SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Aulia Chaerisa Saleh
Faza Ridlarahman Firdaus
Nandita Pramilia
Reza Agus Pratama
Disusun oleh :
SMA NEGERI 1 DEPOK
ANTRAKS
BOTOLINUM
TRAKOM
GANGRIEN
SIFILIS
ANTRAKS
Disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis
(dalam bentuknya yang paling ganas)
Bentuk bakteri
Pengertian Antraks atau biasa dikenal dengan penyakit
sapi gila merupakan penyakit ganas. Paling
sering menyerang herbivora herbivora liar.
Dan penyakit ini termasuk kedalam
ZOONOSIS (dapat ditularkan dari hewan ke
manusia)
Cara Penularan Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan
hewan yang terkena anthraks, dapat
melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran,
Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus
manusia tertular melalui sentuhan atau kontak
dengan orang yang mengidap, antraks
Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang
sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora
seperti ternak, kambing, unta, dan antelop.
Gejala Beberapa gejala-gejala antraks tipe
pencernaan adalah mual, pusing, muntah,
tidak nafsu makan, suhu badan
meningkat, muntah berwarna coklat atau
hitam, buang air besarberwarna hitam,
sakit perut yang sangat hebat (melilit).
Sedangkan, gejala antraks tipe
kulit ialah bisul merah kecil yang
nyeri. Kemudian lesi tadi
membesar, menjadi borok, pecah
dan menjadi sebuah luka.
Jaringan di sekitarnya
membengkak, dan lesi gatal
tetapi agak terasa sakit.
Antraks terjadi setelah
mengomsumsi daging yang terkena
antraks. Daging yang terkena
antraks mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: berwarna hitam, berlendir,
dan berbau.
 Cara pencegahan penyakit anthrax adalah dengan menghindari
kontak langsung dengan binatang atau benda-benda yang
membawa bakteri penyakit ini.
 cara cucilah tangan sebelum makan,
 hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit
anthrax,
 belilah daging dari rumah potong hewan yang resmi, masaklah
daging dengan sempurna,
 hindari menyentuh cairan dari luka anthrax,
 melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit
anthrax.
 Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk
menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk
hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki
daya pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun.
PENCEGAHAN
GAMBAR
GANGRIEN
Disebabkan oleh bakteri
Bentuk bakteri
Clostridium perfringens, streptokokus dan
Staphylococci, C. histolyticum atau lain
Clostridium spp
Pengertian
Cara Penularan Gangren Basah sering berkembang
sebagai akibat dari cedera traumatis
seperti kecelakaan mobil, tembak luka,
luka bakar atau luka karena instrumen
tajam.
Cedera menyebabkan hilangnya tiba-tiba
darah ke daerah yang terkena dampak
karena kerusakan pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan infeksi dan invasi oleh
bakteri. Infeksi dapat juga berkembang
setelah operasi. Ini langka.
Gejala
Gejala
GAMBAR
TRAKOM
Disebabkan oleh bakteri
Bentuk bakteri
Chlamydia trachomatis
Pengertian Penyakit Trakom adalah salah
satu penyakit yang diderita
oleh manusia yang terletak di
bagian “Mata”.
Cara Penularan
1. Kontak langsung misalnya kontaminasi dari tangan yang
terkontaminasi bakteri. Kontaminasi ini bisa berasal dari mata,
cairan hidung atau dahak penderita trakom.
2. Kontak tidak langsung dengan penderita misalnya apabila
memakai handuk, selimut atau pakaian penderita trakom.
3. Kontak oleh lalat yang terkontaminasi bakteri trakom, di mana
lalat ini hinggap di hidung, mata atau dahak penderita sebelumnya.
1. Perasaan iritasi pada mata,
kemerahan dan keluar kotoran
(konjungtivitis).
2. Kelopak mata menjadi bengkak.
3. Adanya benjolan benjolan kecil
berwarna keputihan dibagian dalam
dari kelopak mata atas.
4. Timbulnya skar pada bagian dalam
kelopak mata atas apabila infeksi
terjadi berulang ulang dan tidak diobati
dalam waktu yang lama
Gejala
5. Bulu mata yang baru tumbuh,
karena adanya skar pada bagian dalam
kelopak mata atas, menjadi tumbuh
ke arah mata. Akibatnya bulu mata
meyebabkan iritasi pada permukaan
bola mata.
6. Adanya pertumbuhan abnormal
dari pembuluh darah di sekitar
permukaan bola mata (kornea)
7. Timbulnya skar pada kornea akibat
teriritasi oleh bulu mata secara terus
menerus
8.Kebutaan
PENCEGAHAN
Pembedahan: Bagi individu dengan trichiasis (berbaliknya arah lengkungan
bulu mata ke arah dalam), sebuah prosedur rotasi bilamellar tarsal dibenarkan
untuk mengarahkan bulu mata menjauh dari bola mata.
Terapi antibiotik: maka perawatan/pengobatan dengan antibiotik tahunan
harus terus dilakukan sampai prevalensi turun di bawah lima persen. Jika
prevalensi lebih rendah dari itu maka pengobatan antibiotik harus berbasiskan
keluarga.
Pilihan antibiotik: oral dosis tunggal 20 mg / kg atau topical tetracycline
(satu persen salep mata dua kali sehari selama enam minggu). Azitromisin
lebih disukai karena digunakan sebagai oral dosis tunggal.
 Menjaga kebersihan
Perbaikan lingkungan: Modifikasi dalam penggunaan air, kontrol lalat,
penggunaan jamban, pendidikan kesehatan dan kedekatan dengan hewan
peliharaan
GAMBAR
SIFILIS
Disebabkan oleh bakteri
Bentuk bakteri
Treponema Pallidum
Pengertian
Cara Penularan
Sifilis atau raja singa adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Trepomena pollidum.
Bakteri Trepomena pollidum masuk
ke tubuh manusia melalui selaput
lendir, seperti di vagina atau mulut.
Dan melalui kulit.
 kontak seksual;
dapat ditularkan dari ibu
ke janin selama kehamilan
atau saat kelahiran, yang
menyebabkan
terjadinya sifilis kongenital
Gejala
dengan gejala gumma, neurologis, atau
jantung
Fase primer
Fase sekunder
Fase laten
Fase tersier
secara umum ditandai dengan
munculnya chancre tunggal (ulserasi keras, tidak
menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di kulit),
ditandai dengan ruam yang menyebar yang
seringkali muncul di telapak tangan dan tumit
kaki,
biasanya tidak memiliki atau hanya menunjukkan
sedikit gejala,
GAMBAR GEJALA GEJALA PENYAKIT SIFILIS
primer pada sifilis di tangan.
Sifilis sekunder pada umumnya ditandai
dengan munculnya ruam pada telapak
tangan.
Papules kemerah-merahan dan banyaknya
nodul di badan menandai terjadinya sifilis
sekunder.
Pasien dengan
sifilis tersier. Kasus
di Musée de
l'Homme, Paris.
 Pemilihan yang tepat dari kondom lateks
Hubungan jangka panjang dengan satu
pasangan yang tidak terinfeksi dan
menghindari zat seperti alkohol dan zat
terlarang lainnya yang dapat meningkatkan
risiko perilaku seksuaL
Penapisan ibu selama awal kehamilan dan
mengobati mereka yang terinfeksi
PENCEGAHAN
GAMBAR
BOTULINUM
Disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum
Bentuk bakteri
Pengertian
Botulism adalah penyakit serius yang
menyebabkan kelumpuhan yang lembut
dari otot-otot. Ia disebabkan oleh
neurotoxin, yang untuk umum disebut racun
botulinum, yang dihasilkan oleh bakteri-
bakteri Clostridium botulinum
Food-borne botulism
(botulism yang
dilahirkan makanan)
disebabkan oleh
mamakan makanan-
makanan yang
mengandung
botulinum neurotoxin.
Wound botulism
(botulism luka)
disebabkan oleh
neurotoxin yang
dihasilkan dari luka
yang terinfeksi
dengan bakteri
Clostridium
botulinum.
Infant botulism
(botulism bayi) terjadi
ketika bayi
mengkonsumsi spores
(spora-spora) dari
bakteri botulinum.
Bakteri kemudian
tumbuh didalam usus-
usus dan melepaskan
neurotoxin.
Cara Penularan
botulinum biasanya menyebabkan keracunan makanan
oleh toksin yang termakan bersama dengan makanan.
Pada beberapa kasus bakteri tumbuh
danmenghasilkan toksin pada jaringan yang mati,
kemudian menyebabkan kontaminasi luka. Makanan
yang sering tercemar dengan Clostridium
adalah makanan yang berbumbu, makanan yang
diasap, makanan kalengan yang dimakan tanpa
dimasak terlebih dahulu
1. Mengalami kesulitan dalam berbicara
dan menelan makanan.
2. Mulut kering.
3. Terasa lemas di bagian wajah.
4. Pandangan kabur atau membayang
5. Kelopak mata jatuh/turun
6. Sulit bernafas
7. Mual, muntah, kram pada bagian perut
8. Mengalami kejang otot (paralysis).
GEJALA
Menghindari luka dari kotoran khususnya
dari tanah.
Segera memberikan cairan antiseptik.
Tidak menutup luka rapat-rapat (kedap
udara).
Mencegah
Botulisme Bayi
Mencegah
Botulisme
Makanan
Mencegah
Botulisme Luka
madu sebaiknya tidak diberikan pada bayi
berusia dibawah satu tahun.
Selain itu, apabila memberikan susu formula,
perhatikan tata cara perlakuan sebelum
dikonsumsi bayi. Diantaranya merebus botol
susu, menutup segera bungkus susu yang tersisa
dan menyimpannya di tempat yang aman dan
bersih.
Sebelum membeli makanan kaleng,
perhatikan bentuk wadahnya. Bentuk yang
terkontaminasi kembung secara menonjol,
relatif jauh berbeda dengan yang normal.
Ikuti tata cara perlakuan sebelum
mengkonsumsi makanan awetan, khususnya
yang dikalengkan, atau rebus hingga mendidih
selama 10 menit, waktu dihitung mulai saat
mendidih. Akan jauh lebih baik apabila direbus
di dalam panci presto. Demikian juga untuk jenis
makanan awetan tertutup lainnya.
PENCEGAHAN
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)

More Related Content

What's hot

Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaBeberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaIbnu Kamajaya
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitDedi Kun
 
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted DiseasesPromosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted DiseasesMuhammad Nasrullah
 
Tinea favosa
Tinea favosaTinea favosa
Tinea favosajrryanjyp
 
Infeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeInfeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeDPPIMATELKI
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiSilky Tanaffasya
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiWarnet Raha
 
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menularKelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menularAries Kuncoro
 

What's hot (15)

Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannyaBeberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
Beberapa penyakit infeksi dan cara penularannya
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
NEISSERIA GOORRHOEAE ppt
NEISSERIA GOORRHOEAE pptNEISSERIA GOORRHOEAE ppt
NEISSERIA GOORRHOEAE ppt
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted DiseasesPromosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Tinea favosa
Tinea favosaTinea favosa
Tinea favosa
 
Cacingan
CacinganCacingan
Cacingan
 
Infeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeInfeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeae
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
Infeksi Parasit
Infeksi ParasitInfeksi Parasit
Infeksi Parasit
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menularKelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
 

Similar to Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)

bakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakitbakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakitMeghan Amenika
 
bakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakitbakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakitMeghan Amenika
 
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxPENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxRirinDwiAngraeni
 
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitajenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitaandrikhakim2
 
Demam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriDemam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriAndiMardiyani
 
Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaAmanyMufida
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropisIda Djafar
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniWarnet Raha
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniWarnet Raha
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Warnet Raha
 
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptxMIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptxBRYSAM2
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakitDesiana Ika Listiani
 

Similar to Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan) (20)

bakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakitbakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakit
 
bakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakitbakteri penyebab penyakit
bakteri penyebab penyakit
 
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxPENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
 
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitajenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
 
Demam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriDemam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri
 
Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne Bacteria
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Thrichuris trichiura
Thrichuris trichiuraThrichuris trichiura
Thrichuris trichiura
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
BAKTERI
BAKTERIBAKTERI
BAKTERI
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptxMIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
 
Makalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacinganMakalah penyakit kecacingan
Makalah penyakit kecacingan
 
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakithubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
hubungan mikroba (bakteri) terhadap penyakit
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 

Recently uploaded (18)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 

Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)

  • 1. Aulia Chaerisa Saleh Faza Ridlarahman Firdaus Nandita Pramilia Reza Agus Pratama Disusun oleh : SMA NEGERI 1 DEPOK
  • 3. ANTRAKS Disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis (dalam bentuknya yang paling ganas) Bentuk bakteri
  • 4. Pengertian Antraks atau biasa dikenal dengan penyakit sapi gila merupakan penyakit ganas. Paling sering menyerang herbivora herbivora liar. Dan penyakit ini termasuk kedalam ZOONOSIS (dapat ditularkan dari hewan ke manusia) Cara Penularan Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthraks, dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran, Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap, antraks Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop.
  • 5. Gejala Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah berwarna coklat atau hitam, buang air besarberwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah kecil yang nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi borok, pecah dan menjadi sebuah luka. Jaringan di sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Antraks terjadi setelah mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.
  • 6.  Cara pencegahan penyakit anthrax adalah dengan menghindari kontak langsung dengan binatang atau benda-benda yang membawa bakteri penyakit ini.  cara cucilah tangan sebelum makan,  hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax,  belilah daging dari rumah potong hewan yang resmi, masaklah daging dengan sempurna,  hindari menyentuh cairan dari luka anthrax,  melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax.  Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun. PENCEGAHAN
  • 8.
  • 9. GANGRIEN Disebabkan oleh bakteri Bentuk bakteri Clostridium perfringens, streptokokus dan Staphylococci, C. histolyticum atau lain Clostridium spp
  • 11. Cara Penularan Gangren Basah sering berkembang sebagai akibat dari cedera traumatis seperti kecelakaan mobil, tembak luka, luka bakar atau luka karena instrumen tajam. Cedera menyebabkan hilangnya tiba-tiba darah ke daerah yang terkena dampak karena kerusakan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan infeksi dan invasi oleh bakteri. Infeksi dapat juga berkembang setelah operasi. Ini langka.
  • 15.
  • 16. TRAKOM Disebabkan oleh bakteri Bentuk bakteri Chlamydia trachomatis
  • 17. Pengertian Penyakit Trakom adalah salah satu penyakit yang diderita oleh manusia yang terletak di bagian “Mata”. Cara Penularan 1. Kontak langsung misalnya kontaminasi dari tangan yang terkontaminasi bakteri. Kontaminasi ini bisa berasal dari mata, cairan hidung atau dahak penderita trakom. 2. Kontak tidak langsung dengan penderita misalnya apabila memakai handuk, selimut atau pakaian penderita trakom. 3. Kontak oleh lalat yang terkontaminasi bakteri trakom, di mana lalat ini hinggap di hidung, mata atau dahak penderita sebelumnya.
  • 18. 1. Perasaan iritasi pada mata, kemerahan dan keluar kotoran (konjungtivitis). 2. Kelopak mata menjadi bengkak. 3. Adanya benjolan benjolan kecil berwarna keputihan dibagian dalam dari kelopak mata atas. 4. Timbulnya skar pada bagian dalam kelopak mata atas apabila infeksi terjadi berulang ulang dan tidak diobati dalam waktu yang lama Gejala 5. Bulu mata yang baru tumbuh, karena adanya skar pada bagian dalam kelopak mata atas, menjadi tumbuh ke arah mata. Akibatnya bulu mata meyebabkan iritasi pada permukaan bola mata. 6. Adanya pertumbuhan abnormal dari pembuluh darah di sekitar permukaan bola mata (kornea) 7. Timbulnya skar pada kornea akibat teriritasi oleh bulu mata secara terus menerus 8.Kebutaan
  • 19. PENCEGAHAN Pembedahan: Bagi individu dengan trichiasis (berbaliknya arah lengkungan bulu mata ke arah dalam), sebuah prosedur rotasi bilamellar tarsal dibenarkan untuk mengarahkan bulu mata menjauh dari bola mata. Terapi antibiotik: maka perawatan/pengobatan dengan antibiotik tahunan harus terus dilakukan sampai prevalensi turun di bawah lima persen. Jika prevalensi lebih rendah dari itu maka pengobatan antibiotik harus berbasiskan keluarga. Pilihan antibiotik: oral dosis tunggal 20 mg / kg atau topical tetracycline (satu persen salep mata dua kali sehari selama enam minggu). Azitromisin lebih disukai karena digunakan sebagai oral dosis tunggal.  Menjaga kebersihan Perbaikan lingkungan: Modifikasi dalam penggunaan air, kontrol lalat, penggunaan jamban, pendidikan kesehatan dan kedekatan dengan hewan peliharaan
  • 21.
  • 22. SIFILIS Disebabkan oleh bakteri Bentuk bakteri Treponema Pallidum
  • 23. Pengertian Cara Penularan Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Trepomena pollidum. Bakteri Trepomena pollidum masuk ke tubuh manusia melalui selaput lendir, seperti di vagina atau mulut. Dan melalui kulit.  kontak seksual; dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital
  • 24. Gejala dengan gejala gumma, neurologis, atau jantung Fase primer Fase sekunder Fase laten Fase tersier secara umum ditandai dengan munculnya chancre tunggal (ulserasi keras, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak gatal di kulit), ditandai dengan ruam yang menyebar yang seringkali muncul di telapak tangan dan tumit kaki, biasanya tidak memiliki atau hanya menunjukkan sedikit gejala,
  • 25. GAMBAR GEJALA GEJALA PENYAKIT SIFILIS primer pada sifilis di tangan. Sifilis sekunder pada umumnya ditandai dengan munculnya ruam pada telapak tangan. Papules kemerah-merahan dan banyaknya nodul di badan menandai terjadinya sifilis sekunder. Pasien dengan sifilis tersier. Kasus di Musée de l'Homme, Paris.
  • 26.  Pemilihan yang tepat dari kondom lateks Hubungan jangka panjang dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi dan menghindari zat seperti alkohol dan zat terlarang lainnya yang dapat meningkatkan risiko perilaku seksuaL Penapisan ibu selama awal kehamilan dan mengobati mereka yang terinfeksi PENCEGAHAN
  • 28.
  • 29. BOTULINUM Disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum Bentuk bakteri
  • 30. Pengertian Botulism adalah penyakit serius yang menyebabkan kelumpuhan yang lembut dari otot-otot. Ia disebabkan oleh neurotoxin, yang untuk umum disebut racun botulinum, yang dihasilkan oleh bakteri- bakteri Clostridium botulinum Food-borne botulism (botulism yang dilahirkan makanan) disebabkan oleh mamakan makanan- makanan yang mengandung botulinum neurotoxin. Wound botulism (botulism luka) disebabkan oleh neurotoxin yang dihasilkan dari luka yang terinfeksi dengan bakteri Clostridium botulinum. Infant botulism (botulism bayi) terjadi ketika bayi mengkonsumsi spores (spora-spora) dari bakteri botulinum. Bakteri kemudian tumbuh didalam usus- usus dan melepaskan neurotoxin.
  • 31. Cara Penularan botulinum biasanya menyebabkan keracunan makanan oleh toksin yang termakan bersama dengan makanan. Pada beberapa kasus bakteri tumbuh danmenghasilkan toksin pada jaringan yang mati, kemudian menyebabkan kontaminasi luka. Makanan yang sering tercemar dengan Clostridium adalah makanan yang berbumbu, makanan yang diasap, makanan kalengan yang dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu
  • 32. 1. Mengalami kesulitan dalam berbicara dan menelan makanan. 2. Mulut kering. 3. Terasa lemas di bagian wajah. 4. Pandangan kabur atau membayang 5. Kelopak mata jatuh/turun 6. Sulit bernafas 7. Mual, muntah, kram pada bagian perut 8. Mengalami kejang otot (paralysis). GEJALA
  • 33. Menghindari luka dari kotoran khususnya dari tanah. Segera memberikan cairan antiseptik. Tidak menutup luka rapat-rapat (kedap udara). Mencegah Botulisme Bayi Mencegah Botulisme Makanan Mencegah Botulisme Luka madu sebaiknya tidak diberikan pada bayi berusia dibawah satu tahun. Selain itu, apabila memberikan susu formula, perhatikan tata cara perlakuan sebelum dikonsumsi bayi. Diantaranya merebus botol susu, menutup segera bungkus susu yang tersisa dan menyimpannya di tempat yang aman dan bersih. Sebelum membeli makanan kaleng, perhatikan bentuk wadahnya. Bentuk yang terkontaminasi kembung secara menonjol, relatif jauh berbeda dengan yang normal. Ikuti tata cara perlakuan sebelum mengkonsumsi makanan awetan, khususnya yang dikalengkan, atau rebus hingga mendidih selama 10 menit, waktu dihitung mulai saat mendidih. Akan jauh lebih baik apabila direbus di dalam panci presto. Demikian juga untuk jenis makanan awetan tertutup lainnya. PENCEGAHAN