SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL
NOMOR: 92/DSN-MUI/IV/2014 TENTANG
PEMBIAYAAN YANG DISERTAI RAHN
Habib Wakidatul Ihtiar
Pascasarjana IAIN Tulungagung
Email: kanghabibihtiar92@gmail.com
Abstract
This research is conducted to analyze DSN-MUI law of costing with rahn.
This research is a literary research. Literary research itself is a research which
use numbers of literatures from library as the main resources. The result of
the study are follows : First, law decision of DSN-MUI related to costing
with rahn is said to be true, by considering the joint benefit. Second, in this
law there is a discrepancy between classic fiqh and the result of DSN-MUI
agreement. In mudharabah transaction, actually, there is no requirement to
immerse rahn. In this law, howefer, rahn is immersed.
Keyword: Decisison of DSN No. 92 Tahun 2014, Costing, Rahn
Abstrak
Penelitian ini mencoba menganalisis fatwa DSN-MUI Nomor 92 Tahun
2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn (jaminan). Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research (penelitian
pustaka). Penelitian pustaka adalah penelitian yang proses penggalian datanya
dilakukan dengan cara menggali data-data dari literatur di perpustakaan.
Adapun hasil dari penelitian ini sebagai berikut: Pertama, penetapan fatwa
DSN-MUI tentang pembiayaan yang disertai rahn dirasa sudah tepat,
dengan memperhatikan aspek kemaslahatan bersama. Kedua, dalam fatwa ini
terdapat ketidakcocokan antara fiqh klasik dengan hasil kajian DSN-MUI,
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
24 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
yang terletak pada akad mudharabah. Pada akad mudharabah sebenarnya
tidak disyaratkan penyertaan rahn, sementara dalam fatwa tersebut akad
pada mudharabah dapat disertakan rahn.
Kata Kunci: Fatwa DSN No. 92 Tahun 2014, Pembiayaan, Rahn
PENDAHULUAN
Arus perkembangan dan kemajuan jaman membawa pengaruh
signifikan terhadap kehidupan umat manusia. Pengaruh tersebut dapat
terlihat hamper di segala bidang kehidupan. Mulai dari bidang sosial,
politik, kebudayaan, teknologi, dan ekonomi. Salah satu bidang yang
menjadi titik fokus dewasa ini adalah bidang ekonomi. Harus diakui,
aspek ekonomi merupakan aspek kehidupan yang sangat dinamis. Artinya,
selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke-waktu.
Perkembangan dunia perekonomian tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain berkembangnya teknologi dan sistem
informasi, munculnya jenis-jenis transaksi baru, tingkat intelektualitas
masyarakat, dan lain sebagainya. Hal ini tentu membawa dampak yang
sangat besar bagi sarana perkembangan dunia ekonomi. Islam sebagai
agama yang komprehensif (rahmatan lil ‘alamin), mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia sesuai yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Di dalam Islam, telah ditetapkan aturan-aturan dan hukum-hukum,
baik yang berlaku individual maupun sosial, atau lebih tepatnya, Islam
mengatur seluruh tata kehidupan bermasyarakat. Salah satu aspek yang
diatur oleh Islam ialah aspek perekonomian.
Aspek perekonomian merupakan salah satu aspek terpenting
bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Dalam konsepsi Islam, hal
ini tertuang ke dalam lima hal pokok dalam kehidupan manusia yang
harus dijaga. Lima hal tersebut disebut lima kebutuhan primer, yakni
menjaga agama (hifdz ad-din), menjaga jiwa (hifdz al-mal), menjaga akal
(hifdz al-aqli), menjaga keturunan (hifdz an-nasl) dan menjaga harta (hifdz
AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 25
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
al-mal). Penjagaan harta (hifdz al-mal) merupakan cerminan dari kegiatan
ekonomi yang wajib hukumnya untuk dipatuhi dan diamalkan oleh setiap
orang guna memenuhi kebutuhan hidup. Berbicara mengenai dunia
perekonomian, satu hal yang tidak dapat disangkal ialah perihal sistem
ekonomi. Terdapat dua sistem perekonomian yaitu sistem ekonomi
konvensional dan sistem ekonomi syariah. Dan yang saat ini sedang
mengalami tren positif ialah sistem ekonomi syariah.
Indonesia telah melaksanakan praktik perekonomian dengan
menggunkakan prinsip syariah. Praktik tersebut dapat dijumpai di
lembaga-lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank maupun non
bank. Misalnya, bank syariah, asuransi syaraiah dan pegadaian syariah.
Akad yang dijalankan terdiri dari akad yang bersifat tijarah maupun akad
tabarru’.
Perkembangan kegiatan/ transaksi dengan sistem syariah tersebut
tentunya diiringi oleh munculnya permasalahan-permasalahan baru.
Permasalahan yang muncul lebih kompleks dan beragam. Salah satu
permasalahn baru yang muncul dewasa ini adalah pembiayaan yang
disertai rahn (al-tamwil al-mautsuq bil-rahn).
Pembiayaan adalah tugas pokok lembaga keuangan, termasuk
lembaga keuangan syariah yang berupa pemberian dana kepada pihak-
pihak yang membutuhkan. Pembiayaan sendiri terdiri dari beberapa jenis
dan model. Seluruhnya menjadi pilihan bagi masyarakat ataupun pihak
yang membutuhkan dalam menentukan model pembiayaan yang akan
digunakan. Fenomena yang muncul di masyarakat akhir-akhir ini ialah
terjadinya akad pembiayaan yang didalamnya disertakan rahn (gadai).
Sebagai hal yang baru, tentunya model pembiayaan yang disertai rahn
masih belum memiliki payung hukum secara syar’i. Untuk menjawab
permasalahan tersebut, Majelis Ulama Indonesia, dalam hal ini Dewan
Syariah Nasional mengeluarkan fatwa perihal pembiayaan yang disertai
rahn (al-tamwil al-mautsuq bil-rahn).
Ditetapkannya fatwa tersebut pastilah berawal dari sebuah latar
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
26 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
belakang dan alasan-alasan penting. Selain itu, proses ijtihad yang
dilakukan oleh DSN-MUI dalam menetapkan fatwa diatas juga menarik
untuk dikaji. Berangkat dari hal tersebut, perlu kiranya dilakukan kajian
analisis terhadap fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) No. 92 Tahun 2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn
(al-tamwil al-mautsuq bil-rahn).
METODE PENELITIAN
Penelitian/ riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal
menurut metode yang ilmiah, sehingga riset memiliki tiga unsur penting,
yaitu ‘sasaran’, ‘usaha’ untuk mencapai sasaran serta ‘metode ilmiah’1
.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research).
(Sutrisno Hadi: 1990), sebagaimana yang dikutip Nursapia Harahap,
disebut penelitian kepustakaan karena data-data atau bahan-bahan
yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian tersebut berasal dari
perpustakaan baik berupa buku, ensiklopedi, kamus, jurnal, dokumen,
majalah dan lain sebagainya2
. Dalam rangka mempermudah peneliti dalam
mengumpulkan data-data, perlu mengenal dan memahami organisasi
dan tata kelola perpustakaan. Pemahaman terkait hal ini sangat penting
bagi tiap-tiap peneliti, sehingga dapat mempermudah dalam mengakses
bahan-bahan atau sumber-sumber yang dibutuhkan.
PEMBAHASAN
Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Syariah
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-
pihak yang merupakan defisit unit.3
Menurut sifat penggunaannya,
1
Husein Umar, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 3.
2 
Nursapia Harahap, Penelitian Kepustakaan, Jurnal Iqra’ Vol. 08 No. 01, 2014,
hlm. 68.
3
Rifaat Ahmad Abdul Karim, “The Impact of the Basle Capital Adequacy Ratio
Regulation on The Financial Strategy of Islamic Banks” dalam Muhammad Syafi’I Antonio,
AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 27
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
pembiayaan dapat dibagi dua hal yaitu pembiayaan produktif dan
konsumtif.
Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Sedangkan
pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
Lembaga-lembaga keuangan syariah saat ini telah memberikan
pelayanan secara optimal, meskipun masih banyak aspek yang harus
diperbaiki. Namun terlepas dari itu semua, lembaga keuangan syariah
menyediakan beberapa jenis akad yang dapat diakses oleh nasabah dan
masyarakat luas. Akad-akad tersebut antara lain bai’ murabahah, salam,
mudharabah, muzaraah, musyarakah, qardh, hawalah, wakalah, dan rahn.
Definisi Rahn (Gadai)
Yang dimaksud dengan rahn (gadai) adalah memberikan suatu
barang yang berharga kepada orang lain sebagai jaminan atau penguat
kepercayaan atas hutang dan akan dijadikan sebagai alat pembayaran
hutang itu bila hutang tersebut tidak bisa dibayar pada waktu yang telah
ditentukan oleh kedua belah pihak.4
Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan
tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah
semacam jaminan utang atau gadai.5
Rahn menurut istilah fiqh adalah menjadikan harta benda sebagai
Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 160.
4
 Labib MZ dan Harniawati, Risalah Fiqih. (Surabaya: Bintang Usaha Jaya,
2006), hlm. 763.
5
  Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), hlm. 128.
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
28 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
jaminan dari sebuah tanggungan hutang pada saat sulit melunasinya.6
Harta tersebut digunakan sebagai alat untuk berjaga-jaga ketika hutang
tidak bisa/sulit untuk dibayar atau dilunasi, maka dapat menggunakan
harta rahn (marhun) untuk membayar hutang.
Rukun dan Syarat Rahn
Rukun-rukun rahn ada empat, yaitu:7
Marhun (harta yang digadaikan), syaratnya: Pertama, berupa harta
benda,. Kedua, Sah untuk dijual-belikan, dengan demikian, tidak sah akad
gadai dengan jaminan benda najis, benda wakafan, dan lain sebagainya.
Marhun bih (hutang yang ditanggung pihak penggadai), syaratnya:
Pertama, Berupa tanggungan hutang yang sudah wujud. Dengan demikian
tidak sah akad gadai pada tanggungan yang belum wujud, seperti
tanggungan nafkah istri dihari esok. Kedua, Pihak rahin dan murtahin
mengetahui kadar dan sifatnya, maka tidak sah apabila tidak diketahui
keduanya atau salah satunya. Ketiga, Tidak memungkinkan untuk gugur.
Dengan demikian tidak sah menggadaikan tanggungan upah yang harus
dibayarkan pihak ja’il (panitia sayembara) dalam transaksi ju’alah. Karena
akad tersebut bersifat ja’iz min al-tharafain (tidak mengikat dari kedua pihak
yang bertransaksi), sehingga memungkinkan gugurnya tanggungan upah
yang harus dibayarkan pihak panitia sayembara.
Dua pihak yang bertransaksi, yaitu rahin (pihak penggadai) dan
murtahin (pihak penerima gadai), syaratnya: Pertama, tidak adanya
paksaan dalam bertransaksi. Kedua, ahli al-tabarru’ (Baligh, berakal dan
merdeka). Maka tidak sah akadnya anak kecil, orang gila, dan hamba
sahaya.
Sighat/ ijab qabul. Syarat-syarat sighat dalam akad gadai sama persis
dengan syarat-syarat sighat dalam akad jual beli.
Adapun barang yang boleh digadaikan adalah barang-barang
6
Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Shuffah 103, Kamus Fiqh. (Kediri: Purna Siswa
FHM, 2013), hlm. 340
7
  Ibid., hlm. 340
AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 29
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
yang berharga dan dapat diperjual belikan, karena gadai itu termasuk
menjual nilai dari barang tersebut. Barang yang digadaikan harus sudah
tersedia sewaktu akad, sehingga bisa diserahkan kepada orang yang
menerima gadai. Dan dalam gadai tersebut, orang yang berhutang harus
menyebutkan dengan jelas jumlah hutang yang diinginkan. Jadi kalau di
lain hari orang yang menggadaikan meminta tambahan hutang dengan
jaminan barang yang telah digadaikan, maka tidak boleh.
Jumlah hutang yang diinginkan oleh pihak yang berhutang harus
jelas dan pada saat akad, dengan membawa barang yang akan digadaikan
(marhun). Hal ini penting supaya dikemudian hari tidak terjadi keinginan
untuk menambah jumlah hutang oleh si rahin.
Syarat-syarat pada akad rahn, yaitu:8
Rahin dan murtahin.
Pihak-pihak yang melakukan perjanjian rahn, yakni rahin
dan murtahin, harus mempunyai kemampuan, yaitu berakal sehat.
Kemampuan juga berarti kelayakan seseorang untuk melakukan transaksi
kepemilikan. Setiap orang yang sah untuk melakukan jual beli, maka ia
juga sah melakukan rahn, karena gadai seperti jual beli, yang merupakan
pengelolaan harta.
Sighah (akad).
Sighah tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan
waktu di masa mendatang. Rahn mempunyai sisi pelepasan barang dan
pemberian utang seperti halnya akad jual beli, sehingga tidak boleh diikat
dengan syarat tertentu atau dengan suatu waktu tertentu atau dengan
waktu di masa depan.
Marhun bih (utang).
Harus merupakan hak yang wajib diberikan dan diserahkan
kepada pemiliknya dan memungkinkan pemanfatannya. Bila sesuatu
yang menjadi utang itu tidak bias dimanfaatkan maka tidak sah. Harus
8
 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, ( Bogor: Ghlmia
Indonesia, 2012), hlm. 199-200.
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
30 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
dikuantifikasikan atau dihitung jumlahnya. Bila tidak dapat diukur atau
tidak dapat dikuantifikasikan, rahn tidak sah.
Marhun (barang).
Menurut ulama Syafi’iyah, sebagaimana yang dikutip Ismail
Nawawi, gadai bisa sah dengan dipenuhinya tiga syarat. Pertama, harus
berupa barang, karena utang tidak bisa digadaikan. Kedua, penetapan
kepemilikan penggadai atas barang yang digadaikan tidak terhalang.
Ketiga, barang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah tiba pelunasan
utang gadai. Jadi, para ulama sepakat bahwa syarat pada gadai adalah
syarat yang berlaku pada barang yang bias diperjualbelikan.
Adapun sayarat-syarat barang rahn ialah 1) Harus bisa
diperjualbelikan. 2) Harus berupa harta yang bernilai. 3) Marhun harus
bisa dimanfaatkan secara syariah, tidak berupa barang haram. 4) Harus
diketahui keadaan fisiknya. 5) Harus dimiliki oleh rahn, setidaknya harus
atas izin pemiliknya.9
Latar Belakang DSN-MUI Menetapkan Fatwa No. 92 Tahun 2014
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
dalam menetapkan fatwa No. 92 Tahun 2014 ini dilatar belakangi oleh
beberapa hal, yaitu:
Pertama, fatwa-fatwa DSN-MUI tentang rahn dipandang belum
mengakomodasi pengembangan usaha berbasis rahn. Fatwa-fatwa
tentang rahn yang ada masih berkutat pada hukum dan mekanisme
rahn secara sempit, belum mencangkup pada usaha-usaha yang lain yag
berkaitan dengan rahn. Hal ini tentu akan membawa dilema tersendiri
bagi pihak-pihak yang menginginkan usahanya maju dan berkembang
dengan berbasis pada transaksi rahn (gadai).
Kedua, lembaga Keuangan Syariah memerlukan fatwa terkait
pengembangan usaha berbasis rahn. Sebagai lembaga keuangan yang
berlandaskan syariah, Lembaga Keuangan Syariah tentunya harus memiliki
pijakan atau landasan hukum dalam melaksanakan transaksinya. Landasan
9
  Ibid., hlm. 200.
AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 31
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
hukum tersebut haruslah berprisip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah
Nasional sebagai lembaga negara yang berwenang menetapkan fatwa
seputar kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbasis syariah, dituntut untuk
selalu cermat dan cepat dalam memberikan jawaban atas permasalahan
yang ada, utamanya dalam pengembangan usaha yang berbasis rahn pada
Lembaga Keuangan Syariah.
Analisis Landasan Hukum Dalam Fatwa DSN-MUI No. 92 Tahun 2014
Dasar hukum dibolehkannya praktik akad/transaksi rahn (gadai)
ialah:
Firman Allah SWT
QS. Al-Baqarah (2): 283
Artinya: “Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh
seorang juru tulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang…”10
.
QS. Al-Maidah (5): 1
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu…”11
QS. Al-Isra’ (17): 34
Artinya: “Dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya.”12
Ayat-ayat Al-Qur’an diatas digunakan oleh Dewan Syariah Nasional
sebagai dasar utamadalam menetapkan fatwa Pembiayaan yang disertai
dengan gadai (Al-Tamwil Al-Mautsuq Bi Al-Rahn). Jika dicermati satu
per satu, mulai dari QS. Al-Baqarah: 283, QS. Al-Maidah: 1, hingga QS.
Al-Isra’: 34, telah menunjukkan dasar bermuamalah yang tepat, khususnya
dalam akad rahn (gadai).
Allah SWT dalam firman-Nya telah memberikan ketentuan
sekaligus tuntunan agar ketika seseorang melaksanakan kegiatan akad/
transaksi yang tidak terdapat juru tulis, maka sebaiknya ada barang
sebagai tanggungan. Hal ini sangat penting bagi setiap orang yang sedang
10
  Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Jakarta: Dirjen
Bimbingan Agama Islam, 2007), hlm. 60
11
  Ibid., hlm. 141
12 
Ibid., hlm. 389
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
32 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
melaksanakan akad, karena akan memberikan jaminan kepastian terhadap
pemenuhan kewajiban kepada subyek akad.
Hadist Rasulullah SAW
Hadist Nabi riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a ia
berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah membeli makanan dengan
berutang dari seorang Yahudi, dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi
kepadanya”
Hadist Nabi riwayat al-Syafi’I, al-Daruquthni, dan Ibnu Majjah dari
Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:
“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang
menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung resikonya”
Fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN)
tentang Pembiayaan Yang Disertai Rahn, telah sesuai dengan Hadist
Rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah mempraktikkan transaksi rahn
dengan menggadaikan baju besi beliau. Dan juga diterangkan bahwa
barang gadai tidak akan berpindah kepemilikannya, artinya tetap
menjadi milik rahin, dan murtahin boleh menggunakan marhun untuk
memperoleh manfaat jika mendapatkan izin dari rahin (pemilik barang).
Namun hadist yang digunakan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia tersebut dinilai masih bersifat universal dan global.
Hal itu dapat ditinjau dari matan hadis yang menjelaskan dasar
dibolehkannya praktik rahn, sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad
SAW, dan belum masuk ke substansi fatwa yang ditetapkan. Sehingga
perlu kiranya hadist-hadist yang lain yang lebih spesifi berbicara mengenai
pembiayaan-pembiayaan yang disertai rahn.
Ijma’
Para ulama sepakat membolehkan akad Rahn (al-Zuhaili, al-Fiqh
al-Islami wa Adillatuhu, 1985, V: 181). Akad rahn termasuk kedalam
akad yang hamper semua masyarakat dunia mempraktikkannya. Praktik
AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 33
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
tersebut dinilai sebagai salah satu metode penyelesaian masalah dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kaidah Fiqh
“Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya”
Kaidah ini adalah salah satu kaidah pokok (qawaid ushul). Bahwa
dalam hal yang bersifat kemuamalatan, segala hal atau tindakan dihukumi
boleh (mubah). Akan menjadi terlarang (haram) jika terdapat dalil/ hukum
yang mengharamkan suatu tindakan tersebut. Akad rahn merupakan akad
dalam dunia kemuamalatan, sehingga hukum asalnya boleh.
Akad-Akad dalam Al-Tamwil Al-Mautsuq Bi Al-Rahn
Dalam fatwa DSN No. 92 Tahun 2014 tentang Pembiayaan Yang
Disertai Rahn (Al-Tamwil Al-Mautsuq Bi Al-Rahn), disebutkan bahwa
akad rahn dapat disertakan di dalam akad-akad pembiayaan yang ada
yang diatur dalam fatwa tersebut. Pada ketentuan kedua, yakni ketentuan
hukum disebutkan bahwa semua bentuk pembiayaan/penyaluran dana
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh dijamin dengan (Rahn) sesuai
ketentuan dalam fatwa ini.
Akad-akad yang boleh disertai dengan gadai (rahn) pada prinsipnya
hanyalah akad yang berbentuk hutang-piutang (dain), yang antara lain
timbul karena akad qardh, jual beli (al-ba’i) yang tidak tunai/ angsuran,
atau akad sewa-menyewa (ijarah) yang pembayaran ujrahnya tidak tunai.
Jadi jika terdapat akad-akad tersebut, maka boleh disertakan rahn sebagai
penguat terpenuhinya maqashid al-aqad.
Selanjutnya Fatwa DSN No. 92 Tahun 2014 juga menyatakan
bahwa dalam akad amanah, yakni akad-akad yang tidak melahirkan
kewajiban untuk tidak bertanggungjawab terhadapharta pihak lain ketika
harta tersebut rusak, hilang, atau berkurang (kualitas dan kuantitasnya),
pada prinsipnya tidak boleh adanya barang jaminan (marhun), namun
agar pemegang amanah tidak melakukan penyimpangan perilaku (moral
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
34 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
hazard), Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh meminta barang
jaminan (marhun) dari pemegang amanah (al-Amin, antara lain syarik,
mudharib, dan musta’jir), atau pihak ketiga.
Jadi fatwa tersebut memberikan kebolehan terhadap akad amanah
untuk disertai rahn (gadai/ jaminan). Marhun disertakan dengan maksud
untuk menghindari adanya penyimpangan perilaku (moral hazard) yang
dilakukan oleh pemegang amanah. Namun barang jaminan (marhun)
dalam akad amanah, hanya dapat dieksekusi jika terjadi wanprestasi
atau ingkar janji, yakni peegang amanah (al-Amin, antara lain syarik,
mudharib dan musta’jir) melakukan perbuatan moral hazard, antara lain:
Ta’addi (melakukan sesuatu yang tidak boleh/tidak semestinya dilakukan),
Taqshir (tidak melakukan sesuatu yang boleh/semestinya dilakukan),
atau Mukhalafat al-syuruth (melanggar ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati yang tidak bertentangandengan syariah).
Jika ditinjau dari segi metode istinbath hukumnya, dalam
menetapkan fatwa ini, Dewan Syariah Nasional (DSN) menggunakan
metode maslahah mursalah. Hal ini terlihat pada segi maqashidnya, yakni
bertujuan untuk berjaga-jaga atau menghindari adanya penyelewengan
tindakan yang dilakukan pemegang amanah, yang akan membawa dampak
tidak terpenuhinya tujuan akad/ prestasi. Konsep maslahah sendiri dapat
dilakukan melalui dua metode, yakni maslahah dilihat dari sisi illat dan
maslahah dilihat dari sisi maqashid. Maslahah dari sisi illat ialah menggali
nilai kemaslahatan suatu hal/hukum dilihat dariadanya illat (alasan) hukum
tersebut ditetapkan. Sedangkan maslahah dari sisi maqashid berarti
menggali nilai kemaslahatan suatu hal/hukum ditinjau dari maksud dan
tujuan ditetapkannya hukum tersebut.
Fatwa DSN No. 92 Tahun 2014 tentang Pembiayaan Yang
Disertai Rahn memberikan kebolehan (halal) dalam beberapa jenis akad
pembiayaan. Adapun akad-akad yang boleh disertai rahn adalah sebagai
berikut: 1) Akad utang-piutang (al-dain). 2) Jual beli (al-ba’i) yang tidak
tunai. 3) Sewa-menyewa (ijarah) yang pembayaran ujrahnya tidak tunai.
AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 35
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
4) Musyarakah (perkongsian). 5) Mudharabah. 6) Akad amanah (untuk
menghindari penyelewengan perilaku).
Terdapat hal menarik pada penetapan jenis akan yang dibolehkan
disertai rah, yakni akad mudharabah. Padahal syarat dan ketentuan pada
akad rahn tidak memberikan syarat harus ada sebuah jaminan. Pihak-pihak
yang terikat terdiri dari mudhorib sebagai pihak yang menyumbangkan
tenaga dan pikiran, yang akan menjalankan kerjasama tersebut dan pihak
shahibul mal, yang memberikan modal.
PENUTUP
Pemahaman masyarakat akan pentingnya sistem ekonomi yang
yang lebih bernilai kemaslahatan kian hari kian meningkat. Adanya suatu
sistem perekonomian yang berlandaskan syariah menjadi oase yang
sangat penting ditengah kelesuan minat masyarakat pada system ekonomi
konvensional. Hal ini sangat beralasan. Pasalnya, akad/ perjanjian yang
menggunakan model konvensional dinilai hanya berorientasi pada
profit (keuntungan) semata. Sementara itu, sistem perekonomian yang
berprinsip syariah tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata,
tetapi juga mengutamakan nilai-nilai ketauhiudan/ ibadah, keadilan,
keseimbangan, kerelaan/ keridhaan, dan kemaslahatan bersama.
Penetapan fatwa No:92/DSN-MUI/2014 tentang pembiayaan yang
disertai rahn (al-tamwil al-mautsuq bil-rahn) dirasa sudah tepat, ditengah
munculnya permasalahan-permasalahan seputar dunia perekonomian
yang lebih kompleks. Fatwa tersebut memberikan kebolehan (halal) pada
beberapa jenis akad pembiayaan untuk disertai rahn. Akad tersebut terdiri
yakni: akad utang-piutang (al-dain), jual beli (al-ba’i) yang tidak tunai,
sewa-menyewa (ijarah) yang pembayaran ujrahnya tidak tunai, musyarakah
(perkongsian), mudharabah, dan akad amanah (untuk menghindari
penyelewengan perilaku).
Dari segi metode istinbath hukumnya, dalam menetapkan fatwa ini,
Dewan Syariah Nasional (DSN) menggunakan metode maslahah mursalah.
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
36 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
Hal ini terlihat pada segi maqashidnya, yakni bertujuan untuk berjaga-
jaga atau menghindari adanya penyelewengan tindakan yang dilakukan
pemegang amanah, yang akan membawa dampak tidak terpenuhinya
tujuan akad/prestasi. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang
sekiranya masih perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam. Hal tersebut
terletak pada dibolehkannya rahn pada akad mudharabah. Padahal dalam
akad mudharabah tidak disyaratkan adanya rahn (barang jaminan). Hal
ini yang sekiranya perlu dikaji kembali demi sebuah kegiatan ekonomi
yang bernialaikan kemaslahatan.
AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 37
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press, 2001.
Asmani, Jamal Ma’mur, Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh, Surabaya: Khalista,
2004.
Chapra, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema
Insani Press, 2000.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, Jakarta: Dirjen
Bimbingan Agama Islam, 2007.
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam
di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama, 1988.
Endraswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2012.
Mahfudh, M.A Sahal, Dialog Problematika Umat, Surabaya: Khalista, 2011.
Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010.
Nawawi, Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2012.
Nursapia Harahap, Penelitian Kepustakaan, Jurnal Iqra’ Vol. 08 No. 01, 2014.
Rofiq, Ahmad, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers,
2013.
Tanzeh, Ahmad, Pengantar Penelitian, Surabaya: Elkaf, 2006.
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Umar, Husein, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
Syafei, Rachmat, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah, Jakarta: Gema Insani Press,
2004.
Az-Zuhaily, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, Penerjemah Abdul Hayyi
Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah......
38 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016
al-Kattani, dkk cet. Ke-1, Jakarta: Gema Insani, 2011.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis dan Makalah Pascasarjana Tahun
Akademik 2015/2016, Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2015.

More Related Content

What's hot

Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahProfit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
madureh
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Marhamah Saleh
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Limpul
 
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariahSistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
rimapratiwi
 

What's hot (20)

03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
03 KONSEP HARTA & KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
 
ruang lingkup ekonomi mikro islam
ruang lingkup ekonomi mikro islam ruang lingkup ekonomi mikro islam
ruang lingkup ekonomi mikro islam
 
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ahProfit Sharing Dalam Bank Syari'ah
Profit Sharing Dalam Bank Syari'ah
 
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMPPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
 
Bab 14 distribusi
Bab 14  distribusiBab 14  distribusi
Bab 14 distribusi
 
Makalah Manajemen Keuangan Leasing
Makalah Manajemen Keuangan LeasingMakalah Manajemen Keuangan Leasing
Makalah Manajemen Keuangan Leasing
 
Perbankan9 banksyariah
Perbankan9 banksyariahPerbankan9 banksyariah
Perbankan9 banksyariah
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
 
Lembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian IslamLembaga Perekonomian Islam
Lembaga Perekonomian Islam
 
Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah
 
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaran
 
Koperasi syariah dan pembiayaan
Koperasi syariah dan pembiayaanKoperasi syariah dan pembiayaan
Koperasi syariah dan pembiayaan
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariahSistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
 
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
01.6 HUKUM GADAI SYARIAH
 
Istisna presentation
Istisna presentationIstisna presentation
Istisna presentation
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
 
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)
 
Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
Syarah hadis ekonomi, Hadis tentang Riba
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)
Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)
Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)
 
Pawning - Rahn
Pawning - RahnPawning - Rahn
Pawning - Rahn
 
Tinjauan syariah tentang pegadaian syariah (rahn)
Tinjauan syariah tentang pegadaian syariah (rahn)Tinjauan syariah tentang pegadaian syariah (rahn)
Tinjauan syariah tentang pegadaian syariah (rahn)
 
Topic 6 ar-rahnu
Topic 6   ar-rahnuTopic 6   ar-rahnu
Topic 6 ar-rahnu
 
ISB540 - Chapter 6
ISB540 - Chapter 6ISB540 - Chapter 6
ISB540 - Chapter 6
 
ar rahnu
ar rahnuar rahnu
ar rahnu
 
AL-RAHN
AL-RAHNAL-RAHN
AL-RAHN
 

Similar to Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn

Pemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy Syatibi
Pemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy SyatibiPemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy Syatibi
Pemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy Syatibi
Indika Farhatunnada
 
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan BangsaEkonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
UnNameUser
 

Similar to Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn (20)

Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
Syariah
SyariahSyariah
Syariah
 
Hbl,kevinbiondy,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas mercu bua...
Hbl,kevinbiondy,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas mercu bua...Hbl,kevinbiondy,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas mercu bua...
Hbl,kevinbiondy,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas mercu bua...
 
Azizah Othman
Azizah OthmanAzizah Othman
Azizah Othman
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
 
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxPPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
 
3900 9342-1-sm
3900 9342-1-sm3900 9342-1-sm
3900 9342-1-sm
 
Pembiayaan
PembiayaanPembiayaan
Pembiayaan
 
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitriTinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitri
 
konsep divisi ekonomi.pdf
konsep divisi ekonomi.pdfkonsep divisi ekonomi.pdf
konsep divisi ekonomi.pdf
 
Musyarakah mutanaqisah
Musyarakah mutanaqisahMusyarakah mutanaqisah
Musyarakah mutanaqisah
 
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxPERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docx
 
Pemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy Syatibi
Pemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy SyatibiPemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy Syatibi
Pemikiran Ekonomi Islam Abu Ishaq Asy Syatibi
 
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan BangsaEkonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
Ekonomi Syariah Untuk Kepentingan Bangsa
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 

More from An Nisbah

Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
An Nisbah
 
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
An Nisbah
 

More from An Nisbah (20)

Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporerSejarah ekonomi islam masa kontemporer
Sejarah ekonomi islam masa kontemporer
 
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...
 
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masaPerkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masa
 
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...
 
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...
 
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...
 
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...
 
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...
 
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...
 
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...
 
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamPenyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islam
 
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...
 
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...
 
Pemahaman konsep pajak pada zakat
Pemahaman konsep pajak pada zakatPemahaman konsep pajak pada zakat
Pemahaman konsep pajak pada zakat
 
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...
 
Nasakh dalam hukum islam
Nasakh dalam hukum islamNasakh dalam hukum islam
Nasakh dalam hukum islam
 
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...
 
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanTinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankan
 
Strategi rumah sakit dalam menghadapi krisis public relations menurut perspek...
Strategi rumah sakit dalam menghadapi krisis public relations menurut perspek...Strategi rumah sakit dalam menghadapi krisis public relations menurut perspek...
Strategi rumah sakit dalam menghadapi krisis public relations menurut perspek...
 
Pertanggungjawaban sosial pabrik rokok alaina ditinjau dari etika bisnis islam
Pertanggungjawaban sosial pabrik rokok alaina ditinjau dari etika bisnis islamPertanggungjawaban sosial pabrik rokok alaina ditinjau dari etika bisnis islam
Pertanggungjawaban sosial pabrik rokok alaina ditinjau dari etika bisnis islam
 

Recently uploaded

bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Recently uploaded (18)

Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 

Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn

  • 1. ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR: 92/DSN-MUI/IV/2014 TENTANG PEMBIAYAAN YANG DISERTAI RAHN Habib Wakidatul Ihtiar Pascasarjana IAIN Tulungagung Email: kanghabibihtiar92@gmail.com Abstract This research is conducted to analyze DSN-MUI law of costing with rahn. This research is a literary research. Literary research itself is a research which use numbers of literatures from library as the main resources. The result of the study are follows : First, law decision of DSN-MUI related to costing with rahn is said to be true, by considering the joint benefit. Second, in this law there is a discrepancy between classic fiqh and the result of DSN-MUI agreement. In mudharabah transaction, actually, there is no requirement to immerse rahn. In this law, howefer, rahn is immersed. Keyword: Decisison of DSN No. 92 Tahun 2014, Costing, Rahn Abstrak Penelitian ini mencoba menganalisis fatwa DSN-MUI Nomor 92 Tahun 2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn (jaminan). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research (penelitian pustaka). Penelitian pustaka adalah penelitian yang proses penggalian datanya dilakukan dengan cara menggali data-data dari literatur di perpustakaan. Adapun hasil dari penelitian ini sebagai berikut: Pertama, penetapan fatwa DSN-MUI tentang pembiayaan yang disertai rahn dirasa sudah tepat, dengan memperhatikan aspek kemaslahatan bersama. Kedua, dalam fatwa ini terdapat ketidakcocokan antara fiqh klasik dengan hasil kajian DSN-MUI,
  • 2. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 24 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 yang terletak pada akad mudharabah. Pada akad mudharabah sebenarnya tidak disyaratkan penyertaan rahn, sementara dalam fatwa tersebut akad pada mudharabah dapat disertakan rahn. Kata Kunci: Fatwa DSN No. 92 Tahun 2014, Pembiayaan, Rahn PENDAHULUAN Arus perkembangan dan kemajuan jaman membawa pengaruh signifikan terhadap kehidupan umat manusia. Pengaruh tersebut dapat terlihat hamper di segala bidang kehidupan. Mulai dari bidang sosial, politik, kebudayaan, teknologi, dan ekonomi. Salah satu bidang yang menjadi titik fokus dewasa ini adalah bidang ekonomi. Harus diakui, aspek ekonomi merupakan aspek kehidupan yang sangat dinamis. Artinya, selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke-waktu. Perkembangan dunia perekonomian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain berkembangnya teknologi dan sistem informasi, munculnya jenis-jenis transaksi baru, tingkat intelektualitas masyarakat, dan lain sebagainya. Hal ini tentu membawa dampak yang sangat besar bagi sarana perkembangan dunia ekonomi. Islam sebagai agama yang komprehensif (rahmatan lil ‘alamin), mengatur seluruh aspek kehidupan manusia sesuai yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Di dalam Islam, telah ditetapkan aturan-aturan dan hukum-hukum, baik yang berlaku individual maupun sosial, atau lebih tepatnya, Islam mengatur seluruh tata kehidupan bermasyarakat. Salah satu aspek yang diatur oleh Islam ialah aspek perekonomian. Aspek perekonomian merupakan salah satu aspek terpenting bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Dalam konsepsi Islam, hal ini tertuang ke dalam lima hal pokok dalam kehidupan manusia yang harus dijaga. Lima hal tersebut disebut lima kebutuhan primer, yakni menjaga agama (hifdz ad-din), menjaga jiwa (hifdz al-mal), menjaga akal (hifdz al-aqli), menjaga keturunan (hifdz an-nasl) dan menjaga harta (hifdz
  • 3. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 25 Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... al-mal). Penjagaan harta (hifdz al-mal) merupakan cerminan dari kegiatan ekonomi yang wajib hukumnya untuk dipatuhi dan diamalkan oleh setiap orang guna memenuhi kebutuhan hidup. Berbicara mengenai dunia perekonomian, satu hal yang tidak dapat disangkal ialah perihal sistem ekonomi. Terdapat dua sistem perekonomian yaitu sistem ekonomi konvensional dan sistem ekonomi syariah. Dan yang saat ini sedang mengalami tren positif ialah sistem ekonomi syariah. Indonesia telah melaksanakan praktik perekonomian dengan menggunkakan prinsip syariah. Praktik tersebut dapat dijumpai di lembaga-lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank maupun non bank. Misalnya, bank syariah, asuransi syaraiah dan pegadaian syariah. Akad yang dijalankan terdiri dari akad yang bersifat tijarah maupun akad tabarru’. Perkembangan kegiatan/ transaksi dengan sistem syariah tersebut tentunya diiringi oleh munculnya permasalahan-permasalahan baru. Permasalahan yang muncul lebih kompleks dan beragam. Salah satu permasalahn baru yang muncul dewasa ini adalah pembiayaan yang disertai rahn (al-tamwil al-mautsuq bil-rahn). Pembiayaan adalah tugas pokok lembaga keuangan, termasuk lembaga keuangan syariah yang berupa pemberian dana kepada pihak- pihak yang membutuhkan. Pembiayaan sendiri terdiri dari beberapa jenis dan model. Seluruhnya menjadi pilihan bagi masyarakat ataupun pihak yang membutuhkan dalam menentukan model pembiayaan yang akan digunakan. Fenomena yang muncul di masyarakat akhir-akhir ini ialah terjadinya akad pembiayaan yang didalamnya disertakan rahn (gadai). Sebagai hal yang baru, tentunya model pembiayaan yang disertai rahn masih belum memiliki payung hukum secara syar’i. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Majelis Ulama Indonesia, dalam hal ini Dewan Syariah Nasional mengeluarkan fatwa perihal pembiayaan yang disertai rahn (al-tamwil al-mautsuq bil-rahn). Ditetapkannya fatwa tersebut pastilah berawal dari sebuah latar
  • 4. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 26 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 belakang dan alasan-alasan penting. Selain itu, proses ijtihad yang dilakukan oleh DSN-MUI dalam menetapkan fatwa diatas juga menarik untuk dikaji. Berangkat dari hal tersebut, perlu kiranya dilakukan kajian analisis terhadap fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 92 Tahun 2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn (al-tamwil al-mautsuq bil-rahn). METODE PENELITIAN Penelitian/ riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode yang ilmiah, sehingga riset memiliki tiga unsur penting, yaitu ‘sasaran’, ‘usaha’ untuk mencapai sasaran serta ‘metode ilmiah’1 . Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research). (Sutrisno Hadi: 1990), sebagaimana yang dikutip Nursapia Harahap, disebut penelitian kepustakaan karena data-data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian tersebut berasal dari perpustakaan baik berupa buku, ensiklopedi, kamus, jurnal, dokumen, majalah dan lain sebagainya2 . Dalam rangka mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data-data, perlu mengenal dan memahami organisasi dan tata kelola perpustakaan. Pemahaman terkait hal ini sangat penting bagi tiap-tiap peneliti, sehingga dapat mempermudah dalam mengakses bahan-bahan atau sumber-sumber yang dibutuhkan. PEMBAHASAN Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Syariah Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak- pihak yang merupakan defisit unit.3 Menurut sifat penggunaannya, 1 Husein Umar, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 3. 2  Nursapia Harahap, Penelitian Kepustakaan, Jurnal Iqra’ Vol. 08 No. 01, 2014, hlm. 68. 3 Rifaat Ahmad Abdul Karim, “The Impact of the Basle Capital Adequacy Ratio Regulation on The Financial Strategy of Islamic Banks” dalam Muhammad Syafi’I Antonio,
  • 5. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 27 Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... pembiayaan dapat dibagi dua hal yaitu pembiayaan produktif dan konsumtif. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Sedangkan pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Lembaga-lembaga keuangan syariah saat ini telah memberikan pelayanan secara optimal, meskipun masih banyak aspek yang harus diperbaiki. Namun terlepas dari itu semua, lembaga keuangan syariah menyediakan beberapa jenis akad yang dapat diakses oleh nasabah dan masyarakat luas. Akad-akad tersebut antara lain bai’ murabahah, salam, mudharabah, muzaraah, musyarakah, qardh, hawalah, wakalah, dan rahn. Definisi Rahn (Gadai) Yang dimaksud dengan rahn (gadai) adalah memberikan suatu barang yang berharga kepada orang lain sebagai jaminan atau penguat kepercayaan atas hutang dan akan dijadikan sebagai alat pembayaran hutang itu bila hutang tersebut tidak bisa dibayar pada waktu yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak.4 Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.5 Rahn menurut istilah fiqh adalah menjadikan harta benda sebagai Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 160. 4  Labib MZ dan Harniawati, Risalah Fiqih. (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006), hlm. 763. 5   Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 128.
  • 6. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 28 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 jaminan dari sebuah tanggungan hutang pada saat sulit melunasinya.6 Harta tersebut digunakan sebagai alat untuk berjaga-jaga ketika hutang tidak bisa/sulit untuk dibayar atau dilunasi, maka dapat menggunakan harta rahn (marhun) untuk membayar hutang. Rukun dan Syarat Rahn Rukun-rukun rahn ada empat, yaitu:7 Marhun (harta yang digadaikan), syaratnya: Pertama, berupa harta benda,. Kedua, Sah untuk dijual-belikan, dengan demikian, tidak sah akad gadai dengan jaminan benda najis, benda wakafan, dan lain sebagainya. Marhun bih (hutang yang ditanggung pihak penggadai), syaratnya: Pertama, Berupa tanggungan hutang yang sudah wujud. Dengan demikian tidak sah akad gadai pada tanggungan yang belum wujud, seperti tanggungan nafkah istri dihari esok. Kedua, Pihak rahin dan murtahin mengetahui kadar dan sifatnya, maka tidak sah apabila tidak diketahui keduanya atau salah satunya. Ketiga, Tidak memungkinkan untuk gugur. Dengan demikian tidak sah menggadaikan tanggungan upah yang harus dibayarkan pihak ja’il (panitia sayembara) dalam transaksi ju’alah. Karena akad tersebut bersifat ja’iz min al-tharafain (tidak mengikat dari kedua pihak yang bertransaksi), sehingga memungkinkan gugurnya tanggungan upah yang harus dibayarkan pihak panitia sayembara. Dua pihak yang bertransaksi, yaitu rahin (pihak penggadai) dan murtahin (pihak penerima gadai), syaratnya: Pertama, tidak adanya paksaan dalam bertransaksi. Kedua, ahli al-tabarru’ (Baligh, berakal dan merdeka). Maka tidak sah akadnya anak kecil, orang gila, dan hamba sahaya. Sighat/ ijab qabul. Syarat-syarat sighat dalam akad gadai sama persis dengan syarat-syarat sighat dalam akad jual beli. Adapun barang yang boleh digadaikan adalah barang-barang 6 Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Shuffah 103, Kamus Fiqh. (Kediri: Purna Siswa FHM, 2013), hlm. 340 7   Ibid., hlm. 340
  • 7. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 29 Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... yang berharga dan dapat diperjual belikan, karena gadai itu termasuk menjual nilai dari barang tersebut. Barang yang digadaikan harus sudah tersedia sewaktu akad, sehingga bisa diserahkan kepada orang yang menerima gadai. Dan dalam gadai tersebut, orang yang berhutang harus menyebutkan dengan jelas jumlah hutang yang diinginkan. Jadi kalau di lain hari orang yang menggadaikan meminta tambahan hutang dengan jaminan barang yang telah digadaikan, maka tidak boleh. Jumlah hutang yang diinginkan oleh pihak yang berhutang harus jelas dan pada saat akad, dengan membawa barang yang akan digadaikan (marhun). Hal ini penting supaya dikemudian hari tidak terjadi keinginan untuk menambah jumlah hutang oleh si rahin. Syarat-syarat pada akad rahn, yaitu:8 Rahin dan murtahin. Pihak-pihak yang melakukan perjanjian rahn, yakni rahin dan murtahin, harus mempunyai kemampuan, yaitu berakal sehat. Kemampuan juga berarti kelayakan seseorang untuk melakukan transaksi kepemilikan. Setiap orang yang sah untuk melakukan jual beli, maka ia juga sah melakukan rahn, karena gadai seperti jual beli, yang merupakan pengelolaan harta. Sighah (akad). Sighah tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan waktu di masa mendatang. Rahn mempunyai sisi pelepasan barang dan pemberian utang seperti halnya akad jual beli, sehingga tidak boleh diikat dengan syarat tertentu atau dengan suatu waktu tertentu atau dengan waktu di masa depan. Marhun bih (utang). Harus merupakan hak yang wajib diberikan dan diserahkan kepada pemiliknya dan memungkinkan pemanfatannya. Bila sesuatu yang menjadi utang itu tidak bias dimanfaatkan maka tidak sah. Harus 8  Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, ( Bogor: Ghlmia Indonesia, 2012), hlm. 199-200.
  • 8. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 30 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 dikuantifikasikan atau dihitung jumlahnya. Bila tidak dapat diukur atau tidak dapat dikuantifikasikan, rahn tidak sah. Marhun (barang). Menurut ulama Syafi’iyah, sebagaimana yang dikutip Ismail Nawawi, gadai bisa sah dengan dipenuhinya tiga syarat. Pertama, harus berupa barang, karena utang tidak bisa digadaikan. Kedua, penetapan kepemilikan penggadai atas barang yang digadaikan tidak terhalang. Ketiga, barang yang digadaikan bisa dijual manakala sudah tiba pelunasan utang gadai. Jadi, para ulama sepakat bahwa syarat pada gadai adalah syarat yang berlaku pada barang yang bias diperjualbelikan. Adapun sayarat-syarat barang rahn ialah 1) Harus bisa diperjualbelikan. 2) Harus berupa harta yang bernilai. 3) Marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah, tidak berupa barang haram. 4) Harus diketahui keadaan fisiknya. 5) Harus dimiliki oleh rahn, setidaknya harus atas izin pemiliknya.9 Latar Belakang DSN-MUI Menetapkan Fatwa No. 92 Tahun 2014 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam menetapkan fatwa No. 92 Tahun 2014 ini dilatar belakangi oleh beberapa hal, yaitu: Pertama, fatwa-fatwa DSN-MUI tentang rahn dipandang belum mengakomodasi pengembangan usaha berbasis rahn. Fatwa-fatwa tentang rahn yang ada masih berkutat pada hukum dan mekanisme rahn secara sempit, belum mencangkup pada usaha-usaha yang lain yag berkaitan dengan rahn. Hal ini tentu akan membawa dilema tersendiri bagi pihak-pihak yang menginginkan usahanya maju dan berkembang dengan berbasis pada transaksi rahn (gadai). Kedua, lembaga Keuangan Syariah memerlukan fatwa terkait pengembangan usaha berbasis rahn. Sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan syariah, Lembaga Keuangan Syariah tentunya harus memiliki pijakan atau landasan hukum dalam melaksanakan transaksinya. Landasan 9   Ibid., hlm. 200.
  • 9. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 31 Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... hukum tersebut haruslah berprisip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional sebagai lembaga negara yang berwenang menetapkan fatwa seputar kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbasis syariah, dituntut untuk selalu cermat dan cepat dalam memberikan jawaban atas permasalahan yang ada, utamanya dalam pengembangan usaha yang berbasis rahn pada Lembaga Keuangan Syariah. Analisis Landasan Hukum Dalam Fatwa DSN-MUI No. 92 Tahun 2014 Dasar hukum dibolehkannya praktik akad/transaksi rahn (gadai) ialah: Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah (2): 283 Artinya: “Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh seorang juru tulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang…”10 . QS. Al-Maidah (5): 1 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu…”11 QS. Al-Isra’ (17): 34 Artinya: “Dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”12 Ayat-ayat Al-Qur’an diatas digunakan oleh Dewan Syariah Nasional sebagai dasar utamadalam menetapkan fatwa Pembiayaan yang disertai dengan gadai (Al-Tamwil Al-Mautsuq Bi Al-Rahn). Jika dicermati satu per satu, mulai dari QS. Al-Baqarah: 283, QS. Al-Maidah: 1, hingga QS. Al-Isra’: 34, telah menunjukkan dasar bermuamalah yang tepat, khususnya dalam akad rahn (gadai). Allah SWT dalam firman-Nya telah memberikan ketentuan sekaligus tuntunan agar ketika seseorang melaksanakan kegiatan akad/ transaksi yang tidak terdapat juru tulis, maka sebaiknya ada barang sebagai tanggungan. Hal ini sangat penting bagi setiap orang yang sedang 10   Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Jakarta: Dirjen Bimbingan Agama Islam, 2007), hlm. 60 11   Ibid., hlm. 141 12  Ibid., hlm. 389
  • 10. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 32 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 melaksanakan akad, karena akan memberikan jaminan kepastian terhadap pemenuhan kewajiban kepada subyek akad. Hadist Rasulullah SAW Hadist Nabi riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah membeli makanan dengan berutang dari seorang Yahudi, dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi kepadanya” Hadist Nabi riwayat al-Syafi’I, al-Daruquthni, dan Ibnu Majjah dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: “Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung resikonya” Fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang Pembiayaan Yang Disertai Rahn, telah sesuai dengan Hadist Rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah mempraktikkan transaksi rahn dengan menggadaikan baju besi beliau. Dan juga diterangkan bahwa barang gadai tidak akan berpindah kepemilikannya, artinya tetap menjadi milik rahin, dan murtahin boleh menggunakan marhun untuk memperoleh manfaat jika mendapatkan izin dari rahin (pemilik barang). Namun hadist yang digunakan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia tersebut dinilai masih bersifat universal dan global. Hal itu dapat ditinjau dari matan hadis yang menjelaskan dasar dibolehkannya praktik rahn, sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW, dan belum masuk ke substansi fatwa yang ditetapkan. Sehingga perlu kiranya hadist-hadist yang lain yang lebih spesifi berbicara mengenai pembiayaan-pembiayaan yang disertai rahn. Ijma’ Para ulama sepakat membolehkan akad Rahn (al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, 1985, V: 181). Akad rahn termasuk kedalam akad yang hamper semua masyarakat dunia mempraktikkannya. Praktik
  • 11. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 33 Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... tersebut dinilai sebagai salah satu metode penyelesaian masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Kaidah Fiqh “Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya” Kaidah ini adalah salah satu kaidah pokok (qawaid ushul). Bahwa dalam hal yang bersifat kemuamalatan, segala hal atau tindakan dihukumi boleh (mubah). Akan menjadi terlarang (haram) jika terdapat dalil/ hukum yang mengharamkan suatu tindakan tersebut. Akad rahn merupakan akad dalam dunia kemuamalatan, sehingga hukum asalnya boleh. Akad-Akad dalam Al-Tamwil Al-Mautsuq Bi Al-Rahn Dalam fatwa DSN No. 92 Tahun 2014 tentang Pembiayaan Yang Disertai Rahn (Al-Tamwil Al-Mautsuq Bi Al-Rahn), disebutkan bahwa akad rahn dapat disertakan di dalam akad-akad pembiayaan yang ada yang diatur dalam fatwa tersebut. Pada ketentuan kedua, yakni ketentuan hukum disebutkan bahwa semua bentuk pembiayaan/penyaluran dana Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh dijamin dengan (Rahn) sesuai ketentuan dalam fatwa ini. Akad-akad yang boleh disertai dengan gadai (rahn) pada prinsipnya hanyalah akad yang berbentuk hutang-piutang (dain), yang antara lain timbul karena akad qardh, jual beli (al-ba’i) yang tidak tunai/ angsuran, atau akad sewa-menyewa (ijarah) yang pembayaran ujrahnya tidak tunai. Jadi jika terdapat akad-akad tersebut, maka boleh disertakan rahn sebagai penguat terpenuhinya maqashid al-aqad. Selanjutnya Fatwa DSN No. 92 Tahun 2014 juga menyatakan bahwa dalam akad amanah, yakni akad-akad yang tidak melahirkan kewajiban untuk tidak bertanggungjawab terhadapharta pihak lain ketika harta tersebut rusak, hilang, atau berkurang (kualitas dan kuantitasnya), pada prinsipnya tidak boleh adanya barang jaminan (marhun), namun agar pemegang amanah tidak melakukan penyimpangan perilaku (moral
  • 12. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 34 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 hazard), Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh meminta barang jaminan (marhun) dari pemegang amanah (al-Amin, antara lain syarik, mudharib, dan musta’jir), atau pihak ketiga. Jadi fatwa tersebut memberikan kebolehan terhadap akad amanah untuk disertai rahn (gadai/ jaminan). Marhun disertakan dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan perilaku (moral hazard) yang dilakukan oleh pemegang amanah. Namun barang jaminan (marhun) dalam akad amanah, hanya dapat dieksekusi jika terjadi wanprestasi atau ingkar janji, yakni peegang amanah (al-Amin, antara lain syarik, mudharib dan musta’jir) melakukan perbuatan moral hazard, antara lain: Ta’addi (melakukan sesuatu yang tidak boleh/tidak semestinya dilakukan), Taqshir (tidak melakukan sesuatu yang boleh/semestinya dilakukan), atau Mukhalafat al-syuruth (melanggar ketentuan-ketentuan yang telah disepakati yang tidak bertentangandengan syariah). Jika ditinjau dari segi metode istinbath hukumnya, dalam menetapkan fatwa ini, Dewan Syariah Nasional (DSN) menggunakan metode maslahah mursalah. Hal ini terlihat pada segi maqashidnya, yakni bertujuan untuk berjaga-jaga atau menghindari adanya penyelewengan tindakan yang dilakukan pemegang amanah, yang akan membawa dampak tidak terpenuhinya tujuan akad/ prestasi. Konsep maslahah sendiri dapat dilakukan melalui dua metode, yakni maslahah dilihat dari sisi illat dan maslahah dilihat dari sisi maqashid. Maslahah dari sisi illat ialah menggali nilai kemaslahatan suatu hal/hukum dilihat dariadanya illat (alasan) hukum tersebut ditetapkan. Sedangkan maslahah dari sisi maqashid berarti menggali nilai kemaslahatan suatu hal/hukum ditinjau dari maksud dan tujuan ditetapkannya hukum tersebut. Fatwa DSN No. 92 Tahun 2014 tentang Pembiayaan Yang Disertai Rahn memberikan kebolehan (halal) dalam beberapa jenis akad pembiayaan. Adapun akad-akad yang boleh disertai rahn adalah sebagai berikut: 1) Akad utang-piutang (al-dain). 2) Jual beli (al-ba’i) yang tidak tunai. 3) Sewa-menyewa (ijarah) yang pembayaran ujrahnya tidak tunai.
  • 13. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 35 Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 4) Musyarakah (perkongsian). 5) Mudharabah. 6) Akad amanah (untuk menghindari penyelewengan perilaku). Terdapat hal menarik pada penetapan jenis akan yang dibolehkan disertai rah, yakni akad mudharabah. Padahal syarat dan ketentuan pada akad rahn tidak memberikan syarat harus ada sebuah jaminan. Pihak-pihak yang terikat terdiri dari mudhorib sebagai pihak yang menyumbangkan tenaga dan pikiran, yang akan menjalankan kerjasama tersebut dan pihak shahibul mal, yang memberikan modal. PENUTUP Pemahaman masyarakat akan pentingnya sistem ekonomi yang yang lebih bernilai kemaslahatan kian hari kian meningkat. Adanya suatu sistem perekonomian yang berlandaskan syariah menjadi oase yang sangat penting ditengah kelesuan minat masyarakat pada system ekonomi konvensional. Hal ini sangat beralasan. Pasalnya, akad/ perjanjian yang menggunakan model konvensional dinilai hanya berorientasi pada profit (keuntungan) semata. Sementara itu, sistem perekonomian yang berprinsip syariah tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga mengutamakan nilai-nilai ketauhiudan/ ibadah, keadilan, keseimbangan, kerelaan/ keridhaan, dan kemaslahatan bersama. Penetapan fatwa No:92/DSN-MUI/2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn (al-tamwil al-mautsuq bil-rahn) dirasa sudah tepat, ditengah munculnya permasalahan-permasalahan seputar dunia perekonomian yang lebih kompleks. Fatwa tersebut memberikan kebolehan (halal) pada beberapa jenis akad pembiayaan untuk disertai rahn. Akad tersebut terdiri yakni: akad utang-piutang (al-dain), jual beli (al-ba’i) yang tidak tunai, sewa-menyewa (ijarah) yang pembayaran ujrahnya tidak tunai, musyarakah (perkongsian), mudharabah, dan akad amanah (untuk menghindari penyelewengan perilaku). Dari segi metode istinbath hukumnya, dalam menetapkan fatwa ini, Dewan Syariah Nasional (DSN) menggunakan metode maslahah mursalah.
  • 14. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 36 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 Hal ini terlihat pada segi maqashidnya, yakni bertujuan untuk berjaga- jaga atau menghindari adanya penyelewengan tindakan yang dilakukan pemegang amanah, yang akan membawa dampak tidak terpenuhinya tujuan akad/prestasi. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang sekiranya masih perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam. Hal tersebut terletak pada dibolehkannya rahn pada akad mudharabah. Padahal dalam akad mudharabah tidak disyaratkan adanya rahn (barang jaminan). Hal ini yang sekiranya perlu dikaji kembali demi sebuah kegiatan ekonomi yang bernialaikan kemaslahatan.
  • 15. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 ж 37 Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Asmani, Jamal Ma’mur, Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh, Surabaya: Khalista, 2004. Chapra, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani Press, 2000. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, Jakarta: Dirjen Bimbingan Agama Islam, 2007. Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama, 1988. Endraswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012. Mahfudh, M.A Sahal, Dialog Problematika Umat, Surabaya: Khalista, 2011. Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2013. Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. Nawawi, Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012. Nursapia Harahap, Penelitian Kepustakaan, Jurnal Iqra’ Vol. 08 No. 01, 2014. Rofiq, Ahmad, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Tanzeh, Ahmad, Pengantar Penelitian, Surabaya: Elkaf, 2006. Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000. Umar, Husein, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Syafei, Rachmat, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001. Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah, Jakarta: Gema Insani Press, 2004. Az-Zuhaily, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, Penerjemah Abdul Hayyi
  • 16. Habib Wakidatul Ihtiar: Analisis Fatwa Dewan Syariah...... 38 ж AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober 2016 al-Kattani, dkk cet. Ke-1, Jakarta: Gema Insani, 2011. Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis dan Makalah Pascasarjana Tahun Akademik 2015/2016, Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2015.