SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
INVESTIGAS KEJADIAN LUAR BIASA
Meirizal Ari Putra, M.K.M
Definisi Wabah
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia 1989
• Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat,
menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981
• Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah
terjangkit
Selain kata wabah
• letusan (outbreak)
• kejadian luar biasa (KLB = unusual event)
Di Indonesia
• pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan
Cara Mengungkapkan Wabah
• dideteksi dari analisis data surveilans rutin
• adanya laporan petugas, pamong ataupun warga yang
cukup perduli
Alasan menyelidiki
kemungkinan wabah
• Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
• Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
• Pertimbangan Program
• Kepentingan Umum, Politik dan Hukum
Langkah-Langkah
Investigasi Wabah
1. Persiapan Investigasi di Lapangan
2. Memastikan adanya Wabah
3. Memastikan diagnosis
4. a. Membuat definisi kasus
4. b. Menemukan dan menghitung Kasus
5. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
6. Membuat hipotesis
7. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)
8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan
9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
10. Menyampaikan hasil penyelidikan
Langkah 1: Persiapan Investigasi di
Lapangan
Kategori yang perlu dipersiapkan:
1) Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai,
perlengkapan dan alat)
2) administrasi (prosedur administrasi
3) Konsultasi (peran masing-masing petugas yang turun ke
lapangan)
Langkah 2: Memastikan adanya Wabah
• Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah
melampaui jumlah yang diharapkan
– Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu
dengan jumlahnya beberapa minggu atau bulan sebelumnya,
atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama
di tahun-tahun sebelumnya
Sumber Informasi
• Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
– Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan catatan hasil surveilens
– Untuk penyakit/ kondisi lain, digunakan data setempat yang tersedia
– Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya
atau data nasional
– Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk menentukan kondisi
penyakit yang biasanya ada.
Langkah 3: Memastikan Diagnosis
• Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah (1) untuk memastikan
bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut (2) untuk
menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang
menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan
• Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi
frekuensi
– Distribusi ini penting untuk menggambarkan spektrum penyakit,
menentukan diagnosis, dan mengembangkan definisi kasus
• kunjungan terhadap satu atau dua penderita
Langkah 4a: Membuat Definisi Kasus
• Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dalam
penyelidikan wabah dibatasi oleh waktu, tempat dan
orang
• Bila penyakitnya belum terdiagnosis, diagnosis kerja
dibuat berdasarkan gejala-gejala yang paling banyak
diderita, sedapat mungkin yang dapat menggambarkan
proses penyakit yang pathognomonis, dan cukup spesifik.
Level Kasus
– Kasus Pasti (Confirmed): Harus disertakan pemeriksaan
lab hasil +
– Kasus Mungkin (Probable): Harus memenuhi semua ciri
klinis penyakit, tanpa pemeriksaan lab
– Kasus Meragukan (Possible): Biasanya hanya memenuhi
sebagian gejala klinis saja
Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit
pada kejadian letusan penyakit diare
di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976.
Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala
Jumlah %
1. Sakit perut 207 (207/235) X 100%
2. Mencret 191
3. Muntah 11
4. Pusing 36
5. Panas 24
6. Sakit tenggorok 0
7. Lain-lain 10
Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di
Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Tabel
Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit
pada kejadian letusan penyakit diare
di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976.
Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala
Jumlah %
1. Sakit perut 207 88.1
2. Mencret 191 81.3
3. Muntah 11 4.7
4. Pusing 36 15.3
5. Panas 24 10.2
6. Sakit tenggorok 0 0
7. Lain-lain 10 4.3
Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di
Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Langkah 4b: Menemukan dan Menghitung
Kasus
Dikumpulkan informasi berikut ini dari setiap kasus:
• Data indentifikasi -- nama, alamat, nomor
telepon
• Data demografi-- umur, jenis kelamin, ras, dan
pekerjaan
• Data klinis
• Faktor risiko-- harus dibuat khusus untuk tiap
penyakit.
• Informasi pelapor  mencari informasi
tambahan atau memberikan umpan balik
5. Gambaran Perjalanan wabah berdasarkan
waktu
Kurve Epidemi
• Gambar perjalanan suatu letusan, berupa histogram dari
jumlah kasus berdasarkan waktu timbulnya gejala
pertama
Manfaat Kurva Epidemi
• Mendapatkan Informasi tentang perjalanan wabah dan
kemungkinan kelanjutan
• Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui, dapat memperkirakan
kapan pemaparan terjadi  memusatkan penyelidikan pada
periode tersebut
• Kesimpulan pola kejadian -- apakah bersumber tunggal,
ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya
Manfaat diketahuinya masa inkubasi
1. Bila penyakit belum diketahui, informasi tentang masa
inkubasi bersama diagnosis penyakit dapat
mempersempit differential diagnosis
2. Untuk memperkirakan saat terjadinya penularan
Langkah 6: Membuat hipotesis
Formulasikan hipotesis
• meliputi sumber agen penyakit
• cara penularan (dan alat penularan atau vektor)
• dan pemaparan yang mengakibatkan sakit
Hipotesis dapat
dikembangkan dengan cara:
a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit
itu:
 Apa reservoir utama agen penyakitnya?
 Bagaimana cara penularannya?
 Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
 Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b. Wawancara dengan beberapa penderita
c. mengumpulkan beberapa penderita  mencari kesamaan
pemaparan.
d. Kunjungan rumah penderita
e. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
f. Epidemiologi diskriptif
Langkah 7: Menilai Hipotesis
Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai
dengan salah satu dari dua cara ini:
1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang
ada, atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk
mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki
peran kebetulan.
Penelitian Kohort
• Merupakan teknik uji terbaik dalam investigasi wabah pada
populasi yang kecil dan jelas batasnya
• Dalam memeriksa informasi, ada tiga hal yang harus
diperhatikan:
– Attack rate tinggi pada mereka yang terpapar
– Attack rate rendah pada mereka yang tidak terpapar
– Sebagian besar penderita terpapar, sehingga pemaparan dapat
menerangkan sebagian besar dari kejadian
Langkah 8: Memperbaiki Hipotesis dan mengadakan
Penelitian tambahan
• Penelitian Epidemiologi
– epidemiologi analitik
• Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
 Pemeriksaan serum
 Pemeriksaan tempat pembuangan
tinja
Langkah 9: Melaksanakan Pengendalian dan
Pencegahan
• pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin
• upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah
sumber wabah diketahui
• Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai
yang terlemah dalam penularan penyakit.
• Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit,
sumbernya, atau reservoirnya.
Langkah 10: Menyampaikan Hasil
Penyelidikan
• Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara:
• (1) Laporan lisan pada pejabat setempat
– dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang
bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan
• (2) laporan tertulis
Penyampaian hasil penyelidikan
• Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan
beralasan
• Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan
saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah
• Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai
dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil,
diskusi, kesimpulan, dan saran)
• Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
• Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan
bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang
Pelaporan tertulis
a. Pendahuluan (gambaran peristiwa)
b. Latar belakang (geografis, politis, ekonomis, demografis, historis)
c. Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan, metode,
sumber informasi)
d. Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka serangan,
tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan laboratorium,
kemungkinan sumber infeksi, suspek suatu sumber penularan,
dan lain-lain)
e. Analisis data dan simpulan
f. Uraian tentang tindakan (penanggulangan)
g. Uraian dampak
Populasi:  akibat kesehatan, hukum, ekonomis
h. Tindakan penanggulangan terhadap
Populasi  status kekebalan, cara hidup
Reservoir  jumlah, distribusi
Vektor  jumlah, distribusi
i. Penemuan penyebab menular baru
Saran (Perbaikan prosedur surveilens,
penanggulangan di masa depan
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Investigasi KLB.ppt

Langkah 3 Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdf
Langkah 3  Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdfLangkah 3  Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdf
Langkah 3 Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdfHafisNayotama
 
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2HMRojali
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogiRai Syifa
 
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2HMRojali
 
PENGANTAR INVESTIGASI OUTBREAK_modul_0.pdf
PENGANTAR INVESTIGASI    OUTBREAK_modul_0.pdfPENGANTAR INVESTIGASI    OUTBREAK_modul_0.pdf
PENGANTAR INVESTIGASI OUTBREAK_modul_0.pdfSulis328611
 
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjaFrekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjapjj_kemenkes
 
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjaFrekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjapjj_kemenkes
 
01 INTRODUCTION EPID.ppt
01 INTRODUCTION EPID.ppt01 INTRODUCTION EPID.ppt
01 INTRODUCTION EPID.pptTaufiqUmar6
 
Surveilans_Epidemiology.ppt
Surveilans_Epidemiology.pptSurveilans_Epidemiology.ppt
Surveilans_Epidemiology.pptPuputEdiyarsari
 
Surveilans Kesehatan.ppt
Surveilans Kesehatan.pptSurveilans Kesehatan.ppt
Surveilans Kesehatan.pptssuserfaa3c91
 
INTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.pptINTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.pptAlhimniRusdi2
 
INTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.pptINTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.pptSarly Pratiwi
 
DESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptx
DESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptxDESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptx
DESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptxs2kesmasukb01
 
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptxPenguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptxNirwansahEka2
 
Surveilance
SurveilanceSurveilance
Surveilanceevanti91
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiraysa hasdi
 

Similar to Investigasi KLB.ppt (20)

Langkah 3 Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdf
Langkah 3  Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdfLangkah 3  Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdf
Langkah 3 Memastikan Diagnosis By. NOVIANI.pdf
 
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
Penyelidikan epidemiologi kejadian_luar_biasa_sp klb dan wabah+_2
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
 
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2
 
Epidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptxEpidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptx
 
PENGANTAR INVESTIGASI OUTBREAK_modul_0.pdf
PENGANTAR INVESTIGASI    OUTBREAK_modul_0.pdfPENGANTAR INVESTIGASI    OUTBREAK_modul_0.pdf
PENGANTAR INVESTIGASI OUTBREAK_modul_0.pdf
 
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjaFrekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
 
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjaFrekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
 
epidemiologi surveilance
epidemiologi surveilanceepidemiologi surveilance
epidemiologi surveilance
 
01 INTRODUCTION EPID.ppt
01 INTRODUCTION EPID.ppt01 INTRODUCTION EPID.ppt
01 INTRODUCTION EPID.ppt
 
Surveilans_Epidemiology.ppt
Surveilans_Epidemiology.pptSurveilans_Epidemiology.ppt
Surveilans_Epidemiology.ppt
 
Surveilans Kesehatan.ppt
Surveilans Kesehatan.pptSurveilans Kesehatan.ppt
Surveilans Kesehatan.ppt
 
INTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.pptINTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.ppt
 
INTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.pptINTRODUCTION EPID.ppt
INTRODUCTION EPID.ppt
 
DESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptx
DESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptxDESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptx
DESAIN SISTEM SURVEILANS (Pertemuan 3).pptx
 
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptxPenguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
Penguatan TIM TGC PKM_RS.pptx
 
Surveilance
SurveilanceSurveilance
Surveilance
 
surveilans.ppt
surveilans.pptsurveilans.ppt
surveilans.ppt
 
surveilans.ppt
surveilans.pptsurveilans.ppt
surveilans.ppt
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologi
 

Recently uploaded

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 

Investigasi KLB.ppt

  • 1. INVESTIGAS KEJADIAN LUAR BIASA Meirizal Ari Putra, M.K.M
  • 2. Definisi Wabah Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989 • Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981 • Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit
  • 3. Selain kata wabah • letusan (outbreak) • kejadian luar biasa (KLB = unusual event) Di Indonesia • pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
  • 4. Cara Mengungkapkan Wabah • dideteksi dari analisis data surveilans rutin • adanya laporan petugas, pamong ataupun warga yang cukup perduli
  • 5. Alasan menyelidiki kemungkinan wabah • Mengadakan penanggulangan dan pencegahan • Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan • Pertimbangan Program • Kepentingan Umum, Politik dan Hukum
  • 6. Langkah-Langkah Investigasi Wabah 1. Persiapan Investigasi di Lapangan 2. Memastikan adanya Wabah 3. Memastikan diagnosis 4. a. Membuat definisi kasus 4. b. Menemukan dan menghitung Kasus 5. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang) 6. Membuat hipotesis 7. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol) 8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan 9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan 10. Menyampaikan hasil penyelidikan
  • 7. Langkah 1: Persiapan Investigasi di Lapangan Kategori yang perlu dipersiapkan: 1) Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai, perlengkapan dan alat) 2) administrasi (prosedur administrasi 3) Konsultasi (peran masing-masing petugas yang turun ke lapangan)
  • 8. Langkah 2: Memastikan adanya Wabah • Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan – Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlahnya beberapa minggu atau bulan sebelumnya, atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya
  • 9. Sumber Informasi • Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya – Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan catatan hasil surveilens – Untuk penyakit/ kondisi lain, digunakan data setempat yang tersedia – Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional – Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk menentukan kondisi penyakit yang biasanya ada.
  • 10. Langkah 3: Memastikan Diagnosis • Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah (1) untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut (2) untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan • Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi frekuensi – Distribusi ini penting untuk menggambarkan spektrum penyakit, menentukan diagnosis, dan mengembangkan definisi kasus • kunjungan terhadap satu atau dua penderita
  • 11. Langkah 4a: Membuat Definisi Kasus • Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dalam penyelidikan wabah dibatasi oleh waktu, tempat dan orang • Bila penyakitnya belum terdiagnosis, diagnosis kerja dibuat berdasarkan gejala-gejala yang paling banyak diderita, sedapat mungkin yang dapat menggambarkan proses penyakit yang pathognomonis, dan cukup spesifik.
  • 12. Level Kasus – Kasus Pasti (Confirmed): Harus disertakan pemeriksaan lab hasil + – Kasus Mungkin (Probable): Harus memenuhi semua ciri klinis penyakit, tanpa pemeriksaan lab – Kasus Meragukan (Possible): Biasanya hanya memenuhi sebagian gejala klinis saja
  • 13. Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit pada kejadian letusan penyakit diare di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976. Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala Jumlah % 1. Sakit perut 207 (207/235) X 100% 2. Mencret 191 3. Muntah 11 4. Pusing 36 5. Panas 24 6. Sakit tenggorok 0 7. Lain-lain 10 Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
  • 14. Tabel Frekuensi gejala yang diderita oleh 235 orang karyawan yang menyatakan sakit pada kejadian letusan penyakit diare di sebuah perusahaan perakitan motor di Jakarta tahun 1976. Macam gejala Penderita yang mempunyai gejala Jumlah % 1. Sakit perut 207 88.1 2. Mencret 191 81.3 3. Muntah 11 4.7 4. Pusing 36 15.3 5. Panas 24 10.2 6. Sakit tenggorok 0 0 7. Lain-lain 10 4.3 Sumber: Buchari Lapau dkk. (1976) Penyelidikan Letusan Penyakit Diare di Perusahaan Perakitan Motor, Jakarta , Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
  • 15. Langkah 4b: Menemukan dan Menghitung Kasus Dikumpulkan informasi berikut ini dari setiap kasus: • Data indentifikasi -- nama, alamat, nomor telepon • Data demografi-- umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan • Data klinis • Faktor risiko-- harus dibuat khusus untuk tiap penyakit. • Informasi pelapor  mencari informasi tambahan atau memberikan umpan balik
  • 16. 5. Gambaran Perjalanan wabah berdasarkan waktu Kurve Epidemi • Gambar perjalanan suatu letusan, berupa histogram dari jumlah kasus berdasarkan waktu timbulnya gejala pertama
  • 17. Manfaat Kurva Epidemi • Mendapatkan Informasi tentang perjalanan wabah dan kemungkinan kelanjutan • Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui, dapat memperkirakan kapan pemaparan terjadi  memusatkan penyelidikan pada periode tersebut • Kesimpulan pola kejadian -- apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya
  • 18. Manfaat diketahuinya masa inkubasi 1. Bila penyakit belum diketahui, informasi tentang masa inkubasi bersama diagnosis penyakit dapat mempersempit differential diagnosis 2. Untuk memperkirakan saat terjadinya penularan
  • 19. Langkah 6: Membuat hipotesis Formulasikan hipotesis • meliputi sumber agen penyakit • cara penularan (dan alat penularan atau vektor) • dan pemaparan yang mengakibatkan sakit
  • 20. Hipotesis dapat dikembangkan dengan cara: a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:  Apa reservoir utama agen penyakitnya?  Bagaimana cara penularannya?  Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?  Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular? b. Wawancara dengan beberapa penderita c. mengumpulkan beberapa penderita  mencari kesamaan pemaparan. d. Kunjungan rumah penderita e. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat f. Epidemiologi diskriptif
  • 21. Langkah 7: Menilai Hipotesis Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara ini: 1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau 2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.
  • 22. Penelitian Kohort • Merupakan teknik uji terbaik dalam investigasi wabah pada populasi yang kecil dan jelas batasnya • Dalam memeriksa informasi, ada tiga hal yang harus diperhatikan: – Attack rate tinggi pada mereka yang terpapar – Attack rate rendah pada mereka yang tidak terpapar – Sebagian besar penderita terpapar, sehingga pemaparan dapat menerangkan sebagian besar dari kejadian
  • 23. Langkah 8: Memperbaiki Hipotesis dan mengadakan Penelitian tambahan • Penelitian Epidemiologi – epidemiologi analitik • Penelitian Laboratorium dan Lingkungan  Pemeriksaan serum  Pemeriksaan tempat pembuangan tinja
  • 24. Langkah 9: Melaksanakan Pengendalian dan Pencegahan • pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin • upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui • Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. • Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
  • 25. Langkah 10: Menyampaikan Hasil Penyelidikan • Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara: • (1) Laporan lisan pada pejabat setempat – dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan • (2) laporan tertulis
  • 26. Penyampaian hasil penyelidikan • Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan • Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah • Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran) • Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan • Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang
  • 27. Pelaporan tertulis a. Pendahuluan (gambaran peristiwa) b. Latar belakang (geografis, politis, ekonomis, demografis, historis) c. Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan, metode, sumber informasi) d. Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka serangan, tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan laboratorium, kemungkinan sumber infeksi, suspek suatu sumber penularan, dan lain-lain)
  • 28. e. Analisis data dan simpulan f. Uraian tentang tindakan (penanggulangan) g. Uraian dampak Populasi:  akibat kesehatan, hukum, ekonomis h. Tindakan penanggulangan terhadap Populasi  status kekebalan, cara hidup Reservoir  jumlah, distribusi Vektor  jumlah, distribusi i. Penemuan penyebab menular baru Saran (Perbaikan prosedur surveilens, penanggulangan di masa depan