SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Sintesis dan Sifat Magnetik Kompleks Ion
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-Feniletilamin
Hasib Habibie
1208105033
Kimia Organologam
Pendahuluan
Kimia Organologam
Pendahuluan
• Material magnetik banyak dipelajari dalam beberapa tahun ini karena bermanfaat
dalam dunia elektronik.
• Sifat magnetik suatu material dapat dirancang melalui pembentukan senyawa
kompleks.
• Senyawa kompleks dapat bersifat diamagnetik atau paramagnetik.
• Sifat paramagnetik suatu senyawa dapat berupa feromagnetik dan antiferomagnetik
• Temperatur Curie Weiss pada bahan merupakan indikasi bahwa senyawa memiliki
interaksi feromagnetik.
Pendahuluan
• Pada penelitian ini dikembangkan senyawa kompleks dengan menggunakan ligan 2-
feniletilamin (C6H5CH2CH2NH2) dan ion logam tembaga(II).
• Ion tembaga(II) memiliki satu elektron yang tidak berpasangan pada orbital d, Ligan 2-
feniletilamin, memiliki gugus amina dimana terdapat atom nitrogen dengan pasangan
elektron bebas.
• Ikatan kovalen koordinasi dan ikatan hidrogen pada senyawa kompleks dapat
membentuk interaksi antar lapisan.
• Dengan demikian, pembentukan senyawa kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] diharapkan
dapat meningkatkan interaksi sehingga diperoleh sifat feromagnetik.
Metode Penelitian
Kimia Organologam
Sintesis Senyawa
• Penentuan panjang
gelombang maksimum
• Penentuan rumus
senyawa kompleks
• Metode Variasi Kontinu
Sebelum Sintesis
• 5 mmol CuCl2.2H2O +
10 mmol ligan 2-
feniletilamin dilarutkan
 20 mL metanol.
Sintesis senyawa
kompleks • Dipanaskan suhu 40 °C
• Diaduk dg magnetic
stirrer 2 jam
• Ditutup aluminium foil
• Desikator  terbentuk
kristal.
Pengadukan &
Penyimpanan
Karakterisasi
Pengujian Instrumen
Kadar unsur C, H, N Fison EA 1108
Ion logam Spektrofotometer Serapan Atom HITACHI Z-2000
Gugus yang terkandung Spektrofotometer FTIR SHIMADZU
Daya hantar larutan Konduktometer Mettler Toledo.
Momen magnet
Alat neraca kerentanan magnet (MSB) Sherwood Scientific dan alat
magnetometer Quantum Design
Kadar Air
Analisis termogravimetri menggunakan alat DTA/TGA Mettler
Toledo.
Panjang gelombang
maksimum
Spektrofotometer UV-Vis tipe UV-1100 ECHCOMP HITACHI.
Hasil & Pembahasan
Kimia Organologam
 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Senyawa Kompleks
 Penentuan Rumus Senyawa Kompleks dengan Metode Variasi Kontinu
 Sintesis Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]
 Analisis Kadar Unsur dalam Senyawa Kompleks
 Spektra Inframerah Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]
 Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks
 Analisis Termal Senyawa Kompleks dengan DTA-TGA
 Analisis Unsur C, H, N
 Prediksi Struktur Senyawa Kompleks
 Sifat Magnetik Senyawa Kompleks
Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum Senyawa Kompleks
• Larutan Cu(II) + larutan 2-
feniletilamin dengan perbandingan
mol logam : ligan yaitu 1:1, 1:2 dan
1:3.
• Kemudian, diukur panjang
gelombangnya menggunakan
spektrofotometer UV-VIS pada
panjang gelombang 400-700 nm.
• Hasil analisis diperoleh bahwa
panjang gelombang maksimum
larutan [Cu(II)-2-feniletilamin] adalah
595 nm.
Penentuan Rumus Senyawa Kompleks
dengan Metode Variasi Kontinu
• Garis melewati titik potong garis singgung
kurva dengan sumbu X pada fraksi mol
ligan sebesar 0,7, sehingga diperoleh
perbandingan fraksi mol antara Cu2+ dan
2-feniletilamin sebesar 1:2.
• Hasil perbandingan ini terlihat bahwa satu
mol satu mol tembaga(II) dapat berikatan
dengan dua mol ligan 2-feniletilamin
Sintesis Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]
• Masing-masing logam dan ligan dilarutkan dalam metanol, lalu diaduk
dan dipanaskan hingga homogen membentuk larutan berwarna hijau.
• Senyawa yang dihasilkan berbentuk kristal berwarna oranye dengan
rendemen sebesar 57,76%.
Kristal kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]
berbentuk kristal berwarna oranye dengan rendemen sebesar 57,76%.
Analisis Kadar Unsur dalam Senyawa
Kompleks
• Kadar tembaga yang dihasilkan dalam senyawa kompleks
[Cu(II)-2-feniletilamin] sebesar 14,04%. Hasil pengukuran ini
mendekati kadar ion logam tembaga(II) secara teoritis yaitu
sebesar 14,16%.
Spektra Inframerah Kompleks [Cu(II)-2-
feniletilamin]
• Daerah 3441,01 cm-1 adalah vibrasi N-H dari 2-feniletilamin
• Daerah 3124, 68 cm-1 adalah dari gugus C–H.
• Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] yakni serapan baru yang tajam pada
serapan 400–300 cm-1.
• Daerah 347,19 cm-1 terdapat vibrasi Cu-N.
• Daerah 300,90 cm-1 terdapat vibrasi Cu-O.
Spektra IR
senyawa
kompleks
Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks
• Senyawa kompleks dibandingkan dengan daya hantaran standar
yang paling mendekati yaitu pada larutan MgCl2. Perbandingan
muatan kation dan anion yang dihasilkan adalah 2 : 1. Perbandingan
kation dan anion ini menunjukkan bahwa logam Cu sebagai atom
pusat menunjukkan muatan +2, sedangkan Cl- tidak terkoordinasi
pada atom pusat.
Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks
Analisis
Termal
Senyawa
Kompleks
dengan
DTA-TGA
Analisis Unsur C, H, N
• Jika dibandingkan dengan prediksi rumus molekul [Cu(II)-
(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2, hasil pengukuran analisis
unsur pada Tabel 2, secara eksperimen menunjukkan nilai
yang lebih kecil.
Prediksi
Struktur
Senyawa
Kompleks
Sifat Magnetik Senyawa Kompleks
• Kompleks [Cu(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O
memiliki nilai momen magnet efektif (μeff) sebesar 1,97 BM
pada temperatur kamar. Hal ini menunjukkan bahwa
kompleks yang terbentuk bersifat paramagnetik. Nilai
momen magnetik senyawa kompleks [Cu(II)-(2
feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O lebih besar daripada nilai
momen magnetik secara teoritis yaitu 1,73 BM. Nilai momen
magnetik hasil eksperimen lebih besar daripada
perhitungan momen magnetik secara teoritisnya. Hal ini
dikarenakan adanya sumbangan orbital pada ion logam.
Thankyou
  

More Related Content

What's hot

Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAfifah Sjahbandi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang Fera Fajrin
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Reaksi Eliminasi
Reaksi EliminasiReaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasielfisusanti
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Faktor yang mempengaruhi reaksi kimia
Faktor yang mempengaruhi reaksi kimiaFaktor yang mempengaruhi reaksi kimia
Faktor yang mempengaruhi reaksi kimiaNuraini Aulia
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopyfarid hasannudin
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan liganMartina Fajri
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilikelfisusanti
 

What's hot (20)

Koulometri
KoulometriKoulometri
Koulometri
 
Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Ir dan ftir
Ir dan ftirIr dan ftir
Ir dan ftir
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Reaksi Eliminasi
Reaksi EliminasiReaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi
 
Kimia koordinasi
Kimia koordinasiKimia koordinasi
Kimia koordinasi
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Faktor yang mempengaruhi reaksi kimia
Faktor yang mempengaruhi reaksi kimiaFaktor yang mempengaruhi reaksi kimia
Faktor yang mempengaruhi reaksi kimia
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan ligan
 
Kimia Organik Lanjut
Kimia Organik LanjutKimia Organik Lanjut
Kimia Organik Lanjut
 
Substitusi Nukleofilik
Substitusi NukleofilikSubstitusi Nukleofilik
Substitusi Nukleofilik
 

Similar to Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin

4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)Gilang The'iceMan
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEINLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEINworodyah
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasiAlfina Haqoh
 
MATERI KIMIA-INTI.pptx
MATERI KIMIA-INTI.pptxMATERI KIMIA-INTI.pptx
MATERI KIMIA-INTI.pptxNAyuN4
 
Analisis Jurnal : Senyawa kompleks
Analisis Jurnal : Senyawa kompleksAnalisis Jurnal : Senyawa kompleks
Analisis Jurnal : Senyawa kompleksFauziahHarsyah
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfRanycoTondang
 
Mekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptxMekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptxyogipra2
 
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptxPPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptxAAinurFadilla
 
Laporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airLaporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airSalminah Saleh
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomMilla Andista
 
Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]Ajir Aja
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixIsponi Umayah
 

Similar to Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin (20)

4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
 
KSFM 1.ppt
KSFM 1.pptKSFM 1.ppt
KSFM 1.ppt
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEINLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
 
Presentasi LKTI HIMAMET 2010
Presentasi LKTI HIMAMET 2010Presentasi LKTI HIMAMET 2010
Presentasi LKTI HIMAMET 2010
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi
 
Makalah keramik mutakhir
Makalah keramik mutakhirMakalah keramik mutakhir
Makalah keramik mutakhir
 
MATERI KIMIA-INTI.pptx
MATERI KIMIA-INTI.pptxMATERI KIMIA-INTI.pptx
MATERI KIMIA-INTI.pptx
 
Analisis Jurnal : Senyawa kompleks
Analisis Jurnal : Senyawa kompleksAnalisis Jurnal : Senyawa kompleks
Analisis Jurnal : Senyawa kompleks
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
 
Mekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptxMekanika-kuantum real.pptx
Mekanika-kuantum real.pptx
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Nanomaterial
NanomaterialNanomaterial
Nanomaterial
 
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptxPPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
PPT KAPSEL_A. AINUR FADILLA.pptx
 
50 65-2-pb
50 65-2-pb50 65-2-pb
50 65-2-pb
 
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
 
1 teoriatom
1 teoriatom1 teoriatom
1 teoriatom
 
Laporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airLaporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin air
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atom
 
Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]Kuliah bahan listrik_1[1]
Kuliah bahan listrik_1[1]
 
Ppt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fixPpt cu dan nikel fix
Ppt cu dan nikel fix
 

More from Hasib Habibie

Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifPengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifHasib Habibie
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinHasib Habibie
 
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis ProteinTeknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis ProteinHasib Habibie
 
Degradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriDegradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriHasib Habibie
 
Sosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUDSosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUDHasib Habibie
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamHasib Habibie
 

More from Hasib Habibie (8)

Atheism!
Atheism!Atheism!
Atheism!
 
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifPengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
 
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis ProteinTeknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
 
Degradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriDegradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteri
 
N butillitium
N butillitiumN butillitium
N butillitium
 
Sosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUDSosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUD
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
 

Recently uploaded

PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOssuser1cc42a
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 

Recently uploaded (9)

PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 

Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin

  • 1. Sintesis dan Sifat Magnetik Kompleks Ion Logam Cu(II) dengan Ligan 2-Feniletilamin Hasib Habibie 1208105033 Kimia Organologam
  • 3. Pendahuluan • Material magnetik banyak dipelajari dalam beberapa tahun ini karena bermanfaat dalam dunia elektronik. • Sifat magnetik suatu material dapat dirancang melalui pembentukan senyawa kompleks. • Senyawa kompleks dapat bersifat diamagnetik atau paramagnetik. • Sifat paramagnetik suatu senyawa dapat berupa feromagnetik dan antiferomagnetik • Temperatur Curie Weiss pada bahan merupakan indikasi bahwa senyawa memiliki interaksi feromagnetik.
  • 4. Pendahuluan • Pada penelitian ini dikembangkan senyawa kompleks dengan menggunakan ligan 2- feniletilamin (C6H5CH2CH2NH2) dan ion logam tembaga(II). • Ion tembaga(II) memiliki satu elektron yang tidak berpasangan pada orbital d, Ligan 2- feniletilamin, memiliki gugus amina dimana terdapat atom nitrogen dengan pasangan elektron bebas. • Ikatan kovalen koordinasi dan ikatan hidrogen pada senyawa kompleks dapat membentuk interaksi antar lapisan. • Dengan demikian, pembentukan senyawa kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] diharapkan dapat meningkatkan interaksi sehingga diperoleh sifat feromagnetik.
  • 6. Sintesis Senyawa • Penentuan panjang gelombang maksimum • Penentuan rumus senyawa kompleks • Metode Variasi Kontinu Sebelum Sintesis • 5 mmol CuCl2.2H2O + 10 mmol ligan 2- feniletilamin dilarutkan  20 mL metanol. Sintesis senyawa kompleks • Dipanaskan suhu 40 °C • Diaduk dg magnetic stirrer 2 jam • Ditutup aluminium foil • Desikator  terbentuk kristal. Pengadukan & Penyimpanan
  • 7. Karakterisasi Pengujian Instrumen Kadar unsur C, H, N Fison EA 1108 Ion logam Spektrofotometer Serapan Atom HITACHI Z-2000 Gugus yang terkandung Spektrofotometer FTIR SHIMADZU Daya hantar larutan Konduktometer Mettler Toledo. Momen magnet Alat neraca kerentanan magnet (MSB) Sherwood Scientific dan alat magnetometer Quantum Design Kadar Air Analisis termogravimetri menggunakan alat DTA/TGA Mettler Toledo. Panjang gelombang maksimum Spektrofotometer UV-Vis tipe UV-1100 ECHCOMP HITACHI.
  • 9.  Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Senyawa Kompleks  Penentuan Rumus Senyawa Kompleks dengan Metode Variasi Kontinu  Sintesis Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]  Analisis Kadar Unsur dalam Senyawa Kompleks  Spektra Inframerah Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin]  Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks  Analisis Termal Senyawa Kompleks dengan DTA-TGA  Analisis Unsur C, H, N  Prediksi Struktur Senyawa Kompleks  Sifat Magnetik Senyawa Kompleks
  • 10. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Senyawa Kompleks • Larutan Cu(II) + larutan 2- feniletilamin dengan perbandingan mol logam : ligan yaitu 1:1, 1:2 dan 1:3. • Kemudian, diukur panjang gelombangnya menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 400-700 nm. • Hasil analisis diperoleh bahwa panjang gelombang maksimum larutan [Cu(II)-2-feniletilamin] adalah 595 nm.
  • 11. Penentuan Rumus Senyawa Kompleks dengan Metode Variasi Kontinu • Garis melewati titik potong garis singgung kurva dengan sumbu X pada fraksi mol ligan sebesar 0,7, sehingga diperoleh perbandingan fraksi mol antara Cu2+ dan 2-feniletilamin sebesar 1:2. • Hasil perbandingan ini terlihat bahwa satu mol satu mol tembaga(II) dapat berikatan dengan dua mol ligan 2-feniletilamin
  • 12. Sintesis Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] • Masing-masing logam dan ligan dilarutkan dalam metanol, lalu diaduk dan dipanaskan hingga homogen membentuk larutan berwarna hijau. • Senyawa yang dihasilkan berbentuk kristal berwarna oranye dengan rendemen sebesar 57,76%.
  • 13. Kristal kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] berbentuk kristal berwarna oranye dengan rendemen sebesar 57,76%.
  • 14. Analisis Kadar Unsur dalam Senyawa Kompleks • Kadar tembaga yang dihasilkan dalam senyawa kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] sebesar 14,04%. Hasil pengukuran ini mendekati kadar ion logam tembaga(II) secara teoritis yaitu sebesar 14,16%.
  • 15. Spektra Inframerah Kompleks [Cu(II)-2- feniletilamin] • Daerah 3441,01 cm-1 adalah vibrasi N-H dari 2-feniletilamin • Daerah 3124, 68 cm-1 adalah dari gugus C–H. • Kompleks [Cu(II)-2-feniletilamin] yakni serapan baru yang tajam pada serapan 400–300 cm-1. • Daerah 347,19 cm-1 terdapat vibrasi Cu-N. • Daerah 300,90 cm-1 terdapat vibrasi Cu-O.
  • 17. Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks • Senyawa kompleks dibandingkan dengan daya hantaran standar yang paling mendekati yaitu pada larutan MgCl2. Perbandingan muatan kation dan anion yang dihasilkan adalah 2 : 1. Perbandingan kation dan anion ini menunjukkan bahwa logam Cu sebagai atom pusat menunjukkan muatan +2, sedangkan Cl- tidak terkoordinasi pada atom pusat.
  • 18. Daya Hantar Larutan Senyawa Kompleks
  • 20. Analisis Unsur C, H, N • Jika dibandingkan dengan prediksi rumus molekul [Cu(II)- (2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2, hasil pengukuran analisis unsur pada Tabel 2, secara eksperimen menunjukkan nilai yang lebih kecil.
  • 22. Sifat Magnetik Senyawa Kompleks • Kompleks [Cu(II)-(2-feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O memiliki nilai momen magnet efektif (μeff) sebesar 1,97 BM pada temperatur kamar. Hal ini menunjukkan bahwa kompleks yang terbentuk bersifat paramagnetik. Nilai momen magnetik senyawa kompleks [Cu(II)-(2 feniletilamin)2(H2O)2]Cl2.2H2O lebih besar daripada nilai momen magnetik secara teoritis yaitu 1,73 BM. Nilai momen magnetik hasil eksperimen lebih besar daripada perhitungan momen magnetik secara teoritisnya. Hal ini dikarenakan adanya sumbangan orbital pada ion logam.