7. DEFINISI
NO 1
• A. Pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari) adalah
penyakit menular pada saluran pernapasan yang
disebaban ole bakteri Bordetella pertusis. Penyakit
ini merupakan penyakit endemik di hampir seluruh
negara di dunia dengan puncak, epidemik biasanya
terjadi setiap 2-5 tahun (rata-rata 3-4 tahun).
8. • 1. Batuk paroksismal dilkuti suara batuk rejan sat inspirasi sering
disertai muntah
• 2. Pada bayi muda mungkin tidak disertai Batuk rejan akan tetapi
batuk yang diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis atau napas
berhenti tanpa batuk
• 3. Perdarahan subkonjungtiva
• 4. Bisa disertai pneumonia dan kejang.
Diagnosis etiologis ditegakkan berdasarkan kultur dengan
ditemukannya B. pertusis dari specimen nasofaring yang diambil
selama fase kataral atau paroksimal awal. Selain itu pemeriksaan
penunjang bisa dilakukan dengan:
a. PCR (Polymerase Chain Reaction)
b. Pemeriksaan serologis untuk Bordetella pertusis dengan ELISA
TANDA DAN GEJALA
9. NO 2
2. A. Orang dengan batuk terus menerus
Batuk paroksismus yang berlangsung minimal selama 2
minggu dengan ditemukan minimal 1 tanda berikut :
• a. Batuk rejan pada saat inspirasi atau napas dalam
(inspiratory whoop)
• b. Muntah setelah batuk (post-tussive vomiting)
• c. Muntah tapa ada penyebab yang jelas Atau Kasus
apneu (berhenti nafas) dengan atau tanpa sianosis pada
anak usia <1 tahun dengan batuk tanpa ada batasan
durasi atau jika dokter menduga pertusis pada pasien
dengan batuk tanpa ada batasan durasi
KRITERIA PERTUSIS
10. 2. B. Klasifikasi Kasus
• a. Konfirmasi laboratorium: kasus yang memenuhi kriteria suspek
dan hasil pemeriksaan spesimen (kultur atau PCR) adalah
positif.
• b. Terhubung secara epidemiologis: kasus yang memenuhi kriteria
suspek dan memiliki hubungan epidemiologis (kontak erat)
dengan kasus terkonfirmasi laboratorium dalam waktu tiga
minggu sebelum timbulnya batuk.
• c. Kompatibel klinis: kasus yang memenuhi kriteria suspek tetapi
tidak memenuhi kriteria konfirmasi laboratorium maupun
epidemiologis.
• d. Discarded (bukan kasus pertusis): pasien yang tidak memenuhi
kriteria klinis berdasarkan hasil investigasi.
KLASIFIKASI PERTUSIS
11. 2. C. Penemuan Kasus
• Di Tingkat Puskesmas (Klinik/Praktik Dokter, Bidan, Perawat)
• Setiap penderita dengan batuk >2 minggu harus dicari gejala
tambahan dan ditentukan apakah memenuhi kriteria suspek
pertusis
• Penderita dengan batuk <2 minggu diupayakan untuk
dimonitor perjalanan penyakitnya serta dicari gejala
tambahan pertusis lainnya
• Dilakukan penyelidikan epidemiologi dan dicatat dalam
formulir investigasi kasus pertusis (formulir PERT 01) untuk
setiap kasus suspek
• Bila memenuhi kriteria KLB maka dilakukan penyelidikan
KLB
PENEMUAN KASUS PERTUSIS
12. Melakukan wawancara dengan menggunakan :
• FORM PERT 01 (Form Investigasi kasus
suspek pertusis)
• Form PERT 02 ( Form List kasus pertusis
individu )
WAWANCARA
20. • Berdasarkan soal kasus diatas, saudara diminta untuk
menginput data-data kedalam form pencatatan
pelaporan yang tersedia.
21. 2.Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan
hasilnya berdasarkan data hasil Penyelidikan Epidemiologi
pertussis tersebut ?
Waktu
Waktu : 12 Mei
2015
Tempat
Desa T,
Kecamatan L,
Kabupaten TM
Orang
11 Orang
•
•
•
•
•
•
•
Interpretasi Hasil
23. 3. Dari data tersebut tersebut, apakah benar telah
terjadi KLB pertusis, dasar apa yang dipakai untuk
penetapan KLB?
YA
24. • Investigasi memastikan informasi awal
• Penyelidikan Epidemiologi : kunjungan rumah, sekolah,
data imunisasi
• Pemberian Profilaksis, antibiotik eritromisin kepada
penderita
• Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
• Koordinasi dengan Linsek (Kepala Desa, Rt, RW, Tokoh
Masyarakat)
• Membuat rekomendasi
• Sosialisasi edukasi
Tindakan :
4. Apa tindakan saudara sebagai petugas Surveilans
Puskesmas/Kab/Kota/Provinsi setelah tahu bahwa
telah terjadi KLB pertusis?
25. 5. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan
untuk melengkapi laporan KLB pertusis?
•
•
•
•
•
•
•
•
26. 6. Apa rencana tindak lanjut setelah KLB
pertusis berakhir
• Penguatan TIM surveilans
• Refresing petugas, pengelola surveilans dan petugas medis
• Meningkatkan SKD KLB pertusis dengan mengoptimalisasi SKDR
( penguatan SKDR)
• Meningkatkan cakupan imunisasi
• Evaluasi dan monitoring menggunakan form PERT 06
• Advokasi dan Edukasi kepada masyarakat, LINSEK, Toma dll
• Meningkatkan kerjasama dengan Jejaring dan Koordinasi
LINSEK