Makalah ini membahas tentang ar-rahn (gadai) dalam Islam, termasuk pengertian, landasan hukum, rukun dan syaratnya, serta relevansinya dengan muamalah kontemporer. Ar-rahn didefinisikan sebagai menahan suatu barang berharga sebagai jaminan hutang. Landasan hukumnya terdapat dalam Al Qur'an dan hadis. Rukun utamanya meliputi rahin, murtahin, marhun, dan marhun bih. Syaratny
1. “AR RAHN (GADAI)”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama 3 (Fiqh)
Dosen Pengampu : Alfa Syahriar, Lc., M.Sy
Disusun oleh:
Fiki R ohmatun 161420000091
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA
TAHUN 2017
Kata Pengantar
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan
keimanan, keislaman, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Rahn (Gadai)” ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Agama 3 (Fiqh).
Penyusunan makalah ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih yang
sebener-besarnya.
2. Meski demikian, penulis meyakini masih banyak yang perlu diperbaiki dalam
penyusunan makalaih ini, baik dari segi tulisan, sumber hukum, tata bahasa, dan bahkan
tanda baca. Sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai
bahan evaluasi penulis.
Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan menarik bagi
pembaca.
Jepara, 28 Desember 2017
Penulis
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... ii
DARTAR ISI.................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
a. Latar Belakang.................................................................... 1
b. Rumusan Masalah................................................................ 1
c. Tujuan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................... 3
a. Pengertian Ar Rahn............................................................. 3
b. Landasan Hukum................................................................ 3
c. Rukun Dan Syarat Rahn...................................................... 4
d. Relevansi Rahn Dengan Muamalah Kontemporer.............. 6
BAB III PENUTUP........................................................................ 7
Kesimpulan...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 8
3.
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam agama yang lengkap dan sempurna telah meletakkan kaedah-kaedah dasar dan
aturan dalam semua sisi kehidupan manusia baik dalam ibadah dan juga mu’amalah
(hubungan antar makhluk).Setiap orang mesti butuh berinteraksi dengan lainnya untuk
saling menutupi kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka.
Karena itulah sangat perlu sekali kita mengetahui aturan islam dalam seluruh sisi
kehidupan kita sehari-hari, diantaranya yang bersifat interaksi social dengan sesama
manusia, khususnya berkenaan dengan berpindahnya harta dari satu tangan ketangan
yang lainnya.
Hutang piutang terkadang tidak dapat dihindari, padahal banyak bermunculan fenomena
ketidakpercayaan diantara manusia, khususnya dizamankiwari ini.Sehingga orang
terdesak untuk meminta jaminan benda atau barang berharga dalam meminjamkan
hartanya.
Dalam hal jual beli sungguh beragam, bermacam-macam cara orang untuk mencari
uang dan salah satunya dengan cara Rahn (gadai). Para ulama berpendapat bahwa gadai
boleh dilakukan dan tidak termasuk riba jika memenuhi syarat dan rukunnya. Akan
tetapi banyak sekali orang yang melalaikan masalah tersebut senghingga tidak sedikit
dari mereka yang melakukan gadai asal-asalan tampa mengetahui dasar hukum gadai
tersebut. Oleh karena itu kami akan mencoba sedikit menjelaskan apa itu gadai dan
hukumnya.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana Pengertian Rahn Menurut Ulama’ Fiqih ?
2. Apa Landasan Hukum Rahn ?
3. Bagaimana Syarat Dan Rukun Rahn ?
4. Bagaimana Relevansi Rahn Dengan Muamalah Kontemporer ?
C. Tujuan
5. 1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Rahn.
2. Untuk Mengetahui Landasan Hokum Dari Rahn.
3. Untuk Mengetahui Syarat Dan Rukun Rahn.
4. Untuk Mengetahui Relevansi Rahn Dengan Muamalah Kontemporer.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ar-Rahn
Ar rahn menurut bahasa adalah ats tsubut atau ad-dawam yang berarti tetap,kekal dan
menggadaikan. Ada pula yang mengartikan makna rahn adalah terpurung atau terjerat
(Suhendi,2014:105 ).
Adapun menurut istilah ada beberapa pengertian ar rahn yaitu:
1. Rahn menurut wahbah az-zuhaili adalah menahan sesuatu dengan hak yang
memungkinkan untuk mengambil manfaat darinya
2. Menurut sayyid sabbiq adalah menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syarat
sebagai jaminan atas hutang selama masih ada dua kemungkinan untuk mengembalikan
uang itu atau mengambi sebagian benda itu.
3. Rahn atau gadai adalah akad perjanjian pinjam meminjam dengan menyerahkan barang
sebai tanggungan hutang
4. Gadai ialah menjadikan harta benda sebagai jaminan atas hutang
5. Gadai adalah suatu barang yang dijadikan peneguhan atau penguat kepercayaan dalam
utang-piutang (Huda,2011:91)
B. Landasan Hukum
Sebagai referensi atau landasan hukum pinjam meminjam dengan jaminan (borg)
adalah firman Allah sebagai berikut:
Surat Al Baqoroh ayat 283
ىَلَع ْمُتْنُك ْنِإ َوَتَناَمَأ َنِمُتْاؤ يِذَّلا ِِّدَُؤيْلَف اًضْعَب ْمُكُضْعَب َنِمَأ ْنِإَف ٌةَضُوبْقَم ٌَانه ِرَف ًابِتاَك ُواد ِجَت ْمَل َو ٍرَفَسَا َو ُهَّبََ َهلل َِِّتَيْل َو ُه
َونُلَمْعَت اَمِب ُهلل َو ُهُبْلَق ٌمِثاَء ُهَّنِإَف اَهْمُتْكَي ْنَم َو َةَداَهَّشال واُمُتْكَتٌميِلَع
6. Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan
QS. Al Baqoroh ayat 283
Sedangkan landasan dari hadist rasulullah SAW. Diterangkan bahwa suatu hari beliau
pernah membeli makanan tidak secara kontan dari seorang Yahudi dengan menukar baju
besinya sebagai agunan (jaminan) sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori
berikut ini :
درعه ورهن أجل الي طعاما يهودي من اشتري صلعم النبي أن
“Rasulullah SAW. Membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju
besi kepadanya.”
Dari hadits diatas dapat dipahmi bahwa agama Islam tidak membeda-bedakan antara
orang Muslim dan non-Muslim dalam bidang muamalah, maka seorang Muslim tetap
wajib membayar utangnya sekalipun kepada non-Muslim.
Ulama juga sepakat tentang dibolehkannya melakukan akad Rahn. Hanya saja ada
sebagian ulama yang tidak membolehkan untuk melakukan akad Rahn kecuali dalam
perjalana. Pendapat ini dikemukakan oleh Mujahid, Ad-Dahakh dan kalangan ulama
Dhahiriyah. Tetapi maayoritas ulama membolehkannya dan tidak menjadikan kalimat
“dalam perjalanan” (yang tercantun dalanm ayat diatas) sebagai syarat, tetapi mereka
memahami penyebutan tersebut hanya sebagai penggambaran kebiasaan yang berlaku
ketika itu (Huda,2011:92-93).
C. Rukun dan Syarat Rahn
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa rukun rahn hanya terdiri dari ijab dan qabul.
Sedangkan jumhur ulama berpendapat rukun rahn ada tiga disamping sighat, ijab dan
qabul. Rukun-rukun yang dimaksud adalah aqid (rahin dan murtahin), marhun (barang
7. yang dijadikan agunan), dan murhun bih (hutang yang merupakan hak
murtahin)(Huda,2011:94).
1. Rukun rahn antara lain:
a. Ar-rahin (yang menggadaikan). Orang yang telah dewasa, berakal,bisa di percaya, dan
memiliki barang yang digadaikan.
b. Al-murtahin (yang menerima gadai). Orang, bank, atau lembagayang dipercaya oleh rahin
untuk mendapatkan modal denganjaminan barang (gadai).
c. Al-marhun/rahn (barang yang digadaikan). Barang yang digunakanrahin untuk dijadikan
jaminan dalam mendapatkan hutang.
d. Al-marhun Bih (hutang). Sejumlah dana yang diberikan murtahinkepada rahin atas dasar
besarnya tafsiran marhun.
e. sighat, ijab dan qabul. Kesepakatan antara rahn dan murtahin dalam melakukan transaksi.
(https://ainissyafira219.wordpress.com/makalah-fiqh-muamalah-rahn-pegadaian,2017)
2. Syarat Ar-Rahn antara lain:
a. Rahin dan Murtahin pihak-pihak yang melakukan perjanjian rahn, yaitu rahin danmurtahin
harus mengikuti syarat-syarat berikut kemampuan,berakal sehat. Kemampuan juga berarti
kelayakan seseorang untukmelakukan transaksi pemilikan
b. Shighat
1) Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan jugadengan suatu waktu dimasa
depan.
2) Rahn mempunyai sisi pelepasan barang dan pemberian hutangseperti halnya akad jual
beli. Maka tidak boleh di ikat dengansyarat tertentu atau dengan suatu waktu di masa
depan.
c. Marhun bih (hutang)
Harus merupakan hak yang wajib diberikan atau diserahkankepada pemiliknya.
Memungkinkan pemanfaatan bila sesuatumenjadi hutang tidak bisa dimanfaatkan, maka
tidak sah.Harus dikuantifikasikan atau dapat dihitung jumlahnya. Bilatidak dapat diukur
atau dikuantifikasi rahn itu tidak sah.
d. Marhun (barang)
8. Aturan pokok dalam mazhab Maliki tentang masalah ini ialahbahwa gadai itu
dapat dilakukan pada semua macam harga padasemua macam jual beli, kecuali pada jual
beli mata uang (sharf) dan pokok modal pada salam yang berkaitan dengan tanggungan.
D. Relevansi Rahn Dengan Muamalah Kontemporer.
Secara bahasa kontemporer berarti pada waktu yang sama, semasa, sewaktu,
padamasakini, dewasaini. sedangakan muamalah kontemporer adalah aturan-aturan Allah
SWT yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam
kaitannya dengan keharta bendaan dalam bentukt ransaksi-transaksi yang modern. Dalam
hal ini rahn adalah salah satu dari modifikasi akad klasik yang terjadi pada masa
kontemporer. Rahn yang berarti jaminan. Rahn atau gadai adalah akad perjanjian pinjam
meminjam dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan hutang.
Jadi, walaupun muamalah klasik itu sudah dianggap tidak relevan lagi dengan konteks
bisnis kontemporer sekarang tidak dapat dipungkiri juga kalau muamalah klasik
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuatan konsep muamalah kontemporer
karena muamalah klasik itulah yang menjadi konsep utamanya walaupun sudah
dimodifikasi sedemikian rupa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ar rahn menurut bahasa adalah ats tsubut atau ad-dawam yang berarti tetap,kekal
dan menggadaikan. Sedangkan menurut istilah Rahn atau gadai adalah akad perjanjian
pinjam meminjam dengan menyerahkan barang sebai tanggungan hutang.
Landasan hukum rahn atau gadai terdapat dalam sutar Al-Baqoroh ayat 283 yang
Artinya Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan
9. Dijelaskan juga dalam hadits riwayat Bukhori“Rasulullah SAW. Membeli
makanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju besi kepadanya.”
Dalam pelaksanaanya harus memenuhi syarat dan rukunnya sebagai berikut rukun
rahn ada tiga disamping sighat, ijab dan qabul sedangkan syarat rahn harus ada ucapan
atau isyarat atau kesepakatan, barang yang menjadi jaminan dan hutang yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Qomarul. Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Teras,2011.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah, Jakatra: PT RajaGrafindo Persada,2014.
https://ainissyafira219.wordpress.com/makalah-fiqh-muamalah-rahn-pegadaian,2017.
http://googleweblight.com/?lite_url=http://sman1tompobulu.blogspot.com/2016/03/materi-fiqh-
muamalah-lengkap.