SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
JAWABAN TUGAS TUTORIAL 3
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Nama : Ayu Imtyas Rusdiansyah
NIM : 858745338
Kelas : 2B
1.
a. Penyuluhan genetik: Upaya ini melibatkan komunikasi informasi tentang masalah
genetika kepada masyarakat. Penyuluhan dapat dilakukan melalui media cetak,
elektronik, atau secara langsung melalui posyandu dan klinik.
b. Diagnostik prenatal: Ini melibatkan pemeriksaan kehamilan untuk mendeteksi kelainan
pada janin. Dengan melakukan pemeriksaan ini, kelainan dapat dideteksi lebih awal
sehingga langkah-langkah pengobatan atau intervensi dapat diambil dengan cepat, jika
diperlukan.
c. Imunisasi: Imunisasi yang tepat dan lengkap pada ibu hamil dan anak-anak sangat
penting untuk mencegah penyakit yang dapat mengganggu perkembangan bayi dan
anak.
d. Sanitasi lingkungan: Menciptakan lingkungan yang baik sangat penting untuk
perkembangan bayi dan anak. Faktor-faktor seperti kebersihan air, sanitasi yang baik,
pengelolaan limbah yang tepat, dan kontrol vektor dapat membantu mencegah penyakit
infeksi dan kondisi lingkungan yang berpotensi merusak perkembangan anak.
e. Pemeliharaan kesehatan: Perawatan kesehatan yang baik, terutama selama kehamilan,
merupakan langkah penting dalam mencegah tunagrahita.
2.
a. Dampak Terhadap Kemampuan Akademik:
Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam kemampuan belajar, terutama dalam hal
konsep abstrak. Mereka cenderung belajar melalui pengulangan dan menghafal
daripada pemahaman. Kesulitan mereka dalam memusatkan perhatian, kurangnya
minat, dan kemampuan berpikir yang terbatas dapat mempengaruhi prestasi akademik
mereka.
b. Dampak Terhadap Kesehatan dan Fisik:
Anak tunagrahita mungkin mengalami keterbatasan dalam gerakan, koordinasi
motorik, atau memiliki gangguan keseimbangan. Kelainan pada pendengaran atau
penglihatan juga dapat terjadi. Keterbatasan dalam kemampuan melakukan perawatan
diri dapat menyebabkan masalah kesehatan.
c. Dampak Terhadap Kemampuan Sosial dan Emosional:
Tunagrahita dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam memahami dan
menerapkan norma sosial serta berinteraksi secara sosial. Mereka mungkin menghadapi
kesulitan dalam memahami aturan dan tata krama sosial di dalam keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
3.
a. Tunagrahita Ringan:
• Mengembangkan kemampuan untuk mengurus dan membina diri sendiri,
seperti mandi, berpakaian, dan menjaga kebersihan diri.
• Meningkatkan kemampuan bergaul dengan anggota masyarakat, termasuk
keluarga dan tetangga.
• Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bekal hidup, seperti
keterampilan sosial, komunikasi, dan kemampuan kerja yang sederhana.
b. Tunagrahita Sedang:
• Membantu anak menguasai keterampilan dasar dalam mengurus diri, seperti
makan, minum, berpakaian, dan menjaga kebersihan badan.
• Meningkatkan kemampuan anak dalam bergaul dengan anggota keluarga dan
tetangga.
• Mengembangkan keterampilan sederhana yang dapat digunakan dalam
pekerjaan sehari-hari.
c. Tunagrahita Berat dan Sangat Berat:
• Membantu anak dalam mengembangkan kemampuan dasar untuk mengurus diri
secara sederhana, seperti memberikan tanda atau kata-kata sederhana untuk
mengungkapkan kebutuhan mereka.
• Meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat
dan rutin, seperti mengisi kotak-kotak dengan paku atau melakukan tugas-tugas
sederhana.
• Mendorong anak untuk merasakan kegembiraan dan kepuasan dalam
melakukan aktivitas yang sederhana, seperti mendengarkan nyanyian,
menonton televisi, atau berinteraksi dengan orang lain.
4.
a. Dampak terhadap Kemampuan Akademik:
Anak tunadaksa dapat menghadapi tantangan dalam kemampuan akademik mereka.
Meskipun tingkat kecerdasan bisa bervariasi, anak dengan cerebral palsy mungkin
mengalami kesulitan dalam persepsi, kognisi, dan simbolisasi.
b. Dampak terhadap Aspek Sosial/Emosional:
Mereka mungkin mengembangkan konsep diri yang negatif, merasa diri mereka cacat,
tidak berguna, atau menjadi beban bagi orang lain. Penolakan dari orang tua atau
masyarakat juga dapat merusak perkembangan pribadi mereka. Keterbatasan fisik
dalam melakukan kegiatan sehari-hari dapat mempengaruhi interaksi sosial,
menjadikan anak tunadaksa kurang dapat bergaul, pemalu, atau cenderung menyendiri.
Masalah emosional seperti mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri, dan frustrasi
juga dapat muncul akibat pengalaman tersebut.
c. Dampak terhadap Fisik/Kesehatan:
Dampak fisik/kesehatan yang terkait dengan tunadaksa meliputi cacat tubuh dan
kemungkinan mengalami gangguan kesehatan lainnya. Anak tunadaksa dapat
mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, bicara, dan masalah gigi. Hal ini dapat
mempengaruhi aktivitas sehari-hari seperti menulis, menggambar, atau berjalan.
5.
a. Kebutuhan akan Keleluasaan Gerak dan Memosisikan Diri:
Contoh: Seorang anak tunadaksa mungkin memerlukan kursi roda untuk berpindah
tempat dan alat penopang untuk membantu mereka berdiri atau berjalan.
b. Kebutuhan Komunikasi:
Contoh: Seorang anak dengan cerebral palsy yang tidak dapat menggunakan bicara
dapat menggunakan papan komunikasi untuk berkomunikasi dengan orang lain.
c. Kebutuhan Keterampilan Memelihara Diri:
Contoh: Seorang anak dengan kelainan fisik yang berat mungkin membutuhkan alat
bantu seperti pegangan cangkir yang diperbesar, sendok dan garpu dengan pegangan
yang lebih besar dan berat, atau kantong untuk mengatasi masalah kontrol kandung
kemih.
d. Kebutuhan Psikososial:
Contoh: Seorang remaja dengan kelainan fisik mungkin mengalami perasaan tidak
percaya diri dan isolasi sosial karena persepsi negatif yang diberikan oleh masyarakat.
Dukungan sosial dan pengakuan akan pentingnya keberhasilan mereka dapat membantu
memenuhi kebutuhan psikososial mereka.
6.
a. Dampak terhadap Kemampuan Akademik:
Anak tunalaras sering mengalami kesulitan dalam mencapai hasil belajar yang
memadai. Mereka mungkin memiliki pencapaian akademik yang jauh di bawah rata-
rata, sering kali membutuhkan tindakan atau bimbingan khusus di sekolah.
b. Dampak terhadap Kemampuan Sosial/Emosional:
Secara sosial, mereka mungkin menunjukkan perilaku yang tidak diterima oleh
masyarakat, melanggar norma budaya, atau melanggar aturan di keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dari segi emosional, anak tunalaras mungkin mengalami penderitaan,
tekanan batin, kecemasan, rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan sensitivitas yang tinggi
terhadap perasaan.
c. Dampak terhadap Kesehatan Fisik:
Mereka sering mengalami gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan gerakan.
Anak tunalaras juga mungkin merasakan ketidaknyamanan pada tubuhnya, sering
mengalami kecelakaan, kecemasan terhadap kesehatan mereka, dan persepsi bahwa
mereka sedang sakit.
7.
a. Model Biogenetik:
Model ini didasarkan pada asumsi bahwa gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan
genetik atau faktor biokimiawi.
b. Model Behavioral (Tingkah Laku):
Model ini berpendapat bahwa gangguan emosional adalah indikasi ketidakmampuan
anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekolah maupun di rumah.
c. Model Psikodinamika:
Model ini berfokus pada gangguan emosional atau perilaku yang disebabkan oleh
hambatan atau gangguan dalam perkembangan kepribadian anak, yang mungkin
dipengaruhi oleh berbagai faktor.
d. Model Ekologis:
Model ini menganggap bahwa gangguan perilaku terjadi karena adanya disfungsi dalam
interaksi antara individu dengan lingkungannya.
8.
a. Faktor Organis/Biologis:
Beberapa ahli meyakini bahwa kesulitan belajar pada anak dapat disebabkan oleh
adanya disfungsi dalam sistem saraf pusat.
b. Faktor Genetis:
Munculnya kesulitan belajar pada beberapa anak dapat memiliki faktor genetis atau
faktor keturunan.
c. Faktor Lingkungan:
Masalah dalam belajar dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurangnya
persiapan program pengajaran oleh guru atau kondisi keluarga yang tidak mendukung.
9.
a. Masalah Persepsi dan Koordinasi:
• Gangguan dalam persepsi visual, seperti kesulitan membedakan huruf atau kata
yang bentuknya mirip, contohnya huruf "d" dengan "b".
• Gangguan dalam persepsi pendengaran, seperti kesulitan mendengarkan kata-kata
yang bunyinya hampir sama, contohnya kata "kopi" dengan "topi".
• Gangguan dalam koordinasi motorik, seperti kesulitan menulis atau melakukan
keterampilan motorik kasar.
b. Gangguan dalam Perhatian dan Hiperaktif:
• Kesulitan memusatkan perhatian.
• Hiperaktif, yaitu banyak bergerak, sulit tenang, dan sulit berkonsentrasi.
c. Gangguan dalam Mengingat dan Berpikir:
• Kesulitan menggunakan strategi untuk mengingat informasi.
• Kesulitan dalam pemahaman bunyi bahasa, yang menyebabkan kesalahan dalam
memaknai kata atau kalimat.
• Kelemahan dalam memecahkan masalah dan membentuk konsep atau pengertian.
d. Kurang Mampu Menyesuaikan Diri:
• Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Kurangnya kepercayaan diri, kecemasan, dan ketakutan melakukan kesalahan.
e. Menunjukkan Gejala sebagai Siswa yang Tidak Aktif:
• Kurangnya strategi untuk memecahkan masalah secara spontan.
• Tidak berani menjawab pertanyaan guru atau menjawab soal di papan tulis secara
spontan.
f. Pencapaian Hasil Belajar yang Rendah:
• Ketidakmampuan dalam berbagai bidang akademik, seperti membaca,
pengucapan, tulisan, atau berhitung.
10.
a. Identifikasi Masalah:
Tahap ini melibatkan pengidentifikasian tipe-tipe kesulitan membaca yang dialami oleh
siswa.
b. Diagnosis:
Setelah mengidentifikasi masalah, tahap ini bertujuan untuk menemukan akar penyebab
kesulitan membaca pada siswa.
c. Penyusunan Program Layanan:
Prosedur ini melibatkan penyusunan program intervensi dalam belajar membaca.
Program intervensi dapat berupa program delivery (layanan bantuan) atau program
kurikuler.
d. Evaluasi:
Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil dan proses intervensi.
DAFTAR REFERENSI
Wardani, dkk. 2021. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Edisi 2). Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka

More Related Content

Similar to TT3 ABK.pdf

Kanak2 berkeperluan khas
Kanak2 berkeperluan khasKanak2 berkeperluan khas
Kanak2 berkeperluan khas
RasLamia Othman
 
Observasi
ObservasiObservasi
Observasi
Fike Apriliyanti
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Poetra Chebhungsu
 

Similar to TT3 ABK.pdf (20)

Tunalaras
TunalarasTunalaras
Tunalaras
 
Askep tuna rungu
Askep tuna runguAskep tuna rungu
Askep tuna rungu
 
Kanak2 berkeperluan khas
Kanak2 berkeperluan khasKanak2 berkeperluan khas
Kanak2 berkeperluan khas
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan Khusus
 
Permasalahan pgaud
Permasalahan pgaudPermasalahan pgaud
Permasalahan pgaud
 
Makalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkapMakalah permasalahan anak tk lengkap
Makalah permasalahan anak tk lengkap
 
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
 
Makalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlinaMakalah permasalahan anak marlina
Makalah permasalahan anak marlina
 
Layanan bk di sekolah dasar
Layanan bk di sekolah dasarLayanan bk di sekolah dasar
Layanan bk di sekolah dasar
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppt
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
Observasi
ObservasiObservasi
Observasi
 
Makalah permasalahan anak suriati
Makalah permasalahan anak  suriatiMakalah permasalahan anak  suriati
Makalah permasalahan anak suriati
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
 
KEBERAGAMAN PDBK.pdf
KEBERAGAMAN PDBK.pdfKEBERAGAMAN PDBK.pdf
KEBERAGAMAN PDBK.pdf
 

More from Ayu Imtyas Rusdiansyah

More from Ayu Imtyas Rusdiansyah (20)

PKP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2B_858745338.pdf
PKP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2B_858745338.pdfPKP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2B_858745338.pdf
PKP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2B_858745338.pdf
 
PKP.docx
PKP.docxPKP.docx
PKP.docx
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdfKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docxKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.docx
 
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docx
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docxAyu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docx
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docx
 
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docx
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docxAyu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docx
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.docx
 
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.pdf
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.pdf
Ayu Imtyas Rusdiansyah_IPA SD_UAS.pdf
 
Buku Jawaban Ujian.pdf
Buku Jawaban Ujian.pdfBuku Jawaban Ujian.pdf
Buku Jawaban Ujian.pdf
 
PKP.docx
PKP.docxPKP.docx
PKP.docx
 
PKP 123.pdf
PKP 123.pdfPKP 123.pdf
PKP 123.pdf
 
PKP AYU.pdf
PKP AYU.pdfPKP AYU.pdf
PKP AYU.pdf
 
Supervisor 2 PKP TTD.pdf
Supervisor 2 PKP TTD.pdfSupervisor 2 PKP TTD.pdf
Supervisor 2 PKP TTD.pdf
 
PKP 123.docx
PKP 123.docxPKP 123.docx
PKP 123.docx
 
Supervisor 2 PKP.pdf
Supervisor 2 PKP.pdfSupervisor 2 PKP.pdf
Supervisor 2 PKP.pdf
 
RPP PKP.docx
RPP PKP.docxRPP PKP.docx
RPP PKP.docx
 
Supervisor 2.docx
Supervisor 2.docxSupervisor 2.docx
Supervisor 2.docx
 
PPT Modul 4 ABK.pdf
PPT Modul 4 ABK.pdfPPT Modul 4 ABK.pdf
PPT Modul 4 ABK.pdf
 
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 IPA_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
 
TT1 IPA.docx
TT1 IPA.docxTT1 IPA.docx
TT1 IPA.docx
 
TT3 PKDP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PKDP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT3 PKDP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PKDP_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 

TT3 ABK.pdf

  • 1. JAWABAN TUGAS TUTORIAL 3 PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Nama : Ayu Imtyas Rusdiansyah NIM : 858745338 Kelas : 2B 1. a. Penyuluhan genetik: Upaya ini melibatkan komunikasi informasi tentang masalah genetika kepada masyarakat. Penyuluhan dapat dilakukan melalui media cetak, elektronik, atau secara langsung melalui posyandu dan klinik. b. Diagnostik prenatal: Ini melibatkan pemeriksaan kehamilan untuk mendeteksi kelainan pada janin. Dengan melakukan pemeriksaan ini, kelainan dapat dideteksi lebih awal sehingga langkah-langkah pengobatan atau intervensi dapat diambil dengan cepat, jika diperlukan. c. Imunisasi: Imunisasi yang tepat dan lengkap pada ibu hamil dan anak-anak sangat penting untuk mencegah penyakit yang dapat mengganggu perkembangan bayi dan anak. d. Sanitasi lingkungan: Menciptakan lingkungan yang baik sangat penting untuk perkembangan bayi dan anak. Faktor-faktor seperti kebersihan air, sanitasi yang baik, pengelolaan limbah yang tepat, dan kontrol vektor dapat membantu mencegah penyakit infeksi dan kondisi lingkungan yang berpotensi merusak perkembangan anak. e. Pemeliharaan kesehatan: Perawatan kesehatan yang baik, terutama selama kehamilan, merupakan langkah penting dalam mencegah tunagrahita. 2. a. Dampak Terhadap Kemampuan Akademik: Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam kemampuan belajar, terutama dalam hal konsep abstrak. Mereka cenderung belajar melalui pengulangan dan menghafal daripada pemahaman. Kesulitan mereka dalam memusatkan perhatian, kurangnya minat, dan kemampuan berpikir yang terbatas dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka. b. Dampak Terhadap Kesehatan dan Fisik: Anak tunagrahita mungkin mengalami keterbatasan dalam gerakan, koordinasi motorik, atau memiliki gangguan keseimbangan. Kelainan pada pendengaran atau penglihatan juga dapat terjadi. Keterbatasan dalam kemampuan melakukan perawatan diri dapat menyebabkan masalah kesehatan. c. Dampak Terhadap Kemampuan Sosial dan Emosional: Tunagrahita dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam memahami dan menerapkan norma sosial serta berinteraksi secara sosial. Mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami aturan dan tata krama sosial di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
  • 2. 3. a. Tunagrahita Ringan: • Mengembangkan kemampuan untuk mengurus dan membina diri sendiri, seperti mandi, berpakaian, dan menjaga kebersihan diri. • Meningkatkan kemampuan bergaul dengan anggota masyarakat, termasuk keluarga dan tetangga. • Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bekal hidup, seperti keterampilan sosial, komunikasi, dan kemampuan kerja yang sederhana. b. Tunagrahita Sedang: • Membantu anak menguasai keterampilan dasar dalam mengurus diri, seperti makan, minum, berpakaian, dan menjaga kebersihan badan. • Meningkatkan kemampuan anak dalam bergaul dengan anggota keluarga dan tetangga. • Mengembangkan keterampilan sederhana yang dapat digunakan dalam pekerjaan sehari-hari. c. Tunagrahita Berat dan Sangat Berat: • Membantu anak dalam mengembangkan kemampuan dasar untuk mengurus diri secara sederhana, seperti memberikan tanda atau kata-kata sederhana untuk mengungkapkan kebutuhan mereka. • Meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat dan rutin, seperti mengisi kotak-kotak dengan paku atau melakukan tugas-tugas sederhana. • Mendorong anak untuk merasakan kegembiraan dan kepuasan dalam melakukan aktivitas yang sederhana, seperti mendengarkan nyanyian, menonton televisi, atau berinteraksi dengan orang lain. 4. a. Dampak terhadap Kemampuan Akademik: Anak tunadaksa dapat menghadapi tantangan dalam kemampuan akademik mereka. Meskipun tingkat kecerdasan bisa bervariasi, anak dengan cerebral palsy mungkin mengalami kesulitan dalam persepsi, kognisi, dan simbolisasi. b. Dampak terhadap Aspek Sosial/Emosional: Mereka mungkin mengembangkan konsep diri yang negatif, merasa diri mereka cacat, tidak berguna, atau menjadi beban bagi orang lain. Penolakan dari orang tua atau masyarakat juga dapat merusak perkembangan pribadi mereka. Keterbatasan fisik dalam melakukan kegiatan sehari-hari dapat mempengaruhi interaksi sosial, menjadikan anak tunadaksa kurang dapat bergaul, pemalu, atau cenderung menyendiri. Masalah emosional seperti mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri, dan frustrasi juga dapat muncul akibat pengalaman tersebut. c. Dampak terhadap Fisik/Kesehatan: Dampak fisik/kesehatan yang terkait dengan tunadaksa meliputi cacat tubuh dan kemungkinan mengalami gangguan kesehatan lainnya. Anak tunadaksa dapat
  • 3. mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, bicara, dan masalah gigi. Hal ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari seperti menulis, menggambar, atau berjalan. 5. a. Kebutuhan akan Keleluasaan Gerak dan Memosisikan Diri: Contoh: Seorang anak tunadaksa mungkin memerlukan kursi roda untuk berpindah tempat dan alat penopang untuk membantu mereka berdiri atau berjalan. b. Kebutuhan Komunikasi: Contoh: Seorang anak dengan cerebral palsy yang tidak dapat menggunakan bicara dapat menggunakan papan komunikasi untuk berkomunikasi dengan orang lain. c. Kebutuhan Keterampilan Memelihara Diri: Contoh: Seorang anak dengan kelainan fisik yang berat mungkin membutuhkan alat bantu seperti pegangan cangkir yang diperbesar, sendok dan garpu dengan pegangan yang lebih besar dan berat, atau kantong untuk mengatasi masalah kontrol kandung kemih. d. Kebutuhan Psikososial: Contoh: Seorang remaja dengan kelainan fisik mungkin mengalami perasaan tidak percaya diri dan isolasi sosial karena persepsi negatif yang diberikan oleh masyarakat. Dukungan sosial dan pengakuan akan pentingnya keberhasilan mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan psikososial mereka. 6. a. Dampak terhadap Kemampuan Akademik: Anak tunalaras sering mengalami kesulitan dalam mencapai hasil belajar yang memadai. Mereka mungkin memiliki pencapaian akademik yang jauh di bawah rata- rata, sering kali membutuhkan tindakan atau bimbingan khusus di sekolah. b. Dampak terhadap Kemampuan Sosial/Emosional: Secara sosial, mereka mungkin menunjukkan perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat, melanggar norma budaya, atau melanggar aturan di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari segi emosional, anak tunalaras mungkin mengalami penderitaan, tekanan batin, kecemasan, rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan sensitivitas yang tinggi terhadap perasaan. c. Dampak terhadap Kesehatan Fisik: Mereka sering mengalami gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan gerakan. Anak tunalaras juga mungkin merasakan ketidaknyamanan pada tubuhnya, sering mengalami kecelakaan, kecemasan terhadap kesehatan mereka, dan persepsi bahwa mereka sedang sakit. 7. a. Model Biogenetik: Model ini didasarkan pada asumsi bahwa gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan genetik atau faktor biokimiawi. b. Model Behavioral (Tingkah Laku):
  • 4. Model ini berpendapat bahwa gangguan emosional adalah indikasi ketidakmampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekolah maupun di rumah. c. Model Psikodinamika: Model ini berfokus pada gangguan emosional atau perilaku yang disebabkan oleh hambatan atau gangguan dalam perkembangan kepribadian anak, yang mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor. d. Model Ekologis: Model ini menganggap bahwa gangguan perilaku terjadi karena adanya disfungsi dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya. 8. a. Faktor Organis/Biologis: Beberapa ahli meyakini bahwa kesulitan belajar pada anak dapat disebabkan oleh adanya disfungsi dalam sistem saraf pusat. b. Faktor Genetis: Munculnya kesulitan belajar pada beberapa anak dapat memiliki faktor genetis atau faktor keturunan. c. Faktor Lingkungan: Masalah dalam belajar dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurangnya persiapan program pengajaran oleh guru atau kondisi keluarga yang tidak mendukung. 9. a. Masalah Persepsi dan Koordinasi: • Gangguan dalam persepsi visual, seperti kesulitan membedakan huruf atau kata yang bentuknya mirip, contohnya huruf "d" dengan "b". • Gangguan dalam persepsi pendengaran, seperti kesulitan mendengarkan kata-kata yang bunyinya hampir sama, contohnya kata "kopi" dengan "topi". • Gangguan dalam koordinasi motorik, seperti kesulitan menulis atau melakukan keterampilan motorik kasar. b. Gangguan dalam Perhatian dan Hiperaktif: • Kesulitan memusatkan perhatian. • Hiperaktif, yaitu banyak bergerak, sulit tenang, dan sulit berkonsentrasi. c. Gangguan dalam Mengingat dan Berpikir: • Kesulitan menggunakan strategi untuk mengingat informasi. • Kesulitan dalam pemahaman bunyi bahasa, yang menyebabkan kesalahan dalam memaknai kata atau kalimat. • Kelemahan dalam memecahkan masalah dan membentuk konsep atau pengertian. d. Kurang Mampu Menyesuaikan Diri: • Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan. • Kurangnya kepercayaan diri, kecemasan, dan ketakutan melakukan kesalahan. e. Menunjukkan Gejala sebagai Siswa yang Tidak Aktif: • Kurangnya strategi untuk memecahkan masalah secara spontan.
  • 5. • Tidak berani menjawab pertanyaan guru atau menjawab soal di papan tulis secara spontan. f. Pencapaian Hasil Belajar yang Rendah: • Ketidakmampuan dalam berbagai bidang akademik, seperti membaca, pengucapan, tulisan, atau berhitung. 10. a. Identifikasi Masalah: Tahap ini melibatkan pengidentifikasian tipe-tipe kesulitan membaca yang dialami oleh siswa. b. Diagnosis: Setelah mengidentifikasi masalah, tahap ini bertujuan untuk menemukan akar penyebab kesulitan membaca pada siswa. c. Penyusunan Program Layanan: Prosedur ini melibatkan penyusunan program intervensi dalam belajar membaca. Program intervensi dapat berupa program delivery (layanan bantuan) atau program kurikuler. d. Evaluasi: Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil dan proses intervensi. DAFTAR REFERENSI Wardani, dkk. 2021. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Edisi 2). Tangerang Selatan : Universitas Terbuka