SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. LATAR BELAKANG 
Kita menyadari bahwa terjadinya arus perkembangan ilmu pengetahuan yang 
tidak terhentinmembuat kemajuan dan kecanggihan semakin tidak terjangkau, jika dulu 
hanya sebuah mimpi maka kini segala sesuatu yang dulu tidak masuk akal telah berada 
di alam nyata. Sebut saja orang yang dulu hanya bisa pasrah melihat keburukan 
rupanya, kini mereka dapat menghilangkan keburukan tersebut. Namun amat 
disayangkan jika ternyata operasi keburukan tersebut menuju kepada ketampanan tidak 
dibarengi dengan operasi akhlak yang buruk menuju akhlak yang baik. 
Hal ini secara singkat mengangkat bahwasannya landasan memperindah diri 
bukanlah untuk ketaatan namun sebaliknya malah membuat kita ber Suud dhan kepada 
Allah AWT yang telah diberi kepada kita. Maka kami mengangkat risalah ini dengan 
tema Operasi Plastik. 
B. TUJUAN 
A) Tujuan Umum 
Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa terhadap Bedah Plastik 
khususnya pandangan agama terhadap tindakan bedah plastik.Hal ini menjadi salah satu 
tanggung jawab bidan apabila sudah terjun dalam masyarakat sehingga bisa 
memberikan pelayanan kesehatan dan pemberitahuan tentang bedah plastik menurut 
pandangan agama khususnya sesuai dengan syariat islam demi tercapa i muslimat yang 
baik dan benar. 
B) Tujuan Khusus 
a. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian Bedah Plastik 
b. Agar mahasiswa mampu mengetahui Macam-macam Bedah Plastik 
c. Agar mahasiswa mengetahui Pandangan Agama terhadap Bedah Plastik di indonesia. 
d. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan Bedah Plastik yang sesuai dengan 
syariat Agama Islam.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2 
A. Pengertian Bedah Plastik 
Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk 
merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. 
Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” (ing) atau dalam bahasa 
arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau 
memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan 
cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan 
estetika (seni) tubuh. (Al Mausu’ah at-Thibbiyah al- Haditsah Li Majmu’ah minal at- 
Thibba, juz 3, hal. 454, cet. Lajnah an-Nasyr al-’Ilmi). 
Bedah plastik berasal dari kata Yunani Platikos yang berarti “membentuk”. 
Pengklasifikasian operasi plastik adalah : 
1. Mengobati cacat fisik (bersifat rekonstruktif), seperti disebabkan perang atau 
kecelakaan lainnya yang bertujuan mengobati. 
2. Memperindah apa yang telah ada (bersifat kosmetik), sebagai usaha mencari 
kepuasan tersendiri dan menambah apa yang telah dikodratkan dan tujuannnya 
adalah agar nampak “lebih muda”. 
Semua jenis operasi yang dilakukan dibagian tubuh tidak disebut operasi plastik 
walaupun operasi plastik itu bagian dari operasi. Operasi plastik adalah bagian dari 
operasi lainnya. Dan operasi yang kebanyakan dilakukan di dalam ilmu kedokteran 
adalah operasi medis saja. Dan operasi plastik ini juga hanya terjad i sebelum 
meninggal. Pembedahan pada jasad yang sudah meninggal itu sendiri dapat 
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian: 
a) Yang pertama, pembedahan karena tindak kriminal atau lebih dikenal dengan nama 
otopsi. Yang dilakukan pada tubuh seseorang yang sudah meninggal dan tidak mungkin 
mengetahui sebab-sebab meninggalnya kecuali melalui proses otopsi tersebut. 
b) Yang kedua, pembedahan yang dilakukan sebagai proses pembelajaran. Yaitu yang 
berlangsung di fakultas- fakultas kedokteran dan bertujuan untuk memberi pemahaman 
terhadap mahasiswa tentang organ manusia dan lainnya yang berkaitan dengan tubuh 
manusia.
c) Yang keriga, pembedahan yang dilakukan untuk mengetahui penyakit yang diderita 
seorang pasien dimana penyakit tersebut adalah penyakit yang baru dan belum 
diketahui sebab-sebabnya, maka dilakukanlah operasi seperti ini. 
B. Pandangan Agama terhadap Bedah Plastik 
1. Pandangan Agama Islam terhadap Bedah Plastik 
a) Jenis Operasi Menurut Keinginan dan Hukumnya 
3 
1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah 
Yaitu suatu operasi yang bertujuan untuk mengobati penyakit yang terjadi tanpa 
kekuasaan seseorang di dalam penyakit tersebut. Apakah penyakit yang telah ada ketika 
seseorang baru lahir seperti bergabungnya jari tangan atau kaki, bibir sumbing, 
tertutupnya lubang yang terbuka (hidung atau telinga,dll) dan berbagai jenis penyakit 
lainnya yang terjadi tanpa dikehendaki. 
Operasi jenis ini hanya bertujuan untuk mengobati penyakitdan pada nantinya akan 
menghasilkan keindahan pada orang yang telah diobati. Dan keindahan itu hanya 
sebagai efek dari operasi dan ini dibolehkan di dalam syariat islam. 
Alasan operasi ini dibolehkan adalah sesuai sesuai dengan hadits yang diriwayatkan 
oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi Muhammad Saw bersabda : “Allah tidak 
menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya (shahih Bukhari halaman 204 
jilid 2, bab pengobatan). Selain itu juga terdapat hadits dari Usmah bin Syaiik berkata, 
Seorang arab badui bertanya kepada Rasulullah SAW ”Wahai Rasulullah apakah kami 
harus berobat dari suatu penyakit?”. Rasulullah SAW berkata : “Benar, wahai hamba 
Allah berobatlah karena Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan ada 
obatnya, dan kecuali satu penyakit. Lalu orang badui bertanya :”Penyakit apa wahai 
Rasulullah?”. Rasul berkata : “Tua”(Turmudzi hal 383 jilid 4 hadits ke 2038). 
Dua hadits tersebut menunjukan bahwa setiap penyakit yang diberikan Allah SWT 
memiliki obatnya maka hendakmya seseorang yang sakit berobat dari segala penyakit 
yang menimpa agar bisa sehat seperti sedia kala dan dapat melakukan berbagai aktivitas 
serta agar tidak menular kepada orang lain sehingga ulama Hanafi mengatakan bahwa 
pengobatan melalui suntikan itu dibolehkan. Tiada beda pula bagi laki- laki dan 
perempuan (syarah fathul qadir hal.500 jilid 8). Juga dikatakan bahwa tindakan 
diperbolehkan menggunakan benda yang haram untuk berobat seperti Khamar (miras) 
dan sejenisnya kecuali telah diusahakan namun tidak ada lagi obat lain yang lebih 
sesuai dan hanya pada khamar itu saja obatnya (darurat).
Bahkan dalam kondisi tertentu dibolehkan bagi seseorang untuk mengobati 
penyakitnya walaupun harus memindahkan bagian tubuhnya kepada bagian yang lain. 
Jika bagian yang cacat tersebut akan membawa kepada penyakit yang telah 
membahayakan, baik itu amputasi atau pemindahan bagian tubuh, karena ditakutkan 
jika itu tidak dilakukan maka akan membahayakan nyawa seseorang dan allah sendiri 
mengingatkan manusia agar jangan mencampakkan dirinya ke dalam jurang kehancuran 
bahkan kematian (Al-baqarah ayat 195, Annisa : 29). Pengarang kitab ini adalah syekh 
‘iz bin abdus salam dari mazhab hanafi, Namun jika penyakit ini tersebut hanya 
dibagian tertentu saja dan tidak menyebar maka dilarang memotongnya kecuali 
emotong gigi atau menumpulkannya. 
Para ahli fikih membolehkan seseorang memasang gigi palsu namun mereka berbeda 
pendapat pada hal menggunakan gigi palsu yang terbuat dari emas. Di dalam kitab 
hidayah hal.61 jilid 4 disebutkan, bahwa dilarang menggunakan gigi palsu dari emas. 
Namun boleh dengan perak. Ini adalah pendapat Imam Hanafi dan Muhammad bahkan 
berkata bahwa tidak apa-apa menggunakan gigi emas. 
Nabi Muhammad SAW membolehkan menggunakan emas jika itu adalah suatu 
keharusan karena kritis dan darurat. Menindik telinga anak perempuan dibolehkan 
(kitab ikhtiyar maushuly hal.122 jilid 30) karena dengan menindik telinga tersebut 
dapat menambah keindahan. 
Selanjutnya disebutkan bahwa operasi di dalam model ini tidak menyebabkan 
meroboh ciptaan Allah dengan semena-mena dimana meroboh ciptaan itu diharamkan 
oleh Allah karena operasi ini sangat perlu dilakukan dengan kondisi yang mendesak, 
maka diperbolehkan. Imam Nabawi dari Madzhab Syafi’i ketika mensyarah hadits Ibnu 
Mas’ud tentang perkataan orang yang meregangkan gigi untuk keindahan maknanya 
adalah dia meregangakan gigi itu tidak karena sakit namun hanya untuk mempercantik 
diri dan ini menunjuki bahwa operasi untuk mengobati cacat tentu dibolehkan. Operasi 
yang demikian itu tidak menjadikan alasan mempercantik diri sebagai landasan pertama 
namun kecantikan yang dihasilkan dari operasi tersebut hanya sebagai hasil luar biasa 
saja. Kemudian operasi model ini juga tidak bermaksud meroboh ciptaan Allah dengan 
sengaja. Namun sebagai sarana berobat saja. Maka oleh karena itu berdasarkan dalil-dalil 
yang telah kami sebutkan maka operasi semacam ini dibolehkan oleh syariat. 
4
2. Operasi Ikhtiyariyah (yang sengaja dilakukan) 
Yaitu operasi yang dilakukan bukan karena alasan medis, namun mutlak hanya 
hasrat seseorang dalam memperindah diri dan berlebih –lebihan didalam menafsirkan 
kata-kata indah itu. Operasi model ini terbagi kepada dua bagian yaitu : 
a) Operasi yang merubah bentuk, misalnya seperti : 
-Memperindah hidung, seperti membuatnya lebih mancung, dan lain-lain 
-Memperindah dagu, dengan meruncingkannya, dan lain-lain 
-Memperindah payudara dengan mengecilkannya jika terlalu besar atau membesarkannya 
dengan suntik silicon atau dengan menambah hormon untuk memontokkan payudara 
dengan berbagai cara yang telah ditemukan. 
-Memperindah kuping 
-Memperindah perut dengan menghilangkan lemak atau bagian yang lebih dari tubuh 
b) Operasi yang mengawetkan umur, misalnya seperti : 
-Memperindah wajah dengan menghilangkan kerutan yang ada dengan skaler atau alat 
lainnya 
-Memperindah kulit dengan mengangkat lemak yang ada dan membentuk wajah dengan 
apa yang dikehendaki 
-Memperindah kulit tangan dengan menghilangkan kerut seolah kulit masih padat dan 
muda 
-Memperindah alis, baik dengan mencukurnya agar nampak lebih muda. 
mungkin ini menurut penulis bagian-bagian yang sering kita temui dan yang paling 
umum; para ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini : 
1. Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini 
dengan dalil diantaranya sebagai berikut: 
Allah berfirman (“Allah telah melaknatnya. setan berkata, “sungguh akan kutarik 
bagian yang ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan sungguh akan kusesatkan mereka, 
dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong 
telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh 
mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya. dan 
barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi 
dengan kerugian yang nyata” [Q.S An-Nisaa’ ayat118-119] 
Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya 
melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik 
5
penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan yang dilaknat 
Allah. 
2. Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Mas’ud 
Ra.beliau pernah berkata “”Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang 
meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, 
yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R 
Bukhari)[ dari hadits ini, dapat diambil sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka 
yang melakukan perkara ini dan mengubah ciptaan-Nya. 
3. Riwayat dari Ashabis Sunan 
Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw. 
dan berkata, ” Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan menjadi 
pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa 
jika aku sambung rambutnya?”, maka Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya Allah 
melaknat perempuan yang menyambung atau minta disambungkan (rambutnya)” 
Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang 
menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde atau wig dan jauh 
dari rahmat Allah Swt. 
4. Qias 
Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan qias dan 
akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias larangan Nabi 
Saw. terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo, mengikir (menjarangkan) 
gigi atau apa saja yang berhubungan dengan perubahan terhadap apa yang telah 
diciptakan Allah Swt. 
5. Segi Akal 
Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah dan cantik 
akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya, perbuatan ini sama dengan 
pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri bahkan orang lain, adapun hukumnya 
orang yang menipu adalah haram menurut syara’. 
Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa 
menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya, apapun caranya 
tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan hukum syara’, sesuai dengan 
firman Allah yang berbunyi (wallahu ‘alam)”Jangan bawa diri kalian dalam kerusakan” 
Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah bahwa 
operasi plastik itu diharamkan menurut syara’ dengan keinginan untuk mempercantik 
dan memperindah diri, dengan kesimpulan sebagai berikut: 
6
1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt 
2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan 
3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya 
yang akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan 
kerusakan anggota badan bahkan kematian. 
4. Syarat pembedahan yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk tujuan 
kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional yang ahli 
dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan tanpa risiko, 
bahaya dan mudarat. 
5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari najis 
(kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias ini sangat 
di tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya. 
Allah SWT tidak lah menciptakan makhluknya dengan sia-sia, “Yang telah 
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan 
tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun 
tubuhmu.” [Q.S Al-Infithaar ayar 7-8] 
Sesungguhnya Allah Swt. Menciptakan kalian dalam keadaan sempurna dan 
seimbang satu sama lainnya dengan sebaik-baik penciptaan. “Sesungguhnya Kami telah 
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .” [Q.S At-Tiin ayat 4] 
Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk Allah mensyukuri apa-apa yang telah 
7 
diberikan kepada kita. 
b) Hukum Operasi Plastik 
يذيط يعِِم و دع م ع لعيً يط ن ودطَ ي ش نَ نََِ ي يَ وِ ثًِ مِ نِع عِِم و دع م نِع دَي نِ 
نَ مَِعه لَِْيدِ نِللَيط نذع ي يَط ي مََََِِِِِّعه ي ن ل مََِّعه ي بنَ مَِعه لَلَ و اَ فْ م عَ عشي ي ب 
عِ ي نَِِ ي نع و وِ ثًِِ يَقِلعيً م ييِل ي نِع دَيمِ نَِِ ش دع نِ عن يط نَلَِل يط ل ل مِ 
‘’Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan 
menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang 
durhaka,yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan 
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) 
dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan 
kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang 
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka 
(merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barang siapa
yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia 
menderita kerugian yang nyata’’ 
(Qs an-Nisa : 117-119) 
Ayat di atas menjadi dasar rujukan utama di dalam menentukan hukum pada masalah - 
masalah kedokteran masa kini, seperti operasi plastik, penggunaan kawat behel pada 
gigi, rebonding, operasi bibir sumbing, operasi kelamin, operasi selaput dara, operasi 
cesar dan lain-lainnya. Oleh karenanya, sangat baik kita pelajari terlebih dahulu 
kandungan ayat di atas. 
Sebagaimana diterangkan pada ayat tersebut bahwa syetan akan membisikan kepada 
manusia agar mereka merubah ciptaan Allah, dan manusia tersebut benar-benar akan 
merubahnya. Kemudian timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan merubah 
ciptaan Allah? dan ciptaan Allah yang mana yang tidak boleh dirubah? 
Para ulama masih berbeda pendapat di dalam memahami maksud dari ayat di atas : 
Pendapat Pertama : mengatakan bahwa maksud dari merubah ciptaan Allah adalah 
mengebiri manusia dan binatang. 
Untuk hukum mengebiri manusia, para ulama sudah sepakat akan 
keharamannya. Sebagaimana dinyatakan oleh Imam Abu Umar Ibnu Abdul Barr : 
يي عه و عوً ذَِِعِ م مِ ني ؛ ز جَِّ دْ و اَِ ي و يَعِبَ ء ن نا ف يو علِلع لد يِ عًِيِ و ش يي ف ي ثِ يِ ع عَئًَ سي م ع لي مَِِعه جَِّ لَع لد ي 
“Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa mengebiri manusia tidak halal dan tidak 
boleh, karena merupakan bentuk penyiksaan dan merubah ciptaan Allah. Begitu juga 
tidak boleh memotong anggota badannya yang lain, jika itu bukan karena hukuman had 
atau qishas. “ 
Tetapi, untuk mengebiri binatang para ulama masih berbeda pendapat di dalam 
menentukan status hukumnya. Sebagian ulama membolehkan seseorang berkurban 
dengan binatang ternak yang dikebiri, bahkan hal itu dianjurkan jika dia lebih gemuk 
dari pada yang lainnya. Walaupun demikian, gemuk secara alami dengan makan daun-daunan 
dan rerumputan juah lebih baik dari pada gemuk akibat dikebiri ataupun 
disuntik. 
Kebolehan mengebiri hewan didasarkan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala : 
ي نع وَش عه عش ي نَِِ مي نِع و شع يَعشَ مَِِِ ف يِ ع 
“ Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, 
maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Qs. al-Hajj : 32) 
8
Berkata Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas : 
ععَِسوِعن سيمَ ي عَعَِسوِعنَ يمَ يعَعَِسوِشع ي “ Yaitu menggemukan hewan kurban, memperindah dan membesarkannya“ [ 
Hal itu dikutakan dengan perkataan Imam Qurtubi di dalam tafsirnya : 
فِْ نِع م ع يَعشِعِهِ فِِ نََِد ع زِنِ يَع سعذَّ ش فَ نِِِي يِنِ سل م عي يم نِي ني؛َ يَعلَ مي هَِِ ء لَِّنِ م سي 
لَع يمَعسمَ يَعشَ سي؛ِ ف م نَ ز عُ م عم وَ ل فَِ زِييع نًِ جِ يعَسو عنَ نَ ز شعلَمَعه فِِ يَع لًع س زع لَْعدِ يَعش و ي نف عَْ ي يِ م م عس س نِع لَع ي ء جَِّ ني؛ِ 
زع يَا ز لع ز عط ي نَ ي ء نييِعِ جَِّ ني؛ِ فَ يَع هِ ي سي مي ب ف يِ ع نَ و علًِل ي عهَِ ني وَعق يو شعوِِ ف يَثِ فِِ وَشع ند زِنِ يَوِش ا م يِِ ف لَع نَِِ ي سي وَشع ندَ زِنِ 
عش ئ م ن نََِ عَ عا ف 
“Adapun mengebiri binatang ternak, sebagian ulama membolehkannya, selama itu 
membawa manfaat, seperti bertambah gemuk atau manfaat lainnya. Mayoritas ulama 
juga membolehkan seseorang berkurban dengan hewan yang dikebiri, bahkan sebagian 
dari mereka mengatakan hal itu baik jika memang menjadi lebih gemuk dari hewan 
lainnya yang tidak dikebiri. Umar bin Abdul Aziz juga membolehkan pengebirian 
kuda, Urwah bin Zubair pernah mengebiri bighal-nya, imam Malik membolehkan 
pengebirian kambing jantan . 
Semua itu dibolehkan karena tujuan dari pengebirian hewan itu bukanlah untuk 
dipersembahkan kepada kepada berhala yang disembah, dan bukan pula kepada rabb 
yang diesakan. Tetapi pengebirian itu dimaksudkan agar daging yang akan dimakan itu 
lebih baik, dan pengebirian itu sendiri bisa menguatkan hewan jantan, karena dia tidak 
pernah menghampiri hewan betina. “ 
Pendapat Kedua : mengatakan bahwa maksud dari merubah ciptaan Allah pada 
ayat di atas adalah “Membuat Tato di dalam Tubuh“. 
Tidak ada perselisihan di kalangan ulama yang penulis ketahui tentang keharaman 
membuat tato dalam tubuh. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu 
Mas’ud, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda : 
ي ش نََِ عَي عَِ سي يعَيسَعنو عِعِ سي ي يَ يَِّنِ ني يعَيسَو س ني يعَيسَو ذ يي يِعِعََن عَيسَ ل عِ ي نَِ “ Allah melaknat para wanita pembuat tato dan yang meminta dibuatkan tato, para 
wanita yang mencukur alis mereka dan para wanita yang meminta untuk dicukur alis 
9
mereka, dan para wanita yang mengikir gigi mereka, dengan tujuan mempercantik diri 
mereka, serta merubah ciptaan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim) 
Pendapat Ketiga : mengatakan bahwa maksud merubah ciptaan Allah adalah 
“Merubah Agama Allah“. Pendapat ketiga ini dipilih oleh Imam Thobari di dalam 
tafsirnya. 
Imam Thobari mengatakan : “Jika memang arti merubah ciptaan Allah adalah demikian 
(yaitu merubah agama Allah), berarti semua yang dilarang oleh Allah masuk dalam 
katagori ini, termasuk di dalamnya larangan mengebiri sesuatu yang memang dilarang 
untuk dikebiri, membuat tato dan apa-apa yang dilarang untuk ditato serta bentuk-bentuk 
10 
kemaksiatan lainnya.“ 
Pendapat ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala: 
عَِه يعم م ع يِ دِِ و لَِّذطي عَِّ نَِِ يَِوِج يَ يَِّ عل مي و علَدِو يِ عًِيِ نَِِ 
ف يِ ع يَدِ و عَيش ل هَ يي اِ م عاِ يَ يَِّ و عش سَ م 
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah 
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada 
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak 
mengetahui.“ (Qs. ar-Rum : 30) 
Hal ini dikuatkan dengan hadist Abu Hurairah bahwasanya bahwasanya 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda : 
اَِ نعِيَلِد وَ يِ دَ ف يَعذِع ز وَ م دِ نِ م عي وَ ن نِ م عي وَ س ين ي نِ 
“ Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanyalah yang akan 
menjadikan dia Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR. Bukhari) 
Begitu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 
وعمَهَ يَقِل ياِعل يَّعمو يي وعمَعه عُْ و شَعِ و ش يي ف : ج عشخَ لَِْ يدِع ذَّ ي ؛ يي ؛ 
دِعو مَِِّعه ي نعخ علمِعه ني م ع عخ ي مَعه 
“Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba- 
Ku dalam keadaan lurus, kemudian datanglah kepada mereka syetan-syetan 
yang menyesatkan mereka dari agama mereka serta mengharamkan atas mereka apa 
yang Aku halalkan bagi mereka.” (HR. Muslim).
BAB III 
PENUTUP 
11 
A. KESIMPULAN 
Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” (ing) atau dalam bahasa 
arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau 
memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan 
cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan 
estetika (seni) tubuh. (Al Mausu’ah at-Thibbiyah al- Haditsah Li Majmu’ah minal at- 
Thibba, juz 3, hal. 454, cet. Lajnah an-Nasyr al-’Ilmi). 
Jenis operasi menurut keinginan dan hukumnya adalah 
1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah (operasi karena penyakit) 
2. Operasi Ikhtiyariyah (operasi yang disengaja) 
Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya adalah 
mubah. Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk 
mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan 
atau memperbaiki suatu cacat. 
B. SARAN 
Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 
berkembang di masyarakat indonesia, kita harus mengadakan adanya suatu promosi 
kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan. Bidan berperan untuk menjelaskan apa 
yang sebenarnya harus dilakukan oleh masyarakat jika menghadapi bedah plastik atau 
lingkungan sekitar agar dapat sesuai dengan syariat islam. Materi penyuluha bisa saat 
pasien berkonsultasi terhadap kita dan kita wajib member ikan bimbingan pada 
masyarakat tentang pandangan agama yang benar yang tetap diyakini agar tak ada 
kesalahpahaman dalam mengartikan.
DAFTAR PUSTAKA 
1. Http://blog.re.or.id/operasi- face-off.html 
2. http://tugasbidan2008.blogspot.com/2008/12/makalah-bedah-plastik-beserta-hukum. 
12 
html 
3. http://www.wanita-wanita.com/dampak-operasi-plastik//
KATA PENGANTAR 
Segala puji dan syukur kepada sumber dari segala sesuatu yang bersifat mulia. 
Sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang Maha Cahaya, penabur 
cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan, sang kekasih tercinta yang tak 
terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi umat, Allah SWT. 
Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan 
serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya, 
serta makin terus terbukti kebenarannya. 
Dengan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang 
telah membantu dan memberikan inspirasi kepada kami sehingga makalah yang 
berjudul “Ope rasi Plastik dalam pandanan islam” ini dapat terselesaikan dengan 
baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. 
Dengan penuh kesadaran diri dan kerendahan hati, kami menyadari bahwa 
hanya Allah- lah yang memiliki kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi 
rahasia-Nya yang belum tergali dan belum kita ketahui. Oleh karenanya kami 
senantiasa mengharapkan kritik dan saran membangun dari teman-teman dan pembaca 
sekalian sehingga mampu menjalin sinergi yang pada akhirnya akan membuat 
pemikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi dimasa yang akan datang, bukan hanya 
untuk Islam namun juga untuk kemajuan umat manusia. 
13 
Raha, November 2013 
Penyusun
MAKALAH 
OPERASI PLASTIK 
DALAM PANDANGAN ISLAM 
DI SUSUN OLEH: 
NAMA : SITTI ANDRIYANI 
NIM : 2013.IB.0089 
TINGKAT : I B. 
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA 
KABUPATEN MUNA 
2013 
14
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar........................................................................................................... i 
Daftar Isi.................................................................................................................... ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1 
B. Tujuan.................................................................................................................... 1 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Pengertian Bedah Plastik..................................................................................... 2 
B. Pandangan agama terhadap bedah plastik........................................................... 3 
BAB III PENUTUP 
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................11 
3.2 SARAN................................................................................................................11 
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12 
15

More Related Content

What's hot

Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Rahman Ghifari
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Aisyah Turidho
 
1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx
1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx
1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx
FirmaNurrahma
 
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
juniska efendi
 

What's hot (20)

Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih) Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
Makalah Haji dan Umroh (Fiqih)
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasa
 
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharahMakalah tugas fiqih tentang thaharah
Makalah tugas fiqih tentang thaharah
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
 
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadisPrinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx
1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx
1. MODUL AJAR PAI SMA KELAS X BAB 1 .docx
 
IAD/IBD/ISD - Pelapisan Sosial, Persamaan Derajat, Diskriminasi, dan Pemerataan
IAD/IBD/ISD - Pelapisan Sosial, Persamaan Derajat, Diskriminasi, dan PemerataanIAD/IBD/ISD - Pelapisan Sosial, Persamaan Derajat, Diskriminasi, dan Pemerataan
IAD/IBD/ISD - Pelapisan Sosial, Persamaan Derajat, Diskriminasi, dan Pemerataan
 
Syariat ppt
Syariat pptSyariat ppt
Syariat ppt
 
Makalah thaharah
Makalah thaharahMakalah thaharah
Makalah thaharah
 
Amal Sholeh, Ridho dan Adil
Amal Sholeh, Ridho dan AdilAmal Sholeh, Ridho dan Adil
Amal Sholeh, Ridho dan Adil
 
Karya ilmiah populer
Karya ilmiah populerKarya ilmiah populer
Karya ilmiah populer
 
Makalah qurban
Makalah qurbanMakalah qurban
Makalah qurban
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 

Similar to Makalah operasi plastik dalam islam

Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Pembedahan plastik dan jantina
Pembedahan plastik dan jantinaPembedahan plastik dan jantina
Pembedahan plastik dan jantina
Samy Dbl
 
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Makalah operasi plastik dalam islam (20)

Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah operasi plastik dalam islam
Makalah operasi plastik dalam islamMakalah operasi plastik dalam islam
Makalah operasi plastik dalam islam
 
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah operasi plastik dalam islam AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Bedah plastik dalam perspektif agama
Bedah plastik dalam perspektif agamaBedah plastik dalam perspektif agama
Bedah plastik dalam perspektif agama
 
Bedah Plastik
Bedah PlastikBedah Plastik
Bedah Plastik
 
Plastic Surgery dlm Islam
Plastic Surgery dlm IslamPlastic Surgery dlm Islam
Plastic Surgery dlm Islam
 
Bedah plastik menurut perspektif buddha oleh Kiswati
Bedah plastik menurut perspektif buddha oleh KiswatiBedah plastik menurut perspektif buddha oleh Kiswati
Bedah plastik menurut perspektif buddha oleh Kiswati
 
Pembedahan plastik dan euthanasia
Pembedahan plastik dan euthanasiaPembedahan plastik dan euthanasia
Pembedahan plastik dan euthanasia
 
tugasku
tugaskutugasku
tugasku
 
Pembedahan plastik dan jantina
Pembedahan plastik dan jantinaPembedahan plastik dan jantina
Pembedahan plastik dan jantina
 
Rawatan Estetik dan Pembedahan Plastik CTU211
Rawatan Estetik dan Pembedahan Plastik CTU211Rawatan Estetik dan Pembedahan Plastik CTU211
Rawatan Estetik dan Pembedahan Plastik CTU211
 
PEMBEDAHAN KOSMETIK MENURUT ISLAM DAN PERSPEKTIF SAINS
PEMBEDAHAN KOSMETIK MENURUT ISLAM DAN PERSPEKTIF SAINSPEMBEDAHAN KOSMETIK MENURUT ISLAM DAN PERSPEKTIF SAINS
PEMBEDAHAN KOSMETIK MENURUT ISLAM DAN PERSPEKTIF SAINS
 
Masail Fiqhiyyah - Operasi Plastik dan Ganti Kelamin
Masail Fiqhiyyah - Operasi Plastik dan Ganti KelaminMasail Fiqhiyyah - Operasi Plastik dan Ganti Kelamin
Masail Fiqhiyyah - Operasi Plastik dan Ganti Kelamin
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
( Projek ) Kod etika perubatan islam : ISU FIQH PERUBATAN KONTEMPORARI
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 

More from Septian Muna Barakati

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah operasi plastik dalam islam

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Kita menyadari bahwa terjadinya arus perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak terhentinmembuat kemajuan dan kecanggihan semakin tidak terjangkau, jika dulu hanya sebuah mimpi maka kini segala sesuatu yang dulu tidak masuk akal telah berada di alam nyata. Sebut saja orang yang dulu hanya bisa pasrah melihat keburukan rupanya, kini mereka dapat menghilangkan keburukan tersebut. Namun amat disayangkan jika ternyata operasi keburukan tersebut menuju kepada ketampanan tidak dibarengi dengan operasi akhlak yang buruk menuju akhlak yang baik. Hal ini secara singkat mengangkat bahwasannya landasan memperindah diri bukanlah untuk ketaatan namun sebaliknya malah membuat kita ber Suud dhan kepada Allah AWT yang telah diberi kepada kita. Maka kami mengangkat risalah ini dengan tema Operasi Plastik. B. TUJUAN A) Tujuan Umum Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa terhadap Bedah Plastik khususnya pandangan agama terhadap tindakan bedah plastik.Hal ini menjadi salah satu tanggung jawab bidan apabila sudah terjun dalam masyarakat sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan dan pemberitahuan tentang bedah plastik menurut pandangan agama khususnya sesuai dengan syariat islam demi tercapa i muslimat yang baik dan benar. B) Tujuan Khusus a. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian Bedah Plastik b. Agar mahasiswa mampu mengetahui Macam-macam Bedah Plastik c. Agar mahasiswa mengetahui Pandangan Agama terhadap Bedah Plastik di indonesia. d. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan Bedah Plastik yang sesuai dengan syariat Agama Islam.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2 A. Pengertian Bedah Plastik Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” (ing) atau dalam bahasa arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni) tubuh. (Al Mausu’ah at-Thibbiyah al- Haditsah Li Majmu’ah minal at- Thibba, juz 3, hal. 454, cet. Lajnah an-Nasyr al-’Ilmi). Bedah plastik berasal dari kata Yunani Platikos yang berarti “membentuk”. Pengklasifikasian operasi plastik adalah : 1. Mengobati cacat fisik (bersifat rekonstruktif), seperti disebabkan perang atau kecelakaan lainnya yang bertujuan mengobati. 2. Memperindah apa yang telah ada (bersifat kosmetik), sebagai usaha mencari kepuasan tersendiri dan menambah apa yang telah dikodratkan dan tujuannnya adalah agar nampak “lebih muda”. Semua jenis operasi yang dilakukan dibagian tubuh tidak disebut operasi plastik walaupun operasi plastik itu bagian dari operasi. Operasi plastik adalah bagian dari operasi lainnya. Dan operasi yang kebanyakan dilakukan di dalam ilmu kedokteran adalah operasi medis saja. Dan operasi plastik ini juga hanya terjad i sebelum meninggal. Pembedahan pada jasad yang sudah meninggal itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian: a) Yang pertama, pembedahan karena tindak kriminal atau lebih dikenal dengan nama otopsi. Yang dilakukan pada tubuh seseorang yang sudah meninggal dan tidak mungkin mengetahui sebab-sebab meninggalnya kecuali melalui proses otopsi tersebut. b) Yang kedua, pembedahan yang dilakukan sebagai proses pembelajaran. Yaitu yang berlangsung di fakultas- fakultas kedokteran dan bertujuan untuk memberi pemahaman terhadap mahasiswa tentang organ manusia dan lainnya yang berkaitan dengan tubuh manusia.
  • 3. c) Yang keriga, pembedahan yang dilakukan untuk mengetahui penyakit yang diderita seorang pasien dimana penyakit tersebut adalah penyakit yang baru dan belum diketahui sebab-sebabnya, maka dilakukanlah operasi seperti ini. B. Pandangan Agama terhadap Bedah Plastik 1. Pandangan Agama Islam terhadap Bedah Plastik a) Jenis Operasi Menurut Keinginan dan Hukumnya 3 1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah Yaitu suatu operasi yang bertujuan untuk mengobati penyakit yang terjadi tanpa kekuasaan seseorang di dalam penyakit tersebut. Apakah penyakit yang telah ada ketika seseorang baru lahir seperti bergabungnya jari tangan atau kaki, bibir sumbing, tertutupnya lubang yang terbuka (hidung atau telinga,dll) dan berbagai jenis penyakit lainnya yang terjadi tanpa dikehendaki. Operasi jenis ini hanya bertujuan untuk mengobati penyakitdan pada nantinya akan menghasilkan keindahan pada orang yang telah diobati. Dan keindahan itu hanya sebagai efek dari operasi dan ini dibolehkan di dalam syariat islam. Alasan operasi ini dibolehkan adalah sesuai sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi Muhammad Saw bersabda : “Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya (shahih Bukhari halaman 204 jilid 2, bab pengobatan). Selain itu juga terdapat hadits dari Usmah bin Syaiik berkata, Seorang arab badui bertanya kepada Rasulullah SAW ”Wahai Rasulullah apakah kami harus berobat dari suatu penyakit?”. Rasulullah SAW berkata : “Benar, wahai hamba Allah berobatlah karena Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan ada obatnya, dan kecuali satu penyakit. Lalu orang badui bertanya :”Penyakit apa wahai Rasulullah?”. Rasul berkata : “Tua”(Turmudzi hal 383 jilid 4 hadits ke 2038). Dua hadits tersebut menunjukan bahwa setiap penyakit yang diberikan Allah SWT memiliki obatnya maka hendakmya seseorang yang sakit berobat dari segala penyakit yang menimpa agar bisa sehat seperti sedia kala dan dapat melakukan berbagai aktivitas serta agar tidak menular kepada orang lain sehingga ulama Hanafi mengatakan bahwa pengobatan melalui suntikan itu dibolehkan. Tiada beda pula bagi laki- laki dan perempuan (syarah fathul qadir hal.500 jilid 8). Juga dikatakan bahwa tindakan diperbolehkan menggunakan benda yang haram untuk berobat seperti Khamar (miras) dan sejenisnya kecuali telah diusahakan namun tidak ada lagi obat lain yang lebih sesuai dan hanya pada khamar itu saja obatnya (darurat).
  • 4. Bahkan dalam kondisi tertentu dibolehkan bagi seseorang untuk mengobati penyakitnya walaupun harus memindahkan bagian tubuhnya kepada bagian yang lain. Jika bagian yang cacat tersebut akan membawa kepada penyakit yang telah membahayakan, baik itu amputasi atau pemindahan bagian tubuh, karena ditakutkan jika itu tidak dilakukan maka akan membahayakan nyawa seseorang dan allah sendiri mengingatkan manusia agar jangan mencampakkan dirinya ke dalam jurang kehancuran bahkan kematian (Al-baqarah ayat 195, Annisa : 29). Pengarang kitab ini adalah syekh ‘iz bin abdus salam dari mazhab hanafi, Namun jika penyakit ini tersebut hanya dibagian tertentu saja dan tidak menyebar maka dilarang memotongnya kecuali emotong gigi atau menumpulkannya. Para ahli fikih membolehkan seseorang memasang gigi palsu namun mereka berbeda pendapat pada hal menggunakan gigi palsu yang terbuat dari emas. Di dalam kitab hidayah hal.61 jilid 4 disebutkan, bahwa dilarang menggunakan gigi palsu dari emas. Namun boleh dengan perak. Ini adalah pendapat Imam Hanafi dan Muhammad bahkan berkata bahwa tidak apa-apa menggunakan gigi emas. Nabi Muhammad SAW membolehkan menggunakan emas jika itu adalah suatu keharusan karena kritis dan darurat. Menindik telinga anak perempuan dibolehkan (kitab ikhtiyar maushuly hal.122 jilid 30) karena dengan menindik telinga tersebut dapat menambah keindahan. Selanjutnya disebutkan bahwa operasi di dalam model ini tidak menyebabkan meroboh ciptaan Allah dengan semena-mena dimana meroboh ciptaan itu diharamkan oleh Allah karena operasi ini sangat perlu dilakukan dengan kondisi yang mendesak, maka diperbolehkan. Imam Nabawi dari Madzhab Syafi’i ketika mensyarah hadits Ibnu Mas’ud tentang perkataan orang yang meregangkan gigi untuk keindahan maknanya adalah dia meregangakan gigi itu tidak karena sakit namun hanya untuk mempercantik diri dan ini menunjuki bahwa operasi untuk mengobati cacat tentu dibolehkan. Operasi yang demikian itu tidak menjadikan alasan mempercantik diri sebagai landasan pertama namun kecantikan yang dihasilkan dari operasi tersebut hanya sebagai hasil luar biasa saja. Kemudian operasi model ini juga tidak bermaksud meroboh ciptaan Allah dengan sengaja. Namun sebagai sarana berobat saja. Maka oleh karena itu berdasarkan dalil-dalil yang telah kami sebutkan maka operasi semacam ini dibolehkan oleh syariat. 4
  • 5. 2. Operasi Ikhtiyariyah (yang sengaja dilakukan) Yaitu operasi yang dilakukan bukan karena alasan medis, namun mutlak hanya hasrat seseorang dalam memperindah diri dan berlebih –lebihan didalam menafsirkan kata-kata indah itu. Operasi model ini terbagi kepada dua bagian yaitu : a) Operasi yang merubah bentuk, misalnya seperti : -Memperindah hidung, seperti membuatnya lebih mancung, dan lain-lain -Memperindah dagu, dengan meruncingkannya, dan lain-lain -Memperindah payudara dengan mengecilkannya jika terlalu besar atau membesarkannya dengan suntik silicon atau dengan menambah hormon untuk memontokkan payudara dengan berbagai cara yang telah ditemukan. -Memperindah kuping -Memperindah perut dengan menghilangkan lemak atau bagian yang lebih dari tubuh b) Operasi yang mengawetkan umur, misalnya seperti : -Memperindah wajah dengan menghilangkan kerutan yang ada dengan skaler atau alat lainnya -Memperindah kulit dengan mengangkat lemak yang ada dan membentuk wajah dengan apa yang dikehendaki -Memperindah kulit tangan dengan menghilangkan kerut seolah kulit masih padat dan muda -Memperindah alis, baik dengan mencukurnya agar nampak lebih muda. mungkin ini menurut penulis bagian-bagian yang sering kita temui dan yang paling umum; para ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini : 1. Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini dengan dalil diantaranya sebagai berikut: Allah berfirman (“Allah telah melaknatnya. setan berkata, “sungguh akan kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya. dan barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang nyata” [Q.S An-Nisaa’ ayat118-119] Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik 5
  • 6. penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan yang dilaknat Allah. 2. Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Mas’ud Ra.beliau pernah berkata “”Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R Bukhari)[ dari hadits ini, dapat diambil sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara ini dan mengubah ciptaan-Nya. 3. Riwayat dari Ashabis Sunan Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw. dan berkata, ” Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku sambung rambutnya?”, maka Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya Allah melaknat perempuan yang menyambung atau minta disambungkan (rambutnya)” Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde atau wig dan jauh dari rahmat Allah Swt. 4. Qias Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan qias dan akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias larangan Nabi Saw. terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo, mengikir (menjarangkan) gigi atau apa saja yang berhubungan dengan perubahan terhadap apa yang telah diciptakan Allah Swt. 5. Segi Akal Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah dan cantik akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya, perbuatan ini sama dengan pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri bahkan orang lain, adapun hukumnya orang yang menipu adalah haram menurut syara’. Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya, apapun caranya tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan hukum syara’, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi (wallahu ‘alam)”Jangan bawa diri kalian dalam kerusakan” Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah bahwa operasi plastik itu diharamkan menurut syara’ dengan keinginan untuk mempercantik dan memperindah diri, dengan kesimpulan sebagai berikut: 6
  • 7. 1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt 2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan 3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya yang akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan anggota badan bahkan kematian. 4. Syarat pembedahan yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk tujuan kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional yang ahli dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan tanpa risiko, bahaya dan mudarat. 5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari najis (kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias ini sangat di tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya. Allah SWT tidak lah menciptakan makhluknya dengan sia-sia, “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” [Q.S Al-Infithaar ayar 7-8] Sesungguhnya Allah Swt. Menciptakan kalian dalam keadaan sempurna dan seimbang satu sama lainnya dengan sebaik-baik penciptaan. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .” [Q.S At-Tiin ayat 4] Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk Allah mensyukuri apa-apa yang telah 7 diberikan kepada kita. b) Hukum Operasi Plastik يذيط يعِِم و دع م ع لعيً يط ن ودطَ ي ش نَ نََِ ي يَ وِ ثًِ مِ نِع عِِم و دع م نِع دَي نِ نَ مَِعه لَِْيدِ نِللَيط نذع ي يَط ي مََََِِِِِّعه ي ن ل مََِّعه ي بنَ مَِعه لَلَ و اَ فْ م عَ عشي ي ب عِ ي نَِِ ي نع و وِ ثًِِ يَقِلعيً م ييِل ي نِع دَيمِ نَِِ ش دع نِ عن يط نَلَِل يط ل ل مِ ‘’Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka,yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barang siapa
  • 8. yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata’’ (Qs an-Nisa : 117-119) Ayat di atas menjadi dasar rujukan utama di dalam menentukan hukum pada masalah - masalah kedokteran masa kini, seperti operasi plastik, penggunaan kawat behel pada gigi, rebonding, operasi bibir sumbing, operasi kelamin, operasi selaput dara, operasi cesar dan lain-lainnya. Oleh karenanya, sangat baik kita pelajari terlebih dahulu kandungan ayat di atas. Sebagaimana diterangkan pada ayat tersebut bahwa syetan akan membisikan kepada manusia agar mereka merubah ciptaan Allah, dan manusia tersebut benar-benar akan merubahnya. Kemudian timbul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan merubah ciptaan Allah? dan ciptaan Allah yang mana yang tidak boleh dirubah? Para ulama masih berbeda pendapat di dalam memahami maksud dari ayat di atas : Pendapat Pertama : mengatakan bahwa maksud dari merubah ciptaan Allah adalah mengebiri manusia dan binatang. Untuk hukum mengebiri manusia, para ulama sudah sepakat akan keharamannya. Sebagaimana dinyatakan oleh Imam Abu Umar Ibnu Abdul Barr : يي عه و عوً ذَِِعِ م مِ ني ؛ ز جَِّ دْ و اَِ ي و يَعِبَ ء ن نا ف يو علِلع لد يِ عًِيِ و ش يي ف ي ثِ يِ ع عَئًَ سي م ع لي مَِِعه جَِّ لَع لد ي “Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa mengebiri manusia tidak halal dan tidak boleh, karena merupakan bentuk penyiksaan dan merubah ciptaan Allah. Begitu juga tidak boleh memotong anggota badannya yang lain, jika itu bukan karena hukuman had atau qishas. “ Tetapi, untuk mengebiri binatang para ulama masih berbeda pendapat di dalam menentukan status hukumnya. Sebagian ulama membolehkan seseorang berkurban dengan binatang ternak yang dikebiri, bahkan hal itu dianjurkan jika dia lebih gemuk dari pada yang lainnya. Walaupun demikian, gemuk secara alami dengan makan daun-daunan dan rerumputan juah lebih baik dari pada gemuk akibat dikebiri ataupun disuntik. Kebolehan mengebiri hewan didasarkan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala : ي نع وَش عه عش ي نَِِ مي نِع و شع يَعشَ مَِِِ ف يِ ع “ Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Qs. al-Hajj : 32) 8
  • 9. Berkata Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas : ععَِسوِعن سيمَ ي عَعَِسوِعنَ يمَ يعَعَِسوِشع ي “ Yaitu menggemukan hewan kurban, memperindah dan membesarkannya“ [ Hal itu dikutakan dengan perkataan Imam Qurtubi di dalam tafsirnya : فِْ نِع م ع يَعشِعِهِ فِِ نََِد ع زِنِ يَع سعذَّ ش فَ نِِِي يِنِ سل م عي يم نِي ني؛َ يَعلَ مي هَِِ ء لَِّنِ م سي لَع يمَعسمَ يَعشَ سي؛ِ ف م نَ ز عُ م عم وَ ل فَِ زِييع نًِ جِ يعَسو عنَ نَ ز شعلَمَعه فِِ يَع لًع س زع لَْعدِ يَعش و ي نف عَْ ي يِ م م عس س نِع لَع ي ء جَِّ ني؛ِ زع يَا ز لع ز عط ي نَ ي ء نييِعِ جَِّ ني؛ِ فَ يَع هِ ي سي مي ب ف يِ ع نَ و علًِل ي عهَِ ني وَعق يو شعوِِ ف يَثِ فِِ وَشع ند زِنِ يَوِش ا م يِِ ف لَع نَِِ ي سي وَشع ندَ زِنِ عش ئ م ن نََِ عَ عا ف “Adapun mengebiri binatang ternak, sebagian ulama membolehkannya, selama itu membawa manfaat, seperti bertambah gemuk atau manfaat lainnya. Mayoritas ulama juga membolehkan seseorang berkurban dengan hewan yang dikebiri, bahkan sebagian dari mereka mengatakan hal itu baik jika memang menjadi lebih gemuk dari hewan lainnya yang tidak dikebiri. Umar bin Abdul Aziz juga membolehkan pengebirian kuda, Urwah bin Zubair pernah mengebiri bighal-nya, imam Malik membolehkan pengebirian kambing jantan . Semua itu dibolehkan karena tujuan dari pengebirian hewan itu bukanlah untuk dipersembahkan kepada kepada berhala yang disembah, dan bukan pula kepada rabb yang diesakan. Tetapi pengebirian itu dimaksudkan agar daging yang akan dimakan itu lebih baik, dan pengebirian itu sendiri bisa menguatkan hewan jantan, karena dia tidak pernah menghampiri hewan betina. “ Pendapat Kedua : mengatakan bahwa maksud dari merubah ciptaan Allah pada ayat di atas adalah “Membuat Tato di dalam Tubuh“. Tidak ada perselisihan di kalangan ulama yang penulis ketahui tentang keharaman membuat tato dalam tubuh. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda : ي ش نََِ عَي عَِ سي يعَيسَعنو عِعِ سي ي يَ يَِّنِ ني يعَيسَو س ني يعَيسَو ذ يي يِعِعََن عَيسَ ل عِ ي نَِ “ Allah melaknat para wanita pembuat tato dan yang meminta dibuatkan tato, para wanita yang mencukur alis mereka dan para wanita yang meminta untuk dicukur alis 9
  • 10. mereka, dan para wanita yang mengikir gigi mereka, dengan tujuan mempercantik diri mereka, serta merubah ciptaan Allah Ta’ala.” (HR. Muslim) Pendapat Ketiga : mengatakan bahwa maksud merubah ciptaan Allah adalah “Merubah Agama Allah“. Pendapat ketiga ini dipilih oleh Imam Thobari di dalam tafsirnya. Imam Thobari mengatakan : “Jika memang arti merubah ciptaan Allah adalah demikian (yaitu merubah agama Allah), berarti semua yang dilarang oleh Allah masuk dalam katagori ini, termasuk di dalamnya larangan mengebiri sesuatu yang memang dilarang untuk dikebiri, membuat tato dan apa-apa yang dilarang untuk ditato serta bentuk-bentuk 10 kemaksiatan lainnya.“ Pendapat ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala: عَِه يعم م ع يِ دِِ و لَِّذطي عَِّ نَِِ يَِوِج يَ يَِّ عل مي و علَدِو يِ عًِيِ نَِِ ف يِ ع يَدِ و عَيش ل هَ يي اِ م عاِ يَ يَِّ و عش سَ م “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.“ (Qs. ar-Rum : 30) Hal ini dikuatkan dengan hadist Abu Hurairah bahwasanya bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda : اَِ نعِيَلِد وَ يِ دَ ف يَعذِع ز وَ م دِ نِ م عي وَ ن نِ م عي وَ س ين ي نِ “ Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan dia Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR. Bukhari) Begitu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : وعمَهَ يَقِل ياِعل يَّعمو يي وعمَعه عُْ و شَعِ و ش يي ف : ج عشخَ لَِْ يدِع ذَّ ي ؛ يي ؛ دِعو مَِِّعه ي نعخ علمِعه ني م ع عخ ي مَعه “Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba- Ku dalam keadaan lurus, kemudian datanglah kepada mereka syetan-syetan yang menyesatkan mereka dari agama mereka serta mengharamkan atas mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka.” (HR. Muslim).
  • 11. BAB III PENUTUP 11 A. KESIMPULAN Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” (ing) atau dalam bahasa arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni) tubuh. (Al Mausu’ah at-Thibbiyah al- Haditsah Li Majmu’ah minal at- Thibba, juz 3, hal. 454, cet. Lajnah an-Nasyr al-’Ilmi). Jenis operasi menurut keinginan dan hukumnya adalah 1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah (operasi karena penyakit) 2. Operasi Ikhtiyariyah (operasi yang disengaja) Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya adalah mubah. Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. B. SARAN Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di masyarakat indonesia, kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan. Bidan berperan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh masyarakat jika menghadapi bedah plastik atau lingkungan sekitar agar dapat sesuai dengan syariat islam. Materi penyuluha bisa saat pasien berkonsultasi terhadap kita dan kita wajib member ikan bimbingan pada masyarakat tentang pandangan agama yang benar yang tetap diyakini agar tak ada kesalahpahaman dalam mengartikan.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA 1. Http://blog.re.or.id/operasi- face-off.html 2. http://tugasbidan2008.blogspot.com/2008/12/makalah-bedah-plastik-beserta-hukum. 12 html 3. http://www.wanita-wanita.com/dampak-operasi-plastik//
  • 13. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada sumber dari segala sesuatu yang bersifat mulia. Sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang Maha Cahaya, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi umat, Allah SWT. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya, serta makin terus terbukti kebenarannya. Dengan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan inspirasi kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Ope rasi Plastik dalam pandanan islam” ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan penuh kesadaran diri dan kerendahan hati, kami menyadari bahwa hanya Allah- lah yang memiliki kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum tergali dan belum kita ketahui. Oleh karenanya kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran membangun dari teman-teman dan pembaca sekalian sehingga mampu menjalin sinergi yang pada akhirnya akan membuat pemikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi dimasa yang akan datang, bukan hanya untuk Islam namun juga untuk kemajuan umat manusia. 13 Raha, November 2013 Penyusun
  • 14. MAKALAH OPERASI PLASTIK DALAM PANDANGAN ISLAM DI SUSUN OLEH: NAMA : SITTI ANDRIYANI NIM : 2013.IB.0089 TINGKAT : I B. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013 14
  • 15. DAFTAR ISI Kata Pengantar........................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................................... 1 B. Tujuan.................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bedah Plastik..................................................................................... 2 B. Pandangan agama terhadap bedah plastik........................................................... 3 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN....................................................................................................11 3.2 SARAN................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12 15