Asam asetat atau cuka bereaksi dengan kalsium karbonat dalam cangkang telur, menghasilkan garam kalsium asetat larut dan gas karbon dioksida. Reaksi ini menyebabkan cangkang telur menjadi lunak dan akhirnya terkelupas. Telur ayam biasa memerlukan waktu lebih lama untuk terkelupas dibandingkan telur ayam kampung karena cangkangnya lebih tebal.
5. Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa
kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris
C2H4O2. Namun seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat
glasial ) adalah cairan higroskopis (menyerap air dari
atmosfer) tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam
air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat
merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer
seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering
digunakan sebagai pelunak air.
6. Cangkang telur atau yang dikenal dengan kulit telur
dianggap sebagai sampah yang tidak berguna. Padahal
cangkang telur yang mengandung kalsium yang bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Di dalam kulit
telur terdapat kandungan nutrisi seperti kalsium, zat
besi, dan mineral lainnya yang bisa dijadikan pakan
ternak. Kandungan cangkang telur diantaranya 95%
kalsium karbonat (CaCO3), pospor, dan protein raantai
tinggi mendekati 5%, sedikit kitin, chitosan 0,05 %.
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO3.
CaCO3dapat bereaksi dengan larutan CH3COOH atau
asam cuka. Sama halnya seperti batu gimpang atau
batu kapur yang tersusun atas CaCO3akan
menimbulkan bau gas jika diberi asam. Senyawa lain
yang terdapat di dalam cangkang telur di antaranya
MgCO3, CaSO4 dan bahan organic
7. Reaksi Asam Cuka dan Cangkang Telur Saat cangkang telur direndam didalam air
cuka, kalsium karbonat bereaksi dengan air cuka membentuk garam kalsium
karbonat larut sehingga yang tersisa adalah protein pengikat yang elastis karena kulit
telur rentan terhadap asam cuka, seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak
suatu benda dan merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium
dikulit telur dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena
asam cuka akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti
cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium
karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam
cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi. Cangkang telur (CaCO3)yang
bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki persamaan reaksi : CaCO3(s) + 2
CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l) Cangkang telur yang bereaksi
dengan asam asetat menimbulkan keretakan pada cangkang telur dengan jangka
waktu tertentu. Cepat atau lambatnya pengelupasan sebenarnya tergantung pada
kuat lemahnya suatu asam. CH3COOH yang merupakan asam lemah membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk mengelupasi kulit telur. Air cuka berpengaruh
terhadap kelunakan serta keringanan kulit telur. Semakin banyak air cuka yang
diberikan pada kulit telur, maka kulit telur tersebut akan cepat mengapung dan
menjadi lunak, dan akhirnya mengelupas. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat
asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti,
kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur
9. Alat dan bahan
1. Telur ayam biasa
2. Telur ayam kampung
3. Wadah ( dalam percobaan kali ini saya
menggunakan cangkir )
4. Cuka
5. Kamera ( digunkan untuk memotret telur
saat perubahan – perubahan nya )
Cara melakukan
1. Taru masing – masing jenis telur ke dalam
wadah
2. Tuangkan cuka secukupnya
3. Diamkan dan selalu memantau dan jangan
lupa untuk memfoto agar dapat
mempermudah untuk mengetahui setiap
reaksi yang terjadi.
10.
11.
12.
13. Dari hasil percobaan yang saya lakukan, dapat dilihat bahwa
telur ayam biasa lebih lama terkelupas dibanding telur ayam
kampung. Hal ini dikarenakan tekstuk cangkang telur ayam
biasa lebih tebal dibandingkan telur ayam kampung. Percobaan
ini dilakukan hanya dalam 1 hari, dan alhamdulillah
mendaptkan hasil yang sempurna tanpa telur tersebut pecah.
Penyebab kulit telur dapat terkelupas karena Kulit telur
mengandung Kalsium Karbonat (CaCO3). Saat cangkang telur
direndam didalam Asam Cuka, Kalsium Karbonat bereaksi
dengan asam cuka membentuk garam Kalsium Karbonat larut
sehingga yang tersisa adalah protein pengikat yang elastis
karena kulit telur rentang terhadap asam cuka, seperti yang
kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah
ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit
telur dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang
cukup lama terkena asam cuka akan menipis. Kulit telur yang
sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, dengan
menggunakan larutan asam maka kulit ini akan larut, tidak
hanya dengan asam cuka tetapi dengan HCL dan H2SO4 pun ini
bisa terjadi.
14. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan :
1. Cangkang telur mengandung zat kapur (CaCO3) yang akan
menjadi lunak dan mengapung saat bereaksi dengan asam cuka
(CH3COOH)
2. Hasil reaksi cangkang telur dan cuka berupa gelembung gas
karbondioksida serta uap air.
3. Reaksi antara cangkang telur dan asam cuka adalah
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) +
H2O(l)
4. Cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat
seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur.
5. Cuka diperlukan dalam mewarnai telur, karena cuka dan air
bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi
permukaan kulit telur sehingga permukaan mejadi bermuatan
positif dan menarik molekul-molekul pewarna yang bermuatan
negatif.