Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Sastra Anak
1. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sastra Anak
Sastra anak-anak menurut Halik (2015: 3) merupakan karya yang dari segi
bahasa memiliki nilai estetis dan dari segi isi mengandung nilai-nilai yang dapat
memperkaya pengalaman ruhani bagi kalangan anak-anak. Pramuki (Halik, 2015:
3) mengungkapkan bahwa sastra anak-anak adalah karya sastra (prosa, puisi,
drama) yang isinya mengenai anak-anak; sesuai kehidupan, kesenangan, sifat-
sifat, dan perkembangan anak-anak.
Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan
paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan
pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu
yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak (Resmini, 2014).
Nurgiyantoro (2013: 6) menyatakan bahwa sastra anak adalah sastra yang secara
emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, dan itu pada
umunya berangkat dari fakta yang konkrit dan mudah diimajinasikan.
Winarni (2014: v) menjelaskan sastra anak adalah suatu karya sastra yang
bahasa dan isinya sesuai dengan perkembangan usia, mencerminkan corak
kehidupan, dan kepribadian anak, ditulis oleh anak, remaja, atau orang dewasa,
baik lisan ataupun tertulis. Slamet (2017: 121) menyatakan bahwa sastra anak
merupakan suatu karya sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia
dan kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau
oleh anak-anak itu sendiri.
Mohamed (2015) menyatakan:
“Children literature allows children to imagine theirselves as different
persons than they are, to live different lives than they lead, to abide in
different places than they are stationed in. Through literature they can
imagine theirselves bolder and braver, richer or poorer, kinder or meaner
than they may be in daily life.”
3
2. 4
Sastra anak memungkinkan anak untuk membayangkan diri mereka
sebagai orang lain, menjalani kehidupan yang berbeda dari kehidupan yang telah
mereka jalani sebelumnya, dan tinggal di tempat yang berbeda. Melalui sastra,
anak-anak dapat membayangkan dirinya sebagai seorang pemberani, kaya atau
miskin, ramah atau jahat dalam kehidupannya sehari-hari.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa sastra anak
merupakan karya sastra yang ditujukan untuk anak-anak dan sesuai dengan
perkembangan anak, ataupun karya sastra yang ditulis oleh anak-anak yang dapat
memperkaya pengalaman maupun imajinasi anak-anak.
B. Jenis-jenis Sastra Anak
Sastra anak terbagi atas beberapa jenis, yaitu fiksi, nonfiksi, puisi, sastra
tradisional, dan komik. Sastra anak yang bersifat imajinatif terbagi atas tiga, yaitu
puisi, prosa, dan drama (Halik, 2015: 13). Pernyataan tersebut sejalan dengan
pendapat Winarni (2014: v) yang menyatakan bahwa sastra anak terdiri atas puisi,
prosa, dan drama.
1. Puisi
Slamet (2017: 122) mengatakan bahwa puisi merupakan karya sastra
yang berbentuk untaian bait demi bait yang relatif memperhatikan irama dan
rima sehingga indah didengar dan memerlukan waktu yang relatif singkat
dibandingkan karya sastra lainnya.
Puisi mungkin tidak terlihat mudah bagi anak-anak, namun puisi
dapat dinikmati oleh anak-anak, remaja, maupun dewasa. Puisi yaitu ayat
sederhana yang berisi sajak, irama, dan rima. Hal yang terpenting untuk puisi
anak yaitu pemilihan jenis puisi yang sesuai dengan anak-anak sehingga anak-
anak akan merasa senang (Mohamed, 2015).
Puisi menurut Baskoro dan Briliyan (2016: 7) yaitu kalimat-kalimat
yang disusun sedemikian rupa sehingga terdengar indah dan mempunyai
makna, penggunaan diksi dan tanda baca mempengaruhi emosi puisi itu
sendiri. Selain itu, Resmini (2014) menyatakan puisi dapat diibaratkan
nyanyian tanpa notasi. Puisi merupakan karya sastra yang paling imajinatif
3. 5
dan mendalam mengenai alam sekitar dan diri sendiri termasuk hubungan
manusia dan Tuhan yang Maha Kuasa. Puisi memiliki irama yang indah,
ringkas dan tepat menyentuh perasaan dan juga sangat menyenangkan.
Puisi merupakan karya sastra yang mendayakan unsur bahasa untuk
mencapai efek keindahan. Bahasa puisi tentulah singkat dan padat, dengan
sedikit kata, tetapi dapat mendialogkan sesuatu yang lebih banyak. Untuk
puisi anak, kesedrhanaan bahasa haruslah tetap menjadi perharian tersendiri
dan kadang-kadng keindahan puisi justru terletak pada kesederhanaannya
(Nurgiyantoro, 2013: 27). Istilah puisi anak-anak memiliki dua pengertian
yaitu (a) puisi yang ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak dan (b) puisi
yang ditulis oleh anak-anak untuk konsumsi mereka sendiri.
Ciri-ciri puisi anak (Resmini, 2014) ada empat, yaitu (a) bahasanya
sederhana, (b) bentuknya naratif, (c) berisi dimensi kehidupan yang bermakna
dan dekat dengan dunia anak, dan (d) mengandung unsur bahasa yang indah
dengan paduan bunyi pilihan kata dan satuan-satuan makna. Slamet (2017:
122-123) mengemukakan ciri-ciri puisi anak, sebagai berikut (a) isi sajak
harus berupa pengalaman anak, (b) sajak memiliki daya tarik terhadap anak,
(c) bahasa yang digunakan mudah dipahami anak, (d) pesan yang dikandung
puisi dapat dipahami anak, (e) kesesuaian dengan kelompok usia anak, dan (f)
kesesuaian dengan lingkungan sekitar tempat anak.
Puisi anak pada dasarnya merupakan kumpulan sajak atau bait yang
dibentuk dengan bahasa yang sederhana dan memiliki nilai keindahan dengan
ciri-ciri bersifat imajinatif, memiliki bahasa yang sederhana, pesan yang
disampaikan mudah dipahami anak, sesuai dengan perkembangan usia anak
dan lingkungan sekitar anak.
Puisi anak terbagi lagi menjadi tiga, yaitu puisi naratif, puisi lirik,
dan puisi deskriptif. Halik (2015: 14-) menjelaskan definisi ketiga puisi
tersebut. Puisi naratif adalah puisi yang isinya berupa cerita. Penyair
menyampaikan gagasanya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di
dalamnya tergambar ada pelaku yang berkisah.
4. 6
Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya
dengan cara tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan
terhadap seseorang. Puisi deskriptif adalah puisi penyair yang mengungkapkan
gagasannya dengan cara melukiskan sesuatu untuk mengungkapkan kesan,
peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya.
2. Prosa
Surana (Halik, 2015: 16) menyatakan bahwa prosa merupakan
bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri atas kalimat-
kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya, biasanya ditulis satu kalimat
setelah yang lain, dalam kelompok-kelompok yang merupakan alinea-alinea.
Selain itu, Aminuddin (2004: 66) mengemukakan prosa fiksi adalah kisahan atau
cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta
tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
Prosa anak adalah karya sastra yang tidak dibuat atas rangkaian bait
demi bait tetapi dibuat atas rangkaian paragraf demi paragraf dengan
merangkaikan unsur-unsur seperti tempat, waktu, suasana, kejadian, alur
peristiwa, pelaku berdasarkan tema cerita tertentu yang diperoleh secara
imajinatif. Adapun ciri-ciri prosa anak, yaitu bahasa yang digunakan harus sesuai
dengan tingkat perkembangan anak, isi ceritanya harus sesuai dengan tingkat usia
anak, isi cerita mengutamakan pendidikan moral dan pembentukan watak
(Slamet, 2017: 124).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa prosa
anak adalah rangkaian paragraf secara kronologis dengan unsur-unsur tempat,
waktu, pelaku, alur, dan tema tertentu sehingga menjadi suatu cerita. Ciri-ciri
prosa anak yaitu bersifat imajinatif, menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh anak, tema yang sesuai dengan perkembangan usia dan lingkungan anak, isi
cerita yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak.
Cullinan membagi prosa anak menjadi tiga, yaitu prosa fiksi sains,
prosa fiksi realistik, dan prosa fiksi imajinatif (Halik, 2015: 16). Prosa fiksi
realistik cerita fiksi yang disusun dengan menekankan pada isi yang ingin
5. 7
disampaikan. Isi yang disampaikan berupa ilmu pengetahuan (sains) atau
bersifat faktual.
Prosa fiksi realistik adalah cerita yang disusun dengan tujuan
menyampaikan sesuatu yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang logis,
baik berkaitan dengan etika, moral, relegius, dan nilai-nilai lainnya. Peristiwa
demi peristiwa yang disampaikan bukan merupakan fakta atau kejadian yang
sesungguhnya melainkan peristiwa yang bersifat fiktif (seolah-olah pernah
terjadi). Dikatakan realistik karena isi atau tema cerita tersebut diangkat dari
kehidupan sehari-hari; ada kemungkinan hal tersebut terjadi dalam kenyataan
sehari meskipun pelaku tempat, dan waktu kejadian berbeda.
Prosa fiksi imajinatif adalah cerita yang di dalamnya menyajikan
rangkaian perstiwa yang pelaku-pelakunya hanya ada dunia dalam dunia
imajinasi pengarang; tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Cerita seperti ini
hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan bagi anak-anak yang suka
dongeng dengan pelaku raksasa atau binatang (fabel).
3. Drama
Surana (Halik, 2015: 20) mengatakan bahwa drama adalah karangan
puisi atau prosa yang berbentuk dialog dan keterangan laku untuk
dipertunjukkan di atas pentas. Sejalan dengan itu, Hermawan (Halik, 2015:
20) mengatakan bahwa drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk
dialog yang diproyeksikan pada pentas.
Slamet (2017: 126) menyatakan bahwa drama merupakan salah satu
karya sastra yang dipakai sebagai medium pengungkapan gagasan atau
perasaan melalui serangkaian dialog antarpelaku dan adegan, yang tujuan
utamanya bukan untuk dibacakan secara estetis melainkan untuk
dipertunjukkan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa drama merupakan karya sastra
berbentuk dialog yang memiliki nilai estetis untuk dipertunjukkan di hadapan
penonton. Drama anak merupakan dialog yang bertema sesuai dengan
perkembangan anak. Ciri-ciri drama anak, yaitu berbentuk dialog, tema sesuai
6. 8
dengan perkembangan dan lingkungan anak, adegannya sederhana dan tidak
terlalu panjang, dan bahasa mudah dipahami oleh anak.
C. Manfaat Sastra Anak
Sastra anak memiliki beberapa manfaat untuk anak-anak. Manfaat sastra
anak sebagai berikut, (1) melatih keempat keterampilan berbahasa anak, (2)
menambah pengetahuan pengalaman anak, (3) membantu mengembangkan
pribadi anak, dan (4) meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru
yang diperoleh anak (Halik, 2015: 6).
Resmini (2014) mengemukakan manfaat sastra anak berdasarkan unsur
intrinsik dan ekstrinsiknya. Manfaat sastra anak berdasarkan unsur intrinsiknya,
berupa memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan pada anak-anak;
membantu mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka
mempertimbangkan kehidupan, gagasan, dan pengalaman dengan berbagai cara;
memberikan pengalaman baru bagi anak; mengembangkan wawasan kehidupan
anak; memperkanalkan anak pada pengalaman universal. Unsur ekstrinsik sastra
anak bermanfaat bagi perkembangan anak, khususnya perkembangan bahasa,
perkembangan kognitif, perkembangan kepribadian, dan perkembangan sosial.
Sastra anak dapat memberikan kesenangan yang menghibur dan
memuaskan, membentuk karakter anak, mengembangkan kemampuan sosial anak,
dan sebagai alat pendidikan untuk mengembangkan kepribadian anak
(Nurgiyantoro, 2010).
Sastra anak memiliki beberapa manfaat bagi anak-anak, yaitu memberikan
kesenangan dan kenikmatan yang menghibur, mengembangkan imajinasi,
kepribadian, sosial, dan kognitif anak.
7. 8
dengan perkembangan dan lingkungan anak, adegannya sederhana dan tidak
terlalu panjang, dan bahasa mudah dipahami oleh anak.
C. Manfaat Sastra Anak
Sastra anak memiliki beberapa manfaat untuk anak-anak. Manfaat sastra
anak sebagai berikut, (1) melatih keempat keterampilan berbahasa anak, (2)
menambah pengetahuan pengalaman anak, (3) membantu mengembangkan
pribadi anak, dan (4) meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru
yang diperoleh anak (Halik, 2015: 6).
Resmini (2014) mengemukakan manfaat sastra anak berdasarkan unsur
intrinsik dan ekstrinsiknya. Manfaat sastra anak berdasarkan unsur intrinsiknya,
berupa memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan pada anak-anak;
membantu mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka
mempertimbangkan kehidupan, gagasan, dan pengalaman dengan berbagai cara;
memberikan pengalaman baru bagi anak; mengembangkan wawasan kehidupan
anak; memperkanalkan anak pada pengalaman universal. Unsur ekstrinsik sastra
anak bermanfaat bagi perkembangan anak, khususnya perkembangan bahasa,
perkembangan kognitif, perkembangan kepribadian, dan perkembangan sosial.
Sastra anak dapat memberikan kesenangan yang menghibur dan
memuaskan, membentuk karakter anak, mengembangkan kemampuan sosial anak,
dan sebagai alat pendidikan untuk mengembangkan kepribadian anak
(Nurgiyantoro, 2010).
Sastra anak memiliki beberapa manfaat bagi anak-anak, yaitu memberikan
kesenangan dan kenikmatan yang menghibur, mengembangkan imajinasi,
kepribadian, sosial, dan kognitif anak.