Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya berpikir kreatif dan inovatif bagi wirausaha untuk mengembangkan usahanya. Dibahas pula proses kreativitas dan inovasi serta cara mengembangkan kreativitas seperti membiasakan otak untuk berpikir berbeda dan melakukan hal-hal baru.
KEWIRAUSAHAAN I: Berpikir Kreativitas dan Inovasi untuk Berwirausaha
1. KEWIRAUSAHAAN I
Pertemuan ke-4
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewirausahaan I”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh :
Intan Fitria (43217110240)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. Berpikir Kreativitas dan Inovasi
Untuk berwirausaha, berpikir kreatif dan inovatitif adalah hal yang perlu dimiliki
dan dikembangkan dalam diri wirausahawan demi berkembangnya sebuah usaha.
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam jiwa kreativitas.
Seseorang yang memiliki jiwa kreativitas memiliki kemampuan berpikir ataupun dapat
melakukan tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun
permasalahan secara cerdas, berbeda (out of the box), tidak umum, orisinil, serta membawa
hasil yang tepat dan bermanfaat. (Edi Sabara, 2016)
Suatu usaha yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif biasanya tidak dapat bertahan
lama. Lingkungan yang begitu dinamis menuntut para usahawan untuk berpikir kreatif dan
mencari terobosan terbaru. Karena cepat berpuas diri dan cenderung stagnan sama saja
membawa diri ke arah kematian.
Menurut Zimmerer, 2009 (dalam Edi Sabara, 2016) kreativitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat
masalah dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif
terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan
orang-orang.
Jadi kreatif adalah sifat yang selalu mencari ide atau terobosan baru dan inovatif adalah
penerapan dari berpikir kreatif tersebut. Kreatif tapi tidak inovatif adalah hal yang mubazir
karena ide hanya sebatas pemikiran tanpa ada realisasi.
Proses Kreativitas
Menurut Tedi Mulyadi (2015), untuk menghasilkan suatu kreativitas, dibutuhkan proses
kreativitas. Antara lain sebagai berikut.
Adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang lain berdasarkan situasi dan
kondisi yang ada.
Berpikir untuk menciptakan/mewujudkan hasil pemikiran tersebut.
Melakukan uji coba dan hasil pemikiran tersebut.
Menyempurnakan hasil uji coba.
Mewujudkan hasil kreativitas.
Memperbanyak hasil kreativitas.
Mengembangkan Kreativitas
Menurut Jordan E. Ayan dalam bukuya Bengkel Kreativitas (dalam Tedi Mulyadi, 2015)
mengungkapkan cara mengembangkan kreativitas, yaitu :
Cari tahu, Kita selalu bertanya ketika mendapatkan permasalahan dan berpikir untuk
mencari jalan keluarnya.
Oleh keterbukaan. Bersikaplah terbuka pada hal-hal baru, meski terasa aneh.
Kamu harus berani melawan arus, melakukan untung-untungan bahkan menjadi bahan
tertawaan.
Teruslah bersemangat dalam melakukan sesuatu, kreativitas kamu akan muncul
dengan sendirinya.
3. Proses Inovasi
Menurut Muhamad Ramadhan (2012), beberapa tahap dalam proses inovasi adalah
sebagai berikut:
Melihat peluang. Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau
dipersepsikan sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh
karenanya, perilaku inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang.
Mengeluarkan ide. Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai
masalah maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang
sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat
diperlukan.
Mengkaji ide. Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide
yang muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu
dasar pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan
keuntungan. Ide yang realistic yang diterima, sementara ide yang kurang realistic
dibuang. Kajian dilakukan terus menerus sampai ditemukan alternative yang paling
mempunyai probabilitas sukses yang paling besar.
Implementasi. Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan.
Resiko berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh karenanya
David Mc Clelland menyarankan pengambilan resiko sebaiknya dalam taraf sedang. Hal
ini berakaitan dengan probabilitas untuk sukses yang disebabkan oleh kemampuan
pengontrolan perilaku untuk mencapai tujuan atau berinovasi.
Menurut Herulono Murtopo (2017), ada beberapa hambatan mental yang dapat
mengurangi daya imajinasi kita di antaranya:
pandangan hidup yang sempit dan kebodohan,
kepercayaan terhadap takhayul,
keputusasaan atau mudah menyerah
kurangnya kepercayaan pada diri sendiri,
kekhawatiran akan kegagalan.
Untuk menghindari hal-hal di atas, kita harus membuang sejauh mungkin setiap hambatan
mental yang mengganggu proses berpikir kita. Daya imajinasi baru mempunyai arti bagi
hidup kita apabila bercampur dan bekerjasama dengan daya pikiran kita. Pikiran kita dapat
berakibat dua hal, mungkin menolong mungkin juga menghambat usaha kita.
Menjadi pribadi yang kreatif bukanlah sebuah bakat, namun ia adalah kebiasaan. Saat
kreativitas dilatih dan dijadikan kebiasaan, maka ia akan berkembang. Dan saat ia
berkembang, kita akan terus menghasilkan inovasi.
Jadi, alurnya memang membiasakan diri untuk kreatif terlebih dahulu, baru akan tercipta
hal-hal inovatif. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan agar terbiasa dengan
kreativitas dan melahirkan inovasi.
4. 1 – Membiasakan Otak dan Tindakan
Masalah utama mengapa kita kita sulit banget berpikir kreatif adalah faktor kebiasaan
berpikir dan juga bertindak. Kreatif itu hasil dari pola pikir yang berbeda dari apa yang kita
lakukan sehari-hari. Artinya, perbedaan mendasar dari orang kreatif dan nonkreatif hanya
satu: orang yang kreatif sering melatih otaknya; sering membiasakan otaknya untuk
berpikir kreatif; agar bisa mendapatkan jawaban yang berbeda dengan jawaban yang
sudah ada, sedangkan nonkreatif tidak melakukannya (Fachmy Casofa, 2016).
2 – Melawan Kultur
Di sebuah perusahaan, seringkali kreativitas tidak bekerja dengan baik, karena kultur
sistematis yang ada. Kultur sistematis ini yang dapat menghambat kreativitas. Karena
itulah, mengapa perusahaan sering kali mengadakan acara outing atau outbound, atau hal-
hal lainnya yang dianggap bisa menghadirkan kreativitas bagi karyawannya.
3 – Sering Mencatat Hal-Hal Kecil
Pikiran kita akan terasa sesak bila kita tidak menuangkan apa yang ada padanya. Marilah
kita coba untuk menulis blog, catatan di handphone, notebook maupun media sosial, maka
pikiran akan terasa lebih segar. Kreativitas terasa lebih greget.
4 – Melakukan Hal-Hal Baru
Setiap kita memiliki kesukaan yang khusus dan berbeda. Tetapi, cobalah sesekali untuk
melawan kesukaan itu. Menjemput hal-hal baru, aneh, asing, dan sama sekali bertentangan
dengan diri akan menghadirkan antusiasme yang aneh. Dan sensasi itu, sesekali perlu
dihadirkan.
5 – Taruh Mainan Atau Benda Favorit di Tempat Kerja
Benda-benda favorit tersebut menghindarkan kita dari rasa bosan dan stres.
Daftar Pustaka :
Edi Sabara, 2016. https://www.kompasiana.com/thevillagesociety/berpikir-kreatif-dan-
inovatif-untuk-membangun-desa_576324ccb39373e7038b4582/ (2 April 2018, 15:34)
Zimmerer, 2009 dalam Edi Sabara, 2016.
https://www.kompasiana.com/thevillagesociety/berpikir-kreatif-dan-inovatif-untuk-
membangun-desa_576324ccb39373e7038b4582/ (2 April 2018, 15:34)
Tedi Mulyadi, 2015. http://budisma.net/2015/11/proses-kreativitas-dan-inovatif-dalam-
kewirausahaan.html/ (2 April 2018, 15:42)
Jordan E. Ayan dalam Tedi Mulyadi, 2015. http://budisma.net/2015/11/proses-
kreativitas-dan-inovatif-dalam-kewirausahaan.html/ (2 April 2018, 15:42)
M. Ramadhan, 2012. https://muhamadramadhan10.wordpress.com/2012/05/10/bab-ii-
membangun-kreativitas-dan-inovasi/ (2 April 2018, 16:00)
Murtopo, Herulono. 2017. Berpikir Kreativitas Dan Inovasi. Modul Perkuliahan
Kewirausahaan I Universitas Mercu Buana Jakarta.
Fachmy Casofa, 2016. https://virala.id/post/6-cara-membangun-kebiasaan-kreatif-dan-
inovatif/ (2 April 2018, 15:22)