Dengan ini, Saya Nelda Ratna P. membuat artikel berjudul "3, Kewirausahaan 1 dengan Dosen Pengampu Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA.,Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi, Universitas Mercu Buana, 2018.
3, KWH, Nelda Ratna Pratiwi, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi, Universitas Mercu Buana, 2018
1. P
Mata
E
OLA FIK
Un
a Kuliah Da
Dosen Pe
Ne
FA
JURU
TUGA
EXECUTI
KIR dan M
ntuk Memen
sar – Dasar
engampu Ir.
elda Ratna P
AKULTAS I
USAN MARK
JA
AS INDIVIDU
IVE SUM
MOTIVASI
nuhi Salah S
Manjemen
Eddy S. Tu
Oleh:
Pratiwi (4431
ILMU KOM
KETING KO
AKARTA
2018
U
MARRY
I BERPRE
Satu Tugas
Pemasaran
umenggung,
173120020)
MUNIKASI
OMUNIKA
ESTASI
(2A2436AA
MM.
ASI
A)
2. ABSTRAK
Mindset merupakan keyakinan seseorang (self belief) yang terentang dalam sebuah skala,
satu sisi merupakan growth mindset dan sisi lainya adalah fixed mindset (Dweck & Leggett,
1988). Meyakini bahwa kualitas yang kita miliki sudah baku merupakan fixed mindset,
sedangkan growth mindset didasarkan pada keyakinan (belief) bahwa kualitas dasar adalah hal
yang dapat dikembangkan melalui usaha. Mindset seseorang akan memengaruhi ia dalam
menyikapi bakat, kecerdasan serta karakternya. Selain itu perubahan mindset akan
mempengaruhi motivasi untuk berprestasi. Menurut McClelland motif berprestasi ialah
keinginan untuk berbuat sebaik mungkin tanpa banyak dipengaruhi oleh prestise dan pengaruh
sosial, melainkan demi kepuasan pribadinya, dorongan ini akan lebih nampak dalam suasana
rivalitas-kompetitif.
Kata kunci : Mindset, Growth Mindset, Fixed Mindset, Motivasi Berprestasi
3. PENDAHULUAN
Untuk menjadi seorang enterpreneur yang sukses dan kaya itu bukan bakat, dan juga
tidak harus keturunan. Tapi, sukses dan kaya itu mimpi atau visi. Mimpi yang menjadi
kenyataan. Tapi, karena adanya keinginan kita untuk mewujudkan mimpi tersebut. Jika kita
sebagai seorang entrepreneur, yang namanya mimpi-mimpi bisnis tak akan ada habisnya. Seolah
kita adalah sosok yang tak akan pernah kehabisan mimpi. Apalagi, kita termasuk entreprenuer
yang kreatif dan inovatif. Entrepreneur itu sosok yang seharusnya tidak takut dengan mimpi.
Apalagi mimpi itu tidak perlu biaya. Tetapi, masalahnya adalah belum tentu semua orang punya
keberanian bermimpi. Sehingga tidak berlebihan kalau untuk bermimpi pun membutuhkan
sebuaah keberanian. Hal ini bisa terjadi karena kita terkadang masih terpaku pada mitos-mitos
yang tengah mentradisi di kalangan masyarakat luas. Misalnya, ada mitos yang mengatakan
bahwa kalau kita mau sukses, kita harus punya gelar sarjana. Padahal kenyataannya, cukup
banyak orang yang sukses tanpa menyandang gelar sarjana.
Jadi, entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir diluar kebiasaan orang pada
umumnya. Entrepreneur akan lebih sering menggunakan otak kanan untuk menghasilkan
kreativitas-kreativitas baru, memotivasi diri, dan melihat masalah sebagai suatu tantangan.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana Mengubah Pola Pikir untuk menjadi seorang wirasusaha?
2. Bagaimana Motivasi Berprestasi bagi seorang wirausaha?
4. PEMBAHASAN
1. Mengubah Pola Pikir
Menurut Carol Dweck (2006), Mindset adalah kerangka pikir atau cara pandang yang
kita gunakan untuk memandang dan memahami dunia. Mindset merupakan keyakinan seseorang
(self belief) yang terentang dalam sebuah skala, satu sisi merupakan growth mindset dan sisi
lainya adalah fixed mindset (Dweck & Leggett, 1988). Meyakini bahwa kualitas yang dimiliki
individu sudah baku merupakan fixed mindset, sedangkan growth mindset didasarkan pada
keyakinan (belief) bahwa kualitas dasar adalah hal yang dapat dikembangkan melalui usaha.
Orang dengan pola pikir tetap ( fixed mindset ) percaya bahwa sifat mereka hanya kodrat,
sedangkan orang dengan pola pikir pertumbuhan ( growth mindset ), di sisi lain, melihat kualitas
mereka sebagai hal yang dapat dikembangkan melalui dedikasi dan usaha. Mindset entrepreneur
seseorang akan termotivasi untuk selalu produktif dan melakukan inovasi-inovasi baru untuk
menciptakan peluang usaha yang menguntungkan.
Jadi arti penting dari sebuah perubahan pola pikir adalah membentuk cara berfikir dan
cara pandang seseorang dengan memahami situasi kondisi dalam lingkungan tertentu.
Membuang pikiran negatif dengan memiliki mindset yang positif serta di dukung dengan belief
(kepercayaan) yang kuat, sehingga dapat menghadapi perubahan kondisi yang terjadi di
lingkungan sekitar, dapat menghadapi kejadian yang tak terduga, serta dapat bersemangat dalam
menghadapi kesempatan - kesempatan yang baru.
Menjadi seorang entrepreneur sukses memang butuh proses. Merubah mindset dari
pencari kerja ke pengusaha tidaklah mudah. Biasakan tidak membatasi pola pikir Anda dengan
cita-cita kecil (setinggi eternit) sebagai karyawan saja, namun ubah mindset Anda untuk
memiliki mimpi besar (setinggi langit) dengan menjadi pengusaha. Tentu ini bukan pekerjaan
mudah, karena pola pikir kita sejak dulu sudah dibentuk untuk menjadi seorang karyawan. Orang
tua mana yang tidak bangga bila anak-anaknya bekerja di perusahaan bonafit, atau di instansi
pemerintahan, sehingga secara otomatis pola pikir kita mulai terbentuk untuk menjadi seorang
pegawai. Belum lagi instansi pendidikan di negara kita yang masih minim memberikan ilmu
tentang kewirausahaan. Adanya mindset entrepreneur, seseorang akan termotivasi untuk selalu
5. produktif dan melakukan inovasi-inovasi baru untuk menciptakan peluang usaha yang
menguntungkan.
Cara mudah untuk membentuk mindset entrepreneur bisa dilakukan dengan beberapa tahapan
berikut:
a. Lihatlah potensi diri Anda. Buat daftar potensi yang Anda punya, kemudian kembangkan
semua potensi yang ada, untuk menciptakan inovasi baru.
b. Belajarlah dari kisah para pengusaha sukses yang sudah berhasil mengembangkan
bisnisnya dari nol. Dengan begitu Anda akan terinspirasi dan termotivasi untuk mengikuti
jejak kesuksesan mereka dalam menjalankan bisnis.
c. Mengikutikuti pelatihan, seminar atau sharing bisnis yang bisa membantu Anda
mengetahui segala kelebihan dan kekurangan sumber daya, yang bisa Anda jadikan
sebagai prospek bisnis.
2. Motivasi Berprestasi
Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka
berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan
mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan
mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut
dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional. Karena produktivitas
dalam semua organisasi adalah hasil dari perilaku anggota organisasi, mempengaruhi perilaku ini
adalah kunci bagi wirausahawan untuk meningkatkan produktivitas.
Motivasi dapat dibedakan atas dua bagian yakni:
a. Motivasi Intrinsik yaitu dorongan / daya penggerak yang datang dan bersumber dari
dalam diri seseorang.
b. Motivasi Ekstrinsrik yaitu dorongan untuk berbuat sesuatu karena ada rangsangan
(stimulus) dari luar diri.
Terdapat tiga pilar utama yang dapat diperankan terkait dengan motivasi, seperti visual berikut.
6. a. Arousal merupakan pilar motivasi yang berperan sebagai “generator” atau pembangkit,
oleh karenanya sangat berkaitan erat dengan persoalan munculnya sebuah dorongan, atau
lebih tepat dinyatakan sebagai energi dari sebuah perilaku.
b. Direction atau arah tindakan yang dipilih oleh seorang, merupakan pilar kedua dari
sebuah motivasi.
c. Maintenance pilar ini difungsikan untuk merawat agar keinginanan tersebut tercapai.
William Bygrave membuat daftar 10-D sebagai ciri kewirausahaan, yaitu:
a. Dream (Mimpi) Wirausahawan memiliki visi atas masa depan seperti apa yang mereka
dan usaha mereka ingin hadapi. Dan, lebih penting lagi, mereka memiliki kemampuan
mengimplementasikan mimpi mereka.
b. Decisiveness (Ketegasan) Mereka tidak pernah menangguh-nangguhkan waktu. Mereka
membuat keputusan dengan cepat. Kecepatan mereka merupakan faktor kunci kesuksesan
mereka.
c. Doers (Pelaku) Sekali mereka menentukan suatu jenis tindakan, mereka
melaksanakannya secepat mungkin.
d. Determination (Determinasi) Mereka mengimplementasikan usaha mereka dengan
komitemn total. Mereka jarang menyerah, bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang
tampaknya tidak mungkin diatasi.
e. Dedication (Dedikasi) Mereka berdedikasi total terhadap bisnisnys, kadangkala
mengorbankan hubungan mereka dengan kawan atau keluarganya. Mereka bekerja tak
kenal lelah. Dua belas jam sehari dan tujuh hari seminggu bukan merupakan hal yang
tidak biasa bagi seorang wirausahawan yang memperjuangkan tinggal landas bagi
usahanya.
f. Devotion (Pengabdian) Wirausahawan mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa cinta
inilah yang menahan mereka ketika usaha mereka mendapat kesulitan. Dan rasa cinta
akan produk atau jasa merekalah yang menyebabkan mereka sangat efektif dalam
menjualnya.
g. Details (Cermat) Dikatakan bahwa setan berdiam dalam rincian. Tidak ada yang lebih
tepat menggambarkannya daripada saat memulai dan meningkatkan bisnis.
Wirausahawan harus menguasai rincian yang bersifat kritis.
7. h. Destiny (Nasib) Mereka ingin bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri daripada
bergantung kepada seorang atasan.
i. Dollars (Uang) Menjadi kaya bukanlah motivator utama bagi seorang wirausahawan.
Uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesannya. Mereka menganggap jika mereka
sukses, mereka akan diberi penghargaan.
j. Distribute (Distribusi tugas) Wirausahawan mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya.
Sifat-sifat penting lain dari Seorang Wirausahawan :
a. Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut
b. Percaya diri
c. Memiliki Ketrampilan
d. Berkarya, kreatif dan innovatif
e. Mencintai apa yang dikerjakan
Kebutuhan berprestasi merupakan motivasi yang akan memicu seseorang untuk terlibat
dengan penuh rasa tanggung jawab, membutuhkan usaha dan keterampilan individu, terlibat
dalam resiko yang terukur, dan memberikan masukan yang jelas. Kebutuhan berprestasi yang
tinggi dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang baru.
Selanjutnya, kebutuhan berprestasi juga dicirikan dengan adanya penentuan tujuan, perencanaan,
dan pengumpulan informasi serta kemauan untuk terus belajar. Ciri selanjutnya dari adanya
kebutuhan berprestasi adalah kemampuannya dalam membawa ide ke implementasi yang real.
Dengan demikian, kebutuhan berprestasi yang tinggi akan membantu seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan studinya. dan membantu dalam menentukan tujuan, perencanaan, dan aktivitas
pengumpulan informasi.
Motivasi berprestasi dalam kehidupan sehari-hari sering kita saksikan mahasiswa yang
begitu aktif dan penuh semangat baik dalam mengikuti kegiatan kuliah maupun aktif
berorganisasi, tapi disisi lain ada juga mahasiswa yang malas kuliah sering bolos dan tidak aktif
berorganisasi, kira –kira apa yang membedakan dua karakter mahasiswa tersebut? Mungkin
menjadi pertanyaan yang menggelitik untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk besar
kecilnya atau tinggi-rendahnya motif berprestasi pada diri seseorang. Terbentuknya motif
8. berprestasi amatlah kompleks, sekomplek perkembangan kepribadian manusia. Motif ini tidak
lepas dari perkembangan kepribadian tersebut, dan tidak pernah berkembang dalam kondisi
vakum. Seperti kita ketahui, betapa besarnya peranan kehidupan keluarga dalam perkembangan
kepribadian individu. Hubungan orang tua-anak, sedikit demi sedikit menampakan pola-pola
kepribadian dan kemudian berkembang dengan segala karakteristiknya mencakup sikap,
kebisaaan, cara berfikir, motif-motif, dan sebagainya.
Apa saja yang harus dimiliki oleh wirausahawan?
a. VISI (Mimpi)
Wirausahawan dengan visi besar, merangsang terbangunnya atmosfir bisnis penuh
kreativitas dan inovasi. Bahkan orang meyakini, jiwa wirausahawan itu, dekat sekali
dengan dunia pengkhayal. Berkhayal adalah aktivitas yang “murah”. Bagaimaan tidak,
karena berkhayal tidak memerlukan fasilitas khusus, apalagi ongkos. “Berkhayal pun,
perlu keberanian!” Mengapa? Khayalan yang memicu keberhasilan, atau minimal,
keberanian berbuat dan berkreativitas.
Seorang wirausahawan, adalah yang selalu “melek” dan “buka telinga” terhadap setiap
peluang. Sukses wirausahawan, bukan sekadar “rezeki dari langit”, tapi juga kejelian
membaca/menangkap peluang. Tidak ada orang yang bisa mendapatkan kenikmatan dari
hidup yang terus merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-setengah. Sukses berarti
hanya hal yang mengagumkan dan positif. Sukses berarti kesejahteraan pribadi: rumah
bagus, keamanan di bidang keuangan dan kesempatan maju yang maksimal, serta
berguna bagi masyarakat. Sukses juga berarti memperoleh kehormatan, kepemimpinan,
dan disegani.
b. P.R.A.C.T.I.C.E.S (Tindakan)
Kebiasaan kita adalah untuk menanik din kepada kenyamanan di dalam kepompong,
sesuatu yang kita percayai lebih aman, di mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu
berkonsentrasi, dan mendapatkan sesuatu tanpa tenlalu memildrkan bagaimana kita
melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami pninsip-
pninsip yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita dan berlatih
dengan disiplin sampai kita bisa melakukannya.
9. c. ORANG-ORANG (People)
Anda harus menyukai orang-orang yang akan bekerja bersama Anda. Semakin Anda
mengenal seseorang, semakin mungkin mereka menjadi lebih baik. Namun realitasnya
sungguh berbeda. Pemimpin wirausaha seharusnya hanya merekrut orang-orang yang
memiliki chemistry yang cocok dengan mereka. Karena bersikap obyektif akan berakibat
pada menemukan orang yang salah, Anda harus bersikap subjektif. Kita akan selalu peka
secara intuitif terhadap orang lain; sepenti halnya terhadap sifat dan kemampuan mereka,
namun kepekaan semacam ini sering kali tidak terdeteksi dalam proses seleksi
yang formal.Akan cukup membantu untuk menerima bahwa dalam mengidentifikasi
orang yang tepat terdapat tiga kategori yang dapat digunakan untuk mengelompokkan
mereka. Apakah mereka orang yang bekerja melawan Anda, untuk Anda, atau dengan
Anda. Demi kejelasan, jika orang bekerja melawan Anda, maka kemudian mereka
sebaiknya tidak bekerja untuk Anda. Hanya ada satu pilihan yaitu menyingkirkan mereka.
Sering terjadi klien tidak menyingkirkan koleganya dalam tindak nasionalisasi sebelum
benar-benar terpaksa, yaitu setelah masalahnya menjadi terlalu besan dan organisasinya
demikian menderita. Tanpa melihat situasinya, Anda akan tahu ketika orang lain bekerja
tidak sesuai dengan keinginan Anda dan saya tidak bicara tentang politik atau
pengumpulan nilai. Ketika perubahan diusulkan, contohnya, muncul karena dalam agenda
tensembunyi tendapat penbedaan antara kritik membangun dan taktik gerilya.
d. PERAN (Role)
Orang yang tepat pada peran yang tepat, hingga dapat dipastikan bahwa sikapnya
terhadap bagaimana ia menampilkan perannya akan tetap tepat. Selalu mantapkan peran
Anda, pahami apa yang diharapkan dan Anda namun jangan batasi diri sendiri dengan
harapan-harapan.
e. SIKAP (Attitude)
Kepemimpinan kewirausahaan mencakup penanaman kepercayaan diri untuk berpikir,
bertingkah laku dan bertindak dengan keberanian mengambil risiko dalam rangka
10. merealisasikan sepenuhnya tujuan yang digariskan oleh organisasi untuk pertumbuhan
yang menguntungkan bagi semua penanam modal yang terlibat.
f. KERJA TIM (Teamwork) yang Tepat
Menemukan orang-orang yang tepat, menjelaskan penan mereka, menampilkannya
dengan sikap yang tepat dan mengkomunikasikan pesan yang tepat. Dengan tim semacam
itu mampu mengembangkan inovasi tepat yang mampu menarik pelanggan dan
memastikan reputasi baik.
11. KESIMPULAN
Dengan memperhatikan kondisi bangsa Indonesia saat ini (seperti banyaknya tenaga kerja,
lapangan kerja yang sangat terbatas, rendahnya produktivitas, masih belum optimalnya
penggunaan sumber daya alam serta ketidakstabilan ekonomi), maka peluang untuk
meningkatkan produktivitas bangsa melalui pengembangan kewirausahaan sangat diperlukan dan
masih terbuka lebar. Kenyataan-kenyataan di atas mengharuskan kita untuk mengubah pola pikir
yang dimiliki oleh kebanyakan para pekerja dan pekerja lepas. Kita jangan bekerja semata-mata
untuk untuk mendapatkan uang sehingga menjadi terikat terhadap uang atau tamak akan uang,
tetapi bekerjalah untuk belajar cara menguasai uang.
Dengan adanaya motivasi kita mempunyai dorongan untuk berbuat, melakukan sesuatu yang kita
inginkan. Motivasi dalam berwirausaha memang sangat diperlukan guna menjalankan suatu
usaha memajukannya. Dengan adanya motivasi yang berasal dari dalam diri kita, kita akan
dengan mudah menjalankan apapun karena motivasi merupakan modal awal yang harus dipunyai
dan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Tanpa adanya motivasi mustahil suatu usaha
dapat berjalan sediri tanpa ada yang menggerakkannya. Jika kita amati keadaan masyarakatt
sumbawa saat ini, motivasi untuk berwirausaha sangat minim sekali. Masyarakat sumbawa
mengamnggap bahwa berwirausaha banyak mengandung resiko dari kebangkrutan. Mereka
hanya berpikir bahwa jalan untuk bisa meraih sukses hanya dengan cara mendapatkan gelar
sarjana. Tetapi banyak juga orang-orang yang sukses tanpa gelar sarjana. Oleh karena itu marilah
kita tumbuhkan motivasi kita guna mengubah persepsi masyarakat tentang berwirausaha.
12. DAFTAR PUSTAKA
Sembiring, T. ”Konstruksi Alat Ukur Mindset”. 24 September 2018.
http://journal.maranatha.edu/index.php/humanitas/article/download/402/398
“Anonim”. ”Pola Pikir Wirausaha”. 24 September 2018.
https://ukm2016.wordpress.com/2016/09/07/pola-pikir-wirausaha/
Ratni. ”Konsep 10 D William Bygrave”. 25 September 2018.
http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/2012/06/08/konsep-10-d-william-bygrave/#
Nurseto, Tejo. ”Pembelajaran Motifasi Berprestasi Dalam Mata Kuliah Kewirausahaan Dengan
Game Tournament”. 25 September 2018.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132297330/penelitian/artkel-jadi-motivasi-berprestasi-tejo.pdf
Bayhaqi, Lutfi. ”Pola Pikin dan Motivasi Wirausaha”. 25 September 2018.
http://www.teknokreatipreneur.com/2018/03/pola-pikir-dan-motivasi-wirausaha.html?m=1