2. Sebelum mengambil keputusan maka manajer keuangan harus
memahami kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu perlu di lakukan
analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.
Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang melibatkan Neraca dan Laporan Laba Rugi
Neraca (Balance Sheet) merupakan laporan yang mengambarkan
jumlah kekayaan (harta) ,kewajiban (Hutang) dan modal dari suatu
perusahaan pada saat tertentu yang di susun pada akhir tahun (31
Desember)
3. Neraca dapat dilihat sebagai persamaan sebagai berikut:
Kekayaan = Hutang + Modal Sendiri
4. Sedangkan laba rugi ( Income Statement ) merupakan laporan yang mengambarkan
jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode
tertentu yaitu mulai 1 Januari – 31 Desember tahun yang bersangkutan
Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna
antara lain :
1. Pengambilan keputusan investasi
2. Keputusan pemberian kredit
3. Penilaian aliran kas
4. Penilaian sumber-sumber ekonomi
5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana
6. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana
7. Menganalisis penggunaan dana
5. Laba Rugi dapat di lihatkan sebagai persamaan sebagai
berikut :
Laba = Penghasilan – Biaya
6. Secara Garis Besar Rasio Laporan Keuangan Dapat Dikelompokan Sebagai Berikut:
A. Rasio Likuiditas ( Liquidity Ratio )
Yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finasial jangka
pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek .
Ratio Likuiditas yang umum digunakan terdiri dari :
1. Current Ratio/Rasio Lancar
Merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar .
Current Ratio dapat juga di katakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
perusahaan mampu melunasi hutang jangka pendeknya seandainya semua aktiva
lancar dapat diubah menjadi kas .
Rumus Current Ratio=
2. Quick Ratio/Rasio Cepat
Rasio cepat adalah rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
persediaan (inventory). Dengan kata lain dalam perhitungan kita mengabaikan
persediaan, yaitu dengan cara dikurangi dari aktiva lancar.
7. Rumus Quick ratio =
3. Cash Ratio/Rasio Kas
Adalah rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa banyak kas dan setara kas yang
ada untuk membayar kewajiban jangka pendek. Ketersediaan kas dan setara dapat
meliputi kas ditangan, rekening giro atau tabungan di bank yang bisa diambil kapan saja.
Rumus Cash Ratio =
4. Cash TurnOver/Rasio Perputaran Kas
Rasio perputaran kas adalah suatu ukuran sejauh mana efisiensi pemakaian kas yang
diusahaan oleh perusahaan. Perputaran kas disini dijadikan sebagai dasar atau tolak
ukur kecepatan arus kas dari kembalinya kas yang sudah diinvestasikan di dalam modal
kerja.
Rata-rata Kas =
Ratio Cash Turn Over =
8. B. Rasio Leverage (Financial Leverage Ratio)
Yang mengukur seberapa besar perusahaan di biayai dengan hutang (mengunakan dana
dari hutang / pinjaman ). Rasio Leverage yang umum digunakan sebagai berikut:
1. Debt To Asset Ratio (DAR)
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang ini mengukur persentase besarnya dana
yang berasal dari hutang. Hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh
perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang.
Rumus DAR =
2. Debt To Equity Ratio (DER)
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah imbangan antara hutang
yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal
sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya,
besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu
tinggi.
Rumus DER =
9. C. Activity Ratio/Rasio Aktivitas
Activity ratio adalah rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aset tersebut.
Ratio Aktivitas yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan
piutangnya (Sutrisno, 2001:252). Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam
satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya.
Rumus Perputaran Piutang=
Rumus Rata-rata Piutang=
2. Rasio Perputaran Persediaan
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif
pengelolaan persediaanya (Sutrisno, 2001:251). Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya
persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika
perputaran persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang efektif (Hanafi dan Halim,
2000:80).
Rumus Perputaran Persediaan=
Rumus Rata-rata Persediaan=
10. 3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya (Sutrisno, 2001:253). Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio
ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut.
Rumus Perputaran Aktiva Tetap =
4. Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno, 2001:253). Rasio
ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen
yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,
pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan Halim, 2000:81).
Rumus Perputaran Total Aktiva =
11. D. Ratio Profitability/Rasio Profitabilitas
Adalah rasio atau perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari
pendapatan terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio
profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari
kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan
standar akuntansi keuangan.
Rasio profitabilitas yang umumd digunakan adalah sbb :
1. Net Profit Margin (NPM) / Margin Laba Bersih
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Semakin
tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi
pada tingkat penjualan tertentu.
Rumus NPM =
2. Return On Assets (ROA) / Pengembalian Aset
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan dari aktiva yang digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik
(Sutrisno,2001:254). Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Rumus ROA =
12. 3. Retutn On Equity (ROE) / Pengembalian Equity
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan
tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income)
perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan.
Rumus ROE =
Dari keempat Rasio tersebut kategori rasio yang pertama dan kedua yaitu rasio
likuiditas dan leverage di kenal sebagai rasio neraca karena yang di perbandingkan
adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam neraca.
Kategori rasio ketiga yaitu rasio aktivitas di kenal dengan istilah inter-statement rasio
karena faktor-faktor yang di perbandingkan yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam
laporan laba – rugi dengan faktor yang terdapat di dalam neraca.
Sedangkan rasio keempat yaitu rasio profitabilitas di golongkan dalam laba –rugi karena
faktor yang di pertimbangkan adalah faktor-faktor yang terdapat dalam laporan laba -
rugi