2. 1. Memilih dan menentukan rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang
mempunyai banyak cabang.
2. Memberi nomor dimulai dari salah satu ujung, sehingga cabang
mendapat nomor terkecil.
3. Menuliskan nomor dan nama cabang.
Jika cabang sejenis lebih dari satu, diawali dengan jumlah: di (2),
tri (3), tetra (4), dst.
Jika cabang lebih dari satu jenis, diurutkan sesuai huruf abjad
nama depan cabang, misalnya: etil, metil, propil
4. Nama Alkana:
No. Cabang-Nama Cabang-Nama Alkana Rantai Utama
ATURAN PENAMAAN ALKANA
BERDASARKAN SISTEM IUPAC
5. Nama Gugus Struktur
Metil
Etil
Propil
Isopropil
Isobutil
Sek butil
Nama gugus Struktur
Tert-butil
Neo-pentil
Tert-pentil
Isopentil
H3C C CH3
CH3
H3C C
H2
C
CH3
CH3
H3CH2C C
CH3
CH3
H3C
H
C
H2
C
CH3
H2
C
H3C
H3C
H2
C
H3C
H2
C
H2
C
H3C C
H
CH3
H3C
H
C
H2
C
CH3
H3C
H
C
H2
C CH3
8. SIFAT-SIFAT FISIK ALKANA
1. Alkana rantai lurus
C1-C4 pada suhu kamar berwujud gas.
C5-C17 pada suhu kamar berwujud cair.
C18- dst pada suhu kamar berwujud padat.
2. Titik didih bergantung pada banyaknya energi yang
diperlukan oleh molekul-molekulnya untuk berubah dari
fasa cair gas.
•Makin panjang rantai atom C nya, TD makin tinggi.
•Molekul yang bercabang, TD lebih rendah.
3. Alkana tidak larut dalam air
10. • C1-C3 tak berisomer
• C4 dan seterusnya berisomer
• Makin besar jumlah atom C nya isomer makin
banyak
• Butana 2 isomer
• Pentana 3 isomer
• Heksana 5 isomer
• Heptana 9 isomer
• Nonana 35 isomer
• Undekana 139 isomer dan seterusnya
• Contoh: isomer struktur C5H12
JUMLAH ISOMER PADA ALKANA
12. 3. REDUKSI ALKIL HALIDA
a. Hidrolisis Reagen Grignard
b. REDUKSI OLEH LOGAM DAN ASAM
13. c. REAKSI WURTZ
Hanya digunakan untuk pembuatan alkana yang simetris,
sebab bila dipergunakan 2 macam alkil halida yang
berbeda maka sebagian hasilnya akan dihasilkan campuran
yang sukar sekali pemisahannya
14. Alkana : senyawa inert, maka hanya terjadi pada kondisi
tertentu (suhu tinggi, adanya katalis, penyinaran dan
sebagainya)
1. Halogenasi
REAKSI-REAKSI ALKANA
15.
16. Reaktivitas Cl2 > Br2
Reaktivitas (Stabilitas radikal ter > sek > primer > CH3
18. • Pembakaran
• → Hasilnya CO atau C
•Sempurna → Hasilnya CO2 +H2O
•Tak sempurna (Persediaan O2 tidak
cukup)
CH4 CO2
+ +
2O2 2H2O
•Hasil oksidasi sempurna:
•Hasil oksidasi tak sempurna:
CH4 + O2 C + 2H2O
CH4 + 3/2 O2 CO + 2H2O
•Tidak Sempurna
2. REAKSI OKSIDASI/PEMBAKARAN
19. Alkana bercabang pada temperatur tinggi
mengalami nitrasi menghasilkan senyawa nitro.
Hasil yang lebih baik dipakai reaksi Victor Meyer
3. NITRASI
21. 5. CRACKING (PIROLISIS)
• Proses pemecahan alkana dengan pemanasan
pada suhu tinggi (500-700oC) tanpa adanya
oksigen
22. CRACKING (PIROLISIS)
• Cracking ada 2 jenis:
1. Cracking katalitik Pemanasan bahan bertitik didih
tinggi dibawah tekanan dan adanya katalis (tanah liat
aluminium silikat yang dicuci dengan asam)
Guna Molekul besar akan patah menghasilkan
Fragmen yang lebih kecil
2. Cracking kukus Mengubah alkana menjadi alkena
Reformasi katalitik Mengubah senyawa alifatik
menjadi aromatik bahan plastik dan organik sintetik