1. Dokumen tersebut membahas konsep perilaku bermasalah pada peserta didik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perilaku bermasalah dapat berfungsi sebagai komunikasi ketika kebutuhan dasar seseorang tidak terpenuhi.
1. 1
Credit: Modul Tingkat Lanjut - Modul 2: / Advanced- Module 2
Komunikasi: Konsep, Percakapan, Hubungan dan Komunikasi Augmentatif / Communication: Concepts,
Conversation, Relationships and Augmentative Communication
Memahami Perilaku Peserta Didik
Dede Supriyanto
2. 2
2
A. Definisi
B. Dampak
C. Pembentukan Perilaku
D. Perilaku adalah Komunikasi
E. Anteseden Perilaku Bermasalah
F. Fungsi Perilaku
2
Topik
3. 3
3
Mari kita berpikir sejenak….
3
Kita semua memiliki gagasan berbeda tentang
perilaku yang dapat diterima dan apa yang tidak.
Anak-anak dengan perilaku sulit dianggap oleh guru
sebagai anak-anak yang paling sulit untuk diajar.
Survei guru secara konsisten menunjukkan masalah
perilaku anak menjadi penyebab utama stres,
kelelahan dan tingkat putus sekolah yang tinggi.
4. 4
■ “perilaku yang abnormal secara intensitas, frekuensi atau durasi ->
membahayakan keamanan secara fisik, baik bagi individu yang
bersangkutan maupun orang lain dan merupakan sebuah ancaman
yang serius, atau perilaku yang membatasi atau menghambat
akses ke fasilitas / masyarakat umum (Emerson 2001, dalam
Ingram & Lovell, 2011).
■ Perilaku bermasalah merujuk pada pola-pola perilaku yang muncul
pada setting yang bervariasi.
A. Konsep Perilaku Bermasalah peserta
didik
a. Masalah perilaku
5. 5
Andi
mengamuk di
rumah dan di
sekolah ketika
diminta belajar
Andi berteriak
kepada Ibu dan
Guru ketika
meminta
sesuatu
6. 6
Untuk mendefinisikan sebuah perilaku merupakan sebuah
masalah, maka kita perlu untuk mempertimbangkan pertanyaan-
pertanyaan berikut (Zarkowska & Clements, 1994):
7. 7
Masalah perilaku yang perlu ditangani oleh guru
Tidak semua perilaku perlu ditangani. Ketika
ada anak yang suka mengepak-ngepakkan
tangan ketika merasa senang, maka hal
tersebut tidak lah menjadi prioritas untuk
ditangani.
Guru dan lingkungan perlu melihat perilaku
dari perspektif anak.
Bukan Standar baik atau tidak, normal atau
tidak
8. 8
b. Dampak Perilaku bermasalah
Dampak
Masalah
Perilaku
Individu
Saudara
kandung
Orangtua
Guru
Teman
sebaya
Pihak
Lainnya
10. 10
Guru-guru sepakat bahwa masalah perilaku dapat mengakibatkan (Irish
National Teachers Organization (2004):
11. 11
Masalah Perilaku siswa dan tingginya beban
kerja menjadi penyebab utama stress pada
guru.
Perlu perbaikan kompetensi agar guru
memiliki pola kerja yang positif dan
kemampuan memberikan permbelajaran
yang berkualitas bagi seluruh peserta didik.
12. 12
Sistem pendidikan yang mampu mengatasi
perilaku bermasalah pada peserta didik perlu
fokus pada:
• Peningkatan kompetensi guru dalam
memahami dan menangani perilaku
bermasalah
• Penyesuaian kurikulum
• metode pembelajaran untuk mencegah
masalah perilaku dan peningkatan perilaku
positif.
• perubahan lingungan pembelajaran yang lebih
kondusif dan nyaman bagi seluruh siswa,
• peningkatan kerjasama antar guru, guru dan
orang tua serta keterlibatan praktisi bidang
perkembangan perilaku
•
14. 14
Guru-guru sepakat bahwa masalah perilaku dapat
mengakibatkan (Irish National Teachers Organization (2004):
1.Menggangu proses belajar siswa yang bersangkutan dan
teman sebayanya
1.Menghambat rutinitas kelas
1.Mengganggu keamanan dan kenyamanan siswa lain dan
staff
15. 15
C. Proses Pembentukan Perilaku
Bermasalah
Heslop & Macaulay (2009) mengemukakan bahwaa Perilaku-
perilaku yang menantang digunakan pada awalnya untuk
merespons sebuah situasi yang sulit dan emosi yang tidak bisa di
tolelir yang berlangsung terus menerus dan dapat berhubungan
dengan trauma, penyiksaan dan rasa kehilangan.
16. 16
Masalah perilaku mayoritas muncul sebagai konsekuensi dari
pengalaman seseorang terhadap (Community Services and
Health Industries Skills Council (CSHISC, 2019):
1.Hambatan / impairment, kehilangan anggota tubuhdan/atau fungsinya, contoh
hambatan penglihatan, pendengaran, fisik motorik
1.Keterbatasan kemandirian dan pengambilan keputusan dalam aktivitas sehari-
hari yang terjadi pada berbagai tingkat, frekuensi, variasi dan durasi
1.Keterbatasan terlibat dalam situasi sosial, termasuk kesempatan membangun
hubungan dan interaksi dalam berbagai bentuk, frekuensi , durasi dan kualitas
17. 17
Diagram Model Disabilitas
Biologis :
- Syndrome genetik
- Disfunsgi otak
- Epilepsy berat
- Hipersensitif dan
hyposensitif
- Infeksi telinga
- Glaucoma
- GPS
Psikologis :
- Hambatan intelektual
- Rentan gangguan
jiwa / emosi tidak
stabil
- Ekspresi emosi tidak
wajar
- Hambatan
komunikasi
- Penguatan pada
perilaku negatif
- Pengalaman hidup
yang negatif
- Kurangnya dukungan
emosional
Sosiologis :
- Pelecehan
psikologis,
seksual dan fisik
- Kualitas
hubungan negatif
- Menjadi objek
kesalahan
- Stress akut
- Kebutuhan
individu tidak
disadari orang lain
- Pengabaian
- Overprotektif
- Lingkungan yang
terbatas
Resiko
Tinggi
18. 18
Cara/Bentuk/Alasan
Satu perilaku (cara/bentuk) bisa memiliki alasan yang
berbeda.
Perilaku seorang anak sangat
jarang sekali dipengaruhi oleh
hanya satu penyebab saja. Untuk
memahami sebuah perilaku, kita
perlu untuk memahami alasan
atau faktor yang mempengaruhi
munculnya perilaku tersebut.
20. 20
d. Perilaku adalah komunikasi
• Semua orang berkomunikasi melalui perilaku.
• Orang dewasa dan anak-anak sedang mengkomunikasikan
sesuatu melalui perilaku mereka setiap saat di setiap hari.
• Disadari atau tidak
• Perilaku bermasalah atau tidak pantas seorang anak adalah
tanda bahwa dia ingin menyampaikan sesuatu tetapi tidak
anak tidak mendapat respon yang tepat.
22. 22
bayi mungkin menangis ketika
dia lapar atau basah
Seorang anak menangis
karena kesakitan atau
takut
Seorang dewasa
menguap Ketika dia
bosan atau Lelah
23. 23
23Apabila seorang anak yang menurut orang lain
menunjukkan perilaku bermasalah mungkin
dilakukan dengan tujuan:
a. Mendapatkan sesuatu yang positif.
b. menghindari sesuatu yang negatif.
c. Memenuhi kebutuhan fisik atau emosional.
d. Mengungkapkan atau mengomunikasikan suatu kebutuhan.
e. Untuk mendapatkan kendali atas hidup mereka.
f. Mengurangi kecemasan.
23
24. 24
1. Makanan dan minuman
2. Orang
3. Stimulasi sensorik yang
lebih/dikurangi
4. Dan banyak kebutuhan lainnya
Kesulitan mengkomunikasikan
kebutuhan akan:
25. 25
25
Anak menunjukkan masalah perilaku dikarenakan:
a. Tidak ada yang melatih mereka untuk menunjukkan cara lain yang
lebih wajar.
b. Cara / perilaku ini efektif untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan.
c. Mereka telah mencoba cara lain tapi tidka ada yang merespon
untuk memenuhi kebutuhan mereka.
d. Mereka didorong oleh factor biokimia atau neurologis yang berada
diluar kendali mereka, seperti penyakit mental, penggunaan obat,
sakit atau ketidaknyamanan yang tidak dikenali, dan masalah
medis.
25
26. 26
26
26
Mungkin ada banyak alasan/pesan
pada satu bentuk perilaku. Contoh
anak yang menggigit tangannya bisa
jadi tanda anak tersebut sakit gigi,
marah, bosan, atau sedih.
27. 27
27
27
Seorang anak akan sering
menggunakan perilaku bermasalah
sebagai cara mengirimkan pesan
yang lebih keras dari sebelumnya
28. 28
28
28
Perilaku menantang anak-anak dapat
dikurangi dengan dukungan, bukan hukuman.
Begitu orang dewasa memahami apa yang
dikomunikasikan anak-anak melalui perilaku
mereka, mereka dapat merespons dengan
lebih baik. Ketika anak-anak merasa dihargai
dan kebutuhan mereka terpenuhi, tidak ada
lagi alasan untuk menggunakan perilaku yang
menantang untuk berkomunikasi
29. 29
29E. Anteseden Perilaku Bermasalah
29
• Hambatan komunikasi; Anak-anak kesulitan untuk mengekspresikan
kebutuhan atau keinginannya
• Penyakit fisik: untuk menekan rasa sakit yang diakibatkan oleh sakit gigi,
infeksi telinga, sakit mata atau gangguan pencernaan Pada siswa wanita
remaja, periode menstruasi bisa menjadi masa-masa yang menyakitkan
yang kemudian dimanifestasikan ke dalam perilaku agresif, depresi,
kegelisahan dan terlalu sensitif (Thompson & Caruso, 2002).
• Gangguan pola tidur juga berpengaruh pada munculnya perilaku
bermasalah. Individu akan menunjukkan perilaku enggan untuk
berinteraksi, intoleran, agresif, dan kurang mampu mengontrol emosi
(Thompson & Caruso, 2002).
• Faktor medis: sakit yang berlebihan, berkepanjangan dan hambatan
pemrosesan sensori dapat memicu perilaku bermasalah pada anak.
Internal
30. 30
30
30
• Kondisi lingkungan sekitar; Anak-anak mungkin bereaksi negatif
terhadap suara yang mengganggu, terhadap suhu, atau invasi
terhadap zona nyaman mereka. Bahkan beberapa anak dengan
autisme, mungkin sangat sensitif terhadap suara-suara tertentu yang
membuat mereka bereaksi dengan perilaku yang negatif.
• Mencari perhatian: Beberapa anak mungkin mencari perhatian
karena tidak mampu menyelesaikan tugas, frustrasi atau bosan.
Mencari perhatian merupakan perilaku yang dipelajari, yang bagi si
anak efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bahkan
perhatian yang negatif seperti guru/orang tua yang marah atau
membentak bisa menjadi motivasi tersendiri bagi beberapa anak,
khususnya jika anak merasa bahwa inilah jalan satu-satunya untuk
memperoleh perhatian.
• Kesulitan ekonomi-sosial: Kemampuan ekonomi-sosial yang rendah
dan berhubungan dengan kualitas pola asuh yang kurang baik
sehingga memunculkan berbagai perilaku bermasalah. Perilaku
bermasalah yang terbentuk bisa jadi merupakan alat bagi anak untuk
bertahan hidup dalam lingkungannya yang keras.
Eksternal
31. 31
31
31
•d) Depresi Orangtua; Dengan orang tua yang depresif, anak usia dini
sering melihat dan mengalami situasi-situasi yang membuat trauma.
Mereka juga akan kehilangan orang-orang yang dapat memberi contoh
positif dalam mengelola emosi mereka, yang kemudian pada saat
mereka memasuki masa sekolah, mereka bisa menunjukkan perilaku
mudah marah, agresif dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
mereka kehilangan figur untuk proses imitasi perilaku positif.
•e) Minimnya kelekatan dini dan kekerasan dalam keluarga: Kelekatan
dini yang baik bermanfaat bagi anak dalam menghadapi stress. Anak
yang menjadi korban ataupun saksi kekerasan fisik dan seksual
terhadap ibu mereka sangat beresiko mengalami berbagai masalah
psikologis termasuk gejala depresi, agresi dan kecemasan yang akut.
Kekerasan dalam keluarga diketahui menjadi faktor ekologikal yang
sering muncul di samping kemiskinan, isolasi sosial, stress keluarga,
dan kurangnya dukungan dan hubungan dengan komunitas sekitar
(Cicchetti & Toth, 1995).
Anteseden Eksternal
32. 32
1. Memiliki cara yang terbatas untuk
berkomunikasi
2. Memiliki cara yang terbatas untuk
mendapatkan perhatian
3. Fungsi/alasan perilaku seringkali tidak
dimengerti
4. Mengkomunikasikan perasaan fisik dan
emosional dengan cara yang tidak tepat
Siswa berkebutuhan khusus pada
umumnya:
34. 34
34
34
Ketika ada anak melempar makanan ke lantai dan
diberi tahu "Ok. kalo begitu makan kamu sudah
selesai" maka anak Anda mungkin belajar bahwa
melempar makanan ke lantai berarti ia sudah
selesai makan.
Seorang siswa melempar buku setiap kali Anda
mendampingi siswa yang lain, dan kemudian guru
"berhenti lempar buku, aku sedang membantu temanmu
belajar!" Siswa itu mungkin belajar bahwa elempar buku
ketika Anda sedang bersama siswa lain akan menghasilkan
perhatian dari gurunya.
ketika ada anak yang berguling di lantai karena minta
HP, kemudian sang Ibu merespon dengan"ya sudah ini
kamu boleh main HP". maka anak akan belajar bahwa
dengan berguling di lantai berarti Ia akan
mendapatkan HP.
Ada anak yang sering ditinggal. kemudian dia mulai
menggoyang-goyang tubuhnya lalu berputar-putar dengan
senang. ketika akan ada orang yang mendekati orang akan
marah dan orang akan kembali menjauhi. anak akan belajar
bahwa dengan marah dia akan diberi kesempatan sendiri dan
dia bisa kembali berputar-putar.
Pengantar modul ini. Tolong sampaikan pendahuluan ini sebelum mulai mengajarkan modul.Modul komunikasi ini pertama-tama mengulas keyakinan, komunikasi, dan percakapan. Fokus utama dari modul ini adalah augmentatif sebagai alat percakapan. Komunikasi augmentatif adalah cara yang membantu orang dengan "Kebutuhan Komunikasi Kompleks" untuk berbicara tentang orang, kebutuhan, perasaan, pikiran, dan emosi. Semua anak berkomunikasi. Banyak anak dengan MDVI / DB tidak mengembangkan kemampuan bicara atau kesulitan berbicara. Kita perlu membantu orang tua merayakan semua cara anak-anak mereka berkomunikasi. Seorang anak mungkin tidak memiliki bahasa formal tetapi mereka adalah komunikator yang kuat. Kita mulai dengan menilai cara anak berkomunikasi dan kita tambahkan - augmentatif berarti ”menambahkan pada". Pikirkan tentang diri Anda, apa saja cara Anda berkomunikasi.Alternatif sebagian besar digunakan sebagai pengganti orang-orang yang kehilangan kemampuan berbicara karena trauma atau cedera otak.Oleh karena itu kami menggunakan istilah komunikasi augmentatif di seluruh modul ini.Modul ini ditujukan untuk para guru dan orang-orang yang memberikan perhatian kepada anak-anak dengan MDVI / DB. Modul ini mudah digunakan oleh keluarga. Ketika mengembangkan sistem komunikasi augmentatif, penting untuk memiliki pendekatan tim untuk mengikutsertakan keluarga, pelajar, terapis fisik, terapis okupasional dan ahli pidato dan bahasa bila tersedia.Sepanjang modul ini kami mengulangi tema penting komunikasi / percakapan. Sebagai mitra komunikasi dengan siswa, Anda adalah faktor motivasi utama dalam kemampuan siswa untuk meningkatkan komunikasi mereka.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Introduction to this module. Please present this introduction before beginning to teach the module.
This communication module first reviews beliefs, communication and conversation. The major focus of this module is augmentative as tools of conversation. Augmentative communication are ways, that help people with “Complex Communication Needs” to talk about people, needs, feelings, thoughts and emotions. All children communicate. Many children with MDVI/DB do not develop speech or have difficulty speaking. We need to help parents celebrate all the ways their children communicate. A child may not have formal language but they are powerful communicators. We begin by assessing the ways the child communicates and we add to it – augmentative means “add to”. Think about yourself, what are all the ways you communicate.
Alternative is mostly used as a substitute for people who have lost their ability to speak due to trauma or brain injury. Therefore we are using the term augmentative communication throughout this module.
This module is intended for teachers and persons who provide care to children with MDVI/DB. The module is user friendly for families. When developing augmentative communication systems it is important to have a team approach to include families, the learner, physical therapists, occupational therapist and speech and language professionals when available.
Throughout this module we repeat the important theme of communication /conversation. As a communication partner with the learner, you are THE primary motivating factor in the learner’s ability to improve his or her communication.
Catatan untuk Presenter:
Ini adalah foto seorang anak yang sedang menyentuh (stimulasi pribadi) air hangat, memegang botol air hangat dan menggerakan tangannya berulang kali untuk membuat suara ciutan. Guru-gurunya mencoba mengambil botol air dan dia menjadi sedih dan menolak melakukan apapun. Setelah kunjungan rumah gurunya menemukan bahwa neneknya akan memberikan anak ini botol air hangat sesaat setelah ia pulang ke rumah. Bagi anak ini, botol air hangat merepresentasikan neneknya. Guru menaruh botol air hangat pada alat komunikasinya sehingga ia dapat berbicara mengenai neneknya itu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Notes to Presenter:
This photo is of a young boy who is touching (self stimulating) a hot water, holding the hot water bottle and moving his hands repeatedly to make a squeaky sound. His teachers tried to take the water bottle and he became sad and refused to do anything. After the home visit the teachers found out that his grandmother would give him a hot water bottle as soon as he got home. To the young boy, the hot water bottle represented the grandmother. The teacher put water bottle on his communication tool so he could talk about his grandmother.
Catatan untuk Presenter:
Ini adalah foto seorang anak yang sedang menyentuh (stimulasi pribadi) air hangat, memegang botol air hangat dan menggerakan tangannya berulang kali untuk membuat suara ciutan. Guru-gurunya mencoba mengambil botol air dan dia menjadi sedih dan menolak melakukan apapun. Setelah kunjungan rumah gurunya menemukan bahwa neneknya akan memberikan anak ini botol air hangat sesaat setelah ia pulang ke rumah. Bagi anak ini, botol air hangat merepresentasikan neneknya. Guru menaruh botol air hangat pada alat komunikasinya sehingga ia dapat berbicara mengenai neneknya itu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Notes to Presenter:
This photo is of a young boy who is touching (self stimulating) a hot water, holding the hot water bottle and moving his hands repeatedly to make a squeaky sound. His teachers tried to take the water bottle and he became sad and refused to do anything. After the home visit the teachers found out that his grandmother would give him a hot water bottle as soon as he got home. To the young boy, the hot water bottle represented the grandmother. The teacher put water bottle on his communication tool so he could talk about his grandmother.
Catatan untuk Presenter:
Setelah mengamati seorang siswa dan berbicara dengan tim termasuk keluarga, Anda perlu menebak tentang apa arti perilaku tersebut. Contoh, siswa membenturkan kepalanya, tebak, mengapa dia membenturkan kepalanya? Anda mungkin mengira bahwa siswa ingin perhatian, intervensi yang mungkin terjadi bisa saja menghampiri siswa saat dia membenturkan kepalanya, jika dia berhenti membenturkan kepalanya dan menjangkau Anda dan tersenyum, tebakan Anda mungkin benar.
Tentu saja tidak selalu sesederhana ini. Jika tebakan pertama Anda tidak berfungsi, coba yang lain. Kita tidak selalu berhasil tetapi kita harus terus bertanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Notes to Presenter:
After observing a learner and talking with the team including families, you need to make a guess about what the behavior means. Example, learner bangs his head, guess, why is he banging his head? You guess may be that the learner wants attention the possible intervention could be go to the learner while he is banging his head, if he stops banging his head and reaches out to you and smiles, your guess is probably correct.
Of course it is not always this simple. If your first guess doesn’t work, you try another. We do not always succeed but we must keep asking questions.
Catatan untuk Presenter:
Input sensorik dapat menjadi kewalahan bagi beberapa siswa. Contohnya suara normal mungkin bisa terasa seperti mencoba mengobrol di sebuah konser musik keras.
Kebutuhan lain apa lagi yang belum ada dalam daftar, yang menurut Anda dibutuhkan siswa? Pikirkan mengenai diri sendiri dan kebutuhan Anda. Apa sajakah itu? Mungkin ekspresi, membuat pilihan.. Diskusikan ide lainnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Notes to Presenter:
Sensory input can be over whelming for some students. For example normal sounds may seem like being at a rock concert and trying to have a conversation.
What other needs that are not listed, do you think learners have? Think about yourself and the needs you have. What are they? One might be expression, making a choice…discuss other ideas.
Catatan untuk Presenter:
Kita membicarakan mengenai cara/bentuk, alasan/fungsi dari komunikasi di topik sebelumnya. Kebanyakan siswa MDVI memiliki sedikit cara untuk berkomunikasi. Rasa frustrasi dapat menyebabkan tantangan perilaku. Komunikasi non-verbal mungkin susah diintepretasikan. Seringkali perilaku tidak konvensional. Contohnya, seorang gadis dengan cerebral palsy spastik terlihat seperti ia sedang menangis, tapi sebenarnya ia sedang bahagia.
Semua perilaku berkomunikasi. Apakah menurut Anda tidur itu berkomunikasi? Apa artinya? Bisa jadi siswa merasa lelah, atau kewalahan, atau terlalu banyak minum obat atau tidak tertarik pada kegiatan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Notes to Presenter:
We talked about the ways/forms, reasons/functions of communication in the previous topics. Most learners with MDVI have few ways to communicate. Frustration can cause behavior challenges. Non-verbal communication may be very difficult to interpret. Often times behaviors are not conventional. An example of this is, a young woman with spastic cerebral palsy appeared like she was crying but in fact it she was happy.
All behaviors communicate. Do you think sleep communicates? What does it mean? It could be that the learner is tired, or overwhelmed or over medicated or not interested in the activity.