Mindset positive merupakan modal untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Jangan anggap remeh cara berpikir dan pandangan hidup Anda, karena dari sana lah kehidupan Anda akan ditentukan selanjutnya. Membangun mindset positive merupakan kunci penting untuk bisa sukses. Pemikiran atau prinsip dan pandangan akan mempengaruhi kita dalam mengambil tindakan dan keputusan.
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berprestasi, universitas mercu buana, 2018.pdf
1. Kewirausahaan I
Pertemuan ke-3
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewirausahaan I”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali , MM, CMA
Disusun Oleh :
NAMA : FITRIANTO SUGIONO
NIM : 41415110008
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. POLA PIKIR DAN MOTIVASI WIRAUSAHA
ABSTRAK
Mindset positive merupakan modal untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Jangan
anggap remeh cara berpikir dan pandangan hidup Anda, karena dari sana lah kehidupan Anda
akan ditentukan selanjutnya. Membangun mindset positive merupakan kunci penting untuk
bisa sukses. Pemikiran atau prinsip dan pandangan akan mempengaruhi kita dalam
mengambil tindakan dan keputusan.
PENDAHULUAN
Untuk menjadi seorang wirausaha yang SUKSES dan KAYA itu bukan bakat, dan juga tidak
harus keturunan. Tapi, Sukses dan kaya itu mimpi atau visi. Mimpi yang menjadi
kenyataan.Tapi, karena adanya keinginan kita untuk mewujudkan mimpi tersebut. Sebagai
konsekuensi logis atas jerih payah kita adalah kita bisa mendapatkan keuntungan atau uang,
dan bisa juga aset kita yang semakin bertambah. Hal itu seiring dengan kegigihan kita di
dalam menjalankan bisnis.
Jika kita sebagai seorang entreprener atau wirausahawan, yang namanya mimpi-mimpi bisnis
tak akan ada habisnya. Seolah kita adalah sosok yang tak akan pernah kehabisan mimpi.
Apalagi, kita termasuk entreprener yang kreatif dan inovatif.
Entrepreneur itu sosok yang seharusnya tidak takut dengan mimpi. Apalagi mimpi itu tidak
perlu biaya. Tetapi, masalahnya adalah belum tentu semua orang punya keberanian
bermimpi. Sehingga tidak berlebihan kalau untuk bermimpi pun membutuhkan sebuaah
keberanian.Hal ini bisa terjadi karena kita terkadang masih terpaku pada mitos-mitos yang
tengah mentradisi di kalangan masyarakat luas. Misalnya, ada mitos yang mengatakan bahwa
kalau kita mau sukses, kita harus punya gelar sarjana. Padahal kenyataannya, cukup banyak
orang yang sukses tanpa menyandang gelar sarjana.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana Mengubah Pola Pikir untuk menjadi seorang wirasusaha?
2. Bagaimana Motivasi Berprestasi bagi seorang wirausaha?
3. Apa saja Nilai Hakiki Kewirausahaan?
4. Sikap dan Kepribadiaan Kewirausahaan model proses kewirausahaan?
PEMBAHASAN
Ø Mengubah Pola Pikir
3. Ada 3 karakteristik pebisnis dengan sikap piker wirausaha:
1. Rajin dan semangat dalam mencari peluang baru.
2. Mengejar peluang dengan disiplin ketat. Kegigihan wirausaha memang luar biasa. Tidak
ada kata tidak bisa dalam kamus wirausaha. Kemunduran atau kegagalan dalam bisnis tidak
membuat mereka putus asa dan berhenti.
3. Wirausahawan hanya mengejar peluang paling baik dan hanya menghindari mengejar
semua peluang tidak pandang bulu. Wirausahawan sadar bahwa problem mereka bukanlah
kekurangan gagasan bisnis melainkan terlalu berlimpah gagasan. Dengan demikian, tidak
mungkin bagi mereka untuk mengejar semua peluang bagus. Prioritas adalah kata
kuncinyaWirausahawan berfokus pada tindakan secara adaptif. Mereka tidak menunggu
segala sesuatu sempurna sebelum memulai suatu bisnis. Lakukan dulu dengan persiapan
secukupnya, tak perlu mendekati sempurna. Dalam bertindak, mereka selalu waspada.dalam
menghadapi situasi-situasi, dan fleksibel untuk menyesuaikan tindakan mereka bila dirasa
salah.
Wirausahawan melibatkan dan memanfaatkan energi disekitar mereka didalam maupun
diluar organisasi mereka. Mereka sadar bahwa mereka bukan orang super segalanya.Untuk
sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-
hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik
dari kejadian tersebut. Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat
perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa
menjadi lingkaran yang tidak berujung. Dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai
berikut:
1. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-
menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri
sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun
Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
2. Percaya pada kekuatan pikiran positif
jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum
universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk
mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
3. Fokus pada hal-hal positif
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki
dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak
masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal
positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti ‘hari ini cerah’ atau
4. ‘makan sore hari ini menakjubkan’. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal
ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika
Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
4. Hadapi rasa takut
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran
negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah
bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut
menghentikan kita.
Ada banyak sifat yang dirujukkan pada seorang wirausahawan, misal, pemberani, pembuka
jalan, pengambil resiko, bahkan serakah, rakus, dan macam-macam lainnya. Manusia-
manusia langka yang berani menghadapi resiko dan berspekulasi dipandang sebagai
pengusaha yang tega melakukan apa pun untuk meraih kekayaan sehingga merusak kesehatan
dirinya sendiri. Yang jelas, semua image tersebut sudah seharusnya dibuang ke dalam
keranjang sampah mistik dan kesalahpahaman.
Ada tiga sifat dan hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan sejati.Yaitu:
1. Visioner. Wirausahawan model lama biasanya suka melawan sesuatu. Karena, mereka
menginginkan kebebasan dan melakukan segala sesuatu menurut cara mereka sendiri,serta
percaya bahwa mereka bisa melakukannya jauh lebih baik ketimbang orang lain. Tetapi, bagi
seorang wirausahawan sejati, jiwa yang memberontak hanyalah sebagian kecil saja.
Bagaimana pun, seorang wirausahawan sejati lebih merupakan seorang yang visioner.
2. Pencipta nasibnya sendiri. Wirausahawan tradisional menciptakan bisnis, dan ini
merupakan motivator terbesar mereka. Namun, ketika bisnis telah diciptakan, kemana lagi
mereka akan melangkah? Wirausahawan sejati bergerak menuju nasib dan takdir mereka.
Mereka mendapat inspirasi dari sesuatu yang lebih luas daripada sekedar apa yang bisa
mereka usahakan. Mereka pun menggali kekuatan batin dalam mereka dan melangkah penuh
percaya diri. Mereka bisa tetap melangkah meski hambatan tampaknya mustahil dilalui.
3. Menarik perhatian. Semua wirausahawan mempunyai mimpi. Sebagian dari mereka
berkeinginan untuk mencapai tujuan yang jelas, sedangkan yang lain hanya berkeinginan
untuk menjadi seorang wirausahawan yang terkenal dan pertama.Mereka mendorong ide dan
bisnis untuk melakukan sesuatu yang mungkin sulit dicapai orang lain.
Mereka tahu bahwa memenuhi kebutuhan orang-orang lebih baik bagi klien dan rekan bisnis
mereka. Dan, sebagai akibatnya bisnis mereka pun tumbuh.Tak peduli apakah anda sekarang
ini adalah seorang wirausahawan atau sedang bermimpi menjadi seorang wirausahawan,
memahami bagaimana menjadi seorang wirausahawan sejati tentu mempunyai banyak
keuntungan bagi anda.
Ø Motivasi Berprestasi
a. Definisi motivasi
5. Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka
berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan
mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan
mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku
tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional. Karena
produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil dari perilaku anggota organisasi,
mempengaruhi perilaku ini adalah kunci bagi wirausahawan untuk meningkatkan
produktivitas.
b. Model-Model Motivasi
* Model motivasi kebutuhan-tujuan
Menurut Masykur (1996:204)
Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu.
Kebutuhan ini kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan
yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan
sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.
Contoh, seseorang mungkin merasakan kelaparan. Kebutuhan ini ditransformasikan pertama
kedalam perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan untuk
makan. Contoh dari perilaku yang mendukung termasuk juga aktivitas-aktivitas seperti
membeli, memasak dan menyajikan makanan untuk dimakan. Perilaku pendukung tujuan
tersebut dan perilaku tujuan makan itu sendiri akan berkelanjutan sampai individu merasakan
kebutuhan lapar menjadi berkurang. Sekali individu mengalami kebutuhan lapar kembali,
daur tersebut akan mulai kembali.
* Model motivasi Porter-Lawler
Portel dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian
proses motivasi yang lebih lengkap disbanding model kebutuhan-tujuan atau model
ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini konsisten dengan dua model
sebelumnya dimana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan
menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu
tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan
probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjual nyata.
Disamping itu, model motivasi Porter-Lawler menekankan tiga karakteristik lain dari proses
motivasi:
1. Nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intrinsic dan ekstrinsik
yang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas jasa intrinsik
berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa ekstrinsik tidak ada
hubungannya dengan tugas itu sendiri.
2. Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan oleh dua
variablel: (1) persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk mrlaksanakan suatu tugas,
dan (2) Kemampuan sesungguhnya daru individu untuk menjalankan suatu tugas.
6. 3. Keadilan balas jasa yang dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang dihasilkan
oleh balas jasa tersebut. Pda umumnya, semakin adil balas jasa yang dirasakan oleh individu,
semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa tersebut.
Sifat-sifat terpenting dari wirausahawan dikenal dengan Ten-D :
1. Dream (mimpi) : Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
2. Decisiveness (ketegasan) : Tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan
cepat.
3. Dors (pelaku) : Melaksanakan secepat mungkin.
4. Determination (ketetapan hati) : Komitmen total, pantang menyerah.
5. Dedication (dedication) : Berdedikasi total, tak kenal lelah.
6. Devotion (kesetiaan) : Mencintai apa yang dikerjakan.
Sifat-sifat penting lain dari Seorang Wirausahawan :
1. Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut
2. Percaya diri
3. Memiliki Ketrampilan
4. Berkarya, kreatif dan innovatif
5. Mencintai apa yang dikerjakan
2.5 Apa saja yang harus dimiliki oleh wirausahawan
A. Visi dan Mimpi Mutlak Bagi Wirausahawan
Kalau entrepreneur berani memiliki visi, maka akan lebih dapat menciptakan kekuatan positif
di dalam pikirannya. Sehingga nantinya akan lebih mampu meningkatkan kemampuan kerja
dan kualitas hidup kita. “Hati-hatilah dengan angan-anganmu, karena angan-anganmu itu
akan menjadi kenyataan”Presiden RI pertama, Ir. Soekamo, pernah bilang, “Gantungkan cita-
citamu setinggi langit.” Visi itu memang bisa mensugesti orang. Dan, semua langkah kita
akan kita arahkan kesana. Apalagi entrepreneur ini biasanya seorang pemimpi. Maka mimpi
tentang perusahaan, mimpi tentang masa depan, tentu akan dapat mempengaruhi para
pengikut yang dipimpinnya.Anda “juru penerang”, mengusir gelapnya pikiran orang lain
yang Anda pimpin. Ini prinsip kepemimpinan. Wirausahawan yang memiliki visi, adalah
penerangan bagi para bawahannya, anggota “tim sukses”nya dalam bisnis.
7. Wirausahawan dengan visi besar, merangsang terbangunnya atmosfir bisnis penuh kreativitas
dan inovasi. Bahkan orang meyakini, jiwa wirausahawan itu, dekat sekali dengan dunia
pengkhayal. Apa susahnya, berkhayal? Berkhayal adalah aktivitas yang “murah”. Bagaimaan
tidak, karena berkhayal tidak memerlukan fasilitas khusus, apalagi ongkos. Sekarang juga,
Anda pun bisa berkhayal. Tentu saja, khayalan seorang wirausahawan, bukan sembarang
berkhayal. Bahkan, di zaman susah, dengan tumpukan persoalan hidup yang harus dipikul,
bisa membuat orang pun tidak berani berhkayal. Anda akan tercenung, kalau kami katakan,
“Berkhayal pun, perlu keberanian!”Mengapa? Khayalan yang memicu keberhasilan, atau
minimal, keberanian berbuat dan berkreativitas, dihambat pandangan lama yang cuku
berurat-akar dalam benak kita, bahwa orang sukses harus ditopang pendidikan dan gelar
formal. Sebetulnya, keyakinan ini bisa dipatahkan dengan mudah. Misalnya, hadirkan saja,
beberapa nama orang sukses yang lulus SMA pun, tidak. Sejumlah wirausahawan, memulai
dari khayalan. Dan ia mulai kembangkan khayalannya, dari nol sampai akhirnya
terwujud.Bill Gates mengimpikan, personal computer akan tersedia di rumah setiap orang.
Untuk merealisasikan mimpinya, ia drop out dari studinya, memilih menekuni Microsoft-nya.
Tak bergantung pada keluarga, berarti mulai melangkah menjadi dewasa. Di rantau, apalagi
di lingkungan yang tak tahu siapa kita sebelumnya, Anda bisa menjadi pribadi yang baru.
Kebaruan ini, sarat tantangan. Merantau, menyadarkan kita apa kelebihan dan kekurangan
kita karena kita dihadapkan pada kenyataan-kenyataan baru. Merantau, membuat seseorang
relatif tangguh, karena diterjunkan dalam situasi serba baru. Perantau, umumnya segan minta
tolong. Di situlah, kemauan menjadi lebih termotivasi. Perantau, rata-rata enggan berutang
budi. Justru, karena ia orang baru, seorang perantau cenderung menanam jasa untuk banyak
orang. “Investasi sosial” ini, pada saatnya berbuah kebaikan. Siapa sangka, banyak orang
yang menyukai kepribadian kita, bernagsur-angsur, menjadi pendukung setia langkah kita
menganyam kesuksesan. Jadi? Cobalah merantau, temukan jatidiri Anda yang tangguh,
kreatif, dan cerdik menangkap peluang Berani Gagal Hanya orang yaug berani gagal total,
akan meraih keberhasilan total.
Pertama,kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua,setiap bertindak,
kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga,biasanya
kita terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan
dengan nasib buruk Keempat,kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau tahu dari mana
kita harus memulai kembali suatu usaha.
Seorang wirausahawan, adalah yang selalu “melek” dan “buka telinga” terhadap setiap
peluang. Sukses wirausahawan, bukan sekadar “rezeki dari langit”, tapi juga kejelian
membaca/menangkap peluang. Dan ini memerlukan stamina usaha yang tinggi. Jangan
ketakutan lebih dulu, seakan-akan wirausahawan itu orang yang tidak pernah beristirahat.
Tidak! Secara fisik, istirahat perlu, tapi sebagai wirausahawan, pikiran “tetap jalan” dalam
arti, keseharian kita dibiasakan terus memikirkan, kebaikan-kebaikan apa yang bisa dibangun
berdasarkan peluang yang kita hadapi setiap saat.Tidak ada orang yang bisa mendapatkan
kenikmatan dari hidup yang terus merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-setengah.
Sukses berarti hanya hal yang mengagumkan dan positif. Sukses berarti kesejahteraan
pribadi: rumah bagus, keamanan di bidang keuangan dan kesempatan maju yang maksimal,
serta berguna bagi masyarakat. Sukses juga berarti memperoleh kehormatan, kepemimpinan,
dan disegani.
8. B. P.R.A.C.T.I.C.E.S (TINDAKAN)yang Tepat dan Kepemimpinan Kewirausahaan
Kebiasaan kita adalah untuk menanik din kepada kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu
yang kita percayai lebih aman, di mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu
berkonsentrasi, dan mendapatkan sesuatu tanpa tenlalu memildrkan bagaimana kita
melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami pninsip-pninsip
yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita dan berlatih dengan disiplin
sampai kita bisa melakukannya.
C. ORANG-ORANG (People) yang Tepat
Anda harus menyukai orang-orang yang akan bekerja bersama Anda. Semakin Anda
mengenal seseorang, semakin mungkin mereka menjadi lebih baik.. Namun realitasnya
sungguh berbeda. Pemimpin wirausaha seharusnya hanya merekrut orang-orang yang
memiliki chemistry yang cocok dengan mereka.Karena bersikap obyektif akan berakibat pada
menemukan orang yang salah, Anda harus bersikap subjektif. Kita akan selalu peka secara
intuitif terhadap orang lain; sepenti halnya terhadap sifat dan kemampuan mereka, namun
kepekaan semacam ini sering kali tidak terdeteksi dalam proses seleksi yang formal.Akan
cukup membantu untuk menerima bahwa dalam mengidentifikasi orang yang tepat terdapat
tiga kategori yang dapat digunakan untuk mengelompokkan mereka. Apakah mereka orang
yang bekerja melawan Anda, untuk Anda, atau dengan Anda. Demi kejelasan, jika orang
bekerja melawan Anda, maka kemudian mereka sebaiknya tidak bekerja untuk Anda. Hanya
ada satu pilihan yaitu menyingkirkan mereka. Sering terjadi klien tidak menyingkirkan
koleganya dalam tindak nasionalisasi sebelum benar-benar terpaksa, yaitu setelah masalahnya
menjadi terlalu besan dan organisasinya demikian menderita. Tanpa melihat situasinya, Anda
akan tahu ketika orang lain bekerja tidak sesuai dengan keinginan Anda dan saya tidak bicara
tentang politik atau pengumpulan nilai. Ketika perubahan diusulkan, contohnya, muncul
karena dalam agenda tensembunyi tendapat penbedaan antara kritik membangun dan taktik
gerilya.
D. PERAN (Role) yang Tepat
Orang yang tepat pada peran yang tepat, hingga dapat dipastikan bahwa sikapnya terhadap
bagaimana ia menampilkan perannya akan tetap tepat. Selalu mantapkan peran Anda, pahami
apa yang diharapkan dan Anda namun jangan batasi diri sendiri dengan harapan-harapan
E. SIKAP (Attitude) yang Tepat
Kepemimpinan kewirausahaan mencakup penanaman kepercayaan diri untuk berpikir,
bertingkah laku dan bertindak dengan keberanian mengambil risiko dalam rangka
merealisasikan sepenuhnya tujuan yang digariskan oleh organisasi untuk pertumbuhan yang
menguntungkan bagi semua penanam modal yang terlibat.
F. KERJA TIM (Teamwork) yang Tepat
Menemukan orang-orang yang tepat, menjelaskan penan mereka, menampilkannya dengan
sikap yang tepat dan mengkomunikasikan pesan yang tepat. Dengan tim semacam
itu mampu mengembangkan inovasi tepat yang mampu menarik pelanggan dan memastikan
reputasi baik
9. KESIMPULAN
1. Dengan memperhatikan kondisi bangsa Indonesia saat ini (seperti banyaknya tenaga kerja,
lapangan kerja yang sangat terbatas, rendahnya produktivitas, masih belum optimalnya
penggunaan sumber daya alam serta ketidakstabilan ekonomi), maka peluang untuk
meningkatkan produktivitas bangsa melalui pengembangan kewirausahaan sangat diperlukan
dan masih terbuka lebar.
2. Disamping public policy serta fasilitas yang disediakan, maka kondisi, ketersediaan serta
kesiapan sumber daya di masyarakat sendiri akhirnya turut menentukan ruang lingkup,
intensitas dan profil perilaku kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan yang relevan dan
memenuhi persyaratan mengenai kurikulum, silabus, sistem delivery, instruktur, peserta,
metode instruksional, sistem penilaian, proses dan hasil pendidikannya itu memang potensial
dalam melahirkan pewirausaha masa depan yang prospektif.
3. Bahwa public policy dari pemerintah RI tidak boleh bersifat diskriminatif atas dasar
apapun. Semua kelompok dan golongan dalam masyarakat secara yuridis formal mempunyai
hak yang sama, maka sekarang tergantung pada tiap individu atau tiap kelompok dan
golongan, siapa orang-orang yang secara prinsipil akan mencari dan menumbuhkan peluang
bisnis. Apabila hal ini berjalan fair, maka prospek masa depan kewirausahaan Indonesia akan
lebih baik dari keadaan sekarang.
4. Pengembangan kewirausahaan saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka memperluas
kesempatan kerja serta mempersiapkan keunggulan bersaing bangsa Indonesia pada era pasar
global. Oleh karena itu perlu dibentuk inkubator bisnis pada setiap perguruan tinggi yang
berfungsi untuk mengadopsi pengembangan kewirausahaan ke dalam proses belajar dan
mengajar.
5. Perlu dikembangkan tim kerja, komitmen pimpinan, sinergi antar lembaga, baik di dalam
maupun di luar perguruan tinggi.
10. DAFTAR PUSTAKA
o http://dantinoviyanti.blogspot.co.id/2013/04/bab-4-mengubah-pola-pikir.htmlDwi,
Benedicta Prihatin. 2003. Kewirausahaan: Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.
Jakarta: Grasindo
o https://ukm2016.wordpress.com/2016/09/07/pola-pikir-wirausaha/
o Soetrisno, Loekman. 1995. “Membangun Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan: Suatu
Tinjauan Sosiologis“, makalah dalam Diskusi Ekonomi Kerakyatan, Hotel Radisson,
Yogyakarta, 5 agustus.
Wiratmo, Masykur. 1996. Pengantar Kewiraswastaan: Kerangka Dasar