3. DEFINISI
Merupakan suatu dokumen yang secara terus menerus direvisi, memuat
sediaan obat dan informasi penting lainnya yang merefleksikan keputusan
klinik mutakhir dari staf medik Rumah Sakit.
Daftar Obat : daftar produk yang telah disetujui digunakan di RS. Daftar obat
sederhana tanpa informasi tentang tiap produk obat, hanya terdiri atas nama
generik, kekuatan dan bentuk.
4. FORMULARIUM
Memuat ringkasa informasi obat yang mudah dipahami oleh profesional
kesehatan di RS.
Informasi mencakup nama generik, indikasi penggunaan, kekuatan, bentuk
sediaan, posologi, toksikologi, jatwal pemberian, kontraindikasi, efek
samping, dosis regimen.
5. SISTEM FORMULARIUM
Metode yang digunakan staf medik di suatu RS.
Melalui KFT mengevaluasi, menilai dan memilih dari berbagai zat aktif obat
dan bentuk sediaan terbaik untuk perawatan pasien.
Penyediaan jenis dan jumlah obat sesuai kebutuhan pasien.
Kebutuhan staf terakomodasi dan perencanaan pengadaan mengacu pada
formularium.
6. FORMAT FORMULARIUM
1. Sampul luar dengan judul formularium obat, nama RS, tahun berlaku dan nomor
edisi.
2. Daftar Isi.
3. Sambutan.
4. Kata pengantar.
5. SK, KFT, SK Pemberlakuan Formularium.
6. Petunjuk penggunaan formularium.
7. Informasi tentang kebijakan dan prosedur RS tentang obat.
8. Monografi obat.
9. Informasi khusus.
10. Lampiran ( formulir, index kelas terapi obat, index nama obat).
Gunakan warna kertas berbeda untuk tiap bagian/seksi formularium.
Menggunakan index pinggir.
Membuat formularium se ukuran saku baju pabrik.
Mencetak tebal atau menggunakan bentuk huruf yang berbeda untuk nama generik.
7. Meningkatkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di RS.
Merupakan Badan edukasi bagi profesional kesehatan tentang terapi obat yang
rasional.
Memberikan rasio manmaaf-biaya yang tertinggi, bukan hanya mencari obat
termurah.
MANFAAT FORMULARIUM
8. Memudahkan profesional kesehatan dalam
memilih obat yang akan digunakan untuk
perawatan pasien.
Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang
jenisnya dibatasi, sehingga dapat mengetahui dan
mengingat obat yang digunakan secara rutin.
IFRS dapat melakukan pengelolaan obat secara
efektif dan efisien. RS mampu membeli obat
dalam kuantitas dari jenis obat yang lebih efektif.
MANFAAT FORMULARIUM
9. Obat yang tertera dalam Formularium herus sesuai dengan pola penyakit yang
ada di RS.
Pembuatan Formularium berdasarkan pengkajian pola penyakit, populasi
pasien, gejala dan penyebabnya.
Menggunakan tahapan pembuatan.
PEDOMAN TERAPI
10. Tahap pertama :
Pengkajian pola penyakit dan populasi pasien 4 tahun berturut turut.
Data morbiditas.
Kelompok peyakit, jumlah, presentasi tiap ahun.
Pengelompokan berdasarkan ICD-10 ( International Statistical
Classification of Disease and Related Health Problem)
Tahap kedua :
Penetapan peringkat penyakit terbanyak.
Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah rata2x serta presentase
pasien.
TAHAPAN
11. Tahap ketiga :
Penetapan penyakit, gejala, penyebab dan golongan farmakologi obat.
Tabel berisi sub kelompok penyakit dan jumlah serta presentase pasien dalam tiap
sub kelompok penyakit.
Tahap keempat :
Tabel berisi sub kelompok penyakit dan golongan farmakalogi obat dan pendukung
yang diperlukan untuk tiap penyakit.
TAHAPAN
12. Tahap kelima :
Pemberian nama obat dalam tiap golongan farmakologi.
Tabel yang mengandung golongan farmakologi, sub golongan farmakologi, nama
obat dan bahan pendukung yang diperlukan untuk tiap penyakit.
Tahap pengkajian ini dilakukan bila RS belum ada Standart Pengobatan.
TAHAPAN
13. EVALUASI PENGGUNAAN :
Pengkajian dari data Pustaka :
Mengumpulkan naskah ilmiah berkaitan dengan aspek keamanan, efektivitas dan
biaya.
Menggunakan jurnal : British Medical Journal, New England Journal of Medicine,
Cochrane Review.
Melakukan telaah ilmiah.
Pengkajian dengan mengambil data sendiri :
Proses terus menerus sah secara organisasi, terstruktur, ditujukan untuk memastikan
obat digunakan secara tepat, aman dan bermanfaat.
SISTEM FORMULARIUM
14. PENILAIAN
◦ Obat baru yang diusulkan dilengkapi dengan informasi
kelas terapi, indikasi terapi, bentuk sediaan dan
kekuatan, bioavailabilitas, farmakokinetik, kisaran
dosis, efek samping, efek toksik, perhatian khusus,
kelebihan dibanding obat lama, uji klinik, kajian
epidemiologi, perbandingan harga, rekomendasi tingkat
I EBM (evidence base medicine).
◦ Tingkatan bukti ilmiah tertinggi untuk indikasi dan
keamanannya, ketersediaan di pasaran, harga dan biaya
termurah.
SISTEM FORMULARIUM
15. PEMILIHAN OBAT;
Faktor institusional (kelembagaan) : sesuai pola penyakit, polpulasi pasien dan
kebijakan RS.
Faktor obat : efektivitas, keamanan, profil farmakokinetik dan
farmakodinamik, ketersediaan obat, fasilitas penyimpanan, pembuatan,
kualitas produk, reaksi obat merugikan dan kemudahan penggunaan, ada ijin
edar dari DepKes.
Faktor biaya : biaya sediaan, biaya penyiapan, biaya pemberian dan
monitoring.
SISTEM FORMULARIUM
16. PENGGUNAAN OBAT NON FORMULARIUM.
◦ Kasus tertentu yang jarang terjadi, misal kelainan
hormon pada anak, penyakit kulit langka.
◦ Perkembangan terapi yang memerlukan obat baru
yang belum terakomodir.
◦ Obat yang sangat mahal dan penggunaannya
dikendalikan secara ketat, misal sitostatika baru,
antibiotika yang dicadangkan ( reserved antibiotics).
◦ Prosedur dengan formulir yang diusulkan oleh dokter,
disetujui kepala SMF, penilaian usulan oleh KFT baru
setelah disetujui disampaikan ke IFRS untuk
diadakan.
SISTEM FORMULARIUM
17. PROSES
Rekapitulasi usulan obat dari masing2 SMF.
Mengelompokkan berdasar klas terapi.
Membahas usulan dalam rapat KFT.
Rancangan disebarkan ke SMF sbg umpan balik.
Membahas hasil umpan balik.
Menetapkan daftar obat yang masuk formularium.
Tidak boleh jenis yang sama obat bila.
Menyusun kebijakan dan pedoman implementasi.
Edukasi formularium pada staf, monitoring KFT yang dibantu IFRS.
PENYUSUNAN FORMULARIUM
18. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR:
◦ Masa berlakunya, tatalaksana dalam penulisan resep,
prosedur pelayanan, kebijakan obat generik.
◦ Prosedur pengusulan obat yang ditambahkan,
dihapuskan.
◦ SK tentang KFT.
◦ Kebijakan dan prosedur substitusi generik dan
terapetik, penghentian permintaan otomatis,
permintaan obat lisan, obat yang dibawa pasien ke
RS, konsumsi sendiri oleh pasien, penggunaan obat
sampel, permintaan obat Cito, standar waktu, MESO.
◦ Kebijakan penulisan resep Rawat Jalan.
ISI FORMULARIUM
19. DAFTAR OBAT
KLS TRP
& KAT
FDA
NO
URUT
OBAT
NAMA GENERIK BENTUK
SEDIAAN &
KEKUATAN
DOSIS &
KETERANGAN
1 2 3 4 5
1.1
C 1
Analgetika
narkotika
Fentanil 0,05 mg/ml,
TTS 25
mcg/jam. 50
mcg/jam, inj,
patch
20. Tabel ekivalensi dosis dari obat yang
sama golongan farmakologinya.
Cara perhitungan untuk dosis anak.
Daftar racun yang dapat didialisis.
Cara perhitungan penyesuaian dosis.
Interaksi obat.
Daftar obat dengan index terapi
sempit.
INFORMASI KHUSUS
21. Sesuai kebijakan Rumah Sakit.
Distribusi :
Unit pelayanan rawat jalan, inap, & darurat.
Instalasi Farmasi dan seluruh satelit fsrmasi.
Pimpinan Rumah Sakit.
Pusat Pelayanan Informasi Obat.
Bagian/ SMF/ UPF/ Departemen.
Anggota Staf Medik dan Apoteker.
Perpustakaan.
Bagian Pengadaan. Dll yang dianggap perlu.
MASA BERLAKU & DISTRIBUSI
22. Kepatuhan Penulisan Resep sesuai Formularium.
◦ Jumlah obat sesuai formularium x 100%
Jumlah total sesuai formularium
Kepatuhan Pengadaan sesuai Formularium.
◦ Jumlah produk diadakan sesuai formularium x 100%
Jumlah total produk obat sesuai formularium
Dibuat standart kepatuhan yang di tetapkan RS.
Hasil disampaikan secara periodik.
EVALUASI KEPATUHAN
23. Sistem formularium tidak berjalan dengan baik.
Tidak ada surat keputusan pimpinan RS.
Tidak ada sosialisasi formularium oleh KFT
kepada staf medik.
Tidak adanya supervisi secara reguler.
KFT tidak berfungsi dengan baik.
Formularium tidak pernah direvisi.
Apoteker IFRS tidak berperan sebagai mana
mestinya.
Tidak adanya mekanisme penghargaan dan
hukuman
Adanya konflik kepentingan dalam pengadaan.
PENYEBAB KETIDAKPATUHAN
24. Proses pemutakhiran akan berjalan bila sistem formularium sudah
dilaksanakan dengan baik.
Pengkajian Penggunaan obat : pengkajian dari efek terapi dari beberapa kelas
terapi obat tiap tahun.
Penambahan dan Penghapusan Obat dari Formularium.
PEMUTAKHIRAN FORMULARIUM
25. Obat berpotensi tinggi menimbulkan efek samping yang serius (ESO belum
banyak dilaporkan).
Obat yang diduga banyak digunakan secara tidak rasional (antibiotika).
Obat mahal seperti sitostatika.
Obat yang dievaluasi bisa dimasukkan, dikeluarkan atau dipertahankan dalam
formularium.
PRIORITAS OBAT DI KAJI
26. Penetapan obat atau kelas terapi obat.
Pengumpulan data : retrospektif, konkuren,
prospektif.
Demografi pasien, karakteristik pasien, sejarah
pengobatan.
Indikasi penggunaan obat.
Sejarah penggunaan obat.
Obat obat yang digunakan sekarang.
Adanya efek samping obat, interaksi obat.
Data laboratorium ( biokimia, darah, mikrobiologis)
TAHAP PENGKAJIAN
27. Permohonan harus diajukan secara resmi melalui SMF kepada KFT.
Permohonan yang diajukan memuat informasi :
Mekanisme farmakologi obat dan indikasi yang diajukan.
Alasan mengapa obat yang diajukan lebih baik dari yang sudah ada.
Bukti ilmiah dari pustaka yang mendukung perlunya obat dimasukkan.
PENAMBAHAN DAN PENGHAPUSAN
OBAT
28. Obat tidak beredar lagi dipasaran.
Obat tidak ada yang menggunakan lagi.
Sudah ada obat baru yang lebih cost effective.
Obat setelah dievaluasi memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan manfaatnya.
KRITERIA PENGHAPUSAN
29. Apoteker selaku sekretaris KFT.
Berperan aktif dalam kegiatan menunjang Formularium.
Merekapitulasi usulan obat.
Mengkaji informasi dari pustaka ilmiah.
Menyajikan data ketersediaan dan harga obat.
Melakukan evaluasi usulan obat.
PERAN APOTEKER
30. Menyiapkan informasi yang akan dimuat dalam
formularium.
Berpartisipasi aktif dalam rapat pembahasan
penyusunan formularium.
Berpartisipasi aktif dalam sosialisasi formularium.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
implementasi secara berkesinambungan.
Mengkajian penggunaan obat.
PERAN APOTEKER
31. SANBE
Tenggang waktu : 3 bulan
Diskon : 25%
Interbat
Tenggang waktu : 1bulan
Diskon : 20%
Pyridam
Tenggang waktu : 1 bulan
Diskon :20%
OTTO
Tenggang waktu : 1 bulan
Diskon :20%
Landson
Tenggang waktu : 1 bulan
Diskon :20%
Perusahaan obat yang MOU dengan RSI NAP