SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
Langkah 4 : Membuat Definisi
Kasus & Menemukan Kasus
Noviani, SKM, M.Epid, AAK
Langkah 4a : Membuat Definisi
Kasus
Noviani, SKM, M.Epid, AAK
Sub Pokok Bahasan
• Definisi Kasus (pengertian, Kriteria & Definisi
Kasus yang ideal)
• Pembagian tingkatan kasus (meragukan,
mungkin, pasti)
• Definisi kasus pada penyakit yang belum
terdiagnosis
• Definisi kasus pada penyakit yang sudah jelas
diagnosisnya
• Definisi Kasus adalah : seperangkat kriteria
untuk menentukan apakah seseorang harus
diklasifikasikan sakit atau tidak sakit
• Definisi Kasus meliputi : kriteria klinis dan
terutama dalam penyelidikan wabah/KLB
dibatasi oleh orang, tempat dan waktu
• Keriteria yang dibuat harus digunakan secara
konsisten pada saat melalukan PE atau
investigasi
• Bila ada perubahan dalam perjalan PE atau
investigasi perlu didiskuskan dengan seluruh
Tim
• Kriteria Klinis yang dipilih adalah : tanda yang
sederhana dan obyektif misal panas > 38oC,
buang air lembek > 3 kali sehari, muntah, batuk,
pilek, bercak dikulit dll.
• Keriteria waktu : ada batasan waktu, waktu
dibatasi misal dalam hari, minggu, bulan terakhir
• Keriteria tempat : ada batasan tempat misal pada
balita yang tinggal di desa/kelurahan kedamaian
• Keriteria orang: balita, bayi, anak sekolah atau
orang yang tinggal di desa/kelurahan Rajabasa.
Definisi kasus yang ideal adalah :
• Harus mencakup seluruh atau sebagian besar
penderita
• Hanya sedikit kasus yang positif palsu (false
positive) : orang yang sesungguhnya tidak
sakit tetapi memenuhi definisi kasus
• Pada awal penyelidikan, investigator sering
menggunakan definisi kasus yang “longga”
• Hal ini untuk memudahkan investigator dalam
menemukan besarnya masalah dan populasi yang
diserang
• Pada saat ini hipotesis awal telah dapat
dikembangkan
• Selanjutnya bila hipotesis telah lebih tajam, definisi
kasus dapat diperketat untuk menyingkirkan kasus
yang meragukan
• Kasus false positive dapat menyebakan bias
Investigator sering membagi kasus menjadi 3
kategori yaitu :
• Kasus pasti (confirmed)
Kasus ini harus disertai dengan pemeriksaan
laboratorium yang hasilnya positif
• Mungkin (probable)
Kasus ini harus memenuhi semua ciri klinis
penyakit tetapi tampa pemeriksaan
laboratorium
• Meragukan (posible)
Kasus yang hanya memenuhi sebagian gejala
klinis saja
• Perlu diketahui riwayat penyakit masing-masing penderita
dan tersangka penderita.
• Penderita yang tercatat , hanyalah penderita (gejala berat)
yang datang berobat ke pelayanan kesehatan
• Penderita dengan gejala ringan cenderung tidak pergi ke
pelayanan kesehatan, sehingga tidak tercatat
• Pencarian penderita ini dibutuhkan untuk alat diagnosis,
minimal mencari dengan gejala klinis, atau bila
memungkinkan dengan konfirmasi laboratorium
• Untuk memudahkan pencarian penderita dapat dipakai
gejala klinis yang penting saja/khas sebagai diagnosis kerja
Contoh :
• Penyakit campak (measles, morbilli) dengan kriteria klinis “
panas, batuk, pilek, mata merah seperti habis menangis,
bercak merah dikulit mulai dari telinga sampai seluruh tubuh
yang kemudian menjadi hitam
• Namun dalam diagnosis kerja dapat dipilih gejala : “ panas,
batuk, pilek, bercak merah dikulit”.
• Mata merah dan penyebaran bercak adalah hal yang tidak
mudah diingat, dapat menyebabkan kehilangan penderita
dari pengamatan karena mereka lupa akan gejala tersebut
(recall bias)
• Penting diingat , wabah/KLB umumnya baru diketahui
setelah mencapai atau melewati puncak, sehingga sebagian
penderita sudah sembuh)
Penyakit Belum Terdiagnosis
• Diagnosis kerja yang dibuat berdasarkan gejala yang
paling banyak diderita (frekuensi terbesar) yang
sedapat mungkin dapat menggambarkan proses
penyakit dan cukup spesifik. Misal :
• Panas menjadi tanda adanya radang namun tidak
menunjukkan dimana proses radang tsb,
• Panas dengan batuk pilek atau sakit menelan
menunjukkan radang pada saluran nafas bagian atas,
• Panas disertai dengan gejala kuning (icterus)
menunjukkan adanya proses peradangan hati
Diagnosis Kerja
• Pada fase lanjut diagnosis kerja dibuat lebih
spesifik dengan menambah diagnosis
epidemiologi
• Contoh : wabah campak di pangkoh, Kalteng,
diagnosis kerja
• Diagnosis kerja untuk menentukan kasus :
anak balita Pangkoh dengan gejala panas.
Bapil, bercak merah-merah dikulit yang terjadi
antara tanggal .... s/d ..... Tahun ....
Contoh pada KLB penyakit Diare di
perusahaan X
• Diagnosis kerja : sakit perut dan mencret dengan
atau tampa gejala lain (kedua ini dipilih karena
merupakan gejala yang paling banyak diderita &
gejala radang pada sal pencernaan bawah, mencari
sebanyak mungkin penderita akibat keracunan
makanan)
• Dalam pencarian penderita kriteria yang digunakan
harus konsisten
• Jika dalam perjalanan PE ternyata ditemukan gejala
lain (diskusikan kembali )
Tabel 2
Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit
pada kejadian letusan penyakit diare
di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976.
Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala
Jumlah %
1. Sakit perut 207 (207/235) X 100%
2. Mencret 191
3. Muntah 11
4. Pusing 36
5. Panas 24
6. Sakit tenggorok 0
7. Lain-lain 10
Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di
Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Tabel 2
Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit
pada kejadian letusan penyakit diare
di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976.
Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala
Jumlah %
1. Sakit perut 207 88.1
2. Mencret 191 81.3
3. Muntah 11 4.7
4. Pusing 36 15.3
5. Panas 24 10.2
6. Sakit tenggorok 0 0
7. Lain-lain 10 4.3
Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di
Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Keterangan yang diambil dari
penderita
1. Gejala yang diderita (menegakkan diagnosis dan
mencari penderita)
2. Waktu timbulnya gejala pertam (time of onset)
untuk menggambarkan distribusi penderita
berdasarkan waktu timbul gejala pertama/kurva
epidemiologi, mencari masa inkubasi & perkiraan
saat terjadinya penularan
Keterangan yang diambil dari penderita
3. Data Umum Penderita
a. Pengelompokan penderita berdasarkan umur,
sex, tempat
b. Kesempatan penderita untuk kontak dengan
penderita lain
c. Pada contoh diatas keracunana makanan diduga
penyebabnya adalah makanan yang disiapkan
oleh perusahaan
d. Contoh lain : pada wabah/KLB radang mata
(conjungtivitis) diantara anak usia 6 – 12 tahun
diduga penulara terjadi di sekolah atau tempat
mereka bermain
Penyakit pada KLB yang sudah jelas
Diagnosisnya
• Bila diagnosis telah diketahui, maka masa inkubasi
akan diketahui dan cara penularan juga diketahui
• Maka yang perlu ditanyakan pada penderita adalah
kegiatan apa yang dilakukan dalam waktu masa
inkubasi sampai dia sakit
• Bila penyakit tersebut punya cara penularan khusus
maka pertanyaan diarahkan kepada cara
penularannya
Penyakit pada KLB yang sudah jelas
Diagnosisnya
• Contoh : gondongan (mumps, porotitis epidemica),
penularan terjadi 2- 3 minggu sebelum timbulnya gejala &
karena penyakit ini ditularkan dari orang ke orang , mungkin
penularan terjadi pada saat perkumpulan pertemuan, rapat,
arisan, pesta, sekolah dan lain-lain
• Contoh : Hepatitis A penularan diperkirakan 15 – 50 hari
sebelum penderita sakit & penularan umumnya via
makanan minuman. Maka tanyakan peristiwa apa yang
berlangsung antara 2 – 7 minggu sebelum sakit yang
berhubungan dengan makanan minuman. Tanyakan apa
pernah makan di RM, pesta, perjamuan selama kurun waktu
tersebut
Penyakit pada KLB yang belum jelas
Diagnosisnya
• Bila diagnosis belum diketahui namun telah ada
dugaan tentang peristiwa penyebab sakit,
pertimbangkan apakah peristiwa tsb dapat diterima
secara akal sehat (common sence) sebagai penyebab
KLB/wabah
• Bila masa inkubasi dan sumber penularan tidak
diketahui maka maka harus dicari hal-hal yang sama
pada setiap penderita
Penyakit pada KLB yang belum jelas
Diagnosisnya
Beberapa patokan yang dipakai adalah :
• Pencemaran makanan atau air biasanya menyebabkan
gangguan pencernaan
• Penularan melalui udara sering terjadi pada penyakit saluran
pernafasan, kulit, mata serta selaput lendir
• Luka atau lesi pada kulit menuntun kecurigaan ke arah
binatang atau serangga
• Apakah penderita pernah bebergian (kontak dengan sumber
penyakit ) misal : wisata, perjalanan haji (meningitis)
• Pergunakan formulir yang sesuai dengan dugaan penyakit
yang terjadi
Langkah 4b : Menemukan &
Menghitung Kasus
Noviani, SKM, M.Epid, AAK
4.b. Menemukan & Menghitung Kasus
• Banyak KLB/wabah diketahui dari petugas kesehatan atau
penduduk
• Namun kasus yang dilaporkan hanya sebagian kecil & tidak
mewakili kasus yang sesungguhnya
• Tim atau petugas kesehatan harus menemukan semua
kasus yang ada untuk menentukan wilayah dan populasi
terjangkit
• Tim harus menemukan sebanyak mungkin sumber yang ada
untuk menemukan kasus
• Metode yang digunakan untuk menemukan kasus harus
sesuai dengan penyakit & kejadian yang diteliti
4.b. Menemukan & Menghitung Kasus
• Kasus harus dicari di fasilitas kesehatan yang
mampu memberikan diagnosis ex. DPS, RS,
Laboratorium, Puskesmas
• Terkadang dapat diinformasikan melalui media
lokal
• Contoh : KLB/Wabah akibat Salmonellosis akibat
susu yang tercemar. Adanya informasi akan
mengingatkan masyarakat untuk menghindari
kontak dengan susu dan segera mengunjungi
yankes bila punya gejala yang sama dengan
penyakit yang diduga KLB/wabah
4.b. Menemukan & Menghitung Kasus
• Bila populasi terbatas (sekolah, pengunjung pesta,
kapal pesiar, tempat kerja/perusahaan) dapat
dilakukan survey pada seluruh populasi.
• Dapat dilakukan dengan membagikan kuesioner
untuk memastikan gejala klinis atau mengumpulkan
sedian laboratorium untuk menentukan penyakit
yang tidak menampakkan gejala.
• Tanyakan juga pada penderita apakah ada keluarga
& orang lain yang memiliki gejala yang sama
4.b. Menemukan & Menghitung Kasus
Informasi lain yang harus dikumpulkan :
1. Data pribadi penderita : nama, alamat jelas, no
telp/hp (untuk memberikan hasil lab/hasil
penyelidikan, mencari informasi tambahan,
menetapan wilayah terserang)
2. Data Demografi : Umur, Jenis kelamin, ras,
pekerjaan (untuk melihat ciri0ciri dari populasi
berisiko)
3. Data klinis : untuk membuat definisi kasus, waktu
timbulnya gejala pertama (informasi pola
kejadian), informasi klinis tambahan (gambaran
spektrum penyakit)
4.b. Menemukan & Menghitung Kasus
Informasi lain yang harus dikumpulkan :
4. Informasi Faktor Risiko : harus dibuat sesuai
perkiraan penyakit, ex : Hepatitis A harus segera
dipastikan makanan dan minuman yang
dikonsumsi penderita
5. Informasi Pelapor : untuk mencari informasi
tambahan atau memberikan umpan balik tentang
hasil penyelidikan
4.b. Menemukan & Menghitung Kasus
• Pengumpulan data menggunakan formulir
pelaporan, kuesioner atau formulir lainnya
• Hasil dari formulir tersebut baru dimasukkan sesuai
dengan masing-masing penderita
Terima kasih

More Related Content

Similar to Langkah 4 Membuat Dev Kasus menemukan kasus By. NOVIANI.pdf

MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OKMPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OKOktarina Permatasari
 
PRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptxPRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptxMekySuhendra1
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxYaniArpha
 
Outbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in field
Outbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in fieldOutbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in field
Outbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in fieldarikiskandar
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxmelfinanapitupulu
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahHMRojali
 
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptMATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptSITIYURIAH
 
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxAzaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxReynaldo Rahima Putra
 
Alur penegakan diagnosis marasmus
Alur penegakan diagnosis marasmusAlur penegakan diagnosis marasmus
Alur penegakan diagnosis marasmusSusi Hukubun
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmaspelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmasrisa677527
 
194370103 case-tb-anak-neno
194370103 case-tb-anak-neno194370103 case-tb-anak-neno
194370103 case-tb-anak-nenohomeworkping3
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxThoriqfahranulsafiah
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2HMRojali
 
Surveilance
SurveilanceSurveilance
Surveilanceevanti91
 

Similar to Langkah 4 Membuat Dev Kasus menemukan kasus By. NOVIANI.pdf (20)

MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OKMPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi OK
 
PRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptxPRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptx
 
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
MPI 2 Penyelidikan epidemiologi
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
 
Outbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in field
Outbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in fieldOutbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in field
Outbreak-Investigation is step for the investigatin outbreak in field
 
Mi2 kb1 2016
Mi2 kb1 2016Mi2 kb1 2016
Mi2 kb1 2016
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabah
 
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptMATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
 
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxAzaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
 
Alur penegakan diagnosis marasmus
Alur penegakan diagnosis marasmusAlur penegakan diagnosis marasmus
Alur penegakan diagnosis marasmus
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmaspelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas
 
194370103 case-tb-anak-neno
194370103 case-tb-anak-neno194370103 case-tb-anak-neno
194370103 case-tb-anak-neno
 
wabah.pptx
wabah.pptxwabah.pptx
wabah.pptx
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
 
Surveilance
SurveilanceSurveilance
Surveilance
 

Recently uploaded

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPeniMSaptoargo2
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 

Recently uploaded (20)

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 

Langkah 4 Membuat Dev Kasus menemukan kasus By. NOVIANI.pdf

  • 1. Langkah 4 : Membuat Definisi Kasus & Menemukan Kasus Noviani, SKM, M.Epid, AAK
  • 2. Langkah 4a : Membuat Definisi Kasus Noviani, SKM, M.Epid, AAK
  • 3. Sub Pokok Bahasan • Definisi Kasus (pengertian, Kriteria & Definisi Kasus yang ideal) • Pembagian tingkatan kasus (meragukan, mungkin, pasti) • Definisi kasus pada penyakit yang belum terdiagnosis • Definisi kasus pada penyakit yang sudah jelas diagnosisnya
  • 4. • Definisi Kasus adalah : seperangkat kriteria untuk menentukan apakah seseorang harus diklasifikasikan sakit atau tidak sakit • Definisi Kasus meliputi : kriteria klinis dan terutama dalam penyelidikan wabah/KLB dibatasi oleh orang, tempat dan waktu • Keriteria yang dibuat harus digunakan secara konsisten pada saat melalukan PE atau investigasi • Bila ada perubahan dalam perjalan PE atau investigasi perlu didiskuskan dengan seluruh Tim
  • 5. • Kriteria Klinis yang dipilih adalah : tanda yang sederhana dan obyektif misal panas > 38oC, buang air lembek > 3 kali sehari, muntah, batuk, pilek, bercak dikulit dll. • Keriteria waktu : ada batasan waktu, waktu dibatasi misal dalam hari, minggu, bulan terakhir • Keriteria tempat : ada batasan tempat misal pada balita yang tinggal di desa/kelurahan kedamaian • Keriteria orang: balita, bayi, anak sekolah atau orang yang tinggal di desa/kelurahan Rajabasa.
  • 6. Definisi kasus yang ideal adalah : • Harus mencakup seluruh atau sebagian besar penderita • Hanya sedikit kasus yang positif palsu (false positive) : orang yang sesungguhnya tidak sakit tetapi memenuhi definisi kasus
  • 7. • Pada awal penyelidikan, investigator sering menggunakan definisi kasus yang “longga” • Hal ini untuk memudahkan investigator dalam menemukan besarnya masalah dan populasi yang diserang • Pada saat ini hipotesis awal telah dapat dikembangkan • Selanjutnya bila hipotesis telah lebih tajam, definisi kasus dapat diperketat untuk menyingkirkan kasus yang meragukan • Kasus false positive dapat menyebakan bias
  • 8. Investigator sering membagi kasus menjadi 3 kategori yaitu : • Kasus pasti (confirmed) Kasus ini harus disertai dengan pemeriksaan laboratorium yang hasilnya positif • Mungkin (probable) Kasus ini harus memenuhi semua ciri klinis penyakit tetapi tampa pemeriksaan laboratorium • Meragukan (posible) Kasus yang hanya memenuhi sebagian gejala klinis saja
  • 9. • Perlu diketahui riwayat penyakit masing-masing penderita dan tersangka penderita. • Penderita yang tercatat , hanyalah penderita (gejala berat) yang datang berobat ke pelayanan kesehatan • Penderita dengan gejala ringan cenderung tidak pergi ke pelayanan kesehatan, sehingga tidak tercatat • Pencarian penderita ini dibutuhkan untuk alat diagnosis, minimal mencari dengan gejala klinis, atau bila memungkinkan dengan konfirmasi laboratorium • Untuk memudahkan pencarian penderita dapat dipakai gejala klinis yang penting saja/khas sebagai diagnosis kerja
  • 10. Contoh : • Penyakit campak (measles, morbilli) dengan kriteria klinis “ panas, batuk, pilek, mata merah seperti habis menangis, bercak merah dikulit mulai dari telinga sampai seluruh tubuh yang kemudian menjadi hitam • Namun dalam diagnosis kerja dapat dipilih gejala : “ panas, batuk, pilek, bercak merah dikulit”. • Mata merah dan penyebaran bercak adalah hal yang tidak mudah diingat, dapat menyebabkan kehilangan penderita dari pengamatan karena mereka lupa akan gejala tersebut (recall bias) • Penting diingat , wabah/KLB umumnya baru diketahui setelah mencapai atau melewati puncak, sehingga sebagian penderita sudah sembuh)
  • 11. Penyakit Belum Terdiagnosis • Diagnosis kerja yang dibuat berdasarkan gejala yang paling banyak diderita (frekuensi terbesar) yang sedapat mungkin dapat menggambarkan proses penyakit dan cukup spesifik. Misal : • Panas menjadi tanda adanya radang namun tidak menunjukkan dimana proses radang tsb, • Panas dengan batuk pilek atau sakit menelan menunjukkan radang pada saluran nafas bagian atas, • Panas disertai dengan gejala kuning (icterus) menunjukkan adanya proses peradangan hati
  • 12. Diagnosis Kerja • Pada fase lanjut diagnosis kerja dibuat lebih spesifik dengan menambah diagnosis epidemiologi • Contoh : wabah campak di pangkoh, Kalteng, diagnosis kerja • Diagnosis kerja untuk menentukan kasus : anak balita Pangkoh dengan gejala panas. Bapil, bercak merah-merah dikulit yang terjadi antara tanggal .... s/d ..... Tahun ....
  • 13. Contoh pada KLB penyakit Diare di perusahaan X • Diagnosis kerja : sakit perut dan mencret dengan atau tampa gejala lain (kedua ini dipilih karena merupakan gejala yang paling banyak diderita & gejala radang pada sal pencernaan bawah, mencari sebanyak mungkin penderita akibat keracunan makanan) • Dalam pencarian penderita kriteria yang digunakan harus konsisten • Jika dalam perjalanan PE ternyata ditemukan gejala lain (diskusikan kembali )
  • 14. Tabel 2 Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit pada kejadian letusan penyakit diare di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976. Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala Jumlah % 1. Sakit perut 207 (207/235) X 100% 2. Mencret 191 3. Muntah 11 4. Pusing 36 5. Panas 24 6. Sakit tenggorok 0 7. Lain-lain 10 Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
  • 15. Tabel 2 Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit pada kejadian letusan penyakit diare di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976. Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala Jumlah % 1. Sakit perut 207 88.1 2. Mencret 191 81.3 3. Muntah 11 4.7 4. Pusing 36 15.3 5. Panas 24 10.2 6. Sakit tenggorok 0 0 7. Lain-lain 10 4.3 Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
  • 16. Keterangan yang diambil dari penderita 1. Gejala yang diderita (menegakkan diagnosis dan mencari penderita) 2. Waktu timbulnya gejala pertam (time of onset) untuk menggambarkan distribusi penderita berdasarkan waktu timbul gejala pertama/kurva epidemiologi, mencari masa inkubasi & perkiraan saat terjadinya penularan
  • 17. Keterangan yang diambil dari penderita 3. Data Umum Penderita a. Pengelompokan penderita berdasarkan umur, sex, tempat b. Kesempatan penderita untuk kontak dengan penderita lain c. Pada contoh diatas keracunana makanan diduga penyebabnya adalah makanan yang disiapkan oleh perusahaan d. Contoh lain : pada wabah/KLB radang mata (conjungtivitis) diantara anak usia 6 – 12 tahun diduga penulara terjadi di sekolah atau tempat mereka bermain
  • 18. Penyakit pada KLB yang sudah jelas Diagnosisnya • Bila diagnosis telah diketahui, maka masa inkubasi akan diketahui dan cara penularan juga diketahui • Maka yang perlu ditanyakan pada penderita adalah kegiatan apa yang dilakukan dalam waktu masa inkubasi sampai dia sakit • Bila penyakit tersebut punya cara penularan khusus maka pertanyaan diarahkan kepada cara penularannya
  • 19. Penyakit pada KLB yang sudah jelas Diagnosisnya • Contoh : gondongan (mumps, porotitis epidemica), penularan terjadi 2- 3 minggu sebelum timbulnya gejala & karena penyakit ini ditularkan dari orang ke orang , mungkin penularan terjadi pada saat perkumpulan pertemuan, rapat, arisan, pesta, sekolah dan lain-lain • Contoh : Hepatitis A penularan diperkirakan 15 – 50 hari sebelum penderita sakit & penularan umumnya via makanan minuman. Maka tanyakan peristiwa apa yang berlangsung antara 2 – 7 minggu sebelum sakit yang berhubungan dengan makanan minuman. Tanyakan apa pernah makan di RM, pesta, perjamuan selama kurun waktu tersebut
  • 20. Penyakit pada KLB yang belum jelas Diagnosisnya • Bila diagnosis belum diketahui namun telah ada dugaan tentang peristiwa penyebab sakit, pertimbangkan apakah peristiwa tsb dapat diterima secara akal sehat (common sence) sebagai penyebab KLB/wabah • Bila masa inkubasi dan sumber penularan tidak diketahui maka maka harus dicari hal-hal yang sama pada setiap penderita
  • 21. Penyakit pada KLB yang belum jelas Diagnosisnya Beberapa patokan yang dipakai adalah : • Pencemaran makanan atau air biasanya menyebabkan gangguan pencernaan • Penularan melalui udara sering terjadi pada penyakit saluran pernafasan, kulit, mata serta selaput lendir • Luka atau lesi pada kulit menuntun kecurigaan ke arah binatang atau serangga • Apakah penderita pernah bebergian (kontak dengan sumber penyakit ) misal : wisata, perjalanan haji (meningitis) • Pergunakan formulir yang sesuai dengan dugaan penyakit yang terjadi
  • 22. Langkah 4b : Menemukan & Menghitung Kasus Noviani, SKM, M.Epid, AAK
  • 23. 4.b. Menemukan & Menghitung Kasus • Banyak KLB/wabah diketahui dari petugas kesehatan atau penduduk • Namun kasus yang dilaporkan hanya sebagian kecil & tidak mewakili kasus yang sesungguhnya • Tim atau petugas kesehatan harus menemukan semua kasus yang ada untuk menentukan wilayah dan populasi terjangkit • Tim harus menemukan sebanyak mungkin sumber yang ada untuk menemukan kasus • Metode yang digunakan untuk menemukan kasus harus sesuai dengan penyakit & kejadian yang diteliti
  • 24. 4.b. Menemukan & Menghitung Kasus • Kasus harus dicari di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis ex. DPS, RS, Laboratorium, Puskesmas • Terkadang dapat diinformasikan melalui media lokal • Contoh : KLB/Wabah akibat Salmonellosis akibat susu yang tercemar. Adanya informasi akan mengingatkan masyarakat untuk menghindari kontak dengan susu dan segera mengunjungi yankes bila punya gejala yang sama dengan penyakit yang diduga KLB/wabah
  • 25. 4.b. Menemukan & Menghitung Kasus • Bila populasi terbatas (sekolah, pengunjung pesta, kapal pesiar, tempat kerja/perusahaan) dapat dilakukan survey pada seluruh populasi. • Dapat dilakukan dengan membagikan kuesioner untuk memastikan gejala klinis atau mengumpulkan sedian laboratorium untuk menentukan penyakit yang tidak menampakkan gejala. • Tanyakan juga pada penderita apakah ada keluarga & orang lain yang memiliki gejala yang sama
  • 26. 4.b. Menemukan & Menghitung Kasus Informasi lain yang harus dikumpulkan : 1. Data pribadi penderita : nama, alamat jelas, no telp/hp (untuk memberikan hasil lab/hasil penyelidikan, mencari informasi tambahan, menetapan wilayah terserang) 2. Data Demografi : Umur, Jenis kelamin, ras, pekerjaan (untuk melihat ciri0ciri dari populasi berisiko) 3. Data klinis : untuk membuat definisi kasus, waktu timbulnya gejala pertama (informasi pola kejadian), informasi klinis tambahan (gambaran spektrum penyakit)
  • 27. 4.b. Menemukan & Menghitung Kasus Informasi lain yang harus dikumpulkan : 4. Informasi Faktor Risiko : harus dibuat sesuai perkiraan penyakit, ex : Hepatitis A harus segera dipastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi penderita 5. Informasi Pelapor : untuk mencari informasi tambahan atau memberikan umpan balik tentang hasil penyelidikan
  • 28. 4.b. Menemukan & Menghitung Kasus • Pengumpulan data menggunakan formulir pelaporan, kuesioner atau formulir lainnya • Hasil dari formulir tersebut baru dimasukkan sesuai dengan masing-masing penderita