1. OPERASI PLASTIK DAN GANTI KELAMIN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Masail Fiqhiyyah
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I.
Disusun Oleh :
Irhas Novelani
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIDAYAH
BOGOR
2016 M/ 1437 H
Alamat : JL. Raya Dramaga Km 6, Gg. Radar Baru, Kel.Margajaya,
Kec. Bogor Barat – Bogor. Telp./ Fax : (0251)-8625187
2. i
KATA PENGANTAR
ا ِْــــــــــــــــمسِبِﷲيمَِّحرال ِنَمَّْحرال
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik dan lancar.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi
agung Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kita menyadari bahwa terjadinya arus perkembangan ilmu pengetahuan
yang tidak terhenti membuat kemajuan dan kecanggihan semakin tidak
terjangkau, jika dulu hanya sebuah mimpi maka kini segala sesuatu yang dulu
tidak masuk akal telah berada di alam nyata. Sebut saja orang yang dulu hanya
bisa pasrah melihat keburukan rupanya, toh kini mereka dapat menghilangkan
keburukan tersebut. Namun amat disayangkan jika ternyata operasi keburukan
tersebut menuju kepada ketampanan tidak dibarengi dengan operasi akhlak yang
buruk menuju akhlak yang baik.
Hal ini secara pintas mengangkat bahwasannya landasan memperindah diri
bukanlah untuk ketaatan namun sebaliknya malah membuat kita “bersu’udhan”
kepada Allah atas apa yang Allah berikan kepada kita.
Akhirnya saya sampaikan terima kasih serta mohon maaf yang sebesar-
besarnya bila ada kesalahan kata maupun kalimat.
Bogor, Agustus 2016
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
D. Metode Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Definisi Nikah Mut’ah ................................................................. 3
B. Hukum Nikah Mut’ah .................................................................. 4
C. Hikmah Dilarangnya Nikah Mut’ah............................................. 5
BAB III PENUTUP......................................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam masyarakat modern seperti di barat, kebutuhan dan aspirasi
masyarakat menempati kedudukan yang tinggi, sehingga berdasarkan itu, suatu
produk hukum yang baru dibuat. Dari sini dapat digambarkan bahwa apabila
terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat, maka interpretasi terhadap hukum pun
bisa berubah.
Masalah operasi ganti kelamin dan operasi plastik telah lama
dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para praktisi hukum di negara-
negara barat. dan pandangan masyarakat tentang ganti kelamin dan bedah plastik
berorientasi hanya pada masalah ingin tampil bedah (taghyiru al-jins) atau
kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, memancungkan hidung, mengencangkan
muka, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, ruang lingkup bedah operasi ganti
kelamin dan operasi plastik sangatlah luas. Tidak hanya masalah estetika, tetapi
juga rekonstruksi, seperti pada kasus-kasus luka bakar, trauma wajah pada kasus
kecelakaan, cacat bawaan lahir (congenital), seperti bibir sumbing, kelainan pada
alat kelamin, serta kelainan congenital lainnya. Namun bukan berarti nilai estetika
tak diperhatikan.
Di Indonesia ini juga pernah dibahas yang melibatkan para ahli kedokteran
ahli hukum positif dan hukum Islam. Mengenai pembahasan operasi ganti
kelamin atau operasi plastik ini masih terus diperdebatkan. Dengan adanya
makalah ini, penulis berharap dapat mengungkapkan suatu pandangan
konprehensif mengenai operasi ganti kelamin dan operasi plastik menurut hukum
Islam.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan operasi plastik dan ganti kelamin.
b. Apa saja jenis-jenis operasi plastic
c. Bagaimanakah Hukumnya dalam Islam.
5. 2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah
mempelajari tentang (operasi plastic dang anti kelamin) serta pembahasan yang
mencakup ruang lingkup di dalamnya seperti Dalil-dalil dan hikmah atas
pelarangannya.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan
metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data
ilmiah yang relevan dengan tema yang akan dibahas.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi operasi Plastik
Operasi plastik adalah cabang kedokteran yang bersangkutan dengan
rekonstruksi dan perbaikan cacat dalam tubuh. Rekonstruksi perbaikan operasi
plastik kelainan atau cacat tubuh yang disebabkan oleh cedera, penyakit, atau
cacat lahir.
Ini berusaha tidak hanya untuk membuat seseorang terlihat lebih normal
tetapi berfungsi lebih baik juga. Operasi plastik kosmetik dilakukan semata-mata
untuk tujuan meningkatkan penampilan tubuh.
Banyak orang memiliki keyakinan yang salah bahwa operasi plastik
mendapat namanya karena melibatkan penggunaan semacam plastik atau bahan
buatan manusia lainnya. Bahkan, operasi plastik istilah berasal dari kata Yunani
“plastikos,” yang berarti untuk membentuk atau membentuk. Penggunaan
menerbitkan pertama dari kata itu oleh dokter bedah Jerman Karl Ferdinand von
Graefe (1787-1840), salah satu pelopor dari operasi plastik. Von Graefe
dioperasikan pada langit-langit sumbing (cacat lahir di atap mulut) dan mata dan
dikembangkan prosedur memuaskan pertama untuk memperbaiki hidung, disebut
rhinoplasty (diucapkan RYE-no-pla-stee), yang digambarkan dalam bukunya
1818 buku Rhinoplastik.1
Operasi plastik atau dikenal dengan “plastic Surgery” dalam bahasa arab
Jirahah Tajmil, adalah bedah atau operasi yang dilakukan untuk mempercantik
atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan. Baik yang nampak ataupun
tidak, dengan cara ditambah, dikurangi, atau dibuang dengan tujuan memperbaiki
fungsi dan estetika (seni) tubuh.2
1
Kliksma, ”Pengertian operasi Plastik: diakses dari
http://kliksma.com/2015/08/pengertian-operasi-plastik.html, pada tangal 20 mei 2016 pukul 12.07
2
Eis NS, “ Operasi Plastik dan ganti Alamat Kelamin: diakses dari http://coretanpena-
eisns-staimifda-sbg.blogspot.co.id/2014/06/operasi-plastik-dan-ganti-alat-kelamin.html, pada
tanggal 20 mei 2016 pukul 12.13
7. 4
B. Jenis-jenis Operasi Plastik
a. Operasi Plastik Rekonstruksi
Bedah rekonstruksi tidak hanya apa yang terdengar seperti, karena
merekonstruksi, perbaikan, atau membentuk ulang struktur abnormal tubuh.
Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk memperbaiki hal-hal atau untuk
mengembalikan fungsi (serta penampilan) dari bagian tubuh yang mungkin telah
terluka, sakit, atau menderita beberapa cacat lahir. Perbaikan laserasi berat (dalam
pemotongan) dan patah tulang senyawa prosedur khas, seperti cangkok jaringan
untuk memperbaiki luka bakar yang parah. Menghapus pertumbuhan kulit kanker
dan membangun kembali bagian yang hilang atau cacat, seperti telinga atau
hidung, adalah contoh lain dari operasi plastik rekonstruksi. Tujuannya adalah
selalu untuk mengembalikan fungsi yang rusak dengan mengembalikan bentuk
normal.
Ini adalah jenis operasi yang mencoba untuk memasang kembali jari terputus
dan anggota badan dan untuk memperbaiki kerusakan yang dilakukan oleh trauma
cedera atau penyakit.
b. Operasi Plastik Kosmetik
Operasi plastik kosmetik adalah jenis lain dari operasi plastik. Juga disebut
operasi plastik estetika, hal itu berbeda dari operasi plastik rekonstruksi di bahwa
itu adalah operasi yang dilakukan pada struktur normal tubuh. Dengan kata lain,
itu adalah operasi yang dilakukan semata-mata untuk tujuan meningkatkan
penampilan dari orang yang sehat. Contoh operasi tersebut akan menjadi
“pekerjaan hidung,” “lift wajah,” pembesaran payudara, dan prosedur lemak
penyedotan. Jenis operasi ini disebut “elektif” karena itu tidak perlu dari sudut
pandang kedokteran. Sebaliknya, hal itu dilakukan untuk meningkatkan citra diri
seseorang dengan memperbaiki sesuatu yang orang menemukan objek tentang
tubuhnya. Jadi, sementara beberapa memilih untuk memiliki telinga besar mereka
menempatkan lebih dekat ke kepala mereka, yang lain mungkin memilih untuk
memiliki kulit terkulai di sekitar mata mereka menegang atau keriput di wajah
8. 5
mereka dihapus. Transplantasi rambut dan kimia wajah mengelupas juga dianggap
operasi plastik kosmetik.3
.
Menurut Dr. Syauqi Abduh As-Sahi, (1990:129), Sebagian ulama hadits
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Operasi plastik itu ada dua :
a. Untuk mengobati aib yang ada di badan, atau dikarenakan kejadian yang
menimpahnya. Seperti : kecelakaan, kebakaran, atau yang lainnya. Maka
operasi plastik ini dimaksud untuk pengobatan.
b. Untuk mempercantik diri, dengan mencari bagian badan yang dianggap
mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang. Istilah yang kedua
ini adalah untuk kecantikan dan keindahan.4
C. Hukum Operasi Plastik dan Ganti Alat Kelamin dalam Islam
1. Hukum operasi plastik
Dalam kaidah fikih disebutkan bahwa:
ااهِمْيِس ْح
ا
ث ى
ا
لاع ُلْيِل َّالد َّل ُداً ىَّت اح
ُ
ة اح
ا
باِلَا ِاءاي
ْ
ش
ا
لَا ىِف ُلْص
ا ا
لَا
“Bahwa pada prinsipnya segala sesuatu itu boleh (mubah), kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
Berdasarkan kaidah tersebut, maka apapun yang kita lakukan sebenarnya
boleh kita lakukan, dan selamanya boleh kita lakukan, hingga adanya dalil atau
petunjuk yang menyatakan haramnya melakukan sesuatu itu.5
Oleh karena itu, operasi plastik tampaknya mesti dilihat dari tujuannya. Ada
yang melakukan operasi karena ingin lebih cantik bagi perempuan atau lebih
tampan bagi laki-laki, ada pula yang melakukan operasi plastik karena
menghilangkan bekas-bekas akibat kecelakaan, cacat seperti bibir sumbing dan
sebagainya.
3
Kliksma,”Pengertian operasi Plastik:diakses dari
http://kliksma.com/2015/08/pengertian-operasi-plastik.html, pada tangal 20 mei 2016 pukul 12.07
4
Eis NS, “ Operasi Plastik dan ganti Alamat Kelamin:diakses dari http://coretanpena-
eisns-staimifda-sbg.blogspot.co.id/2014/06/operasi-plastik-dan-ganti-alat-kelamin.html, pada
tanggal 20 mei 2016 pukul 12.13
5
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqh (kapita selekta hukum Islam,( Jakarta: CV Haji
Masagung,1992), hlm.59.
9. 6
Permasalahan yang sering kita dapati, tidak sedikit di antara para muslimah
dan termasuk juga para muslim yang melakukan operasi dengan tujuan agar lebih
cantik atau lebih tampan.
Hukum operasi plastik ada yang mubah dan ada yang haram. Operasi
plastik yang mubah adalah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir
(al-‟uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian
(al-‟uyub al-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti
wajah yang rusak akibat kebakaran atau kecelakaan.
Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya
adalah mubah, berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan untuk berobat
terlebih hal tersebut bersifat darurat. Sebagaimana diriwayatkan dalam Sunan
Turmudzi Juz 4 hal. 383 yang artinya:
“Riwayat dari Usamah Ibn Syuraik ra. Berkata, “Ada beberapa orang arab
bertanya kepada Rasulullah SAW. : “Wahai Rasulullah, apakah kami harus
mengobati (penyakit kami), Rasulullah menjawab, “Obatilah. Wahai hamba-
hamba Allah lekaslah berobat, karena sesungguhnya Allah tidak akan
menurunkan satu penyakit kecuali diturunkan pula obat penawarnya kecuali satu
yang tidak bisa diobati lagi”, mereka pun bertanya, “apakah itu wahai
Rasulullah?”, Rasulullah pun menjawab, “Penyakit Tua”. (H.R. At-Turmudzi).
Maksud dari hadits tersebut yaitu, bahwa setiap penyakit itu pasti ada
obatnya, maka di anjurkan kepada orang yang sakit agar mengobati sakitnya.
Jangan hanya dibiarkan saja.
Dalam ushul fikih disebutkan bahwa selama tidak ada dalil yang
mengkhususkan dalil umum, maka selama itu pula dalil umum dapat diamalkan.
Hadits di atas dipandang sebagai hadis yang umum, dan dapat diamalkan atau
dapat dijadikan hujjah, karena tidak ditemukan adanya dalil yang
mengkhususkannya.6
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa operasi plastik untuk
memperbaiki cacat yang dibawa sejak lahir seperti bibir sumbing, kaki pincang
dan sebagainya atau memperbaiki cacat akibat kecelakaan, maka hukumnya
mubah (boleh) sepanjang tidak ada ketentuan agama yang dilanggar.
6
Bustanul Arifin, dan M. Atho Mudzar, Permasalahan Fiqih Kontemporer dalam
Keluarga Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm.18.
10. 7
Imam Abu Hanifah dalam kitab Berpendapat, “Bahwa tidak mengapa jika
kita berobat menggunakan jarum suntik (yang berhubungan dengan operasi),
dengan alasan untuk berobat, karena berobat dibolehkan hukumnya, sesuai
dengan Ijma‟ Ulama, dan tidak ada pembeda antara laki – laki dan perempuan”.
Syaik Dr. Yusuf Al - Qardawi berpendapat: “Adapun kalau ternyata orang
tersebut mempunyai cacat yang mungkin menjijikkan pandangan, maka tidak
berdosa bagi orang itu untuk berobat selagi dengan tujuan menghilangkan
kecacatan atau kesakitan yang dapat mengancam hidupnya. Karena Allah tidak
menjadikan agama untuk kita sebagai penuh kesukaran.” (Al Halal Wal Haram
Fil Islam).
Adapun kaidah fiqih yang membolehkan operasi plastik dalam keadaan
darurot menurut penulis yaitu:
ِِات ازْى
ُ
ظ ْح
ا ْ
اْل ُحْيِب
ُ
ث
ُ
ةاز ْوُسَّالضاو ِةاز ْوُسَّالض
ا
ة
ا
لِز
ْ
ن ام ُلِز
ْ
ن
ا
ث
ُ
ة ااج اح
ْ
ل
ا
ا
“Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam keadaan
terpaksa (emergency). Dan keadaan terpaksa itu membolehkan melakukan hal
yang terlarang.”
Hukum operasi plastik yang diharamkan adalah yang bertujuan semata
untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk
pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk
memperindah bentuk hidung, dagu, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-
kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya.
Dalil keharamannya berdasarkan Firman Allah SWT. Dalam Surat An-Nissa ayat
119:
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-
benar mereka meubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi
pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
(Q.S. An-Nissa:119)
11. 8
Selain itu, terdapat hadis Nabi SAW yang melaknat perempuan yang
merenggangkan gigi untuk kecantikan (al-mutafallijat lil husni). (HR Bukhari dan
Muslim). Dalam hadits ini terdapat illat keharamannya, yaitu karena untuk
mempercantik diri (lil husni). (M. Utsman Syabir, Ahkam Jirahah At-Tajmil fi Al-
Fiqh Al-Islami, hal. 37).
2. Hukum operasi ganti Alat Kelamin
Operasi kelamin adalah pergantian jenis kelamin, bisa berupa perbaikan atau
penyempurnaan kelamin terhadap orang yang cacat kelamin, pembuangan salah
satu kelamin (kelamin ganda) atau operasi pergantian jenis kelamin yang
dilakukan terhadap orang yang memiliki kelamin normal, sedangkan masalah
kebingungan jenis kelamin atau yang lazim disebut juga sebagai gejala
transseksualisme ataupun transgender merupakan suatu gejala ketidakpuasan
seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin
dengan kejiwaan ataupun adanya ketidak puasan dengan alat kelamin yang
dimilikinya, transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormon dan gen) dan
faktor lingkungan.
Menurut MUI dalam musyawarah Nasional II tahun 1980 memutuskan fatwa:
1. jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya hukumnya haram,
karena bertentangan dengan Al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 19 dan bertentangan
pula dengan jiwa syara’. Ayat Al-Qur;an yang dimaksud adalah: “... Mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak.” (Q.S. An-Nisa’:10)
2. Orang yang kelaminya diganti kedudukan hukum jenis kelaminya sama dengan
jenis kelamin semula sebelum diubah.
3. Seorang khuntsa (banci) yang laki-lakinya lebih jelas boleh disempurnakan
kelaki-lakianya. Demikian pula sebaliknya, dan hukumnya menjadi positif (laki-
laki).7
Melakukan operasi pergantian kelamin jika dilakukan oleh orang yang
normal dan sempurna organ kelaminnya tidak dibolehkan dan diharamkan.
Berikut dalil yang mengaharamkan operasi pergantian kelamin, berdasarkan Al-
Qur’an surat Al-Hujuraat ayat 13 : Hai manusia, Sesungguhnya Kami
7
Ma’ruf Amin, Himpunan Fatwa Majelis Ulama‟ Indonesia Sejak 1975, (Jakarta:
Erlangga, 2011), hlm. 605
12. 9
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujuraat:13).
Dari ayat diatas mengartikan bahwa manusia itu hadapan Tuhan dan
hokum, sama kedudukannya. Dan yang menyebabkan tinggi atau rendah
kedudukan manusia itu bukan karena perbedaan jenis kelamin, ras, bahasa,
kekayaan, kedudukan, dan sebagainya, melainkan karena ketaqwaannya kepada
Allah SWT. 8
Selain itu, mengubah ciptaaan Allah itu sangat diharamkan, contohnya
mengebiri manusia, homoseksual, lesbian, menyambung rambut dengan sopak,
pangur, membuat tato, mencukur bulu muka (Alis) dan takhannuts artinya pria
berpakaian dan beritingkah laku seperti wanita atau sebaliknya (menurut Kitab
tafsir Al-Thabari, Al-Shawi dan Al-Khazin).9
Hadits Nabi SAW. Riwayat Bukhari dan enam ahli hadits lainya dari Ibnu
Mas’ud:
ِات ام ِاشاالى ُهللا اناع
ا
:ل اال
ا
ق ُهْناع ُهللا اي ِضاز ِدْىُع ْس ام ُنْب ِهللا ُدْباع ْناع
اق
ْ
ل
ا
خ ِاتارِ
ّي
ا
غ
ُ ْ
اْل ان ْس ُح
ْ
لِل ِات اج ِ
ّ
ل
ا
فاح
ُ ْ
اْلاو ِاتاصِ
ّماناح
ُ ْ
اْلاو ِاتاصِامَّالناو ِات ام ِشْىاح ْس
ُ ْ
اْلاوِهللا
ِيالبخاز (زواه
“Allah mengutuk para wanita tukang tato, yang meminta ditato, yang
menghilangkan bulu muka, yang meminta dihilangkan bulu mukanya, dan para
wanta yang memotong (pengur) giginya, yang semua itu dilakukan untuk
kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.” (H.R Bukhori) (Masjfuk Zuhdi,
1992 : 166).
8
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqh (kapita selekta hukum Islam,( Jakarta: CV Haji
Masagung,1992), hlm.164.
9
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqh (kapita selekta hukum Islam,( Jakarta: CV Haji
Masagung,1992), hlm.165.
13. 10
Makna dari hadits tersebut bahwa seorang pria atau wanita yang normal
jenis kelaminnya dilarang oleh Islam mengubah jenis kelaminnya, karena
mengubah ciptaan Allah tanpa alasan yang hak yang dibenarkan oleh Islam.
Operasi kelamin hukumnya “haram” secara syar’i apabila hanya
disandarkan pada keinginan pribadi tanpa adanya suatu cacat pada sisi jasmani
atau alat kelaminnya yang membolehkan dilakukannya operasi tersebut. Dan
operasi kelamin yang telah banyak dilakukan dan tidak mengandung unsur cacat
secara medis, tetapi hanya dimaksudkan untuk mempercantik diri dengan
menampakkan suatu bentuk tertentu dari kecantikannya, ataupun mengubah
bentuk yang telah ditetapkan oleh Allah atasnya maka hal ini tidak ada keraguan
lagi tentang keharamannya. Karena di dalamnya ada bentuk perusakan hukum
syar’i dan unsur penipuan serta membahayakan. (Dr. Yasir Shalih M. Jamal,
Kepala fakultas kedokteran bidang operasi anak RS. Universitas Al-Malik „Abdul
„Aziz).
Operasi yang boleh dilakukan atau hukum melakukan operasi kelamin
tergantung kepada keadaan kelamin luar dan dalam:
a. Apabila seseorang punya organ kelamin dua atau ganda. Dan itu untuk
memperjelas identitas kelaminnya maka ia boleh melakukan operasi mematikan
salah satu organ kelaminnya dan menghidupkan organ kelamin yang lain yang
sesuai dengan organ kelamin bagian dalam.10
b. Apabila seseorang punya organ kelamin satu yang kurang sempurna
bentuknya, misalnya ia memiliki rahim yang tidak berlubang dan ia mempunyai
rahim dan ovarium, maka ia boleh bahkan dianjurkan oleh agama untuk operasi
memberi lubang pada rahimnya, begitu juga sebaliknya. Demikian itu hukumnya
“boleh, bahkan lebih utama”. Adapun dasar pengambilan hukumnya yaitu
dalam tafsir “al qurthubi” juz III halaman 1963 disebutkan:
10
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqh (kapita selekta hukum Islam,( Jakarta: CV Haji
Masagung,1992), hlm.167.
14. 11
ا
ال ُهَّن
ا
أ الىاع ٍ ُلْيِلاد ٍ ِدْىُع ْس ام ُنْاب
ُ
ثًْ ِد ا:ح ُّيِراب
َّ
الط ٍِس
ا
فْع اجْىُب
ا
أ اال
ا
قُرْيِي
ْ
غ
ا
ج
ُشْى ُجاً
اال
ا
:ق اال
ا
ق ْن
ا
ا ى
ا
لِ...إٍ ِاناص ْق
ُ
نْو
ا
أ ٍِةاادايِصِب ِهْي
ا
لاع ُهللا اق
ا
ل
ا
خ ْي ِر
َّ
ال ٍ ِءْي
ا
ش
ٍ ِدِئااش ٍِو ْدُعْو
ا
أ ٍِة ادِئااش ٍ ِعُب ْص
ُ
أِب اقِل
ُ
خ ْن ام َّن
ا
أ ُهاس
ا
ك
ا
ذ ا ام ى
ا
لاع ىِج
ا
ٍ
ْ
أايا:واضايِع
ِ
ا
ِل ُهُعْص
ا
ن
ا
الاو ُهُع
ْ
ط
ا
ق ُه
ا
ل
ُشْى ُجاً
ا
الُدِئا اوَّالص ِه ِر اه
انْى
ُ
ك
ا
ث ْأن
َّ
الِ،إِهللا ِق
ْ
ل
ا
خ ِرْيِي
ْ
غ
ا
ج ْنِم ُهَّن
القسثبي(ثفسير .ِهِرْي
ا
غاو ٍِس
ا
فْع اج ْيِب
ا
أ ادْنِع ااهِعْز
ا
نِب اض
ْ
بأ
ا
ال
ا
ف ٍ
ا
ة
ا
ِْل
ْ
ؤُم٣٦٩١/١)
“Abu Ja‟far al-Thabari berkata, hadits riwayat Ibnu Mas‟ud adalah sebagai dalil
tentang ketidakbolehan mengubah apapun yang telah diciptakan oleh Allah SWT.,
baik menambah atau mengurangi ... Imam Iyadh berkata, bahwa orang yang
diciptakan dengan jari-jari berlebih atau anggota tubuh yang berlebih, maka ia
tidak boleh memotongnya ataupun mencabutnya, karena yang demikian itu
berarti mengubah ciptaan Allah SWT. Kecuali jika kelebihan itu menyakitkan,
maka boleh mencabutnya menurut imam abu ja‟far dan lainya.11
11
Tafsir Qurthubi 3/1963). ((Dalam Djamaluddin Miri, AHKAMUL FUQAH‟ Solusi
Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul
Ulama‟(1926-2004), (Surabaya: Khalista), hlm. 334)).
15. 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan urain di atas bahwah dapat disimpulkan : Operasi plastik adalah
cabang kedokteran yang bersangkutan dengan rekonstruksi dan perbaikan cacat
dalam tubuh. Rekonstruksi perbaikan operasi plastik kelainan atau cacat tubuh
yang disebabkan oleh cedera, penyakit, atau cacat lahir.
Adapun hukumnya adalah haram dan mubah tergantung dari tujuannya
melakukan oprasi plastik itu sendiri.
16. 13
DAFTAR PUSTAKA
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqh (kapita selekta hukum Islam,( Jakarta: CV Haji
Masagung,1992).
Bustanul Arifin, dan M. Atho Mudzar, Permasalahan Fiqih Kontemporer dalam Keluarga
Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002).
Kliksma,”Pengertian operasi Plastik:diakses dari
http://kliksma.com/2015/08/pengertian-operasi-plastik.html.
Eis NS, “ Operasi Plastik dan ganti Alamat Kelamin:diakses dari
http://coretanpena-eisns-staimifda-sbg.blogspot.co.id/2014/06/operasi-plastik-
dan-ganti-alat-kelamin.html.