SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia Terhadap
Pendidikan Islam Indonesia
(Studi Tokoh Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari)

Oleh:
Muhamad Fatih Rusydi Syadzili

Pengantar
Pendidikan menurut pandangan Islam adalah salah satu bagian tugas
kekhalifahan manusia yang harus dilaksanakan dengan bertanggung jawab,
pertanggung jawaban itu bisa dituntut kalau ada aturan dan pedoman pelaksanaan.
Oleh karenanya, Islam memberikan garis-garis besar tentang pelaksanaan
pendidikan tersebut. Islam memberikan konsep-konsep yang mendasar tentang
pendidikan, dan menjadi tanggung jawab pendidikan untuk membenahi manusia
menjadi lebih baik.
Dengan pendidikan, manusia bisa mempertahankan kepemimpinan yang ada
pada dirinya karena keberadaan pendidikan merupakan suatu hal pokok yang
membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Pendidikan yang diberikan
atau dipelajari dianjurkan mampu memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang
bertujuan sebagai mediasi nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Keberadaan ini
dalam agama sangatlah diperhatikan, karena dalam penerapan yang dilakukan umatnya
kadang melenceng dari esensi ajaran agama itu sendiri. Hal inilah yang menjadi
perhatian dasar pendidikan Islam.
Pendidikan sendiri sering dikatakan sebagai seni pembentukan masa depan.
Hal ini tidak hanya terkait dengan manusia seperti apa yang diharapkan di masa
depan, akan tetapi berkaitan erat terhadap proses yang akan dilakukan sejak awal
keberadaannya, baik dalam konteks peserta didik maupun proses untuk memiliki
nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena Keberadaan pendidikan sendiri adalah

1
untuk membina manusia untuk menjadi khalifah Tuhan di muka bumi. 1 Untuk itu,
keberadaan

pendidikan

Islam

perlu

memperhatikan

realitas

sekarang

untuk menyusun konsep terhadap langkah-langkah yang akan dilakukan.
Saat ini ada kecenderungan pendidikan Islam kian mendapat tantangan
seiring berkembangnya zaman. Di satu sisi muncul persaingan global terhadap
dunia pendidikan Islam. Sedangkan di satu sisi lain menjanjikan masa depan
pembentukan kualitas anak didik, namun pada sisi lain juga memunculkan
kekhawatiran akan adanya kemerosotan kualitas pendidikan yang akhirnya
merusak nilai-nilai pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam dewasa ini
menghadapi banyak tantangan yang berusaha mengancam keberadaannya.
Tantangan tersebut merupakan bagian dari sekian banyaknya tantangan global
yang memerangi kebudayaan Islam. Tantangan yang paling serius yang dihadapi
pendidikan Islam adalah krisis moral spiritual masyarakat, sehingga muncul
anggapan bahwa pendidikan Islam masih belum mampu merealisasikan tujuan
pendidikan secara holistik.
Paradigma pembangunan pendidikan yang sangat sentralistik telah
melupakan keragaman yang sekaligus kekayaan dan potensi yang dimiliki bangsa
ini. Keberadaan perkelahian, kerusuhan, permusuhan, munculnya kelompok yang memiliki
perasaan bahwa budayanyalah yang lebih dari budaya lain adalah buah dari
pengabaian keragaman tersebut dalam dunia pendidikan kita.

Apa Pendidikan Islam
Pendidikan Islam bisa diartikan sebagai proses pendidikan yang didalamnya
berusaha memberikan pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan kedalam diri manusia baik yang berhubungan dengan tempat yang
tepat dengan segala sesuatu tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga
keberadaan penanaman ini membimbing manusia kearah pengenalan dan
pengakuan Tuhan kedalam tempat yang tepat didalam tatanan wujud dan
kepribadian.
1

Abudin Nata,M.A, Drs. H., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997) hal 53
2
Pendidikan Islam yang ada diatas menandakan adanya penekanan terhadap
makna pendidikan kepada pembentukan kepribadian, penerapan metode dan
pendekatan yang bersifat teoritis dan praktis ke arah perbaikan sikap mental yang
memadukan antara iman sekaligus amal sholeh yang tertuju kepada individu dan
masyarakat luas.
Pendidikan Islam bisa dikatakan sebagai suatu proses pembentukan individu
atau pembentukan kepribadian muslim berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang
diwahyukan Allah SWT Kepada Muhammad SAW. Ajaran Islam tidak
memisahkan antara iman dan amal saleh. Karena pendidikan Islam merupakan
pendidikan iman dan pendidikan amal. Ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap
dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan
bersama.
Pendidikan Islam adalah suatu system pendidikan yang memungkinkan
seseorang untuk mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi (cita-cita)
Islam sehingga ia dengan mudah dapat membentuk dirinya sesuai dengan ajaran
Islam. Ruang lingkup pendidikan Islam telah mengalami perubahan sesuai
tuntutan waktu yang berbeda-beda dari tuntutan zaman, perkembangan ilmu dan
teknologi.
Keberadaan pendidikan Islam sebagai alat pembudayaan Islam memiliki
watak lentur terhadap perkembangan cita-cita kehidupan manusia sepanjang
zaman. Namun watak itu tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip nilai Islami.
Pendidikan Islam juga mampu mengakomodasikan tuntutan hidup manusia dari
masa ke masa termasuk di bidang ilmu dan teknologi. Dengan adanya sikap
daiharapkan mampu mengarahkan dan mengendalikan tuntutan hidup tersebut
dengan nilai-nilai fundamental yang bersumber dari iman dan taqwa kepada Allah
SWT.
Konsep tabularasa dari John Locke (1632-1704) yang memandang jiwa
manusia dilahirkan sebagai kertas putih bersih yang kemudian sepenuhnya
tergantung pada tulisan yang mengisinya kemana jiwa itu akan dibentuk dan

3
dikembangkan, atau dengan kata lain, tergantung pada kepribadian macam apa
yang ingin dikembangkan oleh pendidik dan masyarakat. 2
Perbedaan mendasar antara sistem pendidikan islam dengan teori tabularasa
John Locke yang kemudian dikenal sebagai aliran empirisme dalam ilmu
pendidikan umum adalah diibaratkan seperti putihnya anak bukan berarti kosong,
bukan berarti tidak membawa potensi apa-apa, tetapi justru berisi dengan dayadaya perbuatan. Untuk itu peran pendidik dalam sistem pendidikan islam
diharapkan mampu bertindak dari adanya keterbatasan pada aktualisasi daya-daya
fitrah ini dan kinerja pendidikan islam tidak sebebas sistem pendidikan empirisme
yang tidak dibatasi oleh nilai-nilai tertentu.

Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia Terhadap Pendidikan Islam
Pendidikan Islam senantiasa menjadi sebuah kajian yang menarik bukan
hanya karena memiliki kekhasan tersendiri, namun juga karena kaya akan konsepkonsep yang tidak kalah bermutu dibandingkan dengan pendidikan modern.
Dalam khasanah pemikiran pendidikan Islam, kita bisa menemukan tokoh-tokoh
besar dengan ide-idenya yang cerdas dan kreatif yang menjadi inspirasi dan
kontribusi besar bagi dinamika pendidikan Islam di Indonesia.
Salah satu peran ulama sebagai tokoh Islam yang patut di catat adalah posisi
mereka sebagai kelompok terpelajar yang mampu membawa pencerahan kepada
masyarakat sekitarnya. Berbagai lembaga pendidikan telah di lahirkan oleh
mereka baik dalam bentuk sekolah maupun pondok pesantren. Semua itu adalah
lembaga yang ikut mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju
dan berpendidikan. Mereka telah berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan,
khususnya Islam lewat karya-karya yang telah ditulis atau melalui jalur dakwah
mereka.
Pemikiran dan perjuangan KH. Hasyim Asyari dan KH. Ahmad Dahlan
yang kiprah dan perjuangannya begitu sentral, utamanya di dalam bidang
pendidikan telah menentukan arah pendidikan di tanah air, sebuah pendidikan
2

Mastuhu, Dr. Prof., Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999) hal 25
4
yang berbasis keislamaan dan juga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman. Agenda pengembangan pemikiran pendidikan Islam serta analisis berbagai
dimensi

dan

kandungan

isinya,

tidak

difahami

sebatas

pengertian

“konvensionalnya” bagi pendidikan, melainkan pada pengertian sosiologisnya
secara luas. 3
Pendidikan yang digagas Ahmad Dahlan adalah lahirnya manusia-manusia
baru yang mampu tampil sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu
seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani
dan rohani. Sebagaimana ungkapan Syafi’I ma’arif bahwasanya orang yang
mengaku mempunyai keagungan spiritual (ilmu agama), seharusnya tidak
mengalami kebingungan dalam memecahkan persoalan-persoalan kehidupan
didunia. 4
Untuk itu ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam upaya membangun
format pendidikan Islam, yaitu: masalah dikotomi ilmu dan pola pikir teo-sentris
yang tidak seimbang. 5
Sedang dalam pemikiran tentang pendidikan, Hasyim Asy’ari lebih fokus
kepada persoalan-persoalan etika dalam mencari dan menyebarkan ilmu. Dia
berpendapat bahwa bagi seseorang yang akan mencari ilmu pengetahuan atau
menyebarkan ilmu pengetahuan (guru dan murid), yang pertama harus ada pada
diri mereka adalah semata-mata untuk mencari ridha Allah. Seseorang yang akan
mencari dan menyebarkan ilmu pengetahuan, maka dia harus memperbaharui
niatnya yang hanya untuk mencari ridha Allah, mengamalkan, dan menjalankan
syari’at Islam serta untuk menerangi hatinya dalam mendekatkan diri kepada
Allah, bukan untuk mencari keduniaan. Pemikiran Hasyim Asy’ari lebih

3

Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 2002), hal 7
4
Ahmad Syafi’I Ma’arif dkk, Pendidikan Islam Di Indonesia Antara Cita dan Fakta,
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1991) hal 149
5
Abdul Munir Mulkhan dkk, Pendidikan Islam & Tantangan Globalisasi,
(Yogyakarta: Presma UIN Sunan Kalijogo, 2004) hal 18
5
menyiratkan pada sebuah pengertian bahwa yang menjadi sentral pendidikan
adalah hati. 6
Mengaitkan “Islam” dengan kategori keilmuwan, seperti konsep pendidikan,
umumnya berhadapan dengan pengertian Islam sebagai sesuatu yang sudah final.
Sehingga Islam bisa dilihat sebagai kekuatan iman dan taqwa, yakni sesuatu yang
sudah final yang tidak membutuhkan adanya kritikan. Sedangkan kategori “ilmu”,
seperti dikukuhkan di atas, memiliki ciri khas berupa perubahan, perkembangan,
dan tidak mengenal kebenaran absolut, karena semua nilai kebenarannya bersifat
relatif.
Selama ini telah teramati bahwasanya perguruan-perguruan Islam di
Indonesia mengabaikan pendidikan sains. Belum ada atau sedikit sekali Doktor
atau Profesor yang bekerja khusus mengembangkan ilmu. Kebanyakan para
akademisi tersebut cenderung menjadi birokrat. Tugas pendidikan dan perguruan
tinggi adalah mengembangkan kemampuan belajar (learning ability) untuk lebih
lanjut mengembangkan kemampuan metodologi ilmiah. 7

Pendidikan Islam Di Indonesia
Pada awal berkembangnya agama Islam di Indonesia, pendidikan Islam
dilaksanakan secara informal. Sehingga kedatangan Islam ke Indonesia melalui
para pedagang bisa cepat berkembang karena adanya ajaran dan didikan Islam
yang diberikan dengan contoh dari suri teladan, seperti berlaku sopan santun,
ramah, tulus, ikhlas, amanah, kepercayaan dan menghormati adat istiadat anak
negeri. Karena proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah
dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di
permukaan bumi.

8

Selanjutnya, ketika agama ini kian berkembang, system

pendidikan pun mulai berkembang:
1. System pendidikan langgar
6

Suwendi, M. Ag., Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004) hal 150
7
Mastuhu, Dr. Prof., Op. Cit, hal 16
8
Zuhairini, Dra. dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara ,1997), hal 9
6
Di tiap-tiap desa yang penduduknya telah menjadi muslim umumnya
didirikan langgar atau masjid. Fasilitas tersebut bukan hanya sebagai tempat shalat
saja, melainkan juga tempat untuk belajar membaca al-Qur’an dan ilmu-ilmu
keagamaan yang bersifat elementer lainnya. Pendidikan di langgar di mulai dari
mempelajari abjad huruf Arab (hijaiyah) atau kadang-kadang langsung mengikuti
guru dengan menirukan apa yang telah dibaca dari kitab suci al-qur;an.pendidikan
di langgar di kelolah oleh seorang petugas yang disebut amil, modil, atau lebai (di
sumatera) yang mempunyai tugas ganda, disamping memberikan do’a pada waktu
upacara keluarga atau desa, juga berfungsi sebagai guru.
Pelajaran biasanya diberikan pada tiap pagi atau petang hari, satu sampai
dua jam. Pelajaran memakan waktu selama beberapa bulan, tetapi pada umumnya
sekitar satu tahun. Metode pembelajaran adalah murid duduk bersila dan guru pun
duduk bersila dan murid belajar pada guru seorang demi seorang.

2. System Pendidikan Pesantren
Secara tradisional, sebuah pesantren identik dengan kyai (guru/pengasuh),
santri (murid), masjid, pemondokan (asrama) dan kitab kuning (referensi atau
diktat ajar). Sistem pembelajaran relatif serupa dengan sistem di langgar/ masjid,
hanya saja materinya kini kian berbobot dan beragam, seperti bahasa dan sastra
Arab, tafsir, hadits, fikih, ilmu kalam, tasawuf, tarikh dan lainnya. Di pesantren,
seorang santri memang dididik agar dapat menjadi seorang yang pandai (alim) di
bidang agama Islam dan selanjutnya dapat menjadi pendakwah atau guru di
tengah-tengah masyarakatnya.
Tradisi dalam pesantren tetap dijaga karena adanya upaya untuk fokus pada
tradisi Islam dan kemungkinan dengan keberadaan tradisi yang kuat tersebut
akhirnya menjadi suatu ideologi yang dihubungkan dengan Nahdlatul Ulama
(NU). 9
Tujuan terbentuknya pondok pesantren adalah :
9

Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination The case in Indonesia, (London:

Routledge, 2011), hal 92
7
a. Tujuan umum.
Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian
Islam yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi muballigh Islam
dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya
b. Tujuan khusus
Mempersiapkan santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama
yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam
masyarakat.
Pesantren merupakan pranata pendidikan tradisional yang di pimpin oleh
kiai atau ulama’. Di pesantren inilah para santri dihadapkan dengan berbagai
cabang ilmu agama yang bersumber dari kitab-kitab kuning. Pemahaman dan
penghafalan terhadap al-qur’an dan hadits merupakan syarat mutlak bagi para
santri.
Dengan system pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang di manamana, ternyata mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha
mempertahankan eksistensi umat Islam dari serangan dan penindasan fisik dan
mental kaum penjajah beberapa abad lamanya. Pesantren yang pada mulanya
berlangsung secara sederhana, ternyata cukup berperan dan banyak mewarnai
perjalanan Sejarah pendidikan islam Di Indonesia, serta banyak melahirkan tokohtokoh terkenal.
Ketika kekuasaan politik Islam semakin kokoh dengan munculnya kerajaankerajaan Islam, pendidikan semakin meroleh perhatian. Secara formal pendidikan
Islam mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai ada yang bersifat tujuan akhir,
yaitu menjadikan muslim yang paripurna.
Keberadaan sistem pendidikan Islam yang ada di Indonesia dari permulaan
masuknya agama Islam ke Indonesia hingga Indonesia meraih kemerdekaan,
pendidikan Islam berusaha memaksimalkan pembenahan budi pekerti yang ada di
Indonesia dengan tidak meninggalkan adat-istiadat yang ada. Keberadaan
pendidikan Islam di Indonesia bersifat fleksibel, kerena pendidikan Islam
berusaha menyelaraskan diri dengan pendidikan yang berdasarkan pancasila.
Karena pendidikan yang berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan
8
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 10 Sehingga nilai-nilai kebangsaan
tidak akan lepas dari pendidikan Islam, karena pendidikan Islam yang ada di
Indonesia sudah menjadi bagian dari pendidikan Indonesia.
Keselarasan antara konsep Islam dengan landasan dasar pancasila saling
berusaha memberikan kontribusi satu sama lain, yakni dengan memberikan
pemahaman tentang hakikat hidup manusia, yang mana manusia hidup di alam
fana ini hanya sementara dan bersifat tidak hakiki, dan akan hidup abadi dialam
baka kemudian. Sehingga orang-orang Islam perlu membangun strategi hidup
yang diwujudkan sebagai perilaku kehidupan yang berisi konsep nilai-nilai,
patokan-patokan tingkah laku, daya penyesuaian yang tinggi yang diyakini
menjamin keselamatan pada kehidupan kelak. 11
Sehingga keberadaan negara Indonesia yang mengakui keberadaan enam
agama telah memberikan aturan bahwa bangsa Indonesia berhak melaksanakan
ibadat menurut agama dan kepercayaanya itu. 12 bangsa Indonesia telah bertekad
untuk membangun dan mengembangkan bangsa dengan pancasila sebagai
landasan

ideologi

dan

Undang-Undang

Dasar

1945

sebagai

landasan

konstitusionalnya. Keberadaan Pancasila sebagai landasan ideologis dalam
pembangunan bangsa mengandung arti bahwa setiap usaha pembangunan dan
pengembangan

bangsa

Indonesia,

harus

selalu

menjaga

keselarasan,

keseimbangan dan keserasian dalam hidup manusia Indonesia sebagai pribadi,
dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, dalam hubungan manusia dengan
masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dan dalam hubungan bangsa
dengan bangsa-bangsa lain dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebehagiaan
rohaniah.
10

Tap. MPR No, II/ 1983 tentang GBHN Bidang Pendidikan
Saleh Muntasir, Dr, M, Mencari Evidensi Islam, (Jakarta: Rajawali, 195) hal 3
12
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2
9
11
Pendidikan Islam sebagai salah satu bidang studi telah diintegrasikan dalam
kurikulum sekolah-sekolah negeri sebagai berikut:
1. Dengan semakin meningkat dan meluasnya pembangunan, maka
kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa harus semakin diamalkan baik di dalam kehidupan pribadi maupun
dalam hidup sosial kemasyarakatan.
2. Diusahakan supaya terus bertambah sarana-sarana yang diperlukan
bagi pengembangan kehidupan keagamaan dan kehidupan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk pendidikan agama yang
dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah, mulai dari
sekolah dasar sampai dengan universitas –universitas negeri. 13
Dengan keberadaan aturan Negara Indonesia tentang pelaksanaan ibadah
sesuai dengan agamanya masing-masing, hal ini mengindikasikan bahwasanya
negara ingin menerapkan konsep keselarasan yang berarti suatu konsep
percampuran yang tidak saling melenyapkan eksistensi.

Penutup
Keberadaan pendidikan Islam di Indonesia bersifat fleksibel, karena
pendidikan Islam berusaha menyelaraskan diri dengan pendidikan yang
berdasarkan pancasila. Karena pendidikan yang berdasarkan pancasila, bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
ketrampilan,

mempertinggi

budi

pekerti,

memperkuat

kepribadian,

dan

mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

13

TAP MPR 1983 tentang GBHN Bidang Agama
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Munir Mulkhan dkk, Pendidikan Islam & Tantangan Globalisasi,
(Yogyakarta: Presma UIN Sunan Kalijogo, 2004)
Abudin Nata,M.A, Drs. H., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1997)
Ahmad Syafi’I Ma’arif dkk, Pendidikan Islam Di Indonesia Antara Cita dan
Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1991)
Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination The case in Indonesia,
(London: Routledge, 2011)
Charlene Tan, Philosophical Reflections for Educators, (Singapore: Chengange
Learning, 2008)
Mastuhu, Dr. Prof., Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999)
Moh Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik, (Jogjakarta: Ircisod, 2004)
Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002)
Rahman Assegaf, Dr, Abd, Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Kurnia
Kalam, 2005)
Saleh Muntasir, Dr, M, Mencari Evidensi Islam, (Jakarta: Rajawali, 195)
Suwendi, M. Ag., Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004)
Zuhairini, Dra. dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara ,1997)

Dokumen:
Tap. MPR No, II/ 1983 tentang GBHN Bidang Pendidikan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2
TAP MPR 1983 tentang GBHN Bidang Agama

11

More Related Content

What's hot

Falsafah pendidikan islam misi baru
Falsafah pendidikan islam misi baruFalsafah pendidikan islam misi baru
Falsafah pendidikan islam misi barumaleha lauto
 
Filsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islam
Filsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islamFilsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islam
Filsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islamkaksalim
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan  IslamFilsafat Pendidikan  Islam
Filsafat Pendidikan IslamRahmad Alfianto
 
Bab i proposal
Bab i  proposalBab i  proposal
Bab i proposalAbie Tomy
 
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...RoisMansur
 
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
Pengertian Ilmu Pendidikan IslamPengertian Ilmu Pendidikan Islam
Pengertian Ilmu Pendidikan IslamST_Nurlelasari
 
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh DuniaKonsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh DuniaFauzil Adzim
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IFauzi Din
 
Sumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamSumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamAmeilya P P
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi chusnaqumillaila
 
Ruang lingkup pendidikan islam
Ruang lingkup pendidikan islamRuang lingkup pendidikan islam
Ruang lingkup pendidikan islamteguh ahmad
 

What's hot (20)

Falsafah pendidikan islam misi baru
Falsafah pendidikan islam misi baruFalsafah pendidikan islam misi baru
Falsafah pendidikan islam misi baru
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Filsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islam
Filsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islamFilsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islam
Filsafat Pendidikan - hakikat dan tujuan pendidikan islam
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan  IslamFilsafat Pendidikan  Islam
Filsafat Pendidikan Islam
 
Ss
SsSs
Ss
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Bab i proposal
Bab i  proposalBab i  proposal
Bab i proposal
 
Ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islamIlmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam
 
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
 
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
Pengertian Ilmu Pendidikan IslamPengertian Ilmu Pendidikan Islam
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
 
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh DuniaKonsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
Konsep Pendidikan Islam Menyoroti beberapa Tokoh-Tokoh Dunia
 
14155621 topik6konseppendidikan
14155621 topik6konseppendidikan14155621 topik6konseppendidikan
14155621 topik6konseppendidikan
 
Ipi
IpiIpi
Ipi
 
Resume Buku
Resume BukuResume Buku
Resume Buku
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam I
 
Sumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan IslamSumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan Islam
 
1792 1426574560
1792 14265745601792 1426574560
1792 1426574560
 
Peranan guru moral
Peranan guru moralPeranan guru moral
Peranan guru moral
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
 
Ruang lingkup pendidikan islam
Ruang lingkup pendidikan islamRuang lingkup pendidikan islam
Ruang lingkup pendidikan islam
 

Similar to Pendidikan Islam Menurut Tokoh

Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaAveroez Averoez
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamAli Murfi
 
Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam
Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam
Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam FathurRozi45
 
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAM
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAMKELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAM
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAMFathurRozi45
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]PamilaNovitasari
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxsaidatunnisa12
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxRahmaWati413908
 
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYIPEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYISitiNurmawaddah
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxAnnisaFajri3
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMNurul Safiqa
 
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptxMuhammadYusro1
 
Resensi jurnal rizki oktavianti
Resensi jurnal rizki oktaviantiResensi jurnal rizki oktavianti
Resensi jurnal rizki oktaviantirizkioktavianti1
 
Pengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamPengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamYusuf Hasyim Addakhil
 
Filsapat pendidikan.docx
Filsapat pendidikan.docxFilsapat pendidikan.docx
Filsapat pendidikan.docxNurulAula2
 
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYA
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYAPPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYA
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYABagirAlkaff2
 

Similar to Pendidikan Islam Menurut Tokoh (20)

Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesiaRekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
Rekonstruksi pendidikan islam_di_indonesia
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
 
Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam
Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam
Kelebihan dan Kelemahan sistem pendidikan Islam
 
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAM
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAMKELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAM
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN ISALAM
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM.docxPEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Bai
BaiBai
Bai
 
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYIPEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
PEMIKIRAN M. ATIYAH AL-ABRASYI
 
Resume.docx
Resume.docxResume.docx
Resume.docx
 
Pend Lam
Pend LamPend Lam
Pend Lam
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docxFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
 
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
117_01. LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PAI.pptx
 
Resensi jurnal rizki oktavianti
Resensi jurnal rizki oktaviantiResensi jurnal rizki oktavianti
Resensi jurnal rizki oktavianti
 
Pengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islamPengantar pemikiran pendidikan islam
Pengantar pemikiran pendidikan islam
 
Filsapat pendidikan.docx
Filsapat pendidikan.docxFilsapat pendidikan.docx
Filsapat pendidikan.docx
 
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYA
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYAPPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYA
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYA
 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Pendidikan Islam Menurut Tokoh

  • 1. Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia Terhadap Pendidikan Islam Indonesia (Studi Tokoh Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari) Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Syadzili Pengantar Pendidikan menurut pandangan Islam adalah salah satu bagian tugas kekhalifahan manusia yang harus dilaksanakan dengan bertanggung jawab, pertanggung jawaban itu bisa dituntut kalau ada aturan dan pedoman pelaksanaan. Oleh karenanya, Islam memberikan garis-garis besar tentang pelaksanaan pendidikan tersebut. Islam memberikan konsep-konsep yang mendasar tentang pendidikan, dan menjadi tanggung jawab pendidikan untuk membenahi manusia menjadi lebih baik. Dengan pendidikan, manusia bisa mempertahankan kepemimpinan yang ada pada dirinya karena keberadaan pendidikan merupakan suatu hal pokok yang membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Pendidikan yang diberikan atau dipelajari dianjurkan mampu memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang bertujuan sebagai mediasi nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Keberadaan ini dalam agama sangatlah diperhatikan, karena dalam penerapan yang dilakukan umatnya kadang melenceng dari esensi ajaran agama itu sendiri. Hal inilah yang menjadi perhatian dasar pendidikan Islam. Pendidikan sendiri sering dikatakan sebagai seni pembentukan masa depan. Hal ini tidak hanya terkait dengan manusia seperti apa yang diharapkan di masa depan, akan tetapi berkaitan erat terhadap proses yang akan dilakukan sejak awal keberadaannya, baik dalam konteks peserta didik maupun proses untuk memiliki nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena Keberadaan pendidikan sendiri adalah 1
  • 2. untuk membina manusia untuk menjadi khalifah Tuhan di muka bumi. 1 Untuk itu, keberadaan pendidikan Islam perlu memperhatikan realitas sekarang untuk menyusun konsep terhadap langkah-langkah yang akan dilakukan. Saat ini ada kecenderungan pendidikan Islam kian mendapat tantangan seiring berkembangnya zaman. Di satu sisi muncul persaingan global terhadap dunia pendidikan Islam. Sedangkan di satu sisi lain menjanjikan masa depan pembentukan kualitas anak didik, namun pada sisi lain juga memunculkan kekhawatiran akan adanya kemerosotan kualitas pendidikan yang akhirnya merusak nilai-nilai pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam dewasa ini menghadapi banyak tantangan yang berusaha mengancam keberadaannya. Tantangan tersebut merupakan bagian dari sekian banyaknya tantangan global yang memerangi kebudayaan Islam. Tantangan yang paling serius yang dihadapi pendidikan Islam adalah krisis moral spiritual masyarakat, sehingga muncul anggapan bahwa pendidikan Islam masih belum mampu merealisasikan tujuan pendidikan secara holistik. Paradigma pembangunan pendidikan yang sangat sentralistik telah melupakan keragaman yang sekaligus kekayaan dan potensi yang dimiliki bangsa ini. Keberadaan perkelahian, kerusuhan, permusuhan, munculnya kelompok yang memiliki perasaan bahwa budayanyalah yang lebih dari budaya lain adalah buah dari pengabaian keragaman tersebut dalam dunia pendidikan kita. Apa Pendidikan Islam Pendidikan Islam bisa diartikan sebagai proses pendidikan yang didalamnya berusaha memberikan pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kedalam diri manusia baik yang berhubungan dengan tempat yang tepat dengan segala sesuatu tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga keberadaan penanaman ini membimbing manusia kearah pengenalan dan pengakuan Tuhan kedalam tempat yang tepat didalam tatanan wujud dan kepribadian. 1 Abudin Nata,M.A, Drs. H., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) hal 53 2
  • 3. Pendidikan Islam yang ada diatas menandakan adanya penekanan terhadap makna pendidikan kepada pembentukan kepribadian, penerapan metode dan pendekatan yang bersifat teoritis dan praktis ke arah perbaikan sikap mental yang memadukan antara iman sekaligus amal sholeh yang tertuju kepada individu dan masyarakat luas. Pendidikan Islam bisa dikatakan sebagai suatu proses pembentukan individu atau pembentukan kepribadian muslim berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT Kepada Muhammad SAW. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Karena pendidikan Islam merupakan pendidikan iman dan pendidikan amal. Ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama. Pendidikan Islam adalah suatu system pendidikan yang memungkinkan seseorang untuk mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi (cita-cita) Islam sehingga ia dengan mudah dapat membentuk dirinya sesuai dengan ajaran Islam. Ruang lingkup pendidikan Islam telah mengalami perubahan sesuai tuntutan waktu yang berbeda-beda dari tuntutan zaman, perkembangan ilmu dan teknologi. Keberadaan pendidikan Islam sebagai alat pembudayaan Islam memiliki watak lentur terhadap perkembangan cita-cita kehidupan manusia sepanjang zaman. Namun watak itu tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip nilai Islami. Pendidikan Islam juga mampu mengakomodasikan tuntutan hidup manusia dari masa ke masa termasuk di bidang ilmu dan teknologi. Dengan adanya sikap daiharapkan mampu mengarahkan dan mengendalikan tuntutan hidup tersebut dengan nilai-nilai fundamental yang bersumber dari iman dan taqwa kepada Allah SWT. Konsep tabularasa dari John Locke (1632-1704) yang memandang jiwa manusia dilahirkan sebagai kertas putih bersih yang kemudian sepenuhnya tergantung pada tulisan yang mengisinya kemana jiwa itu akan dibentuk dan 3
  • 4. dikembangkan, atau dengan kata lain, tergantung pada kepribadian macam apa yang ingin dikembangkan oleh pendidik dan masyarakat. 2 Perbedaan mendasar antara sistem pendidikan islam dengan teori tabularasa John Locke yang kemudian dikenal sebagai aliran empirisme dalam ilmu pendidikan umum adalah diibaratkan seperti putihnya anak bukan berarti kosong, bukan berarti tidak membawa potensi apa-apa, tetapi justru berisi dengan dayadaya perbuatan. Untuk itu peran pendidik dalam sistem pendidikan islam diharapkan mampu bertindak dari adanya keterbatasan pada aktualisasi daya-daya fitrah ini dan kinerja pendidikan islam tidak sebebas sistem pendidikan empirisme yang tidak dibatasi oleh nilai-nilai tertentu. Perspektif Tokoh Pendidikan Islam Indonesia Terhadap Pendidikan Islam Pendidikan Islam senantiasa menjadi sebuah kajian yang menarik bukan hanya karena memiliki kekhasan tersendiri, namun juga karena kaya akan konsepkonsep yang tidak kalah bermutu dibandingkan dengan pendidikan modern. Dalam khasanah pemikiran pendidikan Islam, kita bisa menemukan tokoh-tokoh besar dengan ide-idenya yang cerdas dan kreatif yang menjadi inspirasi dan kontribusi besar bagi dinamika pendidikan Islam di Indonesia. Salah satu peran ulama sebagai tokoh Islam yang patut di catat adalah posisi mereka sebagai kelompok terpelajar yang mampu membawa pencerahan kepada masyarakat sekitarnya. Berbagai lembaga pendidikan telah di lahirkan oleh mereka baik dalam bentuk sekolah maupun pondok pesantren. Semua itu adalah lembaga yang ikut mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berpendidikan. Mereka telah berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan, khususnya Islam lewat karya-karya yang telah ditulis atau melalui jalur dakwah mereka. Pemikiran dan perjuangan KH. Hasyim Asyari dan KH. Ahmad Dahlan yang kiprah dan perjuangannya begitu sentral, utamanya di dalam bidang pendidikan telah menentukan arah pendidikan di tanah air, sebuah pendidikan 2 Mastuhu, Dr. Prof., Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) hal 25 4
  • 5. yang berbasis keislamaan dan juga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Agenda pengembangan pemikiran pendidikan Islam serta analisis berbagai dimensi dan kandungan isinya, tidak difahami sebatas pengertian “konvensionalnya” bagi pendidikan, melainkan pada pengertian sosiologisnya secara luas. 3 Pendidikan yang digagas Ahmad Dahlan adalah lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani. Sebagaimana ungkapan Syafi’I ma’arif bahwasanya orang yang mengaku mempunyai keagungan spiritual (ilmu agama), seharusnya tidak mengalami kebingungan dalam memecahkan persoalan-persoalan kehidupan didunia. 4 Untuk itu ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam upaya membangun format pendidikan Islam, yaitu: masalah dikotomi ilmu dan pola pikir teo-sentris yang tidak seimbang. 5 Sedang dalam pemikiran tentang pendidikan, Hasyim Asy’ari lebih fokus kepada persoalan-persoalan etika dalam mencari dan menyebarkan ilmu. Dia berpendapat bahwa bagi seseorang yang akan mencari ilmu pengetahuan atau menyebarkan ilmu pengetahuan (guru dan murid), yang pertama harus ada pada diri mereka adalah semata-mata untuk mencari ridha Allah. Seseorang yang akan mencari dan menyebarkan ilmu pengetahuan, maka dia harus memperbaharui niatnya yang hanya untuk mencari ridha Allah, mengamalkan, dan menjalankan syari’at Islam serta untuk menerangi hatinya dalam mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencari keduniaan. Pemikiran Hasyim Asy’ari lebih 3 Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002), hal 7 4 Ahmad Syafi’I Ma’arif dkk, Pendidikan Islam Di Indonesia Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1991) hal 149 5 Abdul Munir Mulkhan dkk, Pendidikan Islam & Tantangan Globalisasi, (Yogyakarta: Presma UIN Sunan Kalijogo, 2004) hal 18 5
  • 6. menyiratkan pada sebuah pengertian bahwa yang menjadi sentral pendidikan adalah hati. 6 Mengaitkan “Islam” dengan kategori keilmuwan, seperti konsep pendidikan, umumnya berhadapan dengan pengertian Islam sebagai sesuatu yang sudah final. Sehingga Islam bisa dilihat sebagai kekuatan iman dan taqwa, yakni sesuatu yang sudah final yang tidak membutuhkan adanya kritikan. Sedangkan kategori “ilmu”, seperti dikukuhkan di atas, memiliki ciri khas berupa perubahan, perkembangan, dan tidak mengenal kebenaran absolut, karena semua nilai kebenarannya bersifat relatif. Selama ini telah teramati bahwasanya perguruan-perguruan Islam di Indonesia mengabaikan pendidikan sains. Belum ada atau sedikit sekali Doktor atau Profesor yang bekerja khusus mengembangkan ilmu. Kebanyakan para akademisi tersebut cenderung menjadi birokrat. Tugas pendidikan dan perguruan tinggi adalah mengembangkan kemampuan belajar (learning ability) untuk lebih lanjut mengembangkan kemampuan metodologi ilmiah. 7 Pendidikan Islam Di Indonesia Pada awal berkembangnya agama Islam di Indonesia, pendidikan Islam dilaksanakan secara informal. Sehingga kedatangan Islam ke Indonesia melalui para pedagang bisa cepat berkembang karena adanya ajaran dan didikan Islam yang diberikan dengan contoh dari suri teladan, seperti berlaku sopan santun, ramah, tulus, ikhlas, amanah, kepercayaan dan menghormati adat istiadat anak negeri. Karena proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di permukaan bumi. 8 Selanjutnya, ketika agama ini kian berkembang, system pendidikan pun mulai berkembang: 1. System pendidikan langgar 6 Suwendi, M. Ag., Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) hal 150 7 Mastuhu, Dr. Prof., Op. Cit, hal 16 8 Zuhairini, Dra. dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara ,1997), hal 9 6
  • 7. Di tiap-tiap desa yang penduduknya telah menjadi muslim umumnya didirikan langgar atau masjid. Fasilitas tersebut bukan hanya sebagai tempat shalat saja, melainkan juga tempat untuk belajar membaca al-Qur’an dan ilmu-ilmu keagamaan yang bersifat elementer lainnya. Pendidikan di langgar di mulai dari mempelajari abjad huruf Arab (hijaiyah) atau kadang-kadang langsung mengikuti guru dengan menirukan apa yang telah dibaca dari kitab suci al-qur;an.pendidikan di langgar di kelolah oleh seorang petugas yang disebut amil, modil, atau lebai (di sumatera) yang mempunyai tugas ganda, disamping memberikan do’a pada waktu upacara keluarga atau desa, juga berfungsi sebagai guru. Pelajaran biasanya diberikan pada tiap pagi atau petang hari, satu sampai dua jam. Pelajaran memakan waktu selama beberapa bulan, tetapi pada umumnya sekitar satu tahun. Metode pembelajaran adalah murid duduk bersila dan guru pun duduk bersila dan murid belajar pada guru seorang demi seorang. 2. System Pendidikan Pesantren Secara tradisional, sebuah pesantren identik dengan kyai (guru/pengasuh), santri (murid), masjid, pemondokan (asrama) dan kitab kuning (referensi atau diktat ajar). Sistem pembelajaran relatif serupa dengan sistem di langgar/ masjid, hanya saja materinya kini kian berbobot dan beragam, seperti bahasa dan sastra Arab, tafsir, hadits, fikih, ilmu kalam, tasawuf, tarikh dan lainnya. Di pesantren, seorang santri memang dididik agar dapat menjadi seorang yang pandai (alim) di bidang agama Islam dan selanjutnya dapat menjadi pendakwah atau guru di tengah-tengah masyarakatnya. Tradisi dalam pesantren tetap dijaga karena adanya upaya untuk fokus pada tradisi Islam dan kemungkinan dengan keberadaan tradisi yang kuat tersebut akhirnya menjadi suatu ideologi yang dihubungkan dengan Nahdlatul Ulama (NU). 9 Tujuan terbentuknya pondok pesantren adalah : 9 Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination The case in Indonesia, (London: Routledge, 2011), hal 92 7
  • 8. a. Tujuan umum. Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya b. Tujuan khusus Mempersiapkan santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat. Pesantren merupakan pranata pendidikan tradisional yang di pimpin oleh kiai atau ulama’. Di pesantren inilah para santri dihadapkan dengan berbagai cabang ilmu agama yang bersumber dari kitab-kitab kuning. Pemahaman dan penghafalan terhadap al-qur’an dan hadits merupakan syarat mutlak bagi para santri. Dengan system pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang di manamana, ternyata mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha mempertahankan eksistensi umat Islam dari serangan dan penindasan fisik dan mental kaum penjajah beberapa abad lamanya. Pesantren yang pada mulanya berlangsung secara sederhana, ternyata cukup berperan dan banyak mewarnai perjalanan Sejarah pendidikan islam Di Indonesia, serta banyak melahirkan tokohtokoh terkenal. Ketika kekuasaan politik Islam semakin kokoh dengan munculnya kerajaankerajaan Islam, pendidikan semakin meroleh perhatian. Secara formal pendidikan Islam mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai ada yang bersifat tujuan akhir, yaitu menjadikan muslim yang paripurna. Keberadaan sistem pendidikan Islam yang ada di Indonesia dari permulaan masuknya agama Islam ke Indonesia hingga Indonesia meraih kemerdekaan, pendidikan Islam berusaha memaksimalkan pembenahan budi pekerti yang ada di Indonesia dengan tidak meninggalkan adat-istiadat yang ada. Keberadaan pendidikan Islam di Indonesia bersifat fleksibel, kerena pendidikan Islam berusaha menyelaraskan diri dengan pendidikan yang berdasarkan pancasila. Karena pendidikan yang berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan 8
  • 9. ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 10 Sehingga nilai-nilai kebangsaan tidak akan lepas dari pendidikan Islam, karena pendidikan Islam yang ada di Indonesia sudah menjadi bagian dari pendidikan Indonesia. Keselarasan antara konsep Islam dengan landasan dasar pancasila saling berusaha memberikan kontribusi satu sama lain, yakni dengan memberikan pemahaman tentang hakikat hidup manusia, yang mana manusia hidup di alam fana ini hanya sementara dan bersifat tidak hakiki, dan akan hidup abadi dialam baka kemudian. Sehingga orang-orang Islam perlu membangun strategi hidup yang diwujudkan sebagai perilaku kehidupan yang berisi konsep nilai-nilai, patokan-patokan tingkah laku, daya penyesuaian yang tinggi yang diyakini menjamin keselamatan pada kehidupan kelak. 11 Sehingga keberadaan negara Indonesia yang mengakui keberadaan enam agama telah memberikan aturan bahwa bangsa Indonesia berhak melaksanakan ibadat menurut agama dan kepercayaanya itu. 12 bangsa Indonesia telah bertekad untuk membangun dan mengembangkan bangsa dengan pancasila sebagai landasan ideologi dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusionalnya. Keberadaan Pancasila sebagai landasan ideologis dalam pembangunan bangsa mengandung arti bahwa setiap usaha pembangunan dan pengembangan bangsa Indonesia, harus selalu menjaga keselarasan, keseimbangan dan keserasian dalam hidup manusia Indonesia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dan dalam hubungan bangsa dengan bangsa-bangsa lain dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebehagiaan rohaniah. 10 Tap. MPR No, II/ 1983 tentang GBHN Bidang Pendidikan Saleh Muntasir, Dr, M, Mencari Evidensi Islam, (Jakarta: Rajawali, 195) hal 3 12 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 9 11
  • 10. Pendidikan Islam sebagai salah satu bidang studi telah diintegrasikan dalam kurikulum sekolah-sekolah negeri sebagai berikut: 1. Dengan semakin meningkat dan meluasnya pembangunan, maka kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa harus semakin diamalkan baik di dalam kehidupan pribadi maupun dalam hidup sosial kemasyarakatan. 2. Diusahakan supaya terus bertambah sarana-sarana yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan dan kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk pendidikan agama yang dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitas –universitas negeri. 13 Dengan keberadaan aturan Negara Indonesia tentang pelaksanaan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing, hal ini mengindikasikan bahwasanya negara ingin menerapkan konsep keselarasan yang berarti suatu konsep percampuran yang tidak saling melenyapkan eksistensi. Penutup Keberadaan pendidikan Islam di Indonesia bersifat fleksibel, karena pendidikan Islam berusaha menyelaraskan diri dengan pendidikan yang berdasarkan pancasila. Karena pendidikan yang berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 13 TAP MPR 1983 tentang GBHN Bidang Agama 10
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Abdul Munir Mulkhan dkk, Pendidikan Islam & Tantangan Globalisasi, (Yogyakarta: Presma UIN Sunan Kalijogo, 2004) Abudin Nata,M.A, Drs. H., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) Ahmad Syafi’I Ma’arif dkk, Pendidikan Islam Di Indonesia Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1991) Charlene Tan, Islamic Education and Indoctrination The case in Indonesia, (London: Routledge, 2011) Charlene Tan, Philosophical Reflections for Educators, (Singapore: Chengange Learning, 2008) Mastuhu, Dr. Prof., Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) Moh Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik, (Jogjakarta: Ircisod, 2004) Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002) Rahman Assegaf, Dr, Abd, Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Kurnia Kalam, 2005) Saleh Muntasir, Dr, M, Mencari Evidensi Islam, (Jakarta: Rajawali, 195) Suwendi, M. Ag., Sejarah & Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) Zuhairini, Dra. dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara ,1997) Dokumen: Tap. MPR No, II/ 1983 tentang GBHN Bidang Pendidikan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 TAP MPR 1983 tentang GBHN Bidang Agama 11