SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PERSAMAAN SIMULTAN
TWO STAGE LEAST SQUARE (2SLS ATAU TSLS)
PENGERTIAN
 Suatu himpunan persamaan dimana variabel dependen dalam satu atau
lebih persamaan juga merupakan variabel independen dalam beberapa
persamaan yang lain (hubungan dua arah)
 Suatu model yang mempunyai hubungan sebab akibat antara variabel
dependen dan variabel independennya, sehingga suatu variabel dapat
dinyatakan sebagai variabel dependen maupun independen dalam persamaan
yang lain.
 Contohnya antara konsumsi dan pendapatan, konsumsi dipengaruhi oleh
pendapatan, tetapi pendapatan juga dipengaruhi konsumsi
 Dalam suatu sitem persamaan simultan terdapat lebih dari satu pesamaan.
VARIABEL DALAM PERSAMAAN SIMULTAN
 Dalam suatu system persamaan simultan, variabel dikelompokkan menjadi 2
jenis:
 Variabel endogen:
variabel tak bebas dalam persamaan simultan yang nilainya ditentukan di
dalam system persamaan
 Variabel predetermined
variabel yang nilainya tidak ditentukan secara langsung di dalam system
(nilainya ditentukan diluar system). Variabel ini ditetapkan lebih dulu dan
nilainya ditetapkan lebih dulu (nonstokastik).
Variabel predetermined terbagi menjadi dua kategori, yaitu variabel
eksogen dan variabel lag (lag endogen dan lag eksogen)
 variabel eksogen
variabel yang hanya bersifat mempengaruhi variabel lain baik di dalam
seluruh persamaan yang menyusun suatu model ekonomi. Dengan kata
lain variabel eksogen ini adalah variabel independen sesungguhnya, baik
di satu persamaan maupun di persamaan lainnya dalam model dan
bersifat non stokastik (pasti).
 variabel lag endogen
variabel endogen di masa lampau, sehingga nilainya sudah diketahui
sebelumnya. Biasanya variabel ini ditandai dengan adanya subscript (t-
1) pada variabel endogennya.
 Variabel lag eksogen
penjelasannya beranalogi sama dengan variabel lagged endogen. Juga
dicirikan dengan adanya subscript (t-1) pada variabel eksogennya.
JENIS PERSAMAAN PADA MODEL SIMULTAN
 Persamaan structural:
model yang terdiri dari beberapa persamaan yang dibentuk berdasarkan
landasan teori. Model ini dapat dianggap pula sebagai model dasar.
 Persamaan bentuk terreduksi (Reduced Form):
Persamaan yang dibentuk dari persamaan structural sedemikian rupa sehingga
masing-masing variabel endogen merupakan fungsi dari semua variabel
predetermined.
Persamaan reduced form dapat diestimasi dengan OLS, dan koefisien regresi
persamaa reduced form digunakan untuk menduga parameter persamaan
struktural
IDENTIFIKASI
 Tujuan identifikasi  Menentukan apakah koefisien regresi dari persamaan
reduced form dapat digunakan untuk menduga parameter persamaan
structural atau tidak
 Identifikasi dilakukam di masing – masing persaman, kecuali persamaan
identitas dan persamaan keseimbangan
 Ada 3 kemungkinan hasil identifikasi
• Under identified  kondisi ketika koefisien persamaan reduced form tidak
dapat digunakan untuk menduga koefisien persamaan structural, sehingga
persamaan structural tidak dapat diduga
• Just / exact identified  koefisien persamaan structural dapat ditentukan
secara tepat dari koefisien persamaan reduced form. Metode yang
digunakan untuk menduga persamaan structural adalah Inderect Least
Square (ILS)
• Over Identified  koefisien persamaan reduced form dapat menghasilkan
lebih dari satu nilai koefisien persamaan structural. Model yang digunakan
untuk menduga persamaan structural adalah two-stage least square (2SLS)
 Cara identifikasi
1. Order Condition  syarat perlu (necessary condition) tapi belum syarat
cukup (sufficient condition) untuk identifikasi
Rumusnya (K -M) vs (G-1)
Dimana
K : banyaknya keseluruhan variabel (variabel endogen dan predetermined)
dalam model simultan.
M : banyaknya variabel dalam suatu persamaan tertentu
G : banyaknya persamaan dalam model simultan
Syarat:
Jika (K - M) < (G-1)  under identified
Jika (K - M) = (G-1)  just / exactly identified  ILS
Jika (K - M) > (G-1)  over identified  2SLS
2. Rank Condition  syarat cukup (sufficient condition). dalam system
persamaan yang terdiri dari G persamaan, maka suatu persamaan
memenuhi syarat identifikasi jika dan hanya jika dapat dibentuk sekurang
- kurangnya satu determinan ordo (G – 1) tidak sama dengan nol
Metode Two Stage Least Square (2SLS)
 Two Stage Least Square (2SLS)  salah satu metode regresi yang termasuk ke
dalam kelompok analisis persamaan struktural. Metode ini merupakan
perluasan dari metode OLS yang biasa digunakan dalam perhitungan analisis
regresi.
 2SLS digunakan dalam kondisi dimana terdapat korelasi antara error yang
dihasilkan dalam model berkorelasi dengan variabel bebasnya.
 Disebut Two Stage Least Square, karena terdapat two stage atau dua langkah
1. dengan menggunakan metode OLS eksplanatori terhadap variabel
instrumental variabel dan variabel eksogen lainnya. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan variabel eksogen yang tidak bias.
2. meregresikan variabel endogen terhadap variabel endogen eksplanatori
yang sudah tidak bias bersama variabel lainnya.
CONTOH KASUS
Analisis penawaran dan permintaan minyak goreng sawit dimana Permintaan
minyak goreng sawit dipengaruhi oleh variabel harga minyak goreng sawit,
pendapatan dan harga minyak goreng kelapa sebagai barang substitusinya,
sedangkan penawaran minyak goreng sawit dipengaruhi oleh variabel harga
minyak goreng sawit, harga CPO dan trend. Data yang digunakan adalah data
sekunder sebagai berikut (terlampir: 2sls.xls)
Persamaan Matematis
 Persamaan 1  Qt
d
= α0 + α1Pt+α2It+α3St+U1t
 Persamaan 2  Qt
s
= β0 + β1Pt+β2Rt+β3Tt+U2t
 Persamaan identitas  Qt
d
= Qt
s
Dimana
Qt
d
= permintaan minyak goreng sawit
Qt
s
= penawaran minyak goreng sawit
Pt = harga minyak goreng sawit
It = pendapatan nasional
St = harga minyak goreng kelapa
Rt = harga CPO
Tt = trend
TAHAPAN ANALISIS:
1. Mengklasifikasi variabel endogen dan variabel
predeterminend
 Persamaan 1  Qt
d
= α0 + α1Pt+α2 It+α3St+U1t
 Persamaan 2  Qt
s
= β0 + β1Pt+β2 Rt+β3Tt+U2t
 Persamaan identitas  Qt
d
= Qt
s
 Variabel Endogen = Qt
d
Qt
s
Pt (variabel yg terletak disisi kiri tanda sama
dengan (=) dan Pt karena harga minyak sawit berperan di persamaan 1 dan
persamaan 2)
 Variabel predeterminend = I, S, R, T (variabel yang terletak di kanan tanda
sama dengan (=)
TAHAPAN ANALISIS:
2. Identifikasi masing-masing persamaan
 Order Condition
Persamaan 1 = Qt
d
= α0 + α1Pt+α2 It+α3St+U1t (K = 7, M=3, G=2 )
(K -M) vs (G-1)
(7-3) (2-1)
4 > 1  over identified
 Persamaan 2 = Qt
s
= β0 + β1Pt+β2 Rt+β3Tt+U2t (k= 7, M = 3, G=2)
(K -M) vs (G-1)
(7-3) (2-1)
4 > 1  over identified
Karena hasil identifikasi persamaan 1
dan persamaan 2 adalah over
identified maka model yang digunakan
untuk menduga persamaan structural
adalah two-stage least square (2SLS)
TAHAPAN ANALISIS:
3. SPSS metode 2sls untuk masing-masing persamaan
 Langkah-langkah SPSS:
1. Copy data dari Excel ke SPSS.
2. Rubah nama variabel (variabel view) sesuai dengan nama aslinya pada
Excel.
3. Regresi 2SLS pada masing-masing persamaan struktural dalam model. Pada
kasus ini, terdapat dua persamaan struktural dalam model. Sehingga kita
melakukan analisa 2SLS sebanyak dua kali.
 Klik Analyze  Regression  2-stage least squares
 Pada kolom “Dependent”, masukkan variabel dependen pada
persamaan yang dianalisa. Sebagai contoh, jika kita menganalisa
persamaan 1, maka variabel kuantitas (Q) yang kita masukkan dalam
kolom tersebut.
 Pada kolom “Explanatory”, masukkan variabel independen dalam
persamaan yang dianalisa. Contoh, jika menganalisa persamaan 1,
maka variabel penjelasnya adalah hrg_msawit, pendapatan, dan
harga_mkelapa.
 Pada kolom “Instrumental” masukkan semua variabel yang ada dalam
klasifikasi variabel predeterminend
 Klik Options  centang “Predicted”  Continue  OK
 Akan muncul sebuah notifikasi yang meminta izin untuk menambahkan
variabel baru pada kolom data di sheet “Data View”. Klik “OK” untuk
melanjutkan.
 Pada variabel view akan muncul variabel baru bernama “FIT_1” untuk
analisa persamaan pertama, dan “FIT_2” untuk analisa persamaan
kedua, dan seterusnya. Rubah nama variabel ini menjadi “PRED_....”
isikan titik-titik tersebut dengan nama variabel dependen pada
persamaan yang sedang dianalisa. Contoh, saat analisa persamaan 1,
maka rubah variabel “FIT_1” menjadi “PRED_permintaan”. Variabel
baru ini merupakan nilai prediksi SPSS atas model persamaan matematis
yang kita buat. Untuk melihat nilai konstanta dan koefisien pada
persamaan yang kita analisa ini, dapat dilihat pada hasil output SPSS.
4. Lakukan seluruh langkah nomor 3 ini untuk persamaan struktural yang lain
yang termasuk dalam model. Persamaan identitas dalam model tidak perlu
dianalisa menggunakan langkah nomor 3.
5. Interpretasikan hasil spss dari masing-masing persamaan.
 Interpretasi persamaan 1
Interpretasi Tabel Model Summary
 Multiple R = 0,887
 artinya ada korelasi yang sangat kuat dan positif antara nilai-nilai
variabel terikat yg diobservasi dengan nilai-nilai model yang di prediksi.
 R square = 0,786, artinya 78,6% variabel bebas dalam persamaan ini mampu
menjelaskan variabel terikat dan sisanya sebesar 21,4% dijelaskan oleh
variabel di luar model.
 Interpretasi persamaan 1
Interpretasi Tabel Anova
Tabel anova digunakan untuk menguji kelayakan model secara statistic.
Syarat:
Signifikansi < 0,05  model signifikan / model layak
 Sig = 0,000 < 0,05  model signifikan / model layak
Karena nilai sig kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model
dalam persamaan ini sudah layak pada taraf 5%
 Interpretasi persamaan 1
Interpretasi Tabel coeficient
Tabel coefficient digunakan untuk menguji pengaruh setiap variabel bebas
secara statistic.
Syarat:
Signifikansi < 0,05  koefisien signifikan / variabel berpengaruh secara
signifikan
 Sig hrg_msawit = 0,379 > 0,05  koefisien tidak signifikan
Sig pendapatan = 0,000 < 0,05  koefisien signifikan
Sig hrg_mkelapa = 0,808  koefisien tidak signifikan
Dari tabel coefficient dapat disimpulkan bahwa, terdapat dua koefisien
yang nilai signifikansinya lebih dari 0.05; yaitu harga_msawit dan
hrg_mkelapa, masing-masing sebesar 0.379 dan 0.808, Ini menunjukkan
bahwa kedua variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang nyata
terhadap variabel terikat pada persamaan 1 (persamaan permintaan minyak
goreng sawit. Sedangkan variabel pendapatan memiliki tingkat signifikansi
0,000 kurang dari 0.05 sehingga memiliki pengaruh nyata terhadap nilai
variabel terikat
 Bentuk Persamaan dari nilai koefisien dan konstatnta dari Tabel Coefficient
Persamaan 1  Qt
d
= α0 + α1Pt+α2 It+α3St+U1t
Qt
d
= 952,300 − 0,612Pt + 0,022 It + 0,168St + U1t
Dimana
Qt
d
= permintaan minyak goreng sawit
Pt = harga minyak goreng sawit
It = pendapatan nasional
St = harga minyak goreng kelapa
 Interpretasi persamaan 2
Interpretasi Tabel Model Summary
 Multiple R = 0,935
 artinya ada korelasi yang sangat kuat dan positif antara nilai-nilai
variabel terikat yg diobservasi dengan nilai-nilai model yang di prediksi.
 R square = 0,874, artinya 87,4% variabel bebas dalam persamaan ini mampu
menjelaskan variabel terikat dan sisanya sebesar 12,6% dijelaskan oleh
variabel di luar model.
 Interpretasi persamaan 2
Interpretasi Tabel Anova
Tabel anova digunakan untuk menguji kelayakan model secara statistic.
Syarat:
Signifikansi < 0,05  model signifikan / model layak
 Sig = 0,000 < 0,05  model signifikan / model layak
Karena nilai sig kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model
dalam persamaan ini sudah layak pada taraf 5%
 Interpretasi persamaan 2
Interpretasi Tabel coeficient
Tabel anova digunakan untuk menguji pengaruh setiap variabel bebas secara
statistic.
Syarat:
Signifikansi < 0,05  koefisien signifikan / variabel berpengaruh secara
signifikan
 Sig hrg_msawit = 0,560 > 0,05  koefisien tidak signifikan
Sig hrg_cpo = 0,266 > 0,05  koefisien tidak signifikan
Sig trend = 0,000  koefisien signifikan
Dari tabel coefficient dapat disimpulkan bahwa, terdapat dua koefisien
yang nilai signifikansinya lebih dari 0.05; yaitu harga_msawit dan hrg_cpo,
masing-masing sebesar 0.560 dan 0.266, Ini menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel
terikat pada persamaan 2 (persamaan penawaran minyak goreng sawit.
Sedangkan variabel trend memiliki tingkat signifikansi 0,000 kurang dari
0.05 sehingga memiliki pengaruh nyata terhadap nilai variabel terikat.
 Bentuk Persamaan dari nilai koefisien dan konstatnta dari Tabel Coefficient
Persamaan 2 Qt
s
= β0 + β1Pt+β2Rt+β3Tt+U2t
Qt
s
= 1877,517 − 0,303Pt − 0,384Rt+ 157,380Tt+ U2t
Dimana
Qt
s
= penawaran minyak goreng sawit
Pt = harga minyak goreng sawit
Rt = harga CPO
Tt = trend
TAHAPAN ANALISIS:
4. Validasi Model
Model hasil pengerjaan dengan regresi 2SLS di atas selanjutnya memerlukan
pengujian kembali apakah sistem persamaan yang sudah kita buat ini mampu
memprediksi mendekati dengan data aktualnya. Untuk itu kita menggunakan
validasi dengan dua tahap:
1. Logika Ekonomi
 Logika ekonomi digunakan untuk melihat bagaimana seharusnya persamaan
yang sudah kita bentuk ini dapat dijelaskan sesuai dengan teori ekonomi
terkait. Ketika kita menemukan ketidaksesuaian dalam persamaan yang kita
bentuk dengan teori atau asumsi ekonomi tertentu, maka kita dapat
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi pada persamaan-persamaan kita ini. Untuk mempermudah logika
ekonomi bisa menggunakan tabel. Analisis pada kasus terlampir (file: validai
model 2sls.xls)
2. Perbandingan data Aktual dan Data Prediksi
Perbandingan data aktual dengan data prediksi dapat dilakukan menggunakan
Excel ataupun SPSS.
Menggunakan Excel
1. Buka kembali sheet data, kemudian buatkan “tabel perhitungan” (file:
validasi model 2sls.xls).
2. Masukkan data nilai variabel-variabel yang ada pada sheet kerja tadi
sesuai dengan kolomnya masing-masing.
3. Pada kolom variabel “Prediksi”, masukkan persamaan matematis yang
sudah dibuat sebelumnya pada kolom masing-masing variabel yang
bersesuaian.
4. Blok persamaan ini kebawah agar formula ini dapat dikerjakan dengan
cepat untuk data-data variabel permintaan pada rentang waktu yang lain.
5. Lakukan cara 3 dan 4 untuk persamaan yang lain pada kolom prediksi.
6. hitung rata-rata pada setiap variabel
7. Copy kan hasil pada tabel perhitungan ke “tabel ringkasan hasil”.
8. Bandingkan nilai antara rata-rata data “Aktual” dengan rata-rata data
“Prediksi”.>>>
<<< lanjutan langkah 8…
Syarat:
Jika selisih antara nilai-nilai tersebut mendekati nol  persamaan yang
kita buat tadi dianggap mampu untuk memprediksi keadaan nyata di
lapang karena hampir bersesuaian dengan data real
(Analisis perbandingan data aktual dan data prediksi dengan excel
terlampir: file validai model 2sls.xls)
Menggunakan SPSS
1. Buka sheet kerja “Data View” pada SPSS dimana kita telah memiliki
seluruh data actual (dari file Excel yang sudah dipindah ke SPSS) termasuk
2 kolom data nilai variabel “Pred....”.
2. Klik Analyze  Descriptive Statistics  Frequencies.
3. Pada kolom “Variable”, masukkan semua variabel dependen yang kita
buatkan persamaannya tadi termasuk dua variabel “Pred...” tadi, dan
jangan masukkan variabel dependen dari persamaan identitas karena kita
tidak pelu membandingkan data dari variabel dependen ini.
4. Klik Statistics  dan centang “Mean”  Continue, OK
Interpretasi Uji Deskriptif Statistic
bandingkan nilai “Mean” masing-masing variabel tersebut dengan nilai
“mean” pada variabel-variabel Prediksi yang bersesuaian.
Ketika nilai perbandingan mean ini sama, atau hampir sama, maka persamaan
yang kita buat untuk memprediksi variabel-variabel dependen tersebut
mampu memprediksi realita dengan baik,
Keputusan:

More Related Content

What's hot

Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1alexbaskara
 
Konsumsi dan Investasi
Konsumsi dan InvestasiKonsumsi dan Investasi
Konsumsi dan InvestasiAry Efendi
 
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi MasyarakatPengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi Masyarakatwidya adhy
 
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...Iin Agustina
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uangYusron Blacklist
 
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatanelastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatanEkinanda Anggita
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanMaria Khusuma
 
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptxPPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptxRayhan Dzikri
 
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatIlmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatYesica Adicondro
 
resume permintaan perseorangan dan permintaan pasar
resume permintaan perseorangan dan permintaan pasarresume permintaan perseorangan dan permintaan pasar
resume permintaan perseorangan dan permintaan pasarYunita Agza
 
pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangSukma Kenangan
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Artikel Gelombang konjungtur ekonomi
Artikel Gelombang konjungtur ekonomiArtikel Gelombang konjungtur ekonomi
Artikel Gelombang konjungtur ekonomiIrvan Berutu
 

What's hot (20)

Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
Pengantar ekonomi-makro-pertemuan-1
 
Nilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bungaNilai tukar dan tingkat bunga
Nilai tukar dan tingkat bunga
 
Konsumsi dan Investasi
Konsumsi dan InvestasiKonsumsi dan Investasi
Konsumsi dan Investasi
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi MasyarakatPengeluaran Konsumsi Masyarakat
Pengeluaran Konsumsi Masyarakat
 
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uang
 
PowerPoint Inflasi di Indonesia
PowerPoint Inflasi di IndonesiaPowerPoint Inflasi di Indonesia
PowerPoint Inflasi di Indonesia
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatanelastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
 
Nilai Tukar
Nilai TukarNilai Tukar
Nilai Tukar
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptxPPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
 
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatIlmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
 
resume permintaan perseorangan dan permintaan pasar
resume permintaan perseorangan dan permintaan pasarresume permintaan perseorangan dan permintaan pasar
resume permintaan perseorangan dan permintaan pasar
 
pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barang
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Sistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukarSistem dan kebijakan nilai tukar
Sistem dan kebijakan nilai tukar
 
Artikel Gelombang konjungtur ekonomi
Artikel Gelombang konjungtur ekonomiArtikel Gelombang konjungtur ekonomi
Artikel Gelombang konjungtur ekonomi
 

Similar to 2SLS

Analisis Hubungan
Analisis HubunganAnalisis Hubungan
Analisis Hubungangalih
 
UTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.pptUTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.pptzahwarafika
 
FIX_K11_EKONOMETRI.pptx
FIX_K11_EKONOMETRI.pptxFIX_K11_EKONOMETRI.pptx
FIX_K11_EKONOMETRI.pptxNadyaMeydiva
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAyu Febriyanti
 
ARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.ppt
ARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.pptARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.ppt
ARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.pptJhonArip1
 
Analisis+jalur
Analisis+jalurAnalisis+jalur
Analisis+jalurMis Wanto
 
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIMODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIdedysetyooetomo1
 
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanyaAnalisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanyanatnitnet nitnot
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 

Similar to 2SLS (20)

Analisis jalur kel 4
Analisis jalur  kel 4Analisis jalur  kel 4
Analisis jalur kel 4
 
Analisis Hubungan
Analisis HubunganAnalisis Hubungan
Analisis Hubungan
 
Modul linear-ganda
Modul linear-gandaModul linear-ganda
Modul linear-ganda
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
06 analisis faktor
 
UTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.pptUTS STATISTIK.ppt
UTS STATISTIK.ppt
 
FIX_K11_EKONOMETRI.pptx
FIX_K11_EKONOMETRI.pptxFIX_K11_EKONOMETRI.pptx
FIX_K11_EKONOMETRI.pptx
 
Regresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasiRegresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasi
 
Regresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasiRegresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasi
 
Aplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariatAplikasi spss pada statistik multivariat
Aplikasi spss pada statistik multivariat
 
Analisis+jalur
Analisis+jalurAnalisis+jalur
Analisis+jalur
 
ARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.ppt
ARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.pptARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.ppt
ARIP_1606823020_REGRESI_LINIER_BERGANDA_ANALYSISS PATH.ppt
 
Analisis+jalur
Analisis+jalurAnalisis+jalur
Analisis+jalur
 
Analisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear SederhanaAnalisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear Sederhana
 
11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf
 
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIMODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
 
Tugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdfTugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdf
 
ANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.pptANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.ppt
 
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanyaAnalisis regresi dengan exel dan cara membacanya
Analisis regresi dengan exel dan cara membacanya
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
 

Recently uploaded

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 

Recently uploaded (9)

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 

2SLS

  • 1. PERSAMAAN SIMULTAN TWO STAGE LEAST SQUARE (2SLS ATAU TSLS)
  • 2. PENGERTIAN  Suatu himpunan persamaan dimana variabel dependen dalam satu atau lebih persamaan juga merupakan variabel independen dalam beberapa persamaan yang lain (hubungan dua arah)  Suatu model yang mempunyai hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan variabel independennya, sehingga suatu variabel dapat dinyatakan sebagai variabel dependen maupun independen dalam persamaan yang lain.  Contohnya antara konsumsi dan pendapatan, konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi pendapatan juga dipengaruhi konsumsi  Dalam suatu sitem persamaan simultan terdapat lebih dari satu pesamaan.
  • 3. VARIABEL DALAM PERSAMAAN SIMULTAN  Dalam suatu system persamaan simultan, variabel dikelompokkan menjadi 2 jenis:  Variabel endogen: variabel tak bebas dalam persamaan simultan yang nilainya ditentukan di dalam system persamaan  Variabel predetermined variabel yang nilainya tidak ditentukan secara langsung di dalam system (nilainya ditentukan diluar system). Variabel ini ditetapkan lebih dulu dan nilainya ditetapkan lebih dulu (nonstokastik). Variabel predetermined terbagi menjadi dua kategori, yaitu variabel eksogen dan variabel lag (lag endogen dan lag eksogen)
  • 4.  variabel eksogen variabel yang hanya bersifat mempengaruhi variabel lain baik di dalam seluruh persamaan yang menyusun suatu model ekonomi. Dengan kata lain variabel eksogen ini adalah variabel independen sesungguhnya, baik di satu persamaan maupun di persamaan lainnya dalam model dan bersifat non stokastik (pasti).  variabel lag endogen variabel endogen di masa lampau, sehingga nilainya sudah diketahui sebelumnya. Biasanya variabel ini ditandai dengan adanya subscript (t- 1) pada variabel endogennya.  Variabel lag eksogen penjelasannya beranalogi sama dengan variabel lagged endogen. Juga dicirikan dengan adanya subscript (t-1) pada variabel eksogennya.
  • 5. JENIS PERSAMAAN PADA MODEL SIMULTAN  Persamaan structural: model yang terdiri dari beberapa persamaan yang dibentuk berdasarkan landasan teori. Model ini dapat dianggap pula sebagai model dasar.  Persamaan bentuk terreduksi (Reduced Form): Persamaan yang dibentuk dari persamaan structural sedemikian rupa sehingga masing-masing variabel endogen merupakan fungsi dari semua variabel predetermined. Persamaan reduced form dapat diestimasi dengan OLS, dan koefisien regresi persamaa reduced form digunakan untuk menduga parameter persamaan struktural
  • 6. IDENTIFIKASI  Tujuan identifikasi  Menentukan apakah koefisien regresi dari persamaan reduced form dapat digunakan untuk menduga parameter persamaan structural atau tidak  Identifikasi dilakukam di masing – masing persaman, kecuali persamaan identitas dan persamaan keseimbangan  Ada 3 kemungkinan hasil identifikasi • Under identified  kondisi ketika koefisien persamaan reduced form tidak dapat digunakan untuk menduga koefisien persamaan structural, sehingga persamaan structural tidak dapat diduga • Just / exact identified  koefisien persamaan structural dapat ditentukan secara tepat dari koefisien persamaan reduced form. Metode yang digunakan untuk menduga persamaan structural adalah Inderect Least Square (ILS) • Over Identified  koefisien persamaan reduced form dapat menghasilkan lebih dari satu nilai koefisien persamaan structural. Model yang digunakan untuk menduga persamaan structural adalah two-stage least square (2SLS)
  • 7.  Cara identifikasi 1. Order Condition  syarat perlu (necessary condition) tapi belum syarat cukup (sufficient condition) untuk identifikasi Rumusnya (K -M) vs (G-1) Dimana K : banyaknya keseluruhan variabel (variabel endogen dan predetermined) dalam model simultan. M : banyaknya variabel dalam suatu persamaan tertentu G : banyaknya persamaan dalam model simultan Syarat: Jika (K - M) < (G-1)  under identified Jika (K - M) = (G-1)  just / exactly identified  ILS Jika (K - M) > (G-1)  over identified  2SLS
  • 8. 2. Rank Condition  syarat cukup (sufficient condition). dalam system persamaan yang terdiri dari G persamaan, maka suatu persamaan memenuhi syarat identifikasi jika dan hanya jika dapat dibentuk sekurang - kurangnya satu determinan ordo (G – 1) tidak sama dengan nol
  • 9. Metode Two Stage Least Square (2SLS)  Two Stage Least Square (2SLS)  salah satu metode regresi yang termasuk ke dalam kelompok analisis persamaan struktural. Metode ini merupakan perluasan dari metode OLS yang biasa digunakan dalam perhitungan analisis regresi.  2SLS digunakan dalam kondisi dimana terdapat korelasi antara error yang dihasilkan dalam model berkorelasi dengan variabel bebasnya.  Disebut Two Stage Least Square, karena terdapat two stage atau dua langkah 1. dengan menggunakan metode OLS eksplanatori terhadap variabel instrumental variabel dan variabel eksogen lainnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan variabel eksogen yang tidak bias. 2. meregresikan variabel endogen terhadap variabel endogen eksplanatori yang sudah tidak bias bersama variabel lainnya.
  • 10. CONTOH KASUS Analisis penawaran dan permintaan minyak goreng sawit dimana Permintaan minyak goreng sawit dipengaruhi oleh variabel harga minyak goreng sawit, pendapatan dan harga minyak goreng kelapa sebagai barang substitusinya, sedangkan penawaran minyak goreng sawit dipengaruhi oleh variabel harga minyak goreng sawit, harga CPO dan trend. Data yang digunakan adalah data sekunder sebagai berikut (terlampir: 2sls.xls)
  • 11. Persamaan Matematis  Persamaan 1  Qt d = α0 + α1Pt+α2It+α3St+U1t  Persamaan 2  Qt s = β0 + β1Pt+β2Rt+β3Tt+U2t  Persamaan identitas  Qt d = Qt s Dimana Qt d = permintaan minyak goreng sawit Qt s = penawaran minyak goreng sawit Pt = harga minyak goreng sawit It = pendapatan nasional St = harga minyak goreng kelapa Rt = harga CPO Tt = trend
  • 12. TAHAPAN ANALISIS: 1. Mengklasifikasi variabel endogen dan variabel predeterminend  Persamaan 1  Qt d = α0 + α1Pt+α2 It+α3St+U1t  Persamaan 2  Qt s = β0 + β1Pt+β2 Rt+β3Tt+U2t  Persamaan identitas  Qt d = Qt s  Variabel Endogen = Qt d Qt s Pt (variabel yg terletak disisi kiri tanda sama dengan (=) dan Pt karena harga minyak sawit berperan di persamaan 1 dan persamaan 2)  Variabel predeterminend = I, S, R, T (variabel yang terletak di kanan tanda sama dengan (=)
  • 13. TAHAPAN ANALISIS: 2. Identifikasi masing-masing persamaan  Order Condition Persamaan 1 = Qt d = α0 + α1Pt+α2 It+α3St+U1t (K = 7, M=3, G=2 ) (K -M) vs (G-1) (7-3) (2-1) 4 > 1  over identified  Persamaan 2 = Qt s = β0 + β1Pt+β2 Rt+β3Tt+U2t (k= 7, M = 3, G=2) (K -M) vs (G-1) (7-3) (2-1) 4 > 1  over identified Karena hasil identifikasi persamaan 1 dan persamaan 2 adalah over identified maka model yang digunakan untuk menduga persamaan structural adalah two-stage least square (2SLS)
  • 14. TAHAPAN ANALISIS: 3. SPSS metode 2sls untuk masing-masing persamaan  Langkah-langkah SPSS: 1. Copy data dari Excel ke SPSS. 2. Rubah nama variabel (variabel view) sesuai dengan nama aslinya pada Excel. 3. Regresi 2SLS pada masing-masing persamaan struktural dalam model. Pada kasus ini, terdapat dua persamaan struktural dalam model. Sehingga kita melakukan analisa 2SLS sebanyak dua kali.  Klik Analyze  Regression  2-stage least squares  Pada kolom “Dependent”, masukkan variabel dependen pada persamaan yang dianalisa. Sebagai contoh, jika kita menganalisa persamaan 1, maka variabel kuantitas (Q) yang kita masukkan dalam kolom tersebut.
  • 15.  Pada kolom “Explanatory”, masukkan variabel independen dalam persamaan yang dianalisa. Contoh, jika menganalisa persamaan 1, maka variabel penjelasnya adalah hrg_msawit, pendapatan, dan harga_mkelapa.  Pada kolom “Instrumental” masukkan semua variabel yang ada dalam klasifikasi variabel predeterminend  Klik Options  centang “Predicted”  Continue  OK  Akan muncul sebuah notifikasi yang meminta izin untuk menambahkan variabel baru pada kolom data di sheet “Data View”. Klik “OK” untuk melanjutkan.  Pada variabel view akan muncul variabel baru bernama “FIT_1” untuk analisa persamaan pertama, dan “FIT_2” untuk analisa persamaan kedua, dan seterusnya. Rubah nama variabel ini menjadi “PRED_....” isikan titik-titik tersebut dengan nama variabel dependen pada persamaan yang sedang dianalisa. Contoh, saat analisa persamaan 1, maka rubah variabel “FIT_1” menjadi “PRED_permintaan”. Variabel baru ini merupakan nilai prediksi SPSS atas model persamaan matematis yang kita buat. Untuk melihat nilai konstanta dan koefisien pada persamaan yang kita analisa ini, dapat dilihat pada hasil output SPSS.
  • 16. 4. Lakukan seluruh langkah nomor 3 ini untuk persamaan struktural yang lain yang termasuk dalam model. Persamaan identitas dalam model tidak perlu dianalisa menggunakan langkah nomor 3. 5. Interpretasikan hasil spss dari masing-masing persamaan.
  • 17.  Interpretasi persamaan 1 Interpretasi Tabel Model Summary  Multiple R = 0,887  artinya ada korelasi yang sangat kuat dan positif antara nilai-nilai variabel terikat yg diobservasi dengan nilai-nilai model yang di prediksi.  R square = 0,786, artinya 78,6% variabel bebas dalam persamaan ini mampu menjelaskan variabel terikat dan sisanya sebesar 21,4% dijelaskan oleh variabel di luar model.
  • 18.  Interpretasi persamaan 1 Interpretasi Tabel Anova Tabel anova digunakan untuk menguji kelayakan model secara statistic. Syarat: Signifikansi < 0,05  model signifikan / model layak  Sig = 0,000 < 0,05  model signifikan / model layak Karena nilai sig kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model dalam persamaan ini sudah layak pada taraf 5%
  • 19.  Interpretasi persamaan 1 Interpretasi Tabel coeficient Tabel coefficient digunakan untuk menguji pengaruh setiap variabel bebas secara statistic. Syarat: Signifikansi < 0,05  koefisien signifikan / variabel berpengaruh secara signifikan  Sig hrg_msawit = 0,379 > 0,05  koefisien tidak signifikan Sig pendapatan = 0,000 < 0,05  koefisien signifikan Sig hrg_mkelapa = 0,808  koefisien tidak signifikan
  • 20. Dari tabel coefficient dapat disimpulkan bahwa, terdapat dua koefisien yang nilai signifikansinya lebih dari 0.05; yaitu harga_msawit dan hrg_mkelapa, masing-masing sebesar 0.379 dan 0.808, Ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat pada persamaan 1 (persamaan permintaan minyak goreng sawit. Sedangkan variabel pendapatan memiliki tingkat signifikansi 0,000 kurang dari 0.05 sehingga memiliki pengaruh nyata terhadap nilai variabel terikat
  • 21.  Bentuk Persamaan dari nilai koefisien dan konstatnta dari Tabel Coefficient Persamaan 1  Qt d = α0 + α1Pt+α2 It+α3St+U1t Qt d = 952,300 − 0,612Pt + 0,022 It + 0,168St + U1t Dimana Qt d = permintaan minyak goreng sawit Pt = harga minyak goreng sawit It = pendapatan nasional St = harga minyak goreng kelapa
  • 22.  Interpretasi persamaan 2 Interpretasi Tabel Model Summary  Multiple R = 0,935  artinya ada korelasi yang sangat kuat dan positif antara nilai-nilai variabel terikat yg diobservasi dengan nilai-nilai model yang di prediksi.  R square = 0,874, artinya 87,4% variabel bebas dalam persamaan ini mampu menjelaskan variabel terikat dan sisanya sebesar 12,6% dijelaskan oleh variabel di luar model.
  • 23.  Interpretasi persamaan 2 Interpretasi Tabel Anova Tabel anova digunakan untuk menguji kelayakan model secara statistic. Syarat: Signifikansi < 0,05  model signifikan / model layak  Sig = 0,000 < 0,05  model signifikan / model layak Karena nilai sig kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model dalam persamaan ini sudah layak pada taraf 5%
  • 24.  Interpretasi persamaan 2 Interpretasi Tabel coeficient Tabel anova digunakan untuk menguji pengaruh setiap variabel bebas secara statistic. Syarat: Signifikansi < 0,05  koefisien signifikan / variabel berpengaruh secara signifikan  Sig hrg_msawit = 0,560 > 0,05  koefisien tidak signifikan Sig hrg_cpo = 0,266 > 0,05  koefisien tidak signifikan Sig trend = 0,000  koefisien signifikan
  • 25. Dari tabel coefficient dapat disimpulkan bahwa, terdapat dua koefisien yang nilai signifikansinya lebih dari 0.05; yaitu harga_msawit dan hrg_cpo, masing-masing sebesar 0.560 dan 0.266, Ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat pada persamaan 2 (persamaan penawaran minyak goreng sawit. Sedangkan variabel trend memiliki tingkat signifikansi 0,000 kurang dari 0.05 sehingga memiliki pengaruh nyata terhadap nilai variabel terikat.
  • 26.  Bentuk Persamaan dari nilai koefisien dan konstatnta dari Tabel Coefficient Persamaan 2 Qt s = β0 + β1Pt+β2Rt+β3Tt+U2t Qt s = 1877,517 − 0,303Pt − 0,384Rt+ 157,380Tt+ U2t Dimana Qt s = penawaran minyak goreng sawit Pt = harga minyak goreng sawit Rt = harga CPO Tt = trend
  • 27. TAHAPAN ANALISIS: 4. Validasi Model Model hasil pengerjaan dengan regresi 2SLS di atas selanjutnya memerlukan pengujian kembali apakah sistem persamaan yang sudah kita buat ini mampu memprediksi mendekati dengan data aktualnya. Untuk itu kita menggunakan validasi dengan dua tahap: 1. Logika Ekonomi  Logika ekonomi digunakan untuk melihat bagaimana seharusnya persamaan yang sudah kita bentuk ini dapat dijelaskan sesuai dengan teori ekonomi terkait. Ketika kita menemukan ketidaksesuaian dalam persamaan yang kita bentuk dengan teori atau asumsi ekonomi tertentu, maka kita dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada persamaan-persamaan kita ini. Untuk mempermudah logika ekonomi bisa menggunakan tabel. Analisis pada kasus terlampir (file: validai model 2sls.xls)
  • 28. 2. Perbandingan data Aktual dan Data Prediksi Perbandingan data aktual dengan data prediksi dapat dilakukan menggunakan Excel ataupun SPSS. Menggunakan Excel 1. Buka kembali sheet data, kemudian buatkan “tabel perhitungan” (file: validasi model 2sls.xls). 2. Masukkan data nilai variabel-variabel yang ada pada sheet kerja tadi sesuai dengan kolomnya masing-masing. 3. Pada kolom variabel “Prediksi”, masukkan persamaan matematis yang sudah dibuat sebelumnya pada kolom masing-masing variabel yang bersesuaian. 4. Blok persamaan ini kebawah agar formula ini dapat dikerjakan dengan cepat untuk data-data variabel permintaan pada rentang waktu yang lain. 5. Lakukan cara 3 dan 4 untuk persamaan yang lain pada kolom prediksi. 6. hitung rata-rata pada setiap variabel 7. Copy kan hasil pada tabel perhitungan ke “tabel ringkasan hasil”. 8. Bandingkan nilai antara rata-rata data “Aktual” dengan rata-rata data “Prediksi”.>>>
  • 29. <<< lanjutan langkah 8… Syarat: Jika selisih antara nilai-nilai tersebut mendekati nol  persamaan yang kita buat tadi dianggap mampu untuk memprediksi keadaan nyata di lapang karena hampir bersesuaian dengan data real (Analisis perbandingan data aktual dan data prediksi dengan excel terlampir: file validai model 2sls.xls) Menggunakan SPSS 1. Buka sheet kerja “Data View” pada SPSS dimana kita telah memiliki seluruh data actual (dari file Excel yang sudah dipindah ke SPSS) termasuk 2 kolom data nilai variabel “Pred....”. 2. Klik Analyze  Descriptive Statistics  Frequencies. 3. Pada kolom “Variable”, masukkan semua variabel dependen yang kita buatkan persamaannya tadi termasuk dua variabel “Pred...” tadi, dan jangan masukkan variabel dependen dari persamaan identitas karena kita tidak pelu membandingkan data dari variabel dependen ini. 4. Klik Statistics  dan centang “Mean”  Continue, OK
  • 30. Interpretasi Uji Deskriptif Statistic bandingkan nilai “Mean” masing-masing variabel tersebut dengan nilai “mean” pada variabel-variabel Prediksi yang bersesuaian. Ketika nilai perbandingan mean ini sama, atau hampir sama, maka persamaan yang kita buat untuk memprediksi variabel-variabel dependen tersebut mampu memprediksi realita dengan baik, Keputusan: