2. Latar Belakang
• SDKI tahun 1990-2007 (exponensial),
diperkirakan AKI th 2015 = 161/100.000
KH.
• Target MDGs Indonesia 102/100.000 KH.
• MDGs 5 ; upaya peningkatan derajat
kesehatan ibu.
• MDGs 5a ; penurunan AKI dengan
peningkatan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
3. 8 Target MDGs
• 5A. Menurunkan MMR tahun
1990-2015
• 5B. Mencapai akses untuk
kesehatan Reproduksi
5. • Millenium Development Goals (MDGs)
• September, 2000 –the Millenium Summit of
189 UN Nations, the Millenium Declaration
• Indonesia:
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional ,RPJPN (2005-2025)
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah,RPJMN 2005-2009 & 2010-2014
Rencana Kerja Pemnerintah, RKP
6. Penurunan MMR Di Indonesia
• 1992: 425/100.000
• 2007: 228/100.000
• RJMPN 2014: 118
• MDG 2015: 102
• Acceleration initiatives!
• Global: MDG 5 slow progress
◦Only China and Vietnam have
been “on track”
◦Separating MDG 5A and 5B
(introduced 2007)
7. Penyebab Kematian Ibu?
1. Penyebab Langsung
kematian ibu merupakan aspek medis yang harus
ditangani oleh tenaga medis atau tenaga kesehatan.
Kasus- kasus tersebut antara lain pendarahan,
eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi dan
infeksi (Kementerian Kesehatan RI, 2009)
8. 2. Penyebab Tidak Langsung:
aspek Non medis yang merupakan penyebab yang
mendasar antara lain status perempuan dalam
keluarga, keberadaan anak, sosial budaya,
pendidikan, sosial ekonomi, dan geografis daerah.
10. Penyebab Kematian Ibu dan BBL
SKRT 2001
hemorrha
ge
28%
eclampsia
24%
infection
11%
abortion
5%
prolonged
labour
5%
obstetric
emboli
3%
complicati
ons of
puerperiu
m
8%
unknown
5%
others
11%
respiratory
distress
36%
premature
32%
sepsis
12%
hypothermi
a
6%
heamtologi
c
disorder/ict
eric
6%
post
maturity
3%
congenital
anomaly
1%
unknown
4%
11. Sebagian besar penyebab kematian ibu secara
langsung menurut survai kesehatan rumah tangga
2001 sebesar 90% adalah komplikasi yang terjadi
pada saat persalinan dan segera setelah bersalin.
Penyebab tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu:
Perdarahan(28%)
Eklamsi(24%)
Infeksi(11%).
Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain
adalah: ibu hamil menderita kurang energi kronis
(KEK)37% dan Anemia ( Hb kurang dari
11gr%)40%.
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan
meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
12. Penolong persalinan
Dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang
memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat,
jenis tenaga tersebut adalah: dokter spesialis
kebidanan,dokter umum,bidan, perawat maternitas.
Selain itu masih ada penolong persalinan yang berasal
dari anggota keluarga dalam masyarakat terpencil seperti
yang banyak ditemukan di propensi papua, namun
penolong persalinan ini umumnya tidak tercatat dan sulit
untuk di identifikasi.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Sterilitas atau pencegahan infeksi
Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan
standar pelayanan
Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan
yang lebih tinggi
13. Penanganan komplikasi kebidanan
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi
diperkirakan terdapat pada sekitar antara 15-20% ibu
hamil. Komplikasi pada kehamilan dan persalinan
tidak selalu dapat diduga sebelumnya, sehingga ibu
hamil harus selalu berada sedekat mungkin dengan
sarana pelayanan yang mampu memberikan
pelayanan obstetri dan neonatal emergensi
dasar(PONED)
Kebijakan Depkes dalam penyediaan puskesmas
mampu PONED adalah bahwa setiap kabupaten atau
kota harus mempunyai minimal 4 puskesmas mampu
PONED.
14. Salah satu upaya strategis dalam
menurunkan AKI
• Peningkatan akses terhadap pelayanan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
memberikan pelayanan yang berkualitas
dan sesuai standar serta di fasilitas kesehatan.
• Kendala akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dapat
meliputi kendala biaya, geografi, informasi maupun
budaya.
15. Menurunkan AKI dan AKB
(Rekomendasi rakerkesnas 2013)
• Penguatan Puskesmas PONED dan RS
PONEK termasuk peningkatan
kolaborasinya.
• Penguatan sistem rujukan.
• Pengembangan Sistem Komunikasi -
Informasi Maternal dan Neonatal (SMS
gateway).
• Pada daerah tertentu diperlukan
pelayanan flying health care, Pusling air
dan darat.
16. Manajemen KIA
Dalam rangka upaya penurunan AKI di
Indonesia,manajemen KIA merupakan komponen
yang sangat penting
Sistem pencatatan dan pelaporan KIA.
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
Ketersediaan sarana prasarana fasilitas
kesehatan yang menunjang terlaksananya
pelayanan KIA sesuai standar.
17. Prinsip pengelolaan program KIA
diutamakan pada kegiatan pokok sebagai
berikut:
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas
pelayanan dengan mutu sesuai standar serta
menjangkau seluruh sasaran
2. Peningkatan pertolongan persalinan ditujukan
kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga
kesehatan secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi atau
komplikasi kebidanan baik oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penganan dan pengamatannya secara terus menerus
4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan
secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus
oleh tenaga kesehatan
5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas
dengan mutu sesuai standar dan menjangkau seluruh
sasaran
18. Puskesmas PONED
• Puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan
serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk
memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,
bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru
lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri
atau atas rujukan kader di masyarakat, Bidan di
Desa, Puskesmas.
• Melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus
yang tidak mampu ditangani.
20. RECOGNITION REFERRAL RESPONSIVENESS
• Menentukan permasalahan
• Stabilisasi pasien
• Koordinasi dengan tempat
tujuan rujukan
• Administrasi
• Melakukan
rujukan yang
aman
• Kesiapan SDM dan sarana
tujuan rujukan kemungkinan
pasien mendapat pertolongan
yg memadai lebih tinggi.
SISTEM RUJUKAN MATERNAL & NEONATAL
21. Manfaat sistem rujukan
Maternal & Neonatal
Perbaikan sistem pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal tidak cukup dengan hanya
melakukan standardisasi pelayanan dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia,
tetapi juga perbaikan sistem rujukan maternal
dan neonatal yang akan menjadi bagian dari
tulang punggung sistem pelayanan secara
keseluruhan.
22. Alur pelayanan rujukan kegawatdaruratan
obstetri & neonatal
• Puskesmas non-PONED harus mampu
melakukan stabilisasi pasien dengan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
sebelum melakukan rujukan
• Puskesmas PONED mampu memberikan
pelayanan langsung terhadap ibu hamil / ibu
bersalin dan ibu nifas dengan komplikasi
tertentu sesuai dengan tingkat kewenangan dan
kemampuannya atau melakukan rujukan pada
RS PONEK.
23. Alur pelayanan rujukan kegawatdaruratan
obstetri & neonatal
• RS PONEK 24 Jam mampu memberikan
pelayanan PONEK langsung terhadap ibu
hamil / ibu bersalin dan ibu nifas baik yang
datang sendiri atau atas rujukan.
• Pemerintah Propinsi/Kabupaten memberikan
dukungan secara manajemen, administratif
maupun kebijakan anggaran terhadap
kelancaran pelayanan kegawatdaruratan
obstetrik dan neonatal.
24. Alur pelayanan rujukan kegawatdaruratan
obstetri & neonatal
• Pokja/Satgas GSI merupakan bentuk nyata
kerjasama lintas sektoral di tingkat Propinsi dan
Kabupaten untuk menyampaikan pesan peningkatan
kewaspadaan masyarakat ter-hadap komplikasi
kehamilan dan persalinan serta kegawatdaruratan
yang mungkin tim-bul oleh karenanya
• RS Swasta dan Dokter/Bidan Praktek Swasta
melaksanakan peran yang sama dengan RS Ponek
24 Jam, Puskesmas PONED dan Bidan dalam
jajaran pelayanan rujukan.
25. PEMERINTAH
PROPINSI
POKJA
/TIM GSI
PEMDA
KAB./KOTA
TIM POKJA GSI
KECAMATAN
SATGAS GSI
RUMAH SAKIT
PROPINSI
RUMAH SAKIT
PONEK 24 JAM
PUSKESMAS
PONED
PUSKESMAS
POLINDES
KADER / DUKUN
MASYARAKAT
/ BUMIL
DINAS
KESEHATAN
PROPINSI
DINAS
KESEHATAN
KABUPATEN
RS SWASTA
KESEHATAN
PROPINSI
DR SWASTA
BPS
26. Pencatatan
• Pencatatan dalam Sistim Informasi Manajemen
Pelayanan Kesehatan (SP2TP), Kartu Ibu,
Informed Consent
• KMS Ibu Hamil / Buku KIA
• Register Kohort Ibu dan Bayi
• Partograf
• Kartu Persalinan Nifas
• Laporan hasil Audit Maternal Perinatal
27. Pencatatan
Puskesmas
• Formulir Rujukan Maternal dan Neonatal
• Formulir Autopsi Verbal Maternal dan Neonatal
RS PONEK
• Formulir Maternal dan Neonatal
• Formulir Medical Audit
• Pelaporan kegiatan AMP
28. Pelaporan
DIREKTORAT
KESEHATAN KELUARGA
Sub Dit Kebidanan &
Kandungan
DINAS KESEHATAN
PROPINSI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN / KOTA
BIDAN / BIDAN DI DESA
PUSKESMAS PONEDRUMAH BERSALIN
SWASTA
RS PONEK
KABUPATEN / KOTA
DIREKTORAT
PELAYANAN MEDIK
29. Pemantauan
• Pemanfaatan laporan
• Laporan yang diterima dilakukan pengolahan dan
analisa data
• Umpan Balik
• Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan
balik dalam 3 (tiga) bulan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ke RS PONEK dan Puskesmas
PONED atau disampaikan melalui pertemuan
Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara
berkala di Kabupaten/Kota dengan melibatkan
ketiga unsur pelayanan kesehatan tersebut diatas.
30. SUPERVISI FASILITATIF
• Kegiatan observasi dan evaluasi langsung oleh
penyedia terhadap fasilitas kesehatan, kinerja
tim medis dan hasil yang diperoleh
• Proses observasi dan evaluasi dilakukan oleh
tim medik dan staf klinik yang telah dilatih
tentang menetapkan, menjalankan dan menilai
mutu pelayanan
31. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual
telah diperkenalkan upaya untuk menajamkan
strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI
yaitu making pregnancy safer(MPS) yang
dicanangkan oleh pemerintah pada tahun
2000.
Strategi ini memfokuskan pada 3 pesan kunci
yaitu:
1.Setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal
mendapat pelayanan yang adekuat.
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses
terhadap upaya pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplkasi
keguguran