3. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran terakhir.
Budaya di sekolah, berdo’a sebelum pembelajaran hanya
dilaksanakan saat pelajaran pertama, dan berdo’a diakhir
pembelajaran hanya dilaksanakan saat pelajaran terakhir.
Jadwal pelajaran fisika berada pada jam pelajaran terakhir.
Pertemuan 1,2, dan 3, guru membiasakan berdo’a dan cek
kerapian diawal pembelajaran. Pada pertemuan ke-4,
peserta didik langsung berdo’a dan berdiri untuk mengecek
kerapian tanpa diberikan instruksi oleh guru.
Hal tersebut menunjukkan peserta didik menyetujui bahwa
berdo’a dan cek kerapian perlu dilakukan agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
03
4. “SAYA SIAP, Mengidentifikasi Fakta-fakta Perubahan
Lingkungan dan Merancang Mitigasi/upaya penanggulangan
masalah Perubahan Lingkungan secara Utuh Dan
Sempurna.”
04
AFIRMASI
• Pertemuan 1,2 dan 3 guru melakukan afirmasi, tetapi saat
pertemuan ke-4 tidak. Efektivitas melakukan afirmasi terlihat
saat afirmasi tidak dilakukan. Ada beberapa peserta didik
yang bermain game, berjalan-jalan, dan berbaring. Guru
merasa pembelajaran lebih kondusif saat melakukan
afirmasi.
• Saat guru keliru memberikan instruksi mengenai pembagian
kelompok, peserta didik komplain karena menginginkan
kesempurnaan dalam pembelajaran.
5. Model Pembelajaran Project Based Learning
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar
2. Menyusun Perencanaan Projek
3. Menyusun Jadwal
4. Monitoring
5. Penilaian Hasil
6. Evaluasi Pemahaman
05
6. Pertama, peserta didik diminta memilih
anggota kelompok sesuai dengan
keinginannya. Hasilnya, ada beberapa
kelompok yang kerjasamanya terlihat sanggat
baik dan kompak karena sudah mengenal
teman kelompoknya dengan baik.
Tetapi, ada satu kelompok yang anggota
kelompoknya merupakan gabungan dari
peserta didik yang tidak memiliki teman dekat
biasanya disebut “kelompok sisa”. Diskusi
pada kelompok ini, terlihat kurang maksimal
karena merasa kurang cocok dengan teman
kelompoknya.
06
Pada 2 pertemuan yang berbeda, guru melakukan
pembagian kelompok dengan cara yang berbeda.
Kedua, pembagian kelompok dilakukan
secara acak, dengan menyebutkan nomor
1,2,3, dst, lalu peserta didik berkumpul sesuai
dengan nomor yang disebutkan.
Berdasarkan hasil pengamatan, proses
diskusi berlangsung dengan kondusif karena
bisa jadi peserta merasa tidak enak jika tidak
berkontribusi dalam kelompok karena
berkumpul tidak hanya dengan teman dekat
saja. Tetapi, dengan teman yang memiliki
tingkat kognitif yang berbeda.
Pada kejadian ini, prinsip ngemong harus
terjadi. Guru sebagai pendidik memiliki peran
penting dalam memberikan pemahaman
bahwa peserta didik harus bisa berdiskusi
dengan siapa saja tanpa memilih-milih teman.
7. Proses Diskusi
Hasil refleksi pembelajaran, Guru belum berada
di tengah-tengah kelompok.
Ada permasalahan kelompok yang tidak
diketahui oleh guru selama masa pengerjaan
projek pembelajaran sehingga produk hasil
projek tidak maksimal.
Salah satu permasalahan yang ada yaitu, pada
satu kelompok ada anggota kelompok yang
kurang bertanggungjawab dengan tidak
berkontribusi dalam pengerjaan projek
sehingga memberatkan sebagian kecil anggota
kelompok yang lain.
07
Seharusnya, guru berada di tengah-tengah kelompok
sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara, “Ing Madyo
Mangung Karso”.
8. Merancang pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan adalah hal yang harus dilakukan oleh
pendidik. Yang menjadi acuan dalam pembelajaran
adalah peserta didik. Sudah seharusnya pembelajaran
dirancang agar peserta didik merasa merdeka dalam
belajar.
Penggunaan Media Pembelajaran Quizizz
Peserta didik sangat menyukai belajar sambil bermain.
Penggunaan quizizz saat melakukan tes membuat
peserta didik ingin mengulang terus-menerus di
pembelajaran selanjutnya.
08
9. Hal tersebut menunjukkan bahwa, peserta didik
memerlukan waktu jeda dari mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran lain. Diharapkan semua guru tidak
langsung masuk ke materi tanpa mempersiapkan
psikologi peserta didik untuk belajar.
Ice Breaking
Pembelajaran pada pertemuan 1,2, dan 3, guru selalu
menyiapkan tes menggunakan quizizz ataupun ice
breaking sebelum pembelajaran. Pada pertemuan ke-4
guru tidak menyiapkan apa-apa. Tetapi, peserta didik
tetap ingin melakukan ice breaking. Alhasil, ice breaking
tetap dilakukan tetapi ide ice breaking diajukan oleh
peserta didik.
09
10. 10
Refleksi Pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran yang
membuat peserta didik terlibat aktif dalam
merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran membuat
peserta didik lebih memahami materi
yang dipelajari. Hal tersebut terlihat
dalam hasil refleksi peserta didik melalui
aplikasi padlet disamping.
Penggunaan aplikasi padlet juga
membuat peserta didik tertarik untuk
menyampaikan pendapatnya.