1. TUGAS SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
Here is where your presentation begins
Pembimbing :
dr. Achmad Ridwan. MO, M.Sc
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
2. ANGGOTA KELOMPOK I
Hammam Arib Balma, S.Ked 04084822124055
Maydelin, S.Ked 04084822124005
Muhammad Nur Richard S, S.Ked 04084822124125
Janice Susanto, S.Ked 04084822124064
Putri Shela Sabila, S.Ked 04084822124049
Havivi Rizky Adinda, S.Ked 04084822124018
Jelita Mayang Sari, S.Ked 04084822124068
Nico Effendi, S.Ked 04084822124069
Gabriella Azalia Maghriza, S.Ked 04084822124083
Saphira Nada Khalishah, S.Ked 04084822124151
4. 1. Riwayat Alamiah COVID-19
I. Tahap Prepatogenesis
•Interaksi antara agen (agent), penjamu
(host), dan lingkungan (environment).
•Apabila kemampuan agen infeksi
meningkat, atau kekebalan tubuh host
rendah, atau sanitasi lingkungan buruk
risiko penyakit infeksi meningkat.
•Kasus Covid-19, agen infeksius adalah
SARS-CoV-2 dan penjamu adalah
manusia.
II. Tahap Inkubasi
•Masuknya bibit penyakit ke dalam
tubuh pejamu, tetapi gejala penyakit
belum nampak.
•Masa inkubasi COVID-19 rata-rata
5-6 hari, namun bisa sampai 14 hari.
5. 1. Riwayat Alamiah COVID-19
III. Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical
Disease)
•Tahap penyakit dini dimulai dari
munculnya gejala-gejala penyakit, sifat
masih ringan
•Penderita masih dapat melakukan
pekerjaan sehari-hari dan sering tidak
berobat.
Penularan gejala mengacu pada penularan
dari seseorang saat mengalami gejala.
COVID-19 terutama ditularkan dari
orang yang bergejala kepada orang
lain, melalui:
•Kontak dekat dengan melalui
tetesan pernapasan
•Kontak langsung dengan orang
terinfeksi
•Kontak dengan benda atau
permukaan yang terkontaminasi
6. 1. Riwayat Alamiah COVID-19
IV. Tahap Penyakit Lanjut
•Penyakit bertambah hebat dan penderita
tidak dapat melakukan pekerjaan.
•Pada kasus covid-19 tahap penyakit lanjut
atau gejala memberat pneumonia berat
ditandai dengan demam, ditambah salah
satu dari gejala:
1)Frekuensi pernapasan >30x/menit
2)Distres pernapasan berat, atau
3)Saturasi oksigen 93% tanpa bantuan
oksigen.
V. Tahap Akhir Penyakit
• Jika fase lanjutan tidak teratasi
atau gagal diobati,
• Fase ini inflamasi makin tak
terkontrol, terjadi badai sitokin
yang mengakibatkan ARDS,
sepsis, miokarditis dan
komplikasi kegagalan multiorgan
hingga berakhir kematian.
7. 2. Rantai Penularan COVID-19
•Penyebab (Agent)
•Reservoir (Reservoir) dari agen
•Pintu keluar (Portal of exit)
•Cara transmisi (Mode of
transmission)
•Pintu masuk (Portal of entry)
•Kerentanan host (Susceptible
host)
8. 3. Hubungan Agent, Host, dan Lingkungan COVID-19
Agent: 2019-novel coronavirus (2019-nCoV) atau Severe
acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Host: berasal dari inang hewan (asal zoonosis) dengan
penularan lebih lanjut dari manusia ke manusia.
Lingkungan: Fisik, biologi, sosial ekonomi
9. 4. Cara Pencegahan COVID-19
1. Pencegahan primer
a. Promosi kesehatan
● Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan dan
pengendalian infeksi Covid-19
● Pemerintah (baik pusat maupun daerah) membuat kebijakan yang
diperlukan dalam penanggulangan Covid-19
10. 4. Cara Pencegahan COVID-19
A General and specific protection
● Perlindungan umum dan spesifik (general and specific protection)
● Menerapkan etika batuk dan bersin
● Mencuci tangan secara rutin
● Menghindari kontak erat dengan penderita Covid-19 atau seseorang dengan gejala-
gejala yang menyerupai Covid-19
11. 4. Cara Pencegahan COVID-19
2. Pencegahan sekunder
a. EDPT
● Melakukan pemeriksaan terhadap Covid-19 secara dini
● Memberikan tatalaksana awal pada pasien yang diduga mengalami Covid-19
a. Disability limitation
● Memanfaatkan teknologi untuk berinteraksi sosial dan saling memberi dukungan moral
satu sama lain
● Memaksimalkan pelayanan fasilitas kesehatan
12. 4. Cara Pencegahan COVID-19
3. Pencegahan tersier
a. Rehabilitation
● Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mematuhi aturan yang ditetapkan
oleh pemerintah dalam rangka mencegah penularan Covid-19
● Memberikan dukungan moral kepada masyarakat dalam menghadapi wabah Covid-
19
● Selalu melibatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan wabah Covid-19
16. BAGIAN I
Di pagi tanggal 1 November, 1979, selama
perjalanan haji ke Mekkah, epidemiologist
ditugaskan untuk menyelidiki kasus sakit perut dan
diare yang dialami misi Kuwait medical di holy masjid
sebelum mengelilingi Ka’bah. Dia telah mempelajari
bahwa kejadian yang sama telah berkembang ke
anggota misi. Pada malam ke Mina dia berinisiatif
untuk melakukan penyelidikan.
17. Pertanyaan 1. Informasi apa anda butuhkan untuk
memutuskan apakah ini sebuah epidemik?
• Apakah kasus ini baru?
• Apakah kasus ini pernah terjadi sebelumnya?
• Apakah penyakit ini menular?
• Berapa jumlah orang yang terjangkit pada
kasus ini?
• Apakah ada kesamaan faktor kebiasaan di
antara anggota yang terjangkit?
• Apa dampak yang ditimbulkan dari kasus ini?
18. Epidemiologist telah menginterview beberapa
anggota misi yang sakit untuk menegetahui
karakertitik yangh sakit. Berdasarkan interviu ini,
epidemiologist secara cepat menyiapkan sebuah
kuesioner dan mengadakan interviu dengan 112
anggota misi.
19. Total dari 66 kasus yang sakit tadi
diidentifikasi, 2 telah sakit di Kuwait sebelum dimulai
perjalanan haji dan 64 telah mengalami sakit sejak
sore 31 Oktober.
20. Pertanyaan 2. Adakah ini sebuah epidemik? Jelaskan
jawaban anda.
• Kasus ini adalah epidemic
• Epidemik: kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat melebihi
keadaan lazim pada waktu dan daerah tertentu
• Kejadian gastroenteritis ini telah menyerang lebih dari
setengah populasi yaitu sebesar 57% (64/112) pada waktu
dan tempat tertentu
21. Deskripsi perjalanan haji
Misi Kuwait medical, terdiri dari 112 anggota, menempuh perjalanan dengan bus dari
Kuwait ke Mekkah. Pada 30 Oktober semua anggota missi telah menginap di
Mina. Pada waktu matahari terbit 31 Oktober mereka telah berangkat ke Arafah,
dimana pada pukul 8.00 a.m. mereka telah minum the dengan atau tanpa susu
untuk minum pagi. Susu tadi telah disiapkan segera sebelum dikonsumsi dengan
mencampur bubuk susu dengan air panas. Sisa hari mereka tadi telah digunakan
untuk melaksanakan ibadah.
22. Pada jam 2.00 p.m., makan siang disajikan untuk semua anggota misi. Makanan khas
Kuwait terdiri dari tiga jenis: nasi, daging dan saus tomat. Sebagain besar anggota
misi mengkonsumsi semua jenis makan tadi. Makan siang telah disiapkan di Mina
pada 30 Oktober dan diantar ke Arafah oleh truk pagi 31 Oktober. Pada waktu
matahari terbit 31 Oktober anggota missi kembali ke Mina.
23. Deskripsi klinis
Investigator mengidentifikasi total 66 kasus GE. Onset (Waktu timbulnya) kasus tadi
akut, ditandai kebanyakan oleh diare dan nyeri perut. Nausea, vomitus dan
darah dalam tinja terjadi tidak sering. Tidak ada kasus pasien yang dilaporkan
dengan demam. Semua pulih dalam 12-24 jam. Kira-kira 20 % telah meminta
pertolongan medis. Investigator tidak memperoleh spesimen tinja untuk
pemeriksaan.
24. Pertanyaan 3. Kembangkan sebuah definisi kasus awal
(preliminary).
Definisi Kasus
• Gastroenteritis yang ditandai dengan diare,
nyeri perut, mual muntah, dan darah dalam tinja
(tidak sering) dan pulih 12-24 jam.
Waktu Kejadian
• 31 Oktober 1979
Tempat/Orang
• Tempat: Arafah
• Orang: 64 dari 112 anggota
25. Pertanyaan 4. Buat daftar kategori penyakit secara garis
besar yang harus dipertimbangkan sebagai diagnosa
banding dari outbreak penyakit gastrointestinal.
Diagnosis Banding:
• Gastroenteritis akut e.c infeksi bakteri
• Gastroenteritis akut ec. Infeksi parasit
• Keracunan makanan yang
terkontaminasi logam berat (arsenic,
timbal, cadmium, dan merkuri)
• Demam tifoid
26. Menurut Agen Penyakit
Bakteri: Eschericia coli,
Salmonella typhii, Salmonella
paratyphii A/B/C, Salmonella
spp.
Virus: Rotavirus, Adenovirus,
Norwalk virus
Parasit
• Protozoa: Entamoeba hystolitica, Giardia
lamblia, Trichomonas hominis, Isospora sp.
• Cacing: Ascaris lumbricoides, Ancylostoma
duodenale, Necator americanus, dll
Toksin: Logam berat (tembaga, tin, zinc), jamur, ikan dan kerang
(contohnya scombroid, ciguatera), insektisida
27. Pertanyaan 5: Apa informasi klinis dan epidemiologi yang
dapat menolong menentukan etiologi agent penyakit?
• Gejala dan tanda
• Durasi gejala dan tanda
• Tingkat keparahan gejala dan
tanda
• Periode Inkubasi
• Kualitas air dan makanan
• Musim
• Lokasi Geografis
• Aspek biologis patogen
• Faktor host : perilaku host tidak
higienis, kurang gizi,
imunodefisiensi.
28. Pertanyaan 6. Investigator Kuwait membagikan
kuesioner ke semua anggota missi. Informasi apa
yang harus dimasukkan dalam kuesioner tersebut?
Informasi Demografi
• Berupa identitas responden, yang mencakup:
Nama lengkap, umur, jenis kelamin
Informasi Klinis
• Apa saja keluhan yang Anda rasakan?
• Kapan keluhan itu mulai muncul? (tanggal dan waktu)
• Berapa lama Anda mengalami keluhan tersebut?
• Apa tindakan yang Anda lakukan setelah mengalami keluhan tersebut?
• Apakah keluhan tersebut membaik dengan sendirinya?
29. Informasi Faktor Risiko (Penyebab)
• Apa saja jenis makanan yang Anda konsumsi?
• Kapan Anda mengkonsumsi makanan yang disediakan?
(tanggal dan waktu)
• Berapa banyak makanan yang Anda konsumsi?
• Bagaimana cara Anda mengkonsumsi makanan tersebut?
• Apakah Anda mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
mengkonsumsi makanan tersebut?
• Apakah Anda ada mengkonsumsi makanan lain selain
makanan yang disediakan?
• Apakah Anda konsumsi antibiotik beberapa hari terakhir?
30. BAGIAN II
Investigator menentukan bahwa 64 kasus
mulai sakit selama perjalanan haji, semua yang telah
makan siang di Arafah pada pukul 2.00 p.m. pada 31
Oktober. 15 anggota misi tidak makan siang: tidak
ada yang sakit.
31. Pertanyaan 7. Hitung attack rate yang makan dan
yang tidak makan. Apa yang anda simpulkan?
Makanan
Anggota misi
yang makan Total
Attack
Rate
Anggota misi yang
tidak makan Total
Attack
Rate
Sakit Sehat Sakit Sehat
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus
tomat
51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%
32. • Attack rate (anggota misi yang makan): 64/112 X
100% = 57,14%
• Attack rate (anggota misi yang tidak makan):
15/112X100% = 13,39%
Kesimpulan:
• Terdapat perbedaan angka serangan (attack rate) antara
anggota misi yang makan dan yang tidak makan terhada
ppenyakit (enteritis) sebesar 43,75%. Berdasarkan data
tersebut dicurigai telah terjadi wabah akibat keracunan
makanan, karena ditemukan lebih dari penderita dengan
gejala yang serupa berupa gangguan pencernaan sesudah
memakan makanan yang sama.
33. Pertanyaan 8. Dengan menggunakan periode waktu yang
tepat, gambar sebuah kurva epidemiologik.
34. • Keterangan kurva epidemic: Kurva epidemiologi
berbentuk point source epidemic yang merupakan
pemaparan bersumber tunggal dan waktu yang singkat.
• Kasus awal terjadi pada 31 Oct pukul 05.00 PM, dengan
masa inkubasi yaitu jam 5pm-2pm = 3 jam
• Puncak outbreak terjadi pada 1 Nov jam 03.00 am
sebanyak 13 kasus
• Kasus terakhir terjadi pada 1 Nov pukul 11 PM
35. Pertanyaan 9. Adakah kasus yang waktu timbulnya
sakit tampak tidak konsistent? Jelaskan?
❖ Tidak konsisten waktu timbulnya sakit.
❖ Rerata masa inkubasi berkisar antara 6-24 jam, sedangkan dua kasus muncul 3
jam dan satu kasus muncul dalam 32 jam setelah paparan makanan.
❖ Rerata masa inkubasi berkisar antara 6-24 jam, sedangkan terdapat dua kasus
yang muncul 3 jam dan sebanyak satu kasus yang muncul dalam 32 jam setelah
paparan terhadap makanan.
36. Pertanyaan 9. Adakah kasus yang waktu timbulnya
sakit tampak tidak konsistent? Jelaskan?
❖ Beberapa faktor seperti perbedaan resistensi individu, jumlah makanan yang
dimakan, distribusi organism atau toksin pada makanan yang tidak sama.
❖ Kriteria orang sakit tidak jelas sehingga kemungkinan ikutnya penyakit lain yang
tidak ada hubungannya dengan penyakit yang disiasat, terjadi kontaminasi silang
dari satu makanan kepada yang lain, kesalahan mengambil sampel, kemungkinan
ada gejala psikosomatis pada individu yang diwawancarai dapat dicurigai menjadi
penyebab hasilnya tidak konsistent.
37. Pertanyaan 10. Modifikasi grafik yang telah digambarkan
(Pertanyaan 8) untuk mengilustrasikan distribusi masa inkubasi.
2
5
3
1
4 4
13
8 8
4
3
2 2
1
2
1 1
0
2
4
6
8
10
12
14
Jumlah
kasus
Periode inkubasi (jam)
Masa Inkubasi
Masa Inkubasi
38. Pertanyaan 11. Tentukan atau hitung
minimum, maksimum, mean, median,
mode, range , standar deviasi priode
inkubasi.
41. Pertanyaan 12a. Hitung frekuensi masing-masing gejala klinis dari semua kasus.
Diare 62 orang
Nyeri Perut 52 orang
Nausea (mual) 8 orang
Muntah 2 orang
Darah pada feses 2 orang
Demam 0 (tidak ada)
42. Pertanyaan 12b. Bagaimana informasi gejala dan priode inkubasi
menolong anda mempersempit diagnosa banding? (Anda dapat
merujuk ke Ringkasan Kompendium Keracunanan makanan akut
penyakit GE, appendix E).
• Eksplorasi gejala klinis (riwayat konsumsi makanan, onset gejala,
tanda yang muncul) dapat membantu menegakkan diagnosis kerja
• Hal ini karena riwayat perjalanan setiap penyakit berbeda dan
memiliki gejala tersendiri sehingga eksplorasi dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik dapat membantu penegakan diagnosis.
43. Pertanyaan 13a. Dengan mengunakan riwayat
mengkonsumsi makanan pada tabel 1.lengkapi item
7 dari form laporan appendix F “Penyelidikan
outbreak Keracunan makanan”
44. Food item
disajikan
Jumlah orang yang mengonsumsi
food specific
Jumlah orang yg tidak mengonsumsi
food specific
Sakit Sehat Total Attack
rate
Sakit Sehat Total Attack
Rate
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
SausTomat 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%
Food specific attack rate (item 7 form investigasi outbreak karena makanan)
46. DAGING
Sakit Sehat Total
Makan 63 25 88
Tidak
makan
1 6 7
RR = ad/bc = (63/88) / (1/7) = 5
Artinya: Seseorang yang mengonsumsi daging 5 kali lebih mungkin
terkena gastroenteritis daripada yang tidak makan daging.
47. SAUS TOMAT
Sakit Sehat Total
Makan 51 26 77
Tidak
makan
13 5 18
RR = ad/bc = (51/77) / (13/18) = 0,92
48. Pertanyaan 13b. Adakah perhitungan disini
menolong anda untuk menentukan makanan yang
mana yang telah disajikan pada makan siang yang
bertanggungjawab terjadinya outbreak?
Ya, ada. Kecurigaan makanan yang menyebabkan
outbreak pada kasus ini adalah daging.
49. Pertanyaan 14. Buat rencana penyelidikan lebih lanjut yang
mana harus dilakukan. Buat daftar satu atau beberapa faktor
yang dapat mengakibatkan kontaminasi makanan.
Melakukan studi epidemiologi,
lingkungan dan laboratorium
(sampel pangan dan spesimen darah,
tinja);
Rencana penyelidikan lebih lanjut
Selidiki sumber yang mungkin
menjadi penyebab atau
merupakan faktor yang ikut
berperan
Ambil specimen dan sampel
pemeriksa di laboratorium
Melakukan tindakan
penanggulangan dan pencegahan
50. Rencana penyelidikan lebih lanjut
Tentukan cara
penanggulangan yang
paling efektif
Lakukan surveilence
terhadap penyakit dan
faktor lain yang
berhubungan.
Tentukan cara
pencegahan dimasa akan
datang
Mengkomunikasikan
temuan
Mengevaluasi dan
meneruskan surveilans
51. Faktor terjadinya suatu outbreak
Herd immunity yang rendah
Patogenesis adalah
kemampuan bibit penyakit
untuk dapat menimbulkan
suatu penyakit
Lingkungan yang buruk
adalah seluruh kondisi yang
terdapat disekitar
mikroorganisme tetapi
mempengaruhi kehidupan
atau perkembangan
mikroorganisme tersebut
52. Daftar faktor yang dapat mengakibatkan
kontaminasi makanan
Tempat pengolahan
makanan tidak sesuai
standar sanitasi.
Bahan makanan tidak segar
dan sudah tercemar.
Penyimpanan bahan
makanan (suhu, cara
penyimpanan) yang tidak
baik
Pengolahan bahan makanan
tidak sesuai aturan
53. Pertanyaan 15. Dalam konteks outbreak, apa
tindakan pengendalianakan anda rekomendasikan?
Penanggulangan sedini mungkin
dengan diagnose dini dengan
melakukan pengobatan dan
pencegahan yang tepat.
54. Tindakan pengendalian ditujukan pada:
Sumber infeksi:
makanan, tinja, air,
udara
Sumber awal:
kasus penyakit
Alat/cara penularan:
jarum suntik, droplet,
vektor, reservoir dsb.
Orang rentan: diberi
vaksinasi
55. Tindakan Pengendalian
Pengendalian awal
pada agent, sumber
atau reservoir
Pencarian
kemungkinan kasus
baru lainnya
Pengendalian awal
pada agent, sumber
atau reservoir
Penyuluhan kepada
penyediajasa makanan
dan para anggota misi
Pemeriksaan sampel
sisa makanan, terutama
daging yang dicurigai
sebagai penyebab
munculnya outbreak.
56. Tindakan Pengendalian
Tetapi pada kasus ini tidak ada sisa makanan dan
kurangnya fasilitas laboratorium.
Selain itu, dapat pula dilakukan pencegahan
sekunder agar tidak terjadi kasus serupa lagi
misalnya dengan imunisasi.
57. Pertanyaan 16. Adakah penting untuk
menyusun/menarik pelajaran dari outbreak
ini? Sebutkan alasan mengapa penting.
Iya, penting. Karena dapat menarik pelajaran dari outbreak ini sehingga
meningkatkan pengetahuan mengenai deteksidini dan identifikasi faktor
penyebab,guna pengawasan lebih lanjut dan mencegah outbreak
berulang.
61. Interpretasi: Terhitung dari bulan Februari hingga akhir Maret kasus
konfirmasi kasus Covid-19 di Sumatera Selatan mengalami perubahan.
Disetiap harinya jumlah kasus berbeda beda. Terjadi peningkatan mulai dari
Bulan Januari dan terus turun naik hingga sekarang. Pada tanggal 27 April
2022 terdapat 43.875 kasus konfirmasi di Palembang dan 80.431 di Sumatera
Selatan.
62. Kasus Meninggal
Jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 di provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 27
April 2022 sebanyak 3340 orang (4,15%) dengan angka kematian tertinggi di kota
Palembang sedangkan yang terendah berada di kabupaten Empat Lawang
63.
64. Perhitungan CFR
Perhitungan CFR
𝐶𝐹𝑅
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑎𝑔𝑛𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
× 100%
a. CFR di Kota Palembang
𝐶𝐹𝑅 =
1317
43875
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 3,00 %
b. CFR di Kabupaten OKI
𝐶𝐹𝑅 =
95
1022
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 9,29 %
c. CFR di Kabupaten Lahat
𝐶𝐹𝑅 =
141
2971
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 4,74%
d. CFR di Kabupaten OKU
𝐶𝐹𝑅 =
110
1176
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 9,35%
e. CFR di Kabupaten MUBA
𝐶𝐹𝑅 =
151
3326
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 4,53 %
f. CFR di Kabupaten Muara Enim
𝐶𝐹𝑅 =
265
5014
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 5,28 %
65. g. CFR di MURA
𝐶𝐹𝑅 =
92
2992
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 3,07 %
h. CFR di Kabupaten Banyuasin
𝐶𝐹𝑅 =
181
4035
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 4,48%
i. CFR di Kabupaten Ogan Ilir
𝐶𝐹𝑅 =
95
1661
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 5,71 %
j. CFR di Kabupaten Prabumulih
𝐶𝐹𝑅 =
195
3089
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 6,31%
k. CFR di Kabupaten Pagaralam
𝐶𝐹𝑅 =
49
917
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 5,34 %
l. CFR di Kabupaten Lubuk Linggau
𝐶𝐹𝑅 =
94
3519
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 2,67 %
m. CFR di Kabupaten OKU Timur
𝐶𝐹𝑅 =
292
3218
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 9,07%
n. CFR di Kabupaten OKU Selatan
𝐶𝐹𝑅 =
85
813
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 10,45 %
66. o. CFR di Kabupaten E. Lawang
𝐶𝐹𝑅 =
38
592
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 6,41 %
p. CFR di Kabupaten PALI
𝐶𝐹𝑅 =
81
1104
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 7,33%
q. CFR di Kabupaten Muratara
𝐶𝐹𝑅 =
58
1066
× 100%
𝐶𝐹𝑅 = 5,44%
68. Sampai tanggal 27 April 2022, angka tes SWAB di Sumatera
Selatan sudah mencapai 28,3/1000 yang artinya sudah
memenuhi standar WHO (1/1000)
Positivity Rate
938/100000
28.3/1000
× 100 = 33,14%
Positivity Rate
Sumatera Selatan
• Artinya dari 100 orang yang diperiksa maka terdapat 33 orang yang positif
terinfeksi Covid 19. Angka positivity rate di Sumatera Selatan masih tinggi
dibandingkan standar positivity rate WHO yaitu di bawah angka 5%.
70. Didapatkan kota/kabupaten dengan positivity rate
terbesar di Sumatera Selatan adalah Musi Rawas
(MURA) sebesar 203,6% dan positivity rate terkecil
di Sumatera Selatan adalah OKU Selatan sebesar
15,93%.
Hal ini disebabkan karena menurunnya kesadaran
masyarakat dalam menjalankan protokol
kesehatan. Oleh karena itu, semua pihak harus
kembali konsisten mematuhi arahan pemerintah
guna memutus rantai penyebaran virus Corona.
72. Incidence Rate/Attack Rate per 100.000 penduduk (Bandingkan
per kota/kabupaten)
Incidence rate/Attack rate didapatkan dengan rumus
Dimana jumlah populasi yang berisiko dihitung per 100.000 penduduk
73.
74. Didapatkan kota/kabupaten dengan insidence rate terbesar di
Sumatera Selatan adalah Palembang sebesar 2,61% dan insidence rate
terkecil di Sumatera Selatan adalah OKI sebesar 0,12%
Untuk menurunkan angka dari insidence rate tersebut, diharapkan
semua pihak dapat kembali mematui arahan pemerintah, guna
menurunkan rantai penyebaran corona
75. Kasus Aktif dan proporsinya
43875 – 43858 = 17 kasus Kota
Palembang
1022 – 1022 = 0 kasus Kabupaten OKI
2971 – 2971 = 0 kasus Kabupaten lahat
1176 – 1176 = 0 kasus Kabupaten OKU
3326 – 3323 = 3 kasus Kabupaten MUBA
5014 – 5014 = 0 kasus Kabupaten .Enim
2992 – 2984 = 8 kasus Kabupaten MURA
4035 – 4031 = 4 kasus Kab. Banyuasin
1661 – 1658 = 3 kasus Kab. Ogan ilir
3089 – 3085 = 4 kasus Kota Prabumulih
917 – 917 = 0 kasus Kota pagaralam
3519 – 3519 = 0 kasus Kota lubuk linggau
3218 – 3211 = 7 kasus Kab OKU timur
813 – 813 = 0 kasus Kabu. OKU selatan
592 – 592 = 0 kasus Kab. E. Lawang
1104 – 1102 = 2 kasus Kabupaten PALI
1066 – 1066 = 0 kasus Kab. MURATARA
76.
77. Analisis
Data epidemiologi COVID-19 Provinsi Sumatera
Selatan 27 April 2022
• Kasus konfirmasi: 80.431 orang
• Kasus sembuh: 77.033 orang (95,78%)
• Kasus meninggal: 3340 orang (4,15%)
• Kontak erat tertinggi: Kota Palembang (30.521
orang)
• Angka kematian tertinggi: Kota Palembang (1317
orang)
79. Edukasi
• Pastikan mendapat 3 dosis vaksin
• Batasi aktivitas di luar rumah
• Menjauhi kerumunan
• Gunakan masker saat berada di sekitar orang lain
atau ke luar rumah
• Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
• Hindari penggunaan alat pribadi bersama
• Sering mencuci tangan
• Bersihkan permukaan benda yang sering disentuh
• Perhatikan gejala yang muncul, carilah pertolongan
medis sebelum penyakit semakin memburuk
80. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Thanks!
Please keep this slide for attribution