Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi penggunaan obat di fasilitas kesehatan dengan menggunakan sistem klasifikasi obat ATC (Anatomical Therapeutic Chemical Classification) dan satuan DDD (Defined Daily Dose) yang direkomendasikan oleh WHO. Metode ini digunakan untuk menilai pola penggunaan obat secara kualitatif dan kuantitatif serta mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
EPO 2022_Prof Retno.pdf
1. Evaluasi Penggunaan Obat di Fasilitas Kesehatan
Apt. Dra. Retnosari Andrajati, Ph.D
RSUI-FF UI
2022
2. Mengapa RS perlu melakukan EPO?
1. Standard Pelayanan Kefarmasian di RS
Permenkes RI no 72.2016: Pelayanan Farmasi Klinik
A.9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
- kualitatif
- kuantitatif
2. Akreditasi RS (PMK no.8, 2015 SNARS ed 1)
Surveilans penggunaan antibiotik
- kualitatif
- kuantitatif
3. Apa gunanya dilakukan EPO?
! Untuk melakukan perubahan/perbaikan dalam
penggunaan obat
Dapat diketahui
- Seberapa besar (Kuantitas) – Biaya
- Bagaimana obat digunakan (Kualitas)
4. Sasaran EPO
Deteksi awal kerasionalan penggunaan obat
secara umum.
Deteksi awal masalah terkait penggunaan
obat.
EPO yang berkesinambungan dapat menjadi
alat untuk menentukan
intervensi yang tepat untuk memperbaiki
pegunaan obat
mengevaluasi dampak suatu intervensi
(misalnya; Fornas).
5. Outcome/luaran
Memperoleh pola kualitas dan kuantitas
penggunaan obat di beberapa fasilitas
layanan kesehatan (RS, puskesmas dan
lain- lain),
Agar dapat dilakukan perbaikan
di berbagai unit yang terkait dengan
penggunaan obat.
6. EPO dgn Metode ATC / DDD
Untuk menilai penggunaan obat
dibutuhkan
sistem klasifikasi /kode obat
Unit pengukuran
Mengapa dengan ATC/DDD ?
Metode yang digunakan/disarankan oleh
WHO untuk Evaluasi Penggunaan Obat,
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
7.
8. Anatomical Defined
Therapeutic Daily
Chemical Dose
Penetapan kode ATC dan nilai DDD untuk tiap obat oleh
WHO Collaborating Centre for Drug Statistics
Oslo, Norwegia
http://www.whocc.no/atc_ddd_index/
ATC DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
9. A Alimentary tract and metabolism
B Blood and blood forming organs
C Cardiovascular system
D Dermatologics
G Genitourinary system and sex hormon
H Systemic hormonal preparations
J Antiinfectives for systemic
L Antineoplastic and immunomodulating
M Musculo-skeletal system
N Nervous system
P Antiparasitic products, insecticides &
repellents
R Respiratory system
S Sensory organs
V Various
14 Kelompok obat
Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
10. Struktur ATC 5 level : 7 digit
J Antiinfectives for
syystemic use level 1, grup utama
anatomi
J01 Antibacterila for systemic use
level 2, kelompok utama farmakologi
J01C Beta-lactam antibacterilas, penicillins
level 3, subgrup farmakologi
J01CA Penicillins with extended spectrum
level 4, subgrup kimia
J01CA04 Amoxicillin
level 5 nama obat
Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
11. DDD (Defined Daily Dose)
Dosis pemeliharaan rata-rata /hari yg
diperkirakan untuk indikasi utama orang
dewasa
Ditetapkan hanya untuk obat yg
mempunyai ATC
Prinsip penetapan
indikasi utama
dosis pemeliharan
dosis terapi
dosis dewasa rata-rata
Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
17. Indikator dan Interpretasi DDD
DDD/1000 Inhabitants/day untuk rawat jalan
Data penjualan atau peresepan dalam DDD/1000
penduduk/day, estimasi dari proporsi populasi studi yang
diberikan obat atau sekelompok obat tertentu setiap hari.
Interpretasi data:
Figur→ 10 DDDS/1000 inhabitants/day:
- Pada populasi tsb dari 1000 pasien (inhabitants), rata-
rata 10 DDDs obat digunakan pada hari apapun dalam
tahun analisis dilakukan.
- 10/1000 (1%) dari populasi menerima obat tersebut
setiap hari dalam tahun tersebut
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
18. Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
19. Indikator dan Interpretasi DDD
B. DDD/100 beds/day
Pengukuran untuk analisis penggunaan obat di RS.
Interpretasi data:
70 DDDs/100 beds/days dari hipnotik
- 70% dari pasien rawat inap menerima 1 DDD hipnotik
setiap hari.
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
20. Indikator dan Interpretasi DDD
C. DDD/patient
Menggambarkan intensitas perawatan/
pengobatanberdasarkan suatu periode studi
tertentu.
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
21. Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
D. Utilization as a percentage (Persentase pemanfaatan)
Pemanfaatan obat spesifik dalam bentuk total persentase
terhadap kelas terapeutiknya dapat digunakan untuk
melihat representasinya dalam kelas obat tersebut.
Rumus:
22. Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
E. Expenditure per DDD (Pengeluaran per DDD)
Indikator ini menggambarkan pengeluaran sebenarnya
sistem kesehatan untuk menggunakan obat yang spesifik.
Indikator ini memberikan informasi mengenai harga obat
dan membantu perbandingan antar negara.
Rumus:
23. Expenditure per DDD (Pengeluaran per DDD)
Indikator ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
:
- Pengeluaran farmasi dari pengeluaran kesehatan
total
- Pengeluaran farmasi per kapita
- Pengeluaran obat esensial dibandingkan dengan
pengeluaran obat non esensial
Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
24. - Pengeluaran untuk obat generik dari total pengeluaran
farmasi
- Pengeluaran untuk obat baru dari total pengeluaran
farmasi
- Peringkat 10 teratas kelas obat terapetik berdasarkan
peringkat ATC
- Peringkat 10 teratas bahan dari level ke-5 ATC
(senyawa kimia)
Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
25. Keuntungan
Dapat diperoleh penggunaan sesuai indikasi
Contoh: Kortikosteroid
D07 corticosteroid dermatological
H02 corticosteroid for systemic use
G01BA antibiotics and corticosteroid
M01BA antiinflammatory with corticosteroid
N02CB corticosteroid derivate
R01AB adrenergic in combinationwith
corticosteroid
S01BB corticosteroid and mydriatic
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
26. Keterbatasan
Belum semua obat ada ATC/ DDD
Obat kanker,
Infus
DDD untuk anak sangat terbatas
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
27. Evaluasi pengunaan obat dg ATC /DDD
Menggambarkan pola penggunaan
Kecenderungan (Trend) penggunaan
Estimasi kasar jumlah populasi yg
terpapar obat
Indikasi kuantitas
penggunaan;over/under use
Membandingkan pola/kuantitas/semikuantitatif
→ Apakah ada masalah?
→ Adakah yg perlu diperbaiki?
28. Faktor yg mempengaruhi penggunaan obat
- Morbiditas
- Legislasi/peraturan
- Informasi
- Harga
- Dokter
- Industri farmasi
- Perilaku pasien
- Sistem reimbursemen
29. Pengumpulan data !!!
Sumber data
Pabrik/distributor
(penerimaan dr distributor)
Peresepan (resep yang ditulis Dr.)
Dispensing ( yang diserahkan)
Penggunaan sebenarnya oleh pasien
(data rekam medis)
! Bandingkan berdasarkan sumber data yg sama
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
30. EPO kuantitatif
Mengidentifikasi pemakaian obat
berlebihan atau tidak digunakan
Mengikuti trend penggunaan obat
Membuat perbandingan intra/antar RS,
regional, internasional
31. EPO Kualitatif
Menilai kualitas penggunaan obat secara umum
pola secara keseluruhan
10/5/3 obat / obat golongan yang terbanyak
digunakan
Berapa banyak dan item obat apa yang terdapat
dlm segmen 90% penggunaan, dan berapa dlm
10%
32. EPO Kualitatif
Item obat yang sesuai dgn Fornas/Formularium RS
Kepatuhan pada formularium secara umum,
Kepatuhan pasien (dengan membandingkan data
dr rekam medis dengan data dispensing)
33. 0
300
600
900
1200
1500
1
DDD
Produk dalam urutan DDD
0
300
600
900
1200
1500
1
DDD
Produk dalam urutan DDD
DU90%
Gambar pertama memperlihatkan sejumlah obat yang diurut berdasarkan
volume DDD .
Tanda panah menunjukkan obat-obat yang termasuk dalam segmen DU90%.
Gambar kedua adalah segmen DU90% yang diperbesar .
39. Acuan
Holloway K., Green T. Drug and therapeutic committee (2003)
WHO Geneva.
Wettermark B., Introduction to prescribing indicator 2010,
Karolinska institutet
ATC/ DDD WHO ed 2021
41. Saran
Program disiapkan oleh pusat , agar
Versi ATC/DDD sama; karena setiap tahun ada
perubahan2; pertambahan , perubahan nilai DDD
Versi umum utk semua sarana, hanya diberi acuan
utk masing2 jenis pelayanan kesehatan; RS,
Puskesmas
Evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya:
sesuai fornas, hanya antibiotik/antiinfeksi, dll
42. Evaluasi daerah/ propinsi/nasional dibahas untuk
perbaikan pola penggunaan obat.
Masalah2 diidentifikasi untuk tindak lanjut
perbaikan
43.
44. CONTOH
Misalnya :
Hasil perhitungan Gentamisin
2 DDD/ 100 hari rawat
DDD gentamisin 240 mg (dari web/buku WHO)
Artinya
setiap 100 tempat tidur di RS,
setiap harinya 2 pasien mendapat 240 mg
gentamisin
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
45. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis deskriptif
Gambaran umum item obat yang mempunyai kode
ATC + DDD, yang hanya memiliki ATC tanpa DDD
dan yang tidak memiliki kode ATC maupun DDD. Hal
ini menunjukkan jumlah item obat di fasyankes yang
belum memiliki kode ATC dan DDD sehingga tidak
disertakan dalam analisis. Obat yang belum memiliki
ATC atau DDD dapat diusulkan kepada WHO untuk
diberi kode dan satuan DDD.
46. Analisis dan Interpretasi Data
Kuantitas penggunaan obat (total DDD), DDD per
100 hari rawat inap, DDD per 1000 pasien rawat
jalan.
Kuantitas penggunaan obat (total DDD) adalah jumlah
seluruh penggunaan obat di fasilitas kesehatan dalam
kurun waktu tertentu, dalam satuan DDD. Hal ini dapat
menunjukkan pengaruh intervensi/ kebijakan baik dari
pemerintah (misalnya berlakunya JKN), maupun
kebijakan internal fasyankes terhadap penggunaan
obat.
47. Analisis dan Interpretasi data
Gambaran pola penggunaan 20 obat terbanyak.
Diambil dari data penggunaan obat perbulan
dalam satu tahun.
Pola penggunaan 20 obat terbanyak seharusnya
memiliki korelasi dengan pola penyakit di fasyankes.
Jika ada penyimpangan antara pola penggunaan
obat dengan pola penyakit, maka perlu
diperhatikan
48. Analisis dan Interpretasi data
Drug uses 90% (DU 90%)
Untuk menilai kualitas umum penggunaan obat.
Menganalisis jumlah item obat yg digunakan
sebanyak 90% dari total penggunaan obat dan
dibandingkan dengan jumlah item obat yang
digunakan 10% sisanya. Bila jumlah item obat
yangdigunakan di 10% jauh lebih banyak
dibandingkan 90%, maka perlu dicermati efisiensi
penggunaan obat.