Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sesak napas dan berat dada yang didiagnosis menderita gagal jantung kongestif akibat penyakit jantung rematik dengan keparahan katup mitral berat. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda gagal jantung seperti peningkatan tekanan vena jugularis dan bunyi jantung anormal. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen dada, EKG,
1. Oleh:
Yeni Saputri, S.Ked
130611004
Preseptor:
dr. Suhaemi, Sp.PD FINASIM
15/10/2023
1
Congestive Heart Failure ec
Rematik Heart Disease
Laporan
kasus
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA 2018
2. Penyakit Jantung Rematik komplikasi
yang membahayakan dari demam reumatik.
Katup-katup jantung akan rusak karena
proses perjalanan penyakit yang dimulai
dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan
oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe
A yang bisa menyebabkan demam reumatik.
Kurang lebih 39 % pasien dengan demam
reumatik akut bisa terjadi kelainan pada
jantung mulai dari Insufisiensi Katup, Gagal
Jantung, perikarditis bahkan kematian.
15/10/2023
2
Pendahuluan
3. Alloanamnesis: 9 Desember 2017
15/10/2023
3
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 56 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Cot Rheu, Kec. Kuta Makmur
Pekerjaan : Petani Kebun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
MRS Tanggal : 9 Desember 2017
Rek. Med. : 07 81 36
Ruang : Ruang Wanita
Keluhan Utama : Sesak Napas sejak ± 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Dada berdebar-debar, batuk, nyeri ulu hati, dada terasa berat,
mual dan muntah.
4. Riwayat Penyakit
Sekarang
15/10/2023
4
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat 3
hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan datang tiba
tiba waktu istirahat, sebelumnya sesak nafas sudah dirasakan
pasien selama 3 bulan terakhir dan pasien sudah pernah di rawat
di Rumah Sakit Cut Meutia dengan keluhan yang sama. Sesak
nafas tidak berkurang dengan berubah posisi dan istirahat,
pasien lebih nyaman tidur menggunakan 2 bantal. Sesak nafas
juga sering terjadi ketika tidur malam hari, biasanya diawali
dengan batuk. Nyeri dada terasa terhimpit (-).
Pasien juga sering mengeluhkan batuk kering sekitar dari 1
tahun yang lalu, dan memberat akhir akhir ini serta pasien
mengeluhkan dada sering berdebar-debar, nyeri ulu hati, dada
terasa berat, mual dan muntah sebelumnya.
5. 15/10/2023
5
Pasien juga mengeluhkan lemah, cepat lelah jika
beraktifitas bahkan saat berjalan ke kamar mandi, keluhan ini
dirasakan kurang lebih sudah 1 tahun belakangan. Keluhan
lainnya bengkak pada kedua kaki dan tungkai (-), nyeri dada
(-), nafas berbunyi (-). Pasien mempunyai riwayat jantung
berdebar-debar (+), riwayat radang tenggorokan dan batuk
pilek yang sering dan berulang (+), riwayat demam (+),
riwayat nyeri sendi berpindah-pindah dan berulang (+). BAB
dan BAK dalam batas normal.
Lanjutan...
6. dahulu
15/10/2023
6
1) Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSU Cut Meutia pada bulan
Agustus 2017 dengan keluhan yang sama, kemudian pasien di rujuk ke
Bagian Kardiologi RSUZA untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu
pemeriksaan Echocardiografi dan hasil pemeriksaan pasien dinyatakan
mempunyai kelainan katup jantung.
2) Riwayat darah tinggi disangkal.
3) Riwayat kencing manis (DM) disangkal.
4) Riwayat penyakit pernapasan (asthma) disangkal.
5) Riwayat sakit ginjal disangkal
Riwayat Keluarga
Alergi (tidak ada)
Hipertensi (tidak ada)
DM (tidak ada)
Riwayat Pemakaian Obat dan Terapi
Furosemide, Digoxin, Lansoprazole, Biopress dan Simarc.
7. Pemeriksaan Fisik
15/10/2023
7
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan :48 kg
Tinggi Badan : 154 cm
IMT : BB/ (TB)²
:48 (1.54)2
:20,23 kg/m²(Normal)
11. Lanjutan...
15/10/2023
11
b. Pemeriksaan Rontgen Thorax (11 Agustus 2017)
Interpretasi Rontgen Thoraks
Kondisi Foto baik
Simetris antara kanan dan kiri
Trakea ditengah
Tulang-tulang baik
Sela iga tidak melebar
CTR 68%
Sudut costophrenikus
-Kanan : tajam
-Kiri : tidak bisa dinilai
Diafragma tidak bisa dinilai
Kesan : Kardiomegali +
Efusi perikardium
15. Resume
15/10/2023
15
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat 3
hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan datang tiba
tiba waktu istirahat, sebelumnya sesak nafas sudah dirasakan
pasien selama 3 bulan terakhir dan pasien sudah pernah di rawat
di Rumah Sakit Cut Meutia dengan keluhan yang sama. Sesak
nafas tidak berkurang dengan berubah posisi dan istirahat,
pasien lebih nyaman tidur menggunakan 2 bantal. Sesak nafas
juga sering terjadi ketika tidur malam hari, biasanya diawali
dengan batuk. Nyeri dada terasa terhimpit (-).
Pasien juga sering mengeluhkan batuk kering sekitar dari 1
tahun yang lalu, dan memberat akhir akhir ini serta pasien
mengeluhkan dada sering berdebar-debar, nyeri ulu hati, dada
terasa berat, mual dan muntah sebelumnya
16. 15/10/2023
16
Pasien juga mengeluhkan lemah, cepat lelah jika
beraktifitas bahkan saat berjalan ke kamar mandi,
keluhan ini dirasakan kurang lebih sudah 1 tahun
belakangan. Keluhan lainnya bengkak pada kedua kaki
dan tungkai (-), nyeri dada (-), nafas berbunyi (-).
Pasien mempunyai riwayat jantung berdebar-debar (+),
riwayat radang tenggorokan dan batuk pilek yang sering
dan berulang (+), riwayat demam (+), riwayat nyeri
sendi berpindah-pindah dan berulang (+). BAB dan
BAK dalam batas normal.
17. Lanjutan...
15/10/2023
17
Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSU Cut Meutia pada
bulan Agustus 2017 dengan keluhan yang sama, kemudian pasien di
rujuk ke Bagian Kardiologi RSUZA untuk dilakukan pemeriksaan
lanjutan yaitu pemeriksaan Echocardiografi dan hasil pemeriksaan
pasien dinyatakan mempunyai kelainan katup jantung. Riw HT(-),
Riw DM (-), Riw asma (-), Riw sakit ginjal (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum tampak
sakit sedang, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 72 x/m reguler isi
dan tegangan cukup, frekuensi pernapasan 28 x/m, suhu 36.8ºC.
Pada pemeriksaan JVP ditemukan hasil peningkatan, 5+2 cmH2O.
Pada pemeriksaan paru ditemukan adanya ronkhi basah halus di
kedua basal paru dan pada pemeriksaan palpasi jantung
ictus cordis teraba di ICS VI linea midklavikula sinistra dua jari
lateral dan Thrill (+), auskultasi jantung ditemukan murmur sistolik
(+). Pada pemeriksaan ekstremitas tidak tampak adanya edema
pretibial.
18. untuk pasien ini :
15/10/2023
18
Kriteria Mayor :
Paroxysmal nocturnal dyspneu (+)
Distensi vena leher (-)
Ronkhi paru (+)
Kardiomegali (+)
Edema paru akut (+)
Gallop S3 (-)
Peninggian tek vena jugularis (-)
Refluks hepatojugular (-)
Kriteria Minor :
• Edema ekstremitas (-)
• Batuk malam hari (+)
• Dispneu d’effort (+)
• Hepatomegali (-)
• Efusi pleura (-)
• Pe↓ kap. vital 1/3 dari normal (-)
• Takikardi (>120 x/menit) (-)
19. Diagnosa Banding
15/10/2023
19
CHF NYHA IV e.c RHD + MS severe
CHF NYHA IV e.c Kardiomiopati + MS severe
CHF NYHA IV e.c HHD + MS severe
Diagnosis Kerja
CHF NYHA IV e.c RHD + MS severe
20. Tatalaksana
15/10/2023
20
Non Farmakologis
-Istirahat posisi ½ duduk
(semifowler)
-Diet Jantung
-Edukasi :
Mengurangi asupan cairan
dalam rangka mengurangi
beban jantung
Mengurangi asupan
garam untuk mengurangi
retensi cairan dalam tubuh
Farmakologis
-O2 2-3 l/i
-Three way
-Furosemide 40mg/12j
-Omeprazol 40 mg/12j
-Digoxin 1 x 0,25 mg
-Sucralfat syr 3 x C I
21. Planning
15/10/2023
21
Rencana Pemeriksaan
Pemeriksaan enzim jantung (CK MB, CK NAC, Troponin
T), pemeriksaan ASTO
Prognosis
-Quo ad vitam : dubia ad bonam
-Quo ad functionam : dubia ad bonam
-Quo ad sanactionam : dubia ad malam
22. Follow up
15/10/2023
22
Hari rawatan SOAP Terapi
Sabtu
9 Des 2017
H + 1
S : sesak nafas, berat di dada, mudah lelah,
lemas, sakit perut, batuk, gatal dikaki dan
leher.
O : TD : 100/60 mmHg Thrill (+)
HR : 97 x/i Rhonki (+)
RR : 25 x/i
T : 37,1 C
A : CHF fc NYHA IV e.c RHD
P : LAB LENGKAP
EKG (+)
THORAX PA (+)
ECHO (+)
O2 2-3 l/i
Three Way
Furosemide 20mg/12j
Omeprazole 40 mg/12j
Digoxin 1 x 0,25 mg
Sucralfat sy 3 x CI
Cetirizine tab 1 x 1
Minggu
10 Des 2017
H + 2
S : sesak nafas berkurang, mudah lelah, dada
dan perut terasa berat, lemas, gatal dikaki
(+)
O : TD : 120/60 mmHg Thrill (+)
HR : 87 x/i
RR : 22 x/i
T : 36,1 C
A : CHF fc NYHA III e.c RHD
O2 2-3 l/i (k/p)
Three Way
Furosemide 20mg/12j
Omeprazole 40 mg/12j
Digoxin 1 x 0,25 mg
Sucralfat sy 3 x CI
Cetirizine tab 1 x 1
23. Lanjutan..
15/10/2023
23
Senin
11 Des 2017
H + 3
S : sesak nafas (-), mudah lelah (-), lemas,
dada terasa berat, perut sakit, gatal dikaki
(+)
O : TD : 110/60 mmHg Thrill (+)
HR : 85 x/i
RR : 21 x/i
T : 36,2 C
A : CHF fc NYHA III e.c RHD
P :
Three way
Ceftriaxone 1 gr/12j
Farsix 1 amp/12j
Bisoprolol tab 1 x1
ISDN tab 3 x 5mg
Aspilet tab 1 x1
Hidrocortison Zalf
Selasa
12 Des 2017
H + 4
S : sesak nafas (-),mudah lelah (-), lemas (-
), dada terasa berat (-),
O : TD : 100/60 mmHg Thrill (+)
HR : 87 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,5 C
A : CHF fc NYHA III e.c RHD
P : PBJ
ISDN tab 3 x 5 mg
Spironolakton tab 1 x 1
Aspilet tab 1 x 1
Valsartan tab 1 x 80 mg
Lansoprazole tab 2 x 1
Neurodex tab 2 x 1
25. Penyakit Jantung Rematik
15/10/2023
25
Penyakit jantung rematik (PJR) adalah penyakit jantung
sebagai akibat adanya gejala sisa (sekuele) dari demam
rematik (DR) yang ditandai dengan terjadinya cacat
katup jantung akibat infeksi Streptokokus β hemolitik
grup A
Demam rematik ditandai dengan inflamasi sendi
(arthritis), jantung (karditis), sistem saraf pusat
(chorea), kulit (eritema marginatum) dan/atau nodul-
nodul subkutan.
Demam rematik adalah suatu proses autoimun dan
terjadi akibat produksi autoreaktif antibodi dan reaksi
silang sel-T dengan komponen dari streptokokus grup A
dan jaringan inang
26. 15/10/2023
26
Penyakit jantung rematik adalah patologi kronis
pada katup jantung yang mengikuti demam rematik
akut. Kerusakan katup jantung biasanya terjadi
disebabkan oleh serangan pertama dari demam
rematik akut yang parah dan pada pasien yang
berumur muda, serta jika ditemukan serangan
berulang dari demam rematik akut.
Katup mitral terlibat dalam 90% dari kasus dengan
mitral inkompeten (mitral regurgitasi) terutama
pada pasien muda dan mitral stenosis pada sekitar
25% dari pasien remaja atau dewasa
27. Epidemiologi
15/10/2023
27
2,4 juta anak umur 5-14 tahun menderita penyakit
jantung rematik.
Ada sekitar 330.000 kasus baru demam rematik tiap
tahunnya pada anak umur 5-14 tahun.
Tahun 1994, sekitar 12 juta individu menderita
demam rematik dan penyakit jantung rematik di
seluruh dunia, dan hampir 3 juta orang menderita
penyakit jantung kongestif yang memerlukan rawat
inap berulang
31. Kriteria MAYOR
15/10/2023
31
Poliartritis
Karditis
Korea Sydernham
Nodul subkutaneus
Eritema Marginatum
-Klinis : suhu tinggi
-Sakit sendi (artralgia)
-Riwayat pernah menderita DR/PJR
-Lab “reaksi fase akut peningkatan
penanda peradangan (LED, CRP)
Ditambah bukti-bukti adanya suatu
infeksi Streptokokus sebelumnya
yaitu hapusan tenggorok yang positif
atau kenaikan titer serologi ASTO
dan anti-DNA se B.
DIAGNOSIS
Dua gejala mayor atau
Satu gejala mayor dengan dua gejala
minor
32. Mitral Stenosis
15/10/2023
32
Mitral Stenosis (MS) adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah
dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diatolik akibat penyempitan katup
mitral.
Etiologi : Demam Rematik, penyebab lain adalah karsinoid, sistemik lupus
eritematosus, reumatoid artritis, mukopoli-sakharidosis dan kelainan bawaan.
34. Gejala klinis
15/10/2023
34
Keluhan yang sering dirasakan adalah mudah lelah,
sesak napas bila aktivitas (dyspnea d’effort) yang makin
lama makin berat.
Pada MS berat keluhan sesak napas dapat timbul pada
saat tidur malam (nocturnal dyspnea), bahkan dalam
keadaan istirahat sambil berbaring (orthopnea). Kadang
juga didapatkan keluhan berdebar bila ada irama jantung
fibrilasi atrium (atrial fibrilasi/AF).
Pada keadaan lanjut dapat ditemukan batuk darah
(hemoptysis) akibat pecahnya kapiler pulmonalis karena
tingginya tekanan arteri pulmonalis.
35. Pemeriksaan fisik
15/10/2023
35
warna kebiruan pada kedua pipi
peningkatan tekanan vena jugularis, hepatomegali dan
edema kedua tungkai apabila MS sudah menimbulkan
bendungan pada jantung kanan.
Pulsasi :
-Pulsasi nadi biasanya lemah dan kecil, mungkin tidak
teratur (atrial fibrilasi)
-Tapping apeks teraba S1
-Bunyi jantung tambahan :opening snap mungkin teraba
disamping bunyi jantung I dan II
-Aktivitas ventrikel kanan teraba keras
-Bunyi jantung II (S2) yang keras bisa teraba
36. 15/10/2023
36
Auskultasi :
-Bunyi jantung I (S1) yang mengeras
-Bunyi jantung II (S2) normal atau mengeras bila sudah
terjadi hipertensi pulmoner.
-Bunyi jantung tambahan: opening snap (OS) menandai
daun katup mitral yang masih lentur ketika membuka pada
fase diatolik. Semakin pendek jarak A2 (komponen aorta
dari S2) semakin berat derajat MS
-Terdengar bising/murmur mid diastolik di daerah apeks
jantung, panjang murmur ini mencerminkan beratnya MS
-Pada MS berat dengan aliran melalui katup mitral yang
kecil , S, OS dan bising mid diastol mungkin tidak
terdengar lagi.
37. Pemeriksaan penunjang
15/10/2023
37
Elektrokardiografi : menunjukkan gambaran atrial
fibrilasi
Foto rontgen thoraks : ditandai dengan aorta yang relatif
kecil, pinggang jantung mendatar atau bahkan
mencembung (pembesaaran atrium kiri), apeks jantung
terangkat (pembesaran ventrikel kanan), pembesaran
atrium kanan serta gambaran kontur ganda (double
contour) yang menandai pembesaran atrium kiri.
Echokardiografi : terlihat penebalan dan pengapuran
katup mitral serta aparatus subvalvar, gerakan katup
mitral yang terbatas sehingga bantuk katup menyerupai
kubah (dooming) pada fase akhir diastolik, kadang
disertai dilatasi atrium kiri.
38. Gagal Jantung Kongestif
15/10/2023
38
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana
jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kemampuannya hanya ada jika disertai dengan
peninggian volume diastolik secara abnormal.
39. 15/10/2023
39
Tipe-tipe Gagal Jantung
1. Gagal jantung Sistolik dan Diastolik
2. Low Output dan High Output Heart
Failure
3. Gagal Jantung Kiri dan Kanan
4. Gagal Jantung Akut dan Kronik
41. Kriteria Framingham dipakai untuk diagnosis
gagal jantung kongestif
15/10/2023
41
Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria major
dan 2 kriteria minor.
42. 15/10/2023
42
Klasifikasi New York Heart Association
(NYHA)
Kelas I : sesak nafas ketika aktivitas berat
Kelas II : sesak nafas ketika aktivitas sedang
Kelas III : sesak nafas ketika aktivitas ringan
Kelas IV : sesak nafas ketika istirahat
43. Pemeriksaan penunjang
15/10/2023
43
Pemeriksaan Laboratorium Rutin :
Pemeriksaan darah rutin lengkap, elektrolit, blood urea nitrogen (BUN),
kreatinin serum, enzim hepatik, dan urinalisis. Juga dilakukan pemeriksaan
gula darah, profil lipid.
Elektrokardiogram (EKG)
Kepentingan utama dari EKG adalah untuk menilai ritme, menentukan
adanya left ventrikel hypertrophy (LVH) atau riwayat MI (ada atau tidak
adanya Q wave).
Radiologi :
Pemeriksaan ini memberikan informasi berguna mengenai ukuran jantung
dan bentuknya, distensi vena pulmonalis, dilatasi aorta, dan kadang-kadang
efusi pleura
Echocardiogram
Berguna untuk menilai gagal jantung dengan EF yang normal. Jika EF normal
(> 50%), fungsi sistolik biasanya adekuat, dan jika EF berkurang secara
bermakna (<30-40%)
44. Tatalaksana
15/10/2023
44
Non Farmakalogi
Anjuran umum :
1. Edukasi : terangkan hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
2. Aktivitas sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapat dilakukan seperti biasa.
Sesuaikan kemampuan fisik dengan profesi yang masih bisa dilakukan.
Tindakan Umum :
1. Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 g pada gagal jantung ringan dan 1 g
pada gagal jantung berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan
1,5 liter pada gagal jantung ringan.
2. Hentikan rokok
3. Hentikan alkohol pada kardiomiopati. Batasi 20-30 g/hari pada yang lainnya.
4. Aktivitas fisik (latihan jasmani : jalan 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau
sepeda statis 5 kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut
jantung maksimal pada gagal jantung ringan dan sedang).
5. Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut
45. Farmakoterapi
15/10/2023
45
1. Diuretik. loop diuretik atau tiazid. Diuretik hemat kalium, spironolakton,
dengan dosis 25-50 mg/hari dapat mengurangi mortalitas pada pasien dengan
gagal jantung sedang sampai berat (klas fungsional IV) yang disebabkan gagal
jantung sistolik.
2. Penghambat ACE bermanfaat untuk menekan aktivitas neurohormonal, dan
pada gagal jantung yang disebabkan disfungsi sistolik ventrikel kiri.
3. Penyekat Beta bermanfaat sama seperti penghambat ACE. Biasa digunakan
bersama-sama dengan penghambat ACE dan diuretik. Biasanya diberikan bila
keadaan sudah stabil
4. Angiotensin II antagonis reseptor dapat digunakan bila ada intoleransi
terhadap ACE ihibitor.
46. 15/10/2023
46
5. Digoksin diberikan untuk pasien simptomatik dengan gagal jantung
disfungsi sistolik ventrikel kiri dan terutama yang dengan fibrilasi atrial,
digunakan bersama-sama diuretik, ACE inhibitor, beta blocker.
6. Antikoagulan dan antiplatelet. Aspirin diindikasikan untuk
pencegahan emboli serebral pada penderita dengan fibrilasi atrial dengan
fungsi ventrikel yang buruk.
7. Pemberian nitrat (sublingual, buccal dan intravenus) mengurangi
preload serta tekanan pengisian ventrikel dan berguna untuk pasien dengan
angina serta gagal jantung. Pada dosis rendah bertindak sebagai vasodilator
vena dan pada dosis yang lebih tinggi menyebabkan vasodilatasi arteri
termasuk arteri koroner
47. 15/10/2023
47
• Prognosis gagal jantung yang tidak mendapat
terapi tidak diketahui.
• prognosis pada penderita gagal jantung yang
mendapat terapi yaitu:
Kelas NYHA I : mortalitas 5 tahun 10-20%
Kelas NYHA II : mortalitas 5 tahun 10-20%
Kelas NYHA III : mortalitas 5 tahun 50-70%
Kelas NYHA IV : mortalitas 5 tahun 70-90%
Prognosis
48. Analisis kasus
15/10/2023
48
Pada pasien ini, dari hasil anamnesis didapatkan adanya
sesak nafas, sesak dipengaruhi oleh aktifitas, pasien juga
sering terbangun pada malam hari karena sesak, dada
sering berdebar dan terasa berat. selain itu pasien juga
lebih nyaman jika berada dalam posisi duduk. Keluhan-
keluhan lain seperti sakit kepala, mual, muntah sempat
dialami pasien, bengkak pada pada kaki dan tungkai (-).
Selain itu, pasien juga mengeluhkan mudah lelah jika
beraktifitas. Pasien mempunyai riwayat jantung
berdebar-debar (+), riwayat radang tenggorokan dan
batuk pilek yang sering dan berulang (+), riwayat demam
(+), riwayat nyeri sendi berpindah-pindah dan berulang
(+).
49. 15/10/2023
49
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70
mmHg, didapatkan pula adanya ronki basah halus (RBH)
pada kedua basal paru dan bising sistolik murmur (+).
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, dapat
disimpulkan bahwa pada pasien ini dapat ditegakkan
diagnosis gagal jantung kongestif, karena kriteria framingham
sudah terpenuhi. Berdasarkan penyebabnya dari riwayat
pasien sering batuk, pilek berulang serta nyeri sendi maka
pasien diduga memiliki riwayat terkena penyakit demam
reumatik akut, yang gejala sisa dari penyakit tersebut dapat
berakibat menjadi penyakit jantung rematik. Akibatnya
menyebabkan kelainan katup mitral sehingga dapat timbul
mitral stenosis, yang menyebabkan peningkatan beban kerja
jantung sehingga timbul penyakit jantung kongestif.
50. 15/10/2023
50
Terapi utama yang diberikan adalah furosemid
intravena 40 mg/ 12 jam, pemberian diuretika ini
bertujuan untuk mengurangi kelebihan cairan dan
untuk mengurangi beban awal jantung tanpa
mengurangi curah jantung, serta dipasang three way
pada pasien ini untuk membatasi jumlah cairan yang
masuk kedalam tubuh pasien, selain itu diberikan
Omeprazol 40 mg/12j guna mengatasi mual dan
muntah pasien dan melindungi lambung, Digoxin 1 x
0,25 mg untuk mengurangi dada berdebar-debar.
Terapi lainnya merupakan terapi simptomatik sesuai
dengan keluhan pasien.