SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
KEWIRAUSAHAAN I
PERTEMUAN KE 3
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “KEWIRAUSAHAAN 1”
Dosen Pengampu :Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh :
Azah Fadilah (43217110143)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
Bagaimana Pola Fikir dan Motivasi Berpertasi
1. Pola Pikir
Pola Pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang
mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan
hidupnya. (Adi W. Gunawan dalam Yoga, 2008). (Rachmat Soegiharto, 2013)
Adi meyakini bahwa belief menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan bertindak
seseorang. Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir, yang harus diubah adalah belief
atau kumpulan belief. Dweck, 2008, mengatakan bahwa “Pandangan yang orang adopsi untuk
dirinya sangat mempengaruhi cara orang tersebut mengarahkan kehidupan”. Artinya
kepercayaan atau keyakinan seseorang memiliki kekuatan yang dapat mengubah pikiran,
kesadaran, perasaan, sikap, dan lain-lain, yang pada akhirnya membentuk kehidupannya saat ini.
Pola pikir kita (atau kadang-kadang disebut paradigma kita) adalah jumlah total keyakinan, nilai,
identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat, dan pola-pola pemikiran kita —
tentang diri kita sendiri, orang lain, dan bagaimana kehidupan bekerja. Ini adalah saringan yang
dengannya kita menafsirkan apa yang kita lihat dan alami. Pola pikir Anda membentuk
kehidupan Anda dan menarik kepada diri Anda hasil-hasil yang merupakan refleksi pasti pola
pikir itu. Apa yang Anda percayai akan terjadi, benar-benar terjadi.
Pola pikir itu ada yang positif dan ada pula yang negatif. Contoh pola pikir positif: optimis,
berpikiran positif, pantang menyerah. Sedangkan pola pikir negtif contohnya: psimis, berburuk
sangka, mudah menyerah. Efeknya sudah pasti sangat berbeda jika menghadapi suatu persoalan
atau masalah, yang lebih bisa bertahan tentu orang yang memiliki pola pikir yang positif.
Kebanyakan orang pasti sudah mengetahui hal ini, namun dalam praktiknya terkadang masih
terasa sulit, butuh pembiasaan, dan latihan terus menerus. Ada pepatah yang mengatakan
seseorang itu terbentuk berawal dari pola pikirnya, dari pola pikir akan menghasilkan kebiasaan,
dari kebiasaan akan menjadi karakter. Jadi butuh waktu dan ketelatenan untuk mengubah suatu
pola pikir.
Untuk mengubah atau menjaga pola pikir tetap positif ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
(Riyan, 2016)
1. Bergaul atau mencari lingkungan yang memiliki pola pikir yang positif. Dengan demikian
kita bisa saja tertular sedikit demi sedikit memiliki pola pikir positif juga.
2. Belajar dan membuka wawasan. Belajar dalam arti luas, pengalaman orang, pengalaman
pribadi bisa dijadikan sarana pembelajaran pembentuk pola pikir, secara teks books juga
bisa sangat membantu, membaca buku-buku positf yang menularkan pola pikir positif.
3. Niatkan dalam hati untuk berubah jadi lebih baik, berusaha untuk mengikis dan membuang
pola pikir yang masih negatif.
4. Menikmati proses. Dalam melakukan sesuatu perubahan pola pikir yang telah terbiasa kita
jalani, tentunya akan menemukan kesulitan. Disinilah kita harus berusaha untuk menikmati
proses yang kita alami, baik itu menyenangkan atau tidak.
5. Berdoa. Sebagai orang yang beragama, harus yakin dengan kuasa Tuhan yang Maha
membolak balikan hati dan pikiran seseorang. Kita tetap berusaha maksimal namun tak
lupa tetap berharap di bimbing-Nya untuk menjadi lebih baik.
Salah satu persyaratan untuk perubahan pola adalah masuknya prinsip-prinsip yang bersifat
universal. Artinya, orang perlu mendapat pendidikan atau pelatihan di mana lewat pendidikan
atau pelatihan apapun bentuknya, kebenaran diberikan kepada pendengar atau orang yang pola
pikirnya diharapkan berubah. Informasi yang masuk ke dalam pikiran dengan sendirinya
membentuk pola sesuai dengan natur informasi itu sendiri.(Khana Fitri, 2013)
Hidup ini merupakan sebuah pilihan, setiap saat kita selalu dihadapkan pada sebuah pilihan.
Memilih kaya atau miskin, memilih rajin atau malas, memilih jadi pengusaha atau karyawan,
memilih gagal atau sukses, dan lain sebagainya. Namun, apapun situasi Anda saat ini, gagal atau
sukses, itu merupakan konsekuensi dari sebuah proses berpikir/mindset yang telah Anda
hasilkan. Artinya, untuk menjadi orang sukses maka Anda harus memiliki pola pikir, mindset,
atau paradigma orang sukses. Jika saat ini Anda merasa belum sukses, maka pikiran Anda jangan
difokuskan pada saat ini, fokuslah pada masa depan yang sukses. Jika Anda melihat saat ini,
Anda melihat diri Anda masih belum sukses, maka mindset yang muncul adalah mindset yang
belum sukses. Lihatlah saat Anda sudah menjadi orang sukses. Saat Anda melihat masa depan
sebagai orang sukses, maka Anda akan mulai memiliki pola pikir sukses.
Banyak orang yang gagal, bukan karena ketidakmampuan teknis, bukan juga karena kurangnya
modal, tetapi kebanyakan karena tidak memiliki mindset yang benar.
Lalu, bagaimanakah pola pikir atau mindset orang sukses?
1. Orang Sukses meyakini bahwa dibalik suatu masalah pasti ada peluang dan solusinya.
2. Orang sukses memandang kegagalan merupakan suatu kesuksesan yang tertunda.
3. Orang sukses tidak takut resiko dan tidak melihatnya sebagai sesuatu yang berbahaya,
tetapi lebih dari probabilitas yang bisa mengakibatkan banyak kemungkinan, termasuk di
antaranya bisa sangat menguntungkan.
4. Orang sukses percaya bahwa bertanya bukan tanda kelemahan.
5. Orang sukses percaya bahwa keberuntungan bukanlah penentu kesuksesan.
6. Orang sukses percaya bahwa setiap kebaikan tidak harus selalu mendapatkan balasan.
7. Orang sukses percaya bahwa mereka tidak selalu benar.
8. Orang sukses percaya bahwasanya mereka belum telah meraih kesuksesan.
Pikiran merupakan magnet yang sangat kuat. Apa pun yang diberitahukan pola pikir anda kepada
anda adalah apa yang anda tarik, baik anda menyadarinya atau tidak. Jika Anda memiliki
keyakinan bahwa, “Mana mungkin anda bisa menjadi seorang yang kaya raya”, misalnya, maka
yakin bahwa anda akan menjadi miskin selamanya.
Orang yang gagal biasanya tidak punya cara pandang yang fleksibel atau sebutan lainnya adalah
kaku. Jika anda termasuk orang seperti ini, anda tidak punya mindset menuju kesuksesan.
Sebaliknya, orang-orang sukses adalah mereka yang luwes. Bisa menempatkan apa saja yang
terbaik untuk kemajuan bisnis dan kepribadiannya.
Jika Anda ingin mengubah kondisi Anda saat ini, maka Anda harus memulainya dari dalam diri,
dari pola pikir (mindset atau paradigma) Anda, dari model mental Anda. Berpikir “saya akan
sukses!”
Di bawah ini adalah beberapa pola pikir menuju sukses yang bisa kita terapkan : (Bayu Widodo,
2017)
1. Saya ciptakan hidup saya sendiri
Buang jauh-jauh pemikiran bahwa hidup itu terjadi begitu saja pada diri Anda. Sudah saatnya
Anda berpikir bahwa Anda yang berhak menciptakan hidup Anda sendiri. Maksud dari kalimat
ini adalah, mulailah sejak saat ini untuk mengubah tatanan kehidupan Anda dengan menciptakan
pikiran-pikiran positif yang akan membantu Anda dalam meraih kesuksesan.
2. Saya memainkan permainan uang untuk menang
Selama ini mungkin Anda berpikiran tidak ingin kehilangan uang. Padahal untuk meraih sukses,
tidak sedikit orang yang mengorbankan uang entah itu untuk modal usaha atau untuk biaya
operasional. Jadi, jangan ragu untuk mengeluarkan uang. Hanya saja, jangan lupa untuk selalu
mencatat setiap pengeluaran dan pemasukannya.
3. Saya berkomitmen untuk menjadi kaya.
Kebanyakan orang selalu berpikiran, ” Saya ingin menjadi kaya”. Sayangnya keinginan itu tidak
diwujudkan dalam perilaku bekerja. Jika memang Anda ingin menjadi kaya, sebaiknya Anda
berkomitmen dengan diri Anda sendiri dan tunjukkan dengan cara kerja Anda yang maksimal.
4. Saya suka berpikir besar.
Jika selama ini berpikir secara besar dan luas menimbulkan kekecewaan pada diri Anda. Cobalah
untuk berbesar hati. Setiap pemikiran dan keputusan yang diambil akan memiliki risiko.
Setidaknya jika Anda berani mengambil risiko, tentunya Anda bisa meraih goal yang lebih
daripada hanya berdiam diri saja.
5. Rintangan adalah kesempatan.
Saat Anda merasakan halangan di depan Anda, apa yang akan Anda lakukan? Berhentikah? Atau
mencari jalan lain? Kini saatnya Anda merubah kebiasaan itu, dengan apa? Terjang segala
rintangan yang ada di depan Anda. Siapa tahu ternyata ada kesuksesan besar yang menanti Anda
di baliknya. Selain itu, dengan melalui rintangan, pengetahuan dan pengalaman Anda akan
semakin bertambah.
6. Saya mengagumi orang kaya dan sukses.
Ada kalanya kita minder dengan orang yang lebih kaya dan lebih sukses dari diri kita. Namun
buang jauh pemikiran seperti itu, justru sebaliknya dekatilah mereka. Dengan dekat dengan
orang yang lebih kaya dan lebih sukses, Anda dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan
baru pun mungkin juga strategi bisnis yang selama ini Anda lewatkan.
7. Saya meluangkan waktu dengan orang yang positif atau sukses.
Jika sebelumnya Anda jarang bergaul dengan orang-orang seperti ini, maka mulai sekarang
luangkanlah waktu bersama orang-orang yang berpikiran positif. Dengan begitu, aura positif
yang dibawa mereka akan mempengaruhi Anda untuk lebih fokus dan giat dalam bekerja.
8. Saya bersedia mempromosikan diri saya.
Promosikanlah diri Anda setiap ada kesempatan di depan mata. Buat orang lain mengerti bahwa
meskipun Anda belum menguasai hal yang baru, namun Anda siap untuk belajar dan segera
mengerjakannya. Hal baru merupakan tantangan baru yang akan menambah pengetahuan dan
pengalaman Anda sebagai bekal di kemudian hari.
9. Masalah yang saya hadapi lebih kecil dari saya.
Jangan biarkan masalah membebani hidup Anda. Bagaimanapun juga setiap masalah selalu ada
jalan keluar dan penyelesaiannya. Tanamkan pemikiran bahwa masalah yang Anda hadapi,
besarnya tidak sama dengan diri Anda dan bahkan lebih kecil. Dan ingatlah selalu bahwasanya
Tuhan tidak akan menghadapkan Anda dengan masalah yang tidak mampu Anda tangani.
10. Saya sanggup menerima kritik dan saran.
Apakah sebelumnya Anda merasa tidak nyaman dengan segala kritik dan saran yang Anda
dengar dari orang lain? Well, sekarang saatnya Anda menerima semua kritik dan saran itu
dengan besar hati. Anggaplah semua kritik dan saran tersebut semata-mata demi kebaikan dan
kemajuan Anda sendiri. Selain itu, Anda juga tidak perlu lagi merasa tidak nyaman atau bahkan
menghindari orang-orang yang selalu memberikan kritik dan saran tersebut. Berterima kasihlah
dengan segala kritik dan saran yang Anda terima, setidaknya semua itu turut serta dalam
membangun pribadi Anda yang lebih baik.
11. Saya dibayar untuk hasil.
Selama ini Anda bekerja untuk apa? Selama ini Anda dibayar untuk apa? Apakah demi waktu
yang Anda luangkan untuk bekerja? Ubahlah pemikiran seperti itu, karena hal tersebut hanya
akan menghabiskan waktu Anda pada hal-hal yang sama dan tanpa perubahan yang signifikan.
Bekerja dan berkaryalah demi hasil yang Anda buat, buatlah target apa yang harus Anda capai
setiap harinya. Dengan begitu, Anda akan merasakan banyak perubahan yang terjadi pada
progress pekerjaan Anda.
12. Jika dihadapkan pilihan, saya memilih keduanya.
Anggaplah saat ini Anda dihadapkan dengan pilihan pekerjaan A atau B, mana yang akan Anda
pilih? Apakah Anda akan memilih A yang ringan ataukah memilih B yang sudah Anda kuasai
sebelumnya. Apakah ada perbedaan jika Anda malah memilih keduanya sekaligus? Dengan tidak
hanya memilih salah satu melainkan keduanya, Anda tidak akan melewatkan kesempatan yang
mungkin akan membantu kemajuan usaha Anda.
13. Saya berfokus pada nilai jaringan saya.
Beberapa pengusaha profesional berpikir untuk memaksimalkan jaringan ketimbang menaikkan
income mereka. Mengapa bisa seperti itu? Karena dalam pola pikir mereka, dengan
meningkatkan jaringan dan kerja sama dengan pihak lain, maka secara otomatis akan
meningkatkan kepercayaan orang lain yang tentunya akan mendongkrak nilai usaha yang
dimiliki.
14. Saya tahu bagaimana mengelola uang.
Kelolalah uang Anda sejak dini. Dengan mengelola keuangan Anda, dapat diketahui perjalanan
dan perkembangan usaha Anda, sehingga dapat menentukan rencana yang akan Anda ambil
setelahnya.
15. Saya membiarkan uang saya bekerja keras.
Buang jauh pemikiran “Bekerja keras untuk uang”! Buatlah uang Anda yang bekerja keras untuk
Anda. Jangan takut untuk mengeluarkan uang demi kemajuan usaha Anda, karena hasil terbaik
tidak dapat diraih tanpa pengorbanan. Yang tentunya harus Anda pikirkan dahulu sebelum Anda
terburu-buru mengambil keputusan.
16. Saya bertindak bahkan jika saya takut.
Takut merugi adalah wajar bagi semua pengusaha. Namun apakah akan Anda biarkan rasa takut
itu menghalangi langkah Anda? Sama pada beberapa poin sebelumnya, jadikanlah rasa takut itu
sebagai motivasi Anda untuk maju terus dan berkembang, bukan untuk berhenti berusaha.
17. Saya terus belajar dan berkembang.
Jika selama ini Anda berpikir sudah mengetahui apa yang ingin Anda ketahui, maka bisa
diprediksi bahwa Anda akan sulit untuk belajar. Bukalah pikiran Anda, biarkanlah Anda belajar
dan terus berkembang. Serap semua ilmu yang ada di sekitar Anda, walaupun tidak ada
hubungannya dengan usaha yang Anda kerjakan saat ini, namun akan bermanfaat dalam
memperluas jaringan dan kerja sama Anda ke depannya nanti.
Di atas itu adalah pola pikir yang perlu kita tanamkan mulai dari sekarang. Semoga usaha yang
akan dan sedang kita jalankan saat ini semakin berkembang dan menjadi lebih baik.
2. Motivasi Berprestasi
Motif sering diartikan dengan dorongan. Sedangkan dorongan akan berbentuk tenaga yang
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini motif merupakan suatu
driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan dalam perbuatannya
mempunyai tujuan tertentu.(Anonim, 2013)
Crow A. (1983) mengartikan bahwa motif adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang
mampu melakukan dan mengarahkan sesuatu perbuatan atau aktivitas untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pengertian Motif menurut para ahli adalah :
1. As'ad (1986) berpendapat bahwa motif didefinisikan sebagai need atau kebutuhan, want
atau keinginan. Drivers atau dorongan atau impuls dalam diri manusia. Motif diarahkan pada
tujuan yang mungkin disadari atau mungkin tidak disadari.
2. Gerungan (1983) menyatakan bahwa motif itu mempunyai pengertian yang mencakup
semua penggerak, alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia untuk melakukan suatu
perbuatan.
3. Ruch (dalam Ancok dan Raismin, 1989) menyatakan bahwa motif, sebagai kondisi internal
yang komplek yang mendorong dan mengarahkan individu kepada tujuan tertentu.
4. Atkinson (diambil dari Mulyadi, 1989) mengungkap motif, merupakan suatu disposisi laten
yang berusaha dengan kuat untuk mencapai tujuan tertentu : tujuan ini dapat berupa prestasi,
afiliasi ataupun kekuasaan.
Atas dasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa motif merupakan dorongan dari
dalam, inner need yang bersifat komplek, laten dan potensial, yang memberikan arahan dan
perilaku manusia di dalam mencapai tujuan baik berupa prestasi, afilikan ataupun kekuatan.
Pengertian Motivasi menurut para ahli adalah:
1. Menurut Teevan dan Smith (1967), motivasi adalah konstruksi yang mengaktifkan
perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe
perilaku tertentu disebut motiv.
2. Menurut Atkinson (1984), individu yang tinggi motivasi berprestasi, namun tinggi dalam
kecemasannya ada kecenderungannya untuk realistis. Faktor kecemasan dalam diri individu akan
mempengaruhi perilakunya dalam manifestasi motivasi berprestasi yang diaktualisasikan.
3. Handoko (1987), motivasi adalah keadaan dalam arti pribadi seseorang untuk mendorong
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi yang terdapat dalam individu akan terealisir dalam suatu perilaku yang mengarah pada
tujuan yang diinginkan untuk memperoleh kepuasan. Atas dasar pendapat di atas dapat
dinyatakan bahwa motif atau motivasi mampu memberikan kekuatan, dorongan untuk
menggerakkan diri seseorang dalam perilaku tertentu dan sekaligus memberikan arahan terhadap
diri seseorang untuk merespon atau melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
A. Pengertian Motivasi Berprestasi
Menurut Hall dan Lindzey, motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan
prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan atau
memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan
mempengaruhi orang lain.
McClelland dalam bukunya Memacu Masyarakat Berprestasi (1983) membedakan tiga
kebutuhan yang ada pada manusia, yaitu : kebutuhan berprestasi atau n-Ach, kebutuhan untuk
berkuasa n-Afiliation, dan kebutuhan untuk berafiliasi atau n-Afiliation. Ia mengatakan bahwa
motivasi berprestasi di dalam menyeleksi suatu aktivitas atau pekerjaan yaitu dengan usaha aktif,
sehingga memberikan hasil yang terbaik. n-Ach, ini akan mencerminkan dalam perilaku individu
yang selalu mengarah pada suatu keunggulan. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi
yang tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan terbuka untuk
umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif-kreatif.
McClelland (Myron Weiner, 1984) menyatakan bahwa motivasi berprestasi diberi nama Virus
mental yaitu n-Ach ("Need for Achievement"). Virus mental terjadi pada diri seseorang,
cenderung orang itu akan bertingkah laku secara giat. Dengan menambah n-Ach seseorang akan
menjadi bertamah giat dan tekun dalam berupaya, tidak hanya sekedar mencari keuntungan,
namun berupaya lebih keras agar mencintai pekerjaan, untuk mendapat kepuasan dalam hidup.
McClelland and Heckhausen menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang
mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi
dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya sendiri
sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain.
Menurut Atkinson (1959), adalah kecenderungan seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai
tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila prestasi yang dicapai
melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya yang menantang dan mempunyai
reward yang bersifat intrinsik. Individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi
mempunyai motif untuk meraih sukses.
B. Karakteristi Individu Berprestasi
McClelland (1978: 77) mengemukakan bahwa karakteristik individu yang mempunyai
motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu : (Adisty Putri, 2016)
1. Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas
dengan hasil yang sebaik-baiknya, agar tujuan yang dicapai dapat berhasil dengan baik dan
memuaskan.
2. Bertangungjawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan
menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicita-citakan berhasil tercapai.
3. Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif
guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai
pelajaran untuk berhasil dalam menwujudkan keinginannya.
4. Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas
kemampuan yang dimilikinya, tidak melewati batas kemampuan yang dimiliki. Sebab dengan
tidak melewati batas prestasi atau keinginan akan mudah terwujud dan diraih.
5. Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan kesempatan
untuk dapat menunjukkan potensinya.Tidak takut untuk menunjukan keahliannya kepada orang
lain dan tidak takut gagal. Mampu menemukan atau membuat peluang-peluang baru yang lebih
dari peluang-peluang sebelumnya.
6. Menyukai tantangan, yaitu senang akan kegiatan-kegiatan yang bersifat prestatif dan
kompetitif. Tidak takut kalah atau gagal dalam menjalankan usahanya untuk mencapai sebuah
keberhasilan.
7. Selalu mengharapkan balikan nyata dapat berupa saran dan kritik terhadap kinerja yang
dilakukan, guna memperbaiki hal-hal yang menjadi factor kegagalan dalam kinerja sebelumnya.
Untuk menumbuhkan motivasi berprestasi maka perlu diciptakan lingkungan yang kondusif
sehingga seseorang dapat menyelesaikan pekerja dengan baik tanpa adanya kendala atau
gangguan yang lainnya.
Menurut French dalam Syaodih (2003) siswa yang termotivasi oleh prestasi akan bertahan lebih
lama pada tugas dibandingkan siswa-siswa yang kurang tinggi dalam motivasi berprestasi,
kendati mereka mengalami kegagalan. Mereka akan menghubungkan kegagalan mereka dengan
kurangnnya usaha, bukannya dengan faktor-faktor eksternal seperti kesukaran tugas,
keberuntungan. Siswa yang termotivasi prestasi menginginkan keberhasilan, dan ketika mereka
gagal akan melipatgandakan usaha mereka sehingga dapat berhasil.
Sedangkan menurut Rohwer dalam Syaodih (2003) mengemukakan dalam dua jenis motivasi
berprestasi yaitu:
a. Motivasi berprestasi ekstrinsik
b. Motivasi berprestasi intrinsik. Motivasi instrinsik berasal dari dalam diri sendiri yaitu
dorongan untuk bertindak efisien dan kebutuhan untuk berprestasi secara baik.
Ciri-cirinya adalah siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha mencoba
setiap tugas yang diberikanmeskipun sulit untuk dikerjakan. Sebaliknya yang bermotivasi
rendah, akan enggan melakukan tugas yang diberikan apabila ia tahu bahwa dirinya tidak mampu
melalukannya, tanpa ada usaha. Bagi siswa yang motivasinya tinggi ada dorongan ingin tahu.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan suatu proses psikologis yang mempunyai arah dan tujuan
untuk sukses sebagai ukuran terbaik. Sebagai proses psikologis, motivasi berprestasi dipengaruhi
oleh dua faktor (Martianah 1984 : 26).
a. Factor Individu ( intern )
Individu sebagai pribadi mencakup sejumlah aspek yang saling berkaitan. Motivasi berprestasi
sebagai salah satu aspek psikis, dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor individu, seperti :
1. Kemampuan
Kemampuan adalah kekuatan penggerak untuk bertindak yang dicapai oleh manusia melalui
latihan belajar. Dalam proses motivasi, kemampuan tidak mempengaruhi secara langsung tetapi
lebih mendasari fungsi dan proses motivasi. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi
tinggi biasannya juga mempunyai kemampuan tinggi pula.
2. Kebutuhan
Kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karena itu timbul
kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya. Kehendak itu sendiri adalah tenaga pendorong
untuk berbuat sesuatu atau bertingkah laku. Ada kebutuhan pada individu menimbulkan keadaan
tak seimbang, rasa ketegangan yang dirasakan sebagai rasa tidak puas dan menuntut pemuasan.
Bila kebutuhan belum terpuaskan maka ketegangan akan tetap timbul. Keadaan demikian
mendorong seseorang untuk mencari pemuasan. Kebutuhan merupakan faktor penyebab yang
mendasari lahirnya perilaku seseorang, atau kebutuhan merupakan suatu keadaan yang
menimbulkan motivasi.
3. Minat
Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik
pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel 1984:
30). Seseorang yang berminat akan mendorong dirinya untuk memperhatikan orang lain, benda-
benda, pekerjaan atau kegiatan tertentu. Minat juga menjadi penyebab dari suatu keaktifan dan
basil daripada keikutsertaannya dalam keaktifan tersebut.
4. Harapan / Keyakinan
Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dari
seseorang/individu yang didasarkan atas pengalaman yang telah lampau; harapan tersebut
cenderung untuk mempengaruhi motif pada seseorang (Moekijat 1984 : 32). Seseorang anak
yang merasa yakin akan sukses dalam ulangan akan lebih terdorong untuk belajar giat, tekun
agar dapat mendapatkan nilai setinggi-tingginya.
b. Factor Lingkungan ( ekstern )
Menurut Mc. Clelland (1987 : 89-90; 128-133) beberapa faktor lingkungan yang dapat
membangkitkan motivasi berprestasi adalah:
ª Adanya norma standar yang harus dicapai
Lingkungan secara tegas menetapkan standar kesuksesan yang harus dicapai dalam setiap
penyelesaian tugas, baik yang berkaitan dengan kemampuan tugas, 7 perbandingan dengan hasil
yang pernah dicapai maupun perbandingan dengan orang lain. Keadaan ini akan mendorong
seseorang untuk berbuat yang sebaikbaiknya.
ª Adanya situsi kompetisi
Sebagai konsekuensi adanya standar keunggulan, timbullah situasi kompetisi. Namun perlu juga
dipahami bahwa situasi kompetitif tersebut tidak secara otomatis dapat memacu motivasi
seseorang manakala individu tersebut tidak beradaptasi didalamnya.
ª Jenis tugas dan situasi menantang
Jenis tugas dan situasi yang menantang adalah tugas yang memungkinkan sukses dan gagalnya
seseorang. Setiap individu terancam akan gagal apabila kurang berusaha.
Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 10), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, antara lain:
a. Faktor yang berasal dari dalam diri ( intern )
1. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang
termasuk faktor ini ialah pancaindra yang tidak berfungsi sebagaiman mestinya, seperti
mengalami sakit cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar
tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas: faktor
intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat sertas faktor kecakapan
nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. Selain itu ada faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur
kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian
diri.
3. Faktor kematangan fisik atau psikis.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
1. Faktor sosial yang terdiri atas; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, lingkungan kelompok.
2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
D. Keterkaitan antara Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan
Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan, dengan kata lain motivasi berfungsi sebagai pendorong
usaha dalam pencapaian prestasi. Hal ini berarti motivasi berprestasi sangat diperlukan oleh
seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya. Oleh sebab itu, dengan memiliki motivasi
berprestasi dalam menjalankan wirausaha seorang wirausahawan akan mampu berpikir inovatif,
dan kreatif serta memiliki semangat juang (motivasi berprestasi) dalam mengembangkan usaha
yang dirintisnya. (Retno, 2015)
Contohnya seorang wirausahawan konveksi busana muslim anak-anak di Surabaya. Pada
awalnya dia memulai usaha koveksi busana muslim anak-anak tebatas hanya di daerah sekitar
tempat tinggalnya. Bahkan kegiatan produksi yang dalam hal ini menjahit busana muslim
dikerjakannya sendiri secara langsung. Hal ini disebabkan terbatasnya modal yang dimiliki dan
kurangnya kepercayaan diri untuk mencoba memasarkan busana muslim anak-anak tersebut di
luar kota tempat tinggalnya. Namun hal ini mulai berubah ketika dia mendapatkan pesanan baju
busana musim dari luar daerah tempat tinggalnya. Peristiwa ini mampu menumbukan motivasi
berprestasi pada pengusaha tersebut yang pada akhirnya mendorongnya untuk mengajukan
pinjaman di bank untuk mengajukan usahanya. Tidak berhenti sampai di situ, wirasahawan
tersebut semakin intens mencari ide-ide baru untuk mengembangn motif dan model produk
busana muslimnya. Saat ini wirausahawan tersebut telah mampu memasarkan produknya ke
kota-kota besar di Pulau Jawa (“Program Hidup Ini Indah” Trans TV, 2009)
Pengembangan motivasi berprestasi dalam rangka mengembangkan mental kewirausahaan akan
menghasilkan manusia yang memiliki potensi, produktif, dan tangguh dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian keberadaan motivasi berprestasi dapat memberikan dorongan
untuk mencapai penghargaan dan kepuasan yang mengarah pada usaha di masa datang.
Mc Clelland menggunakan istilah n-Ach (Need for Achievement) atau motivasi berprestasi yaitu
kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi; motif berprestasi ditemukan pada suatu macam
pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu dengan
lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih efisien dan lebih cepat, kurang menggunakan tenaga
dengan hasil baik dan sebagainya.
Ukuran keunggulan adalah dapat berupa prestasi orang lain maupun prsetasi diri individu
tersebut sebelumnya. Sebagai contoh setiap orang diminta mengemukakan pikirannya secara
spontan: Si A bercerita, seorang pemuda yang sedang belajar untuk ujian, namun sulit
memusatkan pikirannya karena selalu teringat akan pacarnya, sedangkan si B bercerita mengenai
seorang anak muda yang tekun berusaha mendapatkan angka yang baik dalam ujian, karena ia
ingin masuk sekolah kejuruan, Ia bekerja sampai jauh malam takut kalau kurang berhasil dan
lain-lain. Si B jelas memiliki pikiran-pikiran yang ber n-Arch lebih banyak daripada si A dan
mendapatkan angka yang lebih tinggi. Metode yang didapatkan dalam hal ini adalah pemikiran-
pemikiran yang sedemikian itu boleh dikatakan jitu dan obyektif (Wyner, 1984).
Witterbootom menyatakan bahwa anak yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi didapatkan
pada keluarga yang orang tuanya telah melatih anaknya untuk berdiri sendiri dan menguasai
kecakapan tertentu. Namun menurut Heckhausen dinyatakan motivasi berprestasi bukan
diakibatkan dari latihan berdiri sendiri sedini mungkin akan tetapi latihan pada umur delapan
tahun. Latihan dini untuk percaya pada diri sendiri dapat membantu motif berprestasi hanya
apabila itu sesuai dengannya (Heckhausen, 1966). Di samping itu Heckhausen menerima dan
berusaha mengembangkan teori McClelland tentang motivasi berprestasi ke arah kognitif. Ia
mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan
kecakapan-kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas dan suatu ukuran
keunggulan yang dilakukan sebagai pembanding dalam melakukan aktivitas tersebut. ada dua
kemungkinan yaitu "berhasil atau gagal".
Di dalam memberikan penilaian terdapat tiga ukuran keunggulan :
1. Yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasarkan kesempurnaan hasil.
2. Berhubungan dengan diri sendiri, yaitu membandingkan dengan hasil diri-sendiri, atau
prestasi sendiri sebelumnya.
3. Berhubungan dengan orang lain, membandingkan hasil dengan hasil orang lain.
Dikemukakan pula bahwa motivasi berprestasi mempunyai beberapa disposisi penilaian :
1. Jika motif berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan diri yang nyata dan ideal akan
lebih besar.
2. Orang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan kemungkinan sukses, dan yang
berorientasi gagal, akan lebih mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam mencapai prsetasi.
3. Tingkat apresiasi yang berorientasi antara sukses biasanya hanya sedang dan yang
berorientasi gaga; biasanya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Subyek yang bermotivasi sukses sebagai akibat faktor yang mantap, seperti kemampuan
dan menganggap kegagalan bukan kareana faktor tersebut akan tetapi sebagai akibat kurangnya
usaha : monumental.
E. Sikap Motivasi Berprestasi dalam Kewirausahaan
Istilah entrepreneur atau kewiraswastaan atau kewirusahaan dapat diartikan sebagai suatu
kepribadian sikap kemampuan berwirausaha atau kemampuan yang unggul dalam menciptakan
suatu usaha. Darustam dkk (1994), menyatakan bahwa di Indonesia wiraswasta adalah
entrepreneur yang berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu pembinaan kewiraswastaan terletak
pada :
1. Pembentukan sikap mental maju.
2. Membersihkan diri dari sikap mental negatif.
3. Membentuk sikap mental positif.
Seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan menempuh usaha dengan
segala resiko dan diambil atau dihadapi dalam memperjuangkan usahanya mencapai
keberhasilan atau dinyatakan berprestasi. Dalam hal ini kemampuan seorang wirausahawan
harus mampu berpikir kreatif dan inovatif serta memiliki semangat juang (mitivasi berprestasi)
yang tinggi, sehingga mampu menanggung resiko dalam setiap pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, seseorang haruslah memiliki :
1. Ketrampilan berpikir kreatif.
2. Ketrampilan dalam mengambil keputusan.
3. Ketrampilan dalam kepemimpinan.
4. Ketrampilan manajerial.
5. Ketrampilan dalam bergaul antar manusia (human relation).
Untuk dapat mengembangkan diri individu tersebut, (Darustam dkk, 1995) harus berupaya
melalui :
1. Pendidikan belajar sendiri.
2. Berlatih diri berwiraswasta / wirausaha.
3. Membentuk mental yang selalu ingin maju.
4. Percaya diri sendiri.
5. Melalui kebiasaan bersedia rajin berupaya.
Dalam kaitannya dengan pengembangan mental wirausaha maka diperlukan pula pengembangan
sumber daya manusia yang diharapkan sukses sebagai seorang wiraswastaan. Mereka
hendakmya memiliki sikap mental :
1. Penuh gagasan, ide.
2. Penuh inisiatif dan prakarsa.
3. Penuh daya cipta dan kreativitas.
4. Memiliki self motivation yang tinggi.
5. Dapat bekerja sama.
6. Tahu apa maunya hidup ini.
7. Tahu menghitung resiko.
8. Mampu mencegah hambatan mental.
9. Selalu meningkatkan ketrampilan dan salesmanship.
Atas dasar pendapat diatas dapat digambarkan hendaknya para wirausahawan di samping
memiliki kemampuan managerial skill juga harus memiliki kemampuan mental yang tangguh,
selalu ingin maju, sukses atau dengan istilah lain mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi
dalam mengaktualisasikan kemampuannya dan harapannya.
Enam sifat individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menurut Heckhausen antara
lain:
1. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan tugas yang berhubungan dengan
prestasi.
2. Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan dan lebih dapat menangguhkan
pemuasan untuk dapat menjalankan penghargaan.
3. Memilih tugas yang kesukarannya sedang.
4. Tidak suka membuang-buang waktu.
5. Dalam mencari pasangan lebih suka yang memiliki kemauan dari pada simpatik.
6. Lebih tangguh dalam suatu tugas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi antara lain:
1. Inteligensi
Inteligensi adalah kemauan mental yang kompleks yang ada pada diri seseorang. Makin tinggi
inteligensi seseorang maka akan semakin cepat dan cermat dalam membaca, memahami dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan semakin tinggi pula tingkat kreativitas yang
dilakukan untuk berprestasi.
2. Kebutuhan dan Pendidikan
Tingkat pendidikan serta variasi, macam keilmuan yang dikuasai akan melatarbelakangi sikap
hidup, konsep diri dan perilaku seseorang dalam menghadapi macam dan tingkat kebutuhan baik
yang berasal dari dalam diri maupun dari luar individu dalam kehidupan sehari-hari. Makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang makin luas cakupan pengetahuan yang dikuasai atau
diperolehnya baik secara teoritis maupun praktis.
F. Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi dalam Berwirausaha
Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam berwirausaha. Karena dengan memiliki motivasi
berprestasi akan menumbuhkan inovatif, kreatif, serta semangat untuk memajukan usaha yang
dikelola.
Berikut adalah alur yang menunjukkan keterkaitan antara motivasi dengan kewirausahaan.
Beberapa cara menumbuhkan motivasi berprestasi dalam berwirausaha antara lain:
1. Dengan paksaan (by force) atau melalui perintah atau instruksi bersifat memaksa. Pada
awalnya subyek akan melakukan tugas didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas
tersebut. Metode ini sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang yang ingin maju
tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya
2. Dengan persuasif (persuasion) melalui cerita-cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat
dan atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain. Metode ini tepat
untuk menumbuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang kewirausahaan.
3. Dengan stimulasi (stimulation) melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subyek tertarik dan
timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Metode stimulasi ini akan lebih baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah memahami
permasalahan kewirausahaan.
4. Belajar dari konsep 3M
a. Mulai dari yang kecil
b. Mulai dari diri sendiri
c. Mulai saat ini juga
Implementasi: Pola Fikir dan Motivasi Berpertasi
1. Mengubah Pola Pikir
Pola pikir adalah kepercayaan atau sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yg
mempengaruhi prilaku dan sikap seseorang yg akhirnya menentukan level keberhasilan
hidupnya.(Putriani, 2015)
Setiap orang atau manusia secara individu pada dasarnya memiliki ide, pendapat, rencana, cita-
cita. Unsur-unsur tersebut diolah oleh otak / akal / pikiran dan selalu dipengaruhi atau ditentukan
oleh sikap perilakunya. Jadi Pola Pikir adalah cara berpikir seseorang dalam mewujudkan
ide/pendapat/rencana/cita-citanya yang dalam pelaksanaannya dipengaruhi pula oleh perasaan /
pandangannya ataupun sikap prilakunya ( attitude ) tentang sesuatu secara umum. Dengan kata
lain pada suatu saat sikap seseorang itu dipengaruhi oleh perasaan atau emosinya.
Mindset(pola pikir) seseorang sangatlah berbeda-beda,Namun mindset tersebut bisa diubah dari
waktuke waktu,Mengubah Midset yang ada pada diri kita tidaklah mudah,kita dapat mengubah
midset kita dengan caramempengaruhi komponen pembentuk mindset yaitu pengetahuan dan
pengalaman.
Merubah sesuatu yang sudah menjadi suatu kebiasaan itu sangat sulit serta membutuhkan kerja
keras yang tentunya membutuhkan banyak pengorbanan, apalagi terkait masalah pola pikir.
Sudah menjadi kodrat bahwa perubahan itu terjadi secara alamiah dalam diri manusia bukan
hanya itu tetapi ada juga yang revolusioner maupun evolusi, jadi perubahan bukan merupakan
suatu hal yang menakutkan dan membahayakan.
Mengubah pola pikir tentunya membutuhkan kerelaan dan keberanian tersendiri yang tentunya
harus dibarengi dengan pola pikir yang terbaik serta perencanaan yang strategic serta kejelian
tersendiri dalam menangkap aspek-aspek tertentu.
‘Dengan bahasa yang tegas, Dr. Rhenald kasali, pakar manajemen Universitas Indonesia, pernah
mengatakan “berubah atau mati” ia memberikan sinyal bahwa setiap pengusaha yang mau tetap
bertahan harus melakukan perubahan demi perubahan atau akan tertinggal dari para pesaingnya’.
Hidup di dunia ini dibutuhkan perubahan terutama dalam hal perubahan pola pikir yang hasilnya
akan berdampak pada pengaplikasian dari hasil perubahan pola pikir, begitu pula dengan
pengusaha yang terjun dalam dunia kewirausahaan harus merubah pola pikirnya, misalnya saja
seorang pengusaha tidak boleh terjebak hanya menjalankan bisnis kecil dengan pola manajemen
tradisional dan tidak bisa berkembang hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah cara
pandang dan mulai berfikir mengenai pola pikir kewirausahaan yang biasa disebut dengan
entrepreneurial –mindset. Sekarang jaman sudah semakin modern dimana hal tersebut dapat
menimbulkan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari, dengan merubah pola pikir maka
ketidak pastian itulah yang bisa dijadikan keberuntungan tersendiri dan mendatangkan
kesuksesan.
Menjadi sukses adalah keinginan banyak orang. Namun mengapa ada orang yang sukses dan
yang tidak. Dalam hal kemampuan, seringkali tidak ada yang benar-benar berbeda antara satu
pengusaha dan pengusaha lainnya, karena setiap orang dapat melakukan apapun yan dia
inginkan.
Namun, perbedaan pola pikir berdampak pada kesuksesan seseorang. Berikut adalah 4 pola pikir
untuk menjadi orang sukses : (Ifsan, 2015)
1. Lebih baik berani dari pada takut
“Api bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bukan menakutkan kalo kita berani dan bisa
menaklukannya. Untuk menjadi sukses, Anda harus memiliki keberanian. Dan untuk menjadi
berani, lakukan hal-hal yang berani. Lampaui kapasitas anda, mencoba hal baru. Terlepas Anda
gagal atau berhasil, Anda akan belajar dan tumbuh.
2. Percaya pada diri sendiri
Sikap adalah segalanya. Sikap negatif mengurangi keberhasilan, dan sikap positif menciptakan
kesuksesan. Tanpa kepercayaan diri, Anda akan tidak memiliki jalan menuju sukses. Sukses
adalah sesuatu yang diciptakan. Sukses bukan sesuatu yang hanya terjadi. Kalau Anda mau,
Anda Bisa.
3. Bergaul dengan orang yang positif
Bersikap baik dengan rekan kerja, orang-orang di sekitar adalah kendaraan menuju kesuksesan
Anda. Perilaku dan pola pikir negatif itu menular, jika rekan kerja dan bos Anda negatif, puncak
kesuksesan akan semakin terjal bagi Anda. Untuk mencapai tujuan yang Anda inginkan, ubahlah
perilaku bos jika diperlukan. Atau jika Anda bos, segera ubah tim Anda dari hal-hal negatif.
4. Visualisasi
Visualisasi sangat bermanfaat karena tindakan mengikuti pikiran. Sebuah teknik jitu untuk
memelihara visi dan tujuan. Beberapa orang menggunakan papan visi dan lainnya memilih untuk
peta harta karun. Dan yang lain menetapkan tujuan dengan menetapkan tanggal tertentu.
Jadi mengubah pola pikir sangat dibutuhkan sebagai motivasi dalam kewirausahaan yang disertai
dengan pola pikir yang penuh kejelian yang dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik yang dapat
menunjang keberhasilan terutama keberhasilan dalam kewirausahaan.
2. Motivasi Berprestasi
Kelemahan dan kekuatan sangat penting untuk diketahui terlebih lagi apabila kita adalah seorang
pengusaha, setiap manusia memiliki kelemahan dan kekuatan maka apabila kelemahan itu
ditutupi dengan menonjolkan kekuatan maka hal tersebut akan sangat baik, dimana kelemahan
dan kekuatanlah merupakan factor tercapainya cita-cita dan tujuan. Apabila seseorang meyakini
bahwa ia mampu mengelolah dengan baik kelemahan dan kekuatan yang dimiliki maka hal
tersebut dapat menghasilkan prestasi. Tentunya prestasi akan tercapai dengan usaha keras yang
desertai dengan manajemen yang baik dalam mengembangkan kekuatan yang ada.
Seseorang yang berhasil dalam dunia kewirausahaan dapat dikatan karena ia memiliki motif
yaitu motif berprestasi, dimana motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan dan
menuntut untuk mencapai hasil yang terbaik untuk memperoleh kepuasan pribadi.
Menurut Heckhausen pengertian motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam
diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara
kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar
keunggulan. Menurutnya ada tiga komponen dari standar keunggulan yang antara lain adalah
: (Atirah, 2013)
1. Standar keunggulan tugas (berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya),
2. Standar keunggulan diri (berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan prestasi yang pernah dicapai selama ini) dan
3. Standar keunggulan siswa lain (berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh siswa lain).
Menurut McClelland pengertian motivasi berprestasi adalah sebagai kompetisi dengan standar
keunggulan. Dengan demikian motivasi berprestasi ditandai oleh keinginan untuk mencapai
standar keunggulan yang tinggi dan untuk mencapai tujuan yang unik. Motivasi berprestasi dapat
dianggap sebagai disposisi untuk mendekati keberhasilan atau kapasitas untuk mendapatkan
kebanggaan dalam pemenuhan ketika kesuksesan dicapai dalam suatu kegiatan. (Srikandi, 2017)
Apabila disimpulkan pengertian motivasi berprestasi adalah merupakan suatu keinginan yang
mendorong individu untuk mencapai sukses dan mencapai standar keunggulan. Individu ini
berusaha atau berjuang untuk meningkatkan serta memelihara kemampuannya setinggi mungkin
dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulannya.
Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi
1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan
bukan atas dasar untung- untungan, nasib, atau kebetulan.
2. Memiliki tujuan yang realistis tetapi yang menantang dari tujuan yang terlalu mudah
dicapai atau terlalu besar resikonya.
3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan
nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.
4. Senang bekerja dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan yang lainnya. Ia
akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran
keberhasilan.
Ciri Orang Yang Memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
1. Mempunyai keinginan kuat yang berbeda dengan orang yang lain.
2. Melakukan hal-hal dengan lebih baik.
3. Mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam
menemukan jawaban- jawaban terhadap masalah-masalah.
4. Lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi.
5. Memilih tugas pekerjaan yang memiliki resiko yang sedang.
6. Tidak menyukai adanya sebuah keberhasilan secara kebetulan.
7. Tujuan-tujuan yang ditetapkan merupakan tujuan yang tidak terlalu sulit dicapai dan juga
bukan tujuan yang terlalu mudah dicapai.
Faktor Penyebab Motivasi Berprestasi
Faktor interen
1. Kemampuan, adalah kekuatan penggerak untuk bertindak yang dicapai oleh manusia
melalui latihan belajar.
2. Kebutuhan, adalah kekurangan yang artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karena itu
timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya.
3. Minat, adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk merasa
tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
4. Harapan dan keyakinan, merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi suatu
kebutuhan tertentu dari individu yang didasarkan atas pengalaman yang telah lampau.
Faktor eksteren
1. Situasional, keadaan yang mendukung atau malah menghambat individu dalam mencapai
tujuannya.
2. Lingkungan, hal ini juga sangat berpengaruhi pada motivasi berprestasi individu.
Misalnya; lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan dimana ia berada (sosial).
Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam berwirausaha karena dengan adanya motifasi
berprestasi akan mengasilkan hal-hal sebagai berikut:
a. Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang.
b. Selalu merasa bahwa apapun yang terjadi sebagian besar menjadi tanggung jawabnya.
c. Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik
Jadi motivasi berprestasi itu sangat penting karena akan menghasilkan sesuatu yang terbaik.
Daftar Pustaka :
Rachmat Soegiharto, 2013. http://rachmatsoegiharto.blogspot.com/2013/04/apa-sih-pola-pikir-
itu.html, (27 Maret 2018, jam 19.00
Riyan, 2016. http://riyansblog.blogspot.com/2016/04/mind-set-pola-pikir.html, (27 Maret 2018,
jam 19.05)
Khana Fitri, 2013. https://www.kompasiana.com/khana_fitri/pengaruh-pola-pikir-pada-
keberhasilan_5520e86ba33311684946cf98, (27 Maret 2018, jam 19.07)
Bayu Widodo, 2017. https://www.akun.biz/tips-bisnis/pola-pikir-menuju-sukses/, (27 Maret
2018, jam 19.10)
Anonim, 2013. http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-motivasi-berprestasi.html, (27
Maret 2018, jam 19.20)
Adisty Putri, 2016. http://adistyputrianggadewi.blogspot.com/2016/11/makalah-motivasi-
berprestasi.html, (27 Maret 2018, jam 19.30)
Retno, 2015. http://retnoengineteacher.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo_25.html,
(27 Maret 2018, jam 19.45)
Putriani, 2015. https://www.kompasiana.com/putrianipurba/mengembangkan-mindset-dan-pola-
pikir-kita_552c943f6ea834f0728b4567, (27 Maret 2018, jam 20.00)
Ifsan, 2015. https://www.liputan6.com/bisnis/read/2291467/4-pola-pikir-orang-sukses, (27 Maret
2018, jam 20.10)
Atirah, 2013. http://atirahstainbone.blogspot.com/2013/05/bpki-pemotivasian-dalam-
kewirausahaan.html, (27 Maret 2018, jam 20.20)
Srikandi, 2017. http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/03/pengertian-motivasi-berprestasi-
serta-ciri-faktornya.html, (27 Maret 2018, jam 20.45)

More Related Content

What's hot

Makalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Makalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiMakalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Makalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiZuzax Gates
 
Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...
Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...
Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...Widya Fisty Windany
 
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...FitriantoSugiono
 
Kumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasiKumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasioktoberlin12001
 
Kumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasiKumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasiAsep Irama Ad
 
3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...
3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...
3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...AgungRismawan1
 
Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...
Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...
Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...Theresia Magdalena
 
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiunMenumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiunKanaidi ken
 
Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi
Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi  Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi
Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi rivayanto
 
Kiat Untuk Bangkit Setelah Gagal
Kiat Untuk Bangkit Setelah GagalKiat Untuk Bangkit Setelah Gagal
Kiat Untuk Bangkit Setelah GagalYohanes Ratu Eda
 
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2Diana Amelia Bagti
 
Kumpulan Tips Tips Motivasi
Kumpulan Tips Tips MotivasiKumpulan Tips Tips Motivasi
Kumpulan Tips Tips MotivasiCynthia D
 
Bab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakanBab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakanAhmad Rudi
 
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiStrategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiZuzax Gates
 
Personality development
Personality developmentPersonality development
Personality developmentthofagunners
 

What's hot (18)

Makalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Makalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiMakalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Makalah strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
 
Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...
Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...
Makalah kewirausahaan tentang Pentingnya sikap pantang menyerah dan sikap ule...
 
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
 
Kumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasiKumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasi
 
Kumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasiKumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasi
 
Makalah kewirausahaan tentang wirausaha
Makalah kewirausahaan tentang wirausahaMakalah kewirausahaan tentang wirausaha
Makalah kewirausahaan tentang wirausaha
 
3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...
3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...
3, kwh,agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, pola pikin dan motivasi berp...
 
Wiraswasta dan Sikap Wirausaha
Wiraswasta dan Sikap WirausahaWiraswasta dan Sikap Wirausaha
Wiraswasta dan Sikap Wirausaha
 
Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...
Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...
Kwh. theresia magdalena. hapzi ali. pengantar kewirausahaan, universitas merc...
 
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiunMenumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
Menumbuhkan JIWA KEWIRAUSAHAAN_PraPensiun
 
Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi
Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi  Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi
Minggu 3 Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi
 
Kiat Untuk Bangkit Setelah Gagal
Kiat Untuk Bangkit Setelah GagalKiat Untuk Bangkit Setelah Gagal
Kiat Untuk Bangkit Setelah Gagal
 
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
 
Kumpulan Tips Tips Motivasi
Kumpulan Tips Tips MotivasiKumpulan Tips Tips Motivasi
Kumpulan Tips Tips Motivasi
 
Kumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasiKumpulan tips tips motivasi
Kumpulan tips tips motivasi
 
Bab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakanBab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakan
 
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiStrategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
 
Personality development
Personality developmentPersonality development
Personality development
 

Similar to 3. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, mengubah pola fikir dan motivasi berprestasi, universitas mercu buana, 2018

3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...FitriantoSugiono
 
4113935-phpapp01
4113935-phpapp014113935-phpapp01
4113935-phpapp01FBnya Jhoe
 
Makalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karirMakalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karirdevinGrandonk
 
Makalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karirMakalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karirDevin Grandonk
 
Personality development
Personality developmentPersonality development
Personality developmentthofagunners
 
Prinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukanPrinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukanSumardi Sulaeman
 
3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...
3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...
3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...Resti Pujianti
 
Personality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Personality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPersonality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Personality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasithofagunners
 
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasiMembangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasithofagunners
 
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasithofagunners
 
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasithofagunners
 
Malas punca kegagalan
Malas punca kegagalanMalas punca kegagalan
Malas punca kegagalanLee Oi Wah
 
Materi Strategi Menuju Sukses
Materi Strategi Menuju SuksesMateri Strategi Menuju Sukses
Materi Strategi Menuju SuksesEko Mardianto
 
2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...SetyaDarmawan
 
Berfikiran positif
Berfikiran positifBerfikiran positif
Berfikiran positiffardzli71
 
Bahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diri
Bahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diriBahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diri
Bahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diriHelmon Chan
 
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiStrategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiZuzax Gates
 

Similar to 3. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, mengubah pola fikir dan motivasi berprestasi, universitas mercu buana, 2018 (20)

3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, mengubah pola fikir dan motivasi berpres...
 
4113935-phpapp01
4113935-phpapp014113935-phpapp01
4113935-phpapp01
 
Makalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karirMakalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karir
 
Makalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karirMakalah bk tentang hambatan karir
Makalah bk tentang hambatan karir
 
Personality development
Personality developmentPersonality development
Personality development
 
Prinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukanPrinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukan
 
3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...
3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...
3. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, mengubah pola pikir dan motivasi...
 
Personality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Personality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPersonality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Personality development pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
 
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasiMembangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
 
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
 
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Malas punca kegagalan
Malas punca kegagalanMalas punca kegagalan
Malas punca kegagalan
 
Materi Strategi Menuju Sukses
Materi Strategi Menuju SuksesMateri Strategi Menuju Sukses
Materi Strategi Menuju Sukses
 
2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
2. kewirausahaan, setya darmawan, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, univer...
 
Berfikiran positif
Berfikiran positifBerfikiran positif
Berfikiran positif
 
Bahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diri
Bahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diriBahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diri
Bahan motivasi dan dawah Membangun kepercayaan diri
 
Membangun citra diri
Membangun citra diriMembangun citra diri
Membangun citra diri
 
Membangun citra diri
Membangun citra diriMembangun citra diri
Membangun citra diri
 
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapiStrategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
Strategi dan sikap dalam menghadapi hambatan yang dihadapi
 

More from Azahfadilah

Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...
Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...
Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...Azahfadilah
 
13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...
13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...
13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...Azahfadilah
 
12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...
12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...
12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...Azahfadilah
 
11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...
11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...
11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...Azahfadilah
 
10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...
10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...
10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...Azahfadilah
 
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...Azahfadilah
 
7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...
7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...
7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...Azahfadilah
 
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...Azahfadilah
 
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...Azahfadilah
 
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...Azahfadilah
 
2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...
2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...
2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...Azahfadilah
 
1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...
1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...
1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...Azahfadilah
 

More from Azahfadilah (12)

Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...
Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...
Kewirausahaan, Azah Fadilah, Hapzi Ali, Proposal Rencana Usaha Jasa Pencucian...
 
13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...
13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...
13. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen keuangan, universitas m...
 
12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...
12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...
12. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen pemasaran, universitas ...
 
11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...
11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...
11. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produ...
 
10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...
10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...
10. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, manajemen fungsional, universitas...
 
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
9. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, dasar manajemen dan fungsi manajem...
 
7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...
7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...
7. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, studi kasus, universitas mercu bua...
 
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
6. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model ke...
 
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
5. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, model bisnis konvensional, waralab...
 
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
 
2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...
2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...
2. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, motivasi pengusaha sukses, univers...
 
1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...
1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...
1. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, pengenalan kewirausahaan, universi...
 

3. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, mengubah pola fikir dan motivasi berprestasi, universitas mercu buana, 2018

  • 1. KEWIRAUSAHAAN I PERTEMUAN KE 3 Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “KEWIRAUSAHAAN 1” Dosen Pengampu :Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM, CMA Oleh : Azah Fadilah (43217110143) S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA 2018
  • 2. Bagaimana Pola Fikir dan Motivasi Berpertasi 1. Pola Pikir Pola Pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya. (Adi W. Gunawan dalam Yoga, 2008). (Rachmat Soegiharto, 2013) Adi meyakini bahwa belief menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan bertindak seseorang. Dengan demikian jika ingin mengubah pola pikir, yang harus diubah adalah belief atau kumpulan belief. Dweck, 2008, mengatakan bahwa “Pandangan yang orang adopsi untuk dirinya sangat mempengaruhi cara orang tersebut mengarahkan kehidupan”. Artinya kepercayaan atau keyakinan seseorang memiliki kekuatan yang dapat mengubah pikiran, kesadaran, perasaan, sikap, dan lain-lain, yang pada akhirnya membentuk kehidupannya saat ini. Pola pikir kita (atau kadang-kadang disebut paradigma kita) adalah jumlah total keyakinan, nilai, identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat, dan pola-pola pemikiran kita — tentang diri kita sendiri, orang lain, dan bagaimana kehidupan bekerja. Ini adalah saringan yang dengannya kita menafsirkan apa yang kita lihat dan alami. Pola pikir Anda membentuk kehidupan Anda dan menarik kepada diri Anda hasil-hasil yang merupakan refleksi pasti pola pikir itu. Apa yang Anda percayai akan terjadi, benar-benar terjadi. Pola pikir itu ada yang positif dan ada pula yang negatif. Contoh pola pikir positif: optimis, berpikiran positif, pantang menyerah. Sedangkan pola pikir negtif contohnya: psimis, berburuk sangka, mudah menyerah. Efeknya sudah pasti sangat berbeda jika menghadapi suatu persoalan atau masalah, yang lebih bisa bertahan tentu orang yang memiliki pola pikir yang positif. Kebanyakan orang pasti sudah mengetahui hal ini, namun dalam praktiknya terkadang masih terasa sulit, butuh pembiasaan, dan latihan terus menerus. Ada pepatah yang mengatakan seseorang itu terbentuk berawal dari pola pikirnya, dari pola pikir akan menghasilkan kebiasaan, dari kebiasaan akan menjadi karakter. Jadi butuh waktu dan ketelatenan untuk mengubah suatu pola pikir. Untuk mengubah atau menjaga pola pikir tetap positif ada beberapa hal yang bisa dilakukan: (Riyan, 2016) 1. Bergaul atau mencari lingkungan yang memiliki pola pikir yang positif. Dengan demikian kita bisa saja tertular sedikit demi sedikit memiliki pola pikir positif juga. 2. Belajar dan membuka wawasan. Belajar dalam arti luas, pengalaman orang, pengalaman pribadi bisa dijadikan sarana pembelajaran pembentuk pola pikir, secara teks books juga bisa sangat membantu, membaca buku-buku positf yang menularkan pola pikir positif. 3. Niatkan dalam hati untuk berubah jadi lebih baik, berusaha untuk mengikis dan membuang pola pikir yang masih negatif. 4. Menikmati proses. Dalam melakukan sesuatu perubahan pola pikir yang telah terbiasa kita jalani, tentunya akan menemukan kesulitan. Disinilah kita harus berusaha untuk menikmati proses yang kita alami, baik itu menyenangkan atau tidak.
  • 3. 5. Berdoa. Sebagai orang yang beragama, harus yakin dengan kuasa Tuhan yang Maha membolak balikan hati dan pikiran seseorang. Kita tetap berusaha maksimal namun tak lupa tetap berharap di bimbing-Nya untuk menjadi lebih baik. Salah satu persyaratan untuk perubahan pola adalah masuknya prinsip-prinsip yang bersifat universal. Artinya, orang perlu mendapat pendidikan atau pelatihan di mana lewat pendidikan atau pelatihan apapun bentuknya, kebenaran diberikan kepada pendengar atau orang yang pola pikirnya diharapkan berubah. Informasi yang masuk ke dalam pikiran dengan sendirinya membentuk pola sesuai dengan natur informasi itu sendiri.(Khana Fitri, 2013) Hidup ini merupakan sebuah pilihan, setiap saat kita selalu dihadapkan pada sebuah pilihan. Memilih kaya atau miskin, memilih rajin atau malas, memilih jadi pengusaha atau karyawan, memilih gagal atau sukses, dan lain sebagainya. Namun, apapun situasi Anda saat ini, gagal atau sukses, itu merupakan konsekuensi dari sebuah proses berpikir/mindset yang telah Anda hasilkan. Artinya, untuk menjadi orang sukses maka Anda harus memiliki pola pikir, mindset, atau paradigma orang sukses. Jika saat ini Anda merasa belum sukses, maka pikiran Anda jangan difokuskan pada saat ini, fokuslah pada masa depan yang sukses. Jika Anda melihat saat ini, Anda melihat diri Anda masih belum sukses, maka mindset yang muncul adalah mindset yang belum sukses. Lihatlah saat Anda sudah menjadi orang sukses. Saat Anda melihat masa depan sebagai orang sukses, maka Anda akan mulai memiliki pola pikir sukses. Banyak orang yang gagal, bukan karena ketidakmampuan teknis, bukan juga karena kurangnya modal, tetapi kebanyakan karena tidak memiliki mindset yang benar. Lalu, bagaimanakah pola pikir atau mindset orang sukses? 1. Orang Sukses meyakini bahwa dibalik suatu masalah pasti ada peluang dan solusinya. 2. Orang sukses memandang kegagalan merupakan suatu kesuksesan yang tertunda. 3. Orang sukses tidak takut resiko dan tidak melihatnya sebagai sesuatu yang berbahaya, tetapi lebih dari probabilitas yang bisa mengakibatkan banyak kemungkinan, termasuk di antaranya bisa sangat menguntungkan. 4. Orang sukses percaya bahwa bertanya bukan tanda kelemahan. 5. Orang sukses percaya bahwa keberuntungan bukanlah penentu kesuksesan. 6. Orang sukses percaya bahwa setiap kebaikan tidak harus selalu mendapatkan balasan. 7. Orang sukses percaya bahwa mereka tidak selalu benar. 8. Orang sukses percaya bahwasanya mereka belum telah meraih kesuksesan. Pikiran merupakan magnet yang sangat kuat. Apa pun yang diberitahukan pola pikir anda kepada anda adalah apa yang anda tarik, baik anda menyadarinya atau tidak. Jika Anda memiliki keyakinan bahwa, “Mana mungkin anda bisa menjadi seorang yang kaya raya”, misalnya, maka yakin bahwa anda akan menjadi miskin selamanya. Orang yang gagal biasanya tidak punya cara pandang yang fleksibel atau sebutan lainnya adalah kaku. Jika anda termasuk orang seperti ini, anda tidak punya mindset menuju kesuksesan. Sebaliknya, orang-orang sukses adalah mereka yang luwes. Bisa menempatkan apa saja yang terbaik untuk kemajuan bisnis dan kepribadiannya.
  • 4. Jika Anda ingin mengubah kondisi Anda saat ini, maka Anda harus memulainya dari dalam diri, dari pola pikir (mindset atau paradigma) Anda, dari model mental Anda. Berpikir “saya akan sukses!” Di bawah ini adalah beberapa pola pikir menuju sukses yang bisa kita terapkan : (Bayu Widodo, 2017) 1. Saya ciptakan hidup saya sendiri Buang jauh-jauh pemikiran bahwa hidup itu terjadi begitu saja pada diri Anda. Sudah saatnya Anda berpikir bahwa Anda yang berhak menciptakan hidup Anda sendiri. Maksud dari kalimat ini adalah, mulailah sejak saat ini untuk mengubah tatanan kehidupan Anda dengan menciptakan pikiran-pikiran positif yang akan membantu Anda dalam meraih kesuksesan. 2. Saya memainkan permainan uang untuk menang Selama ini mungkin Anda berpikiran tidak ingin kehilangan uang. Padahal untuk meraih sukses, tidak sedikit orang yang mengorbankan uang entah itu untuk modal usaha atau untuk biaya operasional. Jadi, jangan ragu untuk mengeluarkan uang. Hanya saja, jangan lupa untuk selalu mencatat setiap pengeluaran dan pemasukannya. 3. Saya berkomitmen untuk menjadi kaya. Kebanyakan orang selalu berpikiran, ” Saya ingin menjadi kaya”. Sayangnya keinginan itu tidak diwujudkan dalam perilaku bekerja. Jika memang Anda ingin menjadi kaya, sebaiknya Anda berkomitmen dengan diri Anda sendiri dan tunjukkan dengan cara kerja Anda yang maksimal. 4. Saya suka berpikir besar. Jika selama ini berpikir secara besar dan luas menimbulkan kekecewaan pada diri Anda. Cobalah untuk berbesar hati. Setiap pemikiran dan keputusan yang diambil akan memiliki risiko. Setidaknya jika Anda berani mengambil risiko, tentunya Anda bisa meraih goal yang lebih daripada hanya berdiam diri saja. 5. Rintangan adalah kesempatan. Saat Anda merasakan halangan di depan Anda, apa yang akan Anda lakukan? Berhentikah? Atau mencari jalan lain? Kini saatnya Anda merubah kebiasaan itu, dengan apa? Terjang segala rintangan yang ada di depan Anda. Siapa tahu ternyata ada kesuksesan besar yang menanti Anda di baliknya. Selain itu, dengan melalui rintangan, pengetahuan dan pengalaman Anda akan semakin bertambah. 6. Saya mengagumi orang kaya dan sukses. Ada kalanya kita minder dengan orang yang lebih kaya dan lebih sukses dari diri kita. Namun buang jauh pemikiran seperti itu, justru sebaliknya dekatilah mereka. Dengan dekat dengan orang yang lebih kaya dan lebih sukses, Anda dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru pun mungkin juga strategi bisnis yang selama ini Anda lewatkan. 7. Saya meluangkan waktu dengan orang yang positif atau sukses. Jika sebelumnya Anda jarang bergaul dengan orang-orang seperti ini, maka mulai sekarang luangkanlah waktu bersama orang-orang yang berpikiran positif. Dengan begitu, aura positif yang dibawa mereka akan mempengaruhi Anda untuk lebih fokus dan giat dalam bekerja. 8. Saya bersedia mempromosikan diri saya.
  • 5. Promosikanlah diri Anda setiap ada kesempatan di depan mata. Buat orang lain mengerti bahwa meskipun Anda belum menguasai hal yang baru, namun Anda siap untuk belajar dan segera mengerjakannya. Hal baru merupakan tantangan baru yang akan menambah pengetahuan dan pengalaman Anda sebagai bekal di kemudian hari. 9. Masalah yang saya hadapi lebih kecil dari saya. Jangan biarkan masalah membebani hidup Anda. Bagaimanapun juga setiap masalah selalu ada jalan keluar dan penyelesaiannya. Tanamkan pemikiran bahwa masalah yang Anda hadapi, besarnya tidak sama dengan diri Anda dan bahkan lebih kecil. Dan ingatlah selalu bahwasanya Tuhan tidak akan menghadapkan Anda dengan masalah yang tidak mampu Anda tangani. 10. Saya sanggup menerima kritik dan saran. Apakah sebelumnya Anda merasa tidak nyaman dengan segala kritik dan saran yang Anda dengar dari orang lain? Well, sekarang saatnya Anda menerima semua kritik dan saran itu dengan besar hati. Anggaplah semua kritik dan saran tersebut semata-mata demi kebaikan dan kemajuan Anda sendiri. Selain itu, Anda juga tidak perlu lagi merasa tidak nyaman atau bahkan menghindari orang-orang yang selalu memberikan kritik dan saran tersebut. Berterima kasihlah dengan segala kritik dan saran yang Anda terima, setidaknya semua itu turut serta dalam membangun pribadi Anda yang lebih baik. 11. Saya dibayar untuk hasil. Selama ini Anda bekerja untuk apa? Selama ini Anda dibayar untuk apa? Apakah demi waktu yang Anda luangkan untuk bekerja? Ubahlah pemikiran seperti itu, karena hal tersebut hanya akan menghabiskan waktu Anda pada hal-hal yang sama dan tanpa perubahan yang signifikan. Bekerja dan berkaryalah demi hasil yang Anda buat, buatlah target apa yang harus Anda capai setiap harinya. Dengan begitu, Anda akan merasakan banyak perubahan yang terjadi pada progress pekerjaan Anda. 12. Jika dihadapkan pilihan, saya memilih keduanya. Anggaplah saat ini Anda dihadapkan dengan pilihan pekerjaan A atau B, mana yang akan Anda pilih? Apakah Anda akan memilih A yang ringan ataukah memilih B yang sudah Anda kuasai sebelumnya. Apakah ada perbedaan jika Anda malah memilih keduanya sekaligus? Dengan tidak hanya memilih salah satu melainkan keduanya, Anda tidak akan melewatkan kesempatan yang mungkin akan membantu kemajuan usaha Anda. 13. Saya berfokus pada nilai jaringan saya. Beberapa pengusaha profesional berpikir untuk memaksimalkan jaringan ketimbang menaikkan income mereka. Mengapa bisa seperti itu? Karena dalam pola pikir mereka, dengan meningkatkan jaringan dan kerja sama dengan pihak lain, maka secara otomatis akan meningkatkan kepercayaan orang lain yang tentunya akan mendongkrak nilai usaha yang dimiliki. 14. Saya tahu bagaimana mengelola uang. Kelolalah uang Anda sejak dini. Dengan mengelola keuangan Anda, dapat diketahui perjalanan dan perkembangan usaha Anda, sehingga dapat menentukan rencana yang akan Anda ambil setelahnya. 15. Saya membiarkan uang saya bekerja keras.
  • 6. Buang jauh pemikiran “Bekerja keras untuk uang”! Buatlah uang Anda yang bekerja keras untuk Anda. Jangan takut untuk mengeluarkan uang demi kemajuan usaha Anda, karena hasil terbaik tidak dapat diraih tanpa pengorbanan. Yang tentunya harus Anda pikirkan dahulu sebelum Anda terburu-buru mengambil keputusan. 16. Saya bertindak bahkan jika saya takut. Takut merugi adalah wajar bagi semua pengusaha. Namun apakah akan Anda biarkan rasa takut itu menghalangi langkah Anda? Sama pada beberapa poin sebelumnya, jadikanlah rasa takut itu sebagai motivasi Anda untuk maju terus dan berkembang, bukan untuk berhenti berusaha. 17. Saya terus belajar dan berkembang. Jika selama ini Anda berpikir sudah mengetahui apa yang ingin Anda ketahui, maka bisa diprediksi bahwa Anda akan sulit untuk belajar. Bukalah pikiran Anda, biarkanlah Anda belajar dan terus berkembang. Serap semua ilmu yang ada di sekitar Anda, walaupun tidak ada hubungannya dengan usaha yang Anda kerjakan saat ini, namun akan bermanfaat dalam memperluas jaringan dan kerja sama Anda ke depannya nanti. Di atas itu adalah pola pikir yang perlu kita tanamkan mulai dari sekarang. Semoga usaha yang akan dan sedang kita jalankan saat ini semakin berkembang dan menjadi lebih baik. 2. Motivasi Berprestasi Motif sering diartikan dengan dorongan. Sedangkan dorongan akan berbentuk tenaga yang merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini motif merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan dalam perbuatannya mempunyai tujuan tertentu.(Anonim, 2013) Crow A. (1983) mengartikan bahwa motif adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang mampu melakukan dan mengarahkan sesuatu perbuatan atau aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian Motif menurut para ahli adalah : 1. As'ad (1986) berpendapat bahwa motif didefinisikan sebagai need atau kebutuhan, want atau keinginan. Drivers atau dorongan atau impuls dalam diri manusia. Motif diarahkan pada tujuan yang mungkin disadari atau mungkin tidak disadari. 2. Gerungan (1983) menyatakan bahwa motif itu mempunyai pengertian yang mencakup semua penggerak, alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia untuk melakukan suatu perbuatan. 3. Ruch (dalam Ancok dan Raismin, 1989) menyatakan bahwa motif, sebagai kondisi internal yang komplek yang mendorong dan mengarahkan individu kepada tujuan tertentu. 4. Atkinson (diambil dari Mulyadi, 1989) mengungkap motif, merupakan suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk mencapai tujuan tertentu : tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi ataupun kekuasaan. Atas dasar beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa motif merupakan dorongan dari dalam, inner need yang bersifat komplek, laten dan potensial, yang memberikan arahan dan perilaku manusia di dalam mencapai tujuan baik berupa prestasi, afilikan ataupun kekuatan.
  • 7. Pengertian Motivasi menurut para ahli adalah: 1. Menurut Teevan dan Smith (1967), motivasi adalah konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe perilaku tertentu disebut motiv. 2. Menurut Atkinson (1984), individu yang tinggi motivasi berprestasi, namun tinggi dalam kecemasannya ada kecenderungannya untuk realistis. Faktor kecemasan dalam diri individu akan mempengaruhi perilakunya dalam manifestasi motivasi berprestasi yang diaktualisasikan. 3. Handoko (1987), motivasi adalah keadaan dalam arti pribadi seseorang untuk mendorong individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang terdapat dalam individu akan terealisir dalam suatu perilaku yang mengarah pada tujuan yang diinginkan untuk memperoleh kepuasan. Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa motif atau motivasi mampu memberikan kekuatan, dorongan untuk menggerakkan diri seseorang dalam perilaku tertentu dan sekaligus memberikan arahan terhadap diri seseorang untuk merespon atau melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan. A. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut Hall dan Lindzey, motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan atau memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain. McClelland dalam bukunya Memacu Masyarakat Berprestasi (1983) membedakan tiga kebutuhan yang ada pada manusia, yaitu : kebutuhan berprestasi atau n-Ach, kebutuhan untuk berkuasa n-Afiliation, dan kebutuhan untuk berafiliasi atau n-Afiliation. Ia mengatakan bahwa motivasi berprestasi di dalam menyeleksi suatu aktivitas atau pekerjaan yaitu dengan usaha aktif, sehingga memberikan hasil yang terbaik. n-Ach, ini akan mencerminkan dalam perilaku individu yang selalu mengarah pada suatu keunggulan. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif-kreatif. McClelland (Myron Weiner, 1984) menyatakan bahwa motivasi berprestasi diberi nama Virus mental yaitu n-Ach ("Need for Achievement"). Virus mental terjadi pada diri seseorang, cenderung orang itu akan bertingkah laku secara giat. Dengan menambah n-Ach seseorang akan menjadi bertamah giat dan tekun dalam berupaya, tidak hanya sekedar mencari keuntungan, namun berupaya lebih keras agar mencintai pekerjaan, untuk mendapat kepuasan dalam hidup. McClelland and Heckhausen menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain. Menurut Atkinson (1959), adalah kecenderungan seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya. Khususnya yang menantang dan mempunyai
  • 8. reward yang bersifat intrinsik. Individu yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi mempunyai motif untuk meraih sukses. B. Karakteristi Individu Berprestasi McClelland (1978: 77) mengemukakan bahwa karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu : (Adisty Putri, 2016) 1. Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas dengan hasil yang sebaik-baiknya, agar tujuan yang dicapai dapat berhasil dengan baik dan memuaskan. 2. Bertangungjawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicita-citakan berhasil tercapai. 3. Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil dalam menwujudkan keinginannya. 4. Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya, tidak melewati batas kemampuan yang dimiliki. Sebab dengan tidak melewati batas prestasi atau keinginan akan mudah terwujud dan diraih. 5. Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan kesempatan untuk dapat menunjukkan potensinya.Tidak takut untuk menunjukan keahliannya kepada orang lain dan tidak takut gagal. Mampu menemukan atau membuat peluang-peluang baru yang lebih dari peluang-peluang sebelumnya. 6. Menyukai tantangan, yaitu senang akan kegiatan-kegiatan yang bersifat prestatif dan kompetitif. Tidak takut kalah atau gagal dalam menjalankan usahanya untuk mencapai sebuah keberhasilan. 7. Selalu mengharapkan balikan nyata dapat berupa saran dan kritik terhadap kinerja yang dilakukan, guna memperbaiki hal-hal yang menjadi factor kegagalan dalam kinerja sebelumnya. Untuk menumbuhkan motivasi berprestasi maka perlu diciptakan lingkungan yang kondusif sehingga seseorang dapat menyelesaikan pekerja dengan baik tanpa adanya kendala atau gangguan yang lainnya. Menurut French dalam Syaodih (2003) siswa yang termotivasi oleh prestasi akan bertahan lebih lama pada tugas dibandingkan siswa-siswa yang kurang tinggi dalam motivasi berprestasi, kendati mereka mengalami kegagalan. Mereka akan menghubungkan kegagalan mereka dengan kurangnnya usaha, bukannya dengan faktor-faktor eksternal seperti kesukaran tugas, keberuntungan. Siswa yang termotivasi prestasi menginginkan keberhasilan, dan ketika mereka gagal akan melipatgandakan usaha mereka sehingga dapat berhasil. Sedangkan menurut Rohwer dalam Syaodih (2003) mengemukakan dalam dua jenis motivasi berprestasi yaitu: a. Motivasi berprestasi ekstrinsik b. Motivasi berprestasi intrinsik. Motivasi instrinsik berasal dari dalam diri sendiri yaitu dorongan untuk bertindak efisien dan kebutuhan untuk berprestasi secara baik.
  • 9. Ciri-cirinya adalah siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha mencoba setiap tugas yang diberikanmeskipun sulit untuk dikerjakan. Sebaliknya yang bermotivasi rendah, akan enggan melakukan tugas yang diberikan apabila ia tahu bahwa dirinya tidak mampu melalukannya, tanpa ada usaha. Bagi siswa yang motivasinya tinggi ada dorongan ingin tahu. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi merupakan suatu proses psikologis yang mempunyai arah dan tujuan untuk sukses sebagai ukuran terbaik. Sebagai proses psikologis, motivasi berprestasi dipengaruhi oleh dua faktor (Martianah 1984 : 26). a. Factor Individu ( intern ) Individu sebagai pribadi mencakup sejumlah aspek yang saling berkaitan. Motivasi berprestasi sebagai salah satu aspek psikis, dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor individu, seperti : 1. Kemampuan Kemampuan adalah kekuatan penggerak untuk bertindak yang dicapai oleh manusia melalui latihan belajar. Dalam proses motivasi, kemampuan tidak mempengaruhi secara langsung tetapi lebih mendasari fungsi dan proses motivasi. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi biasannya juga mempunyai kemampuan tinggi pula. 2. Kebutuhan Kebutuhan adalah kekurangan, artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karena itu timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya. Kehendak itu sendiri adalah tenaga pendorong untuk berbuat sesuatu atau bertingkah laku. Ada kebutuhan pada individu menimbulkan keadaan tak seimbang, rasa ketegangan yang dirasakan sebagai rasa tidak puas dan menuntut pemuasan. Bila kebutuhan belum terpuaskan maka ketegangan akan tetap timbul. Keadaan demikian mendorong seseorang untuk mencari pemuasan. Kebutuhan merupakan faktor penyebab yang mendasari lahirnya perilaku seseorang, atau kebutuhan merupakan suatu keadaan yang menimbulkan motivasi. 3. Minat Minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel 1984: 30). Seseorang yang berminat akan mendorong dirinya untuk memperhatikan orang lain, benda- benda, pekerjaan atau kegiatan tertentu. Minat juga menjadi penyebab dari suatu keaktifan dan basil daripada keikutsertaannya dalam keaktifan tersebut. 4. Harapan / Keyakinan Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dari seseorang/individu yang didasarkan atas pengalaman yang telah lampau; harapan tersebut cenderung untuk mempengaruhi motif pada seseorang (Moekijat 1984 : 32). Seseorang anak yang merasa yakin akan sukses dalam ulangan akan lebih terdorong untuk belajar giat, tekun agar dapat mendapatkan nilai setinggi-tingginya. b. Factor Lingkungan ( ekstern )
  • 10. Menurut Mc. Clelland (1987 : 89-90; 128-133) beberapa faktor lingkungan yang dapat membangkitkan motivasi berprestasi adalah: ª Adanya norma standar yang harus dicapai Lingkungan secara tegas menetapkan standar kesuksesan yang harus dicapai dalam setiap penyelesaian tugas, baik yang berkaitan dengan kemampuan tugas, 7 perbandingan dengan hasil yang pernah dicapai maupun perbandingan dengan orang lain. Keadaan ini akan mendorong seseorang untuk berbuat yang sebaikbaiknya. ª Adanya situsi kompetisi Sebagai konsekuensi adanya standar keunggulan, timbullah situasi kompetisi. Namun perlu juga dipahami bahwa situasi kompetitif tersebut tidak secara otomatis dapat memacu motivasi seseorang manakala individu tersebut tidak beradaptasi didalamnya. ª Jenis tugas dan situasi menantang Jenis tugas dan situasi yang menantang adalah tugas yang memungkinkan sukses dan gagalnya seseorang. Setiap individu terancam akan gagal apabila kurang berusaha. Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993: 10), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, antara lain: a. Faktor yang berasal dari dalam diri ( intern ) 1. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah pancaindra yang tidak berfungsi sebagaiman mestinya, seperti mengalami sakit cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku. 2. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas: faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat sertas faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. Selain itu ada faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. 3. Faktor kematangan fisik atau psikis. b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) 1. Faktor sosial yang terdiri atas; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok. 2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 3. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. D. Keterkaitan antara Motivasi Berprestasi dengan Kewirausahaan Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan, dengan kata lain motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Hal ini berarti motivasi berprestasi sangat diperlukan oleh seorang wirausahawan untuk memajukan usahanya. Oleh sebab itu, dengan memiliki motivasi
  • 11. berprestasi dalam menjalankan wirausaha seorang wirausahawan akan mampu berpikir inovatif, dan kreatif serta memiliki semangat juang (motivasi berprestasi) dalam mengembangkan usaha yang dirintisnya. (Retno, 2015) Contohnya seorang wirausahawan konveksi busana muslim anak-anak di Surabaya. Pada awalnya dia memulai usaha koveksi busana muslim anak-anak tebatas hanya di daerah sekitar tempat tinggalnya. Bahkan kegiatan produksi yang dalam hal ini menjahit busana muslim dikerjakannya sendiri secara langsung. Hal ini disebabkan terbatasnya modal yang dimiliki dan kurangnya kepercayaan diri untuk mencoba memasarkan busana muslim anak-anak tersebut di luar kota tempat tinggalnya. Namun hal ini mulai berubah ketika dia mendapatkan pesanan baju busana musim dari luar daerah tempat tinggalnya. Peristiwa ini mampu menumbukan motivasi berprestasi pada pengusaha tersebut yang pada akhirnya mendorongnya untuk mengajukan pinjaman di bank untuk mengajukan usahanya. Tidak berhenti sampai di situ, wirasahawan tersebut semakin intens mencari ide-ide baru untuk mengembangn motif dan model produk busana muslimnya. Saat ini wirausahawan tersebut telah mampu memasarkan produknya ke kota-kota besar di Pulau Jawa (“Program Hidup Ini Indah” Trans TV, 2009) Pengembangan motivasi berprestasi dalam rangka mengembangkan mental kewirausahaan akan menghasilkan manusia yang memiliki potensi, produktif, dan tangguh dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian keberadaan motivasi berprestasi dapat memberikan dorongan untuk mencapai penghargaan dan kepuasan yang mengarah pada usaha di masa datang. Mc Clelland menggunakan istilah n-Ach (Need for Achievement) atau motivasi berprestasi yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi; motif berprestasi ditemukan pada suatu macam pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih efisien dan lebih cepat, kurang menggunakan tenaga dengan hasil baik dan sebagainya. Ukuran keunggulan adalah dapat berupa prestasi orang lain maupun prsetasi diri individu tersebut sebelumnya. Sebagai contoh setiap orang diminta mengemukakan pikirannya secara spontan: Si A bercerita, seorang pemuda yang sedang belajar untuk ujian, namun sulit memusatkan pikirannya karena selalu teringat akan pacarnya, sedangkan si B bercerita mengenai seorang anak muda yang tekun berusaha mendapatkan angka yang baik dalam ujian, karena ia ingin masuk sekolah kejuruan, Ia bekerja sampai jauh malam takut kalau kurang berhasil dan lain-lain. Si B jelas memiliki pikiran-pikiran yang ber n-Arch lebih banyak daripada si A dan mendapatkan angka yang lebih tinggi. Metode yang didapatkan dalam hal ini adalah pemikiran- pemikiran yang sedemikian itu boleh dikatakan jitu dan obyektif (Wyner, 1984). Witterbootom menyatakan bahwa anak yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi didapatkan pada keluarga yang orang tuanya telah melatih anaknya untuk berdiri sendiri dan menguasai kecakapan tertentu. Namun menurut Heckhausen dinyatakan motivasi berprestasi bukan diakibatkan dari latihan berdiri sendiri sedini mungkin akan tetapi latihan pada umur delapan tahun. Latihan dini untuk percaya pada diri sendiri dapat membantu motif berprestasi hanya apabila itu sesuai dengannya (Heckhausen, 1966). Di samping itu Heckhausen menerima dan berusaha mengembangkan teori McClelland tentang motivasi berprestasi ke arah kognitif. Ia mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan-kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas dan suatu ukuran keunggulan yang dilakukan sebagai pembanding dalam melakukan aktivitas tersebut. ada dua kemungkinan yaitu "berhasil atau gagal".
  • 12. Di dalam memberikan penilaian terdapat tiga ukuran keunggulan : 1. Yang berhubungan dengan tugas, yaitu menilai berdasarkan kesempurnaan hasil. 2. Berhubungan dengan diri sendiri, yaitu membandingkan dengan hasil diri-sendiri, atau prestasi sendiri sebelumnya. 3. Berhubungan dengan orang lain, membandingkan hasil dengan hasil orang lain. Dikemukakan pula bahwa motivasi berprestasi mempunyai beberapa disposisi penilaian : 1. Jika motif berprestasi lebih kuat, perbedaan antara bayangan diri yang nyata dan ideal akan lebih besar. 2. Orang berorientasi sukses akan lebih mengharapkan kemungkinan sukses, dan yang berorientasi gagal, akan lebih mengharapkan kemungkinan kegagalan dalam mencapai prsetasi. 3. Tingkat apresiasi yang berorientasi antara sukses biasanya hanya sedang dan yang berorientasi gaga; biasanya terlalu tinggi atau terlalu rendah. 4. Subyek yang bermotivasi sukses sebagai akibat faktor yang mantap, seperti kemampuan dan menganggap kegagalan bukan kareana faktor tersebut akan tetapi sebagai akibat kurangnya usaha : monumental. E. Sikap Motivasi Berprestasi dalam Kewirausahaan Istilah entrepreneur atau kewiraswastaan atau kewirusahaan dapat diartikan sebagai suatu kepribadian sikap kemampuan berwirausaha atau kemampuan yang unggul dalam menciptakan suatu usaha. Darustam dkk (1994), menyatakan bahwa di Indonesia wiraswasta adalah entrepreneur yang berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu pembinaan kewiraswastaan terletak pada : 1. Pembentukan sikap mental maju. 2. Membersihkan diri dari sikap mental negatif. 3. Membentuk sikap mental positif. Seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan menempuh usaha dengan segala resiko dan diambil atau dihadapi dalam memperjuangkan usahanya mencapai keberhasilan atau dinyatakan berprestasi. Dalam hal ini kemampuan seorang wirausahawan harus mampu berpikir kreatif dan inovatif serta memiliki semangat juang (mitivasi berprestasi) yang tinggi, sehingga mampu menanggung resiko dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan kata lain, seseorang haruslah memiliki : 1. Ketrampilan berpikir kreatif. 2. Ketrampilan dalam mengambil keputusan. 3. Ketrampilan dalam kepemimpinan. 4. Ketrampilan manajerial. 5. Ketrampilan dalam bergaul antar manusia (human relation).
  • 13. Untuk dapat mengembangkan diri individu tersebut, (Darustam dkk, 1995) harus berupaya melalui : 1. Pendidikan belajar sendiri. 2. Berlatih diri berwiraswasta / wirausaha. 3. Membentuk mental yang selalu ingin maju. 4. Percaya diri sendiri. 5. Melalui kebiasaan bersedia rajin berupaya. Dalam kaitannya dengan pengembangan mental wirausaha maka diperlukan pula pengembangan sumber daya manusia yang diharapkan sukses sebagai seorang wiraswastaan. Mereka hendakmya memiliki sikap mental : 1. Penuh gagasan, ide. 2. Penuh inisiatif dan prakarsa. 3. Penuh daya cipta dan kreativitas. 4. Memiliki self motivation yang tinggi. 5. Dapat bekerja sama. 6. Tahu apa maunya hidup ini. 7. Tahu menghitung resiko. 8. Mampu mencegah hambatan mental. 9. Selalu meningkatkan ketrampilan dan salesmanship. Atas dasar pendapat diatas dapat digambarkan hendaknya para wirausahawan di samping memiliki kemampuan managerial skill juga harus memiliki kemampuan mental yang tangguh, selalu ingin maju, sukses atau dengan istilah lain mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi dalam mengaktualisasikan kemampuannya dan harapannya. Enam sifat individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menurut Heckhausen antara lain: 1. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan tugas yang berhubungan dengan prestasi. 2. Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan dan lebih dapat menangguhkan pemuasan untuk dapat menjalankan penghargaan. 3. Memilih tugas yang kesukarannya sedang. 4. Tidak suka membuang-buang waktu. 5. Dalam mencari pasangan lebih suka yang memiliki kemauan dari pada simpatik. 6. Lebih tangguh dalam suatu tugas. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi antara lain: 1. Inteligensi
  • 14. Inteligensi adalah kemauan mental yang kompleks yang ada pada diri seseorang. Makin tinggi inteligensi seseorang maka akan semakin cepat dan cermat dalam membaca, memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan semakin tinggi pula tingkat kreativitas yang dilakukan untuk berprestasi. 2. Kebutuhan dan Pendidikan Tingkat pendidikan serta variasi, macam keilmuan yang dikuasai akan melatarbelakangi sikap hidup, konsep diri dan perilaku seseorang dalam menghadapi macam dan tingkat kebutuhan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar individu dalam kehidupan sehari-hari. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin luas cakupan pengetahuan yang dikuasai atau diperolehnya baik secara teoritis maupun praktis. F. Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi dalam Berwirausaha Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam berwirausaha. Karena dengan memiliki motivasi berprestasi akan menumbuhkan inovatif, kreatif, serta semangat untuk memajukan usaha yang dikelola. Berikut adalah alur yang menunjukkan keterkaitan antara motivasi dengan kewirausahaan. Beberapa cara menumbuhkan motivasi berprestasi dalam berwirausaha antara lain: 1. Dengan paksaan (by force) atau melalui perintah atau instruksi bersifat memaksa. Pada awalnya subyek akan melakukan tugas didasarkan pada rasa takut apabila menolak tugas tersebut. Metode ini sangat tepat dilaksanakan oleh mentor/coach kepada orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi raksasa di dalam dirinya 2. Dengan persuasif (persuasion) melalui cerita-cerita yang menarik, sehingga subyek terpikat dan atas kemauan sendiri meniru gambaran tentang keberhasilan orang lain. Metode ini tepat untuk menumbuhkan motivasi wirausahawan yang belum banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan. 3. Dengan stimulasi (stimulation) melalui gambaran dan petunjuk, sehingga subyek tertarik dan timbul inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Metode stimulasi ini akan lebih baik, bila diterapkan pada subyek yang sudah memahami permasalahan kewirausahaan. 4. Belajar dari konsep 3M a. Mulai dari yang kecil b. Mulai dari diri sendiri c. Mulai saat ini juga Implementasi: Pola Fikir dan Motivasi Berpertasi 1. Mengubah Pola Pikir Pola pikir adalah kepercayaan atau sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yg mempengaruhi prilaku dan sikap seseorang yg akhirnya menentukan level keberhasilan hidupnya.(Putriani, 2015)
  • 15. Setiap orang atau manusia secara individu pada dasarnya memiliki ide, pendapat, rencana, cita- cita. Unsur-unsur tersebut diolah oleh otak / akal / pikiran dan selalu dipengaruhi atau ditentukan oleh sikap perilakunya. Jadi Pola Pikir adalah cara berpikir seseorang dalam mewujudkan ide/pendapat/rencana/cita-citanya yang dalam pelaksanaannya dipengaruhi pula oleh perasaan / pandangannya ataupun sikap prilakunya ( attitude ) tentang sesuatu secara umum. Dengan kata lain pada suatu saat sikap seseorang itu dipengaruhi oleh perasaan atau emosinya. Mindset(pola pikir) seseorang sangatlah berbeda-beda,Namun mindset tersebut bisa diubah dari waktuke waktu,Mengubah Midset yang ada pada diri kita tidaklah mudah,kita dapat mengubah midset kita dengan caramempengaruhi komponen pembentuk mindset yaitu pengetahuan dan pengalaman. Merubah sesuatu yang sudah menjadi suatu kebiasaan itu sangat sulit serta membutuhkan kerja keras yang tentunya membutuhkan banyak pengorbanan, apalagi terkait masalah pola pikir. Sudah menjadi kodrat bahwa perubahan itu terjadi secara alamiah dalam diri manusia bukan hanya itu tetapi ada juga yang revolusioner maupun evolusi, jadi perubahan bukan merupakan suatu hal yang menakutkan dan membahayakan. Mengubah pola pikir tentunya membutuhkan kerelaan dan keberanian tersendiri yang tentunya harus dibarengi dengan pola pikir yang terbaik serta perencanaan yang strategic serta kejelian tersendiri dalam menangkap aspek-aspek tertentu. ‘Dengan bahasa yang tegas, Dr. Rhenald kasali, pakar manajemen Universitas Indonesia, pernah mengatakan “berubah atau mati” ia memberikan sinyal bahwa setiap pengusaha yang mau tetap bertahan harus melakukan perubahan demi perubahan atau akan tertinggal dari para pesaingnya’. Hidup di dunia ini dibutuhkan perubahan terutama dalam hal perubahan pola pikir yang hasilnya akan berdampak pada pengaplikasian dari hasil perubahan pola pikir, begitu pula dengan pengusaha yang terjun dalam dunia kewirausahaan harus merubah pola pikirnya, misalnya saja seorang pengusaha tidak boleh terjebak hanya menjalankan bisnis kecil dengan pola manajemen tradisional dan tidak bisa berkembang hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah cara pandang dan mulai berfikir mengenai pola pikir kewirausahaan yang biasa disebut dengan entrepreneurial –mindset. Sekarang jaman sudah semakin modern dimana hal tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari, dengan merubah pola pikir maka ketidak pastian itulah yang bisa dijadikan keberuntungan tersendiri dan mendatangkan kesuksesan. Menjadi sukses adalah keinginan banyak orang. Namun mengapa ada orang yang sukses dan yang tidak. Dalam hal kemampuan, seringkali tidak ada yang benar-benar berbeda antara satu pengusaha dan pengusaha lainnya, karena setiap orang dapat melakukan apapun yan dia inginkan. Namun, perbedaan pola pikir berdampak pada kesuksesan seseorang. Berikut adalah 4 pola pikir untuk menjadi orang sukses : (Ifsan, 2015) 1. Lebih baik berani dari pada takut “Api bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bukan menakutkan kalo kita berani dan bisa menaklukannya. Untuk menjadi sukses, Anda harus memiliki keberanian. Dan untuk menjadi
  • 16. berani, lakukan hal-hal yang berani. Lampaui kapasitas anda, mencoba hal baru. Terlepas Anda gagal atau berhasil, Anda akan belajar dan tumbuh. 2. Percaya pada diri sendiri Sikap adalah segalanya. Sikap negatif mengurangi keberhasilan, dan sikap positif menciptakan kesuksesan. Tanpa kepercayaan diri, Anda akan tidak memiliki jalan menuju sukses. Sukses adalah sesuatu yang diciptakan. Sukses bukan sesuatu yang hanya terjadi. Kalau Anda mau, Anda Bisa. 3. Bergaul dengan orang yang positif Bersikap baik dengan rekan kerja, orang-orang di sekitar adalah kendaraan menuju kesuksesan Anda. Perilaku dan pola pikir negatif itu menular, jika rekan kerja dan bos Anda negatif, puncak kesuksesan akan semakin terjal bagi Anda. Untuk mencapai tujuan yang Anda inginkan, ubahlah perilaku bos jika diperlukan. Atau jika Anda bos, segera ubah tim Anda dari hal-hal negatif. 4. Visualisasi Visualisasi sangat bermanfaat karena tindakan mengikuti pikiran. Sebuah teknik jitu untuk memelihara visi dan tujuan. Beberapa orang menggunakan papan visi dan lainnya memilih untuk peta harta karun. Dan yang lain menetapkan tujuan dengan menetapkan tanggal tertentu. Jadi mengubah pola pikir sangat dibutuhkan sebagai motivasi dalam kewirausahaan yang disertai dengan pola pikir yang penuh kejelian yang dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik yang dapat menunjang keberhasilan terutama keberhasilan dalam kewirausahaan. 2. Motivasi Berprestasi Kelemahan dan kekuatan sangat penting untuk diketahui terlebih lagi apabila kita adalah seorang pengusaha, setiap manusia memiliki kelemahan dan kekuatan maka apabila kelemahan itu ditutupi dengan menonjolkan kekuatan maka hal tersebut akan sangat baik, dimana kelemahan dan kekuatanlah merupakan factor tercapainya cita-cita dan tujuan. Apabila seseorang meyakini bahwa ia mampu mengelolah dengan baik kelemahan dan kekuatan yang dimiliki maka hal tersebut dapat menghasilkan prestasi. Tentunya prestasi akan tercapai dengan usaha keras yang desertai dengan manajemen yang baik dalam mengembangkan kekuatan yang ada. Seseorang yang berhasil dalam dunia kewirausahaan dapat dikatan karena ia memiliki motif yaitu motif berprestasi, dimana motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan dan menuntut untuk mencapai hasil yang terbaik untuk memperoleh kepuasan pribadi. Menurut Heckhausen pengertian motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan. Menurutnya ada tiga komponen dari standar keunggulan yang antara lain adalah : (Atirah, 2013) 1. Standar keunggulan tugas (berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya), 2. Standar keunggulan diri (berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang pernah dicapai selama ini) dan
  • 17. 3. Standar keunggulan siswa lain (berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh siswa lain). Menurut McClelland pengertian motivasi berprestasi adalah sebagai kompetisi dengan standar keunggulan. Dengan demikian motivasi berprestasi ditandai oleh keinginan untuk mencapai standar keunggulan yang tinggi dan untuk mencapai tujuan yang unik. Motivasi berprestasi dapat dianggap sebagai disposisi untuk mendekati keberhasilan atau kapasitas untuk mendapatkan kebanggaan dalam pemenuhan ketika kesuksesan dicapai dalam suatu kegiatan. (Srikandi, 2017) Apabila disimpulkan pengertian motivasi berprestasi adalah merupakan suatu keinginan yang mendorong individu untuk mencapai sukses dan mencapai standar keunggulan. Individu ini berusaha atau berjuang untuk meningkatkan serta memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulannya. Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi 1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung- untungan, nasib, atau kebetulan. 2. Memiliki tujuan yang realistis tetapi yang menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya. 3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya. 4. Senang bekerja dan bersaing untuk mengungguli orang lain. 5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan yang lainnya. Ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan. Ciri Orang Yang Memiliki motivasi berprestasi yang tinggi 1. Mempunyai keinginan kuat yang berbeda dengan orang yang lain. 2. Melakukan hal-hal dengan lebih baik. 3. Mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban- jawaban terhadap masalah-masalah. 4. Lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi. 5. Memilih tugas pekerjaan yang memiliki resiko yang sedang. 6. Tidak menyukai adanya sebuah keberhasilan secara kebetulan. 7. Tujuan-tujuan yang ditetapkan merupakan tujuan yang tidak terlalu sulit dicapai dan juga bukan tujuan yang terlalu mudah dicapai. Faktor Penyebab Motivasi Berprestasi
  • 18. Faktor interen 1. Kemampuan, adalah kekuatan penggerak untuk bertindak yang dicapai oleh manusia melalui latihan belajar. 2. Kebutuhan, adalah kekurangan yang artinya ada sesuatu yang kurang dan oleh karena itu timbul kehendak untuk memenuhi atau mencukupinya. 3. Minat, adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. 4. Harapan dan keyakinan, merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dari individu yang didasarkan atas pengalaman yang telah lampau. Faktor eksteren 1. Situasional, keadaan yang mendukung atau malah menghambat individu dalam mencapai tujuannya. 2. Lingkungan, hal ini juga sangat berpengaruhi pada motivasi berprestasi individu. Misalnya; lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan dimana ia berada (sosial). Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam berwirausaha karena dengan adanya motifasi berprestasi akan mengasilkan hal-hal sebagai berikut: a. Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang. b. Selalu merasa bahwa apapun yang terjadi sebagian besar menjadi tanggung jawabnya. c. Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik Jadi motivasi berprestasi itu sangat penting karena akan menghasilkan sesuatu yang terbaik. Daftar Pustaka : Rachmat Soegiharto, 2013. http://rachmatsoegiharto.blogspot.com/2013/04/apa-sih-pola-pikir- itu.html, (27 Maret 2018, jam 19.00 Riyan, 2016. http://riyansblog.blogspot.com/2016/04/mind-set-pola-pikir.html, (27 Maret 2018, jam 19.05) Khana Fitri, 2013. https://www.kompasiana.com/khana_fitri/pengaruh-pola-pikir-pada- keberhasilan_5520e86ba33311684946cf98, (27 Maret 2018, jam 19.07) Bayu Widodo, 2017. https://www.akun.biz/tips-bisnis/pola-pikir-menuju-sukses/, (27 Maret 2018, jam 19.10) Anonim, 2013. http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-motivasi-berprestasi.html, (27 Maret 2018, jam 19.20)
  • 19. Adisty Putri, 2016. http://adistyputrianggadewi.blogspot.com/2016/11/makalah-motivasi- berprestasi.html, (27 Maret 2018, jam 19.30) Retno, 2015. http://retnoengineteacher.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo_25.html, (27 Maret 2018, jam 19.45) Putriani, 2015. https://www.kompasiana.com/putrianipurba/mengembangkan-mindset-dan-pola- pikir-kita_552c943f6ea834f0728b4567, (27 Maret 2018, jam 20.00) Ifsan, 2015. https://www.liputan6.com/bisnis/read/2291467/4-pola-pikir-orang-sukses, (27 Maret 2018, jam 20.10) Atirah, 2013. http://atirahstainbone.blogspot.com/2013/05/bpki-pemotivasian-dalam- kewirausahaan.html, (27 Maret 2018, jam 20.20) Srikandi, 2017. http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/03/pengertian-motivasi-berprestasi- serta-ciri-faktornya.html, (27 Maret 2018, jam 20.45)