SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Download to read offline
FISIOLOGI TUMBUHAN
HARA MINERAL
UNTUK TANAMAN
FITRI DAMAYANTI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
• Tumbuhan tingkat tinggi → membutuhkan → CO2, O2
dari udara dan N2 dari tanah
• Tumbuhan tergantung pada tanah → media tumbuh dan
hara mineral
• Tanah mengandung → hara mineral, bahan organik, udara
dan air
• Tumbuhan membutuhkan hara organik dan anorganik
• Komponen anorganik dari lingkungan → CO2 dari
atmosfer dan hara mineral dari tanah
• Hara organik → bentuk karbon
PENDAHULUAN
• Hara mineral → mengalami siklus melalui organisme →
masuk ke biosfer melalui sistem perakaran tanaman
• Luas permukaan akar dan kemampuan akar mengabsorbsi
ion organik konsentrasi rendah → ditranslokasi ke
berbagai organ tumbuhan → untuk berbagai fungsi
biologis
• Akuisisi hara mineral → dibantu organisme → contoh:
mikoriza dan bakteri penambat nitrogen
• Tanaman budidaya → butuh pupuk tambahan → tanaman
hanya menggunakan setengah dari pupuk yang
diaplikasikan → sisanya tercuci masuk ke badan perairan
atau air tanah → masalah polusi tanah
PENDAHULUAN
90%
Air
10% Bhn
Kering
O 44%
N 0,2-
2%
H 7%
C 47% CO2 O2
H2O
NH4
+
NO3
-
H2PO4
-
SO4
-
HPO4
-
Ca2+
K+
2+
Mg2
+
Fe3+
Mn2+
Bo3
3-
MoO4
2-
Co2+
H2O
O2
Cl-
Zn2+
UNSUR HARA PENYUSUN TANAMAN
Pertumbuhan dan perkembangan, tanaman memerlukan
16 unsur :
1. Karbon (C )* 9. Sulfur (S)*
2. Hidrogen (H)* 10. Clor (Cl)
3. Oksigen (O)* 11. Boron (B)
4. Nitrogen (N)* 12. Cuprum/Tembaga (Cu)
5. Fospor (P)* 13. Mangan (Mn)
6. Kalium/Potasium (K)* 14. Ferum/Besi (Fe)
7. Calsium (Ca)* 15. Zinkum/Seng (Zn)
8. Magnesium (Mg)* 16. Molibdenum (Mo)
* = unsur makro
UNSUR HARA PENYUSUN TANAMAN
Unsur esensial
Simbol
kimia
Konsentrasi pada berat kering
tumbuhan (% atau ppm)
Diperoleh dari tanah
atau CO2*)
Hidrogen H 6
Karbon C 45
Oksigen O 45
Diperoleh dari tanah
Hara Makro (%)
Nitrogen N 1.5
Potasium/kalium K 1.0
Calsium Ca 0.5
Magnesium Mg 0.2
Fosfor P 0.2
Sulfur S 0.1
Silikon Si 0.1
Nikel Ni 0.1
Molibdat Mo 0.1
Unsur esensial
Simbol
kimia
Konsentrasi pada berat
kering tumbuhan (% atau
ppm)
Hara mikro (ppm)
Clorin Cl 100
Besi Fe 100
Boron B 20
Mangan Mn 50
Sodium/natrium Na 10
Seng Zn 20
Tembaga Cu 6
Nikel Ni 0.1
Molibdat Mo 0.1
Mengel &
Kirkby
Pengelompokan unsur hara
berdasarkan peran biokimia &
fungsi biologisnya
1987
1. Pembentukan senyawa organic karbon → N, S
2. Pembentukan energi simpanan/integritas
structural → P, Si, B
3. Kofaktor enzim & pengatur potensial
osmotic → K, Ca, Mg, Cl, Mn, Na
4. Reaksi transfer elektron → Fe, Zn, Cu, Ni, Mo
Hara mineral Fungsi biokimia
Kelompok 1 Berperan pada pembentukan senyawa karbon
N Penyusun → asam amino, amida, protein, asam nukleat,
nukleotida, hexoami
S Komponen sistein, sistin, metionin, dan protein. Penyusun
asam lipoat, koenzim A, thiamin pirofosfat, gluthathion,
biotin, adenosin-5’-fosfosulfat dan 3-fosfoadenosin.
Kelompok 2 Penting untuk energi simpanan atau integritas struktural
P Komponen gula fosfat, asam nukleat, nukleotida,
koenzim, fosfolipid, asam fitat → penting dalam reaksi
yang melibatkan ATP
Si Disimpan sebagai silika amorf dalam dinding sel →
mekanik dinding sel, termasuk rigiditas dan elastisitas.
B Membentuk komplek dengan manitol, mannan, asam
poliannuronat, dan senyawa lain pembentuk dinding sel
→ pemanjangan sel dan metabolisme asam nukleat
Hara mineral Fungsi biokimia
Kelompok 3 Hara yang tetap dalam bentuk ion
K Dibutuhkan sebagai kofaktor untuk > 40 enzim →kation
berperan pada turgor sel dan mempertahankan
elektronetralitas sel
Ca Penyusun lamela tengah dinding sel → sebagai kofaktor
oleh beberapa enzim yang terlibat pada hidrolisis ATP
dan fosfolipid → sebagai ‘second messenger’ pada
regulasi metabolik
Mg Dibutuhkan oleh beberapa enzim yang terlibat pada
transfer fosfat → penyusun molekul klorofil.
Cl Dibutuhkan dalam reaksi fotosintetik yang melibatkan
evolusi O2
Mn Dibutuhkan untuk aktivitas enzim dehidrogenase,
dekarboksilase, kinase, oksidase dan peroksidase
Na Terkait dengan regenerasi fosfoenolpiruvat pada
tumbuhan C4 dan CAM
Hara mineral Fungsi biokimia
Kelompok 4 Hara yang terkait dengan reaksi redoks
Fe Penyusun protein sitokrom dan nonheme → fotosintesis,
fiksasi N2 dan respirasi
Zn Penyusun alkohol dehidrogenase, glutamat
dehidrogenase, karbonik anhidrase
Cu Komponen asam askorbat aksidase, tirosinase, monoamin
aksidase, urikase, sitokrom oksidase, fenolase, lakase dan
plastosianin
Ni Penyusun urease pada bakteri pengikat N2, penyusun
hidrogenase
Mo Penyusun nitrogenase, nitrat reduktase dan xanthin
dehidrogenase
Unsur Hara Essensial Anion Kation
Unsur Hara Makro
N
P
K
Ca
Mg
S
NO3
-
H2PO4
-
SO4
-
NH4
+
K2
++
Ca2+
Mg2+
Unsur Hara Mikro
Fe
Mn
Bo
Mo
Co
Zn
Cl
Bo3
3-
MoO4
2-
Cl-
Fe3+
Mn2+
Co2+
Zn2+
Bentuk Penyerapan Unsur Hara oleh Tanaman
DEFISIENSI UNSUR HARA
Bila hara
mineral tidak
mencukupi
Timbul gejala yang khas
Akan lebih komplek pada tanaman
yang ditanam di tanah
1. Defisiensi kronis & akut pada beberapa
mineral secara simultan
2. Defisiensi/kelebihan suatu hara mineral →
menginduksi defisiensi/kelebihan hara lain
3. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
virus → menimbulkan gejala yang sama
• Hara mineral N, P, dan K → bersifat mobile atau
dapat berpindah dari daun satu ke daun yang
lain
• Unsur B, Fe dan Ca → immobile atau tidak
mudah berpindah ke daun lain
• Gejala defisiensi yang bersifat mobile → nampak
pada daun tua
• Gejala defisiensi yang bersifat immobile →
nampak pada daun muda
FUNGSI
• Memacu
pertumbuhan
tanaman →
terutama fase
vegetatif
• pembentukan
klorofil
• pembentukan asam
amino, lemak, enzim
dan persenyawaan
lainnya
• Merangsang
perkembangbiakan
mikro-organisme
DEFISIENSI
• Pertumbuhan
tanaman lambat /
kerdil
• Klorosis pada
daun → mula-
mula daun
menguning,
mengering dan
rontok
KELEBIHAN
• Pertumbuhan
vegetatif
overlape, batang
& percabangan
lebih lunak
(sukulen)
• Pembungaan dan
pembentukan
buah terhambat
NITROGEN (NO3
-; NH4
+)
MEKANISME UNSUR N
DALAM TANAMAN DALAM TANAH
N mensintesa karbohidrat
menjadi protein dan
protoplasma (melalui
mekanisme respirasi) yang
berperan dalam
pembentukan jaringan
vegetatif tanaman
N di serap tanaman dalam
bentuk nitrat (NO3) &
amonium (NH4
+) tetapi
nitrat → tereduksi menjadi
amonium melalui enzim
yang mengandung Mo
POSFOR (P) → H2PO4; HPO4
-
FUNGSI DEFISIENSI
• Membantu pembentukan
protein dan mineral
• mengedarkan energi
keseluruh bagian tanaman
• Merangsang pertumbuhan
dan perkembangan akar,
terlebih pada masa
pembibitan
• Mempercepat pembungaan
dan pembuahan tanaman,
serta mempercepat
pemasakan biji dan buah
• Daun bawah berubah
warna menjadi tua atau
tampak mengkilap
merah keunguan →
selanjutnya menjadi
kuning dan rontok
• Tepi daun pada cabang
dan batang berwarna
merah ungu, kemudian
menjadi kuning
• Batang kerdil
SULFUR
FUNGSI DEFISIENSI
• Terdapat pada dua asam
amino → penyusun koensim
dan vitamin
• Gejala defisiensi sulfur
hampir sama dengan N
→ klorosis,
pertumbuhan kerdil.
Akumulasi antosianin
• S → immobilisasi →
klorosis awalnya pada
daun dewasa dan muda
tidak pada daun tua
SULFUR
SULFUR
KALIUM (K) → K2
+
FUNGSI DEFISIENSI
• Membantu pembentukan
protein, karbohidrat dan
gula
• Membantu pengangkutan
gula dari daun ke jaringan
tanaman lain
• Memperkuat jaringan
tanaman
• Meningkatkan daya tahan
terhadap penyakit
• Meningkatkan kualitas & cita
rasa biji dan buah
• Daun mengerut atau
keriting
• Timbul bercak-bercak
merah coklat, kemudian
mengering dan mati
• Terhambatnya
perkembangan akar
• Kualitas buah/bunga
rendah, tidak sempurna,
kecil, jelek, tidak tahan
lama
KALIUM (K)
KALIUM (K)
KALIUM (K)
MAGNESIUM → Mg2+
FUNGSI DEFISIENSI
• Membantu pembentukan
klorofil, asam amino,
vitamin, dan lemak
• Transportasi fosfat pada
tanaman
• Daun tua (terutama
pada daun bagian
bawah) mengalami
klorosis, menguning,
dan bercak-cak coklat →
akhirnya rontok
• Pada tanaman yang
menghasilkan biji →
akan menghasilkan biji
yang lemah
MAGNESIUM → Mg2+
MAGNESIUM → Mg2+
CALSIUM → Ca2+
FUNGSI DEFISIENSI
• Mensintesis dinding sel baru →
lamella tengah
• Pembentukan benang spindle saat
pembelahan sel
• Sebagai second messenger → untuk
respon tumbuhan terhadap
lingkungan dan sinyal hormon
• Mengaktifkan pembentukan bulu-
bulu akar, biji dan menguatkan
batang
• Membantu keberhasilan
penyerbukan
• Membantu pemecahan sel
• Membantu pemecahan beberapa
enzim
• Tepi daun muda
mengalami klorosis, lalu
menjalar ke tulang daun
• Kuncup tanaman muda
tidak berkembang dan
mati
• Terdapat bintik hitam
serat daun
• Akar pendek, buah
pecah dan bermutu
rendah
CALSIUM → Ca2+
CALSIUM → Ca2+
BESI (Fe)
FUNGSI DEFISIENSI
• Komponen enzim dalam
proses transfer elektron, mis:
sitokrom
• Klorosis pada intervena
→ hampir sama dengan
gejala defisiensi Mg
• Terjadi pada daun
muda → Fe tidak mobile
→ Fe mengendap pada
daun tua sebagai oksida
tidak larut atau
komplek dengan fosfat
atau komplek dengan
fitoferitin
BESI (Fe)
MANGAN (Mn)
FUNGSI DEFISIENSI
• Aktivasi enzim dalam sel
tumbuhan (dekarboksilase
dan dehydrogenase) dalam
siklus Krebs (TCA)
• Berperan utama dalam
fotosistesis → menghasilkan
O2 dari H2O
• Klorosis pada intervena
yang berkembang →
noda kecil nekrosis
• Klorosis dapat terjadi
pada daun muda atau
tua → dipengaruhi →
spesies dan laju
pertumbuhan
MANGAN (Mn)
TEMBAGA (Cu)
FUNGSI DEFISIENSI
• Ion Cu berasosiasi dengan
enzim pada reaksi redoks →
Cu+ berubah menjadi Cu2+
• Cu terlibat dengan enzim
plastosianin → transfer
electron pada reaksi terang
• Daun menjadi hijau
gelap → mengandung
noda nekrosis
• Noda nektosis → pada
ujung daun muda dan
meluas ke basal tepi
daun
• Daun menggulung atau
malformasi
• Bila ekstrim → daun
gugur lebih dini
TEMBAGA (Cu)
TEMBAGA (Cu)
SENG (Zn)
FUNGSI DEFISIENSI
• Aktivasi → enzim dan
biosintesis klorofil pada
beberapa spesies
• Reduksi pertumbuhan
pada internodus →
pertumbuhan menjadi
roset
• Daun mengecil dan
distorsi dengan bagian
tepi mengkerut →
karena → hilangnya
produksi IAA
SENG (Zn)
MOLIBDAT (Mo)
FUNGSI DEFISIENSI
• Ion Mo mulai dari Mo4+
sampaiMo6+ → komponen
beberapa enzim
(reductase dan
nitrogenase)
• Terlibat dalam asimilasi
nitrat dan fiksasi N2
• Awal defisiensi → klorosis di
daerah antara vena → terjadi
nekrosis pada daun tua
• Pada Cauliflower dan brokoli
→ daun malformasi menjadi
terplintir → kematian →
penyakit whiptail
• Pembentukan bunga
terhambat atau bunga gugur
dini
• Defisiensi Mo diikuti
defisiensi N bila sumber N
dari fiksasi N2 simbiotik
MOLIBDAT (Mo)
MOLIBDAT (Mo)
Hubungan pertumbuhan dan kandungan hara dalam jaringan
Beberapa hal yang mempengaruhi absorbs hara mineral
1. Muatan negatif pada tanah
Pertukaran kation pada
permukaan partikel tanah →
karena muatan negatif dari
permukaan tanah
2. pH tanah
• pH atau H+→ mempengaruhi pertumbuhan akar (5.5-6.5)
dan mikroba tanah
• Suasana asam → pelapukan batu dan pelepasan ion-ion
(K+, Mg2+, Ca2+, Mn2+) & sulfat, fosfat
Beberapa hal yang mempengaruhi absorbs hara mineral
3. Kelebihan hara mineral
• Tanah salin → hara mineral berlimpah dalam tanah
→keracunan → menghambat pertumbuhan →
• Contoh: NaCl; NaSO4
• Daerah kering → kelebihan hara mineral→ faktor
pembatas → tidak mencukupinya curah hujan untuk
pemcucian ion mineral
• Tanaman yang toleran salin → salt-tolerant/halofita
Beberapa hal yang mempengaruhi absorbs hara mineral
4. Perluasan sistem perakaran
• Bila daerah rizosfer miskin hara mineral → peningkatan
pertumbuhan akar
5. Daerah akar yang berbeda mengabsorpsi ion mineral
yang berbeda
• Kemampuan absorpsi dipengaruhi oleh spesies dan jenis
hara mineral
• Contoh:
Tanaman Mineral Lokasi
Barley Ca Apikal akar
Barley Fe Apikal akar
Jagung Fe Permukaan akar
Siklus Potassium/Kalium
SIKLUS KALIUM PADA SISTEM TANAH-TANAMAN
Sumber: Potash & Phosphate Institute
Sel epidermis
Sel mesofil
Partikel tanah
Larutan
tanah
Pita kaspari
Pembentukan
struktur K+
Sel penjaga
a
b
c
d
K+ diloading → floem dari sel daun →
dari daun → diunloading →
digunakan atau kembali ke akar
K+ diabsorbsi
melintasi membran
plasma sel akar →
bergerak radial menuju
sistem vascular akar
K+ dilepaskan ke
dalam pembuluh
xilem menuju tunas
K+ bergerak dari
pembuluh xilem
→ apoplas → ke
sel daun
DIAGRAM TRANSPOR
KALIUM JARAK JAUH
Sumber: Cordones et al., 2016
H+
ATPADP + Pi
H+
Na/K
H+ K+
H+
Membran
plasma
Ekstraseluler
Intraseluler
a b c
Pompa proton H+-ATPase (a) transport proton melintasi membran dari
permukaan internal ke permukaan eksternal.
Gradien elektrokimia digunakan untuk transporn kalium uphill atau kation
lain melalui mekanisme co-transport aktivitas sekunder (b,c).
Dua tipe utama simporter: (b) antiport, pergerakan proton couple downhill
menuju uphill dan (c) simport, proton dan kation berpindah searah
MODEL TRANSPORTER KALIUM
PENYERAPAN KALIUM PADA AKAR TANAMAN
Mekanisme
transport
kalium
Sifat Transporter
1. Sistem I 1. High-afinitas pada kondisi konsentrasi
kalium eksternal kurang dari 1 mM
2. Sangat selektif terhadap kalium dari
kation alkali lainnya
3. Memperlihatkan peningkatan ekspresi
gen atau aktifitas transport pada
kondisi kalium rendah
Simporter
K+/H+
2. Sistem II 1. Low-afinitas walaupun konsentrasi
kalium eksternal tinggi
2. Seleksi terhadap kalium sangat rendah
dari pada sodium
3. Kurang dipengaruhi oleh perubahan
status kalium pada tanaman
Channel KIR
(K-inward-
rectrifying)
Mekanisme transport kalium: Sistem I dan II
Mekanisme uptake ion dari rambut-rambut akar
ke xilem batang
Pengambilan larutan tanah oleh dinding hidrofil
rambut akar → apoplast → pita kaspari
Ion-ion melintasi membran plasma rambut akar →
plasmodesmata → stele
Ion-ion ditransport ke protoplas sel epidermis dan
korteks → melalui simplas
• Ion masuk ke stele secara terkendali
• Mencegah kebocoran ion-ion terlarut kembali ke
tanah
• Mentranspor ion-ion tertentu dari tanah ke xilem
• Transport radial dalam simplas menuju stele → ion
dilepas ke xylem → retransfer dari simplas ke
apoplast
• Terdapat 2 pump: pump transporter dari sel korteks
akar dan pump transporter simplas-xilem pada stele
1. Rute Apoplas
2. Rute Simplas
3. Rute
Transmembran
4. Endodermis
5. Transpor Xilem
Model simplas dan apoplast jalur transport ion
radial melintasi akar menuju xilem
Aliran massa
Intersepsi
Difusi
1. Ion-ion bergerak → daerah
interseluler parenkim korteks akar
→ transport apoplas
2. Absorbsi pada membran terluar
dari protoplas → proses pasif
mengikuti gradient konsentrasi
3. Uptake ke sitoplasma pada akar
korteks
4. Transport interseluler → ion-ion
bergerak melewati
plasmodesmata (transport
simplas)
5. Ion-ion bergerak menuju sentral
stele memasuki sistem vascular
TRANSPORT ION PADA AKAR
Mekanisme unsur hara pada tanaman epifit
Biomassa tanaman
berkayu
Kehilangan kanopi
melalui pencucian dan
serasah
Biomassa
epifit
Tanah/
serasah
Xylem menuju kanopi
Nutrisi epifit dari:
presipitasi, pencucian kanopi
dan serasah

More Related Content

What's hot

Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanawarisusanti
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianEfri Yadi
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)Dokter Tekno
 
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Novayanti Simamora
 
EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan QORYANI
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
Metabolisme dan peranan enzim pada tumbuhan
Metabolisme dan peranan enzim pada tumbuhanMetabolisme dan peranan enzim pada tumbuhan
Metabolisme dan peranan enzim pada tumbuhanaufia w
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)f' yagami
 

What's hot (20)

Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Model Arsitektur Pohon
Model Arsitektur PohonModel Arsitektur Pohon
Model Arsitektur Pohon
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
 
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
 
Hibridisasi 2
Hibridisasi 2Hibridisasi 2
Hibridisasi 2
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
Metabolisme dan peranan enzim pada tumbuhan
Metabolisme dan peranan enzim pada tumbuhanMetabolisme dan peranan enzim pada tumbuhan
Metabolisme dan peranan enzim pada tumbuhan
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)Pertemuan 6 (senesens & absisi)
Pertemuan 6 (senesens & absisi)
 
Makalah morfologi batang
Makalah morfologi batangMakalah morfologi batang
Makalah morfologi batang
 

Similar to HARA MINERAL

Pemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineralPemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineraludayana
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdfMapriRudiansyah
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdfMapriRudiansyah
 
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuMeganekko Weaboo
 
Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2
Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2
Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2Ir. Zakaria, M.M
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
PENYERAPAN UNSUR HARA
PENYERAPAN UNSUR HARAPENYERAPAN UNSUR HARA
PENYERAPAN UNSUR HARAArdi Setyo W
 
Tugas pemupukan dan kesuburan tanah
Tugas pemupukan dan kesuburan tanahTugas pemupukan dan kesuburan tanah
Tugas pemupukan dan kesuburan tanahsamberutu
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)Devia Rahayu
 
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptxKelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptxNurulSepriza21051252
 
Kondisi tanaman
Kondisi tanamanKondisi tanaman
Kondisi tanamanzuanazwan
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhandevi_anriani
 

Similar to HARA MINERAL (20)

Pemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineralPemanfaatan siklus mineral
Pemanfaatan siklus mineral
 
M18 kelompok 7 nutrisi tanaman
M18 kelompok 7 nutrisi tanamanM18 kelompok 7 nutrisi tanaman
M18 kelompok 7 nutrisi tanaman
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
 
Nitrogen
NitrogenNitrogen
Nitrogen
 
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdfBAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
BAB 2.2 T5 NUTRIEN TUMBUHAN.pdf
 
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
 
unsur mikro
unsur mikrounsur mikro
unsur mikro
 
Nutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhanNutrisi pada tumbuhan
Nutrisi pada tumbuhan
 
Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2
Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2
Bahan kuliah kesuburan_dan_pemupukan-2
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
PENYERAPAN UNSUR HARA
PENYERAPAN UNSUR HARAPENYERAPAN UNSUR HARA
PENYERAPAN UNSUR HARA
 
Tugas pemupukan dan kesuburan tanah
Tugas pemupukan dan kesuburan tanahTugas pemupukan dan kesuburan tanah
Tugas pemupukan dan kesuburan tanah
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
Kelompok 5 (butrisi yang diperlukan tanaman)
 
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptxKelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
Kelompok 8_metabolisme sulfur_3A.pptx
 
Kondisi tanaman
Kondisi tanamanKondisi tanaman
Kondisi tanaman
 
Presentation7 2
Presentation7 2Presentation7 2
Presentation7 2
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 

More from FitriDamayanti9

Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana KurikulumRuang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana KurikulumFitriDamayanti9
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan dan Perkembangan TanamanPertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan dan Perkembangan TanamanFitriDamayanti9
 
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRITerapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIFitriDamayanti9
 
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIBioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIFitriDamayanti9
 
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...FitriDamayanti9
 
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI FitriDamayanti9
 
RPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang StudiRPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang StudiFitriDamayanti9
 
Penunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan KurikulumPenunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan KurikulumFitriDamayanti9
 
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-AtmosferKeseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-AtmosferFitriDamayanti9
 
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan FitriDamayanti9
 
Kompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar PendidkanKompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar PendidkanFitriDamayanti9
 
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan AutosomGen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan AutosomFitriDamayanti9
 

More from FitriDamayanti9 (20)

Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana KurikulumRuang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
 
Komik Guru Tangguh
Komik Guru TangguhKomik Guru Tangguh
Komik Guru Tangguh
 
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil BelajarPenilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil Belajar
 
Fisiologi Stress
Fisiologi StressFisiologi Stress
Fisiologi Stress
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan dan Perkembangan TanamanPertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
 
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRITerapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
 
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIBioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
 
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
 
Asimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara MineralAsimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara Mineral
 
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
 
Bioma
BiomaBioma
Bioma
 
Siklus Biogeokimia
Siklus BiogeokimiaSiklus Biogeokimia
Siklus Biogeokimia
 
RPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang StudiRPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang Studi
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Penunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan KurikulumPenunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan Kurikulum
 
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-AtmosferKeseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
 
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
 
Kompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar PendidkanKompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
 
Komponen Kurikulum
Komponen KurikulumKomponen Kurikulum
Komponen Kurikulum
 
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan AutosomGen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
 

HARA MINERAL

  • 1. FISIOLOGI TUMBUHAN HARA MINERAL UNTUK TANAMAN FITRI DAMAYANTI UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
  • 2. • Tumbuhan tingkat tinggi → membutuhkan → CO2, O2 dari udara dan N2 dari tanah • Tumbuhan tergantung pada tanah → media tumbuh dan hara mineral • Tanah mengandung → hara mineral, bahan organik, udara dan air • Tumbuhan membutuhkan hara organik dan anorganik • Komponen anorganik dari lingkungan → CO2 dari atmosfer dan hara mineral dari tanah • Hara organik → bentuk karbon PENDAHULUAN
  • 3. • Hara mineral → mengalami siklus melalui organisme → masuk ke biosfer melalui sistem perakaran tanaman • Luas permukaan akar dan kemampuan akar mengabsorbsi ion organik konsentrasi rendah → ditranslokasi ke berbagai organ tumbuhan → untuk berbagai fungsi biologis • Akuisisi hara mineral → dibantu organisme → contoh: mikoriza dan bakteri penambat nitrogen • Tanaman budidaya → butuh pupuk tambahan → tanaman hanya menggunakan setengah dari pupuk yang diaplikasikan → sisanya tercuci masuk ke badan perairan atau air tanah → masalah polusi tanah PENDAHULUAN
  • 4. 90% Air 10% Bhn Kering O 44% N 0,2- 2% H 7% C 47% CO2 O2 H2O NH4 + NO3 - H2PO4 - SO4 - HPO4 - Ca2+ K+ 2+ Mg2 + Fe3+ Mn2+ Bo3 3- MoO4 2- Co2+ H2O O2 Cl- Zn2+ UNSUR HARA PENYUSUN TANAMAN
  • 5. Pertumbuhan dan perkembangan, tanaman memerlukan 16 unsur : 1. Karbon (C )* 9. Sulfur (S)* 2. Hidrogen (H)* 10. Clor (Cl) 3. Oksigen (O)* 11. Boron (B) 4. Nitrogen (N)* 12. Cuprum/Tembaga (Cu) 5. Fospor (P)* 13. Mangan (Mn) 6. Kalium/Potasium (K)* 14. Ferum/Besi (Fe) 7. Calsium (Ca)* 15. Zinkum/Seng (Zn) 8. Magnesium (Mg)* 16. Molibdenum (Mo) * = unsur makro UNSUR HARA PENYUSUN TANAMAN
  • 6. Unsur esensial Simbol kimia Konsentrasi pada berat kering tumbuhan (% atau ppm) Diperoleh dari tanah atau CO2*) Hidrogen H 6 Karbon C 45 Oksigen O 45 Diperoleh dari tanah Hara Makro (%) Nitrogen N 1.5 Potasium/kalium K 1.0 Calsium Ca 0.5 Magnesium Mg 0.2 Fosfor P 0.2 Sulfur S 0.1 Silikon Si 0.1 Nikel Ni 0.1 Molibdat Mo 0.1
  • 7. Unsur esensial Simbol kimia Konsentrasi pada berat kering tumbuhan (% atau ppm) Hara mikro (ppm) Clorin Cl 100 Besi Fe 100 Boron B 20 Mangan Mn 50 Sodium/natrium Na 10 Seng Zn 20 Tembaga Cu 6 Nikel Ni 0.1 Molibdat Mo 0.1
  • 8. Mengel & Kirkby Pengelompokan unsur hara berdasarkan peran biokimia & fungsi biologisnya 1987 1. Pembentukan senyawa organic karbon → N, S 2. Pembentukan energi simpanan/integritas structural → P, Si, B 3. Kofaktor enzim & pengatur potensial osmotic → K, Ca, Mg, Cl, Mn, Na 4. Reaksi transfer elektron → Fe, Zn, Cu, Ni, Mo
  • 9. Hara mineral Fungsi biokimia Kelompok 1 Berperan pada pembentukan senyawa karbon N Penyusun → asam amino, amida, protein, asam nukleat, nukleotida, hexoami S Komponen sistein, sistin, metionin, dan protein. Penyusun asam lipoat, koenzim A, thiamin pirofosfat, gluthathion, biotin, adenosin-5’-fosfosulfat dan 3-fosfoadenosin. Kelompok 2 Penting untuk energi simpanan atau integritas struktural P Komponen gula fosfat, asam nukleat, nukleotida, koenzim, fosfolipid, asam fitat → penting dalam reaksi yang melibatkan ATP Si Disimpan sebagai silika amorf dalam dinding sel → mekanik dinding sel, termasuk rigiditas dan elastisitas. B Membentuk komplek dengan manitol, mannan, asam poliannuronat, dan senyawa lain pembentuk dinding sel → pemanjangan sel dan metabolisme asam nukleat
  • 10. Hara mineral Fungsi biokimia Kelompok 3 Hara yang tetap dalam bentuk ion K Dibutuhkan sebagai kofaktor untuk > 40 enzim →kation berperan pada turgor sel dan mempertahankan elektronetralitas sel Ca Penyusun lamela tengah dinding sel → sebagai kofaktor oleh beberapa enzim yang terlibat pada hidrolisis ATP dan fosfolipid → sebagai ‘second messenger’ pada regulasi metabolik Mg Dibutuhkan oleh beberapa enzim yang terlibat pada transfer fosfat → penyusun molekul klorofil. Cl Dibutuhkan dalam reaksi fotosintetik yang melibatkan evolusi O2 Mn Dibutuhkan untuk aktivitas enzim dehidrogenase, dekarboksilase, kinase, oksidase dan peroksidase Na Terkait dengan regenerasi fosfoenolpiruvat pada tumbuhan C4 dan CAM
  • 11. Hara mineral Fungsi biokimia Kelompok 4 Hara yang terkait dengan reaksi redoks Fe Penyusun protein sitokrom dan nonheme → fotosintesis, fiksasi N2 dan respirasi Zn Penyusun alkohol dehidrogenase, glutamat dehidrogenase, karbonik anhidrase Cu Komponen asam askorbat aksidase, tirosinase, monoamin aksidase, urikase, sitokrom oksidase, fenolase, lakase dan plastosianin Ni Penyusun urease pada bakteri pengikat N2, penyusun hidrogenase Mo Penyusun nitrogenase, nitrat reduktase dan xanthin dehidrogenase
  • 12. Unsur Hara Essensial Anion Kation Unsur Hara Makro N P K Ca Mg S NO3 - H2PO4 - SO4 - NH4 + K2 ++ Ca2+ Mg2+ Unsur Hara Mikro Fe Mn Bo Mo Co Zn Cl Bo3 3- MoO4 2- Cl- Fe3+ Mn2+ Co2+ Zn2+ Bentuk Penyerapan Unsur Hara oleh Tanaman
  • 13.
  • 14. DEFISIENSI UNSUR HARA Bila hara mineral tidak mencukupi Timbul gejala yang khas Akan lebih komplek pada tanaman yang ditanam di tanah 1. Defisiensi kronis & akut pada beberapa mineral secara simultan 2. Defisiensi/kelebihan suatu hara mineral → menginduksi defisiensi/kelebihan hara lain 3. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus → menimbulkan gejala yang sama
  • 15. • Hara mineral N, P, dan K → bersifat mobile atau dapat berpindah dari daun satu ke daun yang lain • Unsur B, Fe dan Ca → immobile atau tidak mudah berpindah ke daun lain • Gejala defisiensi yang bersifat mobile → nampak pada daun tua • Gejala defisiensi yang bersifat immobile → nampak pada daun muda
  • 16. FUNGSI • Memacu pertumbuhan tanaman → terutama fase vegetatif • pembentukan klorofil • pembentukan asam amino, lemak, enzim dan persenyawaan lainnya • Merangsang perkembangbiakan mikro-organisme DEFISIENSI • Pertumbuhan tanaman lambat / kerdil • Klorosis pada daun → mula- mula daun menguning, mengering dan rontok KELEBIHAN • Pertumbuhan vegetatif overlape, batang & percabangan lebih lunak (sukulen) • Pembungaan dan pembentukan buah terhambat NITROGEN (NO3 -; NH4 +)
  • 17. MEKANISME UNSUR N DALAM TANAMAN DALAM TANAH N mensintesa karbohidrat menjadi protein dan protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan dalam pembentukan jaringan vegetatif tanaman N di serap tanaman dalam bentuk nitrat (NO3) & amonium (NH4 +) tetapi nitrat → tereduksi menjadi amonium melalui enzim yang mengandung Mo
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22. POSFOR (P) → H2PO4; HPO4 - FUNGSI DEFISIENSI • Membantu pembentukan protein dan mineral • mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman • Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, terlebih pada masa pembibitan • Mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman, serta mempercepat pemasakan biji dan buah • Daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan → selanjutnya menjadi kuning dan rontok • Tepi daun pada cabang dan batang berwarna merah ungu, kemudian menjadi kuning • Batang kerdil
  • 23. SULFUR FUNGSI DEFISIENSI • Terdapat pada dua asam amino → penyusun koensim dan vitamin • Gejala defisiensi sulfur hampir sama dengan N → klorosis, pertumbuhan kerdil. Akumulasi antosianin • S → immobilisasi → klorosis awalnya pada daun dewasa dan muda tidak pada daun tua
  • 26. KALIUM (K) → K2 + FUNGSI DEFISIENSI • Membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula • Membantu pengangkutan gula dari daun ke jaringan tanaman lain • Memperkuat jaringan tanaman • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit • Meningkatkan kualitas & cita rasa biji dan buah • Daun mengerut atau keriting • Timbul bercak-bercak merah coklat, kemudian mengering dan mati • Terhambatnya perkembangan akar • Kualitas buah/bunga rendah, tidak sempurna, kecil, jelek, tidak tahan lama
  • 30. MAGNESIUM → Mg2+ FUNGSI DEFISIENSI • Membantu pembentukan klorofil, asam amino, vitamin, dan lemak • Transportasi fosfat pada tanaman • Daun tua (terutama pada daun bagian bawah) mengalami klorosis, menguning, dan bercak-cak coklat → akhirnya rontok • Pada tanaman yang menghasilkan biji → akan menghasilkan biji yang lemah
  • 33. CALSIUM → Ca2+ FUNGSI DEFISIENSI • Mensintesis dinding sel baru → lamella tengah • Pembentukan benang spindle saat pembelahan sel • Sebagai second messenger → untuk respon tumbuhan terhadap lingkungan dan sinyal hormon • Mengaktifkan pembentukan bulu- bulu akar, biji dan menguatkan batang • Membantu keberhasilan penyerbukan • Membantu pemecahan sel • Membantu pemecahan beberapa enzim • Tepi daun muda mengalami klorosis, lalu menjalar ke tulang daun • Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati • Terdapat bintik hitam serat daun • Akar pendek, buah pecah dan bermutu rendah
  • 36. BESI (Fe) FUNGSI DEFISIENSI • Komponen enzim dalam proses transfer elektron, mis: sitokrom • Klorosis pada intervena → hampir sama dengan gejala defisiensi Mg • Terjadi pada daun muda → Fe tidak mobile → Fe mengendap pada daun tua sebagai oksida tidak larut atau komplek dengan fosfat atau komplek dengan fitoferitin
  • 38. MANGAN (Mn) FUNGSI DEFISIENSI • Aktivasi enzim dalam sel tumbuhan (dekarboksilase dan dehydrogenase) dalam siklus Krebs (TCA) • Berperan utama dalam fotosistesis → menghasilkan O2 dari H2O • Klorosis pada intervena yang berkembang → noda kecil nekrosis • Klorosis dapat terjadi pada daun muda atau tua → dipengaruhi → spesies dan laju pertumbuhan
  • 40. TEMBAGA (Cu) FUNGSI DEFISIENSI • Ion Cu berasosiasi dengan enzim pada reaksi redoks → Cu+ berubah menjadi Cu2+ • Cu terlibat dengan enzim plastosianin → transfer electron pada reaksi terang • Daun menjadi hijau gelap → mengandung noda nekrosis • Noda nektosis → pada ujung daun muda dan meluas ke basal tepi daun • Daun menggulung atau malformasi • Bila ekstrim → daun gugur lebih dini
  • 43. SENG (Zn) FUNGSI DEFISIENSI • Aktivasi → enzim dan biosintesis klorofil pada beberapa spesies • Reduksi pertumbuhan pada internodus → pertumbuhan menjadi roset • Daun mengecil dan distorsi dengan bagian tepi mengkerut → karena → hilangnya produksi IAA
  • 45. MOLIBDAT (Mo) FUNGSI DEFISIENSI • Ion Mo mulai dari Mo4+ sampaiMo6+ → komponen beberapa enzim (reductase dan nitrogenase) • Terlibat dalam asimilasi nitrat dan fiksasi N2 • Awal defisiensi → klorosis di daerah antara vena → terjadi nekrosis pada daun tua • Pada Cauliflower dan brokoli → daun malformasi menjadi terplintir → kematian → penyakit whiptail • Pembentukan bunga terhambat atau bunga gugur dini • Defisiensi Mo diikuti defisiensi N bila sumber N dari fiksasi N2 simbiotik
  • 48. Hubungan pertumbuhan dan kandungan hara dalam jaringan
  • 49. Beberapa hal yang mempengaruhi absorbs hara mineral 1. Muatan negatif pada tanah Pertukaran kation pada permukaan partikel tanah → karena muatan negatif dari permukaan tanah 2. pH tanah • pH atau H+→ mempengaruhi pertumbuhan akar (5.5-6.5) dan mikroba tanah • Suasana asam → pelapukan batu dan pelepasan ion-ion (K+, Mg2+, Ca2+, Mn2+) & sulfat, fosfat
  • 50. Beberapa hal yang mempengaruhi absorbs hara mineral 3. Kelebihan hara mineral • Tanah salin → hara mineral berlimpah dalam tanah →keracunan → menghambat pertumbuhan → • Contoh: NaCl; NaSO4 • Daerah kering → kelebihan hara mineral→ faktor pembatas → tidak mencukupinya curah hujan untuk pemcucian ion mineral • Tanaman yang toleran salin → salt-tolerant/halofita
  • 51. Beberapa hal yang mempengaruhi absorbs hara mineral 4. Perluasan sistem perakaran • Bila daerah rizosfer miskin hara mineral → peningkatan pertumbuhan akar 5. Daerah akar yang berbeda mengabsorpsi ion mineral yang berbeda • Kemampuan absorpsi dipengaruhi oleh spesies dan jenis hara mineral • Contoh: Tanaman Mineral Lokasi Barley Ca Apikal akar Barley Fe Apikal akar Jagung Fe Permukaan akar
  • 52. Siklus Potassium/Kalium SIKLUS KALIUM PADA SISTEM TANAH-TANAMAN Sumber: Potash & Phosphate Institute
  • 53. Sel epidermis Sel mesofil Partikel tanah Larutan tanah Pita kaspari Pembentukan struktur K+ Sel penjaga a b c d K+ diloading → floem dari sel daun → dari daun → diunloading → digunakan atau kembali ke akar K+ diabsorbsi melintasi membran plasma sel akar → bergerak radial menuju sistem vascular akar K+ dilepaskan ke dalam pembuluh xilem menuju tunas K+ bergerak dari pembuluh xilem → apoplas → ke sel daun DIAGRAM TRANSPOR KALIUM JARAK JAUH Sumber: Cordones et al., 2016
  • 54. H+ ATPADP + Pi H+ Na/K H+ K+ H+ Membran plasma Ekstraseluler Intraseluler a b c Pompa proton H+-ATPase (a) transport proton melintasi membran dari permukaan internal ke permukaan eksternal. Gradien elektrokimia digunakan untuk transporn kalium uphill atau kation lain melalui mekanisme co-transport aktivitas sekunder (b,c). Dua tipe utama simporter: (b) antiport, pergerakan proton couple downhill menuju uphill dan (c) simport, proton dan kation berpindah searah MODEL TRANSPORTER KALIUM
  • 55. PENYERAPAN KALIUM PADA AKAR TANAMAN Mekanisme transport kalium Sifat Transporter 1. Sistem I 1. High-afinitas pada kondisi konsentrasi kalium eksternal kurang dari 1 mM 2. Sangat selektif terhadap kalium dari kation alkali lainnya 3. Memperlihatkan peningkatan ekspresi gen atau aktifitas transport pada kondisi kalium rendah Simporter K+/H+ 2. Sistem II 1. Low-afinitas walaupun konsentrasi kalium eksternal tinggi 2. Seleksi terhadap kalium sangat rendah dari pada sodium 3. Kurang dipengaruhi oleh perubahan status kalium pada tanaman Channel KIR (K-inward- rectrifying) Mekanisme transport kalium: Sistem I dan II
  • 56. Mekanisme uptake ion dari rambut-rambut akar ke xilem batang Pengambilan larutan tanah oleh dinding hidrofil rambut akar → apoplast → pita kaspari Ion-ion melintasi membran plasma rambut akar → plasmodesmata → stele Ion-ion ditransport ke protoplas sel epidermis dan korteks → melalui simplas • Ion masuk ke stele secara terkendali • Mencegah kebocoran ion-ion terlarut kembali ke tanah • Mentranspor ion-ion tertentu dari tanah ke xilem • Transport radial dalam simplas menuju stele → ion dilepas ke xylem → retransfer dari simplas ke apoplast • Terdapat 2 pump: pump transporter dari sel korteks akar dan pump transporter simplas-xilem pada stele 1. Rute Apoplas 2. Rute Simplas 3. Rute Transmembran 4. Endodermis 5. Transpor Xilem
  • 57. Model simplas dan apoplast jalur transport ion radial melintasi akar menuju xilem
  • 58. Aliran massa Intersepsi Difusi 1. Ion-ion bergerak → daerah interseluler parenkim korteks akar → transport apoplas 2. Absorbsi pada membran terluar dari protoplas → proses pasif mengikuti gradient konsentrasi 3. Uptake ke sitoplasma pada akar korteks 4. Transport interseluler → ion-ion bergerak melewati plasmodesmata (transport simplas) 5. Ion-ion bergerak menuju sentral stele memasuki sistem vascular TRANSPORT ION PADA AKAR
  • 59. Mekanisme unsur hara pada tanaman epifit Biomassa tanaman berkayu Kehilangan kanopi melalui pencucian dan serasah Biomassa epifit Tanah/ serasah Xylem menuju kanopi Nutrisi epifit dari: presipitasi, pencucian kanopi dan serasah