Dokumen tersebut membahas konsep ketuhanan yang maha esa dalam agama Buddha. Agama Buddha meyakini adanya Tuhan yang maha esa bernama "Ajatam" yang berarti tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak diciptakan, dan mutlak. Alam semesta diatur oleh hukum alam yang disebut Niyama Dhamma atau Panca Niyama yang terdiri dari lima hukum.
3. 3
Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Agama Buddha :
Negara Indonesia berdasarkan Pancasila. Isi dari
sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa;
Agama Buddha percaya adanya Tuhan yang Maha
Esa;
Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dalam agama
Buddha berbeda dengan agama lain;
Agama Buddha tidak pernah menjelaskan Tuhan
Yang Maha Esa dengan pemahaman
Anthropomorphisme (ukuran bentuk manusia) dan
Anthropopathisme (ukuran perasaan manusia);
4. Buddha Gautama dan Buddha yang lain bukanlah
Tuhan yang Maha Esa, namun orang yang telah
mencapai penerangan sempurna dan menunjukkan
jalan menuju kebahagiaan
Tuhan bukan tempat untuk meminta, berdoa,
ataupun tempat untuk mengantungkan nasib;
Tuhan Yang Maha Esa sebagai tujuan akhir hidup
manusia dipahami sebagai berakhirnya penderitaan
untuk selama-lamanya atau kebebasan mutlak.
Konsep Ketuhanan yang Maha Esa dalam agama
Buddha telah di babarkan oleh Buddha Gautama
pada Sutta Pitaka, Udana VIII.3
4
5. ““ Atthi bhikkhave ajâtam abhûtam
akatam asankhatam,no ce tam
bhikkhave abhavisam ajâtam abhûtam
akatam asankhatam, nayidha jâtassa
bhûtassa katassa sankhatassa
nissaranam paññâyetha.Yasmâ ca kho
bhikkhave atthi ajâtam abhûtam
akatam asankhatam,Tasmâ jâtassa
bhûtassa sankhatassa nissaranam
paññâya’ ti. “
Konsep Ketuhanan yang Maha Esa
pada Sutta Pitaka,UdanaVIII.3
5
6. 7
Jadi:
• Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Buddha
adalah “ Atthi Ajâtam Abhûtam Akatam
Asankhatam “ (dalam bahasa Pâli), yang
artinya “Suatu yang Tidak Dilahirkan, Tidak
Dijelmakan, Tidak Diciptakan, Yang Mutlak”.
Sedangkan istilah Asankhata dalam bahasa
Pâli berarti Yang Maha Esa atau Yang
Mutlak.
7. 8
1. Islam = Allah;
2. Kristen= Allah;
3. Katholik= Allah
4. Hindu= Sang Hyang Widi Wasa;
5. Buddha= Sang Hyang Adi Buddha
6. Khonghuchu= Tien
TUHAN DALAM
AGAMA BUDDHA:
Ajatam= Tidak dilahirkan
Abhutam= Tidak Menjelma
Akatam= Tidak di ciptakan
Asankatam= Yang Mutlak
TUHAN
8. PERTANYAANNYA:
APABILA TUHAN YANG MAHA ESA DALAM
AGAMA BUDDHA BUKANLAH SANG
PENCIPTA, YANG MAHA AGUNG, YANG
PEMURAH, YANG MAHA WELAS ASIH,
LANTAS.....
SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN ALAM
SEMESTA INI?
9
9. 10
JAWABAN:
Alam semesta ini dikuasai dan diatur oleh
hukum alam sendiri (Hukum Dhamma), yaitu
hukum yang tidak diciptakan oleh siapapun
dan kekal sepanjang masa yang biasa di
sebut dengan “Niyama Dhamma” atau “Panca
Niyama”. “Panca” berarti “lima” sedangkan
Kata “Niyama” berarti “kepastian”,
“pengendalian”, atau “hukum alam”.
10. Salah satu khotbah Buddha,Dhammaniyama
Sutta, Buddha mengatakan bahwa apakah
Tathagata (nama lain Buddha) muncul di
dunia ataupun tidak, Hukum Dhamma tetap
ada, merupakan hukum yang kekal. Hukum
pengatur semua “ada” yang terbentuk.
11
11. 12
Kelima Hukum Alam atau Panca Niyama/ Niyama
Dhamma tersebut antara lain:
1. Utu Niyama: yaitu hukum yang mengatur tatanam alam fisik
anorganik, seperti pergantian musim, cuaca, angin, hujan, suhu.
Kata utu berarti musim, perubahan fisik atau suhu;
2. Bija Niyama: yaitu hukum yang mengatur tatanan bilogi atau alam
organik, seperti hederitas atau genetika, pertumbuhan sel,
pembentukan janin, pertumbuhan biji menjadi pohon dan
menghasilkan buah. Kata bija berarti benih atau asal mula;
3. Kamma Niyama: yaitu hukum yang mengatur tatanan sebab akibat
atau aksi-reaksi, termasuk tanggung jawab moral yang
menyangkut perbuatan dan hasil dari perbuatan, baik melalui
pikiran, ucapan, atau tindakan. Kata Kamma berarti karma atau
perbuatan;
12. Lanjutan:
4. Citta Niyama: yaitu hukum yang mengatur tatanan pikiran atau
kesadaran, seperti cara kerja dan muncul atau lenyapnya pikiran,
proses bathin dan kesadaran, kekuatan bathin dan hal-hal lain
yang sampai sekarang belum bisa dijelaskan oleh sains. Kata citta
berarti pikiran atau kesadaran;
5. Dhamma Niyama: yaitu hukum yang mengatur tatanan sifat dasar
fenomena, seperti kodrat, naluri, gaya berat, grafitasi, kejadian
alam khusus yang menandai terjadinya peristiwa besar
menyangkut kehidupan Buddha. Kata Dhamma disini berarti sifat
dasar, fenomena, berada atau mendukung dirinya.
Kelima Niyama ini sebenarnya tidak terpisah satu
sama lain, saling bergantung dan bekerja sebagai
satu kesatuan.
13
13. 1. Semua peristiwa yang terjadi di alam
semesta ini diatur oleh ...................
a. Tuhan
b. Para dewa
c. Buddha
d. Hukum alam
14
a. Empat
b. Lima
2. Hukum yang mengatur alam semesta ini
berjumlah...
c. Enam
d. Tujuh
14. 15
3. Ada yang terlahir sehat, sebaliknya ada
yang terlahir cacat. Ada yang terlahir
kaya, ada yang terlahir miskin. Semua
perbedaan ini terjadi karena ada hukum
yang mengaturnya, yaitu...
a. Bija Niyama
b. Kamma Niyama
c. Dhamma Niyama
d. Citta Niyama
4. Hal-hal berikut ini merupakan peristiwa yang
diatur oleh utu niyama, kecuali...
a. Proses terjadinya hujan
b. Pengkaratan yang terjadi pada besi
c. Gempa bumi pada saat bakal Buddha lahir ke
dunia ini
d. Peredaran bulan pada orbitnya
15. 16
5. Metta merupakan salah satu sifat
ketuhanan. Berikut ini merupakan contoh
perbuatan yang berlandaskan metta
adalah..
a.Memberi bantuan kepada korban bencana
alam yang sedang menderita
b. Melepaskan satwa ke alam bebas karena iba
melihat penderitaan mereka
c.Ramah dan senantiasa ingin membahagiakan
setiap orang yang di jumpai
d. Selalu tenang dalam mengambil setiap
keputusan
16. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dengan benar!
1. Sebutkan pembagian hukum alam..
2. Sebutkan lima contoh peristiwa alam semesta yang
diatur oleh bija niyama
3. sebutkan dan jelaskan sifat sifat ketuhanan yang
harus kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan citta niyama!
5. Ada orang baik dan murah hati, tetapi kehidupannya
susah, tetapi ada orang jahat dan kikir tetapi
terlahir dikeluarga kaya. Mengapa hal tersebut bisa
terjadi? 17
17. • SEMOGA SEMUA MAHKLUK HIDUP
BERBAHAGIA
• SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATA
SADHU...SADHU..SADHU
18