Makalah ini membahas permasalahan makro dan mikro dalam pendidikan di Indonesia. Permasalahan makro meliputi rendahnya kualitas guru, belum meratanya akses pendidikan, dan rendahnya efisiensi sistem pendidikan. Permasalahan mikro pada sarana fisik sekolah yang kurang memadai, proses pembelajaran berkualitas rendah, dan prestasi siswa yang masih di bawah harapan. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut,
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
MASALAH MAKRO MIKRO
1. PERMASALAHAN MAKRO DAN MIKRO
DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu: Sri Hartini, Dra., S.H., M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Muhammad Sucahyo (A510120235)
2. Arfan Rifqi Fauzi (A510120237)
3. Selva Meidha Q. P (A510120204)
4. Ariska Nugraheni (A510120207)
5. Nurul Prih Prajastuti (A510120205)
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara terbesar di dunia, namun demikian
hal tersebut tidak mendukung kualitas dan mutu pendidikan. Semua itu dapat
terlihat dari kemajuan negara kita. Dari dulu sampai sekarang negara kita
masih dikatagorikan sebagai negara berkembang dan belum dianggap sebagai
negara maju.
Kualitas pendidikan dari suatu negara akan terlihat jelas dari sudut
pandang perekonomian dan kemajuan bangsa tersebut di bidang teknologi.
Dapat kita lihat dan saksikan seperti negara Jepang, Korea dan negara maju
lainnya, negara-negara maju tersebut memiliki kualitas pendidikan yang
sangat baik pula.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam
mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu
diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan
memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing
dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data
Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary
Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya
delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle
Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja
yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Kualitas pendidikan yang rendah di Indonesia ini dikarenakan adanya
permasalahan di dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Masalah-masalah yang ada itu semua dikategorikan menjadi dua hal, yaitu
masalah makro dan masalah mikro, yang kemudian akan kami bahas dalam
makalah kami ini.
3. B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah permasalahan makro dalam pendidikan di Indonesia?
2. Seperti apakah permasalahan mikro dalam pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana solusi pemecahan untuk masalah makro dan mikro dalam
pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui berbagai bentuk masalah makro dalam pendidikan di
Indonesia
2. Mengetahui berbagai bentuk masalah mikro dalam pendidikan di
Indonesia
3. Mengetahui solusi pemecahan untuk masalah makro dan mikro dalam
pendidikan di Indoensia
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah Makro dalam Pendidikan di Indonesia
1. Rendahnya Kualitas Guru di Indonesia
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan
guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan
tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan
penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu
keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral
pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar
memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi
tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga
dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
2. Masalah Kurang Meratanya Pendidikan
Belum meratanya pendidikan bagi warga negara merupakan masalah
yang belum terselesaikan. Wayan mengemukakan kualitas, proses, dan hasil
pendidikan belum merata antara daerah-daerah di tanah air, antar kota,
terutama di Jawa dan luar Jawa. Pendidikan di Indonesia saat ini belum
dapat mengangkat kualitas hidup warga negara yang pada umumnya
berkemampuan sedang atau kurang. Pendidikan mungkin baru dapat
mengangkat mereka yang mempunyai kemampuan unggul saja.
Usaha untuk meningkatkan pemerataan memperoleh pendidikan adalah
melalui desentralisasi. Desentralisasi di bidang pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi pemerintah daerah beserta masyarakatnya untuk
berperan serta dalam pendidikan. Peran serta masyarakat dapat dilakukan
oleh perorangan, kelompok ataupun lembaga, seperti yayasan, organisasi
masyarakat, atau pihak swasta.
5. 3. Masalah Efisiensi
Sistem pendidikan dikatakan efisien bila dengan menggunakan segala
sesuatu yang serba terbatas namun dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan
terutama memanfaatkan sumber dana dan sumber daya yang ada. Hal ini
nampak dengan banyaknya murid yang drop out, anak yang belum
memperoleh pendidikan, anak yang tinggal kelas, terbelakang dan
penyandang cacat atau yang sangat cerdas.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan peran serta
perorangan, masyarakat, dan swasta dalam menyelenggarakan pendidikan.
Di samping itu diupayakan agar peran serta masyarakat yang tergolong
miskin dapat dibantu secara subsidi silang dari masyarakat yang
tergolong kaya.
4. Rendahnya Kesejahteraan Guru di Indonesia
Kesejahteraan akan sangat mempengaruhi loyalitas dan motivasi guru
dalam pendidikan. Apabila kesejahteraan guru kurang, maka yang akan
terjadi adalah guru di luar sekolah akan mencari atau melakukan pekerjaan
sampingan untuk memenuhi kebuhannya. Sehingga hal ini akan sangat jelas
mengganggu dalam pendidikan.
5. Lemahnya sistem manajemen
Manajemen atau penglolaan dalam pendidika sangat diperlukan dan
menjadi faktor pendukung untuk meningkatkan mutu dan kualitas
ppendidikan. Apabila suatu negara memiliki sistem manajemen pendidikan
yang baik maka akan didapat atau menghasillkan suatu pendidikan yang
baik pula
B. Masalah Mikro dalam Pendidikan di Indoensia
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik di Sekolah-sekolah
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan
tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media
belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium
tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan
6. sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung
sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan
sebagainya.
Sehingga dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai tersebut
akan membuat kualitas pendidikan sulit untuk maju dan meningkat. Karena
sesungguhnya sarana dan prasarana yang memadai akan sangat berpengaruh
terhadap kualitas pendidikan.
2. Rendahnya mutu proses pembelajaran
Proses pembelajaran akan sangat mempengaruhi hasil dari pembelajaran itu
sendiri. Permasalahan yang ada saat ini adalah semisalnya pendidikan
pancasila yang sudah semestinya menghasilkan anak didik yag pancasilais,
namun realitanya muncul anak didik yang brutal. Pendidikan agama yang
semestinya melahirkan anak didik yang agamis namun hasilnya
menghasilkan anak anak bangsa yang korup
3. Gagalnya mata pelajaran afektif (moral kepribadian)
Hal ini dapat terlihat dari sikap dan moral peserta didik yang ada. Para
peserta didik hanya mementingkan aspek kognitif saja dan tidak
memperdulikan sikap, kepribadian dan moral mereka. Semua ini pada
akhirnya malah akan membuat kerusakan bangsa kita ini
4. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas
guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak
memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa
Indonesia di dunia Internasional sangat rendah. Menurut Trends in
Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia
hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika
dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini
prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai
negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for
Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi
tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui
laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam
7. laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177
negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi
Indonesia berada jauh di bawahnya.
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari
materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk
uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat
terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
C. Solusi Pemecahan untuk Masalah Makro dan Mikro dalam Pendidikan di
Indonesia
Untuk mengatasi masalah makro dan mikro dalam pendidikan di Indonesia,
secara garis besar ada dua solusi antara lain:
Pertama, solusi sistemik yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial
yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan
sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di
Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme
(mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan
tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Maka, solusi untuk masalah-masalah sistemik khususnya yang menyangkut
perihal pembiayaan seperti rendahnya kualitas sarana fisik di sekolah-sekolah.
Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam
atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini
wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan
bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan
negara.
Kedua, solusi teknis yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang
berkaitan langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Maka, solusi untuk masalah-masalah
teknis dapat dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan
kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping
diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai
guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan
8. berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa,
misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi
pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan
sebagainya.
Sedangkan untuk solusi yang ditawarkan untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan:
1. Pengembangan kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan system
study pada umumnya.
2. Pengadaan buku-buku pelajaran pokok untuk murid serta buku pedoman
guru sekolah dasar dan sekolah-sekolah lanjutan, buku-buku pelajaran
kejuruan dan tehnik untuk sekolah-sekolah yang memerlukannya dan
buku-buku perpustakaan dalam berbagai bidang study pada
pendidikan tinggi.
3. Pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya pada sekolah
dasar (SD), TK, dan SLB, laboratorium IPA dan SMP&SMA, fasilitas
dan perlengkapan latihan dan praktik pada sekolah-sekolah kejuruan dan
tehnik serta laboratorium untuk berbagai bidang ilmu pendidikan untuk
Perguruan Tinggi.
4. Pengadaan buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan
sekolah. (Departemen PendidikanNasional DEPDIKNAS (2002))
5. Perlu kiranya dilakukan kegiatan-kegiatan untuk peningkatan mutu
guru antara lain, dengan presensi kedisiplinan guru; pertemuan
guru/rapat guru untuk memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah;
penataran guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme guru;
mengikuti kursus pendidikan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan guru; mengadakan lokakarya untuk meningkatkan mutu
hidup pada umumnya serta mutu dalam hal pekerjaan
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan pendidikan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu masalah
makro dalam pendidikan di Indonesia, meliputi: rendahnya kualitas guru di
Indonesia dapat dipicu karena kualitas guru dan pengajar yang rendah juga
dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru; masalah kurang
meratanya pendidikan adapun untuk meningkatkan usaha pemerataan
pendidikan dapat melalui desentralisasi; masalah efisiensi adalah masalah
pengelolaan terutama memanfaatkan sumber dana dan sumber daya yang ada;
rendahnya kesejahteraan guru di Indonesia. Masalah mikro dalam pendidikan di
Indoensia, meliputi: rendahnya kualitas sarana fisik di sekolah karena sarana dan
prasarana yang memadai akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan;
rendahnya prestasi siswa dapat terjadi karena anak-anak Indonesia ternyata
hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit
sekali menjawab soal-soal yangf berbentuk uraian yang memerlukan penalaran.
Solusi untuk mengatasi permasalahan makro dan mikro dalam
pendidikan di Indonesia secara garis besar ada dua antara lain: Pertama, solusi
sistemik yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dengan sistem pendidikan. Kedua, solusi teknis yakni solusi yang menyangkut
hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya
untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
10. DAFTAR PUSTAKA
Eko Supriyanto, dkk. 2009. Inovasi Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah
University press Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ekosusilo, Madyo dan Kasihadi. 1990. Dasar-dasar Pendidikan. Semarang : Effhar
Publishing.
Ahmadi. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Cuex, Bebex. 2012. “Pendidikan di Indonesia: Masalah dan Solusinya”. http://bebex-
cuex.blogspot.com/., diakses pada tanggal 31 Mei 2014.
Fmipa, Mii. 2006. “Pendidikan di Indonesia Masalah dan Solusinya”.
http://mii.fmipa.ugm.ac.id/2006/05/09/pendidikan-di-indonesia-masalah-
dan-solusinya/., diakses pada tanggal 31 Mei 2014.
Hadzuka, 2011. Tujuan dan Proses Pendidikan. http//. Blogspot. Com. Html. (online)
diakses tanggal 10 juni 2014.