteristik satuan pendidikan. Nilai-nilai yang mendasari
penyelenggaraan pembelajaran agar anak dapat mencapai Profil Pelajar
Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamiin yang mengacu pada
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) untuk jenjang RA
dan Capaian Pembelajaran berbasis pada Fase A, B, C untuk jenjang
pendidikan dasar, Fase D, E dan F untuk jenjang pendidikan menengah. Visi
memberikan panduan/arahan yang realistis, kredibel dan atraktif untuk
mencapai gambaran masa depan yang ingin dicapai oleh satuan RA.
Penulisan visi sebaiknya mudah dipahami, relatif singkat, ideal dan berfokus
pada mutu, serta memotivasi setiap pemangku kepentingan. Visi merupakan
cita-cita bersama pada masa mendatang dari seluruh warga satuan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga
satuan RA. Hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan visi:
1) Visi merupakan gambaran masa depan yang ingin dicapai oleh satuan
pendidikan.
21. 9
2) Visi harus dapat memberikan panduan/arahan serta motivasi.
3) Visi harus tampak realistis, kredibel dan atraktif.
4) Sebaiknyamudahdipahami,relatifsingkat,ideal,dan berfokuspada mutu,
serta memotivasi setiap pemangku kepentingan.
5) Visi merupakan cita-cita yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
b. Misi
Misi adalah pernyataan bagaimana satuan pendidikan mencapai visi
yang ditetapkan untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari
seluruh warga satuan pendidikan. Misi menjawab bagaimana satuan
pendidikan mencapai visi dan nilai-nilai penting yang diprioritaskan selama
menjalankan misi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi:
1) Pernyataan misi menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak
dicapai oleh satuan pendidikan.
2) Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan tindakan,
bukan kalimat yang menunjukkan keadaan sebagaimana pada rumusan
visi.
3) Antara indikator visi dan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih
dari satu rumusan misi.
4) Misi menggambarkan upaya bersama yang berorientasi kepada anak
5) Misi merupakan upaya strategis untuk mencapai visi sebagai acuan untuk
menyusun program.
6) Misi yang baik adalah relevan, realistik, konsisten, terukur, dan merujuk
pada pencapain visi.
7) Misi merupakan operasional tindakan dari visi supaya tercapainya visi.
8) Untuk membuat kalimat aksi yang jelas, gunakan kata kerja operasional
yang bersifat umum yang masih bisa diterjemahkan menjadi pernyataan
spesifik.
c. Tujuan
Tujuan adalah gambaran hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu oleh setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik
dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan prinsip yang
sudah ditetapkan. Tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan berdampak
kepada anak. Tujuan menggambarkan tahapan-tahapan (milestone) penting
dan selaras dengan misi. Strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan suatu
satuan pendidikan dan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila dan Profil
Pelajar Rahmatan Lil alamiin (PPRA).
Ciri-ciri tujuan antara lain: tujuan harus serasi dan mendeskripsikan misi
dan nilai-nilai satuan; fokus pada hasil yang diinginkan pada anak; harus
spesifik, terukur, dan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu.
22. 10
Tujuan merupakan perwujudan dari visi dan misi satuan pendidikan
yang mencerminkan karakteristik dan hasil yang akan dicapai oleh anak .
Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat
melakukan evaluasi secara berkala.
Untuk merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah, perlu
membentuk tim perumus, yaitu:
1) Tim penyusun, terdiri dari: kepala madrasah, guru dan atau tenaga
pendidik, komite madrasah, perwakilan orang tua, pihak yayasan apabila
lembaga swasta, dan Kemenag kab/kota
2) Timpenyusunbertugasuntuk merumuskan/mereviewvisi,misi,tujuan dan
mempertimbangkan hasil Evaluasi Diri madrasah, serta Analisis Konteks,
maka akan melakukan perumusan ulang visi, misi, dan tujuan madrasah
yang sesuai dengan kerangka kurikulum yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama.
d. Penyelarasan Visi, Misi, Dan Tujuan Satuan
Saat melakukan analisis lingkungan belajar, pastikan visi, misi, dan
tujuan saling berkaitan dan tidak bertentangan dengan kerangka kurikulum.
Berikut adalah alur penyelarasan visi, Misi, dan Tujuan Satuan pendidikan:
e. Pengorganisasian Pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran adalah cara satuan pendidikan
mengatur pembelajaran dari muatan kurikulum dalam satu rentang waktu.
Pengorganisasian ini termasuk pula mengatur beban belajar dalam struktur
kurikulum, muatan pembelajaran dan area belajar, pengaturan waktu belajar,
serta proses pembelajaran. Penyusunan struktur kurikulum merupakan hal
penting di dalam mengorganisasikan pembelajaran. Struktur kurikulum
adalah pola dan susunan muatan/materi pembelajaran yang harus ditempuh
23. 11
oleh anak pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dan
merupakan aplikasi dari konsep pengorganisasian konten dan beban belajar.
Dalam pengorganisasian KOM, pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua)
kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamiin. Selain itu,
satuan pendidikan dapat menyusun kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karenaitu,
satuan pendidikan perlu mengorganisasikan pembelajaran ke dalam bentuk
struktur kurikulum yang meliputi:
Intrakurikuler Berdasarkan regulasi yang mengatur struktur kurikulum
merdeka, kegiatan pembelajaran intrakurikuler
dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang
tertuang di dalam capaian pembelajaran.
Kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil
Pelajar Rahmatan lil Alamiin dirancang dalam bentuk
kokurikuler, atau dapat juga dirancang secara terpadu
dengan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam
belajar di bawah bimbingan dan pengawasan satuan RA,
sebagai wadah untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat kemampuan, kepribadian, kerjasama dan
kemandirian anak secara optimal.
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat
mencapai kemampuan yang tertuang di dalam Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam nomor 3211 tahun 2022 Tentang Capaian Pembelajaran PAI
dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka. Intisari kegiatan pembelajaran
intrakurikuler adalah bermain, yang bermakna sebagai perwujudan ‘Merdeka
Belajar, Merdeka Bermain’. Kegiatan intrakurikuler harus memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi anak. Kegiatan
bermain ini dirancang untuk memberi kesempatan anak agar dapat mencapai
kemampuan yang tertuang dalam capaian perkembangan yang diharapkan.
Kegiatan bermain perlu didukung dengan penggunaan sumber-sumber
belajar yang nyata dan terdapat di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar
yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan teknologi dan
kreasi atau inovasi.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bertujuan untuk
memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang tertuang dalam
KMA Nomor 347 tahun 2022 serta PPRA. Untuk pelaksanaan kegiatan di RA,
pemerintah menetapkan tema-tema utama yang dapat dikerucutkan
menjadi topik oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta
karakteristik anak. Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamiin
difokuskan pada moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui
kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran maupun pembiasaan
24. 12
Moderasi beragama di madrasah mengajarkan pada sikap toleransi,
menghargai perbedaan, cinta tanah air dan cinta damai yang dilaksanakan
dengan berbagai kegiatan. Pelaksanaannya menggunakan alokasi waktu
kegiatan di Raudhatul Athfal dengan ketentuan 1 sampai dengan 2 projek
profil dengan tema berbeda dalam satu tahun. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila dan 10
nilai Profil Pelajar Rahmatan lil Alamiin (PPRA) pada fase fondasi.
Pelaksanaan P5 dan PPRA melalui empat tema yang sudah ditentukan, tema-
tema tersebut yaitu: Aku Sayang Bumi, Aku Cinta Indonesia, Kita Semua
Bersaudara, Imajinasi dan Kreativitasku.
Pelaksanaan P5dan PPRA diRaudhatulAthfalselain direncanakandan
dilaksanakan pada pembelajaran kokurikuler, dapat juga dilakukan secara
terintegrasi dengan intrakurikuler atau ekstrakurikuler. Pada konteks RA,
pengorganisasian pembelajaran disarankan menggunakan pendekatan
tematik terintegrasi atau pendekatan secara integrasi dan disesuaikan
dengan pilihan anak sesuai situasi dan kebutuhan sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna.
Pendekatan tematik yaitu kegiatan belajar menghadirkan tema-tema
yang relevan dan kontekstual serta berkaitan dengan kehidupn nyata anak,
memadukan konsep-konsep dan berbagai disiplin ilmu, bersifat fleksibel dan
menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan. Pendekatan tematik yang
diterapkan satuan perlu dikaitkan dengan visi, misi yang dimiliki satuan dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirancang.
Pendekatan yang terintegrasi yaitu anak belajar suatu konsep secara
komprehensif dan kontekstual karena keterampilan, pengetahuan dan sikap
diintegrasikan untuk mencapai suatu penguasaan kompetensi tertentu.
Pendekatan ini memadukan beberapa disiplin ilmu untuk kemudian dikaitkan
dengan kehidupan anak sehari-hari sehingga dalam satu kegiatan dapat
memantik pencapaian pembelajaran yang beragam.
Alokasi waktu d usia 4 - 6 tahun sebaiknya tidak kurang dari 900
(sembilan ratus) menit per minggu. Usia 3 - 4 tahun sebaiknya tidak kurang
dari 360 (tiga ratus enam puluh) menit per minggu.
Pendekatan pembelajaran yang disarankan adalah pendekatan
bermain dengan memaknai bahwa bermain adalah belajar. Mengutamakan
penggunaan nilai-nilai lokal dalam pemilihan kegiatan. Agar bermakna,
menggunakan sumber belajar nyata dari lingkungan sekitar. Sumber belajar
yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan
teknologi dan buku bacaan anak.
Setiap satuan pendidikan menyusun pengorganisasian pembelajaran
secara kontekstual, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan alokasi waktu dalam satu semester minimal 17 minggu.
2) Melakukan pemetaan, stuktur (intrakurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler) serta jumlah JP setiap bulan dalam satu semester.
25. 13
Contoh Pendekatan Muatan Belajar Secara Integrasi Untuk RA
Pengorganisasian Pembelajaran RA AL -KAUTSAR
Sem Struktur Keterangan
Jumlah JP
Juli
Agust
us
Septe
mber
Oktobe
r
Nope
mber
Dese
mber
Sem
. I
Intra-
Kurikuler
Dipilih topik-
topik yang
sesuai
dengan
karakteristik
RA dan dekat
dengan anak
900
men
it x 2
Min
ggu
900
menit
x 2
Mingg
u
900
Menit x
4
Minggu
900
menit x
4
Minggu
900
menit
x 4
Mingg
u
900
menit
x 2
Ming
gu
Ko-
Kurikuler:
P5 dan
PPRA
Tema:
Dipilih dari 4
tema yang
telah
ditetapkan
pemerintah
Projek:
Dipilih topik
yang sesuai
dengan tema
yang dipilih
-
900
menit
x 2
Mingg
u
- -
-
Ekstra
Kurikuler
Menyesuaika
n Potensi RA
-
Langkah-langkah menyusun pengorganisasian pembelajaran dan
pengembangan topik dan tema dalam projek per semester untuk satuan
pendidikan:
a. Menyusun topik dan sub topik untuk pembelajaran intrakurikuler. Topik
adalah ide, gagasan, konsep, atau inspirasi yang hendak diperkenalkan,
dibangun, dan dieksplorasi bersama anak. Topik ditentukan oleh satuan
RA berdasarkan visi, misi, tujuan, dan analisis karakteristik.
b. Menentukan tema yang akan dipilih pada pembelajaran P5 dan PPRA
kemudian menentukan proyek yang akan dlakukan. Tema yang telah
ditetapkan dan dapat dipih maksimal dua tema satu tahun antara lain:
Aku Sayang Bumi, Aku Cinta Indonesia,Kita Semua Bersaudara,
Imajinasi Dan Kreativitasku.
c. Menentukan jumlah JP dalam setiap topik atau tema
d. Menentukan jumlah minggu dalam setiap bulan
e. Melakukan pemetaan struktur, topik dan jumlah JP.
Contoh Pengorganisasian Pembelajaran dan Pengembangan
26. 14
Topik/Tema Dalam Projek Per Semester
SEMESTER 1
No Bulan Struktur Topik Jumlah Jp
1 Juli Intrakulikuler Topik : Sekolahku
menyenangkan
Sub Topik :
1. Teman baruku
2. Peralatan
sekolahku
Jumlah Minggu = 2
Minggu
Jumlah JP = 2 x 900
Menit
Kokurikuler :
P5-PPRA
- -
Ekstrakulikulker - -
2 Agustus Intrakulikuler Topik :
Kotaku yang indah
Sub Topik :
1. Tempat wisata di
kotaku
2. Baju daerah kotaku
Jumlah Minggu = 2
Minggu
Jumlah JP = 2 x 900
Menit
Kokurikuler : P5-
PPRA
Tema: Aku Cinta
Indonesia
Projek :
1. Gebyar kemerdekaan
2. Permainan
Tradisional
Jumlah Minggu = 2
Minggu
Jumlah JP = 2 x 900
Menit
Ekstrakulikulker -
3 September
Intrakulikuler
Topik : Binatang
Ciptaan Allah
Sub Topik :
1. Ayam Binatang
peliharaan
2. Kucing Binatang
kesukaaanku
3. Ikan makanan
menyehatkan
4. Ular bintang yang
berbahaya
Jumlah Minggu = 4
Minggu
Jumlah JP = 4 x 900
Menit
Kokurikuler : P5-
PPRA
- -
Ekstrakulikulker - -
4 Oktober
Intrakulikuler
Topik : Makanan dan
minuman yang halal
Subtopik :
1. Kue Kesukaanku
Jumlah Minggu = 4
Minggu
Jumlah JP = 4 x 900
Menit
27. 15
2. Susu minuman yang
Menyehatkan
3. Sayur Sop
Kesukaanku
4. Tempe goreng
bautan ibuku
Kokurikuler : P5-
PPRA
- -
Ekstrakulikulker - -
5 November Intrakulikuler Topik: Belajar
menyenangkan dengan
Gadget
Subtopik:
1. Handphone
membuatku mudah
berkomunikasi
2. Laptop
membantuku
belajar
3. Tablet
memudahkan aku
menonton hal yang
menarik
4. Headset
memudahkan untuk
mendengar
Jumlah Minggu = 4
Minggu
Jumlah JP = 4 x 900
Menit
Kokurikuler: P5-
PPRA
- -
Ekstrakulikulker - -
6 Desember Intrakulikuler Topik: Pekerjaan yang
aku inginkan
Subtopik:
1. Aku ingin menjadi
youtober
2. Aku Pengusaha
Hebat
Jumlah Minggu = 2
Minggu
Jumlah JP = 2 x 900
Menit
Kokurikuler: P5-
PPRA
- -
Ekstrakulikulker - -
4. Perencanaan Pembelajaran
28. 16
Ruang lingkup perencanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
meliputi:
a. Ruang lingkup satuan pendidikan
Penyusunan perencanaan dalam ruang lingkup satuan pendidikan
berupa perumusan dan penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP) Serta Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP) yang berfungsi mengarahkan satuan pendidikan
dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran
secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara
sistematis, konsisten, dan terukur.
Pada awal tahun, madrasah dapat melakukan identifikasi untuk
menemukenali keberagaman anak dan melakukan asesmen fungsional untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan potensi, masalah, hambatan,
dan kondisi perkembangan anak secara menyeluruh sehingga satuan
pendidikan dapat mengetahui adanya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan
memberikan dukungan yang sesuai kebutuhan.
b. Ruang lingkup kelas
Perencanaan dalam ruang lingkup kelas berupa penyusunan modul
ajar atau rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk dokumen rencana
pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan
dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar
yang disediakan pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana
kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian
Lampiran.
5. Pendampingan dan Pengembangan Profesional di Satuan
Pendampingan dan pengembangan profesional ditekankan pada prinsip
reflektif dan pengembangan diri bagi pendidik, serta menggunakan alat
penilaian yang jelas dan terukur. Kepala satuan pendidikan merancang dan
melakukan proses pendampingan dan pengembangan profesional sesuai
kebutuhan sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan dan evaluasi dengan
melibatkan pengawas.Kepalasatuan RA dan pengawasdapat memainkanperan
dalam berbagai contoh pendampingan dan pengembangan profesional yang
bisa dilakukan di satuan pendidikan, seperti:
a. Coaching: proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali
pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.
b. Mentoring: proses pendampingan dengan berbagi
pengalaman/pengetahuan untuk mengatasi suatu kendala
c. Pelatihan: proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal
atau eksternal (menyesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan).
Prinsip-prinsip pendampingan dan pengembangan profesional
29. 17
a. Pendampingan dan pengembangan profesional sebagai aktivitas yang
dilakukan berdasarkan hasil kegiatan evaluasi.
b. Menetapkan ruang lingkup pendampingan dan pengembangan profesional.
Menentukan area yang perlu diperbaiki apakah dari perencanaan program
atau pelaksana program.
c. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara terencana
dan strategis untuk mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu tertentu, dan
orang yang tepat untuk melakukan aktivitas pembinaan tersebut.
d. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap
dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan
pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.
e. Pendampingan dan pengembangan profesional adalah sebuah proses
kolaboratif dalam satuan pendidikan antara pendamping dan pendidik, demi
tercapainya tujuan bersama.
D. Evaluasi KOM
Evaluasi KOM bertujuan untuk mengukur keberhasilan kepala madrasah dan
pendidik dalam menjalankan seluruh program pendidikan yang direncanakan dengan
tujuan untuk memahamiapakah visi, misi dan tujuan satuan pendidikan telah tercapai.
Sasaran langsung evaluasi KOM adalah kepala satuan pendidikan dan pendidik, di
mana anak menjadi sasaran tidak langsung. Proses ini dikelola oleh para kepala satuan
pendidikan dan/atau pendidik yang dianggap sudah mampu untuk melakukan peran
ini. Evaluasi KOM dilaksanakan secara mandiri dan bertahap sesuai dengan konteks,
kebutuhan, dan kemampuan madrasah.
Evaluasi pembelajaran menjadi salah satu bagian penting dari evaluasi
kurikulum operasional madrasah. Prinsip-prinsip dalam melakukan evaluasi adalah
sebagai berikut.
a. Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan
b. Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan
peninjauan.
c. Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan
data/informasi yang diinginkan.
d. Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan
pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program.
e. Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.
Kapan evaluasi kurikulum operasional madrasah bisa dilakukan?
a. Per Hari
Pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana
proses belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana anak
merespon proses kegiatan belajar.
b. Per Unit Belajar
30. 18
Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim, pendidik
bisa mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan
perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar.
c. Per Semester
Setelah satu semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat kontinum
pencapaian.
d. Per Tahun.
Evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun dapat
dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek.
Hal apa saja yang bisa menjadi sumber informasi dalam meninjau ulang
pembelajaran dan kurikulum operasional?
a. Hasil asesmen anak per unit.
b. Artefak anak: projek anak, portofolio anak, pameran karya, pertunjukan dan
sebagainya.
c. Survei lulusan
d. Refleksi proses belajar oleh pendidik
e. Observasi kepala madrasah
f. Rapor Satuan pendidikan
Beberapa contoh cara mengumpulkan informasi, yaitu:
a. Observasi dan refleksi mandiri.
Melakukan asesmen berupa observasi dan refleksi mandiri secara individual
terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, capaian
pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin).
b. Focus Group Discussion (FGD)
Merupakan diskusi terpumpun yang dilakukan secara kelompok untuk melihat
hubungan antardata yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil belajar anak, dan
refleksi alam self-study, untuk menganalisis masalah dan menarik kesimpulan,
serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan.
c. Kuesioner anak.
Mengumpulkan persepsi anak terhadap proses belajar, kualitas sarana
prasarana, materi/bahan ajar, serta bagaimana anak memaknai hasil belajarnya.
d. Kuesioner orang tua. Mengumpulkan persepsi orang tua terhadap perkembangan
belajar anak.
Mengapa kurikulum operasional madrasah perlu ditinjau ulang?
a. Meningkatkan hasil belajar anak, keterlibatan, dan kepuasan belajar.
b. Menunjukkan kekuatan dan tantangan pelaksanaan program belajar sebagai
implementasi kurikulum operasional.
c. Mengevaluasi perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan.
d. Mengidentifikasi program belajar yang perlu diperbaiki.
e. Mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di satuan RA.
Apa yang dapat ditinjau kembali?
a. Alur pembelajaran, mutu, dan relevansi hasil belajar dan prosesnya untuk
menentukan tujuan pembelajaran berikutnya.
31. 19
b. Kompetensi utuh anak yang memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan dituju (mengacu kepada Profil Pelajar Pancasila dan PPRA), dengan
mempertimbangkan aspek penting di setiapcapaian pembelajaran, P5dan PPRA.
c. Asesmen pembelajaran.
d. Sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, dan kesesuaian dengan
tahapan perkembangan anak.
e. Persepsi anak dalam menjalani proses belajar.
f. Peningkatan kompetensi dan pengelolaan kinerja pendidik dan tenaga
kependidikan agar mereka dapat bekerja dengan efektif.
g. Proses dan program yang dianggap paling berhasil serta indikator
keberhasilannya.
h. Proses dan program apa yang masih perlu dan paling penting untuk
dikembangkan.
Bagaimana cara melakukannya?
a. Kolaboratif: melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peserta
didik.
b. Reflektif: melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur,
dan berdasarkan bukti.
c. Berdasarkan data: membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan
dari berbagai sumber dan yang ditelaah secara seksama.
d. Berpusat pada peserta didik: mengedepankan kepentingan peserta didik dalam
mengambil kesimpulan maupun keputusan.
e. Fokus pada perbaikan dan pengembangan kualitas pembelajaran peserta didik
Siapa yang terlibat dalam evaluasi kurikulum operasional di satuan pendidikan?
a. Kepala madrasah
b. Wakil kepala Bidang Kurikulum (bila ada)
c. Pendidik
d. Tenaga kependidikan
e. Peserta didik
f. Orang tua peserta didik
g. Pengawas
h. Pakar
a. Pilihan Satuan Pendidikan dalam Melakukan Evaluasi
Evaluasi Kurikulum Operasional Madrasah dilaksanakan mandiri dan
bertahap sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan kemampuan. Satuan pendidikan
diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan pilihan yang
tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum operasional. Satuan
pendidikan dapat melakukan evaluasi dengan berbagai pilihan. Pilihan-pilihan ini
bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan pelaksanaan
kurikulum operasional dapat dilakukan sesuai dengan kesiapan dan kondisi masing-
masing satuan pendidikan. Beberapa pilihan tersebut antara lain:
1. Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar
peserta didik selama pembelajaran intrakurikuler dan P5 dan PPRA peserta
32. 20
didik, dengan memperhatikan: Capaian Pembelajaran; Profil Pelajar Pancasila;
hasil asesmen pembelajaran;
2. Satuan pendidikan melakukan evaluasi dengan memperhatikan perspektif
peserta didik. Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil
perkembangan belajar peserta didik selama pembelajaran intrakurikuler, P5
dan PPRA, dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan: Capaian
Pembelajaran; Profil Pelajar Pancasila dan PPRA; hasil asesmen pembelajaran;
kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar; dan umpan balik
dari anak mengenai pengalaman belajarnya.
3. Melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil perkembangan belajar peserta
didik selama pembelajaran intrakurikuler, P5 dan PPRA, serta ekstrakurikuler
peserta didik, dengan memperhatikan: Capaian Pembelajaran; Profil Pelajar
Pancasila dan PPRA, hasil asesmen pembelajaran, kualitas pengajaran
pendidik dan penggunaan perangkat ajar; keselarasan dengan visi, misi, tujuan
dan kekhasan satuan pendidikan. Evaluasi ini mempertimbangkan sudut
pandang peserta didik dan orang tua.
b. Strategi untuk Evaluasi Kurikulum Operasional
Evaluasi kurikulum operasional madrasah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
1. Adakan pertemuan dengan orang tua, warga madrasah untuk mendapatkan
gambaran mengenai pandangan mereka terhadap evaluasi kurikulum; apa yang
dipahami, bagaimana perasaan dan pendapatnya mengenai evaluasi madrasah.
2. Arahkan diskusi pada pembahasan mengenai lingkup evaluasi kurikulum;
tunjukkan sampel yang akan digunakan atau dokumen evaluasi yang akan
digunakan.
3. Amati jalannya program secara seksama untuk mendapatkan informasi nyata
mengenai implementasinya dan mengingatkan semua pihak terhadap tujuan
program.
4. Pahami tujuan program dan kekhawatiran yang dimiliki pihak-pihak yang
terlibat mengenai program dan evaluasi; cari tahu apakah terdapat perbedaan
antara tujuan yang tertulis dan tujuan yang disampaikan oleh pihak-pihak yang
menjalankan.
5. Identifikasi hal-hal yang menjadi akar permasalahan. Untuk setiap
permasalahan perlu didesain proses evaluasi, dan mencari data yang spesifik.
6. Tentukan cara untuk mencari data; melalui observasi, penilaian, wawancara,
diskusi terpumpun ataupun melalui rapor pendidikan.
7. Jalankan prosedur pencarian dan pengumpulan data.
8. Kelompokkan dan mengatur informasi dalam tema-tema dan menyiakan potret
implementasinya. Potret ini bisa dalam bentuk video, artefak, kasus atau
bentuk-bentuk lain.
9. Tentukan pihak yang akan diberi laporan dan pilih format yang sesuai.
c. Tindak lanjut hasil pendampingan, evaluasi dan pengembangan profesional:
1. Menjadi masukan dalam melakukan analisis konteks karakteristik satuan
pendidikan
33. 21
2. Hasil evaluasi dapat merubah visi, misi dan tujuan madrasah
3. Evalusi KOM menjadi dasar dalam menentukan pengorganisasian
pembelajaran
Modul kegiatan belajar tentang penyusunan kurikulum oprasional madrasah
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Setiap madrasah wajib mengembangkan kurikulum operasionalnya masing-
masing termasuk Raudatul Athfal (RA).
2. Madrasah saat menyusun Kurikulum Oprasional Madrasah harus mengacu pada
Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah
dan Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah (KOM).
3. Prinsip Penyusunan KOM yaitu: Berpusat pada anak, Kontekstual, Esensial,
Akuntabel, Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, dan Pemerataan dan
peningkatan mutu
4. Komponen KOM terdiri dari: karakteristik; Visi, misi, dan tujuan; Pengorganisasian
pembelajaran; Perencanaan pembelajaran; Pendampingan dan pengembangan
profesional di satuan pendidikan
1. Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah
2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang
Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum
Merdeka pada Madrasah
3. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah, Kementerian Agama
RI, 2022
4. Panduan Pengembangan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Raudahatul
Athfal, Kementerian Agama RI, 2022
1. Analisis Karakteristik yang telah ditentukan
F. Rangkuman
G. Materi Pendukung
H. Lembar Kerja (LK) Template ini bukanlah harga mati yang tidak
bisa diubah. Para dosen dapat
mengembangkan atau merubah template
lembar kerja, untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran secara maksimal.
34. 22
2. Lakukan analisis terhadap keselarasan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
ditempat Bapak/Ibu bekerja.
3. Susun pengorganisasian pembelajaran untuk satu semester.
LK-1a: Analisis Kurikulum Operasional Madrasah (KOM)
No. Komponen KOM Uraian
1. Karakteristik Kekuatan:
…
(Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki
satuan pendidikan? Apa yang membuat satuan
pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan
lainnya?)
Kelemahan:
…
(Apa yang belum berjalan dengan baik? Apa saja
kebutuhan anak, pendidik, dan tenaga
kependidikan yang belum terpenuhi di satuan
pendidikan?)
Peluang:
…
(Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki
satuan pendidikan? Apa yang membuat satuan
pendidikan lebih baik dari satuan pendidikan
lainnya?)
Ancaman:
…
(Hambatan apa yang sedang dihadapi
sekarang? Adakah perubahan peraturan
pemerintah yang akan berdampak bagi
perkembangan satuan pendidikan?)
2. Keselarasan
a. Visi …
(rumusan visi satuan pendidikan)
b. Misi …
(rumusan misi satuan pendidikan)
35. 23
c. Tujuan …
(rumusan tujuan satuan pendidikan)
3. Analisis Kondisi Lingkungan
pada satuan pendidikan
dalam menyusun KOM
….
(tuliskan kondisi lingkungan pada satuan
pendidikan dalam menyusun KOM)
----------------------
Nama Mahasiswa
LK-1b: Pengorganisasian Pembelajaran (satu semester)
Sem Struktur Keterangan
Jumlah JP
Juli Agt Sept Okt Nop Des
Intra-
Kurikuler
…
Ko-
Kurikuler:
P5 dan
PPRA
…
Ekstra
Kurikuler
…
----------------------
Nama Mahasiswa
1. Keputusan Menteri Agama Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah
2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022 tentang
Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum
Merdeka pada Madrasah
3. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Madrasah, Kementerian Agama
RI, 2022
4. Panduan Pengembangan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Raudahatul
Athfal, Kementerian Agama RI, 2022
I. Referensi
37. 25
Kegiatan Belajar (KB): 2
Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar, dan Kurikulum Merdeka
Kurikulum merupakan instrumen penting untuk keberlanjutan proses
pendidikan, karena kurikulum merupakan pijakan mendasar sebelum proses
pembelajaran. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dan petunjuk jalan yang jelas
dan terukur pada proses pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 19 menegaskan mengenai makna kurikulum
sebagai seperangkat rencana serta pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran.
Kurikulum juga dijadikan dasar dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
baik melalui kegiatan intra kurikuler, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler sebagai satu-
kesatuan program pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Pengimplementasian kurikulum telah mengalami berbagai perubahan dan
penyempurnaan yaitu tahun 1947, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1973, tahun 1975,
tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997 (revisi kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum
Berbasis Kompetensi), dan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan),
dan pada tahun 2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional
mengganti kembali menjadi kurikulum 2013 (Kurtilas) dan pada tahun 2018 terjadi
revisi menjadi Kurtilas Revisi kemudian sekarang adalah kurikulum merdeka
(Kurmer). Perubahan kurikulum di Indonesia dilakukan untuk memenuhi tantangan
zaman sehingga kurikulum pendidikan hadir sebagai jawaban atas tantangan
zaman tersebut.
Kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum baru dengan model
pembelajaran intrakurikuler yang bervariasi. Sesuai dengan sebutannya, konsep
yang dimiliki oleh kurikulum ini, pendidik diberikan kebebasan untuk memilih
perangkat bahan ajar, agar pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
minat dan bakat peserta didik. Gagasan Nadiem Makarim sebagai menteri
Pendidikan dan Kebudayaan mencetuskan adanya Pelajaran Paradigma Baru yang
perlu diterapkan dengan tujuan mengatasi krisis pembelajaran, dari hal itu
diharapkan pembelajaran dapat efektif, sehingga tujuan dapat dicapai dengan
maksimal
Kurikulum merdeka belajar merupakan salah satu konsep kurikulum yang
menuntut kemandirian bagi peserta didik. Kemandirian dalam artian bahwa setiap
peserta didik diberikan kebebasan dalam mengakses ilmu yang diperoleh dari
pendidikan formal maupun non formal. Dalam kurikulum ini tidak membatasi
konsep pembelajaran yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan juga
menuntut kekreatifitasan terhadap guru maupun peserta didik.
A. Pengantar
B. Capaian Pembelajaran
38. 26
Capaian pembelajaran pada kegiatan pembelajaran (KB) satu yaitu memahami
konsep dan implementasi kurikulum merdeka dan menganalisis capaian
pembelajaran kurikulum merdeka belajar, komponen capaian pembelajaran,
menganalisis elemen dan konten atau materi esensial, dan menganalisis keluasan
dan kedalaman materi
1. Memahami implementasi kurikulum merdeka di sekolah dan madrasah
2. Menganalisiscapaian pembelajaran dalamsetiapfasepada kurikulum merdeka
3. Menganalisis komponen capaian pembelajaran
4. Menganalisis materi esensial dalam setiap elemen mata pelajaran
5. Menganalisis keluasan dan kedalalaman materi pada setiap fase dan elemen
Pembelajaran ini menggunakan model discovery learning yaitu kegiatan
belajar yang berfokus pada pencarian dan penemuan melalui berfikir secara
sistematis. Dosen bersama dengan mahasiswa melakukan analisis kritis terhadap
materi capaian pembelajaran dengan merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam nomor 3211 tahun 2022 dan merujuk pada Keputusan Kepala
Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 033/H/Kr/2022 Tentang Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka.
Dosen membimbing mahasiswa untuk menganalisis komponen capaian
pembelajaran kemudian menemukan materi esensial pada setiap elemen untuk
setiap fase dan membandingkannya. Mahasiswa melakukan komunikasi pada
dosen pengampu dan bekerjasama dengan kelompok kelasnya untuk mengambil
tema yang akan diperdalam dalam kegiatan tugas lanjutan KB2. Berikut ini
disajikan aktivitas pembelajaran pada KB2.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Aktivitas Pembelajaran
39. 27
Tabel 2: Aktivitas Pembelajaran KB 2
Hari
ke-…
Waktu
Aktivitas
Formulir
Mahasiswa Dosen/Guru Pamong
2 06.00-08.00 Membaca modul,
memperbaiki tugas, dan
Mengunggah tugas
- -
08.00-10.00 Pertemuan Zoom/GM/VC
KB 2
Pertemuan Zoom/GM/VC
1. Berdiskusi teknik menyusun
Capaian Pembelajaran (CP)
2. Memfasilitasi diskusi
3. Memberi Tugas mengacu
LK-2
LK-2
LK-2
10.00-12.00 1. Membaca Modul KB2
2. Menyusun CP
3. Menganalisis CP (LK-2)
4. Mengerjakan tugas
mengacu LK-2
1. Memantau hasil diskusi dan
penysunan LK-2
2. Memberi tugas
LK-2
LK-2
12.00-15.00 1. Mengerjakan Tugas LK-2
2. Berkonsultasi kepada
dosen
1. Memantau mahasiswa
dalam mengerjakan tugas
2. Merespon konsultasi dan
diskusi
15.00-17.00 Mengunggah tugas LK-2 Memantau unggahan tugas
mahasiswa
-
20.00-22.00 Belajar Mandiri
1. Memperdalam
pemahaman dalam
belajar
2. menyiapkan
pembelajaran materi
berikutnya
1. Menilai tugas mahasiswa
2. Memberikan catatan yang
akan diperbaiki mahasiswa
di hari ke-5 (Review)
1. Kurikulum merdeka belajar
Konsep Kurikulum Merdeka ini senafas dengan cita-cita Ki Hajar
Dewantara yaitu sistem pembelajaran yang bebas sehingga peserta didik dapat
belajar secara mandiri dan kreatif, serta peserta didik menjadi terdorong untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan pada akhirnya tercipta karakter yang merdeka
(Ardianti & Amalia, 2022:400).
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran berbasis
proyek yang bertujuan mengembangkan soft skill serta karakter peserta didik
sesuai dengan 6 profil pelajar Pancasila yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan
E. Uraian Materi
40. 28
global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Adapun di
Kemenag dikembangkan profil pelajar rahmatallilalamin yaitu: ta’adud, qudwah,
muwathonah, tawassut, tawazun, I’tidal, musawah, syuro, tasamuh dan tatawwur
wa ibkar. Istilah yang kita kenal adalah P5 dan PPRA
Kurikulum merdeka dapat membantu guru memilih perangkat ajar
menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum merdeka
terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila da
PPRA, dan ekstrakurikuler, atau dalam istilah emery disebut dengan the
Academic Curriculum and the Citizenship Curriculum (Emery et al., 2004).
The citizenship curriculum atau kurikulum kebangsan harus
diimplementasikan dalam proses pembelajaran di sekolah apakah dalam bentuk
muatan lokal maupun internalisasi nilai-nilai kebangsaan ke dalam mata pelajaran
lainnya. Hal ini juga ditegaskan dalam Surat Keputusan Kemendikbud No 56
tahun 2022 bahwa satuan pendidikan dapat menambahkan muatan lokal yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik daerah.
Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan tambahan sesuai
karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan sebagai
berikut: 1) mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain; 2) mengintegrasikan
ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau 3)
mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri (Kebudayaan, 2022).
Dalam proses pembelajaran kurikulum merdeka belajar penuh dengan
kreatifitas dan keaktifan berpikir dan berkarya. Menurut Mulyasa (2022: 31-32),
Merdeka Belajar dapat dimaknai sebagai situasi belajar yang aktif dan
menyenangkan, sehingga peserta didik bisa bebas memilih belajar dari berbagai
sumber dan bebas dari tekanan. Tujuan Merdeka Belajar adalah agar para guru,
peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. Kurikulum ini
menitik beratkan pada peningkatan karakter, kompetensi kreatif-inovatif yang
melibatkan peserta didik, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Azmi &
Iswanto (2021: 162) juga menyampaikan, Merdeka Belajar mempunyai ciri critical,
creative, innovative, transformative, relevant, effective, and efficient dalam
proses pembelajaran.
Salah satu titik tekan kurikulum merdeka adalah pembelajaran di kelas
mengedepankan pada pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk
mengembangkan soft skill dan karakter siswa sesuai profil pelajar pancasila.
Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam prosesnya berpegang pada
karakteristik berikut:
a. Fokus kepada materi esensial sehingga ada waktu untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar antara lain: literasi dan numerasi
b. Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai
kemampuan peserta didik
c. penyelenggaraan pembelajaran yang inklusif.
Adapun untuk pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka
merupakan siklus dari tiga tahap yaitu: asesmen diagnostic, perencanaan,
pembelajaran dan asesmen
41. 29
Gambar 1: Siklus Pembelajaran Kurikulum Merdeka
2. Prinsip Pembelajaran Merdeka Belajar
Pembelajaran pada kurikulum merdeka bukan menghadirkan konsep dan
prinsip pembelajaran yang sepenuhnya baru, namun lebih pada upaya untuk
memastikan terciptanya praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang khas, cara belajar dan kecepatan
belajar berbeda yang itu harus difasilitasi supaya dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.
Pembelajaran merupakan satu siklus yang bergerak, berawal dari
pemetaan kompetensi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta
pelaksanaan asesmen yang hasilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki
pembelajaran agar dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Pada kurikulum merdeka, pendidik memiliki keleluasaan untuk
merumuskan tujuan pembelajaran serta rancangan pembelajaran dan asesmen
yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses
pembelajaran akan menjadi proses pembelajaran yang terbuka dan dinamis.
Dengan begitu diharapkan peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan
inisiatif, mempunyai suara dan kepemilikan terhadap proses pembelajaran serta
memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik, baik kepada diri sendiri,
peserta didik lainnya serta kepada pendidik
3. Pengorganisasian pembelajaran
Madrasah Menyusun pengoraganisasian pembelajaran menjadi 3 yaitu
a. Intrakuriuler
42. 30
Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya
jika ada (mulok), penetapan konsentrasi dan Praktik Kerja Lapangan untuk
MAK, Program Kebutuhan Khusus dan Pasca Madrasah untuk madrasah yang
memiliki PDBK
b. Kokurikuler Projek penguatan profil pelajar
Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila dan Profil pelajar Rahmatan lil
Alamin dirancang dalam bentuk kokurikuler atau dapat juga dirancang secara
terpadu dengan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
c. Ekstrakurikuler,
Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan
pengawasan madrasah.
4. Pendekatan dalam Pengorganisasian Pembelajaran
Terdapat empat (4) pendekatan yang dapat digunakan oleh satuan
pendidikan dalam mengorganisasikan muatan pembelajaran yang perlu
disesuaikan dengan kondisi dan tujuan masing-masing satuan pendidikan.
Pengorganisasian pembelajaran kurikulum merdekadengan 4 pendekatan
pembelajaran yaitu
a. Pendekatan Mata pelajaran
1) Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dan mapel
lainnya.
2) Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam
tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.
b. Pendekatan Tematik
1) Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-
kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
2) Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
3) SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan
pendekatan mata pelajaran atau tematik.
c. Pendekatan Pendekatan secara Terintegrasi
1) Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan
secara kolaboratif (team teaching).
2) Pendidik berkolaborasi untuk merencanakan dan melaksanakan asesmen
dan pembelajaran secara terpadu.
3) Sebagai contoh mengajarkan muatan fikih dengan teknologi Informasi (di
MAK), atau mengajarkan Quran Hadis dengan Pendidikan Pancasila Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA )atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara
terintegrasi.
a. Pendekatan Pendekatan secara bergantian dalam blok waktu terpisah
1) Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai
macam pengelompokkan.
43. 31
2) Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPA akan
diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam semester 1.
3) Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu
Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah.
5. Capaian pembelajaran
a. Definisi Konsep dan Operasional
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yangharusdicapaipeserta didik pada setiapfaseperkembangan dalamsatuan
pendidikan seperti sekolah dan madrasah. Capaian Pembelajaran mencakup
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi.
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang cukup
untuk mencapai tujuan tersebut (fase), setiap fase lamanya 1-3 tahun. Berikut
ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran
dalam perencanaan pembelajaran.
1) Bersifat lebih fleksibel, yaitu pembelajaran dapat diatur lebih pendek atau
lebih Panjang
2) Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar
seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas
menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian,
ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III MI, namun belajar materi
pelajaran untuk fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II)karena iabelum
tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan
kelas yang disampaikan dalam bab tentang mekanisme kenaikan kelasdan
kelulusan.
3) Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase
biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII,
dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas
VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan
informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta
didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas
IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan
berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat
merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
CP merupakan kompetensi yang ingin dicapai dan ditulis dalam
bentuk paragraf yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Dengan dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang
dipelajari peserta didik menjadi suatu rangkaian yang berkaitan. Sementara
itu, untuk pencapaian karakter dan keterampilan hidup lainnya dinyatakan
dalam Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin yang
merupakan kekhasan madrasah untuk memperkuat penanaman nilai
44. 32
moderasi beragama sebagai hal yang tidak terpisah dari Profil Pelajar
Pancasila.
CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar
Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan
“Understanding by Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe.
Dalam kerangka teori ini “memahami” merupakan kemampuan yang
dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan
mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan
berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian pemahaman bukanlah
suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir tingkat rendah
CP juga dapat merujuk pada pada Taksonomi Bloom, pemahaman
dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Konteks
Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran
dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak
dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk
menurunkan/menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret.
Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk
memandu guru dalam memahami CP, antara lain:
1) Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di
capaian pembelajaran akhir fase?
2) Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
3) Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami? Apakah capaian yang
ditargetkan sudah biasa saya ajarkan?
Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang
diajarkan, memahami CP juga dapat memantik ide-ide pengembangan
rancangan pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk
memantik ide:
1) Bagaimana capaian dalam fase ini akan dicapai peserta didik?
2) Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam?
3. Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?
3) Bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah mencapai CP di
akhir fase ini?
Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri
atas satu fase, yaitu Fase Pondasi. Capaian Pembelajaran untuk pendidikan
dasar dan menengah terdiri dari 6 fase, yaitu fase A hingga fase F, yang
meliputi seluruh mata pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A,
Paket B, dan Paket C), sesuai dengan pembagian berikut: Fase dan
Jenjang/Kelas
1) Fase A: Kelas 1-2 SD/MI/SDLB/Paket A
2) Fase B: Kelas 3-4 SD/MI/SDLB/Paket A
45. 33
3) Fase C: Kelas 5-6 SD/MI/SDLB/Paket A
4) Fase D: Kelas 7-9 SMP/MTs/SMPLB/Paket B
5) Fase E: Kelas 10 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
6) Fase F: Kelas 11-12 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual
dapat menggunakan CP Pendidikan Khusus. Sementara itu, peserta didik
berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP
umum dengan menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.
b. Komponen Capaian Pembelajaran
1) Rasionalitas Mata Pelajaran, yaitu berkaitan dengan alasan mempelajari
mapel tersebut, dan keterkaitan antara Mapel dengan salah satu (atau
lebih) Profil Pelajar Pancasila
2) Tujuan Mata Pelajaran, yaitu kemampuan yang perlu dicapai peserta didik
setelah mempelajari mata pelajaran tersebut
3) Karakteristik Mata Pelajaran, yaitu Deskripsi umum tentang apa yang
dipelajari dalam mata pelajaran dan elemen-elemen (strands) atau domain
mata pelajaran serta deskripsinya
4) Capaian dalam Setiap Fase Secara Keseluruhan, yaitu kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Dibuat
dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf yang utuh.
5) Capaian dalam Setiap Fase menurut elemen yaitu Dibuat dalam bentuk
matriks dan setiap elemen dipetakan menurut perkembangan peserta
didik
c. Elemen dan Materi Esensial
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada
mata pelajaran tersebut. Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian
per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman
yang dituju. Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda
dengan mata pelajaran lainnya, hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik
pada masing-masing mata pelajaran.
Contoh 1: Elemen Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti
Pada materi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Peketi,
terdapat 5 elemen yaitu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup
elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4)
Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam.
46. 34
No. Elemen Deskripsi
1 Al-Qur’an dan
Hadis
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
menekankan kemampuan baca dan tulis Al-
Qur’an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga
mengantar peserta didik dalam memahami
makna secara tekstual dan kontekstual serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan
tinggi kepada Al-Qur’an dan Hadis Nabi sebagai
pedoman hidup utama seorang muslim.
2 Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan
mengantarkan peserta didik dalam mengenal
Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi
dan Rasul, serta memahami konsep tentang hari
akhir serta qadā’ dan qadar. Keimanan inilah yang
kemudian menjadi landasan dalam melakukan
amal saleh, berakhlak mulia dan taat hukum
3 Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu
dan keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota
yang mewarnai keseluruhan elemen dalam
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu
akhlak mengantarkan peserta didik dalam
memahami pentingnya akhlak mulia pribadi dan
akhlak sosial, dan dalam membedakan antara
perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela
(mażmūmah). Dengan memahami perbedaan ini,
peserta didik bisa menyadari pentingnya
menjauhkan diri dari perilaku tercela dan
mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi
maupun sosialnya. Peserta didik juga akan
memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin
(tahżīb) dan upaya sungguh sungguh dalam
mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak,
peserta didik menyadari bahwa landasan dari
perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri,
sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta
(maḥabbah). Pendidikan Akhlak juga
mengarahkan mereka untuk menghormati dan
menghargai sesama manusia sehingga tidak ada
kebencian atau prasangka buruk atas perbedaan
agama atau ras yang ada. Elemen akhlak ini harus
menjadi mahkota yang masuk pada semua topik
47. 35
No. Elemen Deskripsi
bahasan pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasi
keseluruhan konten dan menjadi buah dari
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti
4 Fikih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih
merupakan aturan hukun yang berkaitan dengan
perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang
mencakup ritual atau hubungan dengan Allah
Swt. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang
berhubungan dengan sesama manusia
(mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai
pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan
ketentuan hukum dalam Islam serta
implementasinya dalam ibadah dan mu‘āmalah
5 Sejarah
Peradaban
Islam
Menguraikan catatan perkembangan perjalanan
hidup manusia dalam membangun peradaban
dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah
Peradaban Islam (SPI) menekankan pada
kemampuan mengambil hikmah dari sejarah
masalalu, menganalisapelbagaimacam peristiwa
dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah
dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan
refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta
didik mempunyai pijakan historis dalam
menghadapi permasalahan dan menghindari dari
terulangnya kesalahan untuk masa sekarang
maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi
keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi inspirasi
generasi penerus bangsa dalam menyikap dan
menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka
membangun peradaban di zamannya.
Contoh 2: Elemen Mata Pelajaran Al-Quran Hadis di Madrasah
Pada mata pelajaran Quran-Hadis, terdapat 5 elemen yaitu (1) Ilmu
Tajwid, (2) Ilmu Al-Quran, (3) Ilmu Hadis, (4) Al-Quran, dan (5) Hadis.
48. 36
No Elemen Deskripsi
1 Ilmu Tajwid Ilmu membaca Al-Quran meliputi ketentuan
membaca dan melafalkan ayat-ayat Al-Quran
dengan baik dan benar
2 Ilmu Al-Quran Ilmu yang mengkaji tentang hal ihwal Al-Quran
terkait dengan aspek dan turunnya, transmisinya,
lafaz dan maknanya, yang berhubungan dengan
hukum serta lainnya
3 Ilmu hadits Ilmu yang mempelajari dasar dan kaidah untuk
mengetahui hal ikhwal tentang asbabul wurud,
sanad, matan dan rawi hadis dari aspek diterima
atau ditolaknya hadist
4 Al-Quran Kemampuan membaca, menterjemahkan,
menghafal, memahami makna secara tektual dan
kontektual, menganalisis ayat-ayat Al-Quran
tentang tema-tema tertentu dalam kehidupan
dan menyajikannya secara lisan atau tertulis,
serta membiasakan diri terlaksananya tilawah,
tadabur dan berusaha mengamalkannya dalam
kehidupan keseharian
5 Hadits Kemampuan menghafal menerjemahkan,
memahami makna secara tektual dan kontektual,
menganalisis, dan menyajikannya secara lisan
atau tertulis, hadis-hadis tentang tema-tema
tertentu dalam kehidupan, dengan membiasakan
diri mengamalkan kandungannya dalam
kehidupan keseharian
Contoh 3: Elemen Matapelajaran Bahasa Arab
Elemen Deskripsi
Kemahiran Menyimak Menyimak adalah kemampuan memahami,
mengidentifikasi dan menginterpretasi
fakta, ide pokok, urutan peristiwa, makna
tersurat dan tersirat, nilai, fakta dan opini,
solusi, manfaat, membaca tabel, membuat
pertanyaan, dan menyimpulkan isi teks
yang diperdengarkan
Kemahiran Berbicara Berbicara adalah kemampuan
menyampaikan pesan singkat, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
mengkomunikasikan informasi pada topik-
topik tertentu, menyajikan pendapat
49. 37
dengan tepat, fasih, terampil, efisien dan
efektif sesuai budaya bahasa target
Kemahiran membaca/
Memirsa
Membaca adalah kemampuan memahami,
menginterpretasi dan menentukan fakta,
ide pokok, urutan peristiwa, makna tersurat
dan tersirat, nilai, fakta, opini, solusi,
manfaat, membaca tabel, membuat
pertanyaan, dan menyimpulkan isi teks
yang dibaca.
Memirsa merupakan kemampuan
memperhatikan, memahami,
menggunakan, merefleksi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengapresiasi struktur,
isi, asumsi,nilai, keyakinan, fungsi sosial
teks visual dan teks multimoda sesuai
tujuan dan kepentingannya.
Menulis/mempresentasikan Menulis adalah kemampuan menuliskan
kata dan ungakapan, menyampaikan
pesan, mengkomunikasikan fakta dan ide
dalam kalimat dan paragraf dengan
memperhatikan kerangka waktu, struktur
gramatikal, dan budaya bahasa target.
Mempresentasikan merupakan
kemampuan mempresentasikan,
mengkritisi dan mengevaluasi gagasan
secara jelas dan efektif, baik secara individu
maupun berkolaborasi dengan
menggunakan strategi dan gesture yang
tepat.
Learning Progress
Pembelajaran bahasa arab yang terbagi dari beberapa fase A B C D dan F
akan mengikuti peta jalan capaian yang sering disebut sebagai Learning
Progression, sebagai berikut:
Elemen FASE A
Kelas I-II
FASE B
Kelas III-IV
FASE C
KelasV-V I
Menyimak Mendengarkan
secara intensif:
peserta didik
mampu
mendengarkan
komponen bahasa
seperti fonem, kata,
Mendengarkan
secara responsif:
peserta didik
mampu
memahami
perintah,
sapaan,
pertanyaan
Mendengarkan
secara
responsif:
peserta didik
mampu
memahami ide
pokok dan
membuat
50. 38
intonasi, penanda
wacana
tanggapan
sederhana
Berbicara Berbicara secara
imitasi: peserta
didik mampu
meniru kata, frasa,
kalimat
berbicara secara
intensif: peserta
didik mampu
menggunakan
bahasa arab
sesuai dengan
gramatikal,
frasa, leksikal,
atau fonologis
sebagai alata
komunikasi
global
Berbicara
secara
responsif:
peserta didik
mampu
merespon
dengan
bertanya,
menjawab
dalam
percakapan
yang sangat
sederhana
sebagai alat
komunikasi
global
Membaca-Memirsa Membaca-Memirsa
secara perseptif:
peserta didik
mampu membaca
huruf dan
memahami kata,
tanda baca dalam
bentuk teks tertulis
atau teks visual
Membaca-
memirsa secara
selekttif:
peserta didik
mampu
membaca dan
memahami
wacana yang
sangat
sederhana
dalam teks
tertulis atau teks
visual
Membaca-
memirsa secara
selektif: peserta
didik mampu
membaca dan
memahami
wacana yang
singkat dalam
teks tertulis
atau teks visual
Menulis-
mempresentasikan
Menulis-
mempresentasikan
secara imitasi:
peserta didik
mampu meniru dan
memaparkan huruf,
kata, tanda baca
dan kalimat yang
sangat sederhana.
Kategori ini
mecakup kemjuan
mengeja dengan
benar.
Menulis-
mempresentasik
an secara
intensif: peserta
didik mampu
menghasilkan
dan
memaparkan
kosa-kata yang
sesuai dalam
konteks dan
tata bahasa
yang benar
Menulis-
mempresentasi
kan secara
intensif: peserta
didik mampu
menghasilkan
dan
memaparkan
kosa-kata yang
sesuai dalam
konteks dan
tata bahasa
yang benar
Elemen FASE D
KelasVII-IX
FASE E
KELAS X
FASE F
KELAS XI-XII
51. 39
Menyimak Mendengarkan
secara selektif:
peserta didik
mampu
mengeksplorasi
informasi yang
didengar
Mendengarkan
secara selektif:
peserta didik
mampu
mengevaluasi
informasi yang
didengar
Mendengarkan
secara
ekstensif:
peserta didik
mampu
membuat
tanggapan dari
informasi yang
didengar
Berbicara Berbicara secara
interaktif: peserta
didik mampu
membangunkan
interaksi dengan
teks sederhana
sebagai alat
komunikasi global
Berbicara secara
interaktif:
peserta didik
mampu
membangunkan
interaksi dengan
teks
komplekssebagai
alat komunikasi
global
Berbicara
secara
ekstensif:
peserta didik
mampu
berbicara
dengan
memproduksi
bahasa secara
lisan sebagai
alat komunikasi
global.
Membaca-memirsa Membaca-memirsa
secara interaktif:
peserta didik
mampu memahami
, merefleksi
beberapa paragraf
dalam teks tertulis
atau teks visual
secara interaktif
Membaca-
memirsa secara
interaktif:
peserta didik
mampu
memahami ,
merefleksi
beberapa
paragraf dalam
teks tertulis atau
teks visual secara
interaktif
Membaca-
memirsa secara
ekstensif:
peserta didik
mampu
memahami ,
merefleksi
beberapa
paragraf dalam
teks tertulis
atau teks visual
berupa cerita
pendek/artikel/l
aporan/buku
Menulis-
mempresentasikan
Menulis-
mempresentasikan
secara responsif:
peserta didik
mampu
menghubungkan
dan memaparkan
kalimat ke dalam
paragraf pada
wacana terbatas,
dan membuat
urutan yang
terhubung secara
Menulis-
mempresentasik
an secara
responsif:
peserta didik
mampu
menghubungkan
dan
memaparkan
kalimat ke dalam
paragraf pada
wacana terbatas,
dan membuat
Menulis-
mempresentasi
kan secara
ekstensif:
peserta didik
mampu
memproduksi
bahasa tulisan
secara bebas
dan mendalam
serta mampu
memaparkanny
52. 40
logis dari dua atau
tiga paragraf
urutan yang
terhubung secara
logis dari empat
atau lima
paragraf
a dalam konteks
sesuai tema
Contoh 4: Elemen Mata Pelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah
Pada pembelajaran di madrasah ibtidaiyah, terdapat 5 mata pelajaran
utama yaitu (1) Pendidikan Pancasila, (2) Bahasa Indonesia, (3) Matematika,
(4) Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), dan (5) Seni Budaya.
No Mata pelajaran Deskripsi
1 Pendidikan
Pancasila
Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter
Pancasila yang ditumbuhkembangkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk menyiapkan warga negara yang
cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila berisi
elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka
Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2 Bahasa
Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk
keterampilan berbahasa reseptif (menyimak,
membaca dan memirsa) dan keterampilam
berbahasa produktif (berbicara dan
mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi
berbahasa ini berdasar pada tiga hal, yaitu bahasa
(mengembangkan kompetensi kebahasaan);
sastra (kemampuan memahami, mengapresiasi,
menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya
sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif)
3 Matematika Mata pelajaran matematika pada jenjang
madrasah ibtidaiyah dikemas melalui bidang
kajian bilangan, aljabar, pengukuran, geometri,
analisis data dan peluang.
4 Ilmu
Pengetahuan
Alam dan
Sosial (IPAS)
Ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang
makhluk hidup dan benda mati di alam semesta
serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan
manusiasebagaiindividu sekaligusmakhluk sosial
yang berinteraksi dengan lingkungannya.
5 Seni, Budaya,
dan Prakarya
Seni dan budaya meliputi seni musik, seni rupa,
seni teater, dan seni tari. Prakarya terdiri dari
budidaya, pengolahan, kerajinan, dan rekayasa
53. 41
Contoh 5: Elemen Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti
Berdasarkan karakteristik Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
disusun empat elemen yang mengikat capaian pembelajaran dan materi
dalam satu kesatuan yang utuh pada semua jenjang. Secara holistik capaian
pembelajarandan lingkupmaterimengacu padaempat elemen tersebut yang
selalu diintegrasikan dengan Alkitab. Adapun Elemen dan deskripsi
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti sebagai berikut :
No Elemen Deskripsi
1 Allah
berkarya
Pada elemenAllah berkarya peserta didik belajar untuk
memahami Allah yang diimaninya sebagai Pencipta,
Pemelihara, Penyelamat, dan Pembaru. Manusia
diciptakan menurut gambar Allah yang diberi mandat
untuk membangun, memanfaatkan, dan memelihara
ciptaan Allah bagi kesejahteraan manusia. Allah
memelihara manusia dengan menciptakan flora dan
fauna bagi keseimbangan ekosistem dan kebutuhan
manusia. Allah hadir dalam berbagai peristiwa
kehidupan. Allah melengkapi manusia dengan
kemampuan berpikir, berkarya dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Manusia
diselamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus.
Manusia menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial
yang berbudaya, mengembangkan demokrasi, dan
hak azasi manusia. Allah membarui manusia melalui
karya Roh Kudus.
2 Manusia
dan Nilai-
Nilai
Kristiani
Pada elemen manusia dan nilai-nilai kristiani peserta
didik belajar tentang hakikat manusia sebagai ciptaan
Allah yang terbatas. Dalam keterbatasannya, manusia
diberi hak dan tanggung jawab. Memahami dan
menerapkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan
sehari-hari, melalui sikap rendah hati, peduli terhadap
sesama, menerapkan kasih, setia dan keadilan. dalam
kehidupan. Perwujudan nilai-nilai kristiani juga
nampak melalui sikap kritis terhadap berbagai bentuk
diskriminasi, menghargai perbedaan, rukun, toleran
serta menerapkan disiplin hidup dalam masyarakat
majemuk.
54. 42
No Elemen Deskripsi
3 Gereja dan
Masyarakat
Majemuk
Pada elemen gereja dan masyarakat majemuk peserta
didik belajar tentang hidup bergereja dan
bermasyarakat serta memahami tanggung jawab
terhadap gereja, bangsa dan negara. Peserta didik
memahami makna kehadiran gereja bagi umat Kristen
dan dunia serta mengkritisi berbagai bentuk pelayanan
gereja. Mensyukuri keragaman suku, budaya bangsa,
dan agama sebagai anugerah Allah. Mengembangkan
kehidupan harmonis dalam kehidupan bersama
melalui sikap terbuka, toleran, dan inklusif terhadap
sesama dalam masyarakat majemuk. Memahami
model-model dialog dan kerja sama antar umat
beragama dalam rangka moderasi beragama.
4 Alam dan
Lingkungan
Hidup
Pada elemen alam dan lingkungan hidup, peserta didik
belajar membangun hubungan yang harmonis dengan
alam, memelihara dan melestarikan alam sebagai
wujud syukur kepada Allah. Pada elemen ini peserta
didik mensyukuri bahwa Allah Mahakuasa hadir
melalui alam ciptaan. Menyadari bahwa manusia diberi
tugasolehAllahuntuk mengolahdan memeliharaalam
dengan mengkritisi tindakan manusia yang merusak
alam dan menerapkan sikap ugahari.
d. Materi Esensial
Materi Esensial dalam kurikulum merdeka adalah materi atau mata
pelajaran penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh siswa dan materi
yang berkelanjutan yang ada pada semua jenjang kelas atau fase pendidikan.
Materi esensial ditemukan dan ditentukan oleh guru yang mengajar mata
pelajaran atau guru yang bersangkutan berdasarkan pada kompetensi dasar
yang harus benar dipahami, pada kurikulum merdeka telah dirancang dimana
guru telah mendesain capain pembelajaran, struktur kurikulum, alur
pembelajaran dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Proses belajar-
mengajar akan lebih fokus pada materi-materi esensial. Yaitu materi materi
yang dianggap pokok sehingga tidak memberatkan guru maupun siswa dalam
proses belajar mengajar.
Pemilihan materi esensial berdasarkan pada karakteristik mata
pelajaran pada setiap fase, analisis CP dan hasil dan karakteristik siswa,
sehingga pembelajaran lebih mendalam dikarenakan pembelajaran
intrakurikuler dilakukan secara terdiferensiasi yang mana peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan mendalami kompetensi.
55. 43
Guru dapat merumuskan materi esensial dengan berdasarkan pada
hasil asesmen awal baik asesmen dalam pemahaman, gaya belajar atau bakat
dan minat. Asesmen awal pengetahuan siswa dapat menjadi dasar
menentukan materi esensial yang diberikan kepada siswa.
e. Keluasan dan kedalaman Materi
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak
materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.
Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dengan kata lain, keluasan
menunjukkan cakupan materi yang terdiri dari pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif. Sedangkan kedalaman
menunjukkan tingkat kompetensi seperti tingkat taksonomi pengetahuan.
Contoh keluasan materi zakat adalah pengertian, hukum, dalil, cara
pembagian, hikmah. Contoh kedalaman seperti mengingat hukum,
memahami hukum, menerapkan hukum, menganalisis hukum, menilai hukum
dan membuat kesimpulan hukum.
Hal tersebut merujuk pada standar kelulusan, standar isi, capaian
pembelajaran dan tujuan pembelajaran pada masing-masing fase. Keluasan
materi pada kurikulum merdeka ditekankan pada hasil dari analisis CP dan TP
pada masing-masing Fase. Selanjutnya contoh keluasan dan kedalam materi
Akidah pada fase A dapat dilihat pada tabel berikut.
Contoh 1: keluasan dan kedalaman materi Akidah Akhlak pada fase A
Fase Eleman
Capaian
Pembelajaran
Keluasan Kedalaman
A Akidah Peserta didik
mengenal rukun
iman kepada
Allah melalui
nama-namanya
yang agung
(asmaul husna)
dan mengenal
para malaikat
dan tugas yang
diembannya.
▪ Mengen
al rukun
iman
▪ Menyeb
utkan
rukun
iman
▪ Menyeb
utkan 5
nama
Allah
dalam
Asmaul
husna
Apa itu iman
kepada Allah
kenapa harus
beriman kepada
Allah apa bukti
iman kepada
Allah
56. 44
C Akidah Peserta didik
dapat mengenal
Allah melalui
asmaul husna,
memahami
keniscayaan
peristiwa hari
akhir, qadāʾ dan
qadr.
▪ Menyeb
utkan 10
asmaul
husna
▪ Memaha
mi rukun
Iman
(iman
kepada
qodo
dan
Qodar)
▪ Memahami
makna
setiap nama
dalam
asmaul
husan
▪ Memahami
apa itu qodo
dan qodar
▪ Membedaka
n qodo dan
qodar
▪ Apa bukti
iman kepada
qodo dan
qodar
Keterangan: sama-sama mengkaji tentang rukun iman tetapi keluwesan
dan kedalamannya berbeda disesuaikan dengan fase.
Contoh 2: Keluasan dan kedalaman materi matematika pada fase A dan fase
C
Fase
Mata
Pelajaran/
Elemen
Capaian
Pembelajaran
Keluasan Kedalaman
A Matematik
a/ Geometri
Peserta didik
dapat mengenal
berbagai bangun
datar dan
bangun ruang,
serta dapat
menyusun dan
mengurai
bangun datar
▪ Mengklasifikasi
bangun ruang
dan bangun
datar dengan
menggunakan
benda konkret
▪ Mengidentifikasi
bangun datar
yang dapat
disusun
Memahami
macam-
macam
bangun
datar dan
bangun
ruang serta
ciri-cirinya