SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
TAHAPAN PENERAPAN E – GOVERNMENT
PADA PENERAPAN PENGADAAN JASA DAN
BARANG
E – GOVERNMENT
E-Government atau biasa disebeut e-gov, digital government,
online government adalah penggunaan teknologi
informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan
pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang
berkenaan dengan pemerintahan.
e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau
administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal,
menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang
demokratis.
3 MODEL PENYAMPAIAN E-GOVERNMENT
a. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)
contohnya G2C : Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan sosial,
Dokumen pribadi (Kelahiran dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor,
Lisensi Pengarah), Layanan imigrasi,
Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.
b. Government-to-Business (G2B)
Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan,
peraturan pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang
dilaksanakan oleh pemerintah, hak paten merk dagang, dll
c. G2G (Government To Government)
Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan legislative,
pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu.
Manfaat E - Goverment
Disamping prestasi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah yang
lebih baik sejak reformasi, tentunya penerapan e-government ini dapat
memberikan tambahan manfaat yang lebih kepada masyarakat:
1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya
(masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja
efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara;
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di
pemerintahan (bebas KKN);
3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi
yang # dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan
aktivitas sehari-hari;
4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang
berkepentingan;
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan
tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan
berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
2. Aplikasi E-GOVERNMENT yang
diterapkan
 E-Lakip
E-LAKIP merupakan sistem yang digunakan untuk membantu menyusun laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan. LAKIP biasanya disusun oleh SKPD Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah atau biasanya juga disusun di Bagian Organisasi Sekretariat
Daerah. Terjadinya perbedaan tiap daerah, biasanya disebabkan tumpang tindih kewenangan
TUPOKSI. SKPD tersebut bertindak sebagai penyelenggara penyusunan LAKIP.
 E-Monev
E- Monev adalah Sistem Monitoring Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Secara Online. Dengan adanya sistem ini masyarakat dapat ikut melakukan
pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah di daerahnya
 e-Planning
E- PLANNING atau Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Sistem
Informasi Online dengan seluruh SKPD Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa dalam
mengusulkan kegiatan, menyusun RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKPD Kab/Kota.
 E-Lapor
Masyarakat dapat menyampaikan laporan, aspirasi, pengaduan, dan
kritik kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo terhadap pelaksanaan
pembangunan, kemasyarakatan, dan roda pemerintahan di Kabupaten Probolinggo
khususnya.
 SIMPATEN
Tujuannya adalah untuk mempermudah masyarakat, khususnya di tingkat
desa/kelurahan, dalam mengurus perijinan usahanya, segala proses dapat diselesaikan
di kecamatan, sehingga masyarakat tidak perlu datang ke kantor BPT
 E-Procurement
E-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya
dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan
fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-
kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis
website.
E – GOVERNMENT
PENGADAAN BARANG
DAN JASA
MENGGUNAKAN
E-PROCUREMENT
1. E-Procurement
E-Procurement adalah proses pengadaan
barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara
elektronik yang berbasis web/internet dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan
informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-kualifikasi
dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan
modul berbasis website.
E-procurement adalah bentuk e-commerce untuk
perantaraan barang dan jasa atau digunakan untuk
tendering barang dan jasa antara perusahaan dengan
pemasok. E-procurement kebanyakan diakses dari web
oleh perusahaan-perusahaan besar dan badan-badan
usaha umum. E-procurement juga merupakan aplikasi e-
commerce untuk proses negosiasi dan perjanjian
(contracting).
Jenis-jenis E-procurement
- E-Informing
Yaitu mengumpulkan dan mendistribusikan informasi pembelian kepada pihak external dan
internal yang menggunakan teknologi internet.
– E-Sourcing : proses mengidentifikasi supplier baru untuk kategori tertentu dari kebutuhkan
pembelian menggunakan teknologi internet.
– E-Tendering : proses mengirimkan permintaan untuk informasi dan harga kepada supplier dan
menerima responnya melalui internet.
– E-Reverse auctioning :Teknologi pelelangan terbalik berbasis Internet yang berfokus pada
harga barang dan jasa yang dilelang
– E-MRO dan web based ERP : Proses menciptakan dan menyetujui permintaan pembelian,
menempatkan pesanan pembelian dan menerima barang atau jasa yang dipesan software berbasis
teknologi internet.
– E-ordering : Penggunaan Internet untuk memfasilitasi proses operasional pembelian, termasuk
pemesanan (requisitioning), persetujuan pesanan, penerimaan order dan proses pembayaran.
Tujuan E-PROCERUMENT
 Untuk meningkatkan tingkat layanan kepada pembeli , pemasok dan
pengguna yang terlibat dalam e-procurement.
 Untuk mengembangkan pendekatan yang lebih terintegrasi pada
sektor public agensi .
 Untuk meminimalkan biaya transaksi terkait dengan procurement
melalui standarisasi , perampingan dan otomatisasi proses pengadaan
di dalam , dan di mana sesuai seluruh instansi dan sector-sektor .
 Untuk menyelenggarakan kompetisi antar pemasok agar tetap
menjaga sumber pasokan yang terpercaya
 Untuk mengoptimalkan tingkat persediaan melalui penerapan
praktek-praktek pengadaan yang efisien .
 Untuk membuat penggunaan efektif dari sumber daya manusia dalam
proses pengadaan
 Untuk menjadi progresif dalam mengadopsi pengadaanyang terkait
dengan Informasi dan Komunikasi Technologies ( ICT ) .
SKEMA PENGADAAN
BARANG DAN JASA
11 CRITICAL FACTOR
Penelitian yang telah dilakukan oleh Vaidya dkk. (2006),menempatkan sebelas critical
factor yang mepengaruhi keberhasilan pelaksanaa e-Procurement. Kesebelas critical
factortersebut antara lain :
1)Pemilihan dan pelatihan terhadap petugas pelaksana,
2)Kesesuian dengan pengguna (Supplier)
3)Integrasi sistem,
4)Gambaran umum dari manajemen pengadaan (Business case),
5)Rekayasa ulang proses,
6)Keamanan dan keotentikan,
7)Dukungan Atasan,
8)Manajemen perubahan,
9)Tolak ukur pencapaian,
10)Strategi pelaksanaan e-Procurement, dan
11)Standarisasi Teknis
(Vaidya, Sajeev, &Callender, 2006). Kesebelas faktor penting tersebut sangat mempengaruhi
cara pandang implementasi dan dampak yang dihasilkan dari e-Procurement.
6 Faktor Yang Dapat Mempengaruhi
Implementasi Dari E-procurement
1)Kepemimpinan,
2)Kualitas Sumberdaya Manusia,
3)Perencanaan dan manajemen,
4) Kebijakan dan peraturan,
5)Integrasi sistem, dan
6)Infrastruktur dan standarisasi.
DASAR HUKUM E-PROCUREMENT
Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara elektronik melalui sistem e-Procurement sebenarnya
sudah tertuang dan berpedoman kepada Peraturan Presiden
Nomor 54 tahun 2010 perubahan Peraturan Presiden Nomor 70
Tahun 2012. Presiden Nomor 54 tahun 2010 perubahan
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
Tetapi secara teknis penyelenggaraan sistem e-
Procurement, peraturan presiden tersebut belum mengatur
secara detail dan spesifik mengenai prosedural dan hal-hal
teknis dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintahan.
3 TAHAPAN PENGADAAN
BARANG DAN JASA
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk membuat
Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan
pengadaan pada ULP. (B_Trust, 2015).
1)Penerimaan, Kompilasi dan Pengumuman Rencana Umum
Pengadaan,
2) Persiapan Pengdaan Barang/Jasa, dan
3) Proses Pelelangan
Stakeholders dalam Implementasi
e-Procurement
Stakeholders yang terlibat dalam implementasi kebijakan e-
Procurement dapat di kategorikan menjadi 2 jenis, yaitu 1) yang
merupakan bagian dari internal Pemerintah seperti, Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan dan Unit
Layanan Pengadaan (ULP) yang merupakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di pemerintah daerah. 2) Stakeholders
yang merupakan bagian dari eksternal pemerintah seperti
Konsultan, Lembaga Kontraktor, dan Lain-lain.
Peran dan Pelaksanaan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di
Daerah
Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah merupakan lembaga baru
yang harus dimiliki oleh setiap daerah. Kewajiban adanya unit ini adalah
merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Adanya unit ini dalam
setiap pemerintah daerah merupakan ujung tombak dari pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-Procurement) yang
dilakukan oleh pemerintah daerah.
Kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintahan secara
elektronik diatur dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Dan Kabupaten/Kota.
Unit Layanan Pengadaan (ULP) di daerah baik tingkat Provinsi ataupun
Kota/Kabupaten merupakan suatu kewajiban yang berkedudukan langsung di
bawah Sekretarian Daerah dalam bentuk bagian ataupun biro.
Mengenai tugas dan fungsi ULP juga secara tertulis dalam permendagri
tersebut. Dalam permendagri tersebut terdapat 6 kewenangan dan 14 tugas dari
ULP yang semuanya tentunya berkaitan langsung dengan tugasnya sebagai
penjamin pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa di Lingkungan
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota secara transparan, terintegrasi dan
terpadu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
pengadaan barang/jasa.
3. Evaluasi Pelaksanaan E-
GOVERNMENT di Indonesia
E-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk
memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang
berkenaan dengan pemerintahan.Dalam pelaksanaanya e-goverment sudah mulai
bekembang di indonesia khususnya pada bidang pelayanan masyarakat yang bersifat
terbuka dan transparan. E-Gov di Indonesia muncul karena adanyaInstruksi Presiden No.
6 Tahun 2001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan
Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi
telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi.
Dalam pengeloaanya e-goverment pertama-tama yang harus dilihat adalah
bagaimana sistem pemerintahan berjalan sebelum penerapan e-government, karena untuk
menjalankan e-government diperlukan suatu sistem informasi yang baik, teratur dan
sinergi dari masing-masing lembaga pemerintahan, sehingga dari kesemuanya itu bisa
didapatkan suatu sistem informasi yang terjalin dengan baik.
Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan e-government adalah kurangnya
ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum tersedia di
berbagai tempat di Indonesia.
Kesimpulan
Pemanfaatan perkembangan teknologi terutama dalam hal
telekomunikasi dan informasi dalam pemerintahan merupakan suatu dorongan
tersendiri dalam upaya menciptakan penyelenggaraan pemerintahanyang
lebihbaik terutama dalam meningkatkan kualitas pelayanan . Terlepas dari
masih kurang optimalnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara elektronik (e-Procurement).
Keberanian dari pemerintah untuk berinovasi dari sistem lama
pengadaan yang sangat rawan terhadap penyalahgunaan, berganti kepada
sistem pengadaan secara elektronik yang mendorong adanya transparansi,
akuntabel, dan cepat untuk efektifitas dan efesiensi pengadaan barang dan jasa
pemerintahan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksaan
kebijakan e-Procurement tidak terlepas dari payung hukum kebijakan ini yang
masih terlalu bias dan kurang menguatkan berakibat kepada proses integrasi
yang masih lemah dalam pelaksanaannya. Konflik egoisme dan kepentingan
pribadi masih terlihat karena adanya kelemahan peraturan yang ada.
Sekian
&
Terima Kasih

More Related Content

Similar to E-PROCUREMENT PENGADAAN

Sim02 si mdlm_gg
Sim02 si mdlm_ggSim02 si mdlm_gg
Sim02 si mdlm_ggedison8301
 
Powerpoint e government
Powerpoint e governmentPowerpoint e government
Powerpoint e governmentKenneth Aurel
 
SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...
SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...
SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...Agnes Yulita Putri Aji
 
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Yulianto Tulungagung
 
Tugas e procurement kelompok 4
Tugas e procurement kelompok 4Tugas e procurement kelompok 4
Tugas e procurement kelompok 4Handy Pras
 
Review e goverment
Review e govermentReview e goverment
Review e govermentsandy eka
 
Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...
Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...
Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...Muhammad Iqbal Gaznur
 
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDaKerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDaAr Tinambunan
 
Kerangka implementasi e gov manchester
Kerangka implementasi e gov manchesterKerangka implementasi e gov manchester
Kerangka implementasi e gov manchestersuharyo
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikRizki Malinda
 
Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital AlberthaBano
 

Similar to E-PROCUREMENT PENGADAAN (20)

Bahan e gov
Bahan e govBahan e gov
Bahan e gov
 
EGov Application in Indonesia
EGov Application in IndonesiaEGov Application in Indonesia
EGov Application in Indonesia
 
Sim02 si mdlm_gg
Sim02 si mdlm_ggSim02 si mdlm_gg
Sim02 si mdlm_gg
 
3124663.ppt
3124663.ppt3124663.ppt
3124663.ppt
 
e-government
e-governmente-government
e-government
 
Powerpoint e government
Powerpoint e governmentPowerpoint e government
Powerpoint e government
 
SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...
SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...
SIM, Agnes Yulita Putri Aji, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Manajem...
 
E goverment
E govermentE goverment
E goverment
 
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
 
Tugas e procurement kelompok 4
Tugas e procurement kelompok 4Tugas e procurement kelompok 4
Tugas e procurement kelompok 4
 
E government
E governmentE government
E government
 
E government ppt
E government pptE government ppt
E government ppt
 
E government ppt
E government pptE government ppt
E government ppt
 
Review e goverment
Review e govermentReview e goverment
Review e goverment
 
Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...
Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...
Petunjuk Penggunaan Aplikasi e‐Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Untuk...
 
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDaKerangka Acuan Kerja SIMPeDa
Kerangka Acuan Kerja SIMPeDa
 
Petunjuk perizinan online dpmptsp
Petunjuk perizinan online dpmptspPetunjuk perizinan online dpmptsp
Petunjuk perizinan online dpmptsp
 
Kerangka implementasi e gov manchester
Kerangka implementasi e gov manchesterKerangka implementasi e gov manchester
Kerangka implementasi e gov manchester
 
Tata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronikTata naskah dinas elektronik
Tata naskah dinas elektronik
 
Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 

E-PROCUREMENT PENGADAAN

  • 1. TAHAPAN PENERAPAN E – GOVERNMENT PADA PENERAPAN PENGADAAN JASA DAN BARANG
  • 2. E – GOVERNMENT E-Government atau biasa disebeut e-gov, digital government, online government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis.
  • 3. 3 MODEL PENYAMPAIAN E-GOVERNMENT a. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C) contohnya G2C : Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan sosial, Dokumen pribadi (Kelahiran dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan imigrasi, Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana. b. Government-to-Business (G2B) Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh pemerintah, hak paten merk dagang, dll c. G2G (Government To Government) Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan legislative, pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu.
  • 4. Manfaat E - Goverment Disamping prestasi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik sejak reformasi, tentunya penerapan e-government ini dapat memberikan tambahan manfaat yang lebih kepada masyarakat: 1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara; 2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Governance di pemerintahan (bebas KKN); 3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang # dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktivitas sehari-hari; 4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; 5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan 6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
  • 5. 2. Aplikasi E-GOVERNMENT yang diterapkan  E-Lakip E-LAKIP merupakan sistem yang digunakan untuk membantu menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan. LAKIP biasanya disusun oleh SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau biasanya juga disusun di Bagian Organisasi Sekretariat Daerah. Terjadinya perbedaan tiap daerah, biasanya disebabkan tumpang tindih kewenangan TUPOKSI. SKPD tersebut bertindak sebagai penyelenggara penyusunan LAKIP.  E-Monev E- Monev adalah Sistem Monitoring Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Online. Dengan adanya sistem ini masyarakat dapat ikut melakukan pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah di daerahnya  e-Planning E- PLANNING atau Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Sistem Informasi Online dengan seluruh SKPD Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa dalam mengusulkan kegiatan, menyusun RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKPD Kab/Kota.
  • 6.  E-Lapor Masyarakat dapat menyampaikan laporan, aspirasi, pengaduan, dan kritik kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo terhadap pelaksanaan pembangunan, kemasyarakatan, dan roda pemerintahan di Kabupaten Probolinggo khususnya.  SIMPATEN Tujuannya adalah untuk mempermudah masyarakat, khususnya di tingkat desa/kelurahan, dalam mengurus perijinan usahanya, segala proses dapat diselesaikan di kecamatan, sehingga masyarakat tidak perlu datang ke kantor BPT  E-Procurement E-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra- kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website.
  • 7. E – GOVERNMENT PENGADAAN BARANG DAN JASA MENGGUNAKAN E-PROCUREMENT
  • 8.
  • 9. 1. E-Procurement E-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-kualifikasi dan sourcing secara elektronik dengan menggunakan modul berbasis website. E-procurement adalah bentuk e-commerce untuk perantaraan barang dan jasa atau digunakan untuk tendering barang dan jasa antara perusahaan dengan pemasok. E-procurement kebanyakan diakses dari web oleh perusahaan-perusahaan besar dan badan-badan usaha umum. E-procurement juga merupakan aplikasi e- commerce untuk proses negosiasi dan perjanjian (contracting).
  • 10. Jenis-jenis E-procurement - E-Informing Yaitu mengumpulkan dan mendistribusikan informasi pembelian kepada pihak external dan internal yang menggunakan teknologi internet. – E-Sourcing : proses mengidentifikasi supplier baru untuk kategori tertentu dari kebutuhkan pembelian menggunakan teknologi internet. – E-Tendering : proses mengirimkan permintaan untuk informasi dan harga kepada supplier dan menerima responnya melalui internet. – E-Reverse auctioning :Teknologi pelelangan terbalik berbasis Internet yang berfokus pada harga barang dan jasa yang dilelang – E-MRO dan web based ERP : Proses menciptakan dan menyetujui permintaan pembelian, menempatkan pesanan pembelian dan menerima barang atau jasa yang dipesan software berbasis teknologi internet. – E-ordering : Penggunaan Internet untuk memfasilitasi proses operasional pembelian, termasuk pemesanan (requisitioning), persetujuan pesanan, penerimaan order dan proses pembayaran.
  • 11. Tujuan E-PROCERUMENT  Untuk meningkatkan tingkat layanan kepada pembeli , pemasok dan pengguna yang terlibat dalam e-procurement.  Untuk mengembangkan pendekatan yang lebih terintegrasi pada sektor public agensi .  Untuk meminimalkan biaya transaksi terkait dengan procurement melalui standarisasi , perampingan dan otomatisasi proses pengadaan di dalam , dan di mana sesuai seluruh instansi dan sector-sektor .  Untuk menyelenggarakan kompetisi antar pemasok agar tetap menjaga sumber pasokan yang terpercaya  Untuk mengoptimalkan tingkat persediaan melalui penerapan praktek-praktek pengadaan yang efisien .  Untuk membuat penggunaan efektif dari sumber daya manusia dalam proses pengadaan  Untuk menjadi progresif dalam mengadopsi pengadaanyang terkait dengan Informasi dan Komunikasi Technologies ( ICT ) .
  • 13. 11 CRITICAL FACTOR Penelitian yang telah dilakukan oleh Vaidya dkk. (2006),menempatkan sebelas critical factor yang mepengaruhi keberhasilan pelaksanaa e-Procurement. Kesebelas critical factortersebut antara lain : 1)Pemilihan dan pelatihan terhadap petugas pelaksana, 2)Kesesuian dengan pengguna (Supplier) 3)Integrasi sistem, 4)Gambaran umum dari manajemen pengadaan (Business case), 5)Rekayasa ulang proses, 6)Keamanan dan keotentikan, 7)Dukungan Atasan, 8)Manajemen perubahan, 9)Tolak ukur pencapaian, 10)Strategi pelaksanaan e-Procurement, dan 11)Standarisasi Teknis (Vaidya, Sajeev, &Callender, 2006). Kesebelas faktor penting tersebut sangat mempengaruhi cara pandang implementasi dan dampak yang dihasilkan dari e-Procurement.
  • 14. 6 Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Implementasi Dari E-procurement 1)Kepemimpinan, 2)Kualitas Sumberdaya Manusia, 3)Perencanaan dan manajemen, 4) Kebijakan dan peraturan, 5)Integrasi sistem, dan 6)Infrastruktur dan standarisasi.
  • 15. DASAR HUKUM E-PROCUREMENT Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik melalui sistem e-Procurement sebenarnya sudah tertuang dan berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 perubahan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012. Presiden Nomor 54 tahun 2010 perubahan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012. Tetapi secara teknis penyelenggaraan sistem e- Procurement, peraturan presiden tersebut belum mengatur secara detail dan spesifik mengenai prosedural dan hal-hal teknis dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintahan.
  • 16. 3 TAHAPAN PENGADAAN BARANG DAN JASA Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan pengadaan pada ULP. (B_Trust, 2015). 1)Penerimaan, Kompilasi dan Pengumuman Rencana Umum Pengadaan, 2) Persiapan Pengdaan Barang/Jasa, dan 3) Proses Pelelangan
  • 17. Stakeholders dalam Implementasi e-Procurement Stakeholders yang terlibat dalam implementasi kebijakan e- Procurement dapat di kategorikan menjadi 2 jenis, yaitu 1) yang merupakan bagian dari internal Pemerintah seperti, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di pemerintah daerah. 2) Stakeholders yang merupakan bagian dari eksternal pemerintah seperti Konsultan, Lembaga Kontraktor, dan Lain-lain.
  • 18. Peran dan Pelaksanaan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di Daerah Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah merupakan lembaga baru yang harus dimiliki oleh setiap daerah. Kewajiban adanya unit ini adalah merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Adanya unit ini dalam setiap pemerintah daerah merupakan ujung tombak dari pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-Procurement) yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintahan secara elektronik diatur dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Dan Kabupaten/Kota.
  • 19. Unit Layanan Pengadaan (ULP) di daerah baik tingkat Provinsi ataupun Kota/Kabupaten merupakan suatu kewajiban yang berkedudukan langsung di bawah Sekretarian Daerah dalam bentuk bagian ataupun biro. Mengenai tugas dan fungsi ULP juga secara tertulis dalam permendagri tersebut. Dalam permendagri tersebut terdapat 6 kewenangan dan 14 tugas dari ULP yang semuanya tentunya berkaitan langsung dengan tugasnya sebagai penjamin pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota secara transparan, terintegrasi dan terpadu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa.
  • 20. 3. Evaluasi Pelaksanaan E- GOVERNMENT di Indonesia E-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.Dalam pelaksanaanya e-goverment sudah mulai bekembang di indonesia khususnya pada bidang pelayanan masyarakat yang bersifat terbuka dan transparan. E-Gov di Indonesia muncul karena adanyaInstruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Dalam pengeloaanya e-goverment pertama-tama yang harus dilihat adalah bagaimana sistem pemerintahan berjalan sebelum penerapan e-government, karena untuk menjalankan e-government diperlukan suatu sistem informasi yang baik, teratur dan sinergi dari masing-masing lembaga pemerintahan, sehingga dari kesemuanya itu bisa didapatkan suatu sistem informasi yang terjalin dengan baik. Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan e-government adalah kurangnya ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.
  • 21. Kesimpulan Pemanfaatan perkembangan teknologi terutama dalam hal telekomunikasi dan informasi dalam pemerintahan merupakan suatu dorongan tersendiri dalam upaya menciptakan penyelenggaraan pemerintahanyang lebihbaik terutama dalam meningkatkan kualitas pelayanan . Terlepas dari masih kurang optimalnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik (e-Procurement). Keberanian dari pemerintah untuk berinovasi dari sistem lama pengadaan yang sangat rawan terhadap penyalahgunaan, berganti kepada sistem pengadaan secara elektronik yang mendorong adanya transparansi, akuntabel, dan cepat untuk efektifitas dan efesiensi pengadaan barang dan jasa pemerintahan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksaan kebijakan e-Procurement tidak terlepas dari payung hukum kebijakan ini yang masih terlalu bias dan kurang menguatkan berakibat kepada proses integrasi yang masih lemah dalam pelaksanaannya. Konflik egoisme dan kepentingan pribadi masih terlihat karena adanya kelemahan peraturan yang ada.