SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
Evaluasi Penggunaan Obat di Fasilitas Kesehatan
Apt. Dra. Retnosari Andrajati, Ph.D
RSUI-FF UI
2022
Mengapa RS perlu melakukan EPO?
1. Standard Pelayanan Kefarmasian di RS
Permenkes RI no 72.2016: Pelayanan Farmasi Klinik
A.9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
- kualitatif
- kuantitatif
2. Akreditasi RS (PMK no.8, 2015 SNARS ed 1)
Surveilans penggunaan antibiotik
- kualitatif
- kuantitatif
Apa gunanya dilakukan EPO?
! Untuk melakukan perubahan/perbaikan dalam
penggunaan obat
Dapat diketahui
- Seberapa besar (Kuantitas) – Biaya
- Bagaimana obat digunakan (Kualitas)
Sasaran EPO
 Deteksi awal kerasionalan penggunaan obat
secara umum.
 Deteksi awal masalah terkait penggunaan
obat.
 EPO yang berkesinambungan dapat menjadi
alat untuk menentukan
 intervensi yang tepat untuk memperbaiki
pegunaan obat
 mengevaluasi dampak suatu intervensi
(misalnya; Fornas).
Outcome/luaran
Memperoleh pola kualitas dan kuantitas
penggunaan obat di beberapa fasilitas
layanan kesehatan (RS, puskesmas dan
lain- lain),
Agar dapat dilakukan perbaikan
di berbagai unit yang terkait dengan
penggunaan obat.
EPO dgn Metode ATC / DDD
 Untuk menilai penggunaan obat
dibutuhkan
 sistem klasifikasi /kode obat
 Unit pengukuran
Mengapa dengan ATC/DDD ?
 Metode yang digunakan/disarankan oleh
WHO untuk Evaluasi Penggunaan Obat,
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Anatomical Defined
Therapeutic Daily
Chemical Dose
Penetapan kode ATC dan nilai DDD untuk tiap obat oleh
WHO Collaborating Centre for Drug Statistics
Oslo, Norwegia
http://www.whocc.no/atc_ddd_index/
ATC DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
A Alimentary tract and metabolism
B Blood and blood forming organs
C Cardiovascular system
D Dermatologics
G Genitourinary system and sex hormon
H Systemic hormonal preparations
J Antiinfectives for systemic
L Antineoplastic and immunomodulating
M Musculo-skeletal system
N Nervous system
P Antiparasitic products, insecticides &
repellents
R Respiratory system
S Sensory organs
V Various
14 Kelompok obat
Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
Struktur ATC 5 level : 7 digit
J Antiinfectives for
syystemic use level 1, grup utama
anatomi
J01 Antibacterila for systemic use
level 2, kelompok utama farmakologi
J01C Beta-lactam antibacterilas, penicillins
level 3, subgrup farmakologi
J01CA Penicillins with extended spectrum
level 4, subgrup kimia
J01CA04 Amoxicillin
level 5 nama obat
Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
DDD (Defined Daily Dose)
Dosis pemeliharaan rata-rata /hari yg
diperkirakan untuk indikasi utama orang
dewasa
Ditetapkan hanya untuk obat yg
mempunyai ATC
Prinsip penetapan
indikasi utama
dosis pemeliharan
dosis terapi
dosis dewasa rata-rata
Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
Tutorial
1. Membuka website:
https://www.whocc.no/atc_ddd_in
dex/
2. Mengetik nama obat atau kode
ATC yang ingin diketahui → klik
search
3. Pilih yang sesuai
catatan : perubahan2
Indikator dan Interpretasi DDD
DDD/1000 Inhabitants/day untuk rawat jalan
Data penjualan atau peresepan dalam DDD/1000
penduduk/day, estimasi dari proporsi populasi studi yang
diberikan obat atau sekelompok obat tertentu setiap hari.
Interpretasi data:
Figur→ 10 DDDS/1000 inhabitants/day:
- Pada populasi tsb dari 1000 pasien (inhabitants), rata-
rata 10 DDDs obat digunakan pada hari apapun dalam
tahun analisis dilakukan.
- 10/1000 (1%) dari populasi menerima obat tersebut
setiap hari dalam tahun tersebut
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Indikator dan Interpretasi DDD
B. DDD/100 beds/day
Pengukuran untuk analisis penggunaan obat di RS.
Interpretasi data:
70 DDDs/100 beds/days dari hipnotik
- 70% dari pasien rawat inap menerima 1 DDD hipnotik
setiap hari.
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Indikator dan Interpretasi DDD
C. DDD/patient
Menggambarkan intensitas perawatan/
pengobatanberdasarkan suatu periode studi
tertentu.
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
D. Utilization as a percentage (Persentase pemanfaatan)
Pemanfaatan obat spesifik dalam bentuk total persentase
terhadap kelas terapeutiknya dapat digunakan untuk
melihat representasinya dalam kelas obat tersebut.
Rumus:
Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
E. Expenditure per DDD (Pengeluaran per DDD)
Indikator ini menggambarkan pengeluaran sebenarnya
sistem kesehatan untuk menggunakan obat yang spesifik.
Indikator ini memberikan informasi mengenai harga obat
dan membantu perbandingan antar negara.
Rumus:
Expenditure per DDD (Pengeluaran per DDD)
Indikator ini juga dapat digunakan untuk mengetahui
:
- Pengeluaran farmasi dari pengeluaran kesehatan
total
- Pengeluaran farmasi per kapita
- Pengeluaran obat esensial dibandingkan dengan
pengeluaran obat non esensial
Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
- Pengeluaran untuk obat generik dari total pengeluaran
farmasi
- Pengeluaran untuk obat baru dari total pengeluaran
farmasi
- Peringkat 10 teratas kelas obat terapetik berdasarkan
peringkat ATC
- Peringkat 10 teratas bahan dari level ke-5 ATC
(senyawa kimia)
Indikator dan Interpretasi DDD
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Keuntungan
 Dapat diperoleh penggunaan sesuai indikasi
Contoh: Kortikosteroid
D07 corticosteroid dermatological
H02 corticosteroid for systemic use
G01BA antibiotics and corticosteroid
M01BA antiinflammatory with corticosteroid
N02CB corticosteroid derivate
R01AB adrenergic in combinationwith
corticosteroid
S01BB corticosteroid and mydriatic
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Keterbatasan
 Belum semua obat ada ATC/ DDD
Obat kanker,
Infus
DDD untuk anak sangat terbatas
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Evaluasi pengunaan obat dg ATC /DDD
 Menggambarkan pola penggunaan
 Kecenderungan (Trend) penggunaan
 Estimasi kasar jumlah populasi yg
terpapar obat
 Indikasi kuantitas
penggunaan;over/under use
 Membandingkan pola/kuantitas/semikuantitatif
→ Apakah ada masalah?
→ Adakah yg perlu diperbaiki?
Faktor yg mempengaruhi penggunaan obat
- Morbiditas
- Legislasi/peraturan
- Informasi
- Harga
- Dokter
- Industri farmasi
- Perilaku pasien
- Sistem reimbursemen
Pengumpulan data !!!
Sumber data
 Pabrik/distributor
(penerimaan dr distributor)
 Peresepan (resep yang ditulis Dr.)
 Dispensing ( yang diserahkan)
 Penggunaan sebenarnya oleh pasien
(data rekam medis)
! Bandingkan berdasarkan sumber data yg sama
WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
EPO kuantitatif
 Mengidentifikasi pemakaian obat
berlebihan atau tidak digunakan
 Mengikuti trend penggunaan obat
 Membuat perbandingan intra/antar RS,
regional, internasional
EPO Kualitatif
 Menilai kualitas penggunaan obat secara umum
pola secara keseluruhan
 10/5/3 obat / obat golongan yang terbanyak
digunakan
 Berapa banyak dan item obat apa yang terdapat
dlm segmen 90% penggunaan, dan berapa dlm
10%
EPO Kualitatif
 Item obat yang sesuai dgn Fornas/Formularium RS
 Kepatuhan pada formularium secara umum,
 Kepatuhan pasien (dengan membandingkan data
dr rekam medis dengan data dispensing)
0
300
600
900
1200
1500
1
DDD
Produk dalam urutan DDD
0
300
600
900
1200
1500
1
DDD
Produk dalam urutan DDD
DU90%
Gambar pertama memperlihatkan sejumlah obat yang diurut berdasarkan
volume DDD .
Tanda panah menunjukkan obat-obat yang termasuk dalam segmen DU90%.
Gambar kedua adalah segmen DU90% yang diperbesar .
Contoh
Contoh
State hospital Private hospital
BSAB
a
DDD/100
bed-days
BSAB
a
DDD/100
bed-days
Ciprofloxacin 4.80 Ciprofloxacin 18.11
Cefotiam 2.72 Cefuroxime 7.06
Cefuroxime 2.19 Co-amoxiclav 5.00
Cefotaxime 1.44 Cefotiam 4.69
Fosfomycin 0.96 Cefotaxime 4.50
Ceftriaxone 0.91 Sultamicillin 3.96
Ofloxacin 0.91 Ceftriaxone 2.91
Co-amoxiclav 0.55 Ofloxacin 2.60
Cefdinir 0.48 Cefepime 2.48
Pefloxacin 0.26 Cefixime 2.44
Cefixime 0.09 Ceftazidime 1.93
Cefoperazone 0.06 Cefetamet 1.67
Cefamandol 0.03 Fleroxacin 1.47
Azithromycin 0.03 Cefoperazone 1.44
Cefpodoxime 0.03 Azithromycin 1.01
Ceftazidime 0.02 Pefloxacin 0.93
Cefpirome 0.02 Cefpirome 0.90
Cefepime 0.01 Clarithromycin 0.39
Total BSABa
15.53c
Levofloxacin 0.24
Total NSABb
60.64 Imipenem+enzyme inhb. 0.14
Total AB use 76.17d
Cefodizime 0.07
Lomefloxacin 0.05
Cefdinir 0.03
Fosfomycin 0.01
Total BSAB
a
64.04
c
Total NSAB
b
32.09
Total AB use 96.13d
EPO berkesinambungan
Seberapa besar (kuantitas)
Bagaimana (Kualitas)
obat digunakan.
Perubahan/perbaikan
penggunaan obat
Re - Evaluasi
ANTIBIOTIC USE RSUI JUNI 2022
Acuan
 Holloway K., Green T. Drug and therapeutic committee (2003)
WHO Geneva.
 Wettermark B., Introduction to prescribing indicator 2010,
Karolinska institutet
 ATC/ DDD WHO ed 2021
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
Saran
 Program disiapkan oleh pusat , agar
 Versi ATC/DDD sama; karena setiap tahun ada
perubahan2; pertambahan , perubahan nilai DDD
 Versi umum utk semua sarana, hanya diberi acuan
utk masing2 jenis pelayanan kesehatan; RS,
Puskesmas
 Evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya:
sesuai fornas, hanya antibiotik/antiinfeksi, dll
 Evaluasi daerah/ propinsi/nasional dibahas untuk
perbaikan pola penggunaan obat.
 Masalah2 diidentifikasi untuk tindak lanjut
perbaikan
CONTOH
Misalnya :
Hasil perhitungan Gentamisin
2 DDD/ 100 hari rawat
DDD gentamisin 240 mg (dari web/buku WHO)
Artinya
setiap 100 tempat tidur di RS,
setiap harinya 2 pasien mendapat 240 mg
gentamisin

WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari
https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
Analisis dan Interpretasi Data
 Analisis deskriptif
 Gambaran umum item obat yang mempunyai kode
ATC + DDD, yang hanya memiliki ATC tanpa DDD
dan yang tidak memiliki kode ATC maupun DDD. Hal
ini menunjukkan jumlah item obat di fasyankes yang
belum memiliki kode ATC dan DDD sehingga tidak
disertakan dalam analisis. Obat yang belum memiliki
ATC atau DDD dapat diusulkan kepada WHO untuk
diberi kode dan satuan DDD.
Analisis dan Interpretasi Data
 Kuantitas penggunaan obat (total DDD), DDD per
100 hari rawat inap, DDD per 1000 pasien rawat
jalan.
 Kuantitas penggunaan obat (total DDD) adalah jumlah
seluruh penggunaan obat di fasilitas kesehatan dalam
kurun waktu tertentu, dalam satuan DDD. Hal ini dapat
menunjukkan pengaruh intervensi/ kebijakan baik dari
pemerintah (misalnya berlakunya JKN), maupun
kebijakan internal fasyankes terhadap penggunaan
obat.
Analisis dan Interpretasi data
 Gambaran pola penggunaan 20 obat terbanyak.
Diambil dari data penggunaan obat perbulan
dalam satu tahun.
 Pola penggunaan 20 obat terbanyak seharusnya
memiliki korelasi dengan pola penyakit di fasyankes.
 Jika ada penyimpangan antara pola penggunaan
obat dengan pola penyakit, maka perlu
diperhatikan
Analisis dan Interpretasi data
 Drug uses 90% (DU 90%)
 Untuk menilai kualitas umum penggunaan obat.
 Menganalisis jumlah item obat yg digunakan
sebanyak 90% dari total penggunaan obat dan
dibandingkan dengan jumlah item obat yang
digunakan 10% sisanya. Bila jumlah item obat
yangdigunakan di 10% jauh lebih banyak
dibandingkan 90%, maka perlu dicermati efisiensi
penggunaan obat.

More Related Content

What's hot

9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01roywidhie
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiIndana Mufidah
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oralristi eyen
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosawulannsftri
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)Kelompok 12(1)
Kelompok 12(1)
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015 Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
 
Obat Kewaspadaan Tinggi
Obat Kewaspadaan TinggiObat Kewaspadaan Tinggi
Obat Kewaspadaan Tinggi
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 

Similar to EPO 2022_Prof Retno.pdf

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptx
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptxEVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptx
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptxCosmasZebua
 
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdfcipta73
 
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptxSAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptxMathlailFajri3
 
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptxFormularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptxAchmadMaqbul1
 
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di PuskesmasBahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
 
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PuskesmasPengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
 
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di PuskesmasBahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxhanik mariana
 
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1   1. perencanaan obat di puskesmasMi 1   1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1dinasintia
 
M. Logistik 3 & 4.pptx
M. Logistik 3 & 4.pptxM. Logistik 3 & 4.pptx
M. Logistik 3 & 4.pptxDeltyMedel
 
PPT GEMA CERMAT.pptx
PPT GEMA CERMAT.pptxPPT GEMA CERMAT.pptx
PPT GEMA CERMAT.pptxDanaFebri1
 
MANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptx
MANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptxMANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptx
MANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptxtriputririzki1
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 

Similar to EPO 2022_Prof Retno.pdf (20)

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptx
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptxEVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptx
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN ATC.pptx
 
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
3. Pemilihan Obat, Alkes dan BMHP.pdf
 
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptxSAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
SAP 1 Pendahuluan Farmakoekonomi - Copy.pptx
 
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptxFormularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
Formularium obat Rumah Sakit Islam Nyai Ageng Pinatih.pptx
 
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di PuskesmasBahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
 
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PuskesmasPengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas
 
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di PuskesmasBahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
 
Formularium 2
Formularium 2Formularium 2
Formularium 2
 
Formularium.ppt
Formularium.pptFormularium.ppt
Formularium.ppt
 
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1   1. perencanaan obat di puskesmasMi 1   1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
 
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP di PKM bag 1
 
TIM PPRA.pptx
TIM PPRA.pptxTIM PPRA.pptx
TIM PPRA.pptx
 
M. Logistik 3 & 4.pptx
M. Logistik 3 & 4.pptxM. Logistik 3 & 4.pptx
M. Logistik 3 & 4.pptx
 
Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 
PPT GEMA CERMAT.pptx
PPT GEMA CERMAT.pptxPPT GEMA CERMAT.pptx
PPT GEMA CERMAT.pptx
 
PEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKESPEDOMAN MESO NAKES
PEDOMAN MESO NAKES
 
MANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptx
MANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptxMANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptx
MANAJwwwwwwwwwwEMEN FARMASI RUMAH SAKIT_bagian 1 (1).pptx
 
Panitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi TerapiPanitia Farmasi Terapi
Panitia Farmasi Terapi
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 

Recently uploaded

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (8)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

EPO 2022_Prof Retno.pdf

  • 1. Evaluasi Penggunaan Obat di Fasilitas Kesehatan Apt. Dra. Retnosari Andrajati, Ph.D RSUI-FF UI 2022
  • 2. Mengapa RS perlu melakukan EPO? 1. Standard Pelayanan Kefarmasian di RS Permenkes RI no 72.2016: Pelayanan Farmasi Klinik A.9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); - kualitatif - kuantitatif 2. Akreditasi RS (PMK no.8, 2015 SNARS ed 1) Surveilans penggunaan antibiotik - kualitatif - kuantitatif
  • 3. Apa gunanya dilakukan EPO? ! Untuk melakukan perubahan/perbaikan dalam penggunaan obat Dapat diketahui - Seberapa besar (Kuantitas) – Biaya - Bagaimana obat digunakan (Kualitas)
  • 4. Sasaran EPO  Deteksi awal kerasionalan penggunaan obat secara umum.  Deteksi awal masalah terkait penggunaan obat.  EPO yang berkesinambungan dapat menjadi alat untuk menentukan  intervensi yang tepat untuk memperbaiki pegunaan obat  mengevaluasi dampak suatu intervensi (misalnya; Fornas).
  • 5. Outcome/luaran Memperoleh pola kualitas dan kuantitas penggunaan obat di beberapa fasilitas layanan kesehatan (RS, puskesmas dan lain- lain), Agar dapat dilakukan perbaikan di berbagai unit yang terkait dengan penggunaan obat.
  • 6. EPO dgn Metode ATC / DDD  Untuk menilai penggunaan obat dibutuhkan  sistem klasifikasi /kode obat  Unit pengukuran Mengapa dengan ATC/DDD ?  Metode yang digunakan/disarankan oleh WHO untuk Evaluasi Penggunaan Obat, WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 7.
  • 8. Anatomical Defined Therapeutic Daily Chemical Dose Penetapan kode ATC dan nilai DDD untuk tiap obat oleh WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Oslo, Norwegia http://www.whocc.no/atc_ddd_index/ ATC DDD WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 9. A Alimentary tract and metabolism B Blood and blood forming organs C Cardiovascular system D Dermatologics G Genitourinary system and sex hormon H Systemic hormonal preparations J Antiinfectives for systemic L Antineoplastic and immunomodulating M Musculo-skeletal system N Nervous system P Antiparasitic products, insecticides & repellents R Respiratory system S Sensory organs V Various 14 Kelompok obat Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
  • 10. Struktur ATC 5 level : 7 digit J Antiinfectives for syystemic use level 1, grup utama anatomi J01 Antibacterila for systemic use level 2, kelompok utama farmakologi J01C Beta-lactam antibacterilas, penicillins level 3, subgrup farmakologi J01CA Penicillins with extended spectrum level 4, subgrup kimia J01CA04 Amoxicillin level 5 nama obat Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
  • 11. DDD (Defined Daily Dose) Dosis pemeliharaan rata-rata /hari yg diperkirakan untuk indikasi utama orang dewasa Ditetapkan hanya untuk obat yg mempunyai ATC Prinsip penetapan indikasi utama dosis pemeliharan dosis terapi dosis dewasa rata-rata Who.int. 2021. Defined Daily Dose (DDD). [online] Available at: <https://www.who.int/tools/atc-ddd-toolkit/about-ddd> [Accessed 16 September 2021].
  • 12. Tutorial 1. Membuka website: https://www.whocc.no/atc_ddd_in dex/ 2. Mengetik nama obat atau kode ATC yang ingin diketahui → klik search 3. Pilih yang sesuai
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 17. Indikator dan Interpretasi DDD DDD/1000 Inhabitants/day untuk rawat jalan Data penjualan atau peresepan dalam DDD/1000 penduduk/day, estimasi dari proporsi populasi studi yang diberikan obat atau sekelompok obat tertentu setiap hari. Interpretasi data: Figur→ 10 DDDS/1000 inhabitants/day: - Pada populasi tsb dari 1000 pasien (inhabitants), rata- rata 10 DDDs obat digunakan pada hari apapun dalam tahun analisis dilakukan. - 10/1000 (1%) dari populasi menerima obat tersebut setiap hari dalam tahun tersebut WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 18. Indikator dan Interpretasi DDD WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 19. Indikator dan Interpretasi DDD B. DDD/100 beds/day Pengukuran untuk analisis penggunaan obat di RS. Interpretasi data: 70 DDDs/100 beds/days dari hipnotik - 70% dari pasien rawat inap menerima 1 DDD hipnotik setiap hari. WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 20. Indikator dan Interpretasi DDD C. DDD/patient Menggambarkan intensitas perawatan/ pengobatanberdasarkan suatu periode studi tertentu. WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 21. Indikator dan Interpretasi DDD WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf D. Utilization as a percentage (Persentase pemanfaatan) Pemanfaatan obat spesifik dalam bentuk total persentase terhadap kelas terapeutiknya dapat digunakan untuk melihat representasinya dalam kelas obat tersebut. Rumus:
  • 22. Indikator dan Interpretasi DDD WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf E. Expenditure per DDD (Pengeluaran per DDD) Indikator ini menggambarkan pengeluaran sebenarnya sistem kesehatan untuk menggunakan obat yang spesifik. Indikator ini memberikan informasi mengenai harga obat dan membantu perbandingan antar negara. Rumus:
  • 23. Expenditure per DDD (Pengeluaran per DDD) Indikator ini juga dapat digunakan untuk mengetahui : - Pengeluaran farmasi dari pengeluaran kesehatan total - Pengeluaran farmasi per kapita - Pengeluaran obat esensial dibandingkan dengan pengeluaran obat non esensial Indikator dan Interpretasi DDD WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 24. - Pengeluaran untuk obat generik dari total pengeluaran farmasi - Pengeluaran untuk obat baru dari total pengeluaran farmasi - Peringkat 10 teratas kelas obat terapetik berdasarkan peringkat ATC - Peringkat 10 teratas bahan dari level ke-5 ATC (senyawa kimia) Indikator dan Interpretasi DDD WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 25. Keuntungan  Dapat diperoleh penggunaan sesuai indikasi Contoh: Kortikosteroid D07 corticosteroid dermatological H02 corticosteroid for systemic use G01BA antibiotics and corticosteroid M01BA antiinflammatory with corticosteroid N02CB corticosteroid derivate R01AB adrenergic in combinationwith corticosteroid S01BB corticosteroid and mydriatic WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 26. Keterbatasan  Belum semua obat ada ATC/ DDD Obat kanker, Infus DDD untuk anak sangat terbatas WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 27. Evaluasi pengunaan obat dg ATC /DDD  Menggambarkan pola penggunaan  Kecenderungan (Trend) penggunaan  Estimasi kasar jumlah populasi yg terpapar obat  Indikasi kuantitas penggunaan;over/under use  Membandingkan pola/kuantitas/semikuantitatif → Apakah ada masalah? → Adakah yg perlu diperbaiki?
  • 28. Faktor yg mempengaruhi penggunaan obat - Morbiditas - Legislasi/peraturan - Informasi - Harga - Dokter - Industri farmasi - Perilaku pasien - Sistem reimbursemen
  • 29. Pengumpulan data !!! Sumber data  Pabrik/distributor (penerimaan dr distributor)  Peresepan (resep yang ditulis Dr.)  Dispensing ( yang diserahkan)  Penggunaan sebenarnya oleh pasien (data rekam medis) ! Bandingkan berdasarkan sumber data yg sama WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 30. EPO kuantitatif  Mengidentifikasi pemakaian obat berlebihan atau tidak digunakan  Mengikuti trend penggunaan obat  Membuat perbandingan intra/antar RS, regional, internasional
  • 31. EPO Kualitatif  Menilai kualitas penggunaan obat secara umum pola secara keseluruhan  10/5/3 obat / obat golongan yang terbanyak digunakan  Berapa banyak dan item obat apa yang terdapat dlm segmen 90% penggunaan, dan berapa dlm 10%
  • 32. EPO Kualitatif  Item obat yang sesuai dgn Fornas/Formularium RS  Kepatuhan pada formularium secara umum,  Kepatuhan pasien (dengan membandingkan data dr rekam medis dengan data dispensing)
  • 33. 0 300 600 900 1200 1500 1 DDD Produk dalam urutan DDD 0 300 600 900 1200 1500 1 DDD Produk dalam urutan DDD DU90% Gambar pertama memperlihatkan sejumlah obat yang diurut berdasarkan volume DDD . Tanda panah menunjukkan obat-obat yang termasuk dalam segmen DU90%. Gambar kedua adalah segmen DU90% yang diperbesar .
  • 35.
  • 36. Contoh State hospital Private hospital BSAB a DDD/100 bed-days BSAB a DDD/100 bed-days Ciprofloxacin 4.80 Ciprofloxacin 18.11 Cefotiam 2.72 Cefuroxime 7.06 Cefuroxime 2.19 Co-amoxiclav 5.00 Cefotaxime 1.44 Cefotiam 4.69 Fosfomycin 0.96 Cefotaxime 4.50 Ceftriaxone 0.91 Sultamicillin 3.96 Ofloxacin 0.91 Ceftriaxone 2.91 Co-amoxiclav 0.55 Ofloxacin 2.60 Cefdinir 0.48 Cefepime 2.48 Pefloxacin 0.26 Cefixime 2.44 Cefixime 0.09 Ceftazidime 1.93 Cefoperazone 0.06 Cefetamet 1.67 Cefamandol 0.03 Fleroxacin 1.47 Azithromycin 0.03 Cefoperazone 1.44 Cefpodoxime 0.03 Azithromycin 1.01 Ceftazidime 0.02 Pefloxacin 0.93 Cefpirome 0.02 Cefpirome 0.90 Cefepime 0.01 Clarithromycin 0.39 Total BSABa 15.53c Levofloxacin 0.24 Total NSABb 60.64 Imipenem+enzyme inhb. 0.14 Total AB use 76.17d Cefodizime 0.07 Lomefloxacin 0.05 Cefdinir 0.03 Fosfomycin 0.01 Total BSAB a 64.04 c Total NSAB b 32.09 Total AB use 96.13d
  • 37. EPO berkesinambungan Seberapa besar (kuantitas) Bagaimana (Kualitas) obat digunakan. Perubahan/perbaikan penggunaan obat Re - Evaluasi
  • 38. ANTIBIOTIC USE RSUI JUNI 2022
  • 39. Acuan  Holloway K., Green T. Drug and therapeutic committee (2003) WHO Geneva.  Wettermark B., Introduction to prescribing indicator 2010, Karolinska institutet  ATC/ DDD WHO ed 2021
  • 40. TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
  • 41. Saran  Program disiapkan oleh pusat , agar  Versi ATC/DDD sama; karena setiap tahun ada perubahan2; pertambahan , perubahan nilai DDD  Versi umum utk semua sarana, hanya diberi acuan utk masing2 jenis pelayanan kesehatan; RS, Puskesmas  Evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya: sesuai fornas, hanya antibiotik/antiinfeksi, dll
  • 42.  Evaluasi daerah/ propinsi/nasional dibahas untuk perbaikan pola penggunaan obat.  Masalah2 diidentifikasi untuk tindak lanjut perbaikan
  • 43.
  • 44. CONTOH Misalnya : Hasil perhitungan Gentamisin 2 DDD/ 100 hari rawat DDD gentamisin 240 mg (dari web/buku WHO) Artinya setiap 100 tempat tidur di RS, setiap harinya 2 pasien mendapat 240 mg gentamisin  WHO. (2021). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Diakses dari https://www.whocc.no/filearchive/publications/2021_guidelines_web.pdf
  • 45. Analisis dan Interpretasi Data  Analisis deskriptif  Gambaran umum item obat yang mempunyai kode ATC + DDD, yang hanya memiliki ATC tanpa DDD dan yang tidak memiliki kode ATC maupun DDD. Hal ini menunjukkan jumlah item obat di fasyankes yang belum memiliki kode ATC dan DDD sehingga tidak disertakan dalam analisis. Obat yang belum memiliki ATC atau DDD dapat diusulkan kepada WHO untuk diberi kode dan satuan DDD.
  • 46. Analisis dan Interpretasi Data  Kuantitas penggunaan obat (total DDD), DDD per 100 hari rawat inap, DDD per 1000 pasien rawat jalan.  Kuantitas penggunaan obat (total DDD) adalah jumlah seluruh penggunaan obat di fasilitas kesehatan dalam kurun waktu tertentu, dalam satuan DDD. Hal ini dapat menunjukkan pengaruh intervensi/ kebijakan baik dari pemerintah (misalnya berlakunya JKN), maupun kebijakan internal fasyankes terhadap penggunaan obat.
  • 47. Analisis dan Interpretasi data  Gambaran pola penggunaan 20 obat terbanyak. Diambil dari data penggunaan obat perbulan dalam satu tahun.  Pola penggunaan 20 obat terbanyak seharusnya memiliki korelasi dengan pola penyakit di fasyankes.  Jika ada penyimpangan antara pola penggunaan obat dengan pola penyakit, maka perlu diperhatikan
  • 48. Analisis dan Interpretasi data  Drug uses 90% (DU 90%)  Untuk menilai kualitas umum penggunaan obat.  Menganalisis jumlah item obat yg digunakan sebanyak 90% dari total penggunaan obat dan dibandingkan dengan jumlah item obat yang digunakan 10% sisanya. Bila jumlah item obat yangdigunakan di 10% jauh lebih banyak dibandingkan 90%, maka perlu dicermati efisiensi penggunaan obat.