SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Makalah 
ORAGANISASI BURUH 
Disusun Oleh : 
Nama : 
Kelas : 
2014
KATA PENGANTAR 
ii 
Assalamu’alaikum Wr.Wb 
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat 
dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas Organisasi Buruh 
.Makalah ini membahas masalah Organisasi Buruh. Dengan membaca makalah ini, 
diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti Apa yang di bahas dalam makalah ini. 
Dalam penulisan makalah ini, Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan 
dan kekurangan. Untuk itu Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran demi 
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini Penulis buat, semoga makalah ini dapat 
bermanfaat bagi semua yang membaca. 
Bengkulu , 23 November 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
COVER ............................................................................................................................................. i 
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii 
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii 
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1 
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1 
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................................... 2 
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3 
A. Gerakan Buruh ............................................................................................................................. 3 
B. Serikat Buruh................................................................................................................................ 4 
C. Kesejahteraan Buruh .................................................................................................................... 8 
D. hubungan buruh dan pengusaha ................................................................................................... 9 
E. Peran Pemerintah .......................................................................................................................... 9 
F. Nama-Nama Organisasi Buruh Di Indonesia .............................................................................. 10 
G. Organisasi Buruh Internasional .................................................................................................... 12 
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 20 
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 20 
B. Saran ............................................................................................................................................. 21 
iii 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang 
Globalisasi telah menyebabkan gerakan buruh terus melemah karena investor 
dengan mudah mengalihkan lokasi produksi ke negara lain, kata Kepala Penasihat Teknis 
Proyek International Labour Organization (ILO) Better Work Indonesia Simon Field. 
Daya saing global di antara negara-negara yang menyediakan tenaga kerja dapat 
menuju pada penekanan upah yang lebih rendah. Hal tersebut membuat kondisi kerja 
menjadi tidak layak. Demikian disampaikan Simon Field dalam seminar "Peluang dan 
Tantangan Gerakan Buruh Indonesia Pascareformasi" di Gedung LIPI Jakarta, Selasa. 
"Banyak pekerjaan baru dalam bidang manufaktur dan jasa yang tidak layak, tidak aman, 
tidak terjamin, tidak ada kontribusi sosial, upah rendah, tidak ada serikat, dan kondisi kerja 
yang buruk," kata Field. 
Selain itu, kebebasan berserikat dan hak berunding bersama ditantang dan ditekan 
dengan adanya zona perdagangan bebas dan aturan outsourcing. Tingkat organisasional 
buruh akibatnya menjadi rendah dan diperparah dengan kapasitas dan sumber dana yang 
juga rendah. 
B. Rumusan Masalah 
1. Menjelaskan apa yang dimaksud gerakan buruh ? 
2. Menguraikan pengertian serikat buruh ? 
3. Menjelaskan Fungsi serikat buruh ? 
4. Apa fungsi serikat buruh ? 
5. Apa perbedaan antara serikat pekerja, federasi, dan konfederasi serikat pekerja ? 
6. Bagaimana cara membuat serikat pekerja di tingkat perusahaan anda ? 
7. Bagaimana cara menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerja ? 
8. Apa keuntungan menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerja ? 
9. Apakah seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja ? 
10. Apakah anggota dapat mengundurkan diri atau diberhentikan dari Serikat 
Buruh/Serikat Pekerja ?
11. Bagaimana prosedur pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat 
2 
Pekerja yang baru terbentuk ? 
C. Tujuan Pembahasan 
1. Memahami apa yang dimaksud gerakan buruh. 
2. Mengetahui pengertian serikat buruh. 
3. Memahami fungsi serikat buruh. 
4. Mengatahui cara membuat serikat pekerja di tingkat perusahaan. 
5. Memahami cara menjadi anggota serikat buruh. 
6. Mengatahui bagaiamana seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu 
serikat pekerja. 
7. Memahami bagaimana anggota dapat mengundurkan diri dari serikat buruh. 
8. Memahami prosedur pemberitahuan dan pencatatan serikat buruh yang baru.
BAB II 
PEMBAHASAN 
3 
A. Gerakan Buruh 
Gerakan buruh merupakan istilah yang digunakan secara luas untuk menjelaskan 
dinamika organisasi kolektif para pekerja atau buruh dalam rangka menuntut perbaikan 
nasib mereka kepada majikan (pengusaha) dan kebijakan-kebijakan perburuhan yang pro-buruh 
dan adil. 
Secara sederhana, gerakan-gerakan buruh dapat dikelompokkan ke dalam 
kategorisasi sebagai berikut : 
1. Gerakan buruh yang berorientasi untuk menyejahterakan para anggotanya sehingga 
para anggotanya mendapatkan keuntungan, seperti jaminan sosial, jaminan 
kesehatan, dan uang pensiun. Salah satu serikat buruh tertua yang tercatat dalam 
sejarah, Friendly Societies, didirikan untuk mewujudkan tujuan tersebut. 
2. Gerakan buruh yang bertujuan untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif 
(bargaining collective) sehingga mereka dapat bernegosiasi dengan para pengusaha 
mengenai upah dan kondisi kerja yang manusiawi. 
3. Gerakan buruh yang berorientasi untuk melakukan perlawanan tindakan industri, 
seperti pemogokan. 
4. Gerakan buruh yang berorientasi kepada aktivitas politik. Di antara tujuan gerakan 
ini berupaya untuk mewujudkan legislasi yang adil buat para buruh. Gerakan ini 
biasanya berwujud partai politik, seperti halnya Partai Buruh di Inggris yang berawal 
dari gerakan buruh. 
Keadaan Indonesia hari ini yang neo-kolonialisme dan sisa-sia feodalisme, sudah 
Sangat konkrit bahwa semua aspek kehidupan negara baik ekonomi, politik dan 
kebudayaan Indonesia didominasi oleh kaum Imperialisme yang didukung oleh 
kakitangannya didalam negeri yaitu penguasa komprador [pemerintah], kapitalis birokrat 
serta tuan tanah-tuan tanah besar. Yang dampaknya adalah rakyat dijadikan tumbal 
keserakahannya, termasuk didalamnya adalah kaum buruh yang dijadikan semata-mata 
alat/mesin pencipta keuntungan/kekayaan semata bagi mereka. Nasibnya terus tertindas
dan dihisap sehingga ketergantungan pada kaum pemodal/kapitalis. Dari situasi itu 
pergerakan buruh mempunyai peranan yang sangat penting kedudukannya dalam kaum 
buruh untuk mendapatkan hak-haknya, serta terbebas dari penindasan dan penghisapan. 
Pergerakan buruh mencakup semua aksi perjuangan kaum buruh dalam 
menghentikan tekanan kapitalis dan eksploitasi. Pergerakan ini bertujuan untuk membuang 
dan menghancurkan sistem sosial lama yang menindas dan menghisap, dimana dibangun 
sistem sosial baru yang kelas pekerja menjadi pemilik alat-alat produksi dan mengarahkan 
ekonomi, politik dan budaya nasional ke arah yang lebih baik. Untuk menyadari tujuan 
dari pergerakan buruh, serikat buruh asli harus diperkuat oleh para anggotanya [para 
buruh] para buruh harus bergerak menuntut perbaikan dibidang ekonomi dan politik 
bersama-sama dengan kelas dan sektor rakyat lainnya dalam masyarakat—dimana 
selanjutnya harus melancarkan aksi politik. 
Semua langkah tersebut akan menghasilkan garis yang kuat dalam melawan 
monopoli imperialisme, dan para pengikut lokalnya yaitu kapitalis birokrat, penguasa 
komprador dan tuan tanah besar. Klas pekerja harus bersatu dan memimpin kelas-kelas 
tertekan, tertindas dan terhisap lainnya di Indonesia ini, seperti kaum tani, 
pelajar/mahasiswa dan profesional, kaum miskin kota dan kapitalis nasionalis dalam satu 
kesatuan dan kemerdekaan nasional dan demokrasi yang sejati [demokrasi rakyat]. 
Kemerdekaan nasional dan demokrasi sejati berarti kemerdekaan negara yang terbebas 
dari pengaruh dan dominasi imperialisme – kapitalisme dan kakitangannya, kebebasan 
kaum petani dari eksploitasi kaum feodal, hak-hak demokrasi bagi seluruh penduduk dan 
membangun pemerintahan adil makmur yang benar-benar memprentasikan pekerja dan 
rakyat. Usaha dan perjuangan kaum buruh akan mengarah pada pembangunan tatanan 
sosial yang baru dibawah kepemimpinan klas pekerja dimana alat-alat produksi dan hasil 
kerja pekerja dapat dimiliki secara sosial. 
B. Serikat Buruh 
1. Pengertian Serikat buruh/serikat pekerja 
Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 
17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan 
untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, 
terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, 
4
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan 
kesejahteraan pekerja dan keluarganya. 
5 
2. Fungsi serikat buruh/serikat pekerja 
Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan 
hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan 
pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan 
produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, 
dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan 
kesejahteraan anggota beserta keluarganya. 
3. Cara membuat serikat pekerja di tingkat perusahaan 
Sesuai pasal 5 UU No. 21 Tahun 2000, sebuah serikat buruh/serikat pekerja dapat 
dibentuk oleh minimal 10 orang karyawan di suatu perusahaan. Dalam undang-undang 
yang sama disebutkan bahwa pembentukan serikat pekerja ini tidak 
diperbolehkan adanya campur tangan dari perusahaan, pemerintah, partai politik, atau 
pihak manapun juga. Serikat pekerja juga harus memiliki anggaran dasar yang 
meliputi : 
 nama dan lambing 
 dasar negara, asas, dan tujuan 
 tanggal pendirian 
 tempat kedudukan 
 keanggotaan dan kepengurusan 
 sumber dan pertanggungjawaban keuangan 
 ketentuan perubahan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga 
4. Cara menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerja 
Caranya simple sebetulnya. Pada dasarnya sebuah serikat buruh/serikat pekerja harus 
terbuka untuk menerima anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku dan 
jenis kelamin. Jadi sebagai seorang karyawan di suatu perusahaan, anda hanya tinggal 
menghubungi pengurus serikat buruh/serikat pekerja di kantor anda, biasanya akan 
diminta untuk mengisi formulir keanggotaan untuk data. Ada pula sebagian serikat 
pekerja yang memungut iuran bulanan kepada anggotanya yang relatif sangat kecil 
berkisar Rp. 1,000 - Rp. 5,000, gunanya untuk pelaksanaan-pelaksanaan program
penyejahteraan karyawan anggotanya. Tidak mahal kan? Tidak akan rugi ketika kita 
tahu apa saja keuntungan yang didapat. 
5. Keuntungan menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerj 
Banyak sekali keuntungan menjadi anggota serikat pekerja, terlebih jika serikat 
pekerja perusahaan anda sudah berafiliasi ke federasi serikat pekerja dan konfederasi 
serikat pekerja. 
Sebagai contoh, anggota serikat pekerja akan mendapatkan program-program training 
peningkatan kemampuan kerja dan diri seperti training negotiation skill, training 
pembuatan perjanjian kerja bersama, dll. Selain itu, anggota serikat pekerja juga akan 
mendapat bantuan hukum saat tertimpa masalah dengan perusahaan yang berkaitan 
dengan hukum dan pemenuhan hak-hak sebagai karyawan. 
6. Seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja 
Dalam pasal 14, UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja tertera 
bahwa seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat 
pekerja/serikat buruh di satu perusahaan. 
Apabila seorang pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan namanya tercatat di 
lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh, yang bersangkutan harus menyatakan 
secara tertulis satu serikat pekerja/serikat buruh yang dipilihnya. 
7. Anggota dapat mengundurkan diri atau diberhentikan dari Serikat Buruh/Serikat 
Pekerja. 
Jawabannya adalah Ya, pekerja dapat berhenti sebagai anggota Serikat Buruh/Serikat 
Pekerja dengan syarat ada pernyataan tertulis. 
Pekerja juga dapat diberhentikan dari Serikat Buruh/Serikat Pekerja sesuai dengan 
ketentuan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga Serikat Buruh/Serikat 
Pekerja yang bersangkutan. 
Pekerja, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota Serikat Buruh/Serikat 
Pekerja yang berhenti atau diberhentikan tetap harus bertanggung jawab atas 
kewajiban yang belum dipenuhinya terhadap Serikat Buruh/Serikat Pekerja (pasal 17 
UU No. 21 tahun 2000). 
6
8. Bentuk prosedur pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang 
baru terbentuk? 
UU No. 21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja mengatur tentang tata 
cara pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat Pekerja dalam pasal 18-24. 
 Serikat Buruh/Serikat Pekerja, federasi dan konfederasi yang telah dibentuk 
harus memberitahukan keberadaannya kepada instansi pemerintah setempat 
yang menangani urusan perburuhan. 
 Dalam surat pemberitahuan, harus dilampirkan daftar nama anggota, pendiri 
dan pengurusnya serta salinan peraturan organisasi 
 Badan pemerintah setempat harus mencatat serikat yang telah memenuhi 
persyaratan dan memberikan nomor pendaftaran kepadanya dalam kurun waktu 
21 hari kerja setelah tanggal pemberitahuan. (Apabila sebuah serikat belum 
memenuhi persyaratan yang diminta, maka alasan penundaan pendaftaran dan 
pemberian nomor pendaftaran kepadanya harus diserahkan oleh badan 
pemerintah setempat dalam tenggang waktu 14 hari setelah tanggal penerimaan 
surat pemberitahuan) 
 Serikat harus memberitahukan instansi pemerintah diatas bila terjadi perubahan 
dalam peraturan organisasinya. Instansi pemerintah tersebut nantinya harus 
menjamin bahwa buku pendaftaran serikat terbuka untuk diperiksa dan dapat 
diakses masyarakat luas. 
 Serikat Yang telah memiliki nomor pendaftaran wajib menyerahkan 
pemberitahuan tertulis tentang keberadaan mereka kepada pengusaha 
/perusahaan yang terkait 
Selengkapnya mengenai prosedur pendaftaran Serikat Buruh/Serikat Pekerja diatur 
oleh Keputusan Menteri No.16/MEN/2001 tentang Prosedur Pendaftaran Resmi 
Serikat Pekerja/Serikat Buruh. 
7 
9. Hak Serikat Buruh/Serikat Pekerja 
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh 
yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berhak : 
 Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha. 
 Mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial. 
 Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan.
 Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha 
peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh. 
 Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan 
dengan perundang-undangan yang berlaku. 
8 
C. Kesejahteraan Buruh 
Meskipun buruh mempunyai posisi yang strategis dalam perpolitikan bangsa, 
namun seringkali suara buruh tidak didengar oleh para birokrat. Seringkali buruh hanya 
menjadi kebutuhan sementara bagi para pihak-pihak yang berkepentingan dan 
meninggalkanya ketika mereka sudah masuk pada lingkaran kekuasaan. Sangat ironis 
sekali melihat realita yang terjadi antara buruh dan birokrasi. Padahal kalau kita melihat 
bahwa kalangan industri sangat diuntungkan upah buruh Indonesia yang bisa dibilang 
sangat murah sekali dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lainya. Dengan 
upah buruh yang relative rendah tersebut dan produktivitas buruh yang sedemikian tinggi, 
buruh mampu memberikan keuntungan yang besar bagi kalangan dunia usaha atau 
pengusaha. Hal ini bisa dilihat dari nilai tambah rata-rata setiap pekerja per tahun pada 
industri pangan sebesar 9,3 juta, indusri sandang 6,9 juta dan industri barang capital 16,7 
juta atau sebanyak 10,5 juta untuk semua industri. Itu terjadi pada tahun 1997. Angka ini 
menunjukkan bahwa industri memungkinkan untuk memperbaiki upah buruh bahkan 
memberi upah yang tinggi . Disamping itu terdapat ketimpangan yang sangat mencolok 
antara upah yang diterima pekerja dengan keuntungan yang diperoleh pengusaha melalui 
peningkatan produktifitas buruh . Namun kenyataan berbicara lain, tuntutan normative 
buruh yang menginginkan perbaiakan kesejahteraan dengan cara peningkatan upah 
seringkali tidak mendapat respon yang memadai dari pihak-pihak yang seharusnya 
bertanggung jawab. Pemerintah sebagai pihak yang seharusnya melindungi hak-hak buruh 
dengan aturan-aturan yang dibuatnya, seringkali atau bahkan tidak memainkan peranannya 
untuk membela hak-hak buruh. Justru yang terjadi sebaliknya, pemerintah malah 
menurunkan standart upah minimum buruh dibawah standart yang layak. Setali tiga uang 
dengan pemerintah, pengusaha sebagai golongan yang mengeksploitasi tenaga buruh juga 
tidak menampakkan taringnya. Padahal dengan naiknya upah buruh juga akan 
menyebabkan naiknya daya beli masyarakat secara umum. Uang dari buruh akhirnya 
kembali ke tangan para pengusaha melalui berbagai transaksi yang dilakukan oleh buruh
dan keluarganya yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang positif pada 
pertumbuhan ekonomi. 
9 
D. Hubungan Buruh Dan Pengusaha 
Buruh dan pengusaha idealnya adalah saling menguntungakan antara satu dengan 
yang lainnya. Disisi buruh, semestinya sudah mendapatkan apa seharusnya menjadi hak-haknya. 
Tidak hanya upah yang memberi kesejahtetaan terhadap kehidupan buruh itu 
sendiri. Namun juga hal-hal lain yang sekiranya dapat menunjang kesejahteraan buruh 
tersebut. Diantaranya jaminan social tenaga kerja (Jamsostek), mekanisme pemutusan 
hubungan kerja sampai pada pembayaran uang pesangon ketika buruh sudah memasuki 
purna kerja. Karena yang terjadi selama ini buruh seringkali hanya mendapat upah 
pekerjaanya tanpa mengerti yang menjadi hak-haknya. Kemudian yang terjadi, misalnya 
ketika buruh mengalami kecelakaan kerja, buruh tidak mengetahui bahwa dia mempunyai 
hak untuk mendapatkan jaminan social tenaga kerja. Atau ketika buruh di PHK tanpa tahu 
penyebabnya, bahwa didalam pemutusan hubungan kerja dalam dunia usaha, terdapat 
mekanisme yang harus dipatuhi oleh golongan pengusaha, salah satunya dengan memberi 
uang pesangon. Disamping hak, buruh juga harus paham dengan apa yang menjadi 
kewajibannya, yaitu menjalankan fungsi buruh sebagai pelaku. 
E. Peran Pemerintah 
Peran pemerintah sangat vital sekali dalam terciptanya iklim yang kondusif bagi 
perekonmian bangsa. Pemerintah sebagai pembuat regulator semestinya mengetahui apa-apa 
yang dibutuhkan oleh pelaku dunia usaha yang diantaranya adalah buruh dan 
pengusaha tanpa membedakan status mereka dalam struktur masyarakat. Pemerintah harus 
bersikap arif dan fair dalam membuat regulator yang nantinya tidak mengntungkan atau 
merugikan salah satu pihak. Didalam masalah perburuhan nasional, pemerintah harus 
mengedepankan nilai-nilai social termasuk juga membuat regulator yang menjamin 
kesejahteraan buruh oleh perusahaan. Kesejahteraan buruh sangat perlu diperhatikan oleh 
pemerintah, karena apabila kita lihat bahwa tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang 
bekerja sebagai buruh pada dunia industri. Kita misalkan, apabila kesejahteraan buruh 
tidak mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah dan para buruh tetap hidup dalam 
garis kemiskinan, maka akan tercipta masalah social baru didalam masyarakat. Seperti kita 
lihat pada kasus diatas, terlihat bahwa peran pemerintah sangat minim sekali didalam 
upayanya meningkatkan kesejahteraaan buruh. Pemerintah cenderung untuk membela
kaum pengusaha dengan asumsi bahwa semakin rendah upah yang dibayarkan kepada 
buruh, maka semakin hidup dunia industri. Sudah saatnyalah pemerintah memainkan 
peranannya untuk lebih bersikap balance tanpa merugikan kaum buruh dan juga kaum 
dunia usaha. Buruh sudah semestinya diberi ruang untuk meningkatkan kesejahteraan 
hidupnya. Salah satunya dengan regulator yang dibuat pemerintah. Dewan Pimpinan Pusat 
Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) Moh Jumhur Hidayat 
menyebutkan, tingkat kesejahteraan setiap buruh saat ini baru seperenam dari rata-rata 
pendapatan per kapita nasional yang mencapai 3.000 dolar AS per tahun. "Rata-rata setiap 
buruh baru 500 dolar per tahun, padahal mereka mesti menghidupi keluarganya," kata 
Jumhur di Bandung, Minggu (4/3/2012), di sela Kongres III Gaspermindo (Gabungan 
Serikat Pekerja Merdeka Indonesia) bertema "Buruh Bersatu: Menolak Penyalahgunaan 
Outsourcing" 3-4 Maret 2012. Untuk itu, katanya, ia meminta pemerintah menurunkan 
suku bunga kredit yang saat ini masih belasan persen, sehingga menyebabkan biaya 
produksi yang tinggi. Selain itu, pemerintah juga dimita memperbaiki infrastruktur 
perekonomian, serta menolak mekanisme tenaga alih daya (outsourcing). "Banyak unsur 
yang harus dikikis agar pendapatan buruh meningkat," kata Jumhur yang juga Kepala 
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) 
F. Nama-Nama Organisasi Buruh Di Indonesia 
1. Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) 
2. Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Reformasi (SPSI Reformasi) 
3. Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 
4. Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Indonesia (FSBDSI) 
5. Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) 
6. Persaudaraan Pekerja Muslimin Indonesia (PPMI) 
7. Federasi Organisasi Pekerja Keuangan dan Perbankan Indonesia (FOKUBA) 
8. Kesatuan Buruh Merhaen (KBM) 
9. Kesatuan Pekerja Nasional Indonesia (KPNI) 
10. Kesatuan Buruh Kebangsaan Indonesia (KBKI) 
11. Asosiasi Karyawan Pendidikan Swasta (Asokadikta) 
12. Gabungan Serikat Buruh Industri Indonesia (Gasbiindo) 
13. Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK-Indonesia) 
14. Serikat Pekerja Keadilan (SPK) 
15. Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) 
10
16. Gabungan Serikat Buruh Independent (GSBI) 
17. Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) 
18. Federasi Serikat Pekerja BUMN 
19. Serikat Buruh Merdeka Setiakawan 
20. Serikat Pekerja Nasional Indonesia 
21. Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit (SP.TSK) 
22. Gabungan Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (GOSBI) 
23. Asosiasi Karyawan Pendidikan Nasional (ASOKADIKNA) 
24. Federasi SP Penegak Keadilan Kesejahteraan dan Persatuan (SPKP) 
25. Federasi SP Rakyat Indonesia (SPRI) 
26. Federasi Kimia Energi Pertambangan (KEP) 
27. Solidaritas Buruh Maritim dan Nelayan Indonesia (SBMNI) 
28. Federasi SP Indonesia (SPI) 
29. Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) 
30. Federasi Gabungan Serikat Pekerja Mandiri (GSBM) 
31. Federasi Perserikatan Buruh Independen (FBI) 
32. Federasi Serikat Buruh Perjuangan (FSBP) 
33. Federasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) 
34. Federasi Gabungan Serikat Pekerja PT Rajawali Nusantara Indonesia (GSPRNI) 
35. Federasi Farkes Reformasi 
36. Federasi SPM (hotel, restoran, plaza, apartemen, katering dan pariwisata) 
11 
Indonesia 
37. Gaspermindo Baru 
38. Gabungan Serikat Buruh Indonesia 2000 (DPP GSBI 2000) 
39. Federasi SP Kahutindo 
40. Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (SP PAR) 
41. Federasi Serikat Pekerja Percetakan, Penerbitan dan Media Informasi 
42. Federasi SP Pertanian dan Perkebunan 
43. Federasi Serikat Pekerja Bangunan dan Pekerjaan Umum (SP BPU) 
44. Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi 
45. Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan 
46. Federasi Serikat Pekerja Angkutan Darat, Danau, Feri, Sungai dan 
Telekomunikasi Indonesia (SP ADFES) 
47. Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin (DPP FSP LEM)
48. Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman 
49. Federasi Serikat Pekerja Kependidikan Seluruh Indonesia (DPP F. SPKSI) 
50. Federasi Serikat Pekerja TSK SPSI 
51. Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Kehutanan (F.SP KAHUT) 
52. Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (F.SP TI) 
53. Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (F.SP.KEP) 
54. Federasi Serikat Pekerja Kewartawanan Indonesia (F.SP.PEWARTA) 
55. Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (F.SP.MI) 
56. Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) 
57. Federasi Serikat Pekerja Tenagakerja di Luar Negeri (F.SP.TKI LN) 
58. Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU) 
59. Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) 
60. Gerakan Buruh Marhaenis 
61. Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSPISI) 
62. Serikat Pekerja Islam (SERPI) 
63. Federasi Buruh Indonesia (FBI) 
64. Kesatuan Buruh Nasional Indonesia (KBNI) 
65. SB Transportasi Perjuangan Indonesia 
66. Persatuan Pekerja Informal Seluruh Indonesia 
67. Kongres Buruh Islam (KOSBI) 
68. SP Sektor Informal Mandiri Seluruh Indonesia (SP-SIMSI) 
69. Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Reformasi 
70. Serikat Pekerja Percetakan, Penerbit dan Media Informasi 
12 
G. Organisasi Buruh Internasional 
Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organisation) adalah sebuah 
wadah yang menampung isu buruh Internasional di bawah Perserikatan Bangsa – Bangsa 
(PBB). 
Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organisation, ILO) didirikan 
pada tahun 1919 sebagai bagian Pesetujuan Versailles setelah Perang Dunia I. Organisasi 
ini menjadi bagian PBB setelah pembubaran LBB dan pembentukan PBB pada akhir 
Perang Dunia II. 
ILO merupakan agen khusus tertua yang ada dalam PBB. Sama seperti agen khusus 
lainnya, ILO memiliki undang – undang dasarnya sendiri, anggota beserta badan
pengawas, anggaran serta staf, dan bekerja di bidang – bidang tertentu yang menjadi 
perhatian bersama dengan PBB. Sistem pengawasan yang digunakan oleh ILO sejalan 
dengan beberapa sistem pengawasan yang diciptakan oleh beberapa instrumen Hak Asasi 
Manusia PBB, seperti Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial dan Komite Penghapusan 
Diskriminasi terhadap Perempuan. 
ILO juga terlibat dalam pertemuan – pertemuan PBB yang berkaitan dengan isu – 
isu masyarakat adat, termasuk Kelompok Kerja untuk Masyarakat Adat, Komisi Hak Asasi 
Manusia dan sub – Komisi untuk Promosi dan Perlindungan Hak – Hak Asasi Manusia. 
1. Struktur ILO 
Struktur ILO paling unik diantara sistem lainnya yang ada di bawah PBB. ILO 
merupakan satu – satunya organisasi internasional yang terdiri dari pemerintah, para 
wakil buruh / pekerja dan majikan / pengusaha dalam semua kegiatannya. 
Sistem tripartit memungkinkan wakil – wakil organisasi majikan / pengusaha dan 
buruh / pekerja untuk ikut terlibat dalam semua diskusi, proses pertimbangan dan 
pengambilan keputusan ILO dalam kedudukan yang setara dengan wakil – wakil 
pemerintah. 
13 
2. Pelaksana ILO 
Badan Pekerja adalah badan pelaksana ILO. Badan tersebut bertemu tiga kali dalam 
setahun di Jenewa yaitu pada bulan Maret, Juni (setelah pertemuan ILC) dan 
November. Sama halnya dengan ILO dan ILC, Badan Pekerja pun memiliki struktur 
tripartit yang terdiri 56 anggota penuh (28 orang wakil dari pemerintah, 14 orang 
wakil majikan / pengusaha, dan 14 orang wakil buruh / pekerja) dan 66 anggota deputi 
(28 orang wakil pemerintah, 19 orang wakil majikan / pengusaha, dan 19 orang wakil 
buruh / pekerja). 
Kantor Buruh Internasional di Jenewa adalah sekretariat tetap ILO. Kantor ini 
bertugas menyiapkan berbagai dokumen dan laporan yang digunakan dalam 
konferensi dan pertemuan – pertemuan ILO, seperti Laporan Umum Komite Ahli 
Pelaksanaan Standar, Laporan Kepada Badan Pekerja dan komite – komite lainnya, 
dan lain – lain. Selain itu, kantor ini juga menjalankan program kerjasama teknis yang 
mendukung kerja – kerja berdasarkan standar ILO. Dalam kantor tersebut, terdapat 
departemen yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkut standar 
buruh internasional, juga terdapat departemen yang bertanggung jawab atas kegiatan – 
kegiatan buruh / pekerja dan majikan / pengusaha.
14 
3. Tugas dan Sistem Pengawasan ILO 
Dengan deklarasi Philadelphia 1944 organisasi ini menetapkan tujuannya. ILO 
bertanggung jawab menyelenggarakan pertemuan PBB tahunan antar institusi 
membahas isu – isu masyarakat adat yang diselenggarakan di Jenewa. ILO memiliki 
mandat antara lain mengembangkan dan menyusun standar buruh internasional untuk 
memperbaiki kondisi hidup dan kondisi kerja manusia di dunia. 
Standar tersebut dituangkan dalam berbagai Konvensi dan Rekomendasi yang 
kemudian standar internasional minimal yang terkait dengan masalah – masalah 
pekerjaan, misalnya : 
1. Hak – hak dasar di tempat kerja 
2. Hak untuk bebas dari diskriminasi 
3. Hak untuk mendapatkan upah yang sama atas pekerjaan yang sama 
4. Penghapusan tenaga kerja anak 
5. Penghapusan tenaga kerja paksa 
6. Hak untuk bebas berkumpul dan berserikat, dan lain – lain 
Jika suatu pemerintah meratifikasi Konvensi ILO tersebut, maka Konvensi tersebut 
bersifat mengikat secara hokum pada Negara bersangkutan. 
Rekomendasi – rekomendasi seringkali melengkapi Konvensi dengan menjadi 
lampiran bagi ketentuan – ketentuan Konvensi dan dengan menetapkan rincian 
petunjuk pelaksanaan Konvensi. Rekomendasi tersebut bukan merupakan suatu 
kesepakatan internasional, tetapi merupakan panduan yang tidak mengikat untuk 
pengembangan dan penerapan kebijakan dan pelaksanaan di tingkat nasional. 
Selain menyusun standar buruh internasional, ILO juga mengawasi perilaku negara – 
negara anggota yang meratifikasi Konvensi ILO dalam melaksanakan isi Konvensi 
baik secara hukum maupun dalam paktik. Berdasarkan pasal 22 dari Konstitusi ILO, 
setiap negara anggota harus memberikan laporan berkala kepada Kantor Buruh 
Internasional mengenai pelaksanaan Konvensi yang diratifikasi menjelaskan langkah 
– langkah yang telah diambil untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Konvensi 
tersebut. 
Komite Para Ahli Aplikasi Konvensi dan Rekomendasi ILO kemudian memeriksa 
laporan-laporan tersebut. Komite ini terdiri dari 20 orang juri independen yang berasal 
dari berbagai belahan dunia. Komite bertemu sekali dalam setahun di Jenewa untuk 
menganalisa penerapan-penerapan Konvensi. Komite kemudian mengirimkan 
komentar tertulis mengenai temuan-temuan komite atas laporan kepada negara asal.
Komentar tersebut dapat berupa pertanyaan langsung atau hasil pengamatan. 
Pertanyaan langsung umumnya meminta informasi lebih lanjut untuk hal-hal tertentu 
yang dikirimkan langsung ke pemerintah bersangkutan dan pertanyaan tersebut tidak 
dipublikasikan. Hasil pengamatan juga dapat berisi permintaan informasi, tetapi secara 
mendasar lebih sering digunakan untuk memaparkan hasil – hasil temuan dan 
rekomendasi Komite serta pernyataan-pernyataan dari organisasi pekerja dan 
organisasi majikan. Hasil pengamatan Komite tersebut dipublikasikan dalam laporan 
tahunan Komite, yang kemudian dibahas Komite untuk Aplikasi Standar dalam 
Konferensi tahunan Buruh Internasional. 
Komite Para Ahli ILO juga mendorong negara-negara pihak untuk mengembangkan 
mekanisme yang layak untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adat dalam 
implementasi Konvensi. 
15 
4. Prosedur Pengaduan ILO 
Sistem pengawasan ILO tidak menyediakan kesempatan untuk menyampaikan 
pengaduan oleh individu atau LSM secara umum, termasuk organisasi masyarakat 
adat. Namun demikian, sistem pengawasan ILO memiliki prosedur pengaduan yang 
dapat digunakan oleh pekerja atau serikat pekerja sebagai wakil organisasi masyarakat 
adat atau komunitas atau individu masyarakat adat. 
Pasal 24 Konstitusi ILO memberikan kesempatan organisasi pekerja atau buruh 
tingkat nasional maupun internasional untuk mengajukan laporan yang biasa disebut 
“gambaran atau istilah resminya representation” kepada ILO dengan argumen bahwa 
negara anggota telah gagal atau tidak mampu memenuhi pelaksanaan Konvensi yang 
telah diratifikasi. Jika representation tersebut memenuhi persyaratan sebagaimana 
tercantum dalam pasal 24, maka Badan Pekerja ILO akan menerima laporan tersebut 
dan menugaskan komite tripartit untuk memeriksa ”gambaran atau representation” 
tersebut. Pemerintah yang bersangkutan akan mendapat satu salinan laporan tersebut 
dan mendapat kesempatan untuk membantah pernyataan yang ada didalamnya. 
Setelah memeriksa laporan dengan seksama, maka komite tripartit menyampaikan 
hasil pemeriksaan kepada Badan Pekerja untuk diadopsi. 
Secara umum, hasil pemeriksaan tersebut berisi berbagai kesimpulan dan rekomendasi 
komite. Jika komite memutuskan tidak ditemukan masalah berarti menyangkut 
pelaksanaan Konvensi, maka biasanya komite meminta pemerintah mengambil 
tindakan-tindakan khusus untuk mengatasi masalah yang ada. Selain itu, Badan
Pekerja dapat meminta Komite Para Ahli untuk mengawasi situasi dan tindak lanjut 
dari masalah yang ada untuk memastikan bahwa pemerintah sungguh-sungguh 
mengambil langkah-langkah yang telah direkomendasikan oleh komite tripartit. 
Sampai dengan awal 2001, pasal 24 mengenai representation atas pelaksanaan 
Konvensi No. 169 telah disampaikan untuk melaporkan negara-negara Bolivia, 
Columbia, Denmark, Ekuador, Meksiko, dan Peru. 
Masyarakat adat dan bangsa pribumi juga dapat mengangkat isu mereka untuk 
mendapat perhatian ILO dengan mengirimkan informasi kelalaian negara dalam 
melaksanakan kewajiban, sebagaimana yang terdapat dalam Konvensi, langsung ke 
Kantor Buruh Internasional di Jenewa. Informasi tersebut akan dimasukkan dalam file 
negara dan Komite Para Ahli akan membahasnya pada pertemuan tahunan Komite. 
5. ILO, Masyarakat Adat, dan Bangsa – Bangsa Pribumi 
ILO adalah badan internasional pertama yang mencoba menangani isu masyarakat 
adat secara komprehensif. ILO telah bekerja untuk melindungi dan mempromosikan 
hak – hak masyarakat adat dan bangsa – bangsa pribumi sejak tahun 1920. Kegiatan – 
kegiatan ILO yang menyangkut masyarakat adat dan bangsa – bangsa pribumi dapat 
dikelompokkan dalam dua area kegiatan, yaitu promosi dan pengawasan Konvensi 
menyangkut masyarakat adat dan bangsa – bangsa pribumi; dan program – program 
bantuan teknis untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat adat dan bangsa – 
bangsa pribumi. 
ILO hanya bertanggung jawab atas dua instrumen internasional yang secara sangat 
khusus menyangkut masyarakat adat dan bangsa-bangsa pribumi, yaitu : Konvensi 
Bangsa Pribumi dan Masyarakat Adat (Indigenous and Tribal Populations 
Convention) Tahun 1957 No 107, dan Konvensi Bangsa Pribumi dan Masyarakat Adat 
Tahun 1989 No 169. 
Konvensi No 107 saat ini sudah ditutup untuk ratifikasi, tetapi tetap berlaku bagi 
negara-negara yang telah meratifikasinya walaupun belum meratifikasi Konvensi No. 
169. Sejak 1 Januari 2001, 14 negara anggota telah meratifikasi Konvensi 169 
sementara banyak Negara sedang mempertimbangkan untuk meratifikasinya. Kedua 
konvensi ILO tersebut memberikan standar minimal bagi hak sipil, politik, sosial, 
ekonomi bangsa pribumi dan masyarakat adat. Konvensi tersebut juga bersifat 
mengikat bagi negara anggota yang sudah meratifikasi. 
16
Konvensi ILO nomor 157 disahkan pada 1957. Konvensi ini merupakan instrumen 
internasional pertama dan yang secara lengkap menjabarkan hak-hak bangsa pribumi 
dan masyarakat adat, serta kewajiban-kewajiban negara yang meratifikasi konvensi 
terhadap kelompok masyarakat ini. Konvensi Nomor 157 membuat terobosan baru 
dari konvensi-konvensi sebelumnya dengan menggunakan bahasa yang tegas dan 
ekspresif. Salah satu contoh adalah Pasal 1 (1) (a) dimana masyarakat adat dan bangsa 
pribumi disebutkan sebagai “less advanced atau terbelakang” dan mengusulkan 
pendekatan asimilasi. 
Sejak Konvensi Nomor 157 disahkan pada 1957, sampai dengan 1986, kelemahan 
pendekatan yang digunakan dalam Konvensi tersebut menimbulkan keinginan untuk 
merevisinya. Pada 1988 dan 1989, ILO membuat draft Konvensi baru yaitu Konvensi 
Bangsa Pribumi dan Masyarakat Adat (Nomor 169). Sama seperti Konvensi 
sebelumnya, Konvensi Nomor 169 menjabarkan hak-hak bangsa pribumi dan 
masyarakat adat serta kewajiban-kewajiban negara yang meratifikasi konvensi 
tersebut kepada mereka.. Konvensi Nomor 169 menggunakan pendekatan 
penghormatan kepada budaya dan institusi-institusi masyarakat adat. Konvensi ini 
juga beranggapan bahwa hak-hak mereka tetap diakui di dalam kehidupan masyarakat 
luas di negara mereka tinggal, dapat membentuk institusinya sendiri dan menentukan 
tahapan pembangunan yang mereka inginkan. Konvensi ini juga menghimbau para 
pemerintah untuk melakukan konsultasi dengan masyarakat adat dalam mengambil 
kebijakan dan melakukan tindakan berdampak langsung kepada masyarakat adat, 
memberikan kepada masyarakat adat hak untuk berpartisipasi dalam proses 
pengambilan keputusan, kebijakan atau program yang terkait dengan mereka. 
Beberapa ketentuan penting yang ada di dalam Konvensi Nomor 169 antara lain 
sebagai berikut : 
 Pasal 4: mengharuskan negara yang meratifikasi konvensi ini untuk 
mengambil tindakan-tindakan khusus untuk menjaga keselamatan individu, 
institusi, properti, buruh, budaya dan lingkungan bangsa pribumi dan 
masyarakat adat. 
 Pasal 5: menetapkan bahwa, dalam melaksanakan Konvensi tersebut, negara 
pihak (yaitu negara yang telah meratifikasi) harus menghargai dan melindungi 
nilai-nilai sosial, budaya, religi dan spiritual yang dimiliki oleh bangsa 
17
pribumi dan masyarakat adat, dan menghargai integritas dari institusi, praktek 
dan nilai-nilai bangsa pribumi dan masyarakat adat. 
 Pasal 6: mengharuskan agar negara melakukan konsultasi dengan bangsa 
pribumi dan masyarakat adat melalui prosedur yang layak, terutama melalui 
kelembagaan mereka miliki, manakala langkah-langkah legislatif atau 
administratif yang dapat memberi dampak kepada mereka sedang dalam 
pertimbangan untuk ditetapkan dan menetapkan bahwa negara harus 
menetapkan kelengkapan yang diperlukan kepada mereka untuk dapat 
mengembangkan institusinya sendiri. 
 Pasal 7: menetapkan hak bangsa pribumi dan masyarakat adat untuk 
menentukan prioritasnya sendiri dalam proses pembangunan dan memiliki 
kontrol atas pembangunan ekonomi, sosial dan budayanya sendiri, serta 
menetapkan kewajiban negara pihak untuk mengambil tindakan untuk 
melindungi dan melestarikan lingkungan dan teritori bangsa pribumi dan 
masyarakat adat. 
 Pasal 8: mengharuskan pemerintah untuk mempertimbangkan adat kebiasaan 
dan hukum adat bangsa pribumi dan masyarakat adat ketika menerapkan 
hukum dan peraturan negara kepada mereka. 
 Pasal 13: mengharuskan pemerintah untuk menghormati pentingnya budaya 
dan nilai – nilai spiritual bangsa pribumi dan masyarakat adat dalam 
hubungan mereka dengan tanah atau wilayah tempat mereka tinggal. 
 Pasal 14: menetapkan bahwa negara pihak harus mengakui hak-hak 
kepemilikan dan kepunyaan bangsa pribumi dan masyarakat adat atas tanah 
yang secara tradisional telah mereka tempati, dan negara menetapkan 
prosedur yang sesuai di dalam sistem hukumnya untuk menyelesaikan klaim-klaim 
tanah yang disampaikan oleh bangsa pribumi dan masyarakat adat. 
Standar yang terdapat dalam Konvensi ILO Nomor 169 menetapkan kerangka dasar 
untuk perlindungan bangsa pribumi dan masyarakat adat di bawah hokum 
internasional. Banyak organisasi internasional, seperti Program Pembangunan PBB 
(United Nations Development Program, UNDP) dan Bank Dunia (The World Bank), 
mengacu kepada Konvensi Nomor 169 pada saat mereka menyusun kebijakan atau 
program yang mempengaruhi masyarakat adat. Meskipun Konvensi ILO Nomor 169 
menetapkan hak-hak dasar bangsa pribumi dan masyarakat adat, dalam banyak hal 
18
Konvensi tersebut juga menetapkan kewajiban-kewajiban dasar bagi negara. Konvensi 
memberikan kebebasan bagi negara yang meratifikasi untuk menentukan sendiri 
tindakan-tindakan yang harus diambil dan membuat standar internasional minimal, 
yang tidak bertentangan dengan Konvensi ILO lainnya. Banyak ketentuan – ketentuan 
dalam Konvensi menggunakan istilah “yang layak’, “sebagaimana dibutuhkan”, “jika 
dapat dilaksanakan”, atau “sedapat mungkin”. Istilah-istilah ini memberikan 
fleksibilitas .Namun beberapa kritik mengatakan bahwa istilah tersebut juga dapat 
memberikan efek membatasi atau membuka ruang yang kabur bagi negara untuk 
melaksanakan kewajiban sesuai konvensi yang telah diratifikasi 
Sejalan dengan bertambahnya jumlah negara yang meratifikasi konvensi tersebut, 
penerimaan atas standar internasional yang terdapat dalam Konvensi tersebut juga 
meningkat. Terdapat sejumlah negara yang saat ini dalam proses untuk meratifikasi 
atau sedang mempertimbangkan Konvensi tersebut. 
Instrumen ILO lainnya yang terkait dengan situasi bangsa pribumi dan masyarakat 
adat, adalah: 
 Konvensi Tenaga Buruh Paksa atau The Forced Labour Convention, 1930 
(No.29), yang melarang penggunaan kekerasan atau paksaan untuk buruh atau 
pekerja. 
 Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan) atau The Discrimination 
Convention (Employment and Occupation), 1958 (No. 111), yang menetapkan 
prinsip kesempatan dan perlakuan yang adil dalam pekerjaan dan jabatan, dan 
melarang diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, 
pendapat politik, asal-usul kebangsaan dan latar belakang social. 
 Konvensi Organisasi Pekerja Pedesaan atau The Rural Worker’s Organization 
Convention, 1975 (No. 141), yang menetapkan hak-hak pekerja di pedesaan 
untuk membentuk organisasi dan bergabung dengan organisasi yang mereka 
inginkan. 
 Konvensi Pengembangan Sumber Daya Manusia atau The Human Resource 
Development Convention, 1975 (No.142), yang mempromosikan bimbingan 
untuk kejuruan dan pelatihan. 
 Konvensi Perkebunan atau The Plantation Convention, 1958 (No 110) yang 
mengatur penerimaan pekerja di perkebunan dan mencakup masalah-masalah 
upah, perawatan kesehatan, perumahan, perlindungan terhadap pekerja hamil 
19
BAB III 
PENUTUP 
20 
A. KESIMPULAN 
Gerakan buruh merupakan istilah yang digunakan secara luas untuk menjelaskan 
dinamika organisasi kolektif para pekerja atau buruh dalam rangka menuntut perbaikan 
nasib mereka kepada majikan (pengusaha) dan kebijakan-kebijakan perburuhan yang pro-buruh 
dan adil. 
Pergerakan buruh mencakup semua aksi perjuangan kaum buruh dalam 
menghentikan tekanan kapitalis dan eksploitasi. Pergerakan ini bertujuan untuk membuang 
dan menghancurkan sistem sosial lama yang menindas dan menghisap, dimana dibangun 
sistem sosial baru yang kelas pekerja menjadi pemilik alat-alat produksi dan mengarahkan 
ekonomi, politik dan budaya nasional ke arah yang lebih baik. Untuk menyadari tujuan 
dari pergerakan buruh, serikat buruh asli harus diperkuat oleh para anggotanya [para 
buruh] para buruh harus bergerak menuntut perbaikan dibidang ekonomi dan politik 
bersama-sama dengan kelas dan sektor rakyat lainnya dalam masyarakat—dimana 
selanjutnya harus melancarkan aksi politik. 
Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 
17,serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk 
pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, 
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta 
melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan 
keluarganya. 
Fungsi serikat buruh/serikat pekerja Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja 
tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja 
mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga 
ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, 
mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan 
memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
21 
B. SARAN 
 Semoga setelah membaca makalah kami dapat memberikan banyak mamfaat 
pengetahuan dan pemahaman kita tentang “gerakan buruh dan serikat buruh”. 
 Dengan adanya Serikat Pekerja/Serikat Buruh hendaknya dapat membawa dampak 
yang positif bagi hak-hak pekerja mengingat dalam kasus perburuhan yang ada 
sering ditemukan kurangnya keperpihakan kepada buruh karena lemahnya 
perlindungan dari pemerintah
DAFTAR PUSTAKA 
Indonesia. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. 
Indonesia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Buruh. 
Indonesia. Kep.48/MEN/IV/2004, tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan 
Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama. 
Indonesia. Wawancara dengan Meirhaq Kifly – Federasi Kikes (KSBSI) 
22 
APINDO [http://apindo.or.id/] 
http://infogsbi.blogspot.com/ 
http://melthina.blogspot.com/2011/01/organisasi-buruh-tugas-mata-kuliah-k3.html

More Related Content

What's hot

Manajemen Indonesia
Manajemen IndonesiaManajemen Indonesia
Manajemen IndonesiaHuda Ardiana
 
Modul 7 penanggulangan cyber crime
Modul  7 penanggulangan cyber crimeModul  7 penanggulangan cyber crime
Modul 7 penanggulangan cyber crimesulaiman yunus
 
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Idik Saeful Bahri
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologihudaaja
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiRifan Adriansyah
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Apa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKORApa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKORRatri nia
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptBetlehem Ketaren
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Herlambang Bagus
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraAmphie Yuurisman
 
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPaul SinlaEloE
 
Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaLeks&Co
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanyudikrismen1
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan rupaka
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIAmeikaa
 

What's hot (20)

Manajemen Indonesia
Manajemen IndonesiaManajemen Indonesia
Manajemen Indonesia
 
Modul 7 penanggulangan cyber crime
Modul  7 penanggulangan cyber crimeModul  7 penanggulangan cyber crime
Modul 7 penanggulangan cyber crime
 
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
Pendidikan anti korupsi - Hubungan faktor penyebab korupsi dan dampak korupsi...
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologi
 
Makalah Hukum Pajak
Makalah Hukum PajakMakalah Hukum Pajak
Makalah Hukum Pajak
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologi
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Apa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKORApa Itu TIPIKOR
Apa Itu TIPIKOR
 
Asas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, pptAsas asas hukum dagang, ppt
Asas asas hukum dagang, ppt
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGTINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
 
Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa Menyewa
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korban
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
teori dan madzhab kriminologi
teori dan madzhab kriminologiteori dan madzhab kriminologi
teori dan madzhab kriminologi
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 

Similar to Organisasi Buruh

Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaReyy193
 
JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023
JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023
JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023Dorii Listypeach
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillevilawati
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillevilawati
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxBrian801227
 
Hubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanHubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanAgeng Asmara
 
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptxPPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptxDaraDamayanti1
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasiangraenino
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Triawidi
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasiangraenino
 
Power poin ekonomi koperasi
Power poin   ekonomi koperasiPower poin   ekonomi koperasi
Power poin ekonomi koperasiwijitricahyani
 
Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#Coel Coelly
 
Pengantar bisnis tugas 3
Pengantar bisnis tugas 3Pengantar bisnis tugas 3
Pengantar bisnis tugas 3Wita Sari
 
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptxfahrikurniawan11
 
Nur khoerini universitaspekalongan_pkmp
Nur khoerini universitaspekalongan_pkmpNur khoerini universitaspekalongan_pkmp
Nur khoerini universitaspekalongan_pkmpUniversitas Pekalongan
 

Similar to Organisasi Buruh (20)

Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesia
 
JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023
JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023
JURNAL_KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA_DORI NOVITA_162012023
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
 
Hubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanHubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaan
 
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptxPPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
PPT KOPERASI&UKM KEL 1.pptx
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasi
 
Kadin 98-2927-16062008
Kadin 98-2927-16062008Kadin 98-2927-16062008
Kadin 98-2927-16062008
 
Minggu 1 pp
Minggu 1 ppMinggu 1 pp
Minggu 1 pp
 
Power poin ekonomi koperasi
Power poin   ekonomi koperasiPower poin   ekonomi koperasi
Power poin ekonomi koperasi
 
Ppt Ekonomi Koperasi
Ppt Ekonomi KoperasiPpt Ekonomi Koperasi
Ppt Ekonomi Koperasi
 
Ekonomi Koperasi
Ekonomi KoperasiEkonomi Koperasi
Ekonomi Koperasi
 
Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#Modul i ekonomi koperasi#
Modul i ekonomi koperasi#
 
Denisah
DenisahDenisah
Denisah
 
Pengantar bisnis tugas 3
Pengantar bisnis tugas 3Pengantar bisnis tugas 3
Pengantar bisnis tugas 3
 
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
2. HI.Inisiasi 2 UT MANAJEMEN HUBUNGAN.pptx
 
Nur khoerini universitaspekalongan_pkmp
Nur khoerini universitaspekalongan_pkmpNur khoerini universitaspekalongan_pkmp
Nur khoerini universitaspekalongan_pkmp
 

More from W.R. Putra

Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015W.R. Putra
 
Safety can be fun part 1
Safety can be fun   part 1Safety can be fun   part 1
Safety can be fun part 1W.R. Putra
 
Surat keterangan tidak mampu
Surat keterangan tidak mampuSurat keterangan tidak mampu
Surat keterangan tidak mampuW.R. Putra
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriW.R. Putra
 
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingPrinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingW.R. Putra
 
Bahaya narkoba bagi remaja
Bahaya narkoba bagi remajaBahaya narkoba bagi remaja
Bahaya narkoba bagi remajaW.R. Putra
 
Peta kompetensi
Peta kompetensiPeta kompetensi
Peta kompetensiW.R. Putra
 
Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1W.R. Putra
 

More from W.R. Putra (8)

Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
Strategi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015
 
Safety can be fun part 1
Safety can be fun   part 1Safety can be fun   part 1
Safety can be fun part 1
 
Surat keterangan tidak mampu
Surat keterangan tidak mampuSurat keterangan tidak mampu
Surat keterangan tidak mampu
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
 
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingPrinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
 
Bahaya narkoba bagi remaja
Bahaya narkoba bagi remajaBahaya narkoba bagi remaja
Bahaya narkoba bagi remaja
 
Peta kompetensi
Peta kompetensiPeta kompetensi
Peta kompetensi
 
Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1Makalah macam macam candi1
Makalah macam macam candi1
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

Organisasi Buruh

  • 1. Makalah ORAGANISASI BURUH Disusun Oleh : Nama : Kelas : 2014
  • 2. KATA PENGANTAR ii Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas Organisasi Buruh .Makalah ini membahas masalah Organisasi Buruh. Dengan membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti Apa yang di bahas dalam makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu Penulis sangat mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini Penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca. Bengkulu , 23 November 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI COVER ............................................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1 C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 3 A. Gerakan Buruh ............................................................................................................................. 3 B. Serikat Buruh................................................................................................................................ 4 C. Kesejahteraan Buruh .................................................................................................................... 8 D. hubungan buruh dan pengusaha ................................................................................................... 9 E. Peran Pemerintah .......................................................................................................................... 9 F. Nama-Nama Organisasi Buruh Di Indonesia .............................................................................. 10 G. Organisasi Buruh Internasional .................................................................................................... 12 BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 20 A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 20 B. Saran ............................................................................................................................................. 21 iii DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Globalisasi telah menyebabkan gerakan buruh terus melemah karena investor dengan mudah mengalihkan lokasi produksi ke negara lain, kata Kepala Penasihat Teknis Proyek International Labour Organization (ILO) Better Work Indonesia Simon Field. Daya saing global di antara negara-negara yang menyediakan tenaga kerja dapat menuju pada penekanan upah yang lebih rendah. Hal tersebut membuat kondisi kerja menjadi tidak layak. Demikian disampaikan Simon Field dalam seminar "Peluang dan Tantangan Gerakan Buruh Indonesia Pascareformasi" di Gedung LIPI Jakarta, Selasa. "Banyak pekerjaan baru dalam bidang manufaktur dan jasa yang tidak layak, tidak aman, tidak terjamin, tidak ada kontribusi sosial, upah rendah, tidak ada serikat, dan kondisi kerja yang buruk," kata Field. Selain itu, kebebasan berserikat dan hak berunding bersama ditantang dan ditekan dengan adanya zona perdagangan bebas dan aturan outsourcing. Tingkat organisasional buruh akibatnya menjadi rendah dan diperparah dengan kapasitas dan sumber dana yang juga rendah. B. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan apa yang dimaksud gerakan buruh ? 2. Menguraikan pengertian serikat buruh ? 3. Menjelaskan Fungsi serikat buruh ? 4. Apa fungsi serikat buruh ? 5. Apa perbedaan antara serikat pekerja, federasi, dan konfederasi serikat pekerja ? 6. Bagaimana cara membuat serikat pekerja di tingkat perusahaan anda ? 7. Bagaimana cara menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerja ? 8. Apa keuntungan menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerja ? 9. Apakah seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja ? 10. Apakah anggota dapat mengundurkan diri atau diberhentikan dari Serikat Buruh/Serikat Pekerja ?
  • 5. 11. Bagaimana prosedur pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat 2 Pekerja yang baru terbentuk ? C. Tujuan Pembahasan 1. Memahami apa yang dimaksud gerakan buruh. 2. Mengetahui pengertian serikat buruh. 3. Memahami fungsi serikat buruh. 4. Mengatahui cara membuat serikat pekerja di tingkat perusahaan. 5. Memahami cara menjadi anggota serikat buruh. 6. Mengatahui bagaiamana seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja. 7. Memahami bagaimana anggota dapat mengundurkan diri dari serikat buruh. 8. Memahami prosedur pemberitahuan dan pencatatan serikat buruh yang baru.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 3 A. Gerakan Buruh Gerakan buruh merupakan istilah yang digunakan secara luas untuk menjelaskan dinamika organisasi kolektif para pekerja atau buruh dalam rangka menuntut perbaikan nasib mereka kepada majikan (pengusaha) dan kebijakan-kebijakan perburuhan yang pro-buruh dan adil. Secara sederhana, gerakan-gerakan buruh dapat dikelompokkan ke dalam kategorisasi sebagai berikut : 1. Gerakan buruh yang berorientasi untuk menyejahterakan para anggotanya sehingga para anggotanya mendapatkan keuntungan, seperti jaminan sosial, jaminan kesehatan, dan uang pensiun. Salah satu serikat buruh tertua yang tercatat dalam sejarah, Friendly Societies, didirikan untuk mewujudkan tujuan tersebut. 2. Gerakan buruh yang bertujuan untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif (bargaining collective) sehingga mereka dapat bernegosiasi dengan para pengusaha mengenai upah dan kondisi kerja yang manusiawi. 3. Gerakan buruh yang berorientasi untuk melakukan perlawanan tindakan industri, seperti pemogokan. 4. Gerakan buruh yang berorientasi kepada aktivitas politik. Di antara tujuan gerakan ini berupaya untuk mewujudkan legislasi yang adil buat para buruh. Gerakan ini biasanya berwujud partai politik, seperti halnya Partai Buruh di Inggris yang berawal dari gerakan buruh. Keadaan Indonesia hari ini yang neo-kolonialisme dan sisa-sia feodalisme, sudah Sangat konkrit bahwa semua aspek kehidupan negara baik ekonomi, politik dan kebudayaan Indonesia didominasi oleh kaum Imperialisme yang didukung oleh kakitangannya didalam negeri yaitu penguasa komprador [pemerintah], kapitalis birokrat serta tuan tanah-tuan tanah besar. Yang dampaknya adalah rakyat dijadikan tumbal keserakahannya, termasuk didalamnya adalah kaum buruh yang dijadikan semata-mata alat/mesin pencipta keuntungan/kekayaan semata bagi mereka. Nasibnya terus tertindas
  • 7. dan dihisap sehingga ketergantungan pada kaum pemodal/kapitalis. Dari situasi itu pergerakan buruh mempunyai peranan yang sangat penting kedudukannya dalam kaum buruh untuk mendapatkan hak-haknya, serta terbebas dari penindasan dan penghisapan. Pergerakan buruh mencakup semua aksi perjuangan kaum buruh dalam menghentikan tekanan kapitalis dan eksploitasi. Pergerakan ini bertujuan untuk membuang dan menghancurkan sistem sosial lama yang menindas dan menghisap, dimana dibangun sistem sosial baru yang kelas pekerja menjadi pemilik alat-alat produksi dan mengarahkan ekonomi, politik dan budaya nasional ke arah yang lebih baik. Untuk menyadari tujuan dari pergerakan buruh, serikat buruh asli harus diperkuat oleh para anggotanya [para buruh] para buruh harus bergerak menuntut perbaikan dibidang ekonomi dan politik bersama-sama dengan kelas dan sektor rakyat lainnya dalam masyarakat—dimana selanjutnya harus melancarkan aksi politik. Semua langkah tersebut akan menghasilkan garis yang kuat dalam melawan monopoli imperialisme, dan para pengikut lokalnya yaitu kapitalis birokrat, penguasa komprador dan tuan tanah besar. Klas pekerja harus bersatu dan memimpin kelas-kelas tertekan, tertindas dan terhisap lainnya di Indonesia ini, seperti kaum tani, pelajar/mahasiswa dan profesional, kaum miskin kota dan kapitalis nasionalis dalam satu kesatuan dan kemerdekaan nasional dan demokrasi yang sejati [demokrasi rakyat]. Kemerdekaan nasional dan demokrasi sejati berarti kemerdekaan negara yang terbebas dari pengaruh dan dominasi imperialisme – kapitalisme dan kakitangannya, kebebasan kaum petani dari eksploitasi kaum feodal, hak-hak demokrasi bagi seluruh penduduk dan membangun pemerintahan adil makmur yang benar-benar memprentasikan pekerja dan rakyat. Usaha dan perjuangan kaum buruh akan mengarah pada pembangunan tatanan sosial yang baru dibawah kepemimpinan klas pekerja dimana alat-alat produksi dan hasil kerja pekerja dapat dimiliki secara sosial. B. Serikat Buruh 1. Pengertian Serikat buruh/serikat pekerja Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, 4
  • 8. membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. 5 2. Fungsi serikat buruh/serikat pekerja Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. 3. Cara membuat serikat pekerja di tingkat perusahaan Sesuai pasal 5 UU No. 21 Tahun 2000, sebuah serikat buruh/serikat pekerja dapat dibentuk oleh minimal 10 orang karyawan di suatu perusahaan. Dalam undang-undang yang sama disebutkan bahwa pembentukan serikat pekerja ini tidak diperbolehkan adanya campur tangan dari perusahaan, pemerintah, partai politik, atau pihak manapun juga. Serikat pekerja juga harus memiliki anggaran dasar yang meliputi :  nama dan lambing  dasar negara, asas, dan tujuan  tanggal pendirian  tempat kedudukan  keanggotaan dan kepengurusan  sumber dan pertanggungjawaban keuangan  ketentuan perubahan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga 4. Cara menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerja Caranya simple sebetulnya. Pada dasarnya sebuah serikat buruh/serikat pekerja harus terbuka untuk menerima anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku dan jenis kelamin. Jadi sebagai seorang karyawan di suatu perusahaan, anda hanya tinggal menghubungi pengurus serikat buruh/serikat pekerja di kantor anda, biasanya akan diminta untuk mengisi formulir keanggotaan untuk data. Ada pula sebagian serikat pekerja yang memungut iuran bulanan kepada anggotanya yang relatif sangat kecil berkisar Rp. 1,000 - Rp. 5,000, gunanya untuk pelaksanaan-pelaksanaan program
  • 9. penyejahteraan karyawan anggotanya. Tidak mahal kan? Tidak akan rugi ketika kita tahu apa saja keuntungan yang didapat. 5. Keuntungan menjadi anggota serikat buruh/serikat pekerj Banyak sekali keuntungan menjadi anggota serikat pekerja, terlebih jika serikat pekerja perusahaan anda sudah berafiliasi ke federasi serikat pekerja dan konfederasi serikat pekerja. Sebagai contoh, anggota serikat pekerja akan mendapatkan program-program training peningkatan kemampuan kerja dan diri seperti training negotiation skill, training pembuatan perjanjian kerja bersama, dll. Selain itu, anggota serikat pekerja juga akan mendapat bantuan hukum saat tertimpa masalah dengan perusahaan yang berkaitan dengan hukum dan pemenuhan hak-hak sebagai karyawan. 6. Seorang pekerja dapat menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja Dalam pasal 14, UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja tertera bahwa seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan. Apabila seorang pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan namanya tercatat di lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh, yang bersangkutan harus menyatakan secara tertulis satu serikat pekerja/serikat buruh yang dipilihnya. 7. Anggota dapat mengundurkan diri atau diberhentikan dari Serikat Buruh/Serikat Pekerja. Jawabannya adalah Ya, pekerja dapat berhenti sebagai anggota Serikat Buruh/Serikat Pekerja dengan syarat ada pernyataan tertulis. Pekerja juga dapat diberhentikan dari Serikat Buruh/Serikat Pekerja sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang bersangkutan. Pekerja, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang berhenti atau diberhentikan tetap harus bertanggung jawab atas kewajiban yang belum dipenuhinya terhadap Serikat Buruh/Serikat Pekerja (pasal 17 UU No. 21 tahun 2000). 6
  • 10. 8. Bentuk prosedur pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang baru terbentuk? UU No. 21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja mengatur tentang tata cara pemberitahuan dan pencatatan Serikat Buruh/Serikat Pekerja dalam pasal 18-24.  Serikat Buruh/Serikat Pekerja, federasi dan konfederasi yang telah dibentuk harus memberitahukan keberadaannya kepada instansi pemerintah setempat yang menangani urusan perburuhan.  Dalam surat pemberitahuan, harus dilampirkan daftar nama anggota, pendiri dan pengurusnya serta salinan peraturan organisasi  Badan pemerintah setempat harus mencatat serikat yang telah memenuhi persyaratan dan memberikan nomor pendaftaran kepadanya dalam kurun waktu 21 hari kerja setelah tanggal pemberitahuan. (Apabila sebuah serikat belum memenuhi persyaratan yang diminta, maka alasan penundaan pendaftaran dan pemberian nomor pendaftaran kepadanya harus diserahkan oleh badan pemerintah setempat dalam tenggang waktu 14 hari setelah tanggal penerimaan surat pemberitahuan)  Serikat harus memberitahukan instansi pemerintah diatas bila terjadi perubahan dalam peraturan organisasinya. Instansi pemerintah tersebut nantinya harus menjamin bahwa buku pendaftaran serikat terbuka untuk diperiksa dan dapat diakses masyarakat luas.  Serikat Yang telah memiliki nomor pendaftaran wajib menyerahkan pemberitahuan tertulis tentang keberadaan mereka kepada pengusaha /perusahaan yang terkait Selengkapnya mengenai prosedur pendaftaran Serikat Buruh/Serikat Pekerja diatur oleh Keputusan Menteri No.16/MEN/2001 tentang Prosedur Pendaftaran Resmi Serikat Pekerja/Serikat Buruh. 7 9. Hak Serikat Buruh/Serikat Pekerja Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berhak :  Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha.  Mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial.  Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan.
  • 11.  Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh.  Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. 8 C. Kesejahteraan Buruh Meskipun buruh mempunyai posisi yang strategis dalam perpolitikan bangsa, namun seringkali suara buruh tidak didengar oleh para birokrat. Seringkali buruh hanya menjadi kebutuhan sementara bagi para pihak-pihak yang berkepentingan dan meninggalkanya ketika mereka sudah masuk pada lingkaran kekuasaan. Sangat ironis sekali melihat realita yang terjadi antara buruh dan birokrasi. Padahal kalau kita melihat bahwa kalangan industri sangat diuntungkan upah buruh Indonesia yang bisa dibilang sangat murah sekali dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lainya. Dengan upah buruh yang relative rendah tersebut dan produktivitas buruh yang sedemikian tinggi, buruh mampu memberikan keuntungan yang besar bagi kalangan dunia usaha atau pengusaha. Hal ini bisa dilihat dari nilai tambah rata-rata setiap pekerja per tahun pada industri pangan sebesar 9,3 juta, indusri sandang 6,9 juta dan industri barang capital 16,7 juta atau sebanyak 10,5 juta untuk semua industri. Itu terjadi pada tahun 1997. Angka ini menunjukkan bahwa industri memungkinkan untuk memperbaiki upah buruh bahkan memberi upah yang tinggi . Disamping itu terdapat ketimpangan yang sangat mencolok antara upah yang diterima pekerja dengan keuntungan yang diperoleh pengusaha melalui peningkatan produktifitas buruh . Namun kenyataan berbicara lain, tuntutan normative buruh yang menginginkan perbaiakan kesejahteraan dengan cara peningkatan upah seringkali tidak mendapat respon yang memadai dari pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab. Pemerintah sebagai pihak yang seharusnya melindungi hak-hak buruh dengan aturan-aturan yang dibuatnya, seringkali atau bahkan tidak memainkan peranannya untuk membela hak-hak buruh. Justru yang terjadi sebaliknya, pemerintah malah menurunkan standart upah minimum buruh dibawah standart yang layak. Setali tiga uang dengan pemerintah, pengusaha sebagai golongan yang mengeksploitasi tenaga buruh juga tidak menampakkan taringnya. Padahal dengan naiknya upah buruh juga akan menyebabkan naiknya daya beli masyarakat secara umum. Uang dari buruh akhirnya kembali ke tangan para pengusaha melalui berbagai transaksi yang dilakukan oleh buruh
  • 12. dan keluarganya yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang positif pada pertumbuhan ekonomi. 9 D. Hubungan Buruh Dan Pengusaha Buruh dan pengusaha idealnya adalah saling menguntungakan antara satu dengan yang lainnya. Disisi buruh, semestinya sudah mendapatkan apa seharusnya menjadi hak-haknya. Tidak hanya upah yang memberi kesejahtetaan terhadap kehidupan buruh itu sendiri. Namun juga hal-hal lain yang sekiranya dapat menunjang kesejahteraan buruh tersebut. Diantaranya jaminan social tenaga kerja (Jamsostek), mekanisme pemutusan hubungan kerja sampai pada pembayaran uang pesangon ketika buruh sudah memasuki purna kerja. Karena yang terjadi selama ini buruh seringkali hanya mendapat upah pekerjaanya tanpa mengerti yang menjadi hak-haknya. Kemudian yang terjadi, misalnya ketika buruh mengalami kecelakaan kerja, buruh tidak mengetahui bahwa dia mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan social tenaga kerja. Atau ketika buruh di PHK tanpa tahu penyebabnya, bahwa didalam pemutusan hubungan kerja dalam dunia usaha, terdapat mekanisme yang harus dipatuhi oleh golongan pengusaha, salah satunya dengan memberi uang pesangon. Disamping hak, buruh juga harus paham dengan apa yang menjadi kewajibannya, yaitu menjalankan fungsi buruh sebagai pelaku. E. Peran Pemerintah Peran pemerintah sangat vital sekali dalam terciptanya iklim yang kondusif bagi perekonmian bangsa. Pemerintah sebagai pembuat regulator semestinya mengetahui apa-apa yang dibutuhkan oleh pelaku dunia usaha yang diantaranya adalah buruh dan pengusaha tanpa membedakan status mereka dalam struktur masyarakat. Pemerintah harus bersikap arif dan fair dalam membuat regulator yang nantinya tidak mengntungkan atau merugikan salah satu pihak. Didalam masalah perburuhan nasional, pemerintah harus mengedepankan nilai-nilai social termasuk juga membuat regulator yang menjamin kesejahteraan buruh oleh perusahaan. Kesejahteraan buruh sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah, karena apabila kita lihat bahwa tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang bekerja sebagai buruh pada dunia industri. Kita misalkan, apabila kesejahteraan buruh tidak mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah dan para buruh tetap hidup dalam garis kemiskinan, maka akan tercipta masalah social baru didalam masyarakat. Seperti kita lihat pada kasus diatas, terlihat bahwa peran pemerintah sangat minim sekali didalam upayanya meningkatkan kesejahteraaan buruh. Pemerintah cenderung untuk membela
  • 13. kaum pengusaha dengan asumsi bahwa semakin rendah upah yang dibayarkan kepada buruh, maka semakin hidup dunia industri. Sudah saatnyalah pemerintah memainkan peranannya untuk lebih bersikap balance tanpa merugikan kaum buruh dan juga kaum dunia usaha. Buruh sudah semestinya diberi ruang untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Salah satunya dengan regulator yang dibuat pemerintah. Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) Moh Jumhur Hidayat menyebutkan, tingkat kesejahteraan setiap buruh saat ini baru seperenam dari rata-rata pendapatan per kapita nasional yang mencapai 3.000 dolar AS per tahun. "Rata-rata setiap buruh baru 500 dolar per tahun, padahal mereka mesti menghidupi keluarganya," kata Jumhur di Bandung, Minggu (4/3/2012), di sela Kongres III Gaspermindo (Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia) bertema "Buruh Bersatu: Menolak Penyalahgunaan Outsourcing" 3-4 Maret 2012. Untuk itu, katanya, ia meminta pemerintah menurunkan suku bunga kredit yang saat ini masih belasan persen, sehingga menyebabkan biaya produksi yang tinggi. Selain itu, pemerintah juga dimita memperbaiki infrastruktur perekonomian, serta menolak mekanisme tenaga alih daya (outsourcing). "Banyak unsur yang harus dikikis agar pendapatan buruh meningkat," kata Jumhur yang juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) F. Nama-Nama Organisasi Buruh Di Indonesia 1. Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) 2. Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Reformasi (SPSI Reformasi) 3. Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 4. Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Indonesia (FSBDSI) 5. Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) 6. Persaudaraan Pekerja Muslimin Indonesia (PPMI) 7. Federasi Organisasi Pekerja Keuangan dan Perbankan Indonesia (FOKUBA) 8. Kesatuan Buruh Merhaen (KBM) 9. Kesatuan Pekerja Nasional Indonesia (KPNI) 10. Kesatuan Buruh Kebangsaan Indonesia (KBKI) 11. Asosiasi Karyawan Pendidikan Swasta (Asokadikta) 12. Gabungan Serikat Buruh Industri Indonesia (Gasbiindo) 13. Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK-Indonesia) 14. Serikat Pekerja Keadilan (SPK) 15. Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) 10
  • 14. 16. Gabungan Serikat Buruh Independent (GSBI) 17. Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) 18. Federasi Serikat Pekerja BUMN 19. Serikat Buruh Merdeka Setiakawan 20. Serikat Pekerja Nasional Indonesia 21. Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit (SP.TSK) 22. Gabungan Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (GOSBI) 23. Asosiasi Karyawan Pendidikan Nasional (ASOKADIKNA) 24. Federasi SP Penegak Keadilan Kesejahteraan dan Persatuan (SPKP) 25. Federasi SP Rakyat Indonesia (SPRI) 26. Federasi Kimia Energi Pertambangan (KEP) 27. Solidaritas Buruh Maritim dan Nelayan Indonesia (SBMNI) 28. Federasi SP Indonesia (SPI) 29. Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) 30. Federasi Gabungan Serikat Pekerja Mandiri (GSBM) 31. Federasi Perserikatan Buruh Independen (FBI) 32. Federasi Serikat Buruh Perjuangan (FSBP) 33. Federasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) 34. Federasi Gabungan Serikat Pekerja PT Rajawali Nusantara Indonesia (GSPRNI) 35. Federasi Farkes Reformasi 36. Federasi SPM (hotel, restoran, plaza, apartemen, katering dan pariwisata) 11 Indonesia 37. Gaspermindo Baru 38. Gabungan Serikat Buruh Indonesia 2000 (DPP GSBI 2000) 39. Federasi SP Kahutindo 40. Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (SP PAR) 41. Federasi Serikat Pekerja Percetakan, Penerbitan dan Media Informasi 42. Federasi SP Pertanian dan Perkebunan 43. Federasi Serikat Pekerja Bangunan dan Pekerjaan Umum (SP BPU) 44. Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi 45. Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan 46. Federasi Serikat Pekerja Angkutan Darat, Danau, Feri, Sungai dan Telekomunikasi Indonesia (SP ADFES) 47. Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin (DPP FSP LEM)
  • 15. 48. Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman 49. Federasi Serikat Pekerja Kependidikan Seluruh Indonesia (DPP F. SPKSI) 50. Federasi Serikat Pekerja TSK SPSI 51. Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Kehutanan (F.SP KAHUT) 52. Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (F.SP TI) 53. Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan (F.SP.KEP) 54. Federasi Serikat Pekerja Kewartawanan Indonesia (F.SP.PEWARTA) 55. Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (F.SP.MI) 56. Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) 57. Federasi Serikat Pekerja Tenagakerja di Luar Negeri (F.SP.TKI LN) 58. Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU) 59. Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) 60. Gerakan Buruh Marhaenis 61. Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSPISI) 62. Serikat Pekerja Islam (SERPI) 63. Federasi Buruh Indonesia (FBI) 64. Kesatuan Buruh Nasional Indonesia (KBNI) 65. SB Transportasi Perjuangan Indonesia 66. Persatuan Pekerja Informal Seluruh Indonesia 67. Kongres Buruh Islam (KOSBI) 68. SP Sektor Informal Mandiri Seluruh Indonesia (SP-SIMSI) 69. Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Reformasi 70. Serikat Pekerja Percetakan, Penerbit dan Media Informasi 12 G. Organisasi Buruh Internasional Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organisation) adalah sebuah wadah yang menampung isu buruh Internasional di bawah Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB). Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organisation, ILO) didirikan pada tahun 1919 sebagai bagian Pesetujuan Versailles setelah Perang Dunia I. Organisasi ini menjadi bagian PBB setelah pembubaran LBB dan pembentukan PBB pada akhir Perang Dunia II. ILO merupakan agen khusus tertua yang ada dalam PBB. Sama seperti agen khusus lainnya, ILO memiliki undang – undang dasarnya sendiri, anggota beserta badan
  • 16. pengawas, anggaran serta staf, dan bekerja di bidang – bidang tertentu yang menjadi perhatian bersama dengan PBB. Sistem pengawasan yang digunakan oleh ILO sejalan dengan beberapa sistem pengawasan yang diciptakan oleh beberapa instrumen Hak Asasi Manusia PBB, seperti Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial dan Komite Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan. ILO juga terlibat dalam pertemuan – pertemuan PBB yang berkaitan dengan isu – isu masyarakat adat, termasuk Kelompok Kerja untuk Masyarakat Adat, Komisi Hak Asasi Manusia dan sub – Komisi untuk Promosi dan Perlindungan Hak – Hak Asasi Manusia. 1. Struktur ILO Struktur ILO paling unik diantara sistem lainnya yang ada di bawah PBB. ILO merupakan satu – satunya organisasi internasional yang terdiri dari pemerintah, para wakil buruh / pekerja dan majikan / pengusaha dalam semua kegiatannya. Sistem tripartit memungkinkan wakil – wakil organisasi majikan / pengusaha dan buruh / pekerja untuk ikut terlibat dalam semua diskusi, proses pertimbangan dan pengambilan keputusan ILO dalam kedudukan yang setara dengan wakil – wakil pemerintah. 13 2. Pelaksana ILO Badan Pekerja adalah badan pelaksana ILO. Badan tersebut bertemu tiga kali dalam setahun di Jenewa yaitu pada bulan Maret, Juni (setelah pertemuan ILC) dan November. Sama halnya dengan ILO dan ILC, Badan Pekerja pun memiliki struktur tripartit yang terdiri 56 anggota penuh (28 orang wakil dari pemerintah, 14 orang wakil majikan / pengusaha, dan 14 orang wakil buruh / pekerja) dan 66 anggota deputi (28 orang wakil pemerintah, 19 orang wakil majikan / pengusaha, dan 19 orang wakil buruh / pekerja). Kantor Buruh Internasional di Jenewa adalah sekretariat tetap ILO. Kantor ini bertugas menyiapkan berbagai dokumen dan laporan yang digunakan dalam konferensi dan pertemuan – pertemuan ILO, seperti Laporan Umum Komite Ahli Pelaksanaan Standar, Laporan Kepada Badan Pekerja dan komite – komite lainnya, dan lain – lain. Selain itu, kantor ini juga menjalankan program kerjasama teknis yang mendukung kerja – kerja berdasarkan standar ILO. Dalam kantor tersebut, terdapat departemen yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkut standar buruh internasional, juga terdapat departemen yang bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan buruh / pekerja dan majikan / pengusaha.
  • 17. 14 3. Tugas dan Sistem Pengawasan ILO Dengan deklarasi Philadelphia 1944 organisasi ini menetapkan tujuannya. ILO bertanggung jawab menyelenggarakan pertemuan PBB tahunan antar institusi membahas isu – isu masyarakat adat yang diselenggarakan di Jenewa. ILO memiliki mandat antara lain mengembangkan dan menyusun standar buruh internasional untuk memperbaiki kondisi hidup dan kondisi kerja manusia di dunia. Standar tersebut dituangkan dalam berbagai Konvensi dan Rekomendasi yang kemudian standar internasional minimal yang terkait dengan masalah – masalah pekerjaan, misalnya : 1. Hak – hak dasar di tempat kerja 2. Hak untuk bebas dari diskriminasi 3. Hak untuk mendapatkan upah yang sama atas pekerjaan yang sama 4. Penghapusan tenaga kerja anak 5. Penghapusan tenaga kerja paksa 6. Hak untuk bebas berkumpul dan berserikat, dan lain – lain Jika suatu pemerintah meratifikasi Konvensi ILO tersebut, maka Konvensi tersebut bersifat mengikat secara hokum pada Negara bersangkutan. Rekomendasi – rekomendasi seringkali melengkapi Konvensi dengan menjadi lampiran bagi ketentuan – ketentuan Konvensi dan dengan menetapkan rincian petunjuk pelaksanaan Konvensi. Rekomendasi tersebut bukan merupakan suatu kesepakatan internasional, tetapi merupakan panduan yang tidak mengikat untuk pengembangan dan penerapan kebijakan dan pelaksanaan di tingkat nasional. Selain menyusun standar buruh internasional, ILO juga mengawasi perilaku negara – negara anggota yang meratifikasi Konvensi ILO dalam melaksanakan isi Konvensi baik secara hukum maupun dalam paktik. Berdasarkan pasal 22 dari Konstitusi ILO, setiap negara anggota harus memberikan laporan berkala kepada Kantor Buruh Internasional mengenai pelaksanaan Konvensi yang diratifikasi menjelaskan langkah – langkah yang telah diambil untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Konvensi tersebut. Komite Para Ahli Aplikasi Konvensi dan Rekomendasi ILO kemudian memeriksa laporan-laporan tersebut. Komite ini terdiri dari 20 orang juri independen yang berasal dari berbagai belahan dunia. Komite bertemu sekali dalam setahun di Jenewa untuk menganalisa penerapan-penerapan Konvensi. Komite kemudian mengirimkan komentar tertulis mengenai temuan-temuan komite atas laporan kepada negara asal.
  • 18. Komentar tersebut dapat berupa pertanyaan langsung atau hasil pengamatan. Pertanyaan langsung umumnya meminta informasi lebih lanjut untuk hal-hal tertentu yang dikirimkan langsung ke pemerintah bersangkutan dan pertanyaan tersebut tidak dipublikasikan. Hasil pengamatan juga dapat berisi permintaan informasi, tetapi secara mendasar lebih sering digunakan untuk memaparkan hasil – hasil temuan dan rekomendasi Komite serta pernyataan-pernyataan dari organisasi pekerja dan organisasi majikan. Hasil pengamatan Komite tersebut dipublikasikan dalam laporan tahunan Komite, yang kemudian dibahas Komite untuk Aplikasi Standar dalam Konferensi tahunan Buruh Internasional. Komite Para Ahli ILO juga mendorong negara-negara pihak untuk mengembangkan mekanisme yang layak untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adat dalam implementasi Konvensi. 15 4. Prosedur Pengaduan ILO Sistem pengawasan ILO tidak menyediakan kesempatan untuk menyampaikan pengaduan oleh individu atau LSM secara umum, termasuk organisasi masyarakat adat. Namun demikian, sistem pengawasan ILO memiliki prosedur pengaduan yang dapat digunakan oleh pekerja atau serikat pekerja sebagai wakil organisasi masyarakat adat atau komunitas atau individu masyarakat adat. Pasal 24 Konstitusi ILO memberikan kesempatan organisasi pekerja atau buruh tingkat nasional maupun internasional untuk mengajukan laporan yang biasa disebut “gambaran atau istilah resminya representation” kepada ILO dengan argumen bahwa negara anggota telah gagal atau tidak mampu memenuhi pelaksanaan Konvensi yang telah diratifikasi. Jika representation tersebut memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam pasal 24, maka Badan Pekerja ILO akan menerima laporan tersebut dan menugaskan komite tripartit untuk memeriksa ”gambaran atau representation” tersebut. Pemerintah yang bersangkutan akan mendapat satu salinan laporan tersebut dan mendapat kesempatan untuk membantah pernyataan yang ada didalamnya. Setelah memeriksa laporan dengan seksama, maka komite tripartit menyampaikan hasil pemeriksaan kepada Badan Pekerja untuk diadopsi. Secara umum, hasil pemeriksaan tersebut berisi berbagai kesimpulan dan rekomendasi komite. Jika komite memutuskan tidak ditemukan masalah berarti menyangkut pelaksanaan Konvensi, maka biasanya komite meminta pemerintah mengambil tindakan-tindakan khusus untuk mengatasi masalah yang ada. Selain itu, Badan
  • 19. Pekerja dapat meminta Komite Para Ahli untuk mengawasi situasi dan tindak lanjut dari masalah yang ada untuk memastikan bahwa pemerintah sungguh-sungguh mengambil langkah-langkah yang telah direkomendasikan oleh komite tripartit. Sampai dengan awal 2001, pasal 24 mengenai representation atas pelaksanaan Konvensi No. 169 telah disampaikan untuk melaporkan negara-negara Bolivia, Columbia, Denmark, Ekuador, Meksiko, dan Peru. Masyarakat adat dan bangsa pribumi juga dapat mengangkat isu mereka untuk mendapat perhatian ILO dengan mengirimkan informasi kelalaian negara dalam melaksanakan kewajiban, sebagaimana yang terdapat dalam Konvensi, langsung ke Kantor Buruh Internasional di Jenewa. Informasi tersebut akan dimasukkan dalam file negara dan Komite Para Ahli akan membahasnya pada pertemuan tahunan Komite. 5. ILO, Masyarakat Adat, dan Bangsa – Bangsa Pribumi ILO adalah badan internasional pertama yang mencoba menangani isu masyarakat adat secara komprehensif. ILO telah bekerja untuk melindungi dan mempromosikan hak – hak masyarakat adat dan bangsa – bangsa pribumi sejak tahun 1920. Kegiatan – kegiatan ILO yang menyangkut masyarakat adat dan bangsa – bangsa pribumi dapat dikelompokkan dalam dua area kegiatan, yaitu promosi dan pengawasan Konvensi menyangkut masyarakat adat dan bangsa – bangsa pribumi; dan program – program bantuan teknis untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat adat dan bangsa – bangsa pribumi. ILO hanya bertanggung jawab atas dua instrumen internasional yang secara sangat khusus menyangkut masyarakat adat dan bangsa-bangsa pribumi, yaitu : Konvensi Bangsa Pribumi dan Masyarakat Adat (Indigenous and Tribal Populations Convention) Tahun 1957 No 107, dan Konvensi Bangsa Pribumi dan Masyarakat Adat Tahun 1989 No 169. Konvensi No 107 saat ini sudah ditutup untuk ratifikasi, tetapi tetap berlaku bagi negara-negara yang telah meratifikasinya walaupun belum meratifikasi Konvensi No. 169. Sejak 1 Januari 2001, 14 negara anggota telah meratifikasi Konvensi 169 sementara banyak Negara sedang mempertimbangkan untuk meratifikasinya. Kedua konvensi ILO tersebut memberikan standar minimal bagi hak sipil, politik, sosial, ekonomi bangsa pribumi dan masyarakat adat. Konvensi tersebut juga bersifat mengikat bagi negara anggota yang sudah meratifikasi. 16
  • 20. Konvensi ILO nomor 157 disahkan pada 1957. Konvensi ini merupakan instrumen internasional pertama dan yang secara lengkap menjabarkan hak-hak bangsa pribumi dan masyarakat adat, serta kewajiban-kewajiban negara yang meratifikasi konvensi terhadap kelompok masyarakat ini. Konvensi Nomor 157 membuat terobosan baru dari konvensi-konvensi sebelumnya dengan menggunakan bahasa yang tegas dan ekspresif. Salah satu contoh adalah Pasal 1 (1) (a) dimana masyarakat adat dan bangsa pribumi disebutkan sebagai “less advanced atau terbelakang” dan mengusulkan pendekatan asimilasi. Sejak Konvensi Nomor 157 disahkan pada 1957, sampai dengan 1986, kelemahan pendekatan yang digunakan dalam Konvensi tersebut menimbulkan keinginan untuk merevisinya. Pada 1988 dan 1989, ILO membuat draft Konvensi baru yaitu Konvensi Bangsa Pribumi dan Masyarakat Adat (Nomor 169). Sama seperti Konvensi sebelumnya, Konvensi Nomor 169 menjabarkan hak-hak bangsa pribumi dan masyarakat adat serta kewajiban-kewajiban negara yang meratifikasi konvensi tersebut kepada mereka.. Konvensi Nomor 169 menggunakan pendekatan penghormatan kepada budaya dan institusi-institusi masyarakat adat. Konvensi ini juga beranggapan bahwa hak-hak mereka tetap diakui di dalam kehidupan masyarakat luas di negara mereka tinggal, dapat membentuk institusinya sendiri dan menentukan tahapan pembangunan yang mereka inginkan. Konvensi ini juga menghimbau para pemerintah untuk melakukan konsultasi dengan masyarakat adat dalam mengambil kebijakan dan melakukan tindakan berdampak langsung kepada masyarakat adat, memberikan kepada masyarakat adat hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, kebijakan atau program yang terkait dengan mereka. Beberapa ketentuan penting yang ada di dalam Konvensi Nomor 169 antara lain sebagai berikut :  Pasal 4: mengharuskan negara yang meratifikasi konvensi ini untuk mengambil tindakan-tindakan khusus untuk menjaga keselamatan individu, institusi, properti, buruh, budaya dan lingkungan bangsa pribumi dan masyarakat adat.  Pasal 5: menetapkan bahwa, dalam melaksanakan Konvensi tersebut, negara pihak (yaitu negara yang telah meratifikasi) harus menghargai dan melindungi nilai-nilai sosial, budaya, religi dan spiritual yang dimiliki oleh bangsa 17
  • 21. pribumi dan masyarakat adat, dan menghargai integritas dari institusi, praktek dan nilai-nilai bangsa pribumi dan masyarakat adat.  Pasal 6: mengharuskan agar negara melakukan konsultasi dengan bangsa pribumi dan masyarakat adat melalui prosedur yang layak, terutama melalui kelembagaan mereka miliki, manakala langkah-langkah legislatif atau administratif yang dapat memberi dampak kepada mereka sedang dalam pertimbangan untuk ditetapkan dan menetapkan bahwa negara harus menetapkan kelengkapan yang diperlukan kepada mereka untuk dapat mengembangkan institusinya sendiri.  Pasal 7: menetapkan hak bangsa pribumi dan masyarakat adat untuk menentukan prioritasnya sendiri dalam proses pembangunan dan memiliki kontrol atas pembangunan ekonomi, sosial dan budayanya sendiri, serta menetapkan kewajiban negara pihak untuk mengambil tindakan untuk melindungi dan melestarikan lingkungan dan teritori bangsa pribumi dan masyarakat adat.  Pasal 8: mengharuskan pemerintah untuk mempertimbangkan adat kebiasaan dan hukum adat bangsa pribumi dan masyarakat adat ketika menerapkan hukum dan peraturan negara kepada mereka.  Pasal 13: mengharuskan pemerintah untuk menghormati pentingnya budaya dan nilai – nilai spiritual bangsa pribumi dan masyarakat adat dalam hubungan mereka dengan tanah atau wilayah tempat mereka tinggal.  Pasal 14: menetapkan bahwa negara pihak harus mengakui hak-hak kepemilikan dan kepunyaan bangsa pribumi dan masyarakat adat atas tanah yang secara tradisional telah mereka tempati, dan negara menetapkan prosedur yang sesuai di dalam sistem hukumnya untuk menyelesaikan klaim-klaim tanah yang disampaikan oleh bangsa pribumi dan masyarakat adat. Standar yang terdapat dalam Konvensi ILO Nomor 169 menetapkan kerangka dasar untuk perlindungan bangsa pribumi dan masyarakat adat di bawah hokum internasional. Banyak organisasi internasional, seperti Program Pembangunan PBB (United Nations Development Program, UNDP) dan Bank Dunia (The World Bank), mengacu kepada Konvensi Nomor 169 pada saat mereka menyusun kebijakan atau program yang mempengaruhi masyarakat adat. Meskipun Konvensi ILO Nomor 169 menetapkan hak-hak dasar bangsa pribumi dan masyarakat adat, dalam banyak hal 18
  • 22. Konvensi tersebut juga menetapkan kewajiban-kewajiban dasar bagi negara. Konvensi memberikan kebebasan bagi negara yang meratifikasi untuk menentukan sendiri tindakan-tindakan yang harus diambil dan membuat standar internasional minimal, yang tidak bertentangan dengan Konvensi ILO lainnya. Banyak ketentuan – ketentuan dalam Konvensi menggunakan istilah “yang layak’, “sebagaimana dibutuhkan”, “jika dapat dilaksanakan”, atau “sedapat mungkin”. Istilah-istilah ini memberikan fleksibilitas .Namun beberapa kritik mengatakan bahwa istilah tersebut juga dapat memberikan efek membatasi atau membuka ruang yang kabur bagi negara untuk melaksanakan kewajiban sesuai konvensi yang telah diratifikasi Sejalan dengan bertambahnya jumlah negara yang meratifikasi konvensi tersebut, penerimaan atas standar internasional yang terdapat dalam Konvensi tersebut juga meningkat. Terdapat sejumlah negara yang saat ini dalam proses untuk meratifikasi atau sedang mempertimbangkan Konvensi tersebut. Instrumen ILO lainnya yang terkait dengan situasi bangsa pribumi dan masyarakat adat, adalah:  Konvensi Tenaga Buruh Paksa atau The Forced Labour Convention, 1930 (No.29), yang melarang penggunaan kekerasan atau paksaan untuk buruh atau pekerja.  Konvensi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan) atau The Discrimination Convention (Employment and Occupation), 1958 (No. 111), yang menetapkan prinsip kesempatan dan perlakuan yang adil dalam pekerjaan dan jabatan, dan melarang diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik, asal-usul kebangsaan dan latar belakang social.  Konvensi Organisasi Pekerja Pedesaan atau The Rural Worker’s Organization Convention, 1975 (No. 141), yang menetapkan hak-hak pekerja di pedesaan untuk membentuk organisasi dan bergabung dengan organisasi yang mereka inginkan.  Konvensi Pengembangan Sumber Daya Manusia atau The Human Resource Development Convention, 1975 (No.142), yang mempromosikan bimbingan untuk kejuruan dan pelatihan.  Konvensi Perkebunan atau The Plantation Convention, 1958 (No 110) yang mengatur penerimaan pekerja di perkebunan dan mencakup masalah-masalah upah, perawatan kesehatan, perumahan, perlindungan terhadap pekerja hamil 19
  • 23. BAB III PENUTUP 20 A. KESIMPULAN Gerakan buruh merupakan istilah yang digunakan secara luas untuk menjelaskan dinamika organisasi kolektif para pekerja atau buruh dalam rangka menuntut perbaikan nasib mereka kepada majikan (pengusaha) dan kebijakan-kebijakan perburuhan yang pro-buruh dan adil. Pergerakan buruh mencakup semua aksi perjuangan kaum buruh dalam menghentikan tekanan kapitalis dan eksploitasi. Pergerakan ini bertujuan untuk membuang dan menghancurkan sistem sosial lama yang menindas dan menghisap, dimana dibangun sistem sosial baru yang kelas pekerja menjadi pemilik alat-alat produksi dan mengarahkan ekonomi, politik dan budaya nasional ke arah yang lebih baik. Untuk menyadari tujuan dari pergerakan buruh, serikat buruh asli harus diperkuat oleh para anggotanya [para buruh] para buruh harus bergerak menuntut perbaikan dibidang ekonomi dan politik bersama-sama dengan kelas dan sektor rakyat lainnya dalam masyarakat—dimana selanjutnya harus melancarkan aksi politik. Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17,serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Fungsi serikat buruh/serikat pekerja Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
  • 24. 21 B. SARAN  Semoga setelah membaca makalah kami dapat memberikan banyak mamfaat pengetahuan dan pemahaman kita tentang “gerakan buruh dan serikat buruh”.  Dengan adanya Serikat Pekerja/Serikat Buruh hendaknya dapat membawa dampak yang positif bagi hak-hak pekerja mengingat dalam kasus perburuhan yang ada sering ditemukan kurangnya keperpihakan kepada buruh karena lemahnya perlindungan dari pemerintah
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. Indonesia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Buruh. Indonesia. Kep.48/MEN/IV/2004, tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama. Indonesia. Wawancara dengan Meirhaq Kifly – Federasi Kikes (KSBSI) 22 APINDO [http://apindo.or.id/] http://infogsbi.blogspot.com/ http://melthina.blogspot.com/2011/01/organisasi-buruh-tugas-mata-kuliah-k3.html