1. BAB 2
STANDAR PROPESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
2. PERKEMBANGAN STANDAR
PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
Dalam tahun 1972, untuk pertama kalinya ikatan akuntan
indonesia berhasil menerbitkan norma pemeriksaan
akuntan, yang di sahkan oleh dalam kongres III ikatan
akuntan indonesia. norma pemeriksaan akuntan tersebut
mencakup : tanggung jawab akuntan publik, unsur-unsur
norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi :
pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan
pembuktian dan penjelasan informatif,serta pembahsan
mengenai peristiwa kemudian,laporan khusus dan berkas
pemeriksaan.
3. Dalam kongres ke VII akuntan indonesia tahun 1994,
disahkan standar profesionalakuntan publik yang secara
garis besar beerisi :
1. Uraia mengenai standar profesional akuntan publik
2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah di
klasifikasikan
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah di
klasifikasikan.
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.
4. Standar profesional akuntan publik per 1 januari 2001 terdiri
atas lima standar, yaitu :
1. pernyataan standar auditing (PSA) yang di lengkapi
dengan interpretasi pernyataan standar auditi (IPSA).
2. pernyataan standar atetasi (PSAT) yang dilengkapi dengan
interprestasi pernyataan standar atestasi (IPAST).
3. Pernyataan standar jasa akuntansi dan review (PSAR) yang
dilengkapi dengan interprestasi pernyataan standar
jasa akuntansi dan review (IPSAR).
4. Pernyataan standar jasa dan konsultasi (PSJK) yang
dilengkapi dengan interprestasi pernyataan standar jasa
konsultasi (IPSJK).
5. Pernyataan standar pengendalian mutu (PSPM) yang
dilengkapi dengan interprestasi pernyataan standar
pengendalian mutu (IPSPM)
5. Kerangka kodifikasi berbagai standar profesi
Perikatan Atestasi Perikatan Atestasi
Standar
auditing
Standar
atestasi
Standar jasa
akuntansi &
review
Standar jasa
konsultasi
Standar
pengendalian
mutu
PSA PSAT PSAR PSJK PSPM
IPSA IPSAT IPSAR IPSJK IPSPM
Buku standar profesional akuntan publik
6. Landasan konseptual
Standar auditing
Standar umum Standar pekerjaan lapangan Standar pelaporan
Keahlian dan pelatihan teknis
yang memadai
Independensi dalam sikap mental
Penggunaan keahlian profesional
dengan cermat dan seksama
Perencanaan dan supervisi audit
Pemahaman yang memadai atas
pengendalian intern
Bukti audit jompoten yang cukup
Pernyaataan tentang kesesuaian laporan
keuangan standar akuntansi keuangan
Pernyataan mengenai ketidakkonsistensian
penerapan standar akuntansi keuangan
Penggunaan informatifdalam laporan keuangan
Pernyataan pendapat atas laporan keuangan
secara keseluruhan
Hierarki Standar Auditing
Landasan konseptual
-----------------------------------------------------------------------
Landasan operasional Landasan opersaional
Pernyataan standar auditing Pernyataan standar auditing (PSA)
(PSA)
Interpretasi pernyataan standar
auditing (IPSA)
Pernyataan standar auditing (PSA)
Interpretasi pernyataan standar auditing (IPSA)
Interpretasi pernyataan standar
auditing (IPSA)
7. SEPULUH STRANDAR AUDITING
Standar auditing yang telah di tetapkan dan di sahkan oleh
institut akuntan publik indonesia (2011 : 150. 1–50. 2) terdiri
atas sepuluh standar yang di kelompokan menjadi tiga
kelompok besar, yaitu :
a. Standar umum
1. audit harus di laksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
2. dalam semua hal yang berhubungan dengan peikatan,
independen dalam sikap mental harus di pertahankan
oleh auditor.
3. dalam pelaksanaan audit dan penyusun laporannya,
auditor wajib menggunakkan kemahiran
profesionalnya dengan ceermat dan seksama.
8. b. Standar pekerjaan lapangan
1. pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan
jika di gunakan sisten harus di supervisi dengan
semestinya.
2. pemahaman memadai atas pengendalian inteern
harus di peroleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, ssaat, dan lingkup pengujian
yang akan di lakukan.
3. bukti audit kompeten yang cukup harus di peroleh
melalui interpeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan komfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang di audit.
9. c. Standar pelaporan
1. laporan audit harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku pada umum di indonesia.
2. laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan,
jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan standar akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
harus di pandang memadai, kecuali dinyatakan dalam
laporan auditor.
10. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secar
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat di berikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat di berikan, maka
alasannya harus dinyatakan.dalam hal nama auditor
harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang di pikul oleh auditor
(IAPI,2011: 150.1 & 150.2).
11. PENJELASAN MASING-MASING
STANDAR AUDITING
Standar Umum
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan
prasyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, dan berbeda
dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapangan dan pelaporan. standar pribadi atau
standar umum ini berlaku sama dalam bidang pelaksaan
pekerjaan lapangan dan pelaporan.
12. Standar umum pertama berbunyi :
“audit harus di laksanakan oleh seseorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor”
Standar umum kedua
1. Standar umum kedua berbunyi :
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus di pertahankan
oleh auditor”.
2. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen,
artinya tidak mudah di pengaruhi.
3. Kepercayaan masyarakat umum atas independeni sikap
auditor independen sangat penting bagi perkembangan
profesi akuntan publik.