Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya berpikir kreatif dan inovatif dalam kewirausahaan. Disebutkan proses kreativitas meliputi keinginan untuk menciptakan sesuatu, berpikir, uji coba, penyempurnaan, dan mewujudkan hasil kreativitas. Proses inovasi meliputi melihat peluang, menghasilkan ide, mengkaji ide, dan implementasi. Beberapa cara untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi ad
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
KEWIRAUSAHAAN
1. KEWIRAUSAHAAN I
Pertemuan ke-4
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewirausahaan I”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh : Mayriana (43217110305) S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA 2018
2. Berpikir Kreativitas dan Inovasi
Untuk berwirausaha, berpikir kreatif dan inovatitif adalah hal yang perlu dimiliki dan
dikembangkan dalam diri wirausahawan demi berkembangnya sebuah usaha.
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam jiwa kreativitas.
Seseorang yang memiliki jiwa kreativitas memiliki kemampuan berpikir ataupun dapat
melakukan tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun
permasalahan secara cerdas, berbeda (out of the box), tidak umum, orisinil, serta membawa
hasil yang tepat dan bermanfaat. (Edi Sabara, 2016) Suatu usaha yang tidak dilandasi upaya
kreatif dan inovatif biasanya tidak dapat bertahan lama. Lingkungan yang begitu dinamis
menuntut para usahawan untuk berpikir kreatif dan mencari terobosan terbaru. Karena cepat
berpuas diri dan cenderung stagnan sama saja membawa diri ke arah kematian. Menurut
Zimmerer, 2009 (dalam Edi Sabara, 2016) kreativitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah
dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah
dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.
Jadi kreatif adalah sifat yang selalu mencari ide atau terobosan baru dan inovatif adalah
penerapan dari berpikir kreatif tersebut. Kreatif tapi tidak inovatif adalah hal yang mubazir
karena ide hanya sebatas pemikiran tanpa ada realisasi. Proses Kreativitas Menurut Tedi
Mulyadi (2015), untuk menghasilkan suatu kreativitas, dibutuhkan proses kreativitas. Antara
lain sebagai berikut. Adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang lain berdasarkan
situasi dan kondisi yang ada. Berpikir untuk menciptakan/mewujudkan hasil pemikiran
tersebut. Melakukan uji coba dan hasil pemikiran tersebut. Menyempurnakan hasil uji
coba. Mewujudkan hasil kreativitas. Memperbanyak hasil kreativitas. Mengembangkan
Kreativitas Menurut Jordan E. Ayan dalam bukuya Bengkel Kreativitas (dalam Tedi Mulyadi,
2015) mengungkapkan cara mengembangkan kreativitas, yaitu : Cari tahu, Kita selalu
bertanya ketika mendapatkan permasalahan dan berpikir untuk mencari jalan keluarnya.
Oleh keterbukaan. Bersikaplah terbuka pada hal-hal baru, meski terasa aneh. Kamu harus
berani melawan arus, melakukan untung-untungan bahkan menjadi bahan tertawaan.
Teruslah bersemangat dalam melakukan sesuatu, kreativitas kamu akan muncul dengan
sendirinya.
3. Proses Inovasi Menurut Muhamad Ramadhan (2012), beberapa tahap dalam proses inovasi
adalah sebagai berikut:
Melihat peluang. Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau dipersepsikan
sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh karenanya, perilaku
inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang.
Mengeluarkan ide. Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai masalah
maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang sebanyak-
banyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat diperlukan.
Mengkaji ide. Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide yang
muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu dasar
pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan. Ide
yang realistic yang diterima, sementara ide yang kurang realistic dibuang. Kajian dilakukan
terus menerus sampai ditemukan alternative yang paling mempunyai probabilitas sukses yang
paling besar.
Implementasi. Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Resiko
berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh karenanya David Mc Clelland
menyarankan pengambilan resiko sebaiknya dalam taraf sedang. Hal ini berakaitan dengan
probabilitas untuk sukses yang disebabkan oleh kemampuan pengontrolan perilaku untuk
mencapai tujuan atau berinovasi. Menurut Herulono Murtopo (2017),
ada beberapa hambatan mental yang dapat mengurangi daya imajinasi kita di antaranya:
pandangan hidup yang sempit dan kebodohan,
kepercayaan terhadap takhayul,
keputusasaan atau mudah menyerah
kurangnya kepercayaan pada diri sendiri,
kekhawatiran akan kegagalan.
4. Untuk menghindari hal-hal di atas, kita harus membuang sejauh mungkin setiap hambatan
mental yang mengganggu proses berpikir kita. Daya imajinasi baru mempunyai arti bagi
hidup kita apabila bercampur dan bekerjasama dengan daya pikiran kita. Pikiran kita dapat
berakibat dua hal, mungkin menolong mungkin juga menghambat usaha kita. Menjadi pribadi
yang kreatif bukanlah sebuah bakat, namun ia adalah kebiasaan. Saat kreativitas dilatih dan
dijadikan kebiasaan, maka ia akan berkembang. Dan saat ia berkembang, kita akan terus
menghasilkan inovasi. Jadi, alurnya memang membiasakan diri untuk kreatif terlebih dahulu,
baru akan tercipta hal-hal inovatif. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan agar
terbiasa dengan kreativitas dan melahirkan inovasi.
Membiasakan Otak dan Tindakan Masalah utama mengapa kita kita sulit banget berpikir
kreatif adalah faktor kebiasaan berpikir dan juga bertindak. Kreatif itu hasil dari pola pikir
yang berbeda dari apa yang kita lakukan sehari-hari. Artinya, perbedaan mendasar dari orang
kreatif dan nonkreatif hanya satu: orang yang kreatif sering melatih otaknya; sering
membiasakan otaknya untuk berpikir kreatif;
agar bisa mendapatkan jawaban yang berbeda dengan jawaban yang sudah ada, sedangkan
nonkreatif tidak melakukannya (Fachmy Casofa, 2016). 2 – Melawan Kultur Di sebuah
perusahaan, seringkali kreativitas tidak bekerja dengan baik, karena kultur sistematis yang
ada. Kultur sistematis ini yang dapat menghambat kreativitas. Karena itulah, mengapa
perusahaan sering kali mengadakan acara outing atau outbound, atau hal- hal lainnya yang
dianggap bisa menghadirkan kreativitas bagi karyawannya. 3 – Sering Mencatat Hal-Hal
Kecil Pikiran kita akan terasa sesak bila kita tidak menuangkan apa yang ada padanya.
Marilah kita coba untuk menulis blog, catatan di handphone, notebook maupun media sosial,
maka pikiran akan terasa lebih segar. Kreativitas terasa lebih greget. 4 – Melakukan Hal-Hal
Baru Setiap kita memiliki kesukaan yang khusus dan berbeda. Tetapi, cobalah sesekali untuk
melawan kesukaan itu. Menjemput hal-hal baru, aneh, asing, dan sama sekali bertentangan
dengan diri akan menghadirkan antusiasme yang aneh. Dan sensasi itu, sesekali perlu
dihadirkan. 5 – Taruh
Mainan Atau Benda Favorit di Tempat Kerja Benda-benda favorit tersebut menghindarkan
kita dari rasa bosan dan stres.
5. Daftar Pustaka :
Edi Sabara, 2016. https://www.kompasiana.com/thevillagesociety/berpikir-kreatif-dan-
inovatif-untuk-membangun-desa_576324ccb39373e7038b4582/ (2 April 2018, 15:34)
Zimmerer, 2009 dalam Edi Sabara, 2016.
https://www.kompasiana.com/thevillagesociety/berpikir-kreatif-dan-inovatif-untuk-
membangun-desa_576324ccb39373e7038b4582/ (2 April 2018, 15:34)
Tedi Mulyadi, 2015. http://budisma.net/2015/11/proses-kreativitas-dan-inovatif-dalam-
kewirausahaan.html/ (2 April 2018, 15:42)