4. Apa itu Plastik?
Plastik merupakan produk
polimer
Polimer + aditif = plastik
Bahan aditif terdiri dari zat
tambahan berupa fillers,
colorants dan plasticizers.
Plastik dapat diklasifikasikan
menjadi thermoplastik dan
thermoset
7. Untuk memudahkan daur ulang ....
No. Kode Jenis Plastik Penggunaan
1 PET botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus, botol
2 HDPE botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan botol kosmetik
3 PVC pipa selang air, pipa bangunan, mainan, botol shampo, dan botol sambal.
4 LDPE kantong kresek, tutup plastik, plastik pembungkus daging beku
5 PP cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan anak, dan margarine
6 PS
kotak CD, sendok dan garpu plastik, gelas plastik, atau tempat makanan dari
styrofoam,
7 Other (O),
botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air minum, suku cadang mobil, alat-
alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, sikat gigi
11. Insinerasi
Pembakaran pada suhu tinggi.
Pembakaran plastik seperti PVC
menghasilkan gas HCl yang
bersifat korosif. Pembakaran ban
bekas menghasilkan asap hitam
yang sangat pekat dan gas- gas
yang bersifat korosif.
12. Daur Ulang
Proses daur ulang melalui tahap-
tahap pengumpulan (sortir),
pelelehan, dan pembentukan
ulang.
Tahapan paling sulit adalah
pengumpulan dan pemisahan.
Plastik yang cukup banyak di
daur ulang adalah jenis HDPE
dan botol- botol plastik.
13. Degradasi Plastik
Material polimer dapat
mengalami degradasi kimia, fisik
maupun biologis dengan
kehadiran uap, embun, udara,
suhu, cahaya (fotodegradasi),
radiasi energi tinggi (UV, radiasi
gamma ) atau mikroorganisme
(bakteri dan jamur).
16. Indikator biodegradasi
(Arutchelvi, 2008)
Akumulasi biomassa
Laju pengambilan oksigen
Laju perubahan karbon dioksida
Produk reaksi
Perubahan permukaan
Perubahan sifat fisik dan mekanik
17. Faktor yang mempengaruhi biodegradibilitas
(Arutchelvi, 2008)
Adanya gugus fungsi yang meningkatkan sifat hidrofilik
Ukuran, berat dan densitas molekul
Jumlah bagian kristalin dan amorf
Kompleksitas struktur
Adanya ikatan yang mudah putus
Komposisi molekular (blend)
Bentuk fisik asal polimer
19. Prinsip degradasi
• Mikroorganisme dapat masuk jika permukaan polimer bersifat hidrofilik.
• Degradasi awal kimia dan fisik dapat memasukkan gugus hidrofilik.
• Pada degradasi primer, rantai utama terputus membentuk oligomer, dimer
atau monomer.
• Pada degradasi aerobik, produknyaCO2, H2O dan biomassa.
• Pada kondisi anaerobik, produknyaCO2, H2O, biomassa, serta metana pada
kondisi methanogenik dan H2S pada kondisi sulfidogenik.
23. Sampel PE
• 3g PE + 3g NaCl
digerus 10
menit.
• Dicuci dengan
air destilat
• dikeringkan
dalam oven
60C
Media
pertumbuhan
• Terdiri dari
0.1%(NH4)2SO4,
0.1% NaNO3,
0.1% K2HPO4,
0.1% KCl,
0.02% MgSO4,
dan 0.01 %
ekstrak ragi
1L H2O.
SampelTanah
• 1g tanah ke
dalam labu
pengayaan
pertama.
• 10 mL broth
diambil dan
diinokulasi ke
dalam 100mL
media
pengayaan
(FEC)
Isolasi dan uji proses degradasi mikroorganisme
24. Degradasi PE
• Degradasi PE dilakukan dalam
labu ukur yang mengandung 50
mL medium pertumbuhan, 10 mL
FEC, dan film PE.
• Degradasi PE ditentukan dengan
mengukur berat yang hilang (%)
dari film strip PE.
• Labu diinkubasi selama 6 minggu
pada 30oC. Labu kontrol sebagai
pembanding berisi 10 mL FEC
yang telah dipanaskan, 50 mL
media pertumbuhan dan Film PE.
Labu 1 2 3
% Weight loss 19.32 15.37 16.83
25. Analisis FEC
• FEC
diencerkan
dan
diletakkan
pada plate
agar Luria-
Bertani (LB)
Purification
• Koloni
mikroba
disuspensikan
ke dalam
0.2ml NaCl
0,85%
• Setiap koloni
diawetkan di
LB agar.
Pengukuran
degradasi
• Setiap koloni
mikroba
diujikan
secara
individu
kemampuan
degradasinya
Pengukuran
degradasi
• Setiap koloni
mikroba
diujikan
secara
berkelompok
kemampuan
degradasinya
Identifikasi Mikroba
27. Identifikasi mikroba
• Morfologi sel bakteri diamati di bawah mikroskop setelah
pewarnaan Gram.
• Identifikasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan uji
API 20NE, menurut produsen instruksi bioMerieux.
• Didapatkan koloni 2 adalah Sphigomonas dan Koloni 1 adalah
Pseudomonas.
28. Optimasi degradasi PE
Efek temperatur.
• Degradasi PE berlangsung lebih baik pada suhu 30oC dibandingkan
dengan 7oC.
Efek ukuran inokulasi.
• Degradasi PE lebih baik ketika ukuran inokulum bertambah namun
berhenti pada ukuran inokulum di atas 2.0 mL.
Efek Natrium Asetat.
• Semakin besar kadar Natrium asetat maka degradasinya semakin
lambat.
30. Sebelum Penguraian
• Perlakuan Abiotik. Prosedur termooksidasi dan fotodegradasi (Suresh
et al., 2011).
• Karakteristik fisika-kimia medium (Okoh dan Ataunya , 2014) meliputi
pH tanah, kadar pasir, kadar lempung, kadar karbon organik, nitrogen
total kadar fosfor, kalsium, magnesium, natrium dan kalium.
• Penentuan hidrofobisitas bakteri (Pramila et al., 2012) menggunakan
uji BATH atau bacterial adhesion to hydrocarbon.
31. Selama Penguraian
Pengukuran Indikator. Beberapa indikator yang dianalisis oleh Okoh
dan Ataunya (2014) selama penguraian meliputi pH tanah, jumlah
bakteri, jumlah jamur dan jumlah mikroba hidrokarbon setiap 4 minggu
sekali dalam rentang waktu 24 minggu.
32. Setelah Penguraian
Suresh et al. (2011) melakukan beberapa pengukuran parameter
biologis :
Protein sel total.
Uji kekuatan mekanis.
Modifikasi permukaan.
Sudut permukaan dan energi permukaan.
Analisis Morfologi.