SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
MANAJEMEN PELAYANAN PRODUK DAN JASA BANK SYARIAH
AKAD MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DI PERBANKAN SYARIAH
Penyusun:
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015
Surya Suwarna 1461206008
Evi Afiyah 1416126061
Fajar Subiyantoro 1416126006
Kelas : III/C Perbankan Syariah
i
KATA PENGANTAR
Sega puji hanya milik Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Izin-Nya,
makalah “AKAD MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DI PERBANKAN
SYARIAH” yang merupakan salah satu bagian dari materi Manajemen Pelayanan
Produk dan Jasa Bank Syariah dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjunan Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliyah hingga zaman ilmiah kini.
Dengan adanya penugasan proyek penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami khusunya, dan bagi para pembaca pada
umumnya. Makalah ini dibuat berdasarkan sumber yang jelas dari hasil penelitian
dan pengembangan di perpustakaan, sehingga makalah ini dapat tersusun guna
menambah wawasan, pengetahuan serta keyakinan kita dalam mengkaji materi
dan sebagai penunjang mengenai pemahaman produk dan jasa yang ada di bank
syariah yang harus dimiliki seseorang apabila terlibat dalam organisasi
perusahaan perbankan syariah kedepannya dan tidak menutup kemungkinan
makalah ini bisa dijadikan referensi bacaan bagi peminat penguna jasa dan produk
bank syariah.
Selanjutnya penulis berharap semoga makalah sederhana ini dapat
memenuhi syarat sebagaimana yang diharapkan.
Tangerang, November 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Metode Penulisan..................................................................................3
D. Sistematika Penulisan............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Mudharabah...........................................................................................6
B. Musyarakah.........................................................................................25
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank syariah dalam menjalankan bisnisnya menyediakan berbagai
jenis produk yang ditawarkan dengan skema sesuai akad yang disyariatkan, baik
berupa produk-produk untuk penghimpunan dana nasabah (funding) maupun
produk penyaluaran dana atau pembiayaan bagi nasabah (financing). Secara
mendasar seperti dalam penyaluran dana (memberikan pinjaman) bank syariah
tidak diperkenankan untuk memungut bunga maupun memungut imbalan lain
dalam bentuk apapun juga, oleh karena itu bank syariah menempuh mode atau
cara lain yang prinsipnya dibenarkan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam
(prinsip syariah). Adapun cara-cara yang ditempuh dalam moda pembiayaan bank
syariah itu sendiri mengunakan akad Murabahah, Mudharabah, Musyarakah dan
Ijarah.
Dibawah ini merupakan tabel produk-produk yang ditawarkan bank
syariah, Adapun produk-produk yang ditawarkan bank syariah sebagai berikut:1
Tabel 1 Kelompok produk Lending
Akad Pembiayaan Skema Pembiayaan Contoh Produk Pembiayaan
Jual Beli  Murabahah
 Isthisna’
 Salaam
 PPR (Rumah)
 PPM (Motor)
Bagi Hasil  Musyarakah
 Mudharabah
 PDB (Pembiayaan
Dana Berputar)
 Pembiayaan
1 Ikatan Bankir Indonesia.Mengelola Bank Syariah modul sertifikasi tingkat IIgeneral
banking syariah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.2014, h.109
2
Ekspor/Impor
 Pembiayaan Resi
Gudang
Sewa  Ijarah
 Ijarah Muntahiya
Bithamlik
 Pembiayaan Pendidikan
 Pembiayaan Umrah
 Pembiayaan Rumah &
Mobil
Imbalan/Fee Based  Kafalah
 Wakalah
 Qardh & Ijarah
 Rahn
 Garansi Bank
 L/C
 Talangan Haji
 Gadai Emas
Tabel 2 Kelompok Produk Dana dan Jasa
Dana Jasa & Layanan E-Channel Produk Valas
 Giro Wadiah  Kiriman
Uang
 ATM  Travellers
Cheque
 Deposito
Wadiah
 Remittance
(kiriman
uang valas)
 Mobile
Banking
 Sharf (jual beli
valuta asing)
 Tabungan
Mudharabah
 Inkaso  Phone
Banking
 Tabungan Haji  Kliring  SMS
Banking
 Sukuk/Obligasi
Syariah
 RTGS  Internet
Banking
3
Bank syariah adalah bank yang mekanisme kerjanya menggunakan
meknisme bagi hasil, terlebih dalam moda pembiayaan maka perlu mendapat
perhatian mengenai teori mudharabah dan musyarakah sebagai bagian dari skema
yang dijalankan pada produk finansial yang berbasis kemitraan atau kerjasama.
B. Rumusan Masalah
Beberapa pokok masalah yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana penerapan akad mudharabah di bank syariah?
2. Apa dan bagaimana penerapan akad musyarakah di bank syariah?
C. Metode Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan sumber yang kami peroleh dari buku
hasil riset di perpustakaan.
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II Pembahasan
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka/Referensi
 Mudharabah
Muqayadah
 SDB (Safe
Deposit
Box)
 Electronic
Data
Capture
(EDC)
 Custodian
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kajian fiqh muamalat Islam ada dikenal dengan dua istilah Wa’ad
dengan akad. Pengertian Wa’ad adalah janji (promise) antara satu pihak kepada
pihak lainnya, sementara akad adalah kontrak antara dua belah pihak.2 Sementara
itu fiqh muamalat juga membagi akad kedalam dua bagian yang dilihat dari ada
atau tidaknya kompensasi, akad tersebut yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah.
Apabila dilihat dari tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh kontrak/akad
dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu: Natural Certain Contarcts, dan
Natural Uncertainy Contract.3
Maka dalam skema dapat digambarkan sebagai berikut:4*
2 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:PT Rajagrafindo
persada.2004,h.65
3 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.51
4 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.71
Wa’ad
Akad
Transaksi Sosial Tarnsaksi Komersial
1. Qard
2. Wadiah
3. Wakalah
4. Kafalah
1. Murabahah
2. Salam
3. Istishna’
4. Ijarah
1. Musyarakah
(wujud,‘inan,
abdan,
muwafadhah,
mudharabah)
Ncc Nuc
5
Secara pengertian Natural Certain Contarcts adalah kesepakatan kedua
belah pihak untuk saling mempertukarkan aset yang dimiliki, dalam pertukaran
objek maka kepastian barang atau jasa yang akan ditukar harus pasti dari segi
jumlah, kualitas, harga dan waktu penyerahannya. Kategori akad yang masuk
kedalam NCC ini adalah: Akad Jual Beli (Bai’, Salam, dan Istishna’) dan Akad
Sewa Menyewa (Ijarah dan IMBT). Sedangkan untuk pengertian Natural
Uncertainy Contract adalah keadaan pihak-pihak dalam bertransaksi yang
melakukan saling pencampuran asetnya baik aset riil maupun aset financial
menjadi kesatuan dan kemudian dalam mendapat keuntungan resiko ditangggung
bersama-sama (keuntungan kerugian). Adapun contoh NUC Musyarakah (wujud,
‘inan, abdan, muwafadhah, mudharabah), Muzara’ah, Musaqah, dan
Mukhabarah.
Bentuk kegiatan organisasi bisnis seperti kemitraan didirikan dengan tujuan
adanya pembagian keuntungan dengan partisipasi bersama. Seperti dibahas pada
pembahasan diatas Mudharabah dan Musyarakah merupakan bagian dari
kelompok Natural Uncertainy Contract dimana dua model bagi hasil yang lebih
disukai dalam hukum Islam.5 Metode profit and loss sharing inilah yang
digunakan bank syariah dalam model pendanaan.
5 Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algaoud. Islamic Banking, alih BahasaBurhan Subrata.Jakarta:PT
Serambi Ilmu Semesta. 2007, h.60
Teori Pertukaran
Teori Percampuran
* bentuk skema dengan perubahan (penyaji)
5. Rahn
6. Hibah
7. Waqf
2. Muzara’ah
3. Musaqah
4. Mukhabarah
6
1. Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Secara etimologi kata mudharabah berasal dari kata al-dharab,yang berarti
secara harfiah adalah bepergian atau berjalan. Istilah mudharabah adalah kata
yang digunakan oleh bangsa penduduk Irak sedangkan bangsa penduduk Hijjaz
kata yang digunakan adalah qiradh, namun pemaknaan mudharabah dan qiradh
adalah satu makna.6
Didalam Al-Qur’an kata mudharabah tidak disebutkan secara jelas hanya
mengungkapkan mustaq dari kata dharaba sebanyak 58 kali.7 Kata dharaba bisa
dilihat sebagaimana firman Allah pada Q.S Al-Muzamil: 20 :
......

........
Artinya : .....dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan
Allah.....
Didalam buku ringkasan sunnah sayyid sabiq karya Syaikh Sulaiman
Ahmad Yahya Al –Faifi, Mudharabah didefinisikan sebagai kerjasama dua pihak,
salah satu pihak pemberi modal kepada pihak lain untuk dikelola dengan
keuntungan dibagi berdua sesuai kesepakatan.8 Adiwaman A Karim
mendefinisikan akad Mudharabah sebagai akad kontrak dua pihak dimana satu
pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan modalnya untuk
dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha9. Menurut Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI (DSN-MUI) pengertian Mudharabah, yakni akad kerja
sama dalam suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (malik, shahib al-
mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudarib,
6 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah. Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada.2002,h.135
7 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
2005,h.47
8 Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al –Faifi.Ringkasan Fiqh Sunnah Sayid Sabiq, alih bahasaAhmad
Tirmidzi.Jakarta:Pustaka Al-Kautsar.2015 cet.3, h.811.
9 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.204-205
7
nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi antara mereka
secara kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.10
b. Dasar Hukum Mudharabah
Dasar hukum melakukukan mudharabah adalah boleh.11 Hadis yang di
riwaytkan oleh Ibnu Majah dari Shuhaib r.a, yang menjadi dasar hukum ini,.
Rasulullah SAW, telah bersabda:
‫رضة‬ ‫والمقا‬ ‫اجل‬ ‫إلى‬ ‫البيع‬ ‫البركة‬ ‫فيهن‬ ‫ثالث‬‫للبيت‬ ‫لشعير‬ ‫با‬ ‫البر‬ ‫وخلط‬‫والللبيع‬
Artinya: Ada tiga perkara yang diberkati: jual beli yang ditangguhkan,
memberi modal, dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga,
bukan untuk dijual.
Adapun dalam prakteknya mudharabah dilakukan antara Khadijah dengan
Nabi, saat itu Khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh
Nabi Muhammad SAW keluar negeri. Dalam praktik ini Khadijah berperan
sebagai pemilik modal (shahib al-mal) dan Nabi Muhammad SAW berperan
sebagai Mudharib.12 Pada dasarnya praktik mudharabah telak dipraktikan oleh
penduduk Arab sebelum Islam turun. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi
sebagai pedagang, pada saat itu usia Nabi SAW berusia sekitar 20-25 tahun.
Dalam kitab al-Muwatha’ Imam Malik, dari al-A’la Ibn Abd al-Rahman Ibn
Ya’qub, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ia pernah pengerjakan harta Utsman
r.a sedangkan keuntungannya dibagi dua.13
Dalam praktiknya di Indonesia, bank syariah melakukan kegiatan usahanya
berdasarkan akad mudharabah di pedomani Fatwa-Fatwa DSN-MUI14, adapun
fatwa yang dikeluarkan oleh DSB-MUI untuk menetukan keabsahan akad
mudharabah adalah sebagai berikut:
10 Fatwa Dewan Syariah Nasional MajelisUlama IndonesiaNo.07/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 29
Dzulhijjah 1420H/4 April 2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh).
11 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah.....h.138.
12 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.204
13 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah.........h.139
14 Sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,Prinsip syariah yangharus
dijalankan oleh bank syariah harustelah difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesiadan Fatwa
tersebut dituangkan dalamperaturan BI. Fatwa tentang perbankan syariah dikeluarkan oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN).
8
1. Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Mudarabah (Qiradh).
2. Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Mudarabah.
3. Fatwa DSN-MUI No. 38/DSN-MUI/202 tentang Sertifikat Investasi
Mudharabah Antarbank (Sertifikat IMA).
4. Fatwa DSN-MUI No. 50/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah
Musytarakah.
5. Fatwa DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah
Musytarakah pada Asuransi Syariah.
6. Fatwa DSN-MUI No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi.
c. Rukun Mudharabah
Unsur-unsur (rukun) yang harus ada dalam akad mudharabah adalah sebagai
berikut:
1. Adanya dua pihak (pelaku) yakni, pihak pemilik modal dan
pelaksana usaha. (shahib al-maal dan mudharib).
Syarat seorang shahib al-maal dan mudharib yakini pertama
memiliki kapasitas untuk menjadi pemodal dan pengelola dan kedua
memiliki kewenangan mewakilkan/memberi kuasa dan menerima
pemberian kuasa.15
2. Adanya objek Mudharabah (modal dan kerja)
Modal yang disediakan oleh shahib al-maal harus berbentuk uang,
jumlahnya jelas, dan tunai.16 Modal harus berbentuk uang dan tidak
boleh berbentuk barang didasarakan pada pendapat fuqaha. Karena
barang tidak dapat dipastikan taksiran haraganya dan
15 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.56
16 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya, Jakarta:
Kencana,2014,h.309
9
mengakibatkan ketidakpastian (gharar) besarnya modal
mudharabah.17 Arti tunai disini bukan uang hutang.
Dalam maslah kerja (usaha yang dilakukan) segala jenis usaha
diperbolehkan dalam melakukan kerja sama mudharabah, orientasi
tidak hanya pada berfokus pada keuntungan semata, tetapi usaha
yang dijalankan harus sesuai dengan ketentuan syari’ah yakni usaha
yang halal dan baik. Mudharib berkewajiban menyediakan keahlian,
waktu, pikiran, dan upaya untuk mengelola proyek.18
3. Ijab dan Qabul (Persetujuan kedua belah pihak)
Perjanjian mudharabah dapat dibuat baik secara formal maupun
informal, baik secara tertulis maupun lisan.19 Pentingnya pada akad
ini dilakukan secara tertulis pula dengan perumusan secara tegas
dan jelasa gar tidak ada kesalah pahaman (salah tafsir) pada akad
yang telah dilakukan dikemudian hari. Al Qur’an Surah Al Baqarah
ayat 28220 menekankan pada setiap perjanjian pinjaman dilakukan
secara tertulis.
4. Nisbah Keuntungan
Perhitungan keuntungan didasarkan pada keuntungan dipotong
modal, dan pendapata keuntungan masing-masing pihak dilakukan
dengan nisbah keuntungan seperti 50:50 atau 70:30 dan seterusnya,
artinya tidak dinyatakan dengan nominal tertentu, misalkan seorang
pemilik modal mensyaratkan bahwa untung yang harus diterima
sebesar. Rp 750.000,- dari usaha yang akan dijalankan mudharib,
padahal dalam usaha kejelasan untung atau rugi belum dapat
diketahui. Ini tergolong kedalam perbuatan ribawi, karena
17 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.206
18 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya.....h.313.
19 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya.....h.306.
20 Arti Q.S 2: 282 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.......”
10
menjadikan kontrak yang berkarakter tidak pasti (Uncertainy
Contract) menjadi Certainy Contract.
Islam memperbolehkan adanya sharing keuntungan dan kerugian.
Dalam keuntungan (bila usaha yang dijalankan untung) maka
dikenal dengan nisbah keuntungan. Bila merugi tidak dikenal
dengan istilah nisbah kerugian, melainkan kerugian yang terjadi
dibagi berdasarkan besarnya modal masing-masing pihak. Pemilik
modal menanggung uang yang dijadikan modal, sedangkan
pelaksana kerja (proyek) menanggung kerugian jerih payahnya yang
telah di kontribusikan dan dikeluarkan baik kerja, usaha dan
waktunya.Dalam praktiknya diperbankan modern, tawar-menawar
nisbah antara pemilik modal (yakni investor atau deposan) dengan
bank syariah hanya terjadi bagi deposan/investor dengan jumlah
besar, karena mereka ini memiliki daya tawar yang relatif tinggi.21
Tetapi dalam prktiknya di perbankan syariah deposan atau nasabah
menanggung kerugian belum pernah terjadi. Bahkan bukti empiris
menunjukan bahwa imbal jasa deposito atau tabungan syariah lebih
besar dibandingkan dengan bunga deposito atau tabungan pada
bank konvensional.22
d. Skema Mudharabah
21 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.209
22 Irma Devita P. dan Suswinarno. Akad syariah, Bandung: Kaifa,2011,h.31
+
Mudharib (pelaksana usaha)
Modal0% Skill 100%
Shahib al Maal(pemilik dana)
Modal100% Skill 0%
Bagihasil
Rp Rp Rp
11
e. Jenis Mudharabah
Pada prinsipnya, mudharabah bersifat mutlak dimana shaib al-maal tidak
menetapkan syarat-syarat tertentu kepada si mudharib, hal ini disebabkan karena
ciri khas mudharabah berdaskan hubungan dan personal yang melibatkan
kepercayaan/amanah yang tinggi.23 Tetapi apabila memang perlu adanya
penetapan oleh shaib al-maal dalam menyelamatkan modal dari resiko kerugian
yang diberikan kepada mudharib, maka boleh shaib al-maal mentapkan syarat-
syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang mudharib.
23 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.212
BANK NASABAH
MODAL 100% SKILL
PROYEK
OMSET KEUNTUNGAN
12
Ada dua jenis mudharabah24.:
1. Mudharabah al muqayyadah, yakni mudharabah yang terbatas apabila
shaib al-maal menentukan bahwa mudharib hanya boleh berbisnis
dalam bidang tertentu.
2. Mudharabah al muthlaqah, yakni mudharabah yang mutlak atau tidak
terbatas apabila shaib al-maal menyerahkan sepenuhnya kepada
pertimbangan mudharib untuk kedalam bisnis apa uang shaib al-maal
akan ditanamkan.
f. Praktik Mudharabah di Perbankan Syariah
Ada dua pemaknaan tentang mudharabah, ada yang menekankan
mudharabah sebagi produk ada yang menekankan bahwa mudharabah itu sebagai
sistem. Sebagai sistem mudhrabah dipahami pengganti sistem bunga sedangkan
mudharabah ditekankan sebagai produk artinya, penerapan mudharabah pada
berbagai jenis pelayanan yang disediakan dan ditawarkan oleh bank syariah untuk
keperluan nasabahnya.
Dalam penerapan sebagai produk mudharabah dibedakan menjadi dua yaitu
mudharabah bersifat tabungan atau akumulasi dana dan mudharabah bersifat
pembiayaan.25
 Mudharabah Dalam Penghimpuanan Dana
Pengaplikasian mudharabah dalam kegiatan penghimpunan dana dilakukan
dengan menerbitkan produk giro, tabungan dan deposito. Didalam kegiatan
menghimpun dana dengan pengaplikasian mudharabah, disini si penabung
(nasabah) menjadi shaib al-maal dan pihak bank menjadi mudharib. Pihak bank
apabila terjadi kesalahan urus dalam pengelolaan dana nasabah (miss
management), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut.
24 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya.....h.296.
25 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.92
13
Kita ketahui bahwa pembagian mudharabah ada dua yakni Mudharabah al
muqayyadah dan Mudharabah al muthlaqah kedua pembagian mudarabah ini
secara istilah di kenal dengan Unresticed Investement Account, URIA untuk
pengistilahan Mudharabah muthlaqah, dan Resticed Investement Account, RIA
untuk pengsitilahan Mudharabah muqayyadah.
Dalam pembahasaan yang diuraikan oleh Muhammad Syafi’i Antonio
dalam bukunya Bank Syariah dari Teori ke Praktek mengemukakan aplikasi
mudharabah ini diwujudkan dalam bentuk:
a. Deposito Berjangka. Tabungan mudharabah ini disebut juga dengan
deposito biasa. Tabungan ini dimaksudkan untuk tujuan-tujuan khusus,
seperti tabungan haji, tabungan qurban dan lain sebagainya
b. Tabungan Khusus. Disebut juga special investment. Tabungan ini
secara khusus akan disalurkan untuk bisnis atau proyek tertentu,
misalnya murabahah atau ijarah.26
Berikut ini penjelasan produk penghimpunan dana di bank:27
1. Giro, merupakan : 1) Simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu
atau berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan cek atau kartu
ATM sebagai media/alat penarikan, 2) Dapat dibuka oleh perusahaan
atau perorangan, 3) Aturan tentang setoran pertama dan saldo
minimal, dan 4) Cek dapat berbentuk tunai atau melalui rekening
(account payable)
2. Tabungan, merupakan: 1) Simpanan yang dapat diambil berdasarkan
kesepakatan dengan menggunakan buku atau kartu sebagai alat
penarikan. 2) Buku tabungan/ account statement merupakan bukti
pemilikan/pemegang rekening. Dan 3) Aturan tentang setoran pertama
dan saldo minimal
26 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta:Gema Insani Press.
2002
27 Cecep Maskanul Hakim Peneliti Bank Yunior Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia.
Bahan Persentasi dengan judul “Produk Perbankan Syariah”. Bank Indonesia
14
3. Deposito, merupakan: 1) Simpanan untuk jangka waktu tertentu yang
dapat diambil setelah jatuh tempo, 2) Menggunakan bilyet sebagai
tanda bukti simpanan, dan 3) Mendapatkan bagi hasil yang dibayarkan
tiap akhir bulan.
Skema pada Bank Syariah
Membuka deposito/tabungan
– Mencairkan deposito/tabungan
– Ditambah dengan imbal jasa/bagi hasil
Skema pada Bank Konvensional
– Membuka deposito/tabungan
– Mencairkan deposito/tabungan
– Ditambah dengan bunga
Peraturan Bank Indonesia memberikan syarat minimum akad yang berbeda
antara deposito dan tabungan dengan giro. Pembedaan tersebut oleh sifatnya
yakni giro lebih di tujukan bagi kegiatan usaha nasabah, sedangkan deposito dan
tabungan diperuntukkan bagi investasi.28
Syarat minimum akad mudharabah untuk tabungan dan deposito adalah:
1. Adanya pihak yang melakukan akad, yakni bank yang bertindak selaku
pengelola dana (mudharib), sementara nasabah bertindak selaku
pemilik dana (shahib al-mal).
2. Dananya harus disetor penuh Jadi, tidak dibolehkan pemberian dana
dalam bentuk cicilan atau bertahap.
3. Pembagian keuntungan dalam nisbah.
4. Pada tabungan, nasabah wajib menginvestasikan dana minimum
tertentu.
5. Nasabah tidak boleh menarik dana di luar kesepakatan.
28 Muhammad Yusuf dan Wiroso. Bisnis Syariah, Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2011
NASABAH BANK
SYARIAH
NASABAH BANK
KONVENSIONAL
15
6. Biaya operasional dari nisbah bank.
7. Bank tidak boleh mengurangi hak nasabah.
8. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam
perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan syarat minimum akad mudharabah untuk giro, yaitu:
1. Harus ada kegiatan usaha (dharabah) dari nasabah.
2. Pembagian keuntungan dihitung dari saldo terendah.
3. Biaya operasional tidak dibebankan pada bagian keuntungan (nisbah)
bank, melainkan ditanggung bersama berdasarkan nisbah.
Dalam prinsip mudharabah, terdapat potensi risiko yang mungkin dihadapi
oleh pihak bank, yaitu:
1. Risiko likuiditas, yaitu risiko yang disebabkan oleh fluktuasi dana
yang ada di rekening giro relative tinggi dan bank setiap saat harus
memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.
2. Risiko pasar, yaitu risiko yang disebabkan oleh pergerakkan nilai tukar
untuk giro dalam valuta asing.
3. Risiko displacement (commercial displacement risk), yaitu risiko yang
disebabkan oleh adanya potensi nasabah memindahkan dananya
karena adanya tingkat bonus atau bagi hasil riil yang lebih rendah dari
tingkat suku bunga yang ada.
Berikut ini deskripsi contoh sederhana dalam perhitungan bagi hasil pada
deposito mudharabah:
Bapak H. Fajar memiliki deposito sebanyak Rp 30 juta di Bank “Surya
Syariah“ dengan jangka waktu satu bulan (misalnya dari 1 November 2015
s/d 1 Oktober 2015). Kesepakatan bagi hasil yang telah disepakati antara
bank dan H. Fajar pada awal transaksi adalah 43% : 57%. Jika keuntungan
yang diperoleh Bank “Surya Syariah” untuk deposito satu bulan per 31
Oktober 2015 adalah Rp 18,5 Juta, sementara rata-rata deposito jangka
waktu satu bulan adalah Rp 1000 (1 Miliyar), maka teknik perhitungan bagi
hasilnya adalah sebagai berikut:
𝑅𝑝 30.000.000
𝑅𝑝 1000.000.000
𝑥 𝑅𝑝 18.500.000 𝑥 57%
= 𝑅𝑝 316.350,−(𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘)
16
Dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya pendapatan riil yang akan
diperoleh nasabah sangat tergantung kepada pendapatan yang diperoleh bank,
berdasrakan prosentase keuntungan.
Pemberian keuntungan oleh bank syariah kepada nasabah melalui
pendekatan LDR ( Loan to Deposit Ratio) . Artinya dalam mengakui pendapatan
bank syari’ah menimbang rasio antara dana pihak ketiga dan pembiayaan yang
diberikan serta pendapatan yang dihasilkan dari perpaduan dua faktor tersebut.29
Berikut ini contoh-contoh produk penhimpunan dana yang ditawarkan oleh
bank syariah di Indonesia :
1. Deposito Mudharabah
Deposito Mudharabah iB30
Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan
memberikan hasil investasi yang optimal bagi Anda.
Manfaat
Menguntungkan
Memperoleh bagi hasil yang kompetitif setiap bulan
Ketenangan di hati
Dana investasi nasabah dikelola secara Syariah, sehingga memberikan ketenangan
batin dalam berinvestasi
Fleksibel
Tersedia pilihan jangka waktu investasi
Sebagai Jaminan
Dapat digunakan sebagi jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank
29 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.98-99
30 http://www.bankmuamalat.co.id/produk/deposito-mudharabah (diakses 09/11/2015) dengan
pengubahan penyaji
17
Muamalat.
Syarat Pembukaan
Perorangan
 WNI : KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku dan NPWP atau surat
pernyataan terkait kepemilikan NPWP/Surat pernyataan
 WNA : KIMS/KITAS/Surat referensi
Perusahaan/Institusi: NPWP, Dokumen legalisasi, dan Dokumen izin usaha
Deposito Mudharabah
Deskripsi Deposito Mudharabah
Kategori Nasabah
1. Perorangan
2. Badan Hukum
Minimal Saldo Rekening
Rp 5.000.000
USD 1.000
Pilihan Jangka Waktu
 1 Bulan
 3 Bulan
 6 Bulan
 12 Bulan
Fasilitas Asuransi Tidak Ada
18
2. Tabungan Mudharabah
SimPel iB31
Tabungan Masa Kini!
Simpanan Pelajar iB yang selanjutnya disebut SimPel iB adalah simpanan
berupa tabungan perorangan yang diperuntukkan siswa dengan persyaratan mudah
dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi
keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini. Adapun siswa
dimaksud yakni siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Madrasah (MI, MTs, MA)
atau sederajat, yang berusia di bawah 17 tahun dan belum memiliki KTP dalam
mata uang Rupiah dengan Prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah.
Persyaratan
1. Perorangan (WNI); dan
2. Siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Madrasah (MI, MTs, MA) atau
sederajat.
3. Usia di bawah 17 tahun
Fitur-Fitur
No Deskripsi
Produk Simpanan Pelajar iB (SimPel
iB)
1
Tipe Penghimpunan Dana Tabungan
2
Prinsip Mudharabah
3
Peruntukkan Perorangan (WNI)
4
Nisbah/Bagi Hasil Mengikuti ketentuan yang berlaku
5
Zakat Optional
6
Umur Nasabah < 17 tahun
7
Nama Rekening Nama Siswa
8
Nama CIF Nama Siswa
31 http://bjbsyariah.co.id/produk-dan-jasa/produk-perhimpunan-dana/simpel-ib/ (diakses
09/11/2015) dengan pengubahan penyaji
19
9
Setoran Awal Rp 1.000,00
10
Setoran Selanjutnya Rp 1.000,00
11
Saldo Minimum Rp 1.000,00
12
Saldo Maksimum Tidak Dibatasi
13
Batasan Transaksi
Penarikan Di Channel Teller :
Nominal Maksimal Rp. 500.000,00/Hari,
Kecuali pada saat nasabah ingin menutup rekening
Frekuensi Tidak dibatasi
14
Info Rekening Buku Tabungan,Rekening Koran
15
Nama yang tercantum
dalam buku tabungan
Nama Siswa
16
Fasilitas ATM untuk
Tingkatan Siswa SD, MI, SMP,
SMA, MTs, MA atau sederajat
(PAUD,TK) tidak diberikan
Fasilitas ATM
Kartu ATM SimPel iB & atau Co
Branding (Tetap menggunakan Logo/Mockup
SimPel iB)
17
Nama yang tercantum
dalam kartu ATM
Nama Siswa
18 Batasan Transaksi Kartu
ATM SimPel iB
Penarikan Tunai Rp. 200.000,00/
Transaksi
Penarikan Tunai Rp. 1.000.000,00/Hari
Frekeuensi Transaksi 5 kali/Hari
19
Biaya-biaya:
Adm Tab per bulan GRATIS/Tidak dikenakan biaya
Adm ATM per bulan GRATIS/Tidak dikenakan biaya
Penerbitan Kartu ATM GRATIS/Tidak dikenakan biaya
Saldo dibawah Minimum GRATIS/Tidak dikenakan biaya
Penutupan Rekening Rp 1.000,00
Rekening Dormant Rp 1.000,00/bulan
Penggantian Buku
Tabungan Habis/Halaman Penuh
GRATIS/Tidak dikenakan biaya
Penggantian Buku
Tabungan Rusak/Hilang
Rp 5.000,00
Penggantian Kartu ATM
Rusak/Hilang
Rp 15.000,00
Syarat dan Mekanisme
20
Penandatangan Kartu Contoh Tanda tangan (speciment) dan buku Tabungan
serta mekanisme penyerahan buku tabungan adalah sebagai berikut :
 Untuk siswa TK/PAUD/SD atau sederajat, Kartu Contoh Tanda
tangan dan buku tabungan wajib ditandatangani oleh orang tua/wali.
Sedangkan untuk siswa SMP/SMA atau sederajat, Kartu Contoh
Tanda tangan dan buku tabungan wajib ditandatangani oleh siswa.
 Untuk siswa TK/PAUD/SD atau sederajat, penyerahan buku
tabungan dapat diwakili oleh sekolah atau langsung kepada orang
tua/wali. Sedangkan untuk siswa SMP/SMA atau sederajat,
penyerahan buku tabungan dapat diwakili oleh sekolah atau
langsung kepada siswa yang bersangkutan.
Pembatasan pelaku penarikan sebagai berikut :
 Untuk jenjang pendidikan PAUD, TK, SD, MI atau sederajat :
Penarikan di sekolah dilakukan oleh siswa dengan mengisi Slip
Penarikan yang ditandatangani oleh siswa selaku Nasabah dan harus
disertai tanda tangan Orangtua/Wali.
 Tanda tangan siswa tidak menjadi acuan verifikasi Bank, melainkan
hanya sebagai sarana edukasi.
 Penarikan dicounter Kantor Cabang Bank dilakukan oleh Nasabah
didampingi Orangtua/Wali. Verifikasi mengacu pada kebijakan
Bank.
 Untuk jenjang pendidikan SMP, SMA, MTs, MA atau sederajat :
 Slip penarikan ditandatangani siswa selaku Nasabah.
 Mudharabah Dalam Pembiayaan
Dalam muamalah ekonomi islam, baik mudharabah ataupun musyarakah
terdapat salah satu ayat Al-Quran yang berkaitan dengan kerja sama ini, yaitu :





Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.
(Q.S Al-Anfal (8): 27)
21
Berbeda dengan mudharabah penghimpunan dana disini disini bank
menjadi shaib al-maal dan pihak nasabah menjadi mudharib. Dalam produk
mudharabah pengerahan dana diterapkan secara khusu bagi para nasabah yang
membutuhkan modal untuk sebuah usaha.32
Aplikasi tersebut digolongan menjadi dua, yaitu:
a. Pembiyaan Modal Kerja (PMK). Hal ini dimaksudkan bank dapat
memberikan modal kepada nasabahnya yang menghendaki usaha.
Dalam hal ini, bank memberi kebebasan kepada pengusaha untuk
melakukan berbagai jenis usaha yang diinginkan. Seperti perdagangan
atau bisnis jasa.
b. Investasi Khusus. Adalah pemberian modal dari bank yang berasal dari
sumber dana khusus dengan penyaluran pada jenis usaha tertentu dan
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pihak bank. Dalam hal
ini bank tidak menerima sebuah usaha yang mempunyai nilai
spekulatif yang tinggi.33
Seperti sudah dijelaskan dalam pembahsan diatas ada dua jenis mudaranah
Mudharabah al muqayyadah Resticed Investement Account, RIA dan
Mudharabah al muthlaqah/Unresticed Investement Account, URIA .
Ada ketentuan masing masing produk tersbut:
Dalam mudharabah muthlaqah (URIA = Unrestricted Investment Account,
ketentuannya yakni:
a. bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah
secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana.
b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku
tabungan sedangkan untuk deposito bank akan memberikan
sertifikat atau tnda penyimpanan (bilyet)
32 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.92
33 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek...97
22
c. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung
namun tidak diperkenankan saldo negative
d. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka
waktu yang telah disepakati.34
Syarat mudhrabah muqayyadah adalah sebagai berikut:
a. Bank bertindak sebagai agen penyalur dana investor (chanelling agent)
kepada nasabah yang bertindak sebagai pengelola dana
b. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara
investor, nasabah dan bank
c. Bank hanya memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha
nasabah
d. Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan/barang
e. Dalam hal pembiayaan diberikan dalam bentuk barang Bank sebagai
agent penyalur dana dapat menerima fee (imbalan) sesuai dengan
kesepakatan bersama
f. Keuntungan dari hasil usaha dinyatakan dalam bentuk nisbah
g. Bank tidak menanggung risiko kerugian usaha yang dibiayai
h. Investor sebagai pemilik dana yang menanggung seluruh risiko
kerugian usaha kecuali jika nasabah melakukan kecurangan,
kelalaian,dan lain sebaginya yang dapat mengakibatkan kerugian.
Mudharabah RIA ini ada dua jenis, yaitu:35
1. Mudharabah muqayyadah off balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung
kepada pelaksana usaha.dimana bank syariah bertindak sebagai
pengatur(arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana
usaha. Dan pencatatan transaksi di bank syariah dilakukan secara off balance
(tidak dicatat dalam laporan keuangan bank),pembagani hasil hanya melibatkan
34 Ahmad Ifham. Ini Lho Bank Syariah,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015 h.72
35 Ahmad Ifham. Ini Lho Bank Syariah...........h.
23
nasabah dan investor, dan besar bagi hasil sesuai kesepakatan antara pihak
nasabah dan pihak investor.
2. Mudhrabah muqayyadah on balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment)
dimna pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi
oleh bank. Misalnya nasabah investor mensyaratkan sasaran pembiayaan dananya,
seperti untuk pertanian, properti, atau pertambangan saja.Pencatatan di bank
syariah dilakukan secara on balance sheet (dalam laporan keuangan) dan
penentuan nisbah bagi hasil atas kesepakatan bank dan nasabah.
Berikut ini contoh-contoh produk penyaluran dana yang ditawarkan oleh bank
syariah di Indonesia:
Pembiayaan Warung Mikro36
Limit pembiayaan sampai Rp.100juta
Peruntukan pembiayaan:
36 http://www.syariahmandiri.co.id/
Mudharabah
Muqayadah (RIA)
Mutlaqah (URIA)
Off Balance Sheet
On Balance Sheet
Gambar Skema : Bentuk Bentuk Mudharabah di Bank Syariah
24
1. Perorangan
Golongan berpenghasilan tetap (Golbertab) seperti PNS, Pegawai Swasta,
dsb.
Wiraswasta/Profesi
2. Badan Usaha
Produk:
1. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas)
o Limit pembiayaan: minimal Rp2000.000,- (dua juta rupiah) sampai
dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
o Jangka waktu: maksimal 36 bulan.
o Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
2. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya)
o Limit pembiayaan: di atas Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
sampai dengan Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
o Jangka waktu: maksimal 36 bulan.
o Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
3. Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama)
o Limit pembiayaan: di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah).
o Jangka waktu: maksimal 48 bulan.
o Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
Persyaratan:
1. Wiraswasta/Profesi:
o Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.
o Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun
saat pembiayaan lunas.
o Surat keterangan/ijin usaha.
2. Perorangan Golbertap
o Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1 (satu) tahun.
o Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal 55 tahun
pada saat jatuh tempo fasilitas pembiyaan.
o Surat keterangan kerja/SK Pegawai.
3. Badan usaha
o Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.
o Surat keterangan/ijin usaha.
o Akte pendirian/perubahan perusahaan.
25
2. Musyarakah
a. Pengertian Musyarakah
Konsep syirkah/Musyarakah dikembangkan Islam kedalam bentuk-bentuk
kerjasama berusaha dalam bentuk proyek tertentu. Konsep ini dikembangkan
dalam bentuk bagi hasil. Basis produk bank syariah ini berbasis kemitraan sama
halnya dengan mudhrabah namun dalam kedua produk ini memiliki perbedaan
baik ciri/syarat berbeda
Istilah lain dari konsep musyarakah ini dalam bahasa inggris disebut dengan
prinsip partnership. Dalam bukunya yang berjudul Bank Syariah Produk-Produk
dan Asepk Hukumnya Sutan Remy Sjahdeni menyebutnya dengan istilah
“kemitraan para pemodal” atau “perkongsian para pemodal”.37
Pengertian syirkah ini menurut ulama fiqh Sayyid Sabiq mengatakan
bahwa syirkah adalah Akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal)
dan keuntungan.38
Dalam pengertian lain Musyarakah adalah perjanjian atas kerja sama
antara dua pihak atau lebih untuk untuk melakukan suatu usaha tertentu, masing-
masing pihak memberikan kontribusi sidana. Keuntungan atau kerugian akan
ditanggung bersama sesuai dengan proporsi yang telah disepakati sejak awal.
b. Dasar Hukum Musyarakah
Al Qur’an dan Hadis mendasari konsep ini
37 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya, Jakarta:
Kencana,2014,h.329
38 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah. Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada.2002,h.135
26
Qur’an Surah Ash-Shad ayat 24 :











Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu
dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya.
dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat
sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya;
Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan
bertaubat.
Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
27
،ُ‫ه‬َ‫ب‬ ِ‫اح‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ُ‫خ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ك‬ْ‫ي‬ ِ‫ر‬َّ‫ش‬‫ال‬ ُ‫ث‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫أ‬ :ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫هللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ُ‫ه‬َ‫ب‬ ِ‫اح‬
‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫جْت‬ َ‫ر‬َ‫.خ‬
Artinya : "Allah swt. berfirman: 'Aku adalah pihak ketiga dari dua orang
yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang
lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka."
(HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah)
Berdasarkan Ijma dan Kesepakan Ulama boleh melakukan kegiaatan Musyarakah,
Dalam Kaidah fiqh dikemukakan :
ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ُ‫ة‬َ‫اح‬َ‫ب‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ال‬َ‫ام‬َ‫ع‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫أل‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫حْر‬َ‫ت‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫د‬ َّ‫ل‬ُ‫د‬َ‫ي‬ .
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.”
c. Syarat dan Rukun Musyarakah
Seperti halnya mudharabah, musyarakah juga memiliki syarat dan rukun
yang harus dipenuhi: berikut ini berupa ketetapan DSN-MUI No.08/DSN/IV2000
tentang pembiayaan Musyarakah:
Beberapa Ketentuan:
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
28
2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan
perwakilan.
b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap
mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.
c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam
proses bisnis normal.
d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk
mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi
wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan
memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian
dan kesalahan yang disengaja.
e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.
3. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)
a. Modal
1. Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau
yang nilainya sama.
Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-
barang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk
aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan
disepakati oleh para mitra.
2. Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan,
menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah
kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.
3. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada
jaminan, namun untuk menghindari terjadinya
penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan.
b. Kerja
1. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
29
pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi
kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan
dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan
tambahan bagi dirinya.
2. Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas
nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan
masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan
dalam kontrak.
c. Keuntungan
1. Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk
menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu
alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah.
2. Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara
proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada
jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi
seorang mitra.
3. Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan
melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu
diberikan kepadanya.
4. Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas
dalam akad.
d. Kerugian
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional
menurut saham masing-masing dalam modal.
4. Biaya Operasional dan Persengketaan
a. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syari'ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
30
musyawarah.
d. Skema Musyarakah
1. Perjajian Bagi Hasil
Musyarakah
3.Dana 2. Peralatan dan
Dana
e. Jenis Musyarakah
Proyek
Keuntungan
Bagi Hasil
Bank Nasabah
Modal
31
Bentuk kerja sama (syirkah) terbagi dalam beberapa golongan:39
1. Syirkah Al-‘Inan, penggabungan harta atau modal dua orang atau lebih
yang tidak harus sama jumlahnya dan keuntungan dibagi secara
proporsi sesuai dengan kesepakatan.
2. Syirkah Al Mufawadhah, perserikatan yang modal semua pihak dan
bentuk kerja sama dilakukan baik kualitas maupun kuantitasnya harus
sama dan keuntungan dibagi rata.
3. Syirkah Al Abdan/Al Amal, perserikatan dalam bentuk kerja yang
hasilnya dibagi bersama.
4. Syirkah Al Wujuh, perserikatan tanpa modal.
5. Syirkah Al Mudharabah, bentuk kerja sama antara pemilik modal
dengan seseorang yang memiliki keahlian dan keuntungan dibagi
sesuai dengan kesepakatan bersama.
f. Praktik Musyarakah Dalam Perbankan Syariah
Pada metode pembiayaan Musyarakah, bank dan calon nasabah bersepakat
untuk bergabung dalam suatu kemitraan. Kesepakan tersebut dapat berlangsung
untuk jangka waktu pendek saja misalnya untuk beberapa minggu, bulan namun
dapat juga untuk beberapa tahun.40
Proses menuju penandatanganan akad musyarakah dalam praktik
perbankan
1. Nasabah mengajukan permohonan untuk mendapatkan pembiayaan
musyarakah dengan dilengkapi penjelsan mengenai usaha riil yang
akan dilakukan nasabah bersangkutan.
2. Bank syariah mempelajari proposal yang diajukan oleh nasabah.
3. Nasabah dan bank syariah melakukan penandatangan akad
musyarakah di hadapan notaris atau di bawah tangan.
39 Ahmad Ifham. Ini Lho Bank Syariah...........h.
40 Sutan Remy Sjahdeini...........h.329
32
4. Setelah dilakukan penandatanganan, dibuatkan pemberitahuan
transaksi.
5. Pencairan pembiayaan musyarakah dari bank syariah dilakukan setelah
proses tersebut selesai.
Tinjauan kasus dengan prinsip kerja sama
Dalam skema pembiayaan dengan menggunakan sistem kerja sama (baik
mudharabah maupun musyarakah), ada beberapa hal yang harus dicermati oleh
kedua belah pihak, diantaranya yaitu:
1. Penentuan jumlah porsi bagi hasil
Sebagai contoh, dalam skema musyarakah, dimana nasabah menyetor
uang modal Rp200 juta sedangkan bank menyetor Rp800 juta, maka
tidak serta merta berarti perhitungn proporsi bagi hasil menjadi 20:80.
Perlu diingat bahwa diluar kontribusi nasabah sebesar Rp200 juta,
nasabah memiliki modal lain seperti jaringan pemasaran, keahlilan
pekerjaan, serta modal tenaga kerja dan peralatan.
2. Pengaturan kondisi “impas”
Artinya, usaha nasabah tidak mengalami kerugian, namun tidak ada
keuntungan yang bisa dibagi dengan pihak bank.
3. Pengaturan yang cermat kondisi usaha nasabah mengalami kegagalan
Menurut teori, apabila kerugian itu disebabkan oleh kesalahasn
pengelola, kerugian usaha nasabah menjadi 100% tanggung jawab
nasabah. Apabila kerugian usaha disebakan faktor-faktor yang tak
dapat dikendalikan (force majeur), kerugian dibagi menurut proporsi
yang disepakati kedua pihak.
Contoh kasus dalam akad musyarakah:
Ali adalah seorang kontraktor bangunan gedung-gedung bertingkat. Suatu
saat Ali mendapatkan proyek untuk membangun sebuah mall dari PT. X. untuk
33
melaksanakan proyek itu, Ali mengajukan permohonan pembiayaan dengan
skema musyarakah pada suatu bank syariah. Dalam pembangunan mall tersebut,
Ali selaku kontraktrok usdah melakukan segala hal yang disepakati dengan PT.X.
akan tetapi, PT. X melakukan wanprestasi dengan tidak membayar kepada Ali
sesuai dengan termin kontrak yang telah disepakati, tentu saja ini menimbulkan
kerugian bagi Ali selaku kontraktor.
Dari contoh kasus diatas, apakah kegagalan membayar oleh PT.X kepada
Ali adalah karena force majeur atau karena kesalahan pengelola?
Pada umumnya, kegagalan bayar PT.X termasuk dalam kriteria force
majeur karena bukan kesalahan kontraktor. Tetapi dalam kondisi tertentu bisa saja
kegagalan bayar tersebut karena kesalahan manajemen. Misalnya, sebenarnya
reputasi developer tersebut dikalangan dunia usaha kurang baik karena sering
tidak membayar, tetapi hal itu tidak disampaikan kepada bank syariah sebagai
mitranya, maka hal tersebut termasuk dalam kriteria mismanagement atau
kesalahan pengelolaan.
Keadaan wanprestasi (gagal bayar) itu bisa jadi dua kondisi
ekstream,yaitu:
1. Karena developer ternyata bangkrut. Hal ini benar-benar merupakan force
majeur, maka kerugian harus ditanggung bersama-sama sesuai dengan
nisbah.
2. Karena ada beberapa pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
diperjanjikan antara developer dan kontraktor. Dalam kondisi tersebut, jika
nasabah (kontraktor) terbukti telah melakukan kelalaian sehingga
menimbulkan kerugian, maka nasabah tersebut dianggap telah melakukan
kesalahan pengelolaan (mismanagement), dan karenanya diwajibkan untuk
menaggung kerugian tersebut.
34
Perbedaan Musyarakah dan Mudharabah41:
1. Investasi dalam musyarakah berasal dari semua mitra, sedangkan dalam
mudarabah investasinya hanya datang pada shahi al-maal.
2. Dalam musyarakah semua mitra dapat berpartisipasi dalam manajemen dari
bisnis yang dibiayai dan dapat memberikan pikiran dan kerjanya. Sementara
dalam mudarabah, manajemen dilaksankan hanya oleh mudarib sendiri.
3. Dalam musyarakah semua mitra berbagi kerugian menurut pertimbangan
besarnya investasi masing-masing. Dalam mudarabah kerugian investasi
ditanggung shahib al-maal , mudarib terbatas pada sisa-sia pikiran, waktu
dan tenaga.
4. Tanggung jawab para mitra di dalam musyarakah pada umumnya tidak
terbatas.
5. Semua aset milik bersama sesui dengan perbandingan besarnya investasi
masing-masing pada akad musyarakah.
Contoh Produk musyarakah di perbankan indonesia:
41 Sutan Remy Sjahdeini...........h.329
35
BNI Syariah Multifinance 42
Pembiayaan kepada Multifinance adalah penyaluran pembiayaan langsung dengan
pola executing, kepada Multifinance untuk usahanya dibidang perusahaan
pembiayaan sesuai dengan prinsip Syariah.
Keunggulan
 Maksimum Total Plafond kepada Multifinance s/d Rp. 75 Milyar
 Maksimum plafond kerjasama ke perusahaan pembiayaan
ditetapkan atas dasar proyeksi kebutuhan penyaluran pembiayaan
ke end user.
 Jangka waktu penarikan plafond Pembiayaan 1 (satu) tahun.
 Jangka waktu akad pembiayaan ke Multifinance sesuai jangka
waktu pembiayaan ke end user maksimal 7 tahun sejak
penandatanganan akad.
Akad
Dibuatkan plafond pembiayaan dan akad Musyarakah/Murabahah.
Persyaratan Perusahaan Multifinace
 Berbadan hukum dan telah beroperasi komersial selama sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun kecuali yang telah menjadi nasabah BNI
Syariah.
 Mempunyai legalitas usaha lengkap dan masih berlaku (SIUP,
TDP, NPWP, Ijin MENKEU, dan lain-lain sesuai perijinan
multifinance yang berlaku)
 Telah menjadi nasabah simpanan dan atau nasabah pembiayaan di
BNI Syariah atau Bank lain minimal 6 bulan.
 Memiliki kinerja usaha yang terbukti baik selama 3 (tiga) tahun
terakhir.
 Kredibilitas manajemen baik (pengalaman, integritas pendidikan,
struktur organisasi, dan succession planning/kaderisasi).
 Menyampaikan Laporan Keuangan Audited 3 (tiga) tahun terakhir.
 Mempunyai hasil penilaian informasi Bank Indonesia dengan
kolektibilitas Lancar.
 Memiliki perangkat analisa dan akad pembiayaan yang
berdasarkan prinsip syariah.
Biaya-Biaya
 Biaya administrasi ringan sesuai ketentuan yang berlaku
42 http://www.bnisyariah.co.id/
36
 Biaya penyimpanan BPKB : Minimal Rp. 15.000,- per BPKB
sekali pungut s/d pembiayaan lunas
 Biaya akta notariil sesuai ketentuan yg berlaku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perbedaan musyarakah dengan mudharabah
Musyarakah merupakan bentuk kerja sama pembiayaan yang lain disamping
mudhrabah. Bedanya dengan mudharabah, bank syariah dalam skema pembiayaan
musyarakah tidak bertindak semata-mata pemodal. Demikian pula nasabah selaku
pengusaha, tidak semata-mata bertindak selaku pengusaha yang tidak memiliki
modal sama sekali.
Berdasarkan perjanjian kerja sama
1. Mudharabah adalah perjanjian kerja sama bagi hasil dua pihak antara
bank syariah sebagai penyedia modal 100% dan nasabah sebagai
pelaksana kegiatan usaha.
2. Musyarakah adalah perjanjian kerja sama antara duaa pihak atau lebih
antara bank syariah sebagai investor dan pihak lain juga sebagai
investor. Masing-masing pihak menytorkan dana tunai dan/atau asset
37
sebagai modal usaha, pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan bersama-
sama sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Berdasarkan penyebab dan penanggung kerugian
1. Dalam skema mudharabah, apabila kegiatan usaha mengalami
kerugian, penyebab kerugian harus diidentifikasi. Apabila kerugian
terjadi akibat force majeur, kerugian ditanggung 100% oleh bank
syariah, namun apabila kerugian karena kelalaian pelaksana kegiatan
usaha atau nasabah, maka kerugian ditanggung 100% oleh nasabah.
2. Dalam skema musyarakah, setiap kerugian ditanggung bersama oleh
semua pihak. Walaupun kerugian terjadi akibat kelalaian manajemen
proyek, bank syariah tetap menanggung kerugian sesuai proporsinya
karena bank juga ikut terlibat dalam pelaksaan kegiatan usaha. Oleh
karena itu, bank seharusnya dapat mengidentifikasi indikasi kelalaian
manajemen dan mengantisipasinya agar tidak mengalami kerugian.
38
DAFTAR PUSTAKA
Devita, P.Irma dan Suswinarno. 2011 Akad syariah, Bandung: Kaifa.
Ifham, Ahmad I. 2015.Ini Lho Bank Syariah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ikatan Bankir Indonesia, 2014. Mengelola Bank Syariah modul sertifikasi tingkat
II general banking syariah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Karim, Adiwarman A. 2004. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:
PT Rajagrafindo persada.
Lewis, Mervyn K. & Latifa M. Algaoud. 2007. Islamic Banking, alih Bahasa
Burhan Subrata. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Maskanul Hakim , Cecep. Peneliti Bank Yunior Direktorat Perbankan Syariah
Bank Indonesia. Bahan Persentasi dengan judul “Produk Perbankan
Syariah”. Bank Indonesia
Muhammad. 2005. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah. Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA.
Remy Sjahdeini , Sutan. 2014. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-
aspek hukumnya, Jakarta: Kencana.
Suhendy, Hendy. Fiqh muamalah. 2002. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sulaiman Ahmad Yahya Al –Faifi, Syaikh. 2015 . Ringkasan Fiqh Sunnah Sayid
Sabiq, alih bahasa Ahmad Tirmidzi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Syafi’i Antonio, Muhammad. 2002. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani Press.
Yusuf, Muhammad dan Wiroso. 2011. Bisnis Syariah, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Website :
http://www.bnisyariah.co.id/
http://www.syariahmandiri.co.id/
http://bjbsyariah.co.id/
http://www.bankmuamalat.co.id/

More Related Content

What's hot

01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAHfissilmikaffah1
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahMarhamah Saleh
 
Produk produk perbankan syariah
Produk produk perbankan syariahProduk produk perbankan syariah
Produk produk perbankan syariahAmalia Damayanti
 
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahPower Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahRatna Kusuma Wardhany
 
Islamic Financial System, Principles and Operations ISRA
Islamic Financial System, Principles and Operations ISRAIslamic Financial System, Principles and Operations ISRA
Islamic Financial System, Principles and Operations ISRAmuinchy
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamMuhammad Rizkye
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Izzatul Ulya
 
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)Khansha Hanak
 
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam IslamFiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam IslamHaristian Sahroni Putra
 
Makalah manajemen pembiayaan bank syariah
Makalah manajemen pembiayaan bank syariahMakalah manajemen pembiayaan bank syariah
Makalah manajemen pembiayaan bank syariahMiftah Iqtishoduna
 
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontaloPenerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontaloSri Apriyanti Husain
 

What's hot (20)

01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
 
Manajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariahManajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariah
 
wakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalahwakalah kafalah hawalah
wakalah kafalah hawalah
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
akad wadiah
akad wadiahakad wadiah
akad wadiah
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
 
Produk produk perbankan syariah
Produk produk perbankan syariahProduk produk perbankan syariah
Produk produk perbankan syariah
 
SIstem Ekonomi Islam
SIstem Ekonomi IslamSIstem Ekonomi Islam
SIstem Ekonomi Islam
 
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahPower Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
 
Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah
 
01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan
 
Islamic Financial System, Principles and Operations ISRA
Islamic Financial System, Principles and Operations ISRAIslamic Financial System, Principles and Operations ISRA
Islamic Financial System, Principles and Operations ISRA
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
 
Wadi’ah
Wadi’ahWadi’ah
Wadi’ah
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
 
Pasar dalam islam
Pasar dalam islamPasar dalam islam
Pasar dalam islam
 
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
 
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam IslamFiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
Fiqih Muamalah - Konsep Harta dalam Islam
 
Makalah manajemen pembiayaan bank syariah
Makalah manajemen pembiayaan bank syariahMakalah manajemen pembiayaan bank syariah
Makalah manajemen pembiayaan bank syariah
 
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontaloPenerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
Penerapan psak 102 untuk murabahah di pt. bank syariah mandiri cabang gorontalo
 

Viewers also liked

6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariah6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariahWinarto Winartoap
 
6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariah6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariahWinarto Winartoap
 
Try out ujian nasional smk teori kejuruan a
Try out  ujian nasional smk teori kejuruan aTry out  ujian nasional smk teori kejuruan a
Try out ujian nasional smk teori kejuruan amardiyanto83
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah12345mimi
 
Tugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariahTugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariahhirmawan
 
Pengertian statistik dan data
Pengertian statistik dan dataPengertian statistik dan data
Pengertian statistik dan dataratuilma
 
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)MUHAMMAD SOFYAN KS
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...Uofa_Unsada
 
Makalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahMakalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahNanang Hendriana
 
Manajemen Pemasaran dalam Perbankan Syariah
Manajemen Pemasaran dalam Perbankan SyariahManajemen Pemasaran dalam Perbankan Syariah
Manajemen Pemasaran dalam Perbankan SyariahRia Monika Madjing
 
5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmtyanu11
 
MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...
MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...
MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...SMKN 17 Jakarta
 
bai as-salam and istisna
bai as-salam and istisnabai as-salam and istisna
bai as-salam and istisnamandalina landy
 
Materi Perbankan SMK
Materi Perbankan SMKMateri Perbankan SMK
Materi Perbankan SMKYUdha Pratama
 
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamMiftah Iqtishoduna
 

Viewers also liked (20)

6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariah6036 p2-spk-perbankan syariah
6036 p2-spk-perbankan syariah
 
6036 ksp-perbankan syariah
6036 ksp-perbankan syariah6036 ksp-perbankan syariah
6036 ksp-perbankan syariah
 
6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariah6036 p3-spk-perbankan syariah
6036 p3-spk-perbankan syariah
 
Try out ujian nasional smk teori kejuruan a
Try out  ujian nasional smk teori kejuruan aTry out  ujian nasional smk teori kejuruan a
Try out ujian nasional smk teori kejuruan a
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
Tugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariahTugas hukum islam perbangkan syariah
Tugas hukum islam perbangkan syariah
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
Pengertian statistik dan data
Pengertian statistik dan dataPengertian statistik dan data
Pengertian statistik dan data
 
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
EKONOMI ISLAM (ETIKA BISNIS ISLAM)
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
 
Makalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahMakalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariah
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Dalam Rahim Ibu
Dalam Rahim IbuDalam Rahim Ibu
Dalam Rahim Ibu
 
Manajemen Pemasaran dalam Perbankan Syariah
Manajemen Pemasaran dalam Perbankan SyariahManajemen Pemasaran dalam Perbankan Syariah
Manajemen Pemasaran dalam Perbankan Syariah
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt
 
MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...
MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...
MEBUAT KARTU PERSEDIAAN , KARTU UTANG, DAN MEMASUKKAN SALDO UTANG DALAM MYOB ...
 
bai as-salam and istisna
bai as-salam and istisnabai as-salam and istisna
bai as-salam and istisna
 
Materi Perbankan SMK
Materi Perbankan SMKMateri Perbankan SMK
Materi Perbankan SMK
 
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
 

Similar to Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah

Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxZukét Printing
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfZukét Printing
 
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)AliRomay
 
Makalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas cMakalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas ckhoirul rojiin
 
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fixGilangIlhamFirdaus
 
Musyarakah mutanaqisah
Musyarakah mutanaqisahMusyarakah mutanaqisah
Musyarakah mutanaqisahRifai Aulia
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATUofa_Unsada
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanAn Nisbah
 
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...An Nisbah
 
Makalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih MuamalatMakalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih MuamalatDianaZn
 
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9Taqiya Hanifanti
 
Sistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahSistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahAkadusyifa .
 
Transaksi Kerjasama Mudharabah dan Musyarakah
Transaksi Kerjasama Mudharabah dan MusyarakahTransaksi Kerjasama Mudharabah dan Musyarakah
Transaksi Kerjasama Mudharabah dan MusyarakahRikiKisami
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsAlalan Tanala
 
Eka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansi
Eka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansiEka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansi
Eka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansiDian Ratnasari
 
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...Achmad Boys Awaluddin Rifai
 

Similar to Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah (20)

Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
 
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
Makalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas cMakalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas c
 
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
 
Akad Ba'i Salam
Akad Ba'i SalamAkad Ba'i Salam
Akad Ba'i Salam
 
Musyarakah mutanaqisah
Musyarakah mutanaqisahMusyarakah mutanaqisah
Musyarakah mutanaqisah
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
 
Makalah qardh al hasan
Makalah qardh al hasanMakalah qardh al hasan
Makalah qardh al hasan
 
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...
 
Makalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih MuamalatMakalah Fikih Muamalat
Makalah Fikih Muamalat
 
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
Makalah Profit Lost Sharing Kel.9
 
Sistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahSistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariah
 
Transaksi Kerjasama Mudharabah dan Musyarakah
Transaksi Kerjasama Mudharabah dan MusyarakahTransaksi Kerjasama Mudharabah dan Musyarakah
Transaksi Kerjasama Mudharabah dan Musyarakah
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran hadits
 
Ar rahn
Ar rahnAr rahn
Ar rahn
 
Eka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansi
Eka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansiEka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansi
Eka 5356 silabus_manajemen_bank_syariah_program_studi_s1_akuntansi
 
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
Analisis fatwa dsn mui no.54 tahun 2006 tentang syariah card pada i b hasanah...
 

Recently uploaded

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 

Recently uploaded (16)

konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 

Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah

  • 1. MANAJEMEN PELAYANAN PRODUK DAN JASA BANK SYARIAH AKAD MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DI PERBANKAN SYARIAH Penyusun: FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2015 Surya Suwarna 1461206008 Evi Afiyah 1416126061 Fajar Subiyantoro 1416126006 Kelas : III/C Perbankan Syariah
  • 2. i KATA PENGANTAR Sega puji hanya milik Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Izin-Nya, makalah “AKAD MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DI PERBANKAN SYARIAH” yang merupakan salah satu bagian dari materi Manajemen Pelayanan Produk dan Jasa Bank Syariah dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjunan Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah hingga zaman ilmiah kini. Dengan adanya penugasan proyek penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khusunya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Makalah ini dibuat berdasarkan sumber yang jelas dari hasil penelitian dan pengembangan di perpustakaan, sehingga makalah ini dapat tersusun guna menambah wawasan, pengetahuan serta keyakinan kita dalam mengkaji materi dan sebagai penunjang mengenai pemahaman produk dan jasa yang ada di bank syariah yang harus dimiliki seseorang apabila terlibat dalam organisasi perusahaan perbankan syariah kedepannya dan tidak menutup kemungkinan makalah ini bisa dijadikan referensi bacaan bagi peminat penguna jasa dan produk bank syariah. Selanjutnya penulis berharap semoga makalah sederhana ini dapat memenuhi syarat sebagaimana yang diharapkan. Tangerang, November 2015 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................3 C. Metode Penulisan..................................................................................3 D. Sistematika Penulisan............................................................................3 BAB II PEMBAHASAN A. Mudharabah...........................................................................................6 B. Musyarakah.........................................................................................25 BAB III PENUTUP Kesimpulan ................................................................................................36 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................38
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank syariah dalam menjalankan bisnisnya menyediakan berbagai jenis produk yang ditawarkan dengan skema sesuai akad yang disyariatkan, baik berupa produk-produk untuk penghimpunan dana nasabah (funding) maupun produk penyaluaran dana atau pembiayaan bagi nasabah (financing). Secara mendasar seperti dalam penyaluran dana (memberikan pinjaman) bank syariah tidak diperkenankan untuk memungut bunga maupun memungut imbalan lain dalam bentuk apapun juga, oleh karena itu bank syariah menempuh mode atau cara lain yang prinsipnya dibenarkan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam (prinsip syariah). Adapun cara-cara yang ditempuh dalam moda pembiayaan bank syariah itu sendiri mengunakan akad Murabahah, Mudharabah, Musyarakah dan Ijarah. Dibawah ini merupakan tabel produk-produk yang ditawarkan bank syariah, Adapun produk-produk yang ditawarkan bank syariah sebagai berikut:1 Tabel 1 Kelompok produk Lending Akad Pembiayaan Skema Pembiayaan Contoh Produk Pembiayaan Jual Beli  Murabahah  Isthisna’  Salaam  PPR (Rumah)  PPM (Motor) Bagi Hasil  Musyarakah  Mudharabah  PDB (Pembiayaan Dana Berputar)  Pembiayaan 1 Ikatan Bankir Indonesia.Mengelola Bank Syariah modul sertifikasi tingkat IIgeneral banking syariah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.2014, h.109
  • 5. 2 Ekspor/Impor  Pembiayaan Resi Gudang Sewa  Ijarah  Ijarah Muntahiya Bithamlik  Pembiayaan Pendidikan  Pembiayaan Umrah  Pembiayaan Rumah & Mobil Imbalan/Fee Based  Kafalah  Wakalah  Qardh & Ijarah  Rahn  Garansi Bank  L/C  Talangan Haji  Gadai Emas Tabel 2 Kelompok Produk Dana dan Jasa Dana Jasa & Layanan E-Channel Produk Valas  Giro Wadiah  Kiriman Uang  ATM  Travellers Cheque  Deposito Wadiah  Remittance (kiriman uang valas)  Mobile Banking  Sharf (jual beli valuta asing)  Tabungan Mudharabah  Inkaso  Phone Banking  Tabungan Haji  Kliring  SMS Banking  Sukuk/Obligasi Syariah  RTGS  Internet Banking
  • 6. 3 Bank syariah adalah bank yang mekanisme kerjanya menggunakan meknisme bagi hasil, terlebih dalam moda pembiayaan maka perlu mendapat perhatian mengenai teori mudharabah dan musyarakah sebagai bagian dari skema yang dijalankan pada produk finansial yang berbasis kemitraan atau kerjasama. B. Rumusan Masalah Beberapa pokok masalah yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut: 1. Apa dan bagaimana penerapan akad mudharabah di bank syariah? 2. Apa dan bagaimana penerapan akad musyarakah di bank syariah? C. Metode Penulisan Makalah ini disusun berdasarkan sumber yang kami peroleh dari buku hasil riset di perpustakaan. D. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Metode Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II Pembahasan BAB III Penutup Kesimpulan Daftar Pustaka/Referensi  Mudharabah Muqayadah  SDB (Safe Deposit Box)  Electronic Data Capture (EDC)  Custodian
  • 7. 4 BAB II PEMBAHASAN Dalam kajian fiqh muamalat Islam ada dikenal dengan dua istilah Wa’ad dengan akad. Pengertian Wa’ad adalah janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya, sementara akad adalah kontrak antara dua belah pihak.2 Sementara itu fiqh muamalat juga membagi akad kedalam dua bagian yang dilihat dari ada atau tidaknya kompensasi, akad tersebut yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah. Apabila dilihat dari tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh kontrak/akad dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu: Natural Certain Contarcts, dan Natural Uncertainy Contract.3 Maka dalam skema dapat digambarkan sebagai berikut:4* 2 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:PT Rajagrafindo persada.2004,h.65 3 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.51 4 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.71 Wa’ad Akad Transaksi Sosial Tarnsaksi Komersial 1. Qard 2. Wadiah 3. Wakalah 4. Kafalah 1. Murabahah 2. Salam 3. Istishna’ 4. Ijarah 1. Musyarakah (wujud,‘inan, abdan, muwafadhah, mudharabah) Ncc Nuc
  • 8. 5 Secara pengertian Natural Certain Contarcts adalah kesepakatan kedua belah pihak untuk saling mempertukarkan aset yang dimiliki, dalam pertukaran objek maka kepastian barang atau jasa yang akan ditukar harus pasti dari segi jumlah, kualitas, harga dan waktu penyerahannya. Kategori akad yang masuk kedalam NCC ini adalah: Akad Jual Beli (Bai’, Salam, dan Istishna’) dan Akad Sewa Menyewa (Ijarah dan IMBT). Sedangkan untuk pengertian Natural Uncertainy Contract adalah keadaan pihak-pihak dalam bertransaksi yang melakukan saling pencampuran asetnya baik aset riil maupun aset financial menjadi kesatuan dan kemudian dalam mendapat keuntungan resiko ditangggung bersama-sama (keuntungan kerugian). Adapun contoh NUC Musyarakah (wujud, ‘inan, abdan, muwafadhah, mudharabah), Muzara’ah, Musaqah, dan Mukhabarah. Bentuk kegiatan organisasi bisnis seperti kemitraan didirikan dengan tujuan adanya pembagian keuntungan dengan partisipasi bersama. Seperti dibahas pada pembahasan diatas Mudharabah dan Musyarakah merupakan bagian dari kelompok Natural Uncertainy Contract dimana dua model bagi hasil yang lebih disukai dalam hukum Islam.5 Metode profit and loss sharing inilah yang digunakan bank syariah dalam model pendanaan. 5 Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algaoud. Islamic Banking, alih BahasaBurhan Subrata.Jakarta:PT Serambi Ilmu Semesta. 2007, h.60 Teori Pertukaran Teori Percampuran * bentuk skema dengan perubahan (penyaji) 5. Rahn 6. Hibah 7. Waqf 2. Muzara’ah 3. Musaqah 4. Mukhabarah
  • 9. 6 1. Mudharabah a. Pengertian Mudharabah Secara etimologi kata mudharabah berasal dari kata al-dharab,yang berarti secara harfiah adalah bepergian atau berjalan. Istilah mudharabah adalah kata yang digunakan oleh bangsa penduduk Irak sedangkan bangsa penduduk Hijjaz kata yang digunakan adalah qiradh, namun pemaknaan mudharabah dan qiradh adalah satu makna.6 Didalam Al-Qur’an kata mudharabah tidak disebutkan secara jelas hanya mengungkapkan mustaq dari kata dharaba sebanyak 58 kali.7 Kata dharaba bisa dilihat sebagaimana firman Allah pada Q.S Al-Muzamil: 20 : ......  ........ Artinya : .....dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah..... Didalam buku ringkasan sunnah sayyid sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al –Faifi, Mudharabah didefinisikan sebagai kerjasama dua pihak, salah satu pihak pemberi modal kepada pihak lain untuk dikelola dengan keuntungan dibagi berdua sesuai kesepakatan.8 Adiwaman A Karim mendefinisikan akad Mudharabah sebagai akad kontrak dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha9. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI (DSN-MUI) pengertian Mudharabah, yakni akad kerja sama dalam suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (malik, shahib al- mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudarib, 6 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah. Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada.2002,h.135 7 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. 2005,h.47 8 Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al –Faifi.Ringkasan Fiqh Sunnah Sayid Sabiq, alih bahasaAhmad Tirmidzi.Jakarta:Pustaka Al-Kautsar.2015 cet.3, h.811. 9 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.204-205
  • 10. 7 nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi antara mereka secara kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.10 b. Dasar Hukum Mudharabah Dasar hukum melakukukan mudharabah adalah boleh.11 Hadis yang di riwaytkan oleh Ibnu Majah dari Shuhaib r.a, yang menjadi dasar hukum ini,. Rasulullah SAW, telah bersabda: ‫رضة‬ ‫والمقا‬ ‫اجل‬ ‫إلى‬ ‫البيع‬ ‫البركة‬ ‫فيهن‬ ‫ثالث‬‫للبيت‬ ‫لشعير‬ ‫با‬ ‫البر‬ ‫وخلط‬‫والللبيع‬ Artinya: Ada tiga perkara yang diberkati: jual beli yang ditangguhkan, memberi modal, dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga, bukan untuk dijual. Adapun dalam prakteknya mudharabah dilakukan antara Khadijah dengan Nabi, saat itu Khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi Muhammad SAW keluar negeri. Dalam praktik ini Khadijah berperan sebagai pemilik modal (shahib al-mal) dan Nabi Muhammad SAW berperan sebagai Mudharib.12 Pada dasarnya praktik mudharabah telak dipraktikan oleh penduduk Arab sebelum Islam turun. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi sebagai pedagang, pada saat itu usia Nabi SAW berusia sekitar 20-25 tahun. Dalam kitab al-Muwatha’ Imam Malik, dari al-A’la Ibn Abd al-Rahman Ibn Ya’qub, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ia pernah pengerjakan harta Utsman r.a sedangkan keuntungannya dibagi dua.13 Dalam praktiknya di Indonesia, bank syariah melakukan kegiatan usahanya berdasarkan akad mudharabah di pedomani Fatwa-Fatwa DSN-MUI14, adapun fatwa yang dikeluarkan oleh DSB-MUI untuk menetukan keabsahan akad mudharabah adalah sebagai berikut: 10 Fatwa Dewan Syariah Nasional MajelisUlama IndonesiaNo.07/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 29 Dzulhijjah 1420H/4 April 2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh). 11 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah.....h.138. 12 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.204 13 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah.........h.139 14 Sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,Prinsip syariah yangharus dijalankan oleh bank syariah harustelah difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesiadan Fatwa tersebut dituangkan dalamperaturan BI. Fatwa tentang perbankan syariah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).
  • 11. 8 1. Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudarabah (Qiradh). 2. Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudarabah. 3. Fatwa DSN-MUI No. 38/DSN-MUI/202 tentang Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (Sertifikat IMA). 4. Fatwa DSN-MUI No. 50/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah. 5. Fatwa DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah pada Asuransi Syariah. 6. Fatwa DSN-MUI No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi. c. Rukun Mudharabah Unsur-unsur (rukun) yang harus ada dalam akad mudharabah adalah sebagai berikut: 1. Adanya dua pihak (pelaku) yakni, pihak pemilik modal dan pelaksana usaha. (shahib al-maal dan mudharib). Syarat seorang shahib al-maal dan mudharib yakini pertama memiliki kapasitas untuk menjadi pemodal dan pengelola dan kedua memiliki kewenangan mewakilkan/memberi kuasa dan menerima pemberian kuasa.15 2. Adanya objek Mudharabah (modal dan kerja) Modal yang disediakan oleh shahib al-maal harus berbentuk uang, jumlahnya jelas, dan tunai.16 Modal harus berbentuk uang dan tidak boleh berbentuk barang didasarakan pada pendapat fuqaha. Karena barang tidak dapat dipastikan taksiran haraganya dan 15 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.56 16 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya, Jakarta: Kencana,2014,h.309
  • 12. 9 mengakibatkan ketidakpastian (gharar) besarnya modal mudharabah.17 Arti tunai disini bukan uang hutang. Dalam maslah kerja (usaha yang dilakukan) segala jenis usaha diperbolehkan dalam melakukan kerja sama mudharabah, orientasi tidak hanya pada berfokus pada keuntungan semata, tetapi usaha yang dijalankan harus sesuai dengan ketentuan syari’ah yakni usaha yang halal dan baik. Mudharib berkewajiban menyediakan keahlian, waktu, pikiran, dan upaya untuk mengelola proyek.18 3. Ijab dan Qabul (Persetujuan kedua belah pihak) Perjanjian mudharabah dapat dibuat baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan.19 Pentingnya pada akad ini dilakukan secara tertulis pula dengan perumusan secara tegas dan jelasa gar tidak ada kesalah pahaman (salah tafsir) pada akad yang telah dilakukan dikemudian hari. Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat 28220 menekankan pada setiap perjanjian pinjaman dilakukan secara tertulis. 4. Nisbah Keuntungan Perhitungan keuntungan didasarkan pada keuntungan dipotong modal, dan pendapata keuntungan masing-masing pihak dilakukan dengan nisbah keuntungan seperti 50:50 atau 70:30 dan seterusnya, artinya tidak dinyatakan dengan nominal tertentu, misalkan seorang pemilik modal mensyaratkan bahwa untung yang harus diterima sebesar. Rp 750.000,- dari usaha yang akan dijalankan mudharib, padahal dalam usaha kejelasan untung atau rugi belum dapat diketahui. Ini tergolong kedalam perbuatan ribawi, karena 17 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.206 18 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya.....h.313. 19 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya.....h.306. 20 Arti Q.S 2: 282 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.......”
  • 13. 10 menjadikan kontrak yang berkarakter tidak pasti (Uncertainy Contract) menjadi Certainy Contract. Islam memperbolehkan adanya sharing keuntungan dan kerugian. Dalam keuntungan (bila usaha yang dijalankan untung) maka dikenal dengan nisbah keuntungan. Bila merugi tidak dikenal dengan istilah nisbah kerugian, melainkan kerugian yang terjadi dibagi berdasarkan besarnya modal masing-masing pihak. Pemilik modal menanggung uang yang dijadikan modal, sedangkan pelaksana kerja (proyek) menanggung kerugian jerih payahnya yang telah di kontribusikan dan dikeluarkan baik kerja, usaha dan waktunya.Dalam praktiknya diperbankan modern, tawar-menawar nisbah antara pemilik modal (yakni investor atau deposan) dengan bank syariah hanya terjadi bagi deposan/investor dengan jumlah besar, karena mereka ini memiliki daya tawar yang relatif tinggi.21 Tetapi dalam prktiknya di perbankan syariah deposan atau nasabah menanggung kerugian belum pernah terjadi. Bahkan bukti empiris menunjukan bahwa imbal jasa deposito atau tabungan syariah lebih besar dibandingkan dengan bunga deposito atau tabungan pada bank konvensional.22 d. Skema Mudharabah 21 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.209 22 Irma Devita P. dan Suswinarno. Akad syariah, Bandung: Kaifa,2011,h.31 + Mudharib (pelaksana usaha) Modal0% Skill 100% Shahib al Maal(pemilik dana) Modal100% Skill 0% Bagihasil Rp Rp Rp
  • 14. 11 e. Jenis Mudharabah Pada prinsipnya, mudharabah bersifat mutlak dimana shaib al-maal tidak menetapkan syarat-syarat tertentu kepada si mudharib, hal ini disebabkan karena ciri khas mudharabah berdaskan hubungan dan personal yang melibatkan kepercayaan/amanah yang tinggi.23 Tetapi apabila memang perlu adanya penetapan oleh shaib al-maal dalam menyelamatkan modal dari resiko kerugian yang diberikan kepada mudharib, maka boleh shaib al-maal mentapkan syarat- syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang mudharib. 23 Adiwarman A. Karim. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan.....h.212 BANK NASABAH MODAL 100% SKILL PROYEK OMSET KEUNTUNGAN
  • 15. 12 Ada dua jenis mudharabah24.: 1. Mudharabah al muqayyadah, yakni mudharabah yang terbatas apabila shaib al-maal menentukan bahwa mudharib hanya boleh berbisnis dalam bidang tertentu. 2. Mudharabah al muthlaqah, yakni mudharabah yang mutlak atau tidak terbatas apabila shaib al-maal menyerahkan sepenuhnya kepada pertimbangan mudharib untuk kedalam bisnis apa uang shaib al-maal akan ditanamkan. f. Praktik Mudharabah di Perbankan Syariah Ada dua pemaknaan tentang mudharabah, ada yang menekankan mudharabah sebagi produk ada yang menekankan bahwa mudharabah itu sebagai sistem. Sebagai sistem mudhrabah dipahami pengganti sistem bunga sedangkan mudharabah ditekankan sebagai produk artinya, penerapan mudharabah pada berbagai jenis pelayanan yang disediakan dan ditawarkan oleh bank syariah untuk keperluan nasabahnya. Dalam penerapan sebagai produk mudharabah dibedakan menjadi dua yaitu mudharabah bersifat tabungan atau akumulasi dana dan mudharabah bersifat pembiayaan.25  Mudharabah Dalam Penghimpuanan Dana Pengaplikasian mudharabah dalam kegiatan penghimpunan dana dilakukan dengan menerbitkan produk giro, tabungan dan deposito. Didalam kegiatan menghimpun dana dengan pengaplikasian mudharabah, disini si penabung (nasabah) menjadi shaib al-maal dan pihak bank menjadi mudharib. Pihak bank apabila terjadi kesalahan urus dalam pengelolaan dana nasabah (miss management), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut. 24 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya.....h.296. 25 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.92
  • 16. 13 Kita ketahui bahwa pembagian mudharabah ada dua yakni Mudharabah al muqayyadah dan Mudharabah al muthlaqah kedua pembagian mudarabah ini secara istilah di kenal dengan Unresticed Investement Account, URIA untuk pengistilahan Mudharabah muthlaqah, dan Resticed Investement Account, RIA untuk pengsitilahan Mudharabah muqayyadah. Dalam pembahasaan yang diuraikan oleh Muhammad Syafi’i Antonio dalam bukunya Bank Syariah dari Teori ke Praktek mengemukakan aplikasi mudharabah ini diwujudkan dalam bentuk: a. Deposito Berjangka. Tabungan mudharabah ini disebut juga dengan deposito biasa. Tabungan ini dimaksudkan untuk tujuan-tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban dan lain sebagainya b. Tabungan Khusus. Disebut juga special investment. Tabungan ini secara khusus akan disalurkan untuk bisnis atau proyek tertentu, misalnya murabahah atau ijarah.26 Berikut ini penjelasan produk penghimpunan dana di bank:27 1. Giro, merupakan : 1) Simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan cek atau kartu ATM sebagai media/alat penarikan, 2) Dapat dibuka oleh perusahaan atau perorangan, 3) Aturan tentang setoran pertama dan saldo minimal, dan 4) Cek dapat berbentuk tunai atau melalui rekening (account payable) 2. Tabungan, merupakan: 1) Simpanan yang dapat diambil berdasarkan kesepakatan dengan menggunakan buku atau kartu sebagai alat penarikan. 2) Buku tabungan/ account statement merupakan bukti pemilikan/pemegang rekening. Dan 3) Aturan tentang setoran pertama dan saldo minimal 26 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta:Gema Insani Press. 2002 27 Cecep Maskanul Hakim Peneliti Bank Yunior Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia. Bahan Persentasi dengan judul “Produk Perbankan Syariah”. Bank Indonesia
  • 17. 14 3. Deposito, merupakan: 1) Simpanan untuk jangka waktu tertentu yang dapat diambil setelah jatuh tempo, 2) Menggunakan bilyet sebagai tanda bukti simpanan, dan 3) Mendapatkan bagi hasil yang dibayarkan tiap akhir bulan. Skema pada Bank Syariah Membuka deposito/tabungan – Mencairkan deposito/tabungan – Ditambah dengan imbal jasa/bagi hasil Skema pada Bank Konvensional – Membuka deposito/tabungan – Mencairkan deposito/tabungan – Ditambah dengan bunga Peraturan Bank Indonesia memberikan syarat minimum akad yang berbeda antara deposito dan tabungan dengan giro. Pembedaan tersebut oleh sifatnya yakni giro lebih di tujukan bagi kegiatan usaha nasabah, sedangkan deposito dan tabungan diperuntukkan bagi investasi.28 Syarat minimum akad mudharabah untuk tabungan dan deposito adalah: 1. Adanya pihak yang melakukan akad, yakni bank yang bertindak selaku pengelola dana (mudharib), sementara nasabah bertindak selaku pemilik dana (shahib al-mal). 2. Dananya harus disetor penuh Jadi, tidak dibolehkan pemberian dana dalam bentuk cicilan atau bertahap. 3. Pembagian keuntungan dalam nisbah. 4. Pada tabungan, nasabah wajib menginvestasikan dana minimum tertentu. 5. Nasabah tidak boleh menarik dana di luar kesepakatan. 28 Muhammad Yusuf dan Wiroso. Bisnis Syariah, Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2011 NASABAH BANK SYARIAH NASABAH BANK KONVENSIONAL
  • 18. 15 6. Biaya operasional dari nisbah bank. 7. Bank tidak boleh mengurangi hak nasabah. 8. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan syarat minimum akad mudharabah untuk giro, yaitu: 1. Harus ada kegiatan usaha (dharabah) dari nasabah. 2. Pembagian keuntungan dihitung dari saldo terendah. 3. Biaya operasional tidak dibebankan pada bagian keuntungan (nisbah) bank, melainkan ditanggung bersama berdasarkan nisbah. Dalam prinsip mudharabah, terdapat potensi risiko yang mungkin dihadapi oleh pihak bank, yaitu: 1. Risiko likuiditas, yaitu risiko yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada di rekening giro relative tinggi dan bank setiap saat harus memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. 2. Risiko pasar, yaitu risiko yang disebabkan oleh pergerakkan nilai tukar untuk giro dalam valuta asing. 3. Risiko displacement (commercial displacement risk), yaitu risiko yang disebabkan oleh adanya potensi nasabah memindahkan dananya karena adanya tingkat bonus atau bagi hasil riil yang lebih rendah dari tingkat suku bunga yang ada. Berikut ini deskripsi contoh sederhana dalam perhitungan bagi hasil pada deposito mudharabah: Bapak H. Fajar memiliki deposito sebanyak Rp 30 juta di Bank “Surya Syariah“ dengan jangka waktu satu bulan (misalnya dari 1 November 2015 s/d 1 Oktober 2015). Kesepakatan bagi hasil yang telah disepakati antara bank dan H. Fajar pada awal transaksi adalah 43% : 57%. Jika keuntungan yang diperoleh Bank “Surya Syariah” untuk deposito satu bulan per 31 Oktober 2015 adalah Rp 18,5 Juta, sementara rata-rata deposito jangka waktu satu bulan adalah Rp 1000 (1 Miliyar), maka teknik perhitungan bagi hasilnya adalah sebagai berikut: 𝑅𝑝 30.000.000 𝑅𝑝 1000.000.000 𝑥 𝑅𝑝 18.500.000 𝑥 57% = 𝑅𝑝 316.350,−(𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘)
  • 19. 16 Dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya pendapatan riil yang akan diperoleh nasabah sangat tergantung kepada pendapatan yang diperoleh bank, berdasrakan prosentase keuntungan. Pemberian keuntungan oleh bank syariah kepada nasabah melalui pendekatan LDR ( Loan to Deposit Ratio) . Artinya dalam mengakui pendapatan bank syari’ah menimbang rasio antara dana pihak ketiga dan pembiayaan yang diberikan serta pendapatan yang dihasilkan dari perpaduan dua faktor tersebut.29 Berikut ini contoh-contoh produk penhimpunan dana yang ditawarkan oleh bank syariah di Indonesia : 1. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah iB30 Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi Anda. Manfaat Menguntungkan Memperoleh bagi hasil yang kompetitif setiap bulan Ketenangan di hati Dana investasi nasabah dikelola secara Syariah, sehingga memberikan ketenangan batin dalam berinvestasi Fleksibel Tersedia pilihan jangka waktu investasi Sebagai Jaminan Dapat digunakan sebagi jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank 29 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.98-99 30 http://www.bankmuamalat.co.id/produk/deposito-mudharabah (diakses 09/11/2015) dengan pengubahan penyaji
  • 20. 17 Muamalat. Syarat Pembukaan Perorangan  WNI : KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku dan NPWP atau surat pernyataan terkait kepemilikan NPWP/Surat pernyataan  WNA : KIMS/KITAS/Surat referensi Perusahaan/Institusi: NPWP, Dokumen legalisasi, dan Dokumen izin usaha Deposito Mudharabah Deskripsi Deposito Mudharabah Kategori Nasabah 1. Perorangan 2. Badan Hukum Minimal Saldo Rekening Rp 5.000.000 USD 1.000 Pilihan Jangka Waktu  1 Bulan  3 Bulan  6 Bulan  12 Bulan Fasilitas Asuransi Tidak Ada
  • 21. 18 2. Tabungan Mudharabah SimPel iB31 Tabungan Masa Kini! Simpanan Pelajar iB yang selanjutnya disebut SimPel iB adalah simpanan berupa tabungan perorangan yang diperuntukkan siswa dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini. Adapun siswa dimaksud yakni siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Madrasah (MI, MTs, MA) atau sederajat, yang berusia di bawah 17 tahun dan belum memiliki KTP dalam mata uang Rupiah dengan Prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah. Persyaratan 1. Perorangan (WNI); dan 2. Siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Madrasah (MI, MTs, MA) atau sederajat. 3. Usia di bawah 17 tahun Fitur-Fitur No Deskripsi Produk Simpanan Pelajar iB (SimPel iB) 1 Tipe Penghimpunan Dana Tabungan 2 Prinsip Mudharabah 3 Peruntukkan Perorangan (WNI) 4 Nisbah/Bagi Hasil Mengikuti ketentuan yang berlaku 5 Zakat Optional 6 Umur Nasabah < 17 tahun 7 Nama Rekening Nama Siswa 8 Nama CIF Nama Siswa 31 http://bjbsyariah.co.id/produk-dan-jasa/produk-perhimpunan-dana/simpel-ib/ (diakses 09/11/2015) dengan pengubahan penyaji
  • 22. 19 9 Setoran Awal Rp 1.000,00 10 Setoran Selanjutnya Rp 1.000,00 11 Saldo Minimum Rp 1.000,00 12 Saldo Maksimum Tidak Dibatasi 13 Batasan Transaksi Penarikan Di Channel Teller : Nominal Maksimal Rp. 500.000,00/Hari, Kecuali pada saat nasabah ingin menutup rekening Frekuensi Tidak dibatasi 14 Info Rekening Buku Tabungan,Rekening Koran 15 Nama yang tercantum dalam buku tabungan Nama Siswa 16 Fasilitas ATM untuk Tingkatan Siswa SD, MI, SMP, SMA, MTs, MA atau sederajat (PAUD,TK) tidak diberikan Fasilitas ATM Kartu ATM SimPel iB & atau Co Branding (Tetap menggunakan Logo/Mockup SimPel iB) 17 Nama yang tercantum dalam kartu ATM Nama Siswa 18 Batasan Transaksi Kartu ATM SimPel iB Penarikan Tunai Rp. 200.000,00/ Transaksi Penarikan Tunai Rp. 1.000.000,00/Hari Frekeuensi Transaksi 5 kali/Hari 19 Biaya-biaya: Adm Tab per bulan GRATIS/Tidak dikenakan biaya Adm ATM per bulan GRATIS/Tidak dikenakan biaya Penerbitan Kartu ATM GRATIS/Tidak dikenakan biaya Saldo dibawah Minimum GRATIS/Tidak dikenakan biaya Penutupan Rekening Rp 1.000,00 Rekening Dormant Rp 1.000,00/bulan Penggantian Buku Tabungan Habis/Halaman Penuh GRATIS/Tidak dikenakan biaya Penggantian Buku Tabungan Rusak/Hilang Rp 5.000,00 Penggantian Kartu ATM Rusak/Hilang Rp 15.000,00 Syarat dan Mekanisme
  • 23. 20 Penandatangan Kartu Contoh Tanda tangan (speciment) dan buku Tabungan serta mekanisme penyerahan buku tabungan adalah sebagai berikut :  Untuk siswa TK/PAUD/SD atau sederajat, Kartu Contoh Tanda tangan dan buku tabungan wajib ditandatangani oleh orang tua/wali. Sedangkan untuk siswa SMP/SMA atau sederajat, Kartu Contoh Tanda tangan dan buku tabungan wajib ditandatangani oleh siswa.  Untuk siswa TK/PAUD/SD atau sederajat, penyerahan buku tabungan dapat diwakili oleh sekolah atau langsung kepada orang tua/wali. Sedangkan untuk siswa SMP/SMA atau sederajat, penyerahan buku tabungan dapat diwakili oleh sekolah atau langsung kepada siswa yang bersangkutan. Pembatasan pelaku penarikan sebagai berikut :  Untuk jenjang pendidikan PAUD, TK, SD, MI atau sederajat : Penarikan di sekolah dilakukan oleh siswa dengan mengisi Slip Penarikan yang ditandatangani oleh siswa selaku Nasabah dan harus disertai tanda tangan Orangtua/Wali.  Tanda tangan siswa tidak menjadi acuan verifikasi Bank, melainkan hanya sebagai sarana edukasi.  Penarikan dicounter Kantor Cabang Bank dilakukan oleh Nasabah didampingi Orangtua/Wali. Verifikasi mengacu pada kebijakan Bank.  Untuk jenjang pendidikan SMP, SMA, MTs, MA atau sederajat :  Slip penarikan ditandatangani siswa selaku Nasabah.  Mudharabah Dalam Pembiayaan Dalam muamalah ekonomi islam, baik mudharabah ataupun musyarakah terdapat salah satu ayat Al-Quran yang berkaitan dengan kerja sama ini, yaitu :      Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S Al-Anfal (8): 27)
  • 24. 21 Berbeda dengan mudharabah penghimpunan dana disini disini bank menjadi shaib al-maal dan pihak nasabah menjadi mudharib. Dalam produk mudharabah pengerahan dana diterapkan secara khusu bagi para nasabah yang membutuhkan modal untuk sebuah usaha.32 Aplikasi tersebut digolongan menjadi dua, yaitu: a. Pembiyaan Modal Kerja (PMK). Hal ini dimaksudkan bank dapat memberikan modal kepada nasabahnya yang menghendaki usaha. Dalam hal ini, bank memberi kebebasan kepada pengusaha untuk melakukan berbagai jenis usaha yang diinginkan. Seperti perdagangan atau bisnis jasa. b. Investasi Khusus. Adalah pemberian modal dari bank yang berasal dari sumber dana khusus dengan penyaluran pada jenis usaha tertentu dan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pihak bank. Dalam hal ini bank tidak menerima sebuah usaha yang mempunyai nilai spekulatif yang tinggi.33 Seperti sudah dijelaskan dalam pembahsan diatas ada dua jenis mudaranah Mudharabah al muqayyadah Resticed Investement Account, RIA dan Mudharabah al muthlaqah/Unresticed Investement Account, URIA . Ada ketentuan masing masing produk tersbut: Dalam mudharabah muthlaqah (URIA = Unrestricted Investment Account, ketentuannya yakni: a. bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sedangkan untuk deposito bank akan memberikan sertifikat atau tnda penyimpanan (bilyet) 32 Muhammad. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah....h.92 33 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek...97
  • 25. 22 c. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung namun tidak diperkenankan saldo negative d. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.34 Syarat mudhrabah muqayyadah adalah sebagai berikut: a. Bank bertindak sebagai agen penyalur dana investor (chanelling agent) kepada nasabah yang bertindak sebagai pengelola dana b. Jangka waktu pembiayaan, pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara investor, nasabah dan bank c. Bank hanya memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan usaha nasabah d. Pembiayaan diberikan dalam bentuk tunai dan/barang e. Dalam hal pembiayaan diberikan dalam bentuk barang Bank sebagai agent penyalur dana dapat menerima fee (imbalan) sesuai dengan kesepakatan bersama f. Keuntungan dari hasil usaha dinyatakan dalam bentuk nisbah g. Bank tidak menanggung risiko kerugian usaha yang dibiayai h. Investor sebagai pemilik dana yang menanggung seluruh risiko kerugian usaha kecuali jika nasabah melakukan kecurangan, kelalaian,dan lain sebaginya yang dapat mengakibatkan kerugian. Mudharabah RIA ini ada dua jenis, yaitu:35 1. Mudharabah muqayyadah off balance sheet Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usaha.dimana bank syariah bertindak sebagai pengatur(arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Dan pencatatan transaksi di bank syariah dilakukan secara off balance (tidak dicatat dalam laporan keuangan bank),pembagani hasil hanya melibatkan 34 Ahmad Ifham. Ini Lho Bank Syariah,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015 h.72 35 Ahmad Ifham. Ini Lho Bank Syariah...........h.
  • 26. 23 nasabah dan investor, dan besar bagi hasil sesuai kesepakatan antara pihak nasabah dan pihak investor. 2. Mudhrabah muqayyadah on balance sheet Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimna pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya nasabah investor mensyaratkan sasaran pembiayaan dananya, seperti untuk pertanian, properti, atau pertambangan saja.Pencatatan di bank syariah dilakukan secara on balance sheet (dalam laporan keuangan) dan penentuan nisbah bagi hasil atas kesepakatan bank dan nasabah. Berikut ini contoh-contoh produk penyaluran dana yang ditawarkan oleh bank syariah di Indonesia: Pembiayaan Warung Mikro36 Limit pembiayaan sampai Rp.100juta Peruntukan pembiayaan: 36 http://www.syariahmandiri.co.id/ Mudharabah Muqayadah (RIA) Mutlaqah (URIA) Off Balance Sheet On Balance Sheet Gambar Skema : Bentuk Bentuk Mudharabah di Bank Syariah
  • 27. 24 1. Perorangan Golongan berpenghasilan tetap (Golbertab) seperti PNS, Pegawai Swasta, dsb. Wiraswasta/Profesi 2. Badan Usaha Produk: 1. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) o Limit pembiayaan: minimal Rp2000.000,- (dua juta rupiah) sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). o Jangka waktu: maksimal 36 bulan. o Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM. 2. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) o Limit pembiayaan: di atas Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). o Jangka waktu: maksimal 36 bulan. o Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM. 3. Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) o Limit pembiayaan: di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah). o Jangka waktu: maksimal 48 bulan. o Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM. Persyaratan: 1. Wiraswasta/Profesi: o Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. o Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun saat pembiayaan lunas. o Surat keterangan/ijin usaha. 2. Perorangan Golbertap o Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1 (satu) tahun. o Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiyaan. o Surat keterangan kerja/SK Pegawai. 3. Badan usaha o Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. o Surat keterangan/ijin usaha. o Akte pendirian/perubahan perusahaan.
  • 28. 25 2. Musyarakah a. Pengertian Musyarakah Konsep syirkah/Musyarakah dikembangkan Islam kedalam bentuk-bentuk kerjasama berusaha dalam bentuk proyek tertentu. Konsep ini dikembangkan dalam bentuk bagi hasil. Basis produk bank syariah ini berbasis kemitraan sama halnya dengan mudhrabah namun dalam kedua produk ini memiliki perbedaan baik ciri/syarat berbeda Istilah lain dari konsep musyarakah ini dalam bahasa inggris disebut dengan prinsip partnership. Dalam bukunya yang berjudul Bank Syariah Produk-Produk dan Asepk Hukumnya Sutan Remy Sjahdeni menyebutnya dengan istilah “kemitraan para pemodal” atau “perkongsian para pemodal”.37 Pengertian syirkah ini menurut ulama fiqh Sayyid Sabiq mengatakan bahwa syirkah adalah Akad antara dua orang berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan.38 Dalam pengertian lain Musyarakah adalah perjanjian atas kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk untuk melakukan suatu usaha tertentu, masing- masing pihak memberikan kontribusi sidana. Keuntungan atau kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan proporsi yang telah disepakati sejak awal. b. Dasar Hukum Musyarakah Al Qur’an dan Hadis mendasari konsep ini 37 Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah produk-produk dan aspek-aspek hukumnya, Jakarta: Kencana,2014,h.329 38 Hendy Suhendy. Fiqh muamalah. Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada.2002,h.135
  • 29. 26 Qur’an Surah Ash-Shad ayat 24 :            Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:
  • 30. 27 ،ُ‫ه‬َ‫ب‬ ِ‫اح‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ُ‫خ‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ك‬ْ‫ي‬ ِ‫ر‬َّ‫ش‬‫ال‬ ُ‫ث‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫أ‬ :ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫هللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ُ‫ه‬َ‫ب‬ ِ‫اح‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫جْت‬ َ‫ر‬َ‫.خ‬ Artinya : "Allah swt. berfirman: 'Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka." (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah) Berdasarkan Ijma dan Kesepakan Ulama boleh melakukan kegiaatan Musyarakah, Dalam Kaidah fiqh dikemukakan : ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ُ‫ة‬َ‫اح‬َ‫ب‬ِ‫إل‬ْ‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ال‬َ‫ام‬َ‫ع‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫أل‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫حْر‬َ‫ت‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫د‬ َّ‫ل‬ُ‫د‬َ‫ي‬ . “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” c. Syarat dan Rukun Musyarakah Seperti halnya mudharabah, musyarakah juga memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi: berikut ini berupa ketetapan DSN-MUI No.08/DSN/IV2000 tentang pembiayaan Musyarakah: Beberapa Ketentuan: 1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad). b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
  • 31. 28 2. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut: a. Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan. b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal. d. Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja. e. Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri. 3. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian) a. Modal 1. Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang- barang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra. 2. Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan. 3. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan. b. Kerja 1. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
  • 32. 29 pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya. 2. Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak. c. Keuntungan 1. Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah. 2. Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra. 3. Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya. 4. Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad. d. Kerugian Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal. 4. Biaya Operasional dan Persengketaan a. Biaya operasional dibebankan pada modal bersama. b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
  • 33. 30 musyawarah. d. Skema Musyarakah 1. Perjajian Bagi Hasil Musyarakah 3.Dana 2. Peralatan dan Dana e. Jenis Musyarakah Proyek Keuntungan Bagi Hasil Bank Nasabah Modal
  • 34. 31 Bentuk kerja sama (syirkah) terbagi dalam beberapa golongan:39 1. Syirkah Al-‘Inan, penggabungan harta atau modal dua orang atau lebih yang tidak harus sama jumlahnya dan keuntungan dibagi secara proporsi sesuai dengan kesepakatan. 2. Syirkah Al Mufawadhah, perserikatan yang modal semua pihak dan bentuk kerja sama dilakukan baik kualitas maupun kuantitasnya harus sama dan keuntungan dibagi rata. 3. Syirkah Al Abdan/Al Amal, perserikatan dalam bentuk kerja yang hasilnya dibagi bersama. 4. Syirkah Al Wujuh, perserikatan tanpa modal. 5. Syirkah Al Mudharabah, bentuk kerja sama antara pemilik modal dengan seseorang yang memiliki keahlian dan keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. f. Praktik Musyarakah Dalam Perbankan Syariah Pada metode pembiayaan Musyarakah, bank dan calon nasabah bersepakat untuk bergabung dalam suatu kemitraan. Kesepakan tersebut dapat berlangsung untuk jangka waktu pendek saja misalnya untuk beberapa minggu, bulan namun dapat juga untuk beberapa tahun.40 Proses menuju penandatanganan akad musyarakah dalam praktik perbankan 1. Nasabah mengajukan permohonan untuk mendapatkan pembiayaan musyarakah dengan dilengkapi penjelsan mengenai usaha riil yang akan dilakukan nasabah bersangkutan. 2. Bank syariah mempelajari proposal yang diajukan oleh nasabah. 3. Nasabah dan bank syariah melakukan penandatangan akad musyarakah di hadapan notaris atau di bawah tangan. 39 Ahmad Ifham. Ini Lho Bank Syariah...........h. 40 Sutan Remy Sjahdeini...........h.329
  • 35. 32 4. Setelah dilakukan penandatanganan, dibuatkan pemberitahuan transaksi. 5. Pencairan pembiayaan musyarakah dari bank syariah dilakukan setelah proses tersebut selesai. Tinjauan kasus dengan prinsip kerja sama Dalam skema pembiayaan dengan menggunakan sistem kerja sama (baik mudharabah maupun musyarakah), ada beberapa hal yang harus dicermati oleh kedua belah pihak, diantaranya yaitu: 1. Penentuan jumlah porsi bagi hasil Sebagai contoh, dalam skema musyarakah, dimana nasabah menyetor uang modal Rp200 juta sedangkan bank menyetor Rp800 juta, maka tidak serta merta berarti perhitungn proporsi bagi hasil menjadi 20:80. Perlu diingat bahwa diluar kontribusi nasabah sebesar Rp200 juta, nasabah memiliki modal lain seperti jaringan pemasaran, keahlilan pekerjaan, serta modal tenaga kerja dan peralatan. 2. Pengaturan kondisi “impas” Artinya, usaha nasabah tidak mengalami kerugian, namun tidak ada keuntungan yang bisa dibagi dengan pihak bank. 3. Pengaturan yang cermat kondisi usaha nasabah mengalami kegagalan Menurut teori, apabila kerugian itu disebabkan oleh kesalahasn pengelola, kerugian usaha nasabah menjadi 100% tanggung jawab nasabah. Apabila kerugian usaha disebakan faktor-faktor yang tak dapat dikendalikan (force majeur), kerugian dibagi menurut proporsi yang disepakati kedua pihak. Contoh kasus dalam akad musyarakah: Ali adalah seorang kontraktor bangunan gedung-gedung bertingkat. Suatu saat Ali mendapatkan proyek untuk membangun sebuah mall dari PT. X. untuk
  • 36. 33 melaksanakan proyek itu, Ali mengajukan permohonan pembiayaan dengan skema musyarakah pada suatu bank syariah. Dalam pembangunan mall tersebut, Ali selaku kontraktrok usdah melakukan segala hal yang disepakati dengan PT.X. akan tetapi, PT. X melakukan wanprestasi dengan tidak membayar kepada Ali sesuai dengan termin kontrak yang telah disepakati, tentu saja ini menimbulkan kerugian bagi Ali selaku kontraktor. Dari contoh kasus diatas, apakah kegagalan membayar oleh PT.X kepada Ali adalah karena force majeur atau karena kesalahan pengelola? Pada umumnya, kegagalan bayar PT.X termasuk dalam kriteria force majeur karena bukan kesalahan kontraktor. Tetapi dalam kondisi tertentu bisa saja kegagalan bayar tersebut karena kesalahan manajemen. Misalnya, sebenarnya reputasi developer tersebut dikalangan dunia usaha kurang baik karena sering tidak membayar, tetapi hal itu tidak disampaikan kepada bank syariah sebagai mitranya, maka hal tersebut termasuk dalam kriteria mismanagement atau kesalahan pengelolaan. Keadaan wanprestasi (gagal bayar) itu bisa jadi dua kondisi ekstream,yaitu: 1. Karena developer ternyata bangkrut. Hal ini benar-benar merupakan force majeur, maka kerugian harus ditanggung bersama-sama sesuai dengan nisbah. 2. Karena ada beberapa pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diperjanjikan antara developer dan kontraktor. Dalam kondisi tersebut, jika nasabah (kontraktor) terbukti telah melakukan kelalaian sehingga menimbulkan kerugian, maka nasabah tersebut dianggap telah melakukan kesalahan pengelolaan (mismanagement), dan karenanya diwajibkan untuk menaggung kerugian tersebut.
  • 37. 34 Perbedaan Musyarakah dan Mudharabah41: 1. Investasi dalam musyarakah berasal dari semua mitra, sedangkan dalam mudarabah investasinya hanya datang pada shahi al-maal. 2. Dalam musyarakah semua mitra dapat berpartisipasi dalam manajemen dari bisnis yang dibiayai dan dapat memberikan pikiran dan kerjanya. Sementara dalam mudarabah, manajemen dilaksankan hanya oleh mudarib sendiri. 3. Dalam musyarakah semua mitra berbagi kerugian menurut pertimbangan besarnya investasi masing-masing. Dalam mudarabah kerugian investasi ditanggung shahib al-maal , mudarib terbatas pada sisa-sia pikiran, waktu dan tenaga. 4. Tanggung jawab para mitra di dalam musyarakah pada umumnya tidak terbatas. 5. Semua aset milik bersama sesui dengan perbandingan besarnya investasi masing-masing pada akad musyarakah. Contoh Produk musyarakah di perbankan indonesia: 41 Sutan Remy Sjahdeini...........h.329
  • 38. 35 BNI Syariah Multifinance 42 Pembiayaan kepada Multifinance adalah penyaluran pembiayaan langsung dengan pola executing, kepada Multifinance untuk usahanya dibidang perusahaan pembiayaan sesuai dengan prinsip Syariah. Keunggulan  Maksimum Total Plafond kepada Multifinance s/d Rp. 75 Milyar  Maksimum plafond kerjasama ke perusahaan pembiayaan ditetapkan atas dasar proyeksi kebutuhan penyaluran pembiayaan ke end user.  Jangka waktu penarikan plafond Pembiayaan 1 (satu) tahun.  Jangka waktu akad pembiayaan ke Multifinance sesuai jangka waktu pembiayaan ke end user maksimal 7 tahun sejak penandatanganan akad. Akad Dibuatkan plafond pembiayaan dan akad Musyarakah/Murabahah. Persyaratan Perusahaan Multifinace  Berbadan hukum dan telah beroperasi komersial selama sekurang- kurangnya 3 (tiga) tahun kecuali yang telah menjadi nasabah BNI Syariah.  Mempunyai legalitas usaha lengkap dan masih berlaku (SIUP, TDP, NPWP, Ijin MENKEU, dan lain-lain sesuai perijinan multifinance yang berlaku)  Telah menjadi nasabah simpanan dan atau nasabah pembiayaan di BNI Syariah atau Bank lain minimal 6 bulan.  Memiliki kinerja usaha yang terbukti baik selama 3 (tiga) tahun terakhir.  Kredibilitas manajemen baik (pengalaman, integritas pendidikan, struktur organisasi, dan succession planning/kaderisasi).  Menyampaikan Laporan Keuangan Audited 3 (tiga) tahun terakhir.  Mempunyai hasil penilaian informasi Bank Indonesia dengan kolektibilitas Lancar.  Memiliki perangkat analisa dan akad pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah. Biaya-Biaya  Biaya administrasi ringan sesuai ketentuan yang berlaku 42 http://www.bnisyariah.co.id/
  • 39. 36  Biaya penyimpanan BPKB : Minimal Rp. 15.000,- per BPKB sekali pungut s/d pembiayaan lunas  Biaya akta notariil sesuai ketentuan yg berlaku. BAB III PENUTUP Kesimpulan Perbedaan musyarakah dengan mudharabah Musyarakah merupakan bentuk kerja sama pembiayaan yang lain disamping mudhrabah. Bedanya dengan mudharabah, bank syariah dalam skema pembiayaan musyarakah tidak bertindak semata-mata pemodal. Demikian pula nasabah selaku pengusaha, tidak semata-mata bertindak selaku pengusaha yang tidak memiliki modal sama sekali. Berdasarkan perjanjian kerja sama 1. Mudharabah adalah perjanjian kerja sama bagi hasil dua pihak antara bank syariah sebagai penyedia modal 100% dan nasabah sebagai pelaksana kegiatan usaha. 2. Musyarakah adalah perjanjian kerja sama antara duaa pihak atau lebih antara bank syariah sebagai investor dan pihak lain juga sebagai investor. Masing-masing pihak menytorkan dana tunai dan/atau asset
  • 40. 37 sebagai modal usaha, pelaksanaan kegiatan usaha dilakukan bersama- sama sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Berdasarkan penyebab dan penanggung kerugian 1. Dalam skema mudharabah, apabila kegiatan usaha mengalami kerugian, penyebab kerugian harus diidentifikasi. Apabila kerugian terjadi akibat force majeur, kerugian ditanggung 100% oleh bank syariah, namun apabila kerugian karena kelalaian pelaksana kegiatan usaha atau nasabah, maka kerugian ditanggung 100% oleh nasabah. 2. Dalam skema musyarakah, setiap kerugian ditanggung bersama oleh semua pihak. Walaupun kerugian terjadi akibat kelalaian manajemen proyek, bank syariah tetap menanggung kerugian sesuai proporsinya karena bank juga ikut terlibat dalam pelaksaan kegiatan usaha. Oleh karena itu, bank seharusnya dapat mengidentifikasi indikasi kelalaian manajemen dan mengantisipasinya agar tidak mengalami kerugian.
  • 41. 38 DAFTAR PUSTAKA Devita, P.Irma dan Suswinarno. 2011 Akad syariah, Bandung: Kaifa. Ifham, Ahmad I. 2015.Ini Lho Bank Syariah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ikatan Bankir Indonesia, 2014. Mengelola Bank Syariah modul sertifikasi tingkat II general banking syariah. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Karim, Adiwarman A. 2004. BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo persada. Lewis, Mervyn K. & Latifa M. Algaoud. 2007. Islamic Banking, alih Bahasa Burhan Subrata. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Maskanul Hakim , Cecep. Peneliti Bank Yunior Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia. Bahan Persentasi dengan judul “Produk Perbankan Syariah”. Bank Indonesia Muhammad. 2005. Kontruksi mudharabah dalam bisnis syariah. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Remy Sjahdeini , Sutan. 2014. Perbankan syariah produk-produk dan aspek- aspek hukumnya, Jakarta: Kencana. Suhendy, Hendy. Fiqh muamalah. 2002. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sulaiman Ahmad Yahya Al –Faifi, Syaikh. 2015 . Ringkasan Fiqh Sunnah Sayid Sabiq, alih bahasa Ahmad Tirmidzi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Syafi’i Antonio, Muhammad. 2002. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press. Yusuf, Muhammad dan Wiroso. 2011. Bisnis Syariah, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Website : http://www.bnisyariah.co.id/ http://www.syariahmandiri.co.id/ http://bjbsyariah.co.id/ http://www.bankmuamalat.co.id/