SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
E-PROCUREMENT
K E LO M P O K 2
M A N A J E M E N KO N S T R U K S I
KELOMPOK 2 :
• Adelia Rossita Hadi Pratiwi (I0116002)
• Delista Putri Deni (I0116027)
• Luther Gustavo Liwoso (I0116067)
• Nuri Wijayanto (I0116095)
• Ridlo Dwi Kurniawan (I0116109)
APA ITU E-
PROCUREMENT
• E-Procurement adalah proses
pengadaan barang/jasa yang
pelaksanaannya dilakukan secara
elektronik yang berbasis
dengan memanfaatkan fasilitas
teknologi komunikasi dan informasi
yang meliputi pelelangan umum,
kualifikasi dan sourcing secara
elektronik dengan menggunakan
modul berbasis website.
Konsep Penerapan
Hard copy
Temu muka
antar pihak
Paperless efisiensi
Online potensi arisan hilang &
penawaran kompetitif
Dokumen
Lelang terbatas
/ tertutup
Transparan & akuntabilitas
dapat diakses publik
publik
Pembatasan potensi proyek
perolehan pekerjaan alami kemacetan
atas dasar kemampuan menurun
teknis & keuangan
X
X
X
efektif
INDIKATOR KEBERHASILAN E-PROCUREMENT
Indikator keberhasilan tujuan Jumlah kasus KKN pada proses pengadaan
barang/jasa (kecil)
Indikator keberhasilan
sasaran
Efisiensi anggaran (tinggi), efisiensi waktu
(cepat & tepat waktu) & efisiensi SDM (Σ rendah)
Jumlah penyedia barang/jasa berpartisipasi di
pengadaan (besar)
Jumlah penyedia barang/jasa dari luar daerah
(besar)
Jumlah temuan BPK pada proses pengadaan
barang/jasa (kecil)
Adanya media informasi atas proses pengadaan
yang diakses publik (ada, efektif)
KONSEP PENERAPAN E-PROCUREMENT
Sistem
Informasi
e-Proc
Server,
fire wall
Admin
Staf
Sekretariat Layanan eProc
Panitia
Pengadaan
Menyusun OE
Menyusun dok lelang
Penyedia
Barang/Jasa
up load
Mempelajari dok lelang
Memilih paket pekerjaan
Menghitung penawaran
down load
Nilai penawaran
submit
Menetapkan jadwal
Mengevaluasi Penawaran
submit
Pengumuman,
alasan gugur,
dokumen lelang,
pengaduan, dll
KENDALA UMUM E-PROC
Sulit mengubah budaya kerja dari manual ke elektronik
Sulit membiasakan diri bekerja berdasarkan standar
operasional & prosedur ketat (SOP berdasarkan
Perpres nomer 16 tahun 2018)
Curiga dan takut akan hilangnya tambahan
pendapatan dari model / mekanisme kerja lama
(internal & eksternal sama)
Penyakit KKN sudah berjalan sistemik.
DAMPAK POSITIF
Terjadi efisiensi :
- thd biaya proses s/d 80% (krn kertas kerja terkurangi)
- thd penawaran antara 20%-25%
Terkurangi-nya waktu yang dibutuhkan dalam proses pengadaan barang/jasa, shg
paket – paket proyek berjalan relatif lebih tepat waktu (proyek lanjutan/luncuran
menurun), layanan publik terjaga
Panitia Pengadaan dapat melakukan evaluasi kualifikasi dan evaluasi penawaran
dengan cepat dan akurat
Terwujudnya respon yang cepat terhadap pertanyaan serta klarifikasi selama proses
lelang.
PROTEKSI PERUSAHAAN LOKAL/DAERAH:
KASUS SURABAYA
Perusahaan
Pemenang
Jumlah Prosentase
Domisili dari
Surabaya
380 96,45%
Domisili luar
Surabaya
14 3,55%
CATATAN : 1. Data Pelaksanaan e-Procurement sejak 2004
2. Paket pek pemenang luar Surabaya tak ada
yang jasa konstruksi (pemasokan barang & jasa
konsultansi)
DAMPAK POSITIF E-PROCUREMENT
Berkurangnya kebutuhan personil yang terlibat dalam penerimaan, pencatatan,
maupun pendistribusian persyaratan administrasi lelang
Terciptanya rantai audit dalam rangka transparansi dan menilai integritas pihak –
pihak yang terkait proses lelang (akuntabilitas terjaga)
Terwujudnya media bagi masyarakat untuk awasi pekerjaan, karena spesifikasi
teknis pekerjaan dpt di-download dari situs (rasa memiliki timbul & partisipasi bisa
meningkat)
Tidak ada temuan BPK yang berasal dari proses pengadaan barang/jasa.
ARAH PENGEMBANGAN E-PROCUREMENT DAERAH
e-Sourcing, sebagai katalog elektronik, rujukan standar teknis barang/jasa publik bagi para user,
salah satu source harga pasar u/ OE (dikembangkan dgn prinsip Supply Chain Management – SCM)
m-Procurement, sebagai pemenuhan life style para user yang mempunyai mobilitas tinggi
Help Desk application dan standar implementasi e-Proc sebagai panduan bagi instansi pemerintah/
BUMN/ BUMD
Software IKP (Infrastruktur Kunci Publik) dan pembentukan Lembaga CA sejalan implementasi UU
ITE (Informasi & Transaksi Elektronik) yang mewadahi penggunaan tanda tangan elektronik.
eBudgeting eProject eProcurement
eDeliveryeControllingePerformance
ePlanning eSourcing
PROSPEK PENGEMBANGAN
ePayment &
Sistem Keu Da
eManPower
Infrastruktur
Kunci Publik
& L – CA
Data
Ware House
DSS
fokus
Pola Pengadaan: Masih Cenderung ke Infrastruktur
(Tangibles)
APAKAH INTERVENSI POLITIK MASIH KUAT?
Tabel 2. Jumlah Paket, Pagu Anggaran dan Nilai Kontrak (Kota Balikpapan, 2011)
Metode Jumlah
Paket
% Pagu
Anggaran
(Rp miliar)
Nilai
Kontrak (Rp
miliar)
% Kontrak
thd Pagu
Penunjukan
Langsung
326 45,65 52,47 47,23 90,00
Lelang
Sederhana
178 24,92 23,55 22,80 96,81
Lelang
Terbuka
85 11,90 244,17 198,92 81,46
Konsultansi 125 17,50 18,45 18,45 100,00
Total 714 100,00 338,64 287,40 92,07
Sumber: Laporan Tahunan ULP Balikpapan
APAKAH SISTEM SUDAH KOMPETITIF?
Table 3. Distribusi Pemenang Tender (Kota Balikpapan, 2011)
Jumlah
Tender
Jumlah
Perusahaan
Perusahaan
Luar Daerah
Total Nilai
Kontrak
(Rp miliar)
Rerata Nilai
Kontrak
(Rp miliar)
5 2 0 3,65 0,16
4 12 0 12,15 0,25
3 20 6 8,92 0,09
2 56 4 56,33 0,62
1 62 10 94,50 0,61
Total 152 20 175,55 0,35
Sumber: Laporan Tahunan ULP
PAKET LELANG DI DAERAH
Keterangan LPSE Prov
DIY
LPSE Kota
Jogja
Jumlah paket
lelang
(APBD & APBN)
293 96
Jumlah lelang
secara elektronik
37 103
Prosentase e-proc 12,63% 107,29%
Sumber: Wisnugroho, 2011
KERANGKA ATURAN NASIONAL
UU No.17/2003 tentang Keuangan
Negara
UU No. 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
UU No. 8 tahun 2004 tentang
Peradilan Umum
UU No. 9 tahun 2004 tentang TUN
UU No. 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan
Negara
UU No. 15 tahun 2006 tentang BPK
UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
UU No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah
UU No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
UU No. 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan
UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN
UU No. 40 tahun 2007 tentang PT
UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi
UU No. 29 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah
UU No. 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
UU No. 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara
UU No. 30 tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan
UU No. 5 tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
UU No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
UU No. 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dari KKN
UU No. 31 tahun 1999 tentang
Tindak Pidana Pemberantasan
Korupsi
UU No. 20 tahun 2001 tentang
Revisi UU No. 31 tahun 1999
UU No. 7 tahun 2006 tentang
Pengesahan UNCAC, 2003
Penyelenggaraan Pemerintahan &
Sistem Hukum Pengaturan Bidang Sektoral
Pemberantasan Korupsi &
Penyelenggaraan Usaha yang Sehat
PRINSIP PENGADAAN BARANG
DAN JASA
Prinsip Harga Terbaik dengan Kualitas
Terjamin (“Value for Money”)
Bersaing
Mendahulukan Kepentingan Nasional
Efektif dan Efisien
Keadilan
Keterbukaan
Akuntabel
Non-Koruptif dan Non-Kolutif
Ramah Lingkungan
Memanfaatkan Perkembangan
Teknologi
Menggunakan kriteria yang
objektif dalam mengambil
keputusan
Integritas
ANALISIS KESENJANGAN
Kebi
jakan
Yang
Berlaku
Perpres 54/2010
Kebi
jakan
Pem
ban
ding
UNCAC
UNCITRAL
OECD ABC
Komparasi Antar
Kebijakan
Isu StrategisPenyempurnaan
Kebijakan
Indikator Analisis
ANALISA
KESENJANGAN
KONDISI PENGATURAN PENGADAAN
SAAT INI
Bergantung pada karakteristik status hukum sumber
pembiayaannya:
a.Jika biaya berasal dari APBN/APBD menggunakan
Perpres mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
b.Biaya berasal dari badan usaha milik negara secara
otonom menggunakan peraturan menteri.
c.Biaya yang diperoleh dari penerimaan langsung
badan layanan umum diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
KERANGKA HUKUM
PENGATURAN PENGADAAN SAAT INI
NO PERATURAN RUANG LINGKUP PENGATURAN
1. Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010
Barang dan jasa yang dibeli
kementerian/lembaga/daerah/institusi
lainnya dengan dana bersumber pada APBN
dan APBD, baik sebagian atau seluruhnya
2 Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2005 jo. Peraturan Menteri B
Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 Tentang Pen Peraturan
Menteri BUMN Nomor
05/MBU/2008UMN Nomor
05/MBU/2008
Barang dan jasa yang dibeli BUMN dengan
dana yang tidak bersumber secara langsung
dari APBN/APBD, tetapi berasal dari
anggaran BUMN atau anggaran pihak lain
termasuk yang dibiayai dari pinjaman luar
negeri/hibah baik dijamin atau tidak
dijamin pemerintah.
3 Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 Tentang Pen Peraturan
Menteri BUMN Nomor
05/MBU/2008
Pembelian barang dan jasa yang dilakukan
satuan kerja pemerintah berstatus badan
layanan umum yang dananya bersumber
dari APBN yang disertai dengan fleksibilitas
dengan alasan efektivitas dan/atau efisiensi
KEBIJAKAN INTERNASIONAL #1
UNCITRAL (United Nations Commission on International
Trade Law):
• Komisi di PBB yang dibentuk oleh Majelis Umum
(General Assembly) tgl 17 Desember 1966 melalui
Resolusi 2205 (XXI).
• Tujuan pembentukan komisi ini ialah dalam upaya
melakukan harmonisasi dan unifikasi aturan untuk
memperlancar perdagangan internasional, antara lain
dengan cara mengurangi berbagai hambatan (obstacles)
dan kesenjangan peraturan (disparities) di masing-
masing negara anggota PBB
KEBIJAKAN INTERNASIONAL #2
UNCAC (United Nations Convention Against Corruption):
• Konvensi PBB Menentang Korupsi Tahun 2003, merupakan keberhasilan
dunia internasional dalam mendorong komitmen dan konsistensi
negara-negara pihak dalam mencegah dan memberantas korupsi di
negara para pihak.
• Isi UNCAC: 1) tindakan-tindakan pencegahan, 2) kriminalisasi dan
penegakkan hukum, 3) kerjasama internasional, 4) pengembalian asset
dan 5) mekanisme implementasi.
• Tujuan dari disusunnya konvensi ini adalah:
• untuk meningkatkan dan memperkuat upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi secara lebih efektif dan efisien;
• meningkatkan, memfasilitasi, dan mendukung kerja sama internasional
dan bantuan teknis dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi
termasuk dalam pengembalian aset;
• meningkatkan integritas, akuntabilitas, dan pengelolaan yang baik
dalam urusan publik dan kekayaan publik.
KEBIJAKAN INTERNASIONAL #3
OECD (Organization for Economic Development
and Cooperation):
• OECD-Anti Bribery Convention (ABC) atau dikenal
secara resmi sebagai OECD Convention on
Combating Bribery of Foreign Public Officials in
International Business Transactions) merupakan
salah satu konvensi yang dihasilkan oleh Organisasi
Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
untuk mengurangi terjadinya korupsi di negara-
negara berkembang.
• Konvensi telah memberikan penalty kepada banyak
perusahaan multi-nasional yg melakukan
penyuapan dan korupsi dalam pemenangan
internasional.
BEBERAPA KESENJANGAN LEGAL
• UNCITRAL: 1) Menurut definisi article 2b, terdapat entitas yang belum dimasukkan
sebagai pihak yang harus mengikuti Perpres Nomer 16 tahun 2018, yaitu entitas yang
mendapat bantuan, atau memperoleh lisensi ekslusif dari pemerintah. Monopoli atau
quasi-monopoli untuk menjual barang atau menyediakan jasa tertentu; 2) Meskipun
BUMN/BUMD dalam pengadaan barang/jasanya harus mengikuti ketentuan yang diatur
Perpres, dalam praktik hampir semua BUMN/BUMD tidak mendasarkan proses
pengadaan barang/jasa pada Perpres  Perpres tidak cukup mengakomodasi konsep
supply-chain dlm perusahaan modern?
• UNCAC: 1) Mengacu ps.2a ttg definisi public procurement, Perpres Nomer 16 tahun
2018 belum memasukkan instansi publik atau perusahaan publik, yang memberikan
layanan publik atau menjalankan fungsi publik sebagaimana dimandat; 2) Ps.9: Perpres
belum menyebutkan secara eksplisit orientasi pencegahan korupsi sebagai
output/kemanfaatan yang ingin dicapai dari pengadaan barang/jasa (selain untuk
“peningkatan pelayanan publik”).
• OECD-Anti Bribery Convention: 1) Definisi article 1, para 4, butir 12-15: The Offence of
Bribery of Foreign Public Officals, bahwa yang termasuk dalam ruang lingkup dari fungsi
publik ialah seluruh perusahaan sebagai badan hukum yang dimiliki oleh pemerintah
baik langsung maupun tidak langsung.
MULTI-STAKEHOLDERS
• Semua SKPD di daerah, LPSE, ULP
• Lembaga advokasi pengadaan (LSM Daerah, IPW, Lembaga
Transparansi)
• Lembaga politik (DPRD, Parpol?)
• Akademisi (Perguruan Tinggi)
• Asosiasi Pengusaha / Vendor (Apindo, Gapensi, REI, HIPMI, dll)
• Perusahaan daerah
• Wartawan
• Masyarakat secara keseluruhan.
AGENDA KEBIJAKAN
1. Regulasi: Perpres Nomer 16 tahun 2018 perlu diperkuat (UU?), detil
peraturan diatur secara terpisah (Mis: e-proc PBB sampai 10 volume)
2. Korupsi pengadaan terjadi sejak siklus awal (perencanaan)  perlu
keterlibatan multi-stakeholders
3. Penyempurnaan sistem LPSE, penggunaan sesuai tahapan
perkembangan pengadaan di daerah
4. Peningkatan kompetensi  3 hari kursus pengadaan utk sertifikasi
tidak memadai
5. Pentargetan LKPP: Th 2011: 8 Kab dg LPSE, 300 Kab dlm 3 tahun
apakah realistis?
6. Kejelasan peran lembaga pengadaan: apakah fungsi LKPP, ULP & LPSE
di daerah sudah jelas?
7. Kebutuhan lembaga arbitrase (semacam Government Arbitrage
Authority di AS?) untuk lelang di daerah.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to E-Procurement Kelompok 2 Manajemen Konstruksi UNS (Adelia, Delista, Luther, Nuri, Ridlo)

Materi IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan Jasa
Materi IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan JasaMateri IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan Jasa
Materi IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan JasaAgustanto Imam Suprayoghie
 
E Procurement Policy
E Procurement PolicyE Procurement Policy
E Procurement PolicyRuli_Friady
 
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis ElektronikSPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis ElektronikTri Widodo W. UTOMO
 
Pleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummit
Pleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummitPleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummit
Pleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummitKurniawan Saputra
 
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Yulianto Tulungagung
 
RB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan InovasiRB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikRizki Malinda
 
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
E Development Kota Bogor   11 Sept 2008E Development Kota Bogor   11 Sept 2008
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008Tatang Taufik
 
Digital Organization RP.pptx
Digital Organization RP.pptxDigital Organization RP.pptx
Digital Organization RP.pptxrichard pantun
 
20230515_deputi_spbe_kalteng.pdf
20230515_deputi_spbe_kalteng.pdf20230515_deputi_spbe_kalteng.pdf
20230515_deputi_spbe_kalteng.pdfAndiWijaya578685
 
E-Goverment
E-GovermentE-Goverment
E-Govermentlitafira
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...auliacaesa
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...auliacaesaveranza
 
E-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasa
E-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasaE-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasa
E-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasajafarismail7
 
Public Expose RPP Perdagangan Elektronis
Public Expose RPP Perdagangan ElektronisPublic Expose RPP Perdagangan Elektronis
Public Expose RPP Perdagangan ElektronisWahyu P. Yudiantoro
 
Sh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.ppt
Sh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.pptSh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.ppt
Sh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.pptSaiful Hidayat
 

Similar to E-Procurement Kelompok 2 Manajemen Konstruksi UNS (Adelia, Delista, Luther, Nuri, Ridlo) (20)

Materi IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan Jasa
Materi IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan JasaMateri IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan Jasa
Materi IACF-GTC2: Menutup Celah Korupsi di Pengadaan Barang dan Jasa
 
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJIACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
IACF-GTC; Menutup Ruang Korupsi PBJ
 
E Procurement Policy
E Procurement PolicyE Procurement Policy
E Procurement Policy
 
Lkpp Transparan
Lkpp TransparanLkpp Transparan
Lkpp Transparan
 
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis ElektronikSPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
SPBE dan Masa Depan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik
 
Pleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummit
Pleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummitPleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummit
Pleno 090914 - Paparan Wamen PAN - RBSummit
 
E katalog
E katalogE katalog
E katalog
 
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
 
RB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan InovasiRB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
RB, Pelayanan Publik, dan Inovasi
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronik
 
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
E Development Kota Bogor   11 Sept 2008E Development Kota Bogor   11 Sept 2008
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
 
Digital Organization RP.pptx
Digital Organization RP.pptxDigital Organization RP.pptx
Digital Organization RP.pptx
 
20230515_deputi_spbe_kalteng.pdf
20230515_deputi_spbe_kalteng.pdf20230515_deputi_spbe_kalteng.pdf
20230515_deputi_spbe_kalteng.pdf
 
E-COMMERCE.pptx
E-COMMERCE.pptxE-COMMERCE.pptx
E-COMMERCE.pptx
 
E-Goverment
E-GovermentE-Goverment
E-Goverment
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...Sim, aulia caesa veranza, sistem   manajemen database, hapzi ali, universitas...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas...
 
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
Sim, aulia caesa veranza, sistem manajemen database, hapzi ali, universitas m...
 
E-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasa
E-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasaE-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasa
E-Procurement untuk meminimalkan KKN dalam pengadaan barang dan jasa
 
Public Expose RPP Perdagangan Elektronis
Public Expose RPP Perdagangan ElektronisPublic Expose RPP Perdagangan Elektronis
Public Expose RPP Perdagangan Elektronis
 
Sh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.ppt
Sh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.pptSh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.ppt
Sh sosialiasi pp 82 di balikpapan v 1.0.ppt
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

E-Procurement Kelompok 2 Manajemen Konstruksi UNS (Adelia, Delista, Luther, Nuri, Ridlo)

  • 1. E-PROCUREMENT K E LO M P O K 2 M A N A J E M E N KO N S T R U K S I
  • 2. KELOMPOK 2 : • Adelia Rossita Hadi Pratiwi (I0116002) • Delista Putri Deni (I0116027) • Luther Gustavo Liwoso (I0116067) • Nuri Wijayanto (I0116095) • Ridlo Dwi Kurniawan (I0116109)
  • 3. APA ITU E- PROCUREMENT • E-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website.
  • 4. Konsep Penerapan Hard copy Temu muka antar pihak Paperless efisiensi Online potensi arisan hilang & penawaran kompetitif Dokumen Lelang terbatas / tertutup Transparan & akuntabilitas dapat diakses publik publik Pembatasan potensi proyek perolehan pekerjaan alami kemacetan atas dasar kemampuan menurun teknis & keuangan X X X efektif
  • 5. INDIKATOR KEBERHASILAN E-PROCUREMENT Indikator keberhasilan tujuan Jumlah kasus KKN pada proses pengadaan barang/jasa (kecil) Indikator keberhasilan sasaran Efisiensi anggaran (tinggi), efisiensi waktu (cepat & tepat waktu) & efisiensi SDM (Σ rendah) Jumlah penyedia barang/jasa berpartisipasi di pengadaan (besar) Jumlah penyedia barang/jasa dari luar daerah (besar) Jumlah temuan BPK pada proses pengadaan barang/jasa (kecil) Adanya media informasi atas proses pengadaan yang diakses publik (ada, efektif)
  • 6. KONSEP PENERAPAN E-PROCUREMENT Sistem Informasi e-Proc Server, fire wall Admin Staf Sekretariat Layanan eProc Panitia Pengadaan Menyusun OE Menyusun dok lelang Penyedia Barang/Jasa up load Mempelajari dok lelang Memilih paket pekerjaan Menghitung penawaran down load Nilai penawaran submit Menetapkan jadwal Mengevaluasi Penawaran submit Pengumuman, alasan gugur, dokumen lelang, pengaduan, dll
  • 7. KENDALA UMUM E-PROC Sulit mengubah budaya kerja dari manual ke elektronik Sulit membiasakan diri bekerja berdasarkan standar operasional & prosedur ketat (SOP berdasarkan Perpres nomer 16 tahun 2018) Curiga dan takut akan hilangnya tambahan pendapatan dari model / mekanisme kerja lama (internal & eksternal sama) Penyakit KKN sudah berjalan sistemik.
  • 8. DAMPAK POSITIF Terjadi efisiensi : - thd biaya proses s/d 80% (krn kertas kerja terkurangi) - thd penawaran antara 20%-25% Terkurangi-nya waktu yang dibutuhkan dalam proses pengadaan barang/jasa, shg paket – paket proyek berjalan relatif lebih tepat waktu (proyek lanjutan/luncuran menurun), layanan publik terjaga Panitia Pengadaan dapat melakukan evaluasi kualifikasi dan evaluasi penawaran dengan cepat dan akurat Terwujudnya respon yang cepat terhadap pertanyaan serta klarifikasi selama proses lelang.
  • 9. PROTEKSI PERUSAHAAN LOKAL/DAERAH: KASUS SURABAYA Perusahaan Pemenang Jumlah Prosentase Domisili dari Surabaya 380 96,45% Domisili luar Surabaya 14 3,55% CATATAN : 1. Data Pelaksanaan e-Procurement sejak 2004 2. Paket pek pemenang luar Surabaya tak ada yang jasa konstruksi (pemasokan barang & jasa konsultansi)
  • 10. DAMPAK POSITIF E-PROCUREMENT Berkurangnya kebutuhan personil yang terlibat dalam penerimaan, pencatatan, maupun pendistribusian persyaratan administrasi lelang Terciptanya rantai audit dalam rangka transparansi dan menilai integritas pihak – pihak yang terkait proses lelang (akuntabilitas terjaga) Terwujudnya media bagi masyarakat untuk awasi pekerjaan, karena spesifikasi teknis pekerjaan dpt di-download dari situs (rasa memiliki timbul & partisipasi bisa meningkat) Tidak ada temuan BPK yang berasal dari proses pengadaan barang/jasa.
  • 11. ARAH PENGEMBANGAN E-PROCUREMENT DAERAH e-Sourcing, sebagai katalog elektronik, rujukan standar teknis barang/jasa publik bagi para user, salah satu source harga pasar u/ OE (dikembangkan dgn prinsip Supply Chain Management – SCM) m-Procurement, sebagai pemenuhan life style para user yang mempunyai mobilitas tinggi Help Desk application dan standar implementasi e-Proc sebagai panduan bagi instansi pemerintah/ BUMN/ BUMD Software IKP (Infrastruktur Kunci Publik) dan pembentukan Lembaga CA sejalan implementasi UU ITE (Informasi & Transaksi Elektronik) yang mewadahi penggunaan tanda tangan elektronik.
  • 12. eBudgeting eProject eProcurement eDeliveryeControllingePerformance ePlanning eSourcing PROSPEK PENGEMBANGAN ePayment & Sistem Keu Da eManPower Infrastruktur Kunci Publik & L – CA Data Ware House DSS fokus
  • 13. Pola Pengadaan: Masih Cenderung ke Infrastruktur (Tangibles)
  • 14. APAKAH INTERVENSI POLITIK MASIH KUAT? Tabel 2. Jumlah Paket, Pagu Anggaran dan Nilai Kontrak (Kota Balikpapan, 2011) Metode Jumlah Paket % Pagu Anggaran (Rp miliar) Nilai Kontrak (Rp miliar) % Kontrak thd Pagu Penunjukan Langsung 326 45,65 52,47 47,23 90,00 Lelang Sederhana 178 24,92 23,55 22,80 96,81 Lelang Terbuka 85 11,90 244,17 198,92 81,46 Konsultansi 125 17,50 18,45 18,45 100,00 Total 714 100,00 338,64 287,40 92,07 Sumber: Laporan Tahunan ULP Balikpapan
  • 15. APAKAH SISTEM SUDAH KOMPETITIF? Table 3. Distribusi Pemenang Tender (Kota Balikpapan, 2011) Jumlah Tender Jumlah Perusahaan Perusahaan Luar Daerah Total Nilai Kontrak (Rp miliar) Rerata Nilai Kontrak (Rp miliar) 5 2 0 3,65 0,16 4 12 0 12,15 0,25 3 20 6 8,92 0,09 2 56 4 56,33 0,62 1 62 10 94,50 0,61 Total 152 20 175,55 0,35 Sumber: Laporan Tahunan ULP
  • 16. PAKET LELANG DI DAERAH Keterangan LPSE Prov DIY LPSE Kota Jogja Jumlah paket lelang (APBD & APBN) 293 96 Jumlah lelang secara elektronik 37 103 Prosentase e-proc 12,63% 107,29% Sumber: Wisnugroho, 2011
  • 17. KERANGKA ATURAN NASIONAL UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara UU No. 8 tahun 2004 tentang Peradilan Umum UU No. 9 tahun 2004 tentang TUN UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara UU No. 15 tahun 2006 tentang BPK UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN UU No. 40 tahun 2007 tentang PT UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi UU No. 29 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari KKN UU No. 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi UU No. 20 tahun 2001 tentang Revisi UU No. 31 tahun 1999 UU No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan UNCAC, 2003 Penyelenggaraan Pemerintahan & Sistem Hukum Pengaturan Bidang Sektoral Pemberantasan Korupsi & Penyelenggaraan Usaha yang Sehat
  • 18. PRINSIP PENGADAAN BARANG DAN JASA Prinsip Harga Terbaik dengan Kualitas Terjamin (“Value for Money”) Bersaing Mendahulukan Kepentingan Nasional Efektif dan Efisien Keadilan Keterbukaan Akuntabel Non-Koruptif dan Non-Kolutif Ramah Lingkungan Memanfaatkan Perkembangan Teknologi Menggunakan kriteria yang objektif dalam mengambil keputusan Integritas
  • 19. ANALISIS KESENJANGAN Kebi jakan Yang Berlaku Perpres 54/2010 Kebi jakan Pem ban ding UNCAC UNCITRAL OECD ABC Komparasi Antar Kebijakan Isu StrategisPenyempurnaan Kebijakan Indikator Analisis ANALISA KESENJANGAN
  • 20. KONDISI PENGATURAN PENGADAAN SAAT INI Bergantung pada karakteristik status hukum sumber pembiayaannya: a.Jika biaya berasal dari APBN/APBD menggunakan Perpres mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah. b.Biaya berasal dari badan usaha milik negara secara otonom menggunakan peraturan menteri. c.Biaya yang diperoleh dari penerimaan langsung badan layanan umum diatur dalam Peraturan Pemerintah.
  • 21. KERANGKA HUKUM PENGATURAN PENGADAAN SAAT INI NO PERATURAN RUANG LINGKUP PENGATURAN 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Barang dan jasa yang dibeli kementerian/lembaga/daerah/institusi lainnya dengan dana bersumber pada APBN dan APBD, baik sebagian atau seluruhnya 2 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 jo. Peraturan Menteri B Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pen Peraturan Menteri BUMN Nomor 05/MBU/2008UMN Nomor 05/MBU/2008 Barang dan jasa yang dibeli BUMN dengan dana yang tidak bersumber secara langsung dari APBN/APBD, tetapi berasal dari anggaran BUMN atau anggaran pihak lain termasuk yang dibiayai dari pinjaman luar negeri/hibah baik dijamin atau tidak dijamin pemerintah. 3 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pen Peraturan Menteri BUMN Nomor 05/MBU/2008 Pembelian barang dan jasa yang dilakukan satuan kerja pemerintah berstatus badan layanan umum yang dananya bersumber dari APBN yang disertai dengan fleksibilitas dengan alasan efektivitas dan/atau efisiensi
  • 22. KEBIJAKAN INTERNASIONAL #1 UNCITRAL (United Nations Commission on International Trade Law): • Komisi di PBB yang dibentuk oleh Majelis Umum (General Assembly) tgl 17 Desember 1966 melalui Resolusi 2205 (XXI). • Tujuan pembentukan komisi ini ialah dalam upaya melakukan harmonisasi dan unifikasi aturan untuk memperlancar perdagangan internasional, antara lain dengan cara mengurangi berbagai hambatan (obstacles) dan kesenjangan peraturan (disparities) di masing- masing negara anggota PBB
  • 23. KEBIJAKAN INTERNASIONAL #2 UNCAC (United Nations Convention Against Corruption): • Konvensi PBB Menentang Korupsi Tahun 2003, merupakan keberhasilan dunia internasional dalam mendorong komitmen dan konsistensi negara-negara pihak dalam mencegah dan memberantas korupsi di negara para pihak. • Isi UNCAC: 1) tindakan-tindakan pencegahan, 2) kriminalisasi dan penegakkan hukum, 3) kerjasama internasional, 4) pengembalian asset dan 5) mekanisme implementasi. • Tujuan dari disusunnya konvensi ini adalah: • untuk meningkatkan dan memperkuat upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi secara lebih efektif dan efisien; • meningkatkan, memfasilitasi, dan mendukung kerja sama internasional dan bantuan teknis dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi termasuk dalam pengembalian aset; • meningkatkan integritas, akuntabilitas, dan pengelolaan yang baik dalam urusan publik dan kekayaan publik.
  • 24. KEBIJAKAN INTERNASIONAL #3 OECD (Organization for Economic Development and Cooperation): • OECD-Anti Bribery Convention (ABC) atau dikenal secara resmi sebagai OECD Convention on Combating Bribery of Foreign Public Officials in International Business Transactions) merupakan salah satu konvensi yang dihasilkan oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) untuk mengurangi terjadinya korupsi di negara- negara berkembang. • Konvensi telah memberikan penalty kepada banyak perusahaan multi-nasional yg melakukan penyuapan dan korupsi dalam pemenangan internasional.
  • 25. BEBERAPA KESENJANGAN LEGAL • UNCITRAL: 1) Menurut definisi article 2b, terdapat entitas yang belum dimasukkan sebagai pihak yang harus mengikuti Perpres Nomer 16 tahun 2018, yaitu entitas yang mendapat bantuan, atau memperoleh lisensi ekslusif dari pemerintah. Monopoli atau quasi-monopoli untuk menjual barang atau menyediakan jasa tertentu; 2) Meskipun BUMN/BUMD dalam pengadaan barang/jasanya harus mengikuti ketentuan yang diatur Perpres, dalam praktik hampir semua BUMN/BUMD tidak mendasarkan proses pengadaan barang/jasa pada Perpres  Perpres tidak cukup mengakomodasi konsep supply-chain dlm perusahaan modern? • UNCAC: 1) Mengacu ps.2a ttg definisi public procurement, Perpres Nomer 16 tahun 2018 belum memasukkan instansi publik atau perusahaan publik, yang memberikan layanan publik atau menjalankan fungsi publik sebagaimana dimandat; 2) Ps.9: Perpres belum menyebutkan secara eksplisit orientasi pencegahan korupsi sebagai output/kemanfaatan yang ingin dicapai dari pengadaan barang/jasa (selain untuk “peningkatan pelayanan publik”). • OECD-Anti Bribery Convention: 1) Definisi article 1, para 4, butir 12-15: The Offence of Bribery of Foreign Public Officals, bahwa yang termasuk dalam ruang lingkup dari fungsi publik ialah seluruh perusahaan sebagai badan hukum yang dimiliki oleh pemerintah baik langsung maupun tidak langsung.
  • 26. MULTI-STAKEHOLDERS • Semua SKPD di daerah, LPSE, ULP • Lembaga advokasi pengadaan (LSM Daerah, IPW, Lembaga Transparansi) • Lembaga politik (DPRD, Parpol?) • Akademisi (Perguruan Tinggi) • Asosiasi Pengusaha / Vendor (Apindo, Gapensi, REI, HIPMI, dll) • Perusahaan daerah • Wartawan • Masyarakat secara keseluruhan.
  • 27. AGENDA KEBIJAKAN 1. Regulasi: Perpres Nomer 16 tahun 2018 perlu diperkuat (UU?), detil peraturan diatur secara terpisah (Mis: e-proc PBB sampai 10 volume) 2. Korupsi pengadaan terjadi sejak siklus awal (perencanaan)  perlu keterlibatan multi-stakeholders 3. Penyempurnaan sistem LPSE, penggunaan sesuai tahapan perkembangan pengadaan di daerah 4. Peningkatan kompetensi  3 hari kursus pengadaan utk sertifikasi tidak memadai 5. Pentargetan LKPP: Th 2011: 8 Kab dg LPSE, 300 Kab dlm 3 tahun apakah realistis? 6. Kejelasan peran lembaga pengadaan: apakah fungsi LKPP, ULP & LPSE di daerah sudah jelas? 7. Kebutuhan lembaga arbitrase (semacam Government Arbitrage Authority di AS?) untuk lelang di daerah.