SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
1
Kecerdasan Buatan
Diskusi Sesi 3
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IT501
Teknik Pencarian Buta (Blind Search) dan Informed Search
Gambar 1. Artificial Intelligence
3.1 Pendahuluan
Terdapat banyak metode yang telah diusulkan. Semua metode yang ada dapat dibedakan ke dalam 2
jenis:
▪ Pencarian buta / tanpa informasi (blind / un-informed search)
▪ Pencarian heuristik / dengan informasi (heuristic atau informed search)
Setiap metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dengan kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
Untuk mengukur performansi metode pencarian, terdapat 4 kriteria yang digunakan:
▪ Completeness
Apakah metode tersebut menjamin penemuan solusi jika solusinya memang ada?
▪ Time complexity
Berapa lama waktu yang diperlukan?
▪ Space Complexity
Berapa banyak memori yang diperlukan?
▪ Optimality
Apakah metode tersebut menjamin menemukan solusi yang terbaik jika terdapat beberapa solusi
yang berbeda?
3.2 Heuristic Searching Sebagai Dasar dari AI
2
❖ Para peneliti awal kecerdasan buatan menitik beratkan pada penyelesaian masalah yang tidak
menggunakan metode komputasi konvensional, hal ini disebabkan metode pemecahan masalah
konvensional tidak dapat lagi digunakan.
❖ Permasalahan pada sistem kecerdasan buatan tidak memiliki algoritma tertentu, kalaupun ada
tentulah sangat kompleks. Karena itu haruslah ditemukan sebuah teknik baru yang mirip dengan
cara yang digunakan oleh manusia untuk menyelesaikan masalah dan dapat diimplementasikan
pada komputer.
❖ Salah satu metode yang cukup terkenal adalah metode searching.
❖ Searching dalam sebuah struktur data telah menjadi dasar bagi algoritma komputer, tetapi proses
searching pada kecerdasan buatan memiliki perbedaan.
❖ Metode searching pada kecerdasan buatan merupakan searching terhadap problem space bukan
searching dat. (e.g., angka, karakter, dan string) tertentu.
❖ Proses searching ini berupa jalur yang menggambarkan keadaan awal sebuah masalah menuju
kepada penyelesaian masalah yang diinginkan (i.e., the solved problem).
❖ Jalur-jalur ini meggambarkan langkah-langkah penyelesaian masalah.
❖ Melalui proses searching menuju sebuah penyelesaian akan terbentuk sebuah solution space.
❖ Perhatikan contoh penyelesaian masalah komputer pada Gambar 3.1.
❖ Langkah pertama untuk mengetahui apakah komputer dapat digunakan atau tidak adalah men-
switch ON.
❖ Selanjutnya dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi lampu indikator kita dapat menentukan
langkah berikutnya.
❖ Misalnya kondisi lampu OFF.
❖ Dengan melakukan searching terhadap problem space kita akan tiba pada sebuah masalah agar
komputer dapat diaktifkan kembali.
3
Gambar 3.1 Penyelesaian maslah pada komputer
2.3 BLIND / UN-INFORMED SEARCH
Istilah blind atau buta digunakan karena memang tidak ada informasi awal yang digunakan dalam
proses pencarian.
Berikut ini, sekilas 6 metode yang tergolong blind search
a. Breadth-First Search (BFS)
b. Depth-First Search (DFS)
c. Depth-Limited Search (DLS)
d. Uniform Cost Search (UCS)
e. Iterative-Deepening Search (IDS)
f. Bi-Directional Search (BDS)
Di sini akan dijelaskan satu persatu mengenai metode blind search.
A. Breadth-First Search (BFS)
▪ Breadth-first search (BFS) melakukan proses searching pada semua node yang berada pada level
atau hierarki yang sama terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses searching pada node di level
berikutnya.
▪ Urutan proses searching BFS ditunjukkan dalam Gambar 3.2 adalah: A, B, C, D, E, F,
4
Gambar 3.2 Diagram pohon dari BFS.
Kelebihan dan Kelemahan BFS
▪ Tidak akan menemui jalan buntu.
▪ Menjamin ditemukannya solusi (jika solusinya memang ada) dan solusi yang ditemukan pasti yang
paling baik.
▪ Jika ada satu solusi maka bread-first search akan menemukannya.
▪ Membutuhkan memori yang cukup banyak.
▪ Membutuhkan waktu yang cukup lama.
B. Depth-Fisrt Search (DFS)
▪ Depth-first search (DFS) adalah proses searching sistematis buta yang melakukan ekspansi sebuah
path (jalur) menuju penyelesaian masalah sebelum melakukan eksplorasi terhadap path yang lain.
▪ Proses searching mengikuti sebuah path tunggal sampai menemukan goal atau dead end.
▪ Apabila proses searching menemukan dead-end, DFS akan melakukan penelusuran balik ke node
terakhir untuk melihat apakah node tersebut memiliki path cabang yang belum dieksplorasi.
▪ Apabila cabang ditemukan, DFS akan melakukan cabang tersebut.
▪ Apabila sudah tidak ada lagi cabang yang dapat dieksplorasi, DFS akan kembali ke node parent dan
melakukan proses searching terhadap cabang yang belum dieksplorasi dari node parent sampai
menemukan penyelesaian masalah.
▪ Urutan proses searching DFS ditunjukkan dalam gambar 3.3 adalah: A, B, E, F, G, C, D, K, L, M
5
Gambar 3.3 Diagram pohon dari DFS.
Kelebihan dan Kelemahan DFS
▪ Pemakaian memori hanya sedikit, berbeda jauh dengan BFS yang harus menyimpan semua node
yang pernah dibangkitkan.
▪ Jika solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan paling kiri, maka DFS akan
menemukannya secara tepat.
▪ Jika pohon yang dibangkitkan mempunyai level yang dalam (tak terhingga), maka tidak ada
jaminan untuk menemukan solusi (Tidak Complete).
▪ Jika terdapat lebih dari satu solusi yang sama tetapi berada pada level yang berbeda, maka pada
DFS tidak ada jaminan untuk menemukan solusi yang paling baik (Tidak Optimal).
C. Depth-Limited Search (DLS)
▪ Metode ini berusaha mengatasi kelemahan DFS (tidak complete) dengan membatasi kelemahan
maksimum dari suatu jalur solusi. Tetapi, sebelum menggunakan DLS, kita harus tahu berapa level
maksimum dari suatu solusi.
D. Uniform Cost Search (UCS)
▪ Konsepnya hampir sama dengan BFS, bedanya adalah bahwa BFS menggunakan urutan level yang
paling rendah sampai yang paling tinggi, sedangkan UCS menggunakan urutan biaya dari yang
paling kecil sampai yang terbesar.
▪ UCS berusaha menemukan solusi dengan total biaya terendah yang dihitung berdasarkan biaya dari
simpul asal menuju ke simpul tujuan.
E. Iterative-Deepening Search (IDS)
▪ IDS merupakan metode yang menghubungkan kelebihan BFS (Complete dan Optimal) dengan
kelebihan DFS (space complexity rendah atau membutuhkan sedikit memori).
▪ Tetapi konsekuensinya adalah time complexity-nya menjadi tinggi.
F. Bi-Directional Search (BDS)
6
▪ Pencarian dilakukan dari dua arah: pencarian maju (dari start ke goal) dan pencarian mundur (dari
goal ke start). Ketika dua arah pencarian membangkitkan simpul yang sama, maka solusi telah
ditemukan, yaitu dengan cara menggabungkan kedua jalur yang bertemu.
2.4 Pencarian Heuristik
▪ Pencarian buta tidak selalu dapat diterapkan dengan baik
• Waktu aksesnya yang cukup lama
• Besarnya memori yang diperlukan
▪ Metode heuristic search diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang lebih besar.
▪ Metode heuristic search menggunakan suatu fungsi yang menghitung biaya perkiraan (estimasi)
dari suatu simpul tertentu menuju ke simpul tujuan → disebut fungsi heuristic.
▪ Aplikasi yang menggunakan fungsi heuristic: Google.
Contoh pada masalah 8 puzzle
Operator
▪ Ubin kosong geser ke kanan
▪ Ubin kosong geser ke kiri
▪ Ubin kosong geser ke atas
▪ Ubin kosong geser ke bawah
Langkah Awal
▪ Langkah awal hanya 3 operator yang bisa digunakan.
▪ Ubin kosong digeser ke kiri, ke kanan dan ke atas.
1 2 3
7 8 4
6 5
1 2 3
8
6
4
7 5
Keadaan Awal Tujuan
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
7
▪ Jika menggunakan pencarian buta, tidak perlu mengetahui operasi apa yang akan dikerjakan
(sembarang).
▪ Pada pencarian heuristic perlu diberikan informasi khusus dalam domain tersebut.
Informasi yang bisa diberikan
▪ Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang benar jumlah yang lebih tinggi adalah yang lebih
diharapkan (lebih baik).
• Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang salah jumlah yang lebih kecil adalah yang
diharapkan (lebih baik).
• Menghitung total gerakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan jumlah yang lebih kecil adalah
yang diharapkan (lebih baik).
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
h=6
h=6 h=4
h=4 h=5
h=5
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
h=2
h=2 h=4
h=4 h=3
h=3
8
Referensi
1. Cian Ramadhona Hasolthine, S. M. (2023, November 2). Kecerdasan Buatan. Diambil kembali dari Edlink
Universitas Siber Asia: https://kuliah.unsia.ac.id/panel/classes/563114
Website
https://www.slideshare.net/HendroGunawan8/kecerdasan-buatan-diskusi-3docx
1 2 3
8 4
7 6 5
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 5
8
1 2 3
7 4
6 8 5
Tujuan
kanan
atas
kiri
h=2
h=2 h=4
h=4 h=4
h=4

More Related Content

Similar to Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf

KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptxKECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptxFebriSugandi1
 
Metode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanMetode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanAli Nardi
 
131111092-Forum5-PencarianHeuristik
131111092-Forum5-PencarianHeuristik131111092-Forum5-PencarianHeuristik
131111092-Forum5-PencarianHeuristikYohanes Sibarani
 
Tugas Problem solving AI.pptx
Tugas Problem solving AI.pptxTugas Problem solving AI.pptx
Tugas Problem solving AI.pptxAriefPrasetyo41
 
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.pptBERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.pptAgusPurwadi20
 
Bi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptx
Bi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptxBi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptx
Bi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptxabdulazizrumakeffing
 
Pertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakan
Pertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakanPertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakan
Pertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakanwillyhayon
 
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan PencarianPertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan PencarianEndang Retnoningsih
 
Perbandingan algoritma brute force dan depth first search
Perbandingan algoritma brute force dan depth first searchPerbandingan algoritma brute force dan depth first search
Perbandingan algoritma brute force dan depth first searchohohervin
 
Modul 2 masalah ruang masalah-pencarian
Modul 2   masalah ruang masalah-pencarianModul 2   masalah ruang masalah-pencarian
Modul 2 masalah ruang masalah-pencarianahmad haidaroh
 

Similar to Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf (13)

KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptxKECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
KECERDASAN BUATAN PERTEMUAN 9.pptx
 
Metode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakanMetode pencarian dan pelacakan
Metode pencarian dan pelacakan
 
131111092-Forum5-PencarianHeuristik
131111092-Forum5-PencarianHeuristik131111092-Forum5-PencarianHeuristik
131111092-Forum5-PencarianHeuristik
 
Tugas2 -metode searching ai
Tugas2 -metode searching aiTugas2 -metode searching ai
Tugas2 -metode searching ai
 
Tugas Problem solving AI.pptx
Tugas Problem solving AI.pptxTugas Problem solving AI.pptx
Tugas Problem solving AI.pptx
 
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.pptBERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
BERPIKIR KOMPUTESIONAL 3.ppt
 
Bi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptx
Bi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptxBi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptx
Bi-Directional Search-ANNALYTIC INTELIGENCE.pptx
 
Pertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakan
Pertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakanPertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakan
Pertemuan 4-metode-pencarian-dan-pelacakan
 
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan PencarianPertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
 
Searching
SearchingSearching
Searching
 
Pertemuan 05
Pertemuan 05Pertemuan 05
Pertemuan 05
 
Perbandingan algoritma brute force dan depth first search
Perbandingan algoritma brute force dan depth first searchPerbandingan algoritma brute force dan depth first search
Perbandingan algoritma brute force dan depth first search
 
Modul 2 masalah ruang masalah-pencarian
Modul 2   masalah ruang masalah-pencarianModul 2   masalah ruang masalah-pencarian
Modul 2 masalah ruang masalah-pencarian
 

More from HendroGunawan8

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...HendroGunawan8
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...HendroGunawan8
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfHendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

Kecerdasan Buatan Diskusi 3.pdf

  • 1. 1 Kecerdasan Buatan Diskusi Sesi 3 Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Kelas : IT501 Teknik Pencarian Buta (Blind Search) dan Informed Search Gambar 1. Artificial Intelligence 3.1 Pendahuluan Terdapat banyak metode yang telah diusulkan. Semua metode yang ada dapat dibedakan ke dalam 2 jenis: ▪ Pencarian buta / tanpa informasi (blind / un-informed search) ▪ Pencarian heuristik / dengan informasi (heuristic atau informed search) Setiap metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dengan kelebihan dan kekurangan masing- masing. Untuk mengukur performansi metode pencarian, terdapat 4 kriteria yang digunakan: ▪ Completeness Apakah metode tersebut menjamin penemuan solusi jika solusinya memang ada? ▪ Time complexity Berapa lama waktu yang diperlukan? ▪ Space Complexity Berapa banyak memori yang diperlukan? ▪ Optimality Apakah metode tersebut menjamin menemukan solusi yang terbaik jika terdapat beberapa solusi yang berbeda? 3.2 Heuristic Searching Sebagai Dasar dari AI
  • 2. 2 ❖ Para peneliti awal kecerdasan buatan menitik beratkan pada penyelesaian masalah yang tidak menggunakan metode komputasi konvensional, hal ini disebabkan metode pemecahan masalah konvensional tidak dapat lagi digunakan. ❖ Permasalahan pada sistem kecerdasan buatan tidak memiliki algoritma tertentu, kalaupun ada tentulah sangat kompleks. Karena itu haruslah ditemukan sebuah teknik baru yang mirip dengan cara yang digunakan oleh manusia untuk menyelesaikan masalah dan dapat diimplementasikan pada komputer. ❖ Salah satu metode yang cukup terkenal adalah metode searching. ❖ Searching dalam sebuah struktur data telah menjadi dasar bagi algoritma komputer, tetapi proses searching pada kecerdasan buatan memiliki perbedaan. ❖ Metode searching pada kecerdasan buatan merupakan searching terhadap problem space bukan searching dat. (e.g., angka, karakter, dan string) tertentu. ❖ Proses searching ini berupa jalur yang menggambarkan keadaan awal sebuah masalah menuju kepada penyelesaian masalah yang diinginkan (i.e., the solved problem). ❖ Jalur-jalur ini meggambarkan langkah-langkah penyelesaian masalah. ❖ Melalui proses searching menuju sebuah penyelesaian akan terbentuk sebuah solution space. ❖ Perhatikan contoh penyelesaian masalah komputer pada Gambar 3.1. ❖ Langkah pertama untuk mengetahui apakah komputer dapat digunakan atau tidak adalah men- switch ON. ❖ Selanjutnya dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi lampu indikator kita dapat menentukan langkah berikutnya. ❖ Misalnya kondisi lampu OFF. ❖ Dengan melakukan searching terhadap problem space kita akan tiba pada sebuah masalah agar komputer dapat diaktifkan kembali.
  • 3. 3 Gambar 3.1 Penyelesaian maslah pada komputer 2.3 BLIND / UN-INFORMED SEARCH Istilah blind atau buta digunakan karena memang tidak ada informasi awal yang digunakan dalam proses pencarian. Berikut ini, sekilas 6 metode yang tergolong blind search a. Breadth-First Search (BFS) b. Depth-First Search (DFS) c. Depth-Limited Search (DLS) d. Uniform Cost Search (UCS) e. Iterative-Deepening Search (IDS) f. Bi-Directional Search (BDS) Di sini akan dijelaskan satu persatu mengenai metode blind search. A. Breadth-First Search (BFS) ▪ Breadth-first search (BFS) melakukan proses searching pada semua node yang berada pada level atau hierarki yang sama terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses searching pada node di level berikutnya. ▪ Urutan proses searching BFS ditunjukkan dalam Gambar 3.2 adalah: A, B, C, D, E, F,
  • 4. 4 Gambar 3.2 Diagram pohon dari BFS. Kelebihan dan Kelemahan BFS ▪ Tidak akan menemui jalan buntu. ▪ Menjamin ditemukannya solusi (jika solusinya memang ada) dan solusi yang ditemukan pasti yang paling baik. ▪ Jika ada satu solusi maka bread-first search akan menemukannya. ▪ Membutuhkan memori yang cukup banyak. ▪ Membutuhkan waktu yang cukup lama. B. Depth-Fisrt Search (DFS) ▪ Depth-first search (DFS) adalah proses searching sistematis buta yang melakukan ekspansi sebuah path (jalur) menuju penyelesaian masalah sebelum melakukan eksplorasi terhadap path yang lain. ▪ Proses searching mengikuti sebuah path tunggal sampai menemukan goal atau dead end. ▪ Apabila proses searching menemukan dead-end, DFS akan melakukan penelusuran balik ke node terakhir untuk melihat apakah node tersebut memiliki path cabang yang belum dieksplorasi. ▪ Apabila cabang ditemukan, DFS akan melakukan cabang tersebut. ▪ Apabila sudah tidak ada lagi cabang yang dapat dieksplorasi, DFS akan kembali ke node parent dan melakukan proses searching terhadap cabang yang belum dieksplorasi dari node parent sampai menemukan penyelesaian masalah. ▪ Urutan proses searching DFS ditunjukkan dalam gambar 3.3 adalah: A, B, E, F, G, C, D, K, L, M
  • 5. 5 Gambar 3.3 Diagram pohon dari DFS. Kelebihan dan Kelemahan DFS ▪ Pemakaian memori hanya sedikit, berbeda jauh dengan BFS yang harus menyimpan semua node yang pernah dibangkitkan. ▪ Jika solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan paling kiri, maka DFS akan menemukannya secara tepat. ▪ Jika pohon yang dibangkitkan mempunyai level yang dalam (tak terhingga), maka tidak ada jaminan untuk menemukan solusi (Tidak Complete). ▪ Jika terdapat lebih dari satu solusi yang sama tetapi berada pada level yang berbeda, maka pada DFS tidak ada jaminan untuk menemukan solusi yang paling baik (Tidak Optimal). C. Depth-Limited Search (DLS) ▪ Metode ini berusaha mengatasi kelemahan DFS (tidak complete) dengan membatasi kelemahan maksimum dari suatu jalur solusi. Tetapi, sebelum menggunakan DLS, kita harus tahu berapa level maksimum dari suatu solusi. D. Uniform Cost Search (UCS) ▪ Konsepnya hampir sama dengan BFS, bedanya adalah bahwa BFS menggunakan urutan level yang paling rendah sampai yang paling tinggi, sedangkan UCS menggunakan urutan biaya dari yang paling kecil sampai yang terbesar. ▪ UCS berusaha menemukan solusi dengan total biaya terendah yang dihitung berdasarkan biaya dari simpul asal menuju ke simpul tujuan. E. Iterative-Deepening Search (IDS) ▪ IDS merupakan metode yang menghubungkan kelebihan BFS (Complete dan Optimal) dengan kelebihan DFS (space complexity rendah atau membutuhkan sedikit memori). ▪ Tetapi konsekuensinya adalah time complexity-nya menjadi tinggi. F. Bi-Directional Search (BDS)
  • 6. 6 ▪ Pencarian dilakukan dari dua arah: pencarian maju (dari start ke goal) dan pencarian mundur (dari goal ke start). Ketika dua arah pencarian membangkitkan simpul yang sama, maka solusi telah ditemukan, yaitu dengan cara menggabungkan kedua jalur yang bertemu. 2.4 Pencarian Heuristik ▪ Pencarian buta tidak selalu dapat diterapkan dengan baik • Waktu aksesnya yang cukup lama • Besarnya memori yang diperlukan ▪ Metode heuristic search diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang lebih besar. ▪ Metode heuristic search menggunakan suatu fungsi yang menghitung biaya perkiraan (estimasi) dari suatu simpul tertentu menuju ke simpul tujuan → disebut fungsi heuristic. ▪ Aplikasi yang menggunakan fungsi heuristic: Google. Contoh pada masalah 8 puzzle Operator ▪ Ubin kosong geser ke kanan ▪ Ubin kosong geser ke kiri ▪ Ubin kosong geser ke atas ▪ Ubin kosong geser ke bawah Langkah Awal ▪ Langkah awal hanya 3 operator yang bisa digunakan. ▪ Ubin kosong digeser ke kiri, ke kanan dan ke atas. 1 2 3 7 8 4 6 5 1 2 3 8 6 4 7 5 Keadaan Awal Tujuan 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri
  • 7. 7 ▪ Jika menggunakan pencarian buta, tidak perlu mengetahui operasi apa yang akan dikerjakan (sembarang). ▪ Pada pencarian heuristic perlu diberikan informasi khusus dalam domain tersebut. Informasi yang bisa diberikan ▪ Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang benar jumlah yang lebih tinggi adalah yang lebih diharapkan (lebih baik). • Untuk jumlah ubin yang menempati posisi yang salah jumlah yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih baik). • Menghitung total gerakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan jumlah yang lebih kecil adalah yang diharapkan (lebih baik). 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri h=6 h=6 h=4 h=4 h=5 h=5 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri h=2 h=2 h=4 h=4 h=3 h=3
  • 8. 8 Referensi 1. Cian Ramadhona Hasolthine, S. M. (2023, November 2). Kecerdasan Buatan. Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia: https://kuliah.unsia.ac.id/panel/classes/563114 Website https://www.slideshare.net/HendroGunawan8/kecerdasan-buatan-diskusi-3docx 1 2 3 8 4 7 6 5 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 5 8 1 2 3 7 4 6 8 5 Tujuan kanan atas kiri h=2 h=2 h=4 h=4 h=4 h=4