2. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
2
A N A L I S I S L A P O R A N K E U A N G A N
Tujuan Instruksional Umum
Tujuan dari pembelajaran analisis laporan keuangan ini adalah memberikan
penget ahuan t ent ang cara m em baca, m enganal isa, menil ai dan
menginterprestasikan laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca,
perhitungan rugi laba, laba ditahan, dan laporan perubahan modal atau dana
Pokok Bahasan
1. Laporan Keuangan
a. Bentuk, isi dan prinsip-prinsip umum penyusunan laporan keuangan suatu
perusahaan.
b. Penilaian aktiva dan pasiva, depresiasi atas dasar prinsip-prinsip akuntansi
Indonesia
c. Prinsip-prinsip dasar dari laporan keuangan tentang cara penyusunan, bentuk dan
keterbatasan untuk analisis dan interprestasi.
2. Analisis dan Interprestasi Laporan Keuangan
a. Metode dan tehnik analisis serta interprestasi kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahan, baik secara vertikal maupun secara horizontal.
b. Standard ratio dan ratio-ratio yang dapat digunakan sebagai alat analisis kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
c. Modal kerja, analisis perubahan modal kerja dan analisis perubahan kas.
3. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
3
KATA PENGANTAR
Berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
penulisan buku ini dengan judul "Analisis Laporan Keuangan" yang mana analisis laporan
keuangan merupakan mata kuliah dasar keahlian (MKDK) atau mata kuliah keahlian
(MKK) yang diajarkan di Perguruan Tinggi.
Buku ini dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari materi dari
mata kuliah analisis laporan keuangan. Penulisan buku ini hanya terdiri tujuh (VII) bab
yaitu bab I Pendahuluan, bab II Analisis Perbandingan, bab III Analisis Rasio, bab IV
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, bab V Analisis Sumber dan Penggunaan
Kas, bab VI Analisis Perubahan Laba Kotor, dan bab VII Laporan Keuangan Bank,
dimana dalam penyajian materinya penulis berusaha menyajikan pembahasan secara
sederhana dan mudah dimengerti oleh pembaca khususnya mahasiswa, yang disertai
dengan contoh soal dan pemecahannya. Penulis juga menyadari bahwa tujuan dari
penulisan buku ini bukan hanya untuk digunakan dikalangan mahasiswa tapi juga
sebagai karya dan sumbangsih dari penulis yang ikut memperkaya khasanah
keilmuan dibidang keuangan.
Mudah-mudahan buku yang sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
yang membutuhkannya. Akhirnya penulis sangat menghargai kepuasan dan kritik dari
pembaca, sehingga untuk kedepan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan.
Pekanbaru, Agustus 2016
Penulis
( HERISPON )
4. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
4
DAFTAR ISI
Hal
Tujuan Instruksional Umum ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Bab I : Pendahuluan 1
1. Pentingnya Laporan Keuangan 1
2. Pengertian Laporan Keuangan 2
3. Keterbatasan Laporan Keuangan 4
4. Sasaran Laporan Keuangan 5
5. Hubungan Akuntansi dengan Laporan Keuangan 6
6. Kritik Terhadap Akuntansi 6
7. Bentuk Laporan Keuangan 6
8. Laporan Keuangan Perusahaan Industri 15
Bab II : Analisis Perbandingan 18
1. Pengertian 18
2. Tujuan Analisis 18
3. Metode dan Tehnik Analisis 20
4. Perhitungan dalam Analisis Perbandingan 21
5. Analisis Horizontal 26
6. Analisis Vertikal 27
7. Hubungan Neraca dengan Rugi Laba 29
Bab III : Analisis Ratio 32
1. Pengertian 32
2. Penggolongan Ratio 33
3. Metode Pembandingan Ratio 33
4. Pihak Yang Berkepentingan 34
5. Tujuan Analisis Ratio 34
6. Kategori Angka Ratio 35
7. Klasifikasi Angka Ratio 35
8. Neraca Proforma 42
9. Return On Investment 72
10.Kegunaan Analisis ratio 75
11.Analisis Profitabilitas Du Pont Sistim 77
Bab IV : Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 79
1. Pengertian 79
2. Pentingnya Modal Kerja 80
3. Sumber Modal Kerja 82
4. Penggunaan Modal Kerja 84
Bab V : Analisis Sumber dan Penggunaan Kas 101
1. Pengertian 101
2. Sumber dan Penggunaan Kas 102
3. Tujuan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 105
4. Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 106
5. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
5
Bab VI : Analisis Laba Kotor 118
1. Pengertian dan Pembahasan 118
Bab VII : Laporan Keuangan Bank 131
1. Pengertian 131
2. Bentuk Laporan Keuangan Bank 132
3. Teknik Analisis Laporan Keuangan Bank 133
Eksibit I : Analisis Ratio 153
Eksibit II : Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentablitas 163
Daftar Pustaka 172
6. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
6
Hasil Karya Ini Ada, karena dorongan dari
Isteri ku :
HUSNIDA
Dan ketiga anak ku :
Addin Hafiz Kawirian
Taufiqul Dzakwananda
Salbiila Mareva
7. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
7
BAB I
P E N D A H U L U A N
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan
menjelaskan pengertian analisis laporan keuangan dan arti pentingnya laporan
keuangan, 2) Menjelaskan bentuk laporan keuangan dan kelemahan dari laporan keuangan.
1. Pentingnya Laporan Keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pada sebuah
organisasi bisnis atau perusahaan, laporan keuangan dapat memberikan gambaran
tentang kondisi keuangan perusahaan saat dikeluarkannya laporan tersebut, dan bagi
mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan serta kemajuan suatu
perusahaan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang dapat
dilihat dari gambaran neraca dan rugi laba. Sebuah laporan keuangan menjadi penting
karena :
a. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai indikator dalam penilaian kemajuan
perusahaan secara keseluruhan baik untuk kepentingan eksternal maupun untuk
kepentingan internal perusahaan. Secara eksternal pihak-pihak diluar perusahaan seperti
kreditur maupun investor dapat memantau kondisi perusahaan dari laporan keuangan
sebagai langkah awal untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.
b. Laporan keuangan merupakan suatu alat untuk mempertanggung-jawabkan
kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepada
pimpinan atau manajer perusahaan.
c. Laporan keuangan dapat memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress
report) secara periodik yang dilakukan oleh manajemen. Jadi laporan keuangan adalah
bersifat historis.
Disamping itu laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
beberapa hal yaitu :
a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan
b. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta
untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.
c. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi
tugas, wewenang dan tanggung jawab.
d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang untuk
mencapai hasil yang lebih baik.(Munawir, 1997 : 3).
8. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
8
2. Pengertian Laporan Keuangan
Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses
akuntansi. Dimana akuntansi itu adalah seni dari pada pencatatan,
penggolongan dan peringkasan dari pada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang
bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan
dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya. Menurut Myer
(dalam Munawir, 1997) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah"Dua daftar
yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua
daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan perusahaan dan daftar
pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba
yang tidak dibagikan". Laporan keuangan dapat diberikan pengertian sebagai berikut :
a. Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban keuangan yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan.
b. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Dari pengertian laporan keuangan tersebut dapat ditentukan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan, yaitu :
1. Pihak internal
Yang dimaksud pihak internal ini adalah pemilik perusahaan, pimpinan / manajer
perusahaan, dan para pekerja, staf karyawan, atau pegawai pada perusahaan yang
bersangkutan.
a. Pemilik perusahaan
Bagi pemilik laporan keuangan mempunyai anti yang sangat penting, karena
pemilik dapat menilai hasil-hasil dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh
perusahaan. Pemilik dapat menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai
dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan
diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.
b. Pimpinan / Manajer perusahaan
Pimpinan perusahaan adalah orang yang terlibat langsung dalam pengelolaan dan
aktivitas perusahaan sehari-hari, oleh sebab itu pimpinan perusahaan adalah
orang yang paling tahu dengan kondisi perusahaan, apakah perusahaan dalam
kondisi baik atau dalam kondisi yang kurang baik. Dengan demikian laporan
keuangan adalah salah satu bentuk pertanggung jawaban keuangan dari pimpinan
perusahaan. Bagi pimpinan perusahaan laporan keuangan ini diperlukan untuk; 1)
mengetahui posisi keuangan perusahaan periode yang lalu, 2) memperbaiki
sistem pengawasan kearah yang labih baik, 3) menentukan
kebijaksanaan yang lebih tepat, 4) sebagai alat untuk mempertanggung
jawabkan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan
kepadanya.
9. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
9
c. Karyawan
Buruh atau karyawan adalah ujung tombak dalam pencapaian tujuan
perusahaan yang merupakan mitra dan assets bagi perusahaan, untuk itu buruh atau
karyawan harus mendapatkan kompensasi yang sebanding dengan pekerjaan
yang dilakukannya. Dari laporan keuangan seorang buruh atau karyawan dapat
melihat kondisi yang dialami oleh perusahaan tempatnya bekerja, bila
perusahaan dalam kondisi yang baik, dalam arti mendapatkan dan memperoleh
keuntungan, maka buruh atau karyawan berhak untuk mendapatkan
tingkat upah yang layak untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya
seperti menaikkan gaji, insentif, asuransi tenaga kerja, jaminan sosial tenaga
kerja dan lain-lainnya.
2. Pihak Ekstemal
a. Investor (penanam modal jangka panjang )
Investor adalah pihak yang bersedia menanamkan modalnya pada suatu perusahaan
dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk kepemilikan saham dan surat berharga
lainnya. Pihak ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa
mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui
jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan
jangka pendek perusahaan tersebut. Dari sinilah laporan keuangan dapat
digunakannya untuk melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan.
b. Kreditur / Banker
Untuk menolak atau mengabulkan suatu aplikasi kredit yang diinginkan oleh pihak
yang membutuhkan perlu terlebih dahulu mengetahui dan menganalisis posisi
keuangan perusahaan yang bersangkutan.
c. Pemerintah
Melalui instansi tertentu (cq. Inspeksi pajak) sangat berkepentingan dengan laporan
keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang dibebankan
atau ditanggung oleh perusahaan. Dan dapat digunakan oleh instansi lainnya
seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Dinas Tenaga Kerja dalam
penetapan upah standard minimum
d. Bursa Efek atau Pasar Modal dan Pasar Uang
Dalam laporan keuangan baik dari neraca maupun dan rugi laba terdapat
beberapa informasi penting, dimana informasi tersebut menggambarkan kondisi-
kondisi tertentu dari suatu perusahaan, seperti ;
a. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya, yang dapat pada distribusi dan komposisi aktiva lancar.
b. Struktur modal perusahaan, kondisi ini dapat dilihat pada distribusi pada hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjangnya dan perbandingannya dengan jumlah
modal sendiri maupun dengan keseluruhan total assets yang dimiliki oleh perusahaan,
karena struktur permodalan ini akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan melunasi
kewajiban jangka panjangnya disebut juga solvabilitas.
10. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
10
c. Distribusi dan komposisi pada aktivanya yang juga berhubungan dengan tingkat
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
d. Keefektifan penggunaan aktiva, selain berhubungan dengan likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas juga berkaitan dengan tingkat perolehan keuntungan
sebagai akibat penggunaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
e. Hasil usaha / pendapatan yang telah dicapai, besarnya tingkat keuntungan,
pendapatan, penerimaan perusahaan dari aktivitasnya gambarannya dapat dilihat pada
laporan rugi laba.
f. Beban-beban tetap yang harus dibayar, beban yang dimaksud adalah sewa, beban bunga
yang dikeluarkan setiap bulan atau setiap tahunnya.
g. Nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.
3. Keterbatasan laporan keuangan
Laporan keuangan yang disajikan atau yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan mempunyai nilai-nilai yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingannya, namun demikian laporan keuangan bukanlah sebuah
laporan yang bersifat mutlak yang dapat dipercayai dan digunakan begitu saja. Data-data
yang digunakan dalam penyusunan suatu laporan keuangan lebih banyak data historis atau
data yang dicatat dari transaksi tertentu dimasa yang telah berlalu. Jadi dari sifat dan
kondisi-kondisi tersebut laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan dan
kerterbatasan yaitu :
a. Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang final. Disamping itu pada laporan kuangan juga
terkandung pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan oleh
Akuntan atau Manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti
dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standard nilai yang mungkin
berbeda atau berubah-ubah, pembuatan angka-angka ini didasarkan pada konsep going
concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva
tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan
pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetep tersebut sebesar akumulasi
depresiasinya. Atau dapat dikatakan angka dalam laporan keuangan merupakan nilai
buku (book value).
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya,
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit dijual semakin besar. Berarti dalam permasalahan
ini harus ada penyesuaian harga-harga dari data-data tahun lalu, sehingga dapat
terhindar dari kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
11. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
11
Ruang lingkup analisis laporan keuangan
a. Keadaan keuangan dalam jangka pendek.
Merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek serta
menggunakan kebutuhan modal kerja baik berasal dari sumber dan penggunaannya.
b. Keadaan keuangan dalam jangka panjang.
Merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam satu periode
tertentu.
Prosedur analisis laporan keuangan
Merupakan suatu penelitian atas keuangan dan potensi atau kemajuan suatu
perusahaan dengan mempelajari angka-angka yang terdapat serta hubungan sebab
akibat dari laporan keuangan tersebut.
4. Sasaran laporan keuangan
Kekuatan laporan keuangan sebagai perangkat pengelolaan sering diremehkan. Ada
diantara manajer / pimpinan perusahaan beranggapan bahwa kegiatan itu hanya
merupakan kegiatan dan tanggung jawab keuangan. Dalam pandangan mereka
laporan keuangan memusatkan perhatian hanya pada penyusunan dan penyajian
laporan keuangan dasar seperti neraca, rugi laba serta laporan perubahan posisi
keuangan. Kadangkala manajer yang berpendapat bahwa laporan keuangan itu
terbatas pada ketiga laporan ini mengabaikan sebuah alat kendali pengelolaan.
Sebuah sistem laporan keuangan yang lengkap memusatkan perhatian pada setiap
kegiatan operasi dan keuangan yang penting dalam perusahaan tersebut. lni merupakan
proses terus menerus yang dirancang untuk mencapai dua sasaran pokok yaitu :
a. Melaporkan hasil-hasil keuangan perusahaan itu kepada puncak pimpinan, para
penanam modal dan badan-badan pemerintahan yang terkait. Laporan-laporan ini
memenuhi tuntutan kepentingan hukum dan masyarakat akan informasi keuangan.
Sasaran ini merupakan tanggung jawab utama bagian keuangan.
b. Memantau kinerja seluruh perusahaan yang berkaitan dengan tujuan-tujuan dan
ukuran-ukuran yang telah ditentukan. Laporan keuangan ini memungkinkan
semua pimpinan / manajer untuk memantau dan mengendalikan kinerja
perusahaan mereka maupun kinerja masing-masing unit operasinya. Sasaran ini
memerlukan dukungan dan partisipasi puncak pimpinan dan para manajer pada masing-
masing unit operasi.
12. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
12
5. Hubungan akuntansi dengan laporan keuangan
Dalam melaksanakan pencatatan-pencatatan transaksi usaha yang dilakukan sampai
dengan pengujian laporan keuangan didalam dunia usaha telah digunakan secara luas
suatu disiplin yang disebut akuntansi, baik yang dilakukan secara manual atau dengan
komputer. Akuntansi sendiri dapat diartikan sebagai suatu seni untuk mencatat,
mengklasifikasikan, melaporkan, dalam bentuk laporan keuangan atas semua transaksi
yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan dan akhirnya menginterprestasikan laporan
keuangan tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan itu sendiri merupakan produk dari
akuntansi, begitu juga interprestasi laporan keuangan juga merupakan salah satu fungsi
pokok dari akuntansi. Mengingat banyaknya yang berkepentingan dengan laporan
keuangan maka laporan yang disajikan tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya dan kelayakannya.
6. Kritik terhadap akuntansi
Bila dibandingkan dengan berbagai kenyataan yang terjadi dalam dunia usaha
sehari-hari terdapat basic assumtion sebetulnya tidak riil. Diberbagai negara termasuk
Indonesia juga merupakan suatu permasalahan yang rumit dalam dunia akuntansi.
Begitu juga karena akuntansi didasarkan pada satu assumsi maka banyak kritik yang
dilontarkan terhadap akuntansi antara lain :
a. Akuntansi selalu mendasarkan diri pada biaya historis
b. Kurang memperhatikan peluang / pilihan biaya (oppurtunity / alternatif cost)
c. Hanya memberikan gambaran (deskription) kepada hal-hal yang sudah terjadi
d. Tidak memperhatikan faktor-faktor non financial yang mempengaruhi perusahaan
e. Kurang ilmiah (scientific) lebih merupakan seni (art).
f. Laporan keuangan yang dihasilkan adalah bersifat umum dan tidak dapat
menggambarkan / mewakili kepentingan masing-masing pihak (stakeholder)
terhadap laporan keuangan tersebut.
g. Angka neraca menunjukkan angka pada suatu tanggal tertentu saja dan hanya
menunjukkan nilai baku dan bukan likuidasi maupun nilai ekonomis dari aktiva yang
disajikan
Dengan demikian untuk memperkecil kesalahan dalam pengambilan
keputusan atau kesimpulan, maka para analis laporan keuangan perlu memperoleh
informasi-informasi lain yang bersumber baik yang bersifat intern (budgeting)
maupun informasi yang bersifat ekstern (perkembangan inflasi, dan lain-lain)
7. Bentuk-bentuk laporan keuangan
Sebelum menganalisis dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang analis
harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun prinsipprinsip
penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
penyusunan laporan tersebut.
13. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
13
Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu.
Neraca merupakan suatu daftar dari aktiva-aktiva, utang-utang dan modal dari suatu
kesatuan usaha pada suatu tanggal / periode tertentu.
Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, dan
neraca ini Bering disebut "balance sheet". Pada umumnya neraca terdiri dari tiga
bagian yaitu :
1. Aktiva
Aktiva adalah harta atau kekayaan ( tangible dan intangible assets) yang dimiliki oleh
perusahaan dan termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya
yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang. Aktiva ini dapat
dibagi menjadi :
a. Aktiva lancar (current assets)
b. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditunaikan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
satu tahun.
c. Aktiva tetap (fixed assets)
d. Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak
(konkrit) yang digunakan dalam operasi yang bersifat permanen dan tidak habis
dalam satu kali perputaran kegiatan perusahaan atau satu tahun.
e. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)
f. Adalah kekayaan perusahaan yang secara phisik tidak nampak, tetapi
merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan.
g. Aktiva lain-lain
h. Aktiva lain-lain adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak
dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi
sebelumnya.
2. Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan ke dalam hutang lancar/ hutang jangka pendek (current liability/short term
debt) dan hutang jangka panjang (long term debt).
a. Hutang lancer
Adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya dalam jangka satu
tahun (satu tahun sejak tanggal neraca).
b. Hutang jangka panjang
Adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya melebihi dari satu
tahun.
14. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
14
3. Modal
Merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukkan dalam
pos modal.
Bentuk Neraca
Bentuk atau susunan dari neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaan-
perusahaan tergantung pada tujuan-tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang
umum digunakan adalah :
1. Bentuk Skontro (account form)
Dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri / debet dan hutang serta modal
tercantum sebelah kanan/kredit, lihat illustrasi 1 halaman 9
2. Bentuk Vertikal (report form)
Dimana semua aktiva, hutang dan modal berderet dari atas kebawah seperti urutan
struktural, lihat illustrasi 2 halaman 10
3. Bentuk neraca yang disesuaikan
Bentuk neraca seperti bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang
dikehendaki nampak dengan jelas, misal besarnya modal kerja neto atau jumlah modal
perusahaan, lihat illustrasi 3 halaman 11
Laporan Rugi Laba
Adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya-biaya, rugi atau
laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Pada umumnya dalam
laporan rugi laba terdapat bagian yaitu :
1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
( penjualan, harga pokok, dan laba kotor)
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum
3. Bagian ketiga menunjukkan basil yang diperoleh diluar operasional pokok
perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok
perusahaan
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi
Bentuk dari laporan rugi laba adalah sebagai berikut
1. Single Step
Model laporan rugi seperti ini terdari dari tiga bagian yaitu ; bagian
pendapatan/penghasi Ian, bagian biaya-biaya, dan bagian pendapatan
bersih/keuntungan
2. Multiple Step
Model laporan rugi laba seperti ini dilakukan pengelompokkan yang lebih
terperinci sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
Lihat illustrasi 4 halaman 11, illustrasi 5 dan 7 halaman 12 dan 13
15. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
15
Laporan Laba yang Ditahan / Perubahan Modal
Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam
laporan-laporan rugi laba atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan atau dalam
laporan perubahan modal tergantung pada konsep yang dianut perusahaan. Lihat illustrasi 6
halaman 12.
Illustrasi I: Bentuk Neraca Account Form
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar
Kas
Hutang Lancar
Giro pada bank lain Hutang dagang
Efek Hutang wesel
Piutang wesel Hutang pajak
Piutang Dagang Biaya yang masih harus dibayar
Persediaan Panjar yang diterima
Penghasilan yang masih hams diterima Hutang jangka panjang yang segera
Biaya yang dibayar dimuka
jatuh tempo
Investasi
Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang
Tanah
Bangunan (Acc) Hutang obligasi
Mesin (Acc) Hutang hipotik
Inventaris (Acc)
Kendaraan (Acc)
Perlengkapan lainnya
Hutang Jangka Panjang Lainnya
Aktiva Tetap Tak Berwujud
Hak cipta / patent Penyediaan dana pensiun
Merk dagang Tunjangan kepada karyawan
Biaya pendirian (organization cost)
Lisensi
Good will
Modal
Beban Yang Ditangguhkan
Biaya pemasaran Modal saham
Diskonto obligasi Laba yang ditahan
Biaya pembukuan perusahaan Cadangan pelunasan obligasi
Biaya penelitian dan sebagainya
Aktiva Lain-lain
Gedung dalam proses pembangunan
16. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
16
Tanah dalam penyelesaian
Piutang jangka panjang
Perkebunan yang belum menghasilkan
Total Aktiva Total Pasiva
17. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
17
Illustrasi 2: Bentuk Neraca Report Form
Aktiva
Aktiva Lancar Kas
Giro pada bank lain
Efek
Piutang wesel Piutang
Dagang Persediaan
Penghasilan yang masih hams diterima
Biaya yang dibayar dimuka
Investasi
Aktiva Tetap
Tanah
Bangunan (Ace)
Mesin (Acc)
Inventaris (Acc)
Kendaraan (Acc)
Perlengkapan lainnya
Aktiva Tetap Tak Berwujud
Hak cipta / patent
Merk dagang
Biaya pendirian (organization cost) Lisensi
Good will
Beban Yang Ditangguhkan
Biaya pemasaran
Diskonto obligasi
Biaya pembukuan perusahaan Biaya
penelitian dan sebagainya
Aktiva Lain-lain
Gedung dalam proses pembangunan Tanah
dalam penyelesaian
Piutang jangka panjang
Perkebunan yang belum menghasilkan
Total Aktiva
Pasiva
Hutang Lancar Hutang
dagang Hutang wesel
Hutang pajak
Biaya yang masih hams dibayar
Panjar yang diterima
Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo
Hutang Jangka Panjang
Hutang obligasi
Hutang hipotik
Hutang Jangka Panjang Lainnya
Penyediaan dana pensiun
Tunjangan kepada karyawan
Modal
Modal saham
Laba yang ditahan
Cadangan pelunasan obligasi
Total Pasiva
18. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
18
Illustrasi 3: Bentuk Neraca Disesuaikan
Aktiva lancar 00000
Hutang jangka pendek 00000 -
Modal kerja netto 00000
Investasi 00000
Aktiva tetap tangible 00000
Aktiva tetap intangible 00000
Aktiva lain-lain 00000+
00000
Hutang jangka panjang 00000-
Modal 00000
Illustrasi 4: Laporan rugi laba "Single Step"
Laporan Rugi / Laba
Penghasilan
Penjualan 00000
Pendapatan sewa 00000 +
Total penghasilan 00000
Harga pokok 00000
Biaya operasional 00000
Biaya non operasional 00000
Kerugian insidentil 00000 +
Total biaya 00000 -
Pendapatan bersih 00000
19. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
19
Illustrasi 5: Laporan rugi laba "Multiple Step"
Laporan Rugi / Laba
Penj ualan bruto 00000
Return penjualan 00000 -
Penjualan neto 00000
Harga pokok penjualan 00000 -
Laba penjualan 00000
Biaya operasi :
Biaya penjualan 00000
Biaya umum / administrasi 00000+ 00000 -
Laba operasional 00000
Penghasilan / biaya non operasi
Keuntungan dari penjualan harta tetap 00000
Biaya bunga 00000+/- 00000 -
Laba sebelum pajak 00000
Illustrasi 6: Laporan perubahan modal
Perubahan modal
Modal 1 Jan .... 00000
Laba bersih 00000
Private 00000 -
Pertambahan modal 00000 -
Modal 31 Des .... 00000
20. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
20
Illustrasi 7 : Laporan Rugi laba "multiple step" yang lebih terperinci
Pendapatan dari penjualan
Penjualan
Penyisihan/Pengembalian/Discount
Penjualan bersih
Harga pokok penjuaian
Persediaan awal 1 Jan ...
00000
00000 -
00000
00000
Pembelian 00000
Potongan pembelian 00000-
Pembelian bersih 00000+
Barang yang tersedia 00000
Persediaan akhir 31 Des .. 00000-
Total harga pokok penjualan 00000-
Laba kotor 00000
Biaya-biaya operasi
Biaya-biaya penjualan
Biaya gaji penjualan 00000
Biaya iklan 00000
Biaya sewa penjualan 00000
Biaya penyusutan peralatan toko 00000
Biaya asuransi penjualan 00000
Biaya perlengakapan toko 00000
Biaya rupa-rupa penjualan 00000+
Total biaya penjualan 00000
Biaya-biaya umum
Biaya gaji kantor 00000
Biaya sewa umum 00000
Biaya penyusutan peralatan kantor 00000
Biaya asuransi umum 00000
Biaya perlengkapan kantor 00000
Biaya rupa-rupa umum 00000+
Total biaya umum 00000 +
Total biaya operasi 00000-
Laba dari operasi 00000
Pendapatan lain-lain
Keuntungan dari penjualan harta tetap 00000
Biaya lain-lain
Biaya bunga 00000 +/-
00000+
Laba sebelum pajak 00000
Pajak 00000-
Laba bersih 00000
21. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
21
8. Bentuk laporan keuangan pada perusahaan industri
Secara umum bentuk laporan keuangan pada semua perusahaan hampir sama yaitu
terdiri dari ; neraca, rugi laba, perubahan modal dan ini berlaku pada perusahaan dagang
dan jasa, namun pada perusahaan industri yang melakukan proses atau pengolahan
bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi bentuk laporan keuangan
sedikit berbeda yaitu ; neraca, rugi/laba, harga pokok produksi, dan perubahan laba
yang ditahan.
Illustrasi 8 : Laporan harga pokok produksi
Bahan baku
Bahan baku awal 00000
Pembelian 00000
Pembelian return 00000
Pembelian discount 00000+
00000-
Pembelian bersih 00000
Biaya transport 00000+
Bahan balm yang tersedia 00000
Bahan baku akhir 00000-
Bahan baku yang digunakan 00000
Upah langsung 00000
Biava pabrik tak langsung
Mandor (supervision) 00000
Biaya Acc pabrik 00000
Biaya reperasi mesin pabrik 00000
Biaya pabrik tak langsung lain-lain 00000+
00000 +
Harga pokok pabrikasi 00000
Barang setengah jadi awal 00000 +
00000
Barang setengah jadi akhir 00000 -
Harga pokok produksi 00000
Illustrasi 9 : Daftar rugi / laba
Penjualan 00000
Harga pokok penjualan
Barang jadi 00000
Harga pokok produksi 00000+
Barang yang akan dijual 00000
Barang jadi akhir 00000-
Total harga pokok penjualan 00000-
Laba kotor 00000
Biaya operasi
Biaya pemasaran 00000
Biaya administrasi 00000+
Total biaya operasi 00000 -
Laba /rugi dan operasi perusahaan 00000
22. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
22
Soal untuk dibahas.
1. Mengapa harus ada laporan keuangan dari sebuah perusahaan ?
2. Apa tujuan dari penyusunan laporan keuangan ?
3. Sebutkan dan jelaskan pengertian dari laporan keuangan, dan pihak-pihak mana saja
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan ?
4. Sebutkan dan jelaskan kelemahan dari laporan keuangan
5. Dimana perbedaan antara laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
dagang / jasa dengan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan industri
pengolahan.
6. Perusahaan "Tribun" membuat suatu ringkasan neraca yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2008 sebagai berikut :
Perlengkapan kantor 3.000
Asuransi dibayar dimuka 4.500
Akumulasi penyusutan peralatan 35.000
Akumulasi penyusutan bangunan 45.000
Bangunan 150.000
Kas 36.500
Dana pensiun 48.000
Efek 70.000
Good will 18.500
Gaji yang akan dibayar 2.500
Hak patent 70.000
Hutang dagang 12.500
Hutang deviden 25.000
Kredit investasi bank 117.000
Hutang pajak perseroan 17.500
Laba yang ditahan 57.500
Piutang dagang 50.000
Pinjaman pegawai 11.000
Cadangan piutang ragu-ragu 5.000
Persediaan 125.000
Penyertaan dalam saham PT. A 31.500
Peralatan 100.000
Panjar dari langganan 5.750
Sahara biasa 400.000
Wesel tagih 15.000
Wesel bayar 14.250
Pinjaman pegawai jangka panjang 20.000
Tanah 80.000
Dari data tersebut susunlah laporan keuangan dalam bentuk neraca.
23. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
23
PT. Genius memberikan data-data yang berhubungan dengan penjualan,
pembelian, dan biaya-biaya sebagai berikut :
Biaya penjualan 30.000
Biaya administrasi 15.000
Biaya penyusutan peralatan toko 5.000
Biaya penjualan lain-lain 10.000
Biaya gaji kantor 48.000
Biaya asuransi penjualan 20.000
Biaya alat-alat kantor 5.000
Biaya piutang ragu-ragu 2.500
Biaya amortisasi 10.600
Biaya umum lain-lain 4.400
Biaya bunga 7.500
Hasil bunga 3.000
Hasil deviden 5.000
Laba atas aktiva tetap 5.000
Penjualan 510.000
Potongan penjualan 2.500
Penjualan yang dikembalikan 7.500
Persediaan barang 1 Jan … 95.000
Persediaan barang 31 Des … 125.000
Pembelian 335.000
Pembelian potongan 5.000
Pajak perseroan 17.500
Berdasarkan data diatas susunlah daftar rugi laba dalam bentuk multiple step dari PT.
Genius tersebut.
7.
24. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
24
BAB II
ANALISIS PERBANDINGAN
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan
menjelaskan pengertian analisis perbandingan, 2) Melakukan perhitungan-
perhitungan dalam analisis perbandingan, 3) Menjelaskan kegunaan dari analisis
perbandingan
1. Pengertian
Analisis perbandingan (comparative analysis) merupakan suatu analisis yang
dilakukan terhadap laporan keuangan baik neraca maupun rugi laba pada satu
periode, dua periode atau lebih. Dari perbandingan-perbandingan yang dilakukan akan
ditemukan kebaikan dan kelemahan sebagai dampak pengaplikasian dari kebijaksanaan
yang telah dibuat oleh perusahaan dalam distribusi dan komposisi assets, serta
bagaimana untuk dapat membuat suatu proyeksi kedepan sebagai perubahan dari
hasil analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan.
2. Tujuan Analisis.
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Dengan memperbandingkan data-data keuangan
perusahaan baik neraca maupun rugi laba pada dua periode atau lebih yang
dianalisis, diharapkan akan dapat membantu pimpinan perusahaan dalam menentukan
kebijaksanaan dan keputusan yang akan diambil. Adapun tujuan dari analisis
perbandingan ini adalah :
a. Untuk melihat suatu perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang telah
dianalisis (neraca, rugi laba).
b. Untuk meneliti lebih lanjut masalah yang terjadi agar diperoleh informasi akibat dari
perubahan tersebut.
Tujuan dari setiap metode dan tehnik analisis yang digunakan adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti, pertama-tama seorang analis hams
mengorganisir atau mengumpulkan, mengukur dan kemudian menganalisis,
menginterpretasikan, sehingga data ini menjadi lebih berarti. Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam analisis perbandingan disebabkan oleh :
a. Laba atau rugi yang bersifat operasional maupun yang insidentil.
25. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
25
b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan-perubahan bentuk aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan
c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan-perubahan bentuk hutang
yang satu kebentuk hutang lain
d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan serta potensi atau kemajuan-
kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama mendapat perhatian oleh seorang
analis adalah :
a. Likuiditas
Suatu kondisi dimana perusahaan harus dapat melunasi seluruh kewajibankewajibannya
saat ditagih, atau kewajiban keuangan yang segera dipenuhi. Ini artinya sebuah
perusahaan harus betul-betul mempunyai kemampuan dan kesanggupan
keuangan dalam melunasi semua hutangnya saat ditagih (jangka pendek). Bila
perusahaan mampu melunasi semua kewajibannya maka kondisi disebut juga dengan
"likuid". Sebaliknya bila perusahaan tidak mampu maka kondisi ini disebut dengan
"i1likuid".
Kewajiban-kewajiban keuangan yang dimaksud dapat digolongkan menjadi dua bagian
yaitu :
1. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan
(kreditur) atau disebut juga dengan likuiditas badan usaha.
2. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)
atau disebut juga dengan likuiditas perusahaan
b. Solvabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi baik kewajiban jangka pendeknya maupun
kewajiban jangka panjangnya. Bila perusahaan mempunyai kemampuan untuk melunasi
kewajibannya maka disebut "solvabel". Tapi kondisi sebaliknya maka disebut juga
dengan "insolvabel".
Dalam hubungannya antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang
dapat dialami oleh perusahaan yaitu :
1. Perusahaan dalam kondisi likuid dan solvabel
2. Perusahaan dalam kondisi likuid tapi insolvabel
3. Perusahaan dalam kondisi illikuid tapi solvabel
4. Perusahaan dalam kondisi illikuid dan juga insolvabel.
c. Rentabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas dapat diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktiva secara produktif. Jadi rentabilitas dapat diketahui dengan
memperbandingkan laba dengan jumlah modal dalam suatu periode. Modal perusahaan
pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri) dan dari para
kreditur (modal asing). Sehubungan dengan adanya dua sumber modal tersebut,
maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan dua cara yaitu :
26. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
26
1) Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri
dan modal asing) yang disebut juga dengan rentabilitas ekonomis,
2) Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah
modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut, yang disebut
juga dengan rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha.
Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend
keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang penting yang perlu
mendapatkan perhatian penganalis didalam menilai profitabiliti atau rentabilitas suatu
perusahaan. Rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dengan memperbandingkan laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Jadi
keuntungan yang besar bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan rentabel. Bagi
manajemen atau pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada
keuntungan yang besar. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak lain,
rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang besar.
d. Stabilitas usaha
Stabilitas usaha ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan :
- Kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan
akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya.
- Kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Bagi para kreditur yang terpenting adalah faktor rentabilitas karena merupakan
jaminan yang utama bagi kreditur.
3. Metode dan Tehnik Analisis
Metode dan tehnik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-
perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari
beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat
pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang
dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. Tujuan dari analisis
ini adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih mudah dimengerti.
Ada dua metode yang digunakan oleh setiap analis laporan keuangan yaitu :
a. Analisis horizontal / Dinamis / Trend
Adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
Analisis horizontal ini dapat dikatakan sama dengan analisis trend atau tendensi yang
menunjukkan posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
porsentase (trend percentage analysis), karena disini akan terlihat tendensi keuangan
yang tetap, naik, atau menurun.
27. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
27
b. Analisis Vertikal / Statis / Struktural
Adalah suatu analisis yang memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang
lain atau untuk mengetahui porsentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap
total aktiva, untuk mengetahui struktur kekayaan, untuk mengetahui porsentase utang
jangka pendek / utang jangka panjang / modal terhadap total pasivanya dalam satu
laporan keuangan ( dalam neraca ), atau untuk mengetahui porsentase komposisi
perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya (dalam
laporan rugi laba), sehingga dapat diketahui basil analisisnya adalah
keadaan keuangan pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga analisis
statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa
mengetahui perkembangannya. Analisis vertikal juga dapat disamakan dengan
analisis laporan dengan porsentase per komponen atau disebut juga dengan analisis
common size (common siza statement).
Dari analisis keuangan yang diperbandingkan ini akan dapat menunjukkan
beberapa hal yaitu :
Data absolout atau jumlah jumlah dalam rupiah
Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
Kenaikan atau penurunan dalam porsentase
Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
Porsentase dari total
Metode dan tehnik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu
adalah merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk
menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang
sama yaitu membuat agar data dapat lebih dimengerti oleh pihak-pihak sehingga
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang
bersangkutan.
4. Perhitungan dalam analisis perbandingan
Analisis perbandingan pada data neraca disebut dengan comparative balance
sheet, sedangkan pada data rugi laba disebut juga dengan comparative income
statement. Pada necara yang diperbandingkan adalah aktiva, hutang dan modal,
sedangkan pada rugi laba semua perongkosan dengan penjualan. Dengan
memperbandingkan neraca dan rugi laba untuk dua tanggal atau lebih akan dapat
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan perubahan ini penting untuk
diketahui sebab akan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan
keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan ini didalam neraca atau rugi laba
dalam satu periode antara lain disebabkan oleh :
a. Laba atau rugi yang bersifat operasional maupun yang insidentil
b. Diperolehnya aktiva barn maupun adanya perubahan bentuk aktiva
c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu
kebentuk hutang yang lain
d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham (adanya
penambahan atau pengurangan modal)
Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah
bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas, dan dapat segera diadakan
penyelidikan atau analisis lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh
28. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
28
perkembangan keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai.
Bentuk atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
N e r a c a
Uraian
31 Desember Naik / Turun % dari total
2007 2008 Rp % Ratio 2007 2008
A B C D E F G
Aktiva Lancar
Kas 15.000 38.000 23.000 153,33 2,53 2,35 5,44
Giro 150.000 120.000 (30.000) (20) 0,8 23,5 17,19
Piutang dagang 22.000 40.000 18.000 81,81 1,81 3,45 5,73
Persediaan 50.000 55.000 5.000 10 1,1 7,84 7,87
Aktiva Tetap
Tanah 125.000 150.000 25.000 20 1,2 19,62 21,49
Gedung 175.000 200.000 25.000 14,28 1,14 27,47 28,69
Mesin 100.000 95.000 (5.000) (5) 0,95 15,69 13,61
Total Aktiva 637.000 698.000 61.000 9,57 1,09 100 100
Dari gambaran neraca diatas dapat diperoleh hasil perhitungan dari tiga kondisi
sekaligus yaitu :
a. Analisis perbandingan yang mencakup kolom A,B,C,D,dan E, yaitu perbandingan
dalam rupiah, porsentase, dan ratio.
b. Analisis horizontal yang mencakup kolom A,B,C, dan D
c. Analisis vertikal yang mencakup kolom A,B,F dan G
Perhitungannya sebagai berikut :
a. Kolom C menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam absolut yaitu
dalam jumlah rupiah (dimana hasilnya diperoleh dari kolom B dikurangkan
dengan kolom A), misal pada kas ; 38.000 – 15.000 = 23.000
b. Kolom D menunjukkan pertambahan atau pengurangan yang dinyatakan dalam
porsentase. Dalam perhitungan untuk menentukan porsentase ini ditentukan
terlebih dahulu tahun pembanding atau tahun dasar (yaitu tahun 2002). Porsentase
hasil diperoleh dari kolom C dibagi kolom A ( misal pada kas ; 38.000 – 15.000 =
23.000, maka 23.000: 15.000 x 100 % = 153,33
c. Kolom E menunjukkan perubahan-perubahan yang dalam bentuk rasio
(perbandingan), yaitu hasilnya diperoleh dari kolom B dibagi kolom A. Dalam
perhitungan ini juga ditentukan tahun dasarnya / pembanding yaitu tahun 2002,
misal pada kas ; 38.000 : 15.000 = 2,53. Ratio yang lebih besar dari satu berarti
bahwa jumlah dalam tahun yang dibandingkan (kolom B) lebih besar dari pada
jumlah dalam tahun pembanding (kolom A). Ratio yang lebih kecil dari satu
berarti bahwa jumlah dalam tahun yang dibandingkan (kolom B) lebih kecil dari
pada jumlah dalam tahun pembanding (kolom A).
29. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
29
d. Kolom F dan kolom G merupakan suatu analisis per komponen yaitu
membandingkan tiap-tiap pos aktiva dengan total aktivanya, misal pada kas kolom F
15.000 : 637.000 = 2,35 %
Dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan yang menunjukkan data
absolutnya saja maka kita akan mengalami kesulitan, karena sulit untuk mengetahui
adanya hubungan-hubungan ataupun perubahan-perubahan yang penting diantara data-
data absolut, oleh karena itu didalam perbandingan tersebut ditunjukkan juga kenaikan
atau penurunan dalam jumlah rupiah. Besarnya perubahan dalam jumlah rupiah dari
tahun ketahun sebaiknya juga diikuti dengan menentukan perubahan relatifnya yang
dinyatakan dalam porsentase (%), sehingga kita mengetahui proporsi perubahan yang
terjadi, misalnya pada aktiva tetap yaitu; tanah dan gedung perubahannya dalam
rupiah adalah sama 25.000, tapi bila dilihat lebih jauh lagi dalam porsentase tanah naik 20
% dan gedung naik 14,28 %.
Dibawah ini disajikan analisis perbandingan dengan memakai data 3 tahun
yaitu
N e r a c a
Keterangan
31 Des
Jml
Kum
ulatif
Rata
2 per
th
Perbandingan %
rata-rata
per tahun
2006 2007 2008 2006 2007 2008
A B C D E F G H
Aktiva Lancar
Kas 15.000 38.000 40.000 93.000 31.000 48,38 122,6 129,0
Giro 150.000 120.000 125.000
Piutang dagang 22.000 40.000 45.000
Persediaan 50.000 55.000 60.000
Aktiva Tetap
Tanah 125.000 150.000 200.000
Gedung 175.000 200.000 225.000
Mesin 100.000 95.000 90.000
Total Aktiva 637.000 698.000 785.000
Keterangan
a) Jumlah kumulatif (kolom D) yaitu jumlah kolom A,ditambah kolom B, dan
ditambah kolom C
b) Rata-rata pertahun (kolom E) yaitu jumlah kumulatif (kolom D) dibagi 3
c) Perbandingan rata-rata pertahun dalam porsentase
Tahun 2001 kas = 15.000: 31.000 x 100 % = 48,38
Tahun 2002 kas = 38.000 : 31.000 x 100 % = 122,6
Tahun 2003 kas = 40.000 : 31.000 x 100 % = 129,0
Perhitungan yang sama berlaku pada tiap-tiap pos berikutnya. Dimana yang
dijadikan pembanding adalah rata-rata pertahun (kolom E)
30. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
30
Tahun Pembanding
Apabila laporan keuangan yang diperbandingkan terdiri dari dua neraca atau
laporan rugi laba dari dua periode, atau neraca dan laporan rugi laba yang
direncanakan (budget) dengan realisasinya maka penentuan data pembandingnya
tidak akan ditemukan kesulitan, yaitu bahwa data tahun sebelumnya atau data
menurut budget yang digunakan sebagai pembanding. Tetapi kalau data / laporan
keuangan yang diperbandingkan lebih dari dua periode atau tahun, maka yang
digunakan sebagai tahun pembanding (tahun dasar) dengan cara sebagai berikut :
1. Tahun yang paling awal digunakan sebagai tahun pembanding sehingga kolom
laporan tersebut kelihatan sebagai berikut :
Pos Neraca
Atau
Rugi laba
31 Des Bertambah/ Berkurang
2007 atas 2006 2008 atas 2006
2006 2007 2008 Rp % Ratio Rp % Ratio
2. Perbandingan dapat dilakukan dengan data keuangan dari tahun sebelumnya,
kolomnya kelihatan sebagai berikut :
Pos Neraca
Atau
Rugi laba
31 Des Bertambah/ Berkurang
2007 atas 2006 2008 atas 2007
2006 2007 2008 Rp % Ratio Rp % Ratio
3. Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang
bersangkutan. Hal ini akan bennanfaat sekali apabila diterapkan pada laporan rugi
laba, karena penganalis akan dapat mengetahui rata-rata dari beberapa tahun dan
dapat menentukan jumlah jumlahatau pos-pos mana yang menyimpang dari
jumlah rata-rata dan dapat segera mencari faktor-faktor penyebabnya. Bentuknya
sebagai berikut :
31. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
31
Keterangan
31 Des
Jml
Kumulatif
Rata2
per
th
2006 2007 2008
A B C D E
Aktiva Lancar
Kas 15.000 38.000 40.000 93.000 31.000
Giro 150.000 120.000 125.000 395.000 131.666,6
Pi utang dagang 22.000 40.000 45.000 107.000 35.666,6
Persediaan 50.000 55.000 60.000 165.000 55.000
Aktiva Tetap
Tanah 125.000 150.000 200.000 475.000 158.333,3
Gedung 175.000 200.000 225.000 600.000 200.000
Mesin 100.000 95.000 90.000 285.000 95.000
Total Aktiva 637.000 698.000 785.000 2.120.000 706.666,6
Setelah diadakan perhitungan terhadap data yang diperoleh, maka langkah
berikutnya dilakukan analisis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Langkah-
langkah dalam analisis ini dimulai dari analisis terhadap perubahan jumlah totalnya
(misalnya dalam perubahan jumlah aktiva), kemudian analisis terhadap sub totalnya
seperti aktiva lancar, aktiva tetap, hutang lancar, hutang jangka panjang, modal,
sehingga akhirnya dapat ditarik berbagai kesimpulan dari hasil analisis tersebut.
32. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
32
5. Analisis Horizontal
Trend atau tendensi posisi kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam porsentase adalah suatu metode atau tehnik analisis untuk mengetahui tendensi
dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun.
Lihat perhitungan perhitungan pada neraca dibawah ini :
N e r a c a
Uraian
31 Desember Naik / Turun
2007 2008 Rp %
A B C D
Aktiva Lancar
Kas 15.000 38.000 23.000 153,33
Giro 150.000 120.000 (30.000) (20)
Piutang dagang 22.000 40.000 18.000 81,81
Persediaan 50.000 55.000 5.000 10
Aktiva Tetap
Tanah 125.000 150.000 25.000 20
Gedung 175.000 200.000 25.000 14,28
Mesin 100.000 95.000 (5.000) (5)
Total Aktiva 637.000 698.000 61.000 9,57
Dari gambaran neraca diatas dapat dilakukan analisis terhadap pos-pos pada aktiva
lancar maupun aktiva tetap yaitu :
1. Posisi kas pada tahun 2007 jumlahnya 15.000 dan pada tahun 2008 menjadi
38.000 berarti terjadi perubahan kenaikan sebesar 23.000 atau 153,33 %, apa yang
menyebabkan terjadinya kenaikan pada kas ? kemungkinan dapat dijawab dengan
anggapan :
a. Terjadinya perubahan dalam menetapkan besarnya kas minimal, atau adanya
kebijaksanaan barn dalam menetapkan jumlah kas yang harus ditahan.
b. Terjadi penagihan piutang sebagai akibat dari penjualan kredit yang masuk
dalam kas.
c. Adanya kelebihan kas sebagai akibat penjualan aktiva tetap atau perubahan
aktiva tetap.
d. Dilakukannya pinjaman barn untuk menambah dana operasional perusahaan.
Adanya kelebihan dana yang tersimpan dalam kas juga mempunyai konsekuensi
yaitu dapat mengurangi tingkat rentabel, tapi disisi lain menambah
tingkat likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan.
33. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
33
2. Pada posisi piutang menunjukkan perubahan yang naik yaitu sebesar 18.000 atau
81,81 %. Pada posisi giro (penempatan pada bank berupa giro) kondisinya
menunjukkan trend yang menurun sebesar 30.000 atau 20 %, apa yang
menyebabkan terjadi penurunan ini ? misalnya karena adanya pencairan giro
untuk kepentingan pembiayaan operasional perusahaan, dan lain-lain
3. Apa yang menyebabkan posisi piutang menjadi naik ini dapat ditelusuri misalnya
terjadi kenaikan jumlah atau volume penjualan kredit sehingga
memperbesar tingkat piutang seiring dengan itu adanya kebijaksanaan penjualan
yang longgar dengan tujuan untuk menambah jumlah langganan.
Begitulah seterusnya analisis ini dapat dilakukan pada masing-masing pos aktiva,
pasiva, atau penjualan. Begitu halnya analisis pada laporan atau daftar rugi laba
seperti dibawah ini :
Daftar Rugi laba
Uraian
31 Desember Naik / Turun
2007 2008 Rp %
A B C D
Penjualan
500.000 700.000 200.000 40
H p. penjualan
Persediaan awal 100.000 150.000 50.000 50
Pembelian 300.000 + 400.000 + 100.000 33,33
Brg yg akan dijual 400.000 550.000 150.000 37,5
Persediaan akhir 150.000 - 350.000 - 200.000 133,33
Total Hp Penjualan 250.000 200.000 (50.000) (20)
Laba kotor 250.000 500.000 250.000 100
Analisis dapat dilakukan pada masing-masing pos untuk mencari penyebab
perubahan-perubahan yang ada, sehingga untuk kedepan dapat dilakukan
perbaikan yang disebabkan oleh perubahan itu.
6. Analisis Vertikal
Analisis vertikal ( common size analysis) merupakan laporan keuangan yang
diperbandingkan dengan mengelompokkan terhadap jumlah harta dinyatakan 100 %
atau memperbandingan masing-masing pos aktiva terhadap total aktiva (total aktiva
dinyatakan 100 % sebagai pembanding), juga memperbandingkan masing-masing pos
utang jangka pendek / utang lancar, utang jangka panjang, dan modal terhadap total
pasivanya (total pasiva dinyatakan 100 % sebagai pembanding). Kondisi ini juga
berlaku pada laporan rugi laba yaitu memperbandingkan masing-masing pos selain
34. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
34
penjualan terhadap total penjualan atau penjualan bersih (total penjualan dinyatakan 100
% sebagai pembanding), perhitungannya sebagai berikut :
Rugi / Laba
Uraian
31 Desember 2007 31 Des 2008
Rp % Rp %
A B C D
Penjualan 500.000 100 700.000 100
H p. penjualan
Persediaan awal 100.000 20 150.000 21,42
Pembelian 300.000 + 60+ 400.000 + 57,15+
Brg yg akan dijual 400.000 80 550.000 78,57
Persediaan akhir 150.000 - 30- 350.000 - 50 -
Total Hp Penjualan 250.000 50 200.000 28,57
Laba kotor 250.000 50 500.000 71,43
Dari gambaran rugi laba diatas dapat dilakukan analisis masing-masing komponen
terhadap total penjualan dengan segala perubahan yang terjadi dan bagaimana
kebijaksanaan yang diambil untuk masa datang.
Neraca
Uraian
31 Desember 2007 31 Des 2008
Rp % Rp
Aktiva lancar 6.000 80 5.000 45,45
Aktiva tetap 1.500 20 6.000 54,55
Total a ktiva 7.500 100 11.000 100
Hutang 1.500 20 4.000 36,36
Modal 6.000 80 7.000 63,64
Total pasiva 7.500 100 11.000 100
35. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
35
Dari gambaran neraca diatas dapat dilakukan analisis masing-masing komponen
terhadap total aktiva atau total pasiva dengan segala perubahan yang terjadi dan
bagaimana kebijaksanaan yang diambil untuk masa datang.
7. Hubungan neraca dengan rugi laba
Neraca
a. Untuk mengetahui tendensi atau trend bertambahnya atau berkurangnya modal atau
kekayaan perusahaan.
b. Untuk mengetahui jaminan (borg) yang disediakan oleh perusahaan atas semua
hutang-hutangnya akan dapat dilihat dari neraca perusahaan tersebut.
Rugi/Laba
a. Untuk mengetahui kemajuan atau sebab-sebab terjadinya perubahan modal
perusahaan.
b. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar bunga modal yang
dipinjamnya sangat tergantung pada keuntungan dimasa datang (future profit).
Dan dari perusahaan yang mampu memperoleh keuntungan dari modal yang
dipinjamnyalah yang merupakan jaminan yang baik bagi para kreditor.
Soal untuk dibahas.
1. Sebutkan dan jelaskan manfaat yang dapat diambil dari analisis perbandingan
(comparative analysis).
2. Jelaskan apa maksud dan tujuan diadakannya analisis perbandingan terhadap
laporan keuangan sebuah perusahaan
3. Jelaskan pengertian analisis perbandingan, analisis horizontal, analisis vertikal
yang saudara ketahui.
4. Perusahaan "ABG" menyajikan laporan keuangan yaitu data-data neraca dan rugi
laba untuk tahun 2007 dan tahun 2008 sebagai berikut :
Data neraca :
Keterangan Tabun 2007 Tahun 2008
Kas 15.000 18.000
Piutang 5.000 8.000
Giro bank 10.000 12.000
Efek 8.000 9.000
Persediaan 2.000 3.000
Aktiva tetap 30.000 40.000
Total Aktiva 70.000 90.000
Data rugi / laba :
Penjualan 4.545.000 6.120.000
Return penjualan 45.000 120.000
Penjualan bersih 4.500.000 6.000.000
Harga pokok penjualan 2.700.000 3.690.000
Laba kotor 1.800.000 2.310.000
Biaya penjualan 675.000 1.230.000
Biaya adm / umum 225.000 288.000
36. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
36
Total biaya 900.000 1.518.000
Laba operasi 900.000 792.000
Pendapatan lain-
lain
22.500 24.000
Laba sebelum
pajak
922.500 816.000
Pajak 414.000 360.000
Laba bersih 508.500 456.000
Dari data yang disajikan tersebut buatlah analisis perbandingan dalam bentuk :
a. Analisis horizontal
b. Analisis vertikal
c. Berikanlah uraian dan penjelasan dari masing-masing komponen yang saudara
analisis, dan kemungkinan kebijaksanaan yang mungkin ditempuh dimasa
datang.
5. Perusahaan "AADC" memberikan data keuangannya sebagai berikut :
Keterangan 31 Desember
2007 2008
Harta
Harta lancar 955.500 855.000
Investasi jangka panjang 400.000 500.000
Tanah, gedung 875.000 775.000
Harta tak berwujud 100.000 100.000
Harta lain-lain 60.500 48.000
Jumlah harta 2.391.000 2.278.000
Kewaj iban
Kewajiban lancar 546.000 410.000
Kewajiban jangka panjang 400.000 400.000
Jumlah kewajiban 946.000 810.000
Modal
Saham preferen 350.000 350.000
Saham biasa 850.000 850.000
Laba ditahan 245.000 268.000
Jumlah modal 1.445.000 1.468.000
Total kewajiban dan modal 2.391.000 2.278.000
Diminta : Buatlah analisis horizontal dan berikan komentar masing-masing pos
yang dianalisis.
37. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
32
6. Dibawah ini adalah ringkasan neraca dan rugi laba per 31 Desember 2008
Perusahaan "Alam" dan Perusahaan "Awan". Dengan menggunakan common siza
statement saudara diminta untuk menganalisis dan menentukan mana yang berada pada
kondisi baik
Neraca
Keterangan 31 Desember
Perusahaan Alam Perusahaan Awan
Kas 25.000 30.000
Piutang 170.000 146.500
Persediaan 106.500 130.000
Aktiva tetap 300.000 300.000
Total Aktiva 602.000 606.500
Hutang dagang 130.000 130.000
Modal saham 210.000 210.000
Laba ditahan 262.000 266.500
Total Pasiva 602.000 606.500
Rugi Laba
Keterangan 31 Desember
Perusahaan Alam Perusahaan Awan
Penjualan 1.998.000 2.230.000
Harga pokok penjualan 1.728.000 2.040.000
Laba bruto 270.000 190.000
Biaya adm/penjualan 50.000 80.000
Laba neto 220.000 110.000
38. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
33
BAB III
ANALISIS RATIO
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat ; 1) Memahami dan
menjelaskan pengertian analisis ratio, 2) Melakukan perhitungan-perhitungan dalam analisis
ratio, 3) Menjelaskan kegunaan dan analisis ratio
1. Pengertian
Analisis ratio merupakan suatu gambaran tentang hubungan dua unsur atau jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain, yang mana pada akhirnya untuk diketahui tentang baik atau
buruknya posisi keuangan. Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam
suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan
kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan
keuangan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang
terjadi dalam jumlah rupiah, porsentase serta trendnya, penganalis menyadari bahwa
beberapa ratio secara individu akan membantu dalam menganalisis dan
menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Ratio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (matematical relationship) antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis
berupa ratio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada
penganalis tentang posisi keuangan perusahaan. Analisis ratio seperti halnya alat-
alat analisis lainnya adalah "future oriented", oleh karena itu penganalis hams mampu
untuk menyelesaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan
faktor-faktor dimasa datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau
hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat
suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan
penganalis dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan, untuk itu sangat
diperlukan suatu sikap, ketelitian, dan kesanggupan dalam menganalisis suatu
laporan keuangan, karena kemampuan seorang penganalis dengan penganalis lain
mungkin saja terdapat perbedaan dalam pengalaman dan kemampuan kerjanya
(Munawir, 1997: hal 64).
Analisis ratio keuangan merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam
analisis laporan keuangan yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau
kelemahan yang dihadapi perusahaan dibidang keuangan. Ratio merupakan alat yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara
satu faktor dengan faktor yang lain dari suatu laporan keuangan.
39. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
34
2. Penggolongan Ratio
Penggolongan ini dapat dilihat dari :
a. Sumber datanya.
Sumber data dari analisis ratio ini adalah :
1. Rasio Keuangan / Financial ratio
Analisis dilakukan terhadap Neraca dengan mengukur misalnya ; current ratio, acid
test ratio, cash ratio dan lin-lain (disebut juga ratio neraca).
2. Financial operating ratio
Analisis dilakukan dengan menggunakan data dari laporan rugi laba misalnya ; gros
profit margin, net operating margin, operating ratio dan lain-lain.
3. Miscellaneous Ratio
Analisis ini dilakukan terhadap data gabungan dari neraca dan rugi laba
misalnya ; ratio dalam tingkat rentabilitas
b. Tujuan dari analisis
Tujuan tiap penganalis pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat :
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan rasio-rasio lainnya yang sesuai dengan
kebutuhan penganalisis atau kebutuhan perusahaan.
Dengan demikian hasil dari penggolongan ratio ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Performance
Analisis Ratio
Proforma
Jelasnya analisis yang dilakukan terhadap bentuk laporan keuangan ( neraca dan rugi laba)
yaitu menganalisis apa yang disajikan atau apa yang ditampilkan (performance), atau dapat
juga diartikan bagaimana melakukan analisis terhadap tampilan sebuah laporan keuangan.
Sementara proforma adalah lebih ditekankan pada proyeksi dari sebuah laporan keuangan
untuk digunakan pada pengambilan kebijaksanaan keuangan (perencanaan keuangan)
berikutnya. Kedua kondisi ini saling mendukung khususnya bagi pimpinan
perusahaan untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan kepentingan perusahaan.
3. Metode Pembandingan Ratio Keuangan Perusahaan
Metode pembandingan analisis ratio keuangan pada dasarnya terbagi pada dua
bagian yaitu :
a. Pembandingan ratio silang (cross sectional approach)
Suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio antara satu
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersaman.
Maksudnya untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pembandingan dengan cross sectional
approach ini dapat juga dilakukan dengan jalan membandingkan ratio keuangan
(financial ratio) perusahaan dengan ratio rata-rata industri.
b. Analisis dari waktu ke waktu (time series analysis)
Membandingkan ratio-ratio keuangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya
(dari waktu ke waktu) yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami
kemajuan atau kemunduran.
40. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
35
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ratio ini antara lain :
1. Sebuah ratio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi
yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara
keseluruhan sejumlah ratio haruslah dinilai secara bersama-sama.
2. Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat
yang sama
3. Sebaiknya perhitungan ratio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang
sudah diaudit
4. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi
yang digunakan haruslah sama.
Dengan menggunakan analisis ratio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat
likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan
(profitability perusahaan). Untuk dapat menentukan dan mengukur hal-hal tersebut
diperlukan alat pembanding dan ratio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis
dimana perusahaan menjadi anggotanya dapat digunakan sebagai alat pembanding dari
angka ratio suatu perusahaan, angka ratio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut
standard ratio atau ratio rata-rata.
4. Pihak yang paling berkepentingan dengan ratio-ratio financial
Seperti halnya pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan sebuah
perusahaan, pada analisis ratio finansial ini pihak-pihak yang sangat
berkepentingan adalah :
a. Para pemegang saham / calon pemegang saham
Terutama aspek likuiditas, aktivitas, dan leverage, serta proyeksi terhadap
distribusi income dimasa datang.
b. Kreditur
Yang lebih menekankan pada struktur finansial dan struktur modal dan ingin
mendapatkan jaminan serta keamanan dari modal yang mereka tanam.
c. Manajemen perusahaan (the firm's own management)
Pihak pengelola menyadari bahwa hal-hal yang tersebut diataslah yang akan
dinilai oleh pemilik, atau kreditur.
5. Tujuan analisis ratio
Ada dua tujuan dari pengaplikasian analisis ratio pada laporan keuangan
sebuah perusahaan yaitu :
a. Membantu pimpinan / manajer perusahaan untuk memahami apa yang perlu
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas
berasal dari laporan keuangan.
b. Membiasakan pimpinan / manajer perusahaan untuk membuat keputusan atau
pertimbangan tentang apa yang perlu dicapai dan bagaimana prospek yang
dihadapi perusahaan dimasa akan datang.
41. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
36
Karena fokus akan berbeda menurut kepentingan khusus dan pihak-pihak yang
berkepetingan, misalnya kreditur berorientasi pada kepentingan jangka pendek akan
memperhatikan harapan jangka pendek (short term out look), dan bagi investor
lebih berorientasi pada kepentingan jangka panjang akan lebih mangacu kepada
kelangsungan hidup perusahaan jangka panjang (long run viability) dan
kemampuan menghasilkan laba (profitability).
6. Kategori angka-angka ratio keuangan
Angka-angka ratio keuangan dapat dikategorikan sesuai kepada aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan yaitu :
a. Ratio-ratio untuk menilai likuiditas
b. Ratio-ratio untuk menilai struktur modal dan solvabilitas
c. Return on Investment Ratio. Misalnya return on assets / rentabilitas usaha dan
rentabilitas modal sendiri atau return on equity capital.
d. Ratio-ratio untuk menilai hasil operasi / operating performance ratio seperti ;
gross ratio, profit ratio
e. Ratio untuk menilai penggunaan aktiva / assets utilization ratio yaitu perimbangan
antara penjualan dengan kas, modal kerja, persediaan dan lain-lain.
7. Klasifikasi angka-angka ratio
Menurut Bambang Riyanto ( 1995 : 322) memberikan klasifikasi rasio
finansial sebagai berikut :
a. Ratio Likuiditas
Current ratio, Acid Test Ratio / Quick Ratio, Cash Ratio, dan Net Working Capital
Ratio.
b. Ratio Leverage
Total debt to equity ratio, Long term debt to equity ratio, Total debt to Total
equity ratio, Time interest earned ratio.
c. Ratio Aktivitas
Total assets turnover, Receivable turn over, Average collection period, Inventory
turnover, Average day's inventory, Working capital turn over, Fixed assets turn over.
d. Ratio Keuntungan
Gross profit margin, Profit margin, Net profit margin, Operating profit margin,
Operating ratio, Earning power, Rate of return on net worth.
Dan uraian-uraian diatas jelas bahwa penggolongan angka ratio yang paling baik
adalah yang disesuaikan dengan tujuan analisis yaitu untuk menilai likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas dan informasi-informasi lain yang diperlukan, oleh karena
itu berikut ini akan diuraikan angka-angka ratio yang bersangkutan.
42. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
37
Ratio Likuiditas / Ratio Modal Kerja
Analisis ratio likuiditas diperlukan untuk menganalisis dan
menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi
pihak manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan,
juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau
setidak-tidaknya ingin mengetahui prospek dari devidend dan pembayaran bunga
dimasa yang akan datang. Tingkat likuiditas dapat diukur dengan :
a. Net Working Capital (NWC)
Net working capital merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar,
dengan kegunaan antara lain :
1. Untuk kepentingan pengawasan intern perusahaan dari pada lebih sekedar
angka pembanding.
2. Batas minimum net working capital yang harus dipertahankan persyaratan
yang ditentukan oleh kreditur
3. Sebagai gambaran tentang jalannya perusahaan
4. Net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang se-
makin baik.
NWC = Aktiva lancar – Hutang lancar
b. Current Ratio (CR)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio
ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada
sekian kali hutang jangka pendek / hutang lancar. Penetapan current ratio 200 %
hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan digunakan sebagai titik tolak untuk
mengadakan penelitian atau analisis yang lebih lanjut.
%
100
x
bility
CurrentLia
ets
CurrentAss
io
CurrentRat
Untuk mengetahui current assets bisa dikurangi tanpa menganggu kemampuan
membayar hutang jangka pendek (jumlah aktiva lancar lama dengan jumlah
hutang lancar) dapat dihitung sebagai berikut :
( 1– ( 1 : current ratio) x 100 % )
c. Acid Test Ratio / Quick Ratio
Merupakan perbandingan antara aktiva laticar dikurangi persediaan dengan hutang
lancar. Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi
uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas. Ra-
tio ini lebih tajam dari pada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang
sangat likuid (mudah dicairkan atau divangkan) dengan hutang lancar.
43. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
38
%
100
x
bility
CurrentLia
Inventory
ets
CurrentAss
tio
AcidTestRa
d. Cash Ratio
Merupakan perbandingan kas / uang tunai yang dimiliki dengan hutang lancar, maksud-
nya berapa banyak jumlah kas yang dipunyai untuk membayar kewajibankewajiban
saat ditagih, kemungkinarmya bisa saja uang kas cukup dan ada kalanya tidak
cukup ini berarti harus segera dipenuhi dengan mencairkan efek, piutang, dan
persediaan. Cash ratio ini meliputi aktiva yang paling lancar yaitu kas, efek, dan giro
dan ini disebut j uga cash assets.
%
100
x
bility
CurrentLia
CashAssets
CashRatio
Ratio Aktivitas / Activity Ratio
Ratio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang terse-
dia yang tercermin dalam perputaran modal kerjanya. Atau digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas dari current account (perkiraan lancar tertentu). Rumusrumus yang
digunakan untuk menghitung ratio aktivitas ini yaitu :
a. Perputaran Persediaan (inventory turnover)
Kondisi ini untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar
dalam setahun.
kali
x
entory
AverageInv
sold
CostOfGood
urnover
InventoryT ..
..........
b. Average age of inventory / average day's inventory
Untuk menghitung berapa lama rata-rata persediaan berada dalam gudang.
Dengan perkataan lain berapa lama rata-rata modal terikat dalam persediaan.
sold
CostOfGood
entoryx
AverageInv
ADI
360
c. Perputaran piutang
Untuk menghitung berapa kali dana tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam
setahun.
ceivable
ount
AverageAcc
itSales
AnnualCred
rnover
ceivableTu
Account
Re
Re
d. Rata-rata umur piutang
Untuk menghitung berapa lama rata-rata piutang berada dalam perusahaan atau berapa
lama rata-rata dana terikat dalam piutang.
44. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
39
%
100
360
Re
x
ales
NetCreditS
ceivablex
Average
iod
lectionPer
AverageCol
e. Perputaran harta (total assets turnover),
s
TotalAsset
NetSales
sTurnover
TotalAsset
f. Working capital turnover (WCT),
Sales
sold
CostOfGood
Sales
WCT
g. Fixed assets tunrover ( FAT ),
FixedAsset
NetSales
FAT
h. Account payable turnover
Adalah untuk mengetahui / mengukur berapa kali utang dagang perusahaan
berputar dalam setahun.
e
ountPayabl
AverageAcc
itPurchase
AnnualCred
er
ableTurnov
AccountPay
i. Average Age of Account Payable
Untuk menghitung berapa lama rata-rata utang dagang dalam perusahaan, atau berapa
lama rata-rata dana terikat dalam utang dagang.
%
100
360
x
itPurchase
AnnualCred
ex
ountPayabl
AverageAcc
ayable
OfAccountP
AverageAge
Catatan : untuk pengukuran umur rata-rata dapat pula dihitung sebagai berikut :
j. Umur rata-rata persediaan =
sediaan
putaranPer
TingkatPer
360
atau
=
ngYgDijual
aPokokBara
H
iaan
rataPersed
Rata
arg
k. Umur piutang rata-rata =
g
putaranPiu
TingkatPer tan
360
atau
=
hun
reditPerta
PenjualanK
g
rataPiu
Rata tan
l. Umur rata-rata utang dagang =
gDagang
putaranHu
TingkatPer tan
360
atau
45. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
40
=
hun
reditPerta
PembelianK
gPerTahun
rataU
Rata tan
Ratio Leverage/Ratio Hutang/Debt Ratio/Ratio Solvabilitas
Ratio ini menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar hutangnya bila satu saat perusahaan dibubarkan. Atau seberapa jauh perusahaan
difinansir oleh pihak luar atau kreditur. Jumlah hutang didalam neraca akan
menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi
perusahaan.
Modal pinjaman ini dapat berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang, tetapi umumnya pinjaman jangka panjang ini lebih besar
dibandingkan dengan utang jangka pendek, maka perhatian analis keuangan biasanya lebih
menekankan pada jenis hutang ini. Dengan rumus yang dapat digunakan sebagai berikut :
a. Total debt to total assets ratio = %
100
x
s
TotalAsset
TotalDebt
Ratio ini merupakan upaya untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.
b. Total debt to total equity ratio = %
100
x
y
TotalEquit
TotalDebt
Adalah menghitung perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri
c. Long term debt to equity ratio = %
100
x
y
TotalEquit
bt
LongTermDe
Adalah menghitung perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri
d. Total debt to total capitalization ratio = %
100
x
alization
TotalCapit
bt
LongTermDe
Merupakan ratio utang jangka panjang dengan modal jangka panjang untuk
mengukur berapa bagian hutang jangka panjang yang terdapat didalam modal
jangka panjang perusahaan. Atau dapat juga dicari dengan rumus :
e. Total debt to total capitalization ratio = %
100
x
Equity
alization
TotalCapit
bt
LongTermDe
Disamping itu dapat pula ditentukan tingkat kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial yang bersifat tetap, dengan rumus sebagai berikut :
Time interest earned =
ersPayment
AnnualInet
tTaxes
oreInteres
EarningBef
46. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
41
Hal ini menunjukkan bahwa dengan laba operasi atau laba usaha yang diperoleh
perusahaan, perusahaan mampu membayar beban bunga sekian kali. Dalam time
interest kreditur disamping melihat besarnya hutang dan kekayaan yang menjadi
jaminan, juga mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memberikan servis atas
hutang tersebut. Dengan demikian time interest yang rendah, menunjukkan gejala yang
kurang menguntungkan, karena laba yang tersedia untuk membayar bunga kredit
relatif lebih kecil dan sebaliknya. Bunga yang dimaksud dapat berupa pembayaran
beban bunga tahunan (annual interest payment) atau bunga hutang jangka panjang
(interest charge)
f. Total debt coverage =
t
ent
icipalPaym
Interets
EBIT
1
Pr
atau
=
ak
TingkatPaj
njaman
AngsuranPi
Bunga
EBIT
1
Adalah mengukur berapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga
dan angsuran pinjaman pokok dengan operasi atau laba usaha yang diperoleh.
g. Overal coverage ratio :
t
den
eferenDivi
gPayment
Lea
t
incipal
Interes
nt
LeasePayme
EBIT
1
Pr
sin
1
Pr
ak
TingkatPaj
eferen
am
DividenSah
g
Lea
ak
TingkatPaj
njaman
AngsuranPi
Bunga
g
lea
Pembayaran
EBIT
1
Pr
sin
1
sin
Adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-
kewajiban keuangan (finansial) yang bersifat tetap dengan menggunakan laba operasi
yang diperoleh ditambah dengan pembayaran sewa.
Ratio Profitabilitas / Rentabilitas
Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masingmasing
pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Secara
keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang analis untuk mengevaluasi
tingkat pendapatan/penerimaan (earning) dalam hubungannya dengan volume
penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan, rumus
yang digunakan dalam pengukuran ini adalah :
47. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
42
a. Gross profit margin (GPM) =
NetSales
ofit
Gross Pr
Adalah mengukur tingkat laba kotor yang diperoleh dibandingkan dengan volume
penjualan.
b. Operating profit margin (OPM) =
NetSales
EBIT
Adalah mengukur tingkat laba operasi / laba usaha dibandingkan dengan volume
penjualan.
c. Net profit margin (NPM) =
NetSales
NIAT
fterTax
NetIncomeA )
(
Adalah mengukur laba bersih yang diperoleh sesudah pajak dibandingkan dengan
volume penjualan
d. Total assets turnover (ATO) =
s
TotalAsset
NetSales
Mengukur berapa kali total aktiva perusahaan dapat menghasilkan volume
penjualan.
e. Return on Investment atau Return on Assets (ROI / ROA) =
s
TotalAsset
NIAT
Adalah mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva
perusahaan.
f. Return on Equity (ROE)
Adalah mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan.
ROE =
y
TotalEquit
NIAT
atau ROE =
DebtRatio
ROI
1
ROI x Equity Multiplier, ROI x
y
TotalEquit
a
TotalAktiv
g. Return on Common Stock (RCS)
Adalah mengukur tingkat penghasilan bagi pemegang saham biasa.
RCS =
eferen
ModalSaham
y
TotalEquit
den
eferedDivi
NIAT
Pr
Pr
h. Earning Per Share (EPS)
Adalah mengukur jumlah pendapatan perlembar saham biasa.
EPS =
dar
saYangBere
arSahamBia
JumlahLemb
eferen
am
DividenSah
NIAT Pr
48. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
43
i. Deviden per Share (DPS)
Adalah menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk deviden) untuk
setiap lembar saham biasa.
DPS =
dar
saYangBere
arSahamBia
JumlahLemb
eferen
am
DividenSah Pr
j. Book Value per Share (BVS)
Book value per share merupakan nilai buku perlembar saham biasa, yang dihitung
adalah nilai atau harga buku saham biasa yang beredar.
BVS =
dar
saYangBere
arSahamBia
JumlahLemb
a
lSahamBias
JumlahModa
8. Neraca Proforma
Neraca yang diproyeksikan (proforma) dalam laporan keuangan merupakan salah
satu bentuk perencanaan keuangan perusahaan yang berasal dari ratio-ratio keuangan.
Berdasarkan data-data keuangan atau ratio-ratio keuangan tertentu dapat disusun bentuk
dan hasil sebuah neraca atau rugi laba, sehingga dari hasil tersebut dapat ditentukan
kebijaksanaan kedepan apakah harus diadakan perubahan-perubahan atau tidak.
Contoh soal
1. Tahun lalu PT. "ESIA" melaporkan penjualan bersih Rp 1.505. Harga pokok
penjualan Rp 936. Harga pokok itu sama besarnya dengan harga pembelian tahun itu.
Penjualan dan pembelian dilakukan seimbang sepanjang tahun. Data-data aktiva
lancar akhir tahun lalu sebagai berikut :
Kas 121
Piutang 301
Persediaan 104 +
Total aktiva lancar 526
Jumlah piutang dagang pada awal tahun sama dengan akhir tahun. Perusahaan
mempertahankan sisa kas cukup membayar pembelian barang dan biaya operasi untuk
satu bulan. Pada akhir tahun ratio lancar (current ratio) 4 : 1 dan modal pemilik 50
% lebih besar dari pada jumlah aktiva lancar. Perusahaan tidak mempunyai
investasi jangka panjang maupun hutang jangka panjang. Dad persoalan tersebut
diminta :
a. Tentukanlan besar jumlah harta perusahaan
b. Hitunglah perputaran piutang dan persediaan
Jawab :
a. Harta perusahaan
Current ratio = 4 : 1
Current assets : Current liability = 4 : 1
CL = ¼ x CA, maka ¼ x 526 = 131,5
49. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
44
b. Perputaran persediaan dan piutang
Modal pemilik adalah 50 % lebih besar dari aktiva lancar, maka 150 / 100 x 526 =
789, dengan demikian dapat ditentukan besarnya jumlah harta perusahaan yaitu :
Harta = Kewajiban + Modal
= 131,5 + 789
= 920,5
Perputaran persediaan dan piutang
Perputaran persediaan = 936 / 104 = 9 kali
Perputaran piutang = 1.505 / 301 = 5 kali
2. PT. "AMCO" memberikan data-data keuangan perusahaannya masih dalam
bentuk ratio-ratio sebagai berikut :
Ratio modal dan hutang 60 %
Tingkat perputaran aktiva 1,5 kali
Periode rata-rata pengumpulan piutang 40 hari
Laba kotor (gross profit margin) 30 %
Perputaran persediaan 6 kali
Acid Test Ratio 1,2
Modal saham 450.000
Laba ditahan 660.000
Laba bersih (net profit margin) 10 %
Diminta
a. Susunlah neraca proforma perusahaan tersebut
b. Susunlah laporan rugi labanya
Jawab :
Dari data diatas untuk neraca bagian modalnya sudah terdapat jumlah modal
sebesar 1.110.000
Ratio hutang dan modal (total debt to total equity ratio)
Hutang / Modal = 60 %Hutang / 1.110.000 = 60 %
Hutang = 60 % x 1.110.000
= 666.000
Berarti hutang disini baik lancar maupun hutang jangka panjang totalnya adalah sebesar
666.000, maka dalam persamaannya :
Harta = kewajiban + modal
= 666.000 + 1.110.000
= 1.776.000
Tingkat perputaran aktiva ( operating assets turnover )
OAT = Penjualan / total aktiva
1,5 = Penjualan / 1.776.000
Penjualan = 1,5 x 1.776.000
= 2.664.000
50. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
45
Periode rata-rata pengumpulan piutang (average day's collection period)
40 = 360 / perputaran
perputaran = 360 / 40
= 9 kali
Perputaran piutang = penjualan piutang rata-rata
9 = 2.664.000 / piutang
Piutang = 2.664.000 / 9 = 296.000
Laba kotor (gross profit margin) = 30 %
Laba kotor = penjualan - harga pokok penjualan
30 % = 100 % - 70 %
(30 % x 2.664.000) = 2.664.000 – (70 % x 2.644.000)
799.200 = 2.664.000 – 1.864.800
Maka gross profit margin = 799.200
Harga pokok penjualan = 1.864.800
Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover) = 6 kali
6 = harga pokok penjualan / persediaan rata-rata
6 = 1.864.800 / persediaan
Persediaan = 1.864.800 / 6
= 310.800
Acid Test Ratio = 1,2
1,2 = aktiva lancar – persediaan / kewajiban landar
1,2 = aktiva lancar – 310.800 / 666.000
1,2 x 666.000 = aktiva lancar – 310.800
799.200 + 310.800 = aktiva lancar
Aktiva lancar = 1.110.000
Aktiva lancar 1.110.000
Piutang 296.000
Persediaan 310.000 +
606.000-
Kas 503.200
Aktiva tetap = total aktiva - aktiva lancar
= 1.776.000 - 1.110.000
= 666.000,-.
Setelah dilakukan perhitungan atau analisis dari masing-masing pos atau data
keuangan yang diberikan, maka dapatlah disusun neraca dan rugi laba sebagai berikut :
51. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
46
Neraca
Harta Kewajiban + Modal
Aktiva lancar Total Kewajiban 666.000
Kas 503.200
Piutang 296.000
Persediaan 310.800 Modal
Total aktiva lancar 1.110.000 Saham 450.000
Laba ditahan 660.000
Aktiva tetap 666.000 Total modal 1.110.000
Total aktiva 1.776.000 Total Pasiva 1.776.000
Rugi / laba
Penjualan 2.664.000 100 %
Harga pokok penjualan 1.864.800 70 %
Laba kotor 799.200 30 %
Biaya operasi 532.800 20 %
Laba bersih 266.400 10 %
3. Perusahaan "X" pada awal tahun mempunyai neraca sebagai berikut :
Kas 10.000
Piutang 10.000 Hutang lancar 10.000
Persediaan 30.000 Obligasi 30.000
Aktiva tetap 50.000 Modal sendiri 60.000
Total aktiva 100.000 Total pasiva 100.000
Selama tahun tersebut perusahaan mempunyai berbagai ratio atas dasar rata-rata sebagai
berikut :
Perputaran kas 25 kali
Perputaran piutang 25 kali
Perputaran persediaan 12 '/2 kali
Ratio hutang jangka panjang dengan jumlah harta 33 % kali
Perputaran harta 4 kali
Ratio modal sendiri terhadap aktiva tetap 200 %
Penjualan 500.000
Diminta :
Susunlah neraca pada akhir tahun perusahaan tersebut.
52. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
47
Jawab :
Perputaran kas = 25 kali, dan kas awal tahun 10.000 Kas akhir
tahun = x
Kas rata-rata = 1/25 x 500.000 = 20.000
= 10.000 + X / 2 = 20.000
X = 40.000 - 10.000
= 30.000 (kas akhir tahun)
Perputaran piutang = 25 kali, dan piutang awal tahun 10.000
Piutang akhir tahun = x
Piutang rata-rata = 1/25 x 500.000
= 1/25 x 500.000 = 20.000
= 10.000 + X / 2 = 20.000
X = 40.000 - 10.000
= 30.000 (piutang akhir tahun)
Perputaran persediaan = 12½ kali, dan persediaan awal tahun 30.000
Persediaan akhir tahun = x
Persediaan rata-rata = 1/ 12 ½ x 500.000 = 40.000
= 30.000 + X / 2 = 40.000
X = 80.000 - 30.000
= 50.000 (persediaan akhir tahun)
Perputaran jumlah harta = 4 kali, dan harta awal tahun 100.000
Harta akhir tahun = x
Harta rata-rata = 1/4 x 500.000 = 125.000
= 100.000 + X / 2 = 125.000
X = 250.000 - 100.000
= 150.000 (harta akhir tahun)
Aktiva tetap = 150.000 - (30.000 + 30.000 + 50.000)
= 150.000 - 110.000
= 40.000
Hutang jangka panjang dengan jumlah harta = 33½ %
Hutang jangka panjang = 1/3 x 150.000
= 50.000
Modal sendiri terhadap aktiva tetap = 200 %
Modal = 2 x 40.000
= 80.000
Hutang lancar = 150.000 - ( 50.000 + 80.000 )
= 150.000 - 130.000
= 20.000
53. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
48
Neraca
Aktiva Pasiva
Kas 30.000 Hutang lancar 20.000
Piutang 30.000 Obligasi 50.000
Persediaan 50.000
110.000 Modal sendiri 80.000
Aktiva tetap 40.000
Total aktiva 150.000 Total pasiva 150.000
4. PT. X mempunyai data-data laporan rugi laba sebagai berikut
Penjualan 200.000.000
Harga pokok penjualan 90.000.000
Biaya penjualan dan administrasi 40.000.000
Biaya sewa 10.000.000
Bunga 10 % dari laba operasi
Pajak 40 %
Total assets perusahaan 400.000.000
Diminta :
Susunlah laporan rugi laba tersebut dan hitunglah :
a. The interest coverage
b. The fixed charge coverage
c. Return on investment
d. Profit margin
e. Total assets turnover
Jawab :
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Biaya penjualan dan administrasi
Biaya sewa
Total biaya
Laba operasi
Bunga (10 % x 60.000.000)
Laba sebelum pajak
Pajak 40 %
Laba bersih
40.000.000
10.000.000 +
200.000.000
90.000.000 -
110.000.000
50.000.000 -
60.000.000
6.000.000 -
54.000.000
21.600.000 -
32.400.000
54. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
49
a. The interest coverage = NIAT + Interest / Interest
= 32.400.000 + 6.000.000 / 6.000.000
= 6,4 kali
= E B I T / Interest
= 60.000.000 / 6.000.000 = 10 kali
b. Fixed charge coverage = EBIT + Sewa / Bunga + Sewa
= 60.000.000 + 10.000.000 / 6.000.000 + 10.000.000
= 4,375 kali atau 437, 5 %
Interest coverage merupakan kelipatan keuntungan terhadap beban bunga
c. ROI = N 0 I / Operating Assets
= 60.000.000 / 400.000.000
= 15 %
d. Profit margin = N 0 I / Net Sales
= 60.000.000 / 200.000.000
= 30%
e. Total assets turnover = Net Sales / Operating assets
= 200.000.000 / 400.000.000
= 0,5 kali
5. Pada tahun 2007 PT. Amboy bekerja dengan modal 2.000.000 yang terdiri dari
modal sendiri sebesar 1.500.000, sedangkan sisanya merupakan modal asing
dengan tingkat bunga 10 %. Pada tahun 2008 direncanakan penambahan modal sebesar
1.000.000, sehingga tingkat penjualan dapat dinaikan menjadi 3.500.000. Biaya
produksi tahun 2007 merupakan harga pokok diperkirakan sebesar 2.000.000.
Biaya-biaya operasi sebesar 500.000. Sedangkan pajak yang dibayar 40 %. Dari data
diatas hitunglah :
a. Earning power tahun 2008
b. Profit margin tahun 2008
c. Total assets turnover tahun 2008
d. Rentabilitas modal sendiri, bila tambahan modal dibelanjai dengan modal
sendiri atau modal asing
Jawab :
Penjualan 3.500.000
Harga pokok penjualan 2.000.000 -
Laba kotor 1.500.000
Biaya operasi 500.000 -
Laba operasi 1.000.000
Modal usaha = 2.000.000 + 1.000.000
= 3.000.000
55. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
50
a. Earning power = laba usaha / modal usaha
= 1.000.000 / 3.000.000 x 100 %
= 33,33 %
b. Profit margin = Laba usaha / Penjualan
= 1.000.000 / 3.500.000 x 100 %
= 28,57 %
c. Total assets turnover = Penjualan / total assets
= 3.500.000 / 3.000.000
= 1,16 kali
ModaL asing Modal sendiri
Laba usaha 1.000.000 1.000.000
Bunga 10 % 150.000 50.000
EBT 850.000 950.000
Pajak 40 % 340.000 380.000
Laba bersih 510.000 570.000
Rentabiltas modal sendiri = 510.000 / 1500.000 = 510.000 / 2.500.000
= 34 % = 22,8 %
6. PT. Piramida merencanakan untuk menyusun neraca proforma berdasarkan ratio industri.
Pos-pos yang terdapat dalam neraca proforma meliputi :
Operating assets turnover 1,5 kali
Average collection period 40 hari
Gross profit 30 %
Inventory turnover 4 kali
Debt to net worth 50 %
Acid test ratio 80 %
Disamping itu perusahaan tetap mempertahankan investasi dalam saham biasa sebesar
800.000. Dari data tersebut susunlah dan lengkapilah neraca proforma PT tersebut.
Jawab :
Debt / Net worth = 50 %
Debt / 800.000 = 50 %
Debt = 50 % x 800.000
= 400.000 (total hutang)
Harta = kewajiban + modal
= 400.000 + 800.000
= 1.200.000
Operating assets turnover = 1,5 kali
OAT = Penjualan / total assets
1,5 = Penjualan / 1.200.000
Penjualan = 1,5 x 1.200.000
= 1.800.000
57. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
52
Neraca
Aktiva Pasiva
Kas 120.000 Hutang dagang 400.000
Piutang 200.000
Persediaan 315.000
Aktiva tetap 565.000 Saham biasa 800.000
Total Aktiva 1.200.00 Total pasiva 1.200.000
7. PT. Ajinomoto mempunyai data finansial selama tahun 2008 sebagai berikut :
Net worth / Equity 60.000.000
Leverage factor 40 %
Net operating income 10.000.000
Assets turnover 2 kali
Interest 8 %
Dengan kondisi tersebut perusahaan tidak mampu menaikan produksinya,
produksi hanya bisa dinaikan bila diadakan tambahan kapasitas, untuk itu perlu
tambahan modal sebesar 10.000.000 sehingga menyebabkan :
Penjualan naik 65 %
Net operating income naik 75 %
Pajak 25 %
Diminta :
a. Carilah penjualan bersih sebelum dan sesudah adanya tambahan modal
b. Total assets turnover sesudah adanya tambahan modal
c. Profit margin setelah tambahan modal
d. Tentukan rate of return terhadap net worth bila :
- Tambahan dana dibelanjai dengan modal sendiri
- Tambahan dana dibelanjai dengan modal asing
Jawab :
Debt / net worth = 40 % Debt / 60.000.000 = 40 %
Debt = 40 % x 60.000.000
= 24.000.000
Harta = kewajiban + modal
= 24.000.000 + 60.000.000
= 84.000.000
Leverage faktor = 40 %
Modal asing = 40 % x 84.000.000 = 33.600.000
Modal sendiri = 60 % x 84.000.000 = 50.400.000 +
Modal usaha = 84.000.000
58. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
53
a. Penjualan sebelum tambahan modal
Assets turnover = 2 kali
2 = penjualan / total assets
2 = penjualan / 84.000.000
Penjualan = 2 x 84.000.000
= 168.000.000
Jumlah modal usaha = 84.000.000
Tambahan = 10.000.000 +
Modal usaha sekarang = 94.000.000
Penjualan sesudah tambahan modal
165 / 100 x 168.000.000 = 277.200.000
Net operating income
175 / 100 x 10.000.000 = 17.500.000
b. Assets turnover sesudah tambahan modal
Penjualan / total assets = 277.200.000 / 94.000.000 = 3 kali
c. Profit margin
N O I / penjualan x 100 % = 17.500.000 / 277.200.000 x 100 % = 6,3 %
d. RoR terhadap net worth
Tambahan MA Tambahan MS
Laba usaha 17.500.000 17.500.000
Bunga 8 % 2.720.000 1.920.000
Laba sebelum pajak 14.780.000 15.580.000
Pajak 25 % 3.695.000 3.895.000
Laba bersih 11.085.000 11.685.000
RoR terhadap net worth = Rentabilitas modal sendiri ( RMS)
RMS, jika tambahan M A = 11.085.000 / 60.000.000 = 18,4 %
RMS, jika tambahan M S = 11.685.000 / 70.000.000 = 17,7 %
Modal sendiri = 60.000.000 = 70.000.000
Modal asing = 34.000.000 = 24.000.000
= 94.000.000 = 94.000.000
59. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
54
8. PT. "Sakurata" memberikan data- data keuangan. Dengan data tersebut
lengkapilah Neraca Proforma dan Rugi Laba dibawah ini sebagai berikut :
Debt to Equito ratio 60 %
Acid Test Ratio 1,2 : 1
Assets Turnover 1,5 kali
Collection period 40 hari
Gross profit margin 30 %
Inventory turnover 6 kali
Common stock 150.000
Retained Earrning 220.000
Operating expenses to sales 15 %
Taxes 50 %
Interes 15 %
Jawab :
Debt / Equity = 60 % Debt / 370.000 = 60 %
Debt = 60 % x 370.000
= 220.000
Harta = Kewajiban + Modal
= 222.000 + 370.000 = 592.000
Assets Turnover = 1,5 kali
1,5 = Net Sales / Total Assets
= Net Sales / 592.000
Net Sales = 1,5 x 592.000 = 888.000
Collection Period = 40 hari
40 = 360 / perputaran
perputaran = 360 / 40
= 9 kali
Perputaran piutang = Sales / Piutang rata-rata
9 = 888.000 / piutang rata-rata
Piutang rata-rata = 888.000 / 9
= 98.666,66
Laba kotor (gross profit margin) = 30 %
Laba kotor = penjualan - harga pokok penjualan
30 % = 100 % - 70 %
(30 % x 888.000) = 888.000 – (70 % x 888.000)
266.400 = 888.000 – 621.600
Penjualan = 888.000
Hp penjualan = 621.600
Laba kotor = 266.400
60. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
55
Inventory Turnover = 6 kali
6 = Harga pokok penjualan / Persediaan rata-rata
6 = 621.600 / Persediaan rata-rata
Persediaan = 621.600 / 6 = 103.600
Acid Test Ratio = 1,2 : 1
1,2 = Harta lancar - Persediaan / Hutang lancar
1,2 . Hutang lancar = Harta lancar - 103.600
1,2 . 222.000 = Harta lancar - 103.600
266.400 = Harta lancar - 103.600
266.400 + 103.600 = Harta lancar
Harta lancar = 370.000
Harta lancar 370.000
Piutang 98.666,66
Persediaan 103.600
202.266,66
Kas 167.733,34
Aktiva tetap = Total aktiva - Aktiva lancer
= 592.000 - 370.000
= 222.000
Neraca
Aktiva Pasiva
Cash
Receivable
Inventory
Fixed assets
Total Aktiva
167.733,34
98.666,66
103.000
370.000
222.000
592.000
Account payable
Common stock
Retained Earning
Total Pasiva
222.000
150.000
220.000
592.000
Rugi / Laba
Sales
Cost of Goods Sold
Gross profit
Operating expenses
Net Operating Income
Interest 15 %
Earning before taxes
Taxes 50 %
Net income after tax
888.000
621.600
266.400
133.200
133.200
19.980
113.220
56.610
56.610
61. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
56
Soal dan Pembahasan.
1. PT. "Setia" pada akhir tahun mempunyai data-data keuangan (finansial) sebagai berikut :
Sales 12.000.000
Current Assets to Fixed Assets Ratio 150 %
Inventory 2.000.000
Tax Rate 50 %
Total Debt to Total Equity Ratio 100 %
Receivable 3.000.000
Cash Turnover 12 kali
Total Expense to Total Sales Ratio 1 : 1,5
Interest to Debt /bunga atasa hutang 1.000.000
Current Liability to Total Debt Ratio 40 %
Setahun terdiri dari 360 hari
Dari data tersebut hitunglah :
a. Hari rata-rata pengumpulan piutang (collection period)
b. Hari rata-rata penyimpanan barang
c. Current Assets Turnover
d. Rentabilitas Ekonomis
e. Rentabilitas Modal Sendiri (Return on Equity = ROE)
f. Current Ratio,
g. Quick Ratio dan Solvabilitas
Dan lengkapilah neraca dan rugi/laba dibawah ini :
Neraca
Aktiva Pasiva
Cash Current Liability
Receivable
I n v e n t o r y Long Term Debt
Fixedassets Equity
TotalAktiva Total Pasiva
62. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
57
Rugi / Laba
Sales
Cost of goods sold
Gross profit
Interest to debt
Earning before taxes
Tax rate 50 %
Earning after taxes
Jawab :
a. Hari rata-rata pengumpulan piutang = HRPP
HRPP = Piutang rata-rata x 360 / Penjualan kredit
= 3.000.000 x 360 / 12.000.000
= 90 hari
b. Hari rata-rata penyimpanan barang = HRPB
HRPB = Persediaan rata-rata x 360 / Harga pokok penjualan
Harga pokok dapat dicari melihat perbandingan antara total biaya
dengan total penjualan yaitu 1 : 1,5 yang berarti :
Harga pokok penjualan = 1/1,5 x 12.000.000 = 8.000.000,-. Maka
HRPB = 2.000.000 x 360 / 8.000.000
= 90 hari
c. Tingkat perputaran aktiva lancar = TPAL/Current Assets Turnover=CAT
TPAL = Penjualan neto / Aktiva Lancar
Aktiva lancar = Kas + Piutang + Persediaan
Cash turnover = 12 kali
Cash turnover = Penjualan neto : Kas
12 = 12.000.000 : Kas
Kas = 12.000.000 : 12
= 1.000.000
Aktiva lancar = 1.000.000 + 3.000.000 + 2.000.000
= 6.000.000,-.
CAT = 12.000.000 / 6.000.000
= 2 kali
d. Rentabilitas Ekonomis = RE = Laba kotor / Total Aktiva
Laba kotor = Penjualan – harga pokok penjualan
= 12.000.000 – 8.000.000
= 4.000.000
Total Aktiva = Aktiva lancar + Aktiva tetap
Aktiva tetap = 1/1,5 x 6.000.000
= 4.000.000
63. Herispon, SE. M.Si Analisis Laporan Keuangan
58
Total aktiva = 6.000.000 + 4.000.000
= 10.000.000,-.
RE = 4.000.000 / 10.000.000 x 100 %
= 40 %
e. Rentabilitas Modal Sendiri = RMS = Laba bersih / Modal sendiri
Modal sendiri :
Total debt to total eqiuty = 100 %, yang berarti perbandingan antara hutang
dengan modal sendiri adalah sama atau 1 : 1
Total debt = Total equity
10.000.000 = Total debt + Total equity
Equity = ½ x 10.000.000
= 5.000.000
Laba kotor = 4.000.000
Bunga atas hutang = 1.000.000 -
Laba sebelum pajak = 3.000.000
Pajak 50 % = 1.500.000 -
Laba setelah pajak = 1.500.000
RMS = 1.500.000 / 5.000.000 x 100 % = 30 %
f. Curent Ratio = Current Assets / Current Liability x 100 %
Current liability to total debt ratio = 40 %
Curent liability : 5.000.000 = 0,4
Current liability = 0,4 x 5.000.000
= 2.000.000
Current ratio = 6.000.000 / 2.000.000 x 100 %
= 300 %
g. Quick Ratio = Current Assets – Inventory / Current Liability x 100 %
= 6.000.000 – 2.000.000 / 2.000.000 x 100 %
= 200 %
h. Solvabilitas = Total aktiva / Total hutang x 100 %
= 10.000.000 / 5.000.000 x 100 %
= 200 %
Neraca
PT. Setia
Kas
Piutang
Persediaan
Aktiva tetap
Total Aktiva
1.000.000
3.000.000
2.000.000
4.000.000
10.000.000
Hutang lancar
Htg Jk panjang
Modal
Total Pasiva
2.000.000
3.000.000
5.000.000
10.000.000