Praktikum ini meliputi uji keasaman, viskositas, kandungan gula, dan aktivitas enzim amilase pada ludah. Uji dilakukan dengan mereaksikan ludah dengan berbagai larutan seperti asam cuka, HCl, NaOH, larutan kanji dan iodium. Hasilnya menunjukkan ludah bersifat netral, mengandung protein dan enzim amilase yang dapat memecah pati menjadi gula sederhana. Pemanasan dapat menurunkan aktiv
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
LUDAH DAN PENCERNAAN OLEH LUDAH
1. RANGKUMAN TAHAPAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
PERCOBAAN II
LUDAH DAN PENCERNAAN OLEH LUDAH
Tanggal Praktikum: 14 Oktober 2020
Pengampu: Muhammad Ikhsan, S.Farm., MH
Disusun Oleh:
Diva Syafiul Hikmah 20105011018
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2020
2. Alat dan Bahan:
I. Alat
Beker glass
Pipet tetes
Universal indicator
Tempat penetes
Gelas ukur
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Kompor mini spiritus
Batang pengaduk
Cawan porselin
II. Bahan
Aquadest
Paraffin padat
Saliva (ludah)
Asam cuka
HCl
NaOH
Larutan benedict
Larutan kanji 1%
Larutan iodium
Asam oksalat
3. A. UJI KEASAMAN DAN VISKOSITAS LUDAH
1. Mengukur keasaman ludah
Praktikan berkumur dengan aquadest terlebih
dahulu, selama beberapa kali. Untuk
membersihkan mulut dari sisa makanan.
Praktikan memasukan “paraffin padat” kedalam
mulut untuk merangsang keluarnya ludah.
Memasukan ludah di beker glass
Mengambil “universal indicator” untuk cek
pH.
Teteskan ludah 1 tetes di tempat penetes
dengan pipet tetes.
Mengambil 1 stik universal indicator dan
dicelupkan.
Terjadi perubahan warna, amati dan cocokan
dengan warna yang ada di universal indicator.
Hasil sesuai dengan pH 7
4. 2. Uji larutan organik dan anorganik ludah
3. Uji gula pereduksi
Mengukur ludah dengan diteteskan
pipet tetes kedalam gelas ukur,
sebanyak 3 ml.
Memasukan ludah 3 ml ketabung
reaksi.
Memasukan larutan asam cuka kedalam
tabung reaksi beberapa tetes.
Terjadi presipitasi (endapan) pada
campuran ludah dengan asam cuka.
Mengukur ludah sebanyak 5 ml di
gelas ukur, masukan kedalam
tabung reaksi.
Memasukan HCl 1-2 ml kedalam
tabung reaksi.
Panasi tabung reaksi isi ludah
dengan HCl 10 menit.
Angakat, teteskan NaOH 1-2 tetes
dan tuangkan larutan benedict
sebanyak 10 ml.
Panaskan kembali hingga terjadi
perubahan warna.
Terjadi perubahan 3 warna: sedikit
biru, hijau agak gelap dan cokelat.
5. B. Uji amylase dan aktivitasi amylase sativa
a. Aktivasi amylase tanpa tanpa simulasi
Memasukan larutan kanji 1%
sebanyak 25 ml di beker glass.
Mengukur ludah sebanyak 10 ml
pada gelas ukur, masukan ke beker
glass isi larutan kanji dan aduk.
Teteskan ke tempat penates 1 tetes.
Teteskan larutan iodium (pewarna)
1-2 tetes, aduk tunggu 1 menit.
Lakukan setiap 1 menit sampai
warna agak cokelat (kembali
seperti sebelumnya)
Mengukur di gelas ukur sebanyak
5 ml, tuang dalam tabung reaksi
dan tambahkan lauratan benedict
10 ml
Panaskan selama 3 menit, terjadi
perubahan warna biru dan merah
bata.
6. b. Uji kandungan amylase dengan pemanasan
c. Uji kandungan Ca
Memasukan ludah sebanyak
10 ml pada tabung reaksi dan
panaskan 10 menit
Angkat, tuang dalam beker
glass, memasukan larutan
kanji 25 ml aduk, tunggu 3
menit
Memasukan larutan iodium
ke cawan porselin isi saliva
yang dipanaskan 1 tetes
Aduk sampai warna ungu,
tetesi setiap 1 menit sampai
warna kembali seperti
sebelumnya
Memasukan larutan campuran
saliva sebanyak 5 ml dan
tambahkan larutan benedict
10 ml, panaskan selama 5
menit
Memasukan ludah 5 ml pada tabung
reaksi
Memasukan asam cuka dan larutan
oksalat 3 tetes
Terjadi endapan pada campuran larutan
7. III. Pembahasan tahapan praktikum
Uji keasaman dan viskositas ludah
Pertama, praktikan wajib menyiapkan saliva (ludah) untuk praktikum ini. Dengan
cara, harus berkumur dengan aquadest terlebih dahulu selama beberapa kali untuk
membersihkan mulut dari sisa makanan. Kemudian memasukan paraffin padat
kedalam mulut untuk merangsang keluarnya ludah.
1. Mengukur keasaman ludah
Pada percobaan pertama, untuk melihat tingkat keasaman pH dengan menggunakan
universal indicator. Dengan meneteskan ludah 1 tetes menggunakan pipet tetes ke
tempat penetes. Mengambil 1 stik universal indicator dan dicelupkan pada ludah.
Maka akan berubah warna, terlihat saat disamakan dengan warna-warna pada
universal indicator. Keasaman pH ludah termasuk netral yaitu, pada nomor 7.
Membantu menetralkan asam lambung dan menghilangkan rasa perih di esofageal
(heartburn) bila liur lambung mengalami regurgitasi ke esofagus.
2. Uji larutan organic dan anorganik ludah
Pada percobaan kedua, mencampur antara ludah dengan asam cuka. Mengukur ludah
dahulu sebanyak 3 ml pada gelas ukur. Memasukan pada tabung reaksi dan teteskan
larutan asam cuka beberapa tetes. Terjadi perubahan pada larutan dengan adanya
endapan (presipitasi). Saat saliva diberi asam cuka, secara otomatis keadaan pH akan
terpengaruh secara tiba-tiba dan mempengaruhi kinerja dari enzim tersebut. Hal ini
mengakibatkan terjadinya denaturasi enzim di mana sifat enzimatik dan biologis dari
enzim mengalami gangguan, sehingga mengakibatkan terjadinya presipitasi protein
yang akhirnya mempengaruhi konsistensi atau viskositas dari saliva menjadi lebih
kental.
3. Uji gula pereduksi
Pada percobaan ketiga, menguji gula pereduksi dengan HCl NaOH larutan benedict.
Praktikan mengukur ludah sebanyak 5 ml pada gelas ukur, tuang dalam tabung reaksi
dan tambahkan 1-2 ml HCl pada tabung reaksi. Panaskan campuran larutan
menggunakan kompor mini spiritus dan beker glass yang berisi air mendidih, selama
10 menit. Meneteskan NaOH pada tabung reaksi 1-2 tetes dengan pipet tetes,
tambahkan larutan benedict 10 ml dalam tabung reaksi. Panaskan kembali hingga
terjadi perubahan warna sedikit biru, hijau agak gelap dan cokelat. HCl pada reaksi ini
menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4. Uji amylase dan aktivasi amylase sativa
a. Aktivasi amylase tanpa stimulasi
Pada percobaan keempat, menguji aktivasi amylase tanpa stimulasi dengan
menggunakan larutan kanji 1% larutan iodium larutan benedict. Dengan
memasukan larutan kanji 1% sebanyak 25 ml kedalam beker glass dan tambahkan
ludah 10 ml, aduk menggunakan batang pengaduk. Teteskan larutan campuran
pada tempat penetes 1 tetes dan teteskan larutan iodium 1 tetes maka terjadi warna
ungu. Aduk dan tunggu 1 menit, tetesi kembali larutan iodium dengan berulang
sampai warna berubah kembali seperti sebelumnya. Masukan kedalam gelas ukur
sebanyak 5 ml dan masukan dalam tabung reaksi. Panaskan selama 3 menit dan
terjadi warna biru dan merah bata.
8. b. Uji kandugan amylase dengan pemanasan
Pada percobaan kelima, menguji kandungan amylase dengan pemanasan.
Menggunakan larutan iodium dan larutan kanji, memasukan saliva 10 ml dalam
tabung reaksi dan panaskan 10 menit terlebih dahulu. Angkat dan masukan dalam
beker glass, tambahkan larutan kanji 25 ml. Tunggu 3 menit, masukan dalam
cawan porselin dan tambahkan larutan iodium 1 tetes. Aduk maka terjadi
perubahan warna ungu, tetesi kembali setiap 1 menit sampai warna kembali
seperti sebelumnya. Kemudian memasukan campuran saliva dalam tabung reaksi
dan tambahkan larutan benedict 10 ml. Panaskan selama 5 menit. Terjadi
perubahan warna biru kehitaman.
5. Uji kandungan Ca
Pada percobaan keenam, praktikan menyiapkan larutan asam cuka dan asam oksalat.
Dengan memasukan ludah sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi, tambahkan asam cuka
3 tetes dan tambahkan larutan asam oksalat 3 tetes. Terjadi endapan, disebakan oleh
ion Ca+ yang menggeser ion K+ yang pada kalium oksalat. Meningkatan konsentrasi
kalsium dapat menyebabkan terbentuknya kalkulus. Kalkulusyang dahulu disebut
tartar atau calcareous deposits terdiri atas deposit plak yang termineralisasi , yang
keras yang menempel pada gigi.