Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian uji toksisitas limbah cair tahu terhadap organisme Daphnia. Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang dapat membunuh 50% Daphnia berkisar antara 1000-5600 ppm dan nilai LC50-48 jam limbah cair tahu tersebut termasuk ke dalam kategori racun rendah.
2.
Industri tahu saat ini telah menjadi salah satu industri rumah
tangga. Dalam proses produksinya, industri tahu menghasilkan
limbah cair dan padat. Limbah padat berupa ampas tahu
umumnya telah dapat ditanggulangi dengan memanfaatkannya
sebagai bahan pembuatan oncom dan bahan makanan ternak.
Limbah cair tahu adalah hasil sampingan dari proses
pembuatan tahu berupa limbah cair tahu yaitu “whey”, di alam
akan berupa limbah organik yang akan diuraikan oleh bakteri
Banyaknya jumlah industri tahu akan berpengaruh terhadap
jumlah limbah yang dihasilkan. Jumlah limbah tahu yang
melimpah jika tidak diolah secara tepat maka dikhawatirkan
akan menyebabkan terganggunya kualitas lingkungan perairan
di sekitar industri tahu.
3.
Uji toksisitas merupakan uji yang bertujuan untuk
menentukan tingkat toksisitas dari suatu zat atau bahan
pencemar dan digunakan juga untuk pemantauan rutin
suatu limbah
Berdasarkan kepada lamanya, metode penambahan
larutan uji dan maksud serta tujuannya maka uji
toksisitas diklasifikasikan sebagai berikut :
Klasifikasi menurut waktu,
yaitu uji jangka pendek (short term bioassay),
Uji jangka menengah (intermediate bioassay) dan
Uji jangka panjang (long termbioassay)
4. Uji yang diklasifikasikan menurut metode penambahan
larutan :
Static Test, adalah metode uji dimana selama uji berlangsung
tidak dilakukan penggantian larutan maupun pemindahan
organisme uji
Renewal Test, adalah suatu metode uji dimana organismenya
didedahkan ke dalam larutan uji dalam komposisi yang sama
secara periodik berulang selama uji berlangsung (dengan
interval waktu pengulangan setiap 24 jam). Hal ini
dilakukan dengan memindahkan organisme atau replikasi
larutan, serta melakukan penggantian larutan uji
Flow Through Test, adalah suatu metode uji yang larutan
ujinya diganti (mengalir) secara kontinyu selama masa
pengujian berlangsung
5.
LC-50 (Median Lethal Concentration) :
merupakan konsentrasi yang menyebabkan
kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang
dapat diestimasi dengan grafik dan perhitungan,
pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya
LC-50-48 jam , LC 50-96 jam sampai waktu hidup
hewan uji.
7.
Penggunaan Daphnia carinata King untuk uji toksisitas
karena :
Daphnia tersebar luas di dalam berbagai habitat
badan air tawar. Jenis ini penting dalam rantai
makanan
Daphnia merupakan konsumen primer dan merupakan
makanan ikan
daur hidupnya relatif singkat dan relatif mudah di
kultur laboratorium
Daphnia peka terhadap berbagai zat pencemar pada
perairan tawar
8. Tabel1 Jumlah Rata-rata Kematian Daphnia carinata King
pada limbah cair tahu Sumedang setelah 24 jam
9. Tabel 2 Jumlah Rata-rata Kematian Daphnia carinata King limbah
cair tahu Sumedang setelah 48 jam
10. Pada Tabel 1 dan Tabel 2, dapat terlihat bahwa
jumlah kematian 50 % Daphnia pada limbah cair
tahu Sumedang terjadi diantara konsentrasi
konsentrasi 1000-5600 ppm. Hal ini menunjukkan
bahwa makin tinggi konsentrasi yang dapat
mematikan 50 % organisme uji maka limbah cair
tahu Sumedang daya racunnya rendah karena
pada konsentrasi yang lebih tinggi dapat
mematikan Daphnia
11. Tabel 3 Hasil Uji Toksisitas Akut LC50-48 jam Limbah tahu
Sumedang terhadap Daphnia carinata King
Nilai LC50-48 jam limbah cair tahu Sumedang
mengacu pada kriteria tingkatan racun diatas dapat
dikategorikan bahwa limbah cair tahu Sumedang
termasuk ke dalam kriteria racun rendah