Senyawa kompleks [Cu(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O dibuat dengan menggabungkan CuCl2.2H2O dan 2-feniletilamin. Senyawa ini berbentuk kristal oranye dan memiliki sifat paramagnetik dengan momen magnetik efektif 1,97 BM pada suhu kamar.
3. Pendahuluan
• Material magnetik banyak dipelajari dalam beberapa tahun ini karena bermanfaat
dalam dunia elektronik.
• Sifat magnetik suatu material dapat dirancang melalui pembentukan senyawa
kompleks.
• Senyawa kompleks dapat bersifat diamagnetik atau paramagnetik.
• Sifat paramagnetik suatu senyawa dapat berupa feromagnetik dan antiferomagnetik
• Temperatur Curie Weiss pada bahan merupakan indikasi bahwa senyawa memiliki
interaksi feromagnetik.
4. Pendahuluan
• Pada penelitian ini dikembangkan senyawa kompleks dengan menggunakan ligan 2-
feniletilamin (C6H5CH2CH2NH2) dan ion logam tembaga(II).
• Ion tembaga(II) memiliki satu elektron yang tidak berpasangan pada orbital d, Ligan 2-
feniletilamin, memiliki gugus amina dimana terdapat atom nitrogen dengan pasangan
elektron bebas.
• Ikatan kovalen koordinasi dan ikatan hidrogen pada senyawa kompleks dapat
membentuk interaksi antar lapisan.
• Dengan demikian, pembentukan senyawa kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] diharapkan
dapat meningkatkan interaksi sehingga diperoleh sifat feromagnetik.
6. Sintesis Senyawa
• Penentuan panjang
gelombang maksimum
• Penentuan rumus
senyawa kompleks
• Metode Variasi Kontinu
Sebelum Sintesis
• 5 mmol CuCl2.2H2O +
10 mmol ligan 2-
feniletilamin dilarutkan
20 mL metanol.
Sintesis senyawa
kompleks • Dipanaskan suhu 40 °C
• Diaduk dg magnetic
stirrer 2 jam
• Ditutup aluminium foil
• Desikator terbentuk
kristal.
Pengadukan &
Penyimpanan
7. Karakterisasi
Pengujian Instrumen
Kadar unsur C, H, N Fison EA 1108
Ion logam Spektrofotometer Serapan Atom HITACHI Z-2000
Gugus yang terkandung Spektrofotometer FTIR SHIMADZU
Daya hantar larutan Konduktometer Mettler Toledo.
Momen magnet
Alat neraca kerentanan magnet (MSB) Sherwood Scientific dan alat
magnetometer Quantum Design
Kadar Air
Analisis termogravimetri menggunakan alat DTA/TGA Mettler
Toledo.
Panjang gelombang
maksimum
Spektrofotometer UV-Vis tipe UV-1100 ECHCOMP HITACHI.
9. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Senyawa Kompleks
Penentuan Rumus Senyawa Kompleks dengan Metode Variasi Kontinu
Sintesis Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]
Analisis Kadar Unsur dalam Senyawa Kompleks
Spektra Inframerah Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]
Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks
Analisis Termal Senyawa Kompleks dengan DTA-TGA
Analisis Unsur C, H, N
Prediksi Struktur Senyawa Kompleks
Sifat Magnetik Senyawa Kompleks
10. Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum Senyawa Kompleks
• Larutan Cu(II) + larutan 2-
feniletilamin dengan perbandingan
mol logam : ligan yaitu 1:1, 1:2 dan
1:3.
• Kemudian, diukur panjang
gelombangnya menggunakan
spektrofotometer UV-VIS pada
panjang gelombang 400-700 nm.
• Hasil analisis diperoleh bahwa
panjang gelombang maksimum
larutan [Cu(II)-2-feniletilamin] adalah
595 nm.
11. Penentuan Rumus Senyawa Kompleks
dengan Metode Variasi Kontinu
• Garis melewati titik potong garis singgung
kurva dengan sumbu X pada fraksi mol
ligan sebesar 0,7, sehingga diperoleh
perbandingan fraksi mol antara Cu2+ dan
2-feniletilamin sebesar 1:2.
• Hasil perbandingan ini terlihat bahwa satu
mol satu mol tembaga(II) dapat berikatan
dengan dua mol ligan 2-feniletilamin
12. Sintesis Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]
• Masing-masing logam dan ligan dilarutkan dalam metanol, lalu diaduk
dan dipanaskan hingga homogen membentuk larutan berwarna hijau.
• Senyawa yang dihasilkan berbentuk kristal berwarna oranye dengan
rendemen sebesar 57,76%.
14. Analisis Kadar Unsur dalam Senyawa
Kompleks
• Kadar tembaga yang dihasilkan dalam senyawa kompleks
[Cu(II)-2-feniletilamin] sebesar 14,04%. Hasil pengukuran ini
mendekati kadar ion logam tembaga(II) secara teoritis yaitu
sebesar 14,16%.
15. Spektra Inframerah Kompleks [Cu(II)-2-
feniletilamin]
• Daerah 3441,01 cm-1 adalah vibrasi N-H dari 2-feniletilamin
• Daerah 3124, 68 cm-1 adalah dari gugus C–H.
• Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] yakni serapan baru yang tajam pada
serapan 400–300 cm-1.
• Daerah 347,19 cm-1 terdapat vibrasi Cu-N.
• Daerah 300,90 cm-1 terdapat vibrasi Cu-O.
17. Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks
• Senyawa kompleks dibandingkan dengan daya hantaran standar
yang paling mendekati yaitu pada larutan MgCl2. Perbandingan
muatan kation dan anion yang dihasilkan adalah 2 : 1. Perbandingan
kation dan anion ini menunjukkan bahwa logam Cu sebagai atom
pusat menunjukkan muatan +2, sedangkan Cl- tidak terkoordinasi
pada atom pusat.
20. Analisis Unsur C, H, N
• Jika dibandingkan dengan prediksi rumus molekul [Cu(II)-
(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2, hasil pengukuran analisis
unsur pada Tabel 2, secara eksperimen menunjukkan nilai
yang lebih kecil.
22. Sifat Magnetik Senyawa Kompleks
• Kompleks [Cu(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O
memiliki nilai momen magnet efektif (μeff) sebesar 1,97 BM
pada temperatur kamar. Hal ini menunjukkan bahwa
kompleks yang terbentuk bersifat paramagnetik. Nilai
momen magnetik senyawa kompleks [Cu(II)-(2
feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O lebih besar daripada nilai
momen magnetik secara teoritis yaitu 1,73 BM. Nilai momen
magnetik hasil eksperimen lebih besar daripada
perhitungan momen magnetik secara teoritisnya. Hal ini
dikarenakan adanya sumbangan orbital pada ion logam.