SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
FITRI DAMAYANTI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Perubahan morfologi, sitologi, & fisiologi
menuju spesialisasi yang terjadi dalam sel,
jaringan, organ/seluruh tubuh, selama
proses perkembangan dari tingkat
meristematis ke tingkat dewasa
Tingkat perubahan yang mengikuti fungsi
yang dibebaskan pada sel di dalam tubuh
tumbuhan
DIFERENSIASI
SPESIALISASI
2n
Bermula dari pembuahan:
1. Pembuahan sel telur → Zigot
2. Pembuahan 2 inti polar → endosperm
Ada 2 pola dasar pertumbuhan & perkembangan sampai
tumbuhan dewasa:
1. Pola aksial (poros): arah basal –apikal → melalui
meristem primer
2. Pola radial → pertumbuhan ke samping: batang dan akar
EMBRIOGENESIS
Bagian dari fase vegetatif pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
→ proses yang dimulai dari pertemuan sperma dan sel
telur membentuk sel tunggal/zigot
Megasporosit 2n
Meiosis
4 sel 1n
Hanya satu yang
berkembang
A A A
P P
S SE
Pembelahan
mitosis
tiga kali
A = Antipodal
P = Nuklear Polar
E = Nukleus telur
S = Sinergit
Gametofit betina matang
Perkembangan bakal biji
Penampang bakal
biji ginoesium
berdaun buah
tunggal berisi
sebuah bakal biji
Bakal
biji
muda
Tetrad
pita
megaspora
Pembelahan
inti
pertama
dalam
kantong
embrio
Bakal biji
siap dibuahi
1. Integumen dalam
2. Integumen luar
3. Nuselus
4. Sel induk megaspora
5. Megaspora fungsional/kantong embrio
6. Mikrofil
7. Sel telur
8. Dua sinergid
9 & 10. Inti kutub, hampir berfusi untuk
membentuk inti endosperma sekunder
11. Tiga sel antipoda
8
Organisasi basal-apikal dari jaringan dan organ tanaman
pada tahap embriogenesis
Tahapan embryogenesis pada Angiospermae
GLOBULAR
→ terbentuk
setelah
pembelahan
zigot & terjadi
pertumbuhan
sangat cepat
HEART
→ pembelahan
sel secara cepat
yang terbentuk
pada bakal apeks
tajuk
membentuk
kotiledon
TORPEDO
→ pemanjangan
sel di sepanjang
poros embrio &
berkembang
membentuk
kotiledon
MATURATION
→ fase
pendewasaan,
embrio & biji
kehilangan air &
bersifat pasif,
masuk ke fase
dorman
Skema embriogenesis Arabidopsis sp.
Explant callus embryogenic callus somatic embryo plant
2,4-D BA, zeatin
Dicot: globular, heart, torpedo and
cotyledonary stages
Monocot: globular, scutellar and coleoptilar stages
PGR/ noPGR
Non-zigotik embryogenesis atau embrio somatik
Torpedo
Perkecambahan Biji
Proses keluarnya
radukula dari
kulit biji
Imbibisi
Mobilisasi
cadangan
makanan
Bentuk
struktur
tunas &
akar semai
Syarat:
❑ Suhu yang sesuai
❑ Kelembaban
❑ Ketersediaan air
❑ Cahaya
❑ Susunan gas udara-
tanah
▪ Imbibisi air
▪ Aktivitas enzim
▪ Respirasi yang tinggi
▪ Katabolisem cadangan makanan
menjadi senyawa sederhana
(gula, asam amino, asam lemak
▪ Sintesis hormon
▪ Aktivitas poros embrionik
sampai munculnya plumula
radikula/koleoriza (padi-padian)
Biji Nicotiana rustica
Biji endospermik
Biji non-endospermik
1. Embrio menyerap air
2. Gibberellin berdifusi dari embrio menuju lapisan aleuron
3. Sel-sel dalam lapisan aleuron merespon dengan
melepaskan enzim pencernaan seperti α-amilase
4. Enzim mencerna pati di dalam endosperm menjadi gula
dan molekul lain yang diperlukan embrio untuk tumbuh
→ Jaringan muda
→ Aktif membelah
→ Pertumbuhan tak-terbatas (indeterminate)
Ciri-ciri:
1. Ukuran sel kecil
2. Sel berdinding tipis
3. Dinding sel terdiri dari zat pektin
4. Nukleus relatif besar
5. Vakoula kecil & banyak
6. Sitoplasma banyak
7. Tidak terdapat ruang antar sel
8. Sel berbentuk kubus/isodiametris (ke segala
arah) tetapi ada juga yang berbentuk prisma
Meristem pada perkembangan tumbuhan
Sel meristem terus membelah:
1. Sel inisial/permulaan:
Sel-sel hasil pembelahan tetap berada pada
jaringan meristem
2. Derivat/turunan:
Sel-sel baru yang kedudukannya digantikan
oleh sel meristem
Pembelahan sel membentuk sel endodermis dan kortikal
Asimetrik
Berdasarkan asal pembentukannya:
1.Promeristem
❑ Jaringan meristem yang ada pada saat
tumbuhan masih tahap embrio
Klasifikasi meristem
2. Meristem primer
❑ Terdapat pada tumbuhan dewasa yang sel-
selnya masih aktif membelah disebut titik
tumbuh/titik vegetasi
❑ Selnya langsung berkembang dari sel
embrional sehingga merupakan lanjutan dari
pertumbuhan embrio
❑ Terdapat pada ujung akar dan ujung batang
disebut titik tumbuh apikal
❑ Mampu mengadakan pertumbuhan
memanjang
3. Meristem sekunder:
❑ Berasal dari meristem primer
❑ Berkembang dari jaringan dewasa yang telah
berdiferensiasi
❑ Mis: kambium, kambium gabus (folagen)
1.Jaringan meristem apikal
❑ Terdapat pada ujung akar & batang
❑ Menghasilkan sel-sel untuk
tumbuh memanjang = pertumbuhan
primer
Berdasarkan letaknya pada tumbuhan:
2. Meristem interkalar
❑ Terdapat di antara
meristem primer dan
dewasa, misal di
pangkal ruas batang
tumbuhan Gramineae
(berasal dari meristem
primer)
3. Meristem lateral
❑ Pertumbuhan sekunder → kambium dan
kambium gabus
❑ Letaknya sejajar dengan permukaan dan
sepanjang organ
❑ Bertambah besarnya ukuran akar dan batang
A. Teori Sel Apikal (Nigel 1878)
→ Sel-sel yang terletak di ujung pokok dan
cabang dari batang dan akar merupakan suatu
meristem yang konstan
B. Teori Histogen
1. Teori Hanstein (1868)
Pada meristem apikal akar terdapat 3
daerah yang disebut histogen/pembentuk
jaringan, yaitu:
Teori tentang mersitem
a. Dermatogen
selapis sel paling luar merupakan primordia yang
akan menjadi epidermis
b. Periblem
Beberapa lapis sel sebelah dalam dermatogen,
tumbuh menjadi korteks
c. Plerom
Beberapa lapis sel sebelah dalam periblem,
tumbuh menjadi stele
Pada ujung akar terdapat kaliptra (tudung akar)
Berisi tepung statolit (agar akar mempunyai gaya
berat). Sel-sel kaliptra dihasilkan kaliptrogen
2. Teori Haberlandt (1914)
Meristem apikal dibagi menjadi 4 daerah:
a. Promeristem
→ Daerah terujung membelah membentuk meristem baru
b. Protoderm
→ Beberapa lapis sel terluar, di sebelah dalam promeristem,
menjadi epidermis & korteks
c. Prokambium
→ Beberapa lapis sel di bawah protoderm, menjadi
kambium pembentuk xilem & floem sekunder
d. Meristem dasar
→ Beberapa lapis sel paling dalam, tumbuh menjadi stele
3. Teori Tunika Korpus (Schimidt 1924)
Ujung jaringan meristem tersusun 2 daerah:
a. Tunika
→ bagian luar menjadi epidermis & korteks
b. Korpus
→ lapisan dalam membelah tidak beraturan
membentuk stele
a. Tunika (shoot apical meristem)
b. Primordia daun
c. Primordia cabang
d. Daun
e. Korpus (stem tissue)
5
4
2
1
3
6
1. Dermatogen
2. Periblem
3. Plerom
4. Kaliptrogen
5. Kaliptra
6. Kolumela dengan tepung statolit
Meristem tumbuh secara:
❑Indeterminate → membentuk fitomer
terus menerus
❑Determinate → meristem pembungaan
Meristem tunas apikal
❑ Lapisan terluar (L1)
→ tunas epidermis
❑ Lapisan L2 dan L3
→ jaringan internal
❑ Zona pusat → mengandung sel
induk/stem cell, membelah perlahan
→ membentuk tubuh tanaman
❑ Zona tepi/peripheral → membelah
dengan cepat → menghasilkan
primordia daun
❑ Zona rusuk/rib → di bawah zona
pusat
❑ Meristem tunas apikal
pucuk → berulang-ulang
terbentuk→ fitomer
❑ Setiap fitomer → memiliki
satu atau lebih daun
❑ Nodus → tempat
menempelnya daun
❑ Internodus → di bawah
daun dengan satu atau
lebih tunas di bagian
aksila daun
Perkembangan Daun
ORGANOGENESIS
→ Sel-sel L1 dan L2
di sekitar kubah
apikal →
pembelahan
dengan cepat →
tumbuh mencuat
ke luar →
primordia daun →
menjadi daun
PERKEMBANGAN
SUB-ORGAN
daerah primordia→
berkembang menjadi
bagian-bagian spesifik
dari daun → Proses
diferensias:
1. Dorsiventral
(abaxial-adaxial)
2. Proximodistal
(apikal-basal)
3. Lateral
DIFERENSIASI SEL
DAN JARINGAN
❑ Sel-sel L1 →
berdiferensiasi menjadi
epidermis (sel-sel
epidermis, trikoma,
dan sel penjaga)
❑ Sel-sel L2 →
berdiferensiasi menjadi
sel-sel mesofil
fotosintetik
❑ Sel-sel L3 → unsur
pembuluh serta
seludang berkas
Asal usul daun pada tunak apikal dan simetris aksis pada batang
(A) Daun primordia pada sisi-sisi meristem tunas apikal
(B) Perkembangan yang beragam pada aksis batang
Terprogram secara genetis
A. Berselang-seling: 1 daun di setiap buku
B. Berhadapan: sepasang daun berhadapan di setiap buku
Pemograman secara genetis pada susunana primordia daun
C. Berhadapan silang:
sepasang daun di
setiap buku, arah
berselang-seling
D. Terpusat:
lebih dari 2
daun pada
setiap buku
E. Spiral: 1 daun
pada buku dengan
posisi spiral pada
batang.
Tudung akar: dibentuk
dari selinisiasi →
penerima stimulus
gravitasi, sekresi lendir
muko polisakarida
Zona meristematik:
membangun akar primer
Zona pemanjangan:
pembelahan sel menurun,
Sel memanjang cepat &
aktif
Zona pendewasaan: sel-sel
terdiferensiasi → tempat
tumbuh akar cabang
PERKEMBANGAN
AKAR
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan bentuk
sistem akar:
1. Permeabilitas akar → berhubungan dengan
kelimpahan, penyebaran pori-pori
2. Air tanah
3. Aerasi tanah → berhubungan dengan pertukaran gas
dan udara
4. Suhu tanah
5. Faktor kimia tanah → keasaman tanah, ketersediaan
unsur-unsur yang untuk pertumbuhan akar/dan
tumbuhan
❑ Akar mengalami pertumbuhan sekunder → akar
tunggang dan akar lateral utama pada gimnosperma
dan dikotiledon berkayu
❑ Akar pada kotiledon herba → tidak ada penebalan
sekunder sama sekali atau hanya berupa sisa
❑ Penebalan sekunder tidak terjadi pada akar
monokotiledon kecuali Dracaena
❑ Akar gimnospermae dan dikotiledon terjadi penebalan
sekunder → kambium nampak pada bagian dalam
floem → sel-sel perisikel pada sisi luar gugus
protoxilem membelah diri → membentuk sel-sel
kambium
Kambium pada akar
FASE REPRODUKTIF
❑ FASE REPRODUKTIF → dimulai bila ada peralihan
struktur daun yang sederhana menjadi struktur yang
lebih komplek yaitu pembungaan
❑ Peristiwa pembungaan → rangkaian perubahan yang
kompleks melibatkan proses fisiologis dan morfologis
❑ Faktor induksi pembungan:
1. Hormon pembungaan (florigen) atau stimulus
pembungaan yang terakumulasi di bagian daun →
mengalihkan fase vegetatif menjadi reproduktif
2. Kondisi nutrisi yang optimum bersamaan dengan
perubahan apeks
3. Perubahan biokimia pada apeks → mengubah
nutrisi untuk induksi pembungaan
Tahap Pembentukan Bunga
INDUKSI
BUNGA
(EVOKASI)
→ Meristem
vegetatif
deprogram
menjadi
meristem
reproduktif
→ Berhubungan
dengan factor
genetic dan
nutrisi
INISIASI
BUNGA
→ Perubahan
morfologis
menjadi
bentuk
kuncup
reproduktif
yang dapat
dideteksi
mikroskopis
PERKEMBANGAN
KUNCUP BUNGA
Diferensiasi bagian-
bagian bunga →
perkembangan
polen
(mikrosprorogenesis)
& kantong embrio
(megasporogenesis)
→ pematangan
organ jantan dan
betina
ANTHESIS
→ Pemekaran
bunga
→ Kadangkala
bersamaan
dengan
masaknya
organ
jantan dan
betina
Interaksi antara tumbuhan dan lingkungan:
1. Fotoperiodisme
2. Suhu
Didukung oleh nutrisi yang cukup
Tumbuhan kompeten memproduksi hormon
(florigen) di daun → ditransportasikan ke
meristem apikal/aksilar → reproduktif
1. Tumbuhan: 1 X daur hidup → monokarp
2. Beberapa X daur hidup → polikarp
Jenis senesensi:
1. Senesensi tajuk udara (aeral shoot) → pada
tumbuhan tahunan herba
2. Senesensi daun musiman → musim gugur daun
3. Senesensi daun berurutan → menurut umur
4. Senesensi buah masak → buah berdaging/kering
5. Senesensi kotiledon dan organ bunga
6. Senesensi sel-sel tertentu → trikoma, unsur xilem
SENESENSI
1. Senescence down-regulated genes (SDGs):
gen-gen penyandi protein/enzim
fotosintesis dan sintesis lain
2. Senescence associated genes (SAGs): Enzim
hidrolitik (protease, ribonuklease, lipase
dll.), biosintesis etilen (ACC sintase, ACC
oksidase)
3. Programmed cell death (PCD): diseluruh
bagian tumbuhan
Proteksi terhadap serangan patogen,
melalui produksi senyawa fenolik
Senesensi disandi secara genetik

More Related Content

What's hot

Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanDhiarrafii Bintang Matahari
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanTiaraMay01
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATAnurahlina08
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganDiniarti Prayuni
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringanbesse fatimah
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Biologi 11 jaringan tumbuhan
Biologi 11   jaringan tumbuhanBiologi 11   jaringan tumbuhan
Biologi 11 jaringan tumbuhanNisa 'Icha' El
 
Biologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaBiologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaalivo_9
 

What's hot (20)

Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
 
morfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batangmorfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batang
 
Jaringan periderm
Jaringan peridermJaringan periderm
Jaringan periderm
 
Penampang batang melintang
Penampang batang melintangPenampang batang melintang
Penampang batang melintang
 
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATASISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
SISTEM PEREDARAN DARAH VERTEBRATA
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
PPT Embriologi Tumbuhan - AngiospermaePPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
PPT Embriologi Tumbuhan - Angiospermae
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemonPPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
PPT Embriologi Tumbuhan - Gnetum gnemon
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Arah tumbuh batang
Arah tumbuh batang Arah tumbuh batang
Arah tumbuh batang
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 
Biologi 11 jaringan tumbuhan
Biologi 11   jaringan tumbuhanBiologi 11   jaringan tumbuhan
Biologi 11 jaringan tumbuhan
 
Biologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaBiologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasma
 

Similar to PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIOLOGI TUMBUHAN

Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhanPertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhanSMA WARGA Surakarta
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhanPertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhanKurnia Wardhani
 
Jaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdf
Jaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdfJaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdf
Jaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdfZulfatulAliyah
 
3 Jaringan Meristem.pptx
3 Jaringan Meristem.pptx3 Jaringan Meristem.pptx
3 Jaringan Meristem.pptxUzaSukmana3
 
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanamanPertumbuhan dan perkembangan tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanamanAgustinus Wiyarno
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptxlaila486509
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganxempat
 
Materi presentasi kel 1 xi mia 1
Materi presentasi kel 1 xi mia 1Materi presentasi kel 1 xi mia 1
Materi presentasi kel 1 xi mia 1savirra45
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptxLidiaamsari
 
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAMATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAZona Bebas
 
materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanmateri pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanRiniDwi7
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARNia Hardianti
 
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhanHarvard University
 
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptxBAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptxIbnuanwar5
 
struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4Annur Anisa
 
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhanBiologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhanReedha Williams
 

Similar to PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIOLOGI TUMBUHAN (20)

Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhanPertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan tumbuhan
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhanPertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
 
Jaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdf
Jaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdfJaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdf
Jaringan Meristem (Revisi) Kelompok 4.pdf
 
3 Jaringan Meristem.pptx
3 Jaringan Meristem.pptx3 Jaringan Meristem.pptx
3 Jaringan Meristem.pptx
 
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanamanPertumbuhan dan perkembangan tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
 
1. SUPERTUM .pdf
1. SUPERTUM .pdf1. SUPERTUM .pdf
1. SUPERTUM .pdf
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 
Materi presentasi kel 1 xi mia 1
Materi presentasi kel 1 xi mia 1Materi presentasi kel 1 xi mia 1
Materi presentasi kel 1 xi mia 1
 
Jaringan Tumbuhan
Jaringan TumbuhanJaringan Tumbuhan
Jaringan Tumbuhan
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DAN MASNUSIA.pptx.pptx
 
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAMATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
 
materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanmateri pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
 
Jaringan
JaringanJaringan
Jaringan
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
 
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
 
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptxBAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
 
struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4struktur tumbuhan 11 IPA 4
struktur tumbuhan 11 IPA 4
 
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhanBiologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
 

More from FitriDamayanti9

Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana KurikulumRuang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana KurikulumFitriDamayanti9
 
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRITerapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIFitriDamayanti9
 
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIBioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIFitriDamayanti9
 
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...FitriDamayanti9
 
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI FitriDamayanti9
 
Hara Mineral untuk Tanaman
Hara Mineral untuk TanamanHara Mineral untuk Tanaman
Hara Mineral untuk TanamanFitriDamayanti9
 
RPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang StudiRPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang StudiFitriDamayanti9
 
Penunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan KurikulumPenunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan KurikulumFitriDamayanti9
 
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-AtmosferKeseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-AtmosferFitriDamayanti9
 
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan FitriDamayanti9
 
Kompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar PendidkanKompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar PendidkanFitriDamayanti9
 
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan AutosomGen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan AutosomFitriDamayanti9
 

More from FitriDamayanti9 (20)

Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana KurikulumRuang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
 
Komik Guru Tangguh
Komik Guru TangguhKomik Guru Tangguh
Komik Guru Tangguh
 
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil BelajarPenilaian Hasil Belajar
Penilaian Hasil Belajar
 
Fisiologi Stress
Fisiologi StressFisiologi Stress
Fisiologi Stress
 
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRITerapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Terapi Gen_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
 
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRIBioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Bioteknologi Kultur Jaringan_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
 
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
Transformasi Gen dengan Agrobacterium_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta...
 
Asimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara MineralAsimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara Mineral
 
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
Pola evolusi_Fitri Damayanti_Universitas Indraprasta PGRI
 
Hara Mineral untuk Tanaman
Hara Mineral untuk TanamanHara Mineral untuk Tanaman
Hara Mineral untuk Tanaman
 
Bioma
BiomaBioma
Bioma
 
Siklus Biogeokimia
Siklus BiogeokimiaSiklus Biogeokimia
Siklus Biogeokimia
 
RPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang StudiRPP Tematik dan Bidang Studi
RPP Tematik dan Bidang Studi
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Penunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan KurikulumPenunjang Pelaksanaan Kurikulum
Penunjang Pelaksanaan Kurikulum
 
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-AtmosferKeseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
Keseimbangan Air Tanah Tumbuhan-Atmosfer
 
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan
 
Kompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar PendidkanKompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
Kompetensi Dasar dan Pilar Pendidkan
 
Komponen Kurikulum
Komponen KurikulumKomponen Kurikulum
Komponen Kurikulum
 
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan AutosomGen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
Gen Terpaut Seks dan Pewarisan Autosom
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (11)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIOLOGI TUMBUHAN

  • 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIOLOGI TUMBUHAN FITRI DAMAYANTI UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
  • 2. Perubahan morfologi, sitologi, & fisiologi menuju spesialisasi yang terjadi dalam sel, jaringan, organ/seluruh tubuh, selama proses perkembangan dari tingkat meristematis ke tingkat dewasa Tingkat perubahan yang mengikuti fungsi yang dibebaskan pada sel di dalam tubuh tumbuhan DIFERENSIASI SPESIALISASI
  • 3. 2n
  • 4. Bermula dari pembuahan: 1. Pembuahan sel telur → Zigot 2. Pembuahan 2 inti polar → endosperm Ada 2 pola dasar pertumbuhan & perkembangan sampai tumbuhan dewasa: 1. Pola aksial (poros): arah basal –apikal → melalui meristem primer 2. Pola radial → pertumbuhan ke samping: batang dan akar EMBRIOGENESIS Bagian dari fase vegetatif pertumbuhan dan perkembangan tanaman → proses yang dimulai dari pertemuan sperma dan sel telur membentuk sel tunggal/zigot
  • 5. Megasporosit 2n Meiosis 4 sel 1n Hanya satu yang berkembang A A A P P S SE Pembelahan mitosis tiga kali A = Antipodal P = Nuklear Polar E = Nukleus telur S = Sinergit Gametofit betina matang
  • 6. Perkembangan bakal biji Penampang bakal biji ginoesium berdaun buah tunggal berisi sebuah bakal biji Bakal biji muda Tetrad pita megaspora Pembelahan inti pertama dalam kantong embrio Bakal biji siap dibuahi
  • 7. 1. Integumen dalam 2. Integumen luar 3. Nuselus 4. Sel induk megaspora 5. Megaspora fungsional/kantong embrio 6. Mikrofil 7. Sel telur 8. Dua sinergid 9 & 10. Inti kutub, hampir berfusi untuk membentuk inti endosperma sekunder 11. Tiga sel antipoda
  • 8. 8
  • 9. Organisasi basal-apikal dari jaringan dan organ tanaman pada tahap embriogenesis
  • 10. Tahapan embryogenesis pada Angiospermae GLOBULAR → terbentuk setelah pembelahan zigot & terjadi pertumbuhan sangat cepat HEART → pembelahan sel secara cepat yang terbentuk pada bakal apeks tajuk membentuk kotiledon TORPEDO → pemanjangan sel di sepanjang poros embrio & berkembang membentuk kotiledon MATURATION → fase pendewasaan, embrio & biji kehilangan air & bersifat pasif, masuk ke fase dorman
  • 12. Explant callus embryogenic callus somatic embryo plant 2,4-D BA, zeatin Dicot: globular, heart, torpedo and cotyledonary stages Monocot: globular, scutellar and coleoptilar stages PGR/ noPGR Non-zigotik embryogenesis atau embrio somatik
  • 13.
  • 14.
  • 16. Perkecambahan Biji Proses keluarnya radukula dari kulit biji Imbibisi Mobilisasi cadangan makanan Bentuk struktur tunas & akar semai Syarat: ❑ Suhu yang sesuai ❑ Kelembaban ❑ Ketersediaan air ❑ Cahaya ❑ Susunan gas udara- tanah ▪ Imbibisi air ▪ Aktivitas enzim ▪ Respirasi yang tinggi ▪ Katabolisem cadangan makanan menjadi senyawa sederhana (gula, asam amino, asam lemak ▪ Sintesis hormon ▪ Aktivitas poros embrionik sampai munculnya plumula radikula/koleoriza (padi-padian)
  • 17. Biji Nicotiana rustica Biji endospermik Biji non-endospermik
  • 18. 1. Embrio menyerap air 2. Gibberellin berdifusi dari embrio menuju lapisan aleuron 3. Sel-sel dalam lapisan aleuron merespon dengan melepaskan enzim pencernaan seperti α-amilase 4. Enzim mencerna pati di dalam endosperm menjadi gula dan molekul lain yang diperlukan embrio untuk tumbuh
  • 19.
  • 20. → Jaringan muda → Aktif membelah → Pertumbuhan tak-terbatas (indeterminate) Ciri-ciri: 1. Ukuran sel kecil 2. Sel berdinding tipis 3. Dinding sel terdiri dari zat pektin 4. Nukleus relatif besar 5. Vakoula kecil & banyak 6. Sitoplasma banyak 7. Tidak terdapat ruang antar sel 8. Sel berbentuk kubus/isodiametris (ke segala arah) tetapi ada juga yang berbentuk prisma Meristem pada perkembangan tumbuhan
  • 21. Sel meristem terus membelah: 1. Sel inisial/permulaan: Sel-sel hasil pembelahan tetap berada pada jaringan meristem 2. Derivat/turunan: Sel-sel baru yang kedudukannya digantikan oleh sel meristem
  • 22. Pembelahan sel membentuk sel endodermis dan kortikal Asimetrik
  • 23. Berdasarkan asal pembentukannya: 1.Promeristem ❑ Jaringan meristem yang ada pada saat tumbuhan masih tahap embrio Klasifikasi meristem
  • 24. 2. Meristem primer ❑ Terdapat pada tumbuhan dewasa yang sel- selnya masih aktif membelah disebut titik tumbuh/titik vegetasi ❑ Selnya langsung berkembang dari sel embrional sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio ❑ Terdapat pada ujung akar dan ujung batang disebut titik tumbuh apikal ❑ Mampu mengadakan pertumbuhan memanjang
  • 25. 3. Meristem sekunder: ❑ Berasal dari meristem primer ❑ Berkembang dari jaringan dewasa yang telah berdiferensiasi ❑ Mis: kambium, kambium gabus (folagen)
  • 26. 1.Jaringan meristem apikal ❑ Terdapat pada ujung akar & batang ❑ Menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang = pertumbuhan primer Berdasarkan letaknya pada tumbuhan:
  • 27. 2. Meristem interkalar ❑ Terdapat di antara meristem primer dan dewasa, misal di pangkal ruas batang tumbuhan Gramineae (berasal dari meristem primer)
  • 28. 3. Meristem lateral ❑ Pertumbuhan sekunder → kambium dan kambium gabus ❑ Letaknya sejajar dengan permukaan dan sepanjang organ ❑ Bertambah besarnya ukuran akar dan batang
  • 29.
  • 30. A. Teori Sel Apikal (Nigel 1878) → Sel-sel yang terletak di ujung pokok dan cabang dari batang dan akar merupakan suatu meristem yang konstan B. Teori Histogen 1. Teori Hanstein (1868) Pada meristem apikal akar terdapat 3 daerah yang disebut histogen/pembentuk jaringan, yaitu: Teori tentang mersitem
  • 31. a. Dermatogen selapis sel paling luar merupakan primordia yang akan menjadi epidermis b. Periblem Beberapa lapis sel sebelah dalam dermatogen, tumbuh menjadi korteks c. Plerom Beberapa lapis sel sebelah dalam periblem, tumbuh menjadi stele Pada ujung akar terdapat kaliptra (tudung akar) Berisi tepung statolit (agar akar mempunyai gaya berat). Sel-sel kaliptra dihasilkan kaliptrogen
  • 32. 2. Teori Haberlandt (1914) Meristem apikal dibagi menjadi 4 daerah: a. Promeristem → Daerah terujung membelah membentuk meristem baru b. Protoderm → Beberapa lapis sel terluar, di sebelah dalam promeristem, menjadi epidermis & korteks c. Prokambium → Beberapa lapis sel di bawah protoderm, menjadi kambium pembentuk xilem & floem sekunder d. Meristem dasar → Beberapa lapis sel paling dalam, tumbuh menjadi stele
  • 33. 3. Teori Tunika Korpus (Schimidt 1924) Ujung jaringan meristem tersusun 2 daerah: a. Tunika → bagian luar menjadi epidermis & korteks b. Korpus → lapisan dalam membelah tidak beraturan membentuk stele
  • 34. a. Tunika (shoot apical meristem) b. Primordia daun c. Primordia cabang d. Daun e. Korpus (stem tissue) 5 4 2 1 3 6 1. Dermatogen 2. Periblem 3. Plerom 4. Kaliptrogen 5. Kaliptra 6. Kolumela dengan tepung statolit
  • 35. Meristem tumbuh secara: ❑Indeterminate → membentuk fitomer terus menerus ❑Determinate → meristem pembungaan
  • 36. Meristem tunas apikal ❑ Lapisan terluar (L1) → tunas epidermis ❑ Lapisan L2 dan L3 → jaringan internal ❑ Zona pusat → mengandung sel induk/stem cell, membelah perlahan → membentuk tubuh tanaman ❑ Zona tepi/peripheral → membelah dengan cepat → menghasilkan primordia daun ❑ Zona rusuk/rib → di bawah zona pusat
  • 37. ❑ Meristem tunas apikal pucuk → berulang-ulang terbentuk→ fitomer ❑ Setiap fitomer → memiliki satu atau lebih daun ❑ Nodus → tempat menempelnya daun ❑ Internodus → di bawah daun dengan satu atau lebih tunas di bagian aksila daun
  • 38. Perkembangan Daun ORGANOGENESIS → Sel-sel L1 dan L2 di sekitar kubah apikal → pembelahan dengan cepat → tumbuh mencuat ke luar → primordia daun → menjadi daun PERKEMBANGAN SUB-ORGAN daerah primordia→ berkembang menjadi bagian-bagian spesifik dari daun → Proses diferensias: 1. Dorsiventral (abaxial-adaxial) 2. Proximodistal (apikal-basal) 3. Lateral DIFERENSIASI SEL DAN JARINGAN ❑ Sel-sel L1 → berdiferensiasi menjadi epidermis (sel-sel epidermis, trikoma, dan sel penjaga) ❑ Sel-sel L2 → berdiferensiasi menjadi sel-sel mesofil fotosintetik ❑ Sel-sel L3 → unsur pembuluh serta seludang berkas
  • 39. Asal usul daun pada tunak apikal dan simetris aksis pada batang (A) Daun primordia pada sisi-sisi meristem tunas apikal (B) Perkembangan yang beragam pada aksis batang
  • 40. Terprogram secara genetis A. Berselang-seling: 1 daun di setiap buku B. Berhadapan: sepasang daun berhadapan di setiap buku Pemograman secara genetis pada susunana primordia daun
  • 41. C. Berhadapan silang: sepasang daun di setiap buku, arah berselang-seling D. Terpusat: lebih dari 2 daun pada setiap buku E. Spiral: 1 daun pada buku dengan posisi spiral pada batang.
  • 42. Tudung akar: dibentuk dari selinisiasi → penerima stimulus gravitasi, sekresi lendir muko polisakarida Zona meristematik: membangun akar primer Zona pemanjangan: pembelahan sel menurun, Sel memanjang cepat & aktif Zona pendewasaan: sel-sel terdiferensiasi → tempat tumbuh akar cabang PERKEMBANGAN AKAR
  • 43. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan bentuk sistem akar: 1. Permeabilitas akar → berhubungan dengan kelimpahan, penyebaran pori-pori 2. Air tanah 3. Aerasi tanah → berhubungan dengan pertukaran gas dan udara 4. Suhu tanah 5. Faktor kimia tanah → keasaman tanah, ketersediaan unsur-unsur yang untuk pertumbuhan akar/dan tumbuhan
  • 44. ❑ Akar mengalami pertumbuhan sekunder → akar tunggang dan akar lateral utama pada gimnosperma dan dikotiledon berkayu ❑ Akar pada kotiledon herba → tidak ada penebalan sekunder sama sekali atau hanya berupa sisa ❑ Penebalan sekunder tidak terjadi pada akar monokotiledon kecuali Dracaena ❑ Akar gimnospermae dan dikotiledon terjadi penebalan sekunder → kambium nampak pada bagian dalam floem → sel-sel perisikel pada sisi luar gugus protoxilem membelah diri → membentuk sel-sel kambium Kambium pada akar
  • 45. FASE REPRODUKTIF ❑ FASE REPRODUKTIF → dimulai bila ada peralihan struktur daun yang sederhana menjadi struktur yang lebih komplek yaitu pembungaan ❑ Peristiwa pembungaan → rangkaian perubahan yang kompleks melibatkan proses fisiologis dan morfologis ❑ Faktor induksi pembungan: 1. Hormon pembungaan (florigen) atau stimulus pembungaan yang terakumulasi di bagian daun → mengalihkan fase vegetatif menjadi reproduktif 2. Kondisi nutrisi yang optimum bersamaan dengan perubahan apeks 3. Perubahan biokimia pada apeks → mengubah nutrisi untuk induksi pembungaan
  • 46.
  • 47. Tahap Pembentukan Bunga INDUKSI BUNGA (EVOKASI) → Meristem vegetatif deprogram menjadi meristem reproduktif → Berhubungan dengan factor genetic dan nutrisi INISIASI BUNGA → Perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif yang dapat dideteksi mikroskopis PERKEMBANGAN KUNCUP BUNGA Diferensiasi bagian- bagian bunga → perkembangan polen (mikrosprorogenesis) & kantong embrio (megasporogenesis) → pematangan organ jantan dan betina ANTHESIS → Pemekaran bunga → Kadangkala bersamaan dengan masaknya organ jantan dan betina
  • 48.
  • 49.
  • 50. Interaksi antara tumbuhan dan lingkungan: 1. Fotoperiodisme 2. Suhu Didukung oleh nutrisi yang cukup Tumbuhan kompeten memproduksi hormon (florigen) di daun → ditransportasikan ke meristem apikal/aksilar → reproduktif
  • 51.
  • 52. 1. Tumbuhan: 1 X daur hidup → monokarp 2. Beberapa X daur hidup → polikarp Jenis senesensi: 1. Senesensi tajuk udara (aeral shoot) → pada tumbuhan tahunan herba 2. Senesensi daun musiman → musim gugur daun 3. Senesensi daun berurutan → menurut umur 4. Senesensi buah masak → buah berdaging/kering 5. Senesensi kotiledon dan organ bunga 6. Senesensi sel-sel tertentu → trikoma, unsur xilem SENESENSI
  • 53. 1. Senescence down-regulated genes (SDGs): gen-gen penyandi protein/enzim fotosintesis dan sintesis lain 2. Senescence associated genes (SAGs): Enzim hidrolitik (protease, ribonuklease, lipase dll.), biosintesis etilen (ACC sintase, ACC oksidase) 3. Programmed cell death (PCD): diseluruh bagian tumbuhan Proteksi terhadap serangan patogen, melalui produksi senyawa fenolik Senesensi disandi secara genetik