Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
HARTA SEBAGAI UJIAN
1. Kedudukan Harta dalam al-Qur’an
Narasumber: DR. Hasani Ahmad Said, M.A.
Bintang Tamu: Muhammad Rizki Jamaludin, M.A.
HOST. HAFIDZ
QORI. MAHFUDZUL
SARTIL DINDA AULIA/NATASHA
MAJLIS TAKLIM MUSLIM CENTER JAKARTA
TIM SALAWAT WISATA HATI
PIMP. ZIKIR UST. FATULLOH
2.
3. Pengertian Harta
Menurut Yūsuf al-Qaradāwī, yang dimaksud dengan harta adalah segala sesuatu
yang sangat diinginkan oleh manusia atas menyimpan dan memilikinya. Harta itu
pada mulanya berarti emas dan perak, tetapi kemudian berubah pengertiannya
menjadi barang yang disimpan dan dimiliki.
Sedangkan Mustafā Zarqā’ memberikan definisi yang lebih legkap, bahwa harta
adalah sesuatu konkret bersifat material yang mempunyai nilai dalam
pandangan manusia. Ulama madzhab Hanafi memberikan pengertian yang lebih
rinci yaitu harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan digunakan
menurut kebiasaan, seperti tanah, binatang, barang-barang perlengkapan dan
uang. Berdasarkan beberapa pendapat ulama yang telah disebutkan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian
4.
5. Kedudukan Harta Menurut Islam
Kata māl dalam Al-qur’an dengan berbagai bentuk derivasinya
terulang sebanyak 86 kali. Dalam bentuk mufrod sebanyak 25 kali. M.
Quraish Shihab memberikan rincian yang jelas. Pertama, harta dalam
arti tidak dinisbatkan pada pemiliknya ditemukan sebanyak 23
kali. Kedua, arti harta yang dinisbatkan kepada pemiliknya, seperti
“harta mereka”, “harta kamu” dan lain lain, ditemulan sebanyak 54
kali. Dari jumlah tersebut, harta yang paling banyak dibicarakan
adalah dalam bentuk objek dan hal tersebut memberikan kesan
menurut M. Quraish Shihab, bahwa seharusnya harta menjadi objek
kegiatan manusia.
7. Tafsir Surat Ali Imran Ayat 14: Enam Ragam Kecintaan
Manusia terhadap Syahwat
Dalam ayat di atas, “zuyyina = Dijadikan indah”. Kalimat ini adalah kalimat pasif (mabni majhul), yang tidak disebutkan siapa subyeknya.
Prof. Dr. Wahbah al-Zuhaili, dalam tafsir al-Munir, menyebutkan dua pendapat tentang siapa subyek dalam ayat ini. Pendapat pertama
mengatakan bahwa yang menjadikan indah adalah Allah. Sedang pendapat kedua, yang menjadikan indah adalah syetan. Tujuan setan
adalah untuk menyesatkan manusia.
#1 Wanita, menurut M. Quraish Shihab, ayat ini juga menandakan bahwa yang dimaksud wanita adalah juga pria. Maksudnya adalah pria
mencintai wanita dan wanita mencintai pria.
#2 Anak Laki-laki, bahwa yang dijadikan indah bagi manusia adalah kecintaan terhadap syahwat yang berupa anak laki-laki, namun
bukan berarti anak perempuan tidak termasuk. Anak, apapun jenis kelaminnya.
#3 Harta yang banyak dari jenis emas & perak, Syaikh Nawawi Banten dalam Marah Labid menjelaskan kedua hal ini (emas dan perak)
dicintai karena mencangkup harga semua hal. Semua harta masuk pada kategori ini.
#4 Kuda pilihan, Kuda-kuda pilihan akan mendukung bisnis dan perniagaan pemiliknya. jika dikaitkan pada konteks kekinian, agaknya
kendaraan-kendaraan mewah atau armada bisnis juga termasuk di dalamnya.
#5 Binatang-binatang ternak, Yang dimaksud binatang-binatang ternak di sini adalah onta, sapi, dan domba yang digunakan untuk
menghasilkan harta yang bisa berkembang. Begitu penjelasan dari al-Qasimi dalam Mahasin al-Takwil.
#6 Sawah ladang, Sawah ladang ditempatkan di akhir adalah karena untuk menghasilkan suatu tanah agar bisa disebut sawah ladang
tidak bisa instan. Untuk menghasilkan sawah ladang yang siap ditanami harus dibajak terlebih dahulu, ditanami benih, dan kemudian
diairi. M. Quraish Shihab.
10. An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh
Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Hadid ayat 7: Allah menganjurkan hamba-nya untuk beriman dan
berinfak di jalan Allah, dan memerintakan mereka (hamba-Nya) agar beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ
, dan menginfakkan dari harta-harta mereka
yang mereka menguasainya; Ini menunjukkan bahwa raja yang
sesungguhnya adalah Allah, oleh karenanya wajib bagi orang yang memiliki
harta agar berbuat baik teradapa apa yang diamanahkan harta oleh Allah,
dan agar memberikan hartanya dengan tujuan yang diinginkan Allah.
Kemudian Allah memuji orang-orang yang mentaati-Nya, dan mengabarkan
bagi siapa yang beriman kepada-Nya dan menginfakkan harta-harta mereka
di jalan Allah, mereka memiliki ganjaran yang besar, yang tidak diketahui
besarnya kecuali hanya Allah yang mengetahui.
12. Tafsir Surat al-Kahfi Ayat 46: Amal Saleh
itu Lebih Baik dari Harta Duniawi
Membanggakan harta dan anak itu merupakan tradisi lumrah yang terjadi pada masyarakat Arab.
Umat Muslim yang beriman pada Allah diingatkan untuk tidak terlalu memikirkan duniawi secara
berlebihan, sehingga dapat menyengsarakannya bila tidak digunakan untuk kemaslahatan umat banyak.
Imam al-Qurthubi dalam al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an menjelaskan perbedaan pendapat mengenai tafsir
dari al-baqiyatus sholihat dalam ayat di atas.
Pertama, menurut riwayat Ibnu ‘Abbas, al-baqiyatus sholihat adalah shalat lima waktu.
Kedua, al-baqiyatus sholihat itu setiap perbuatan atau perkataan baik.
Ketiga, al-baqiyatus sholihat itu kalimat zikir subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illallah wallahu
akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim.
Keempat, al-baqiyatus sholihat itu niat dan cita-cita kuat.
Kelima, al-baqiyatus sholihat itu berarti anak wanita yang salihah.
13. Segmen 4, Harta Adalah Ujian
Dalil bahwa harta adalah ujian, firman Allah
dalam surat at-Taghabun ayat 15,
َةنْتِف ْمُكُد َ
َل ْوَأ َو ْمُكُلا َوْمَأ اَمَّنِإ
“Sesungguhnya harta dan anakmu adalah
ujian.”
14. pada ayat ke-15, kalimat yang disorot ialah “fitnah” yang mana dalam Lisan al-
Arab kalimat tersebut dapat berarti cobaan yang menyusahkan ataupun cobaan yang
menyenangkan. Jika dipahami secara menyeluruh maka ayat diatas memiliki pesan untuk
waspada atau berhati-hati terhadap istri dan anak. keluarga Nabi Luth as dan keluarga
Nabi Nuh as yang diceritakan bahwa istri dan anaknya tidak mau mengikuti jalan Allah
Swt.
Pada ayat 15, kalimat fitnah ditafsirkan sebagai cobaan sebab istri dan anak dapat menjadi
factor seorang kepala keluarga mencari nafkah dengan cara yang haram.
penjelasan terkait pengelolaan harta terdapat pada ayat selanjutnya yakni QS. At-
Taghabun ayat 16. Di mana penafsiran ayat tersebut menunjukkan bahwa harta maupun
anak yang terdapat dalam sebuah keluarga merupakan amanah. Seorang anak harus
dididik dengan baik.
16. Surat At Takatsur ( التكاثر
) adalah surat ke-102 dalam Al Quran. Dinamakan surat At Takatsur yang
berarti saling bermegah-megahan.
Asbabun nuzul lain yang juga dicantumkan Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Munir, bahwa Ibnu Abi
Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah. Dia mengatakan, “Ayat ini turun berkenaan dengan dua
kabilah dari kalangan kaum Anshar. Yakni Bani Haritsah dan Bani Harits. Mereka saling berbangga
dan memperbanyak harta.
Satu kabilah mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti fulan bin fulan bin fulan?”
Kabilah satunya juga membalas seperti itu. Mereka saling berbangga dengan menyebut orang-
orang yang masih hidup.
Kemudian mereka berkata, “Mari ikutlah kami ke kuburan.” Lantas salah satu dari dua kabilah itu
mengatakan, “Adakah di antara kalian orang seperti fulan bin fulan bin fulan?” Mereka berkata
saling menunjuk-nunjuk kuburan tersebut. Kabilah satunya juga membalas seperti itu. Lalu Allah
menurunkan Surat At Takatsur.
17. Kata alhaakum ( الهاكم
) berasal dari kata lahaa-yalhaa ( لها
–
يلهى
) yang artinya menyibukkan
diri dengan sesuatu sehingga mengabaikan hal lain yang lebih penting.
Kata at takaatsur ( التكاثر
) berasal dari kata katsrah ( كثرة
) yang artinya banyak. Kata at
takatsur menunjukkan adanya dua pihak atau lebih yang bersaing, semua memperbanyak.
Kata zurtum ( زرتم
) seakar dengan kata ziyarah ( زيارة
) yang artinya kunjungan.
Kematian bukanlah akhir, justru ia awal dari kehidupan abadi.
Kata al maqabir ( المقابر
) semakna dengan maqbarah ( مقبرة
) yang artinya tempat pemakaman.
Sebagian ulama berpendapat kata ini dipilih agar terjadi penyesuaian bunyi akhir ayat.
Namun pendapat itu tidak memuaskan karena persesuaian juga bisa terjadi jika digunakan
kata qubuur ( قبور
)
.
18. Orang yang dikecam Allah terus sibuk berbangga-bangga dan bermegahan hingga ia mati
dan masuk ke kubur. Padahal, harta yang diperbanyak dan dibangga-banggakan itu tidak
akan dibawa ke alam kubur. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
َي ، د ِاح َو ُهَعَم ىَقْبَي َو َِاننْاث ُع ِج ْرَيَف ، ةَثَالَث َِّتِيَمْال ُعَبْتَي
ْرَيَف ، ُهُلَمَع َو ُهُلاَم َو ُهُلْهَأ ُهُعَبْت
ُلْهَأ ُع ِج
ىَقْبَي َو ، ُهُلاَم َو ُه
ُهُلَمَع
Mayit akan diikuti tiga hal, dua hal kembali dan satu hal tetap bersamanya. Dia akan diikuti
oleh keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya
akan tetap bersamanya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, “Berbangga-bangga dan saling bermegahan itu
menyebabkan saling tidka menyapa, hasud, benci, menelantarkan amalan akhirat dan umat
serta tidak memperbaiki budi pekerti. Kalian akan mengetahui semua itu kelak pada hari
kiamat.”