Dokumen tersebut membahas tentang proses perancangan diagram entity-relationship (E-R) yang meliputi notasi dasar seperti entitas, atribut, relasi, dan garis penghubung serta kardinalitas hubungan satu banding satu, satu banding banyak, dan banyak banding banyak.
2. • Notasi E-R yang umum dipergunakan oleh
analis sistem, yaitu simbol entitas, relasi,
attribut dan garis penghubung
3. NOTASI DASAR
Entitas
Atribut
Relasi
Garis Penghubung
Entitas merupakan notasi untuk mewakili
suatu objek yang dlengkap atribut. Dapat
berupa benda, pekerjaan, tempat dan orang
Atribut menjelaskan krakteriistik suatu entitas,
atribut dapat sebagai key yang bersfat unk
Relasi digunakan untuk menghubungkan
beberapa enttas
Garis Pengubung merupakan notasi untuk
merangkakan keterkaitan antara notasi-notasi
yang digunakan dalam Diagram E-R, yaitu
entitas, relasi dan atribut
5. ONE TO ONE
DOSEN JURUSANMENGEPALAI
NIDN NAMA
NIDN
KODE JUR NAMA_JUR
KODE JUR
1 1
SETIAP DOSEN PALING BANYAK MENGEPALAI SATU JURUSAN DAN SATU JURUSAN HANYA DIKEPALAI OLEH SATU
ORANG DOSEN
ATRIBUT DALAM RELASI MERUPAKAN ATTRIBUT KUNCI DARI MASING-MASING ENTITAS YANG SALING
TERHUBUNG
6. ONE TO MANY
DOSEN KULIAHMENGAJAR
NIDN NAMA
NIDN
KODE KUL NAMA_KUL
KODE KUL
1 N
SKS SEMESTERWAKTU RUANG
SETIAP DOSEN DAPAT MENGAJAR LEBIH DARI SATU MATA KULIAH, SEDANGKAN MATAKULIAH HANYA DI
AJARKAN OLEH SATU DOSEN
PENAMBAHAN ATRIBUT DALAM RELASI SANGAT DIMUNGKIKAN JIKA DIPERLUKAN, DISESUAIKAN
DENGAN FAKTA DAN KEBUTUHAN
7. MANY TO MANY
MAHASISWA KULIAHMEMPELAJARI
NIM NAMA
NIM
KODE KUL NAMA_KUL
KODE KUL
N N
SKS SEMESTERIPK
SETIAP MAHASISWA DAPAT MEMPELAJARI LEBIH DARI SATU MATA KULIAH, DAN SETIAP MATA KULIAH DAPAT
DIPELAJARI OLEH LEBIH DARI SATU ORANG MAHASISWA
PENAMBAHAN ATRIBUT DALAM RELASI SANGAT DIMUNGKIKAN JIKA DIPERLUKAN, DISESUAIKAN DENGAN
FAKTA DAN KEBUTUHAN
ALAMAT TTL
9. Identifikasi Entitas
• Identifikasi semua kemungkinan entitas yang terlibat
• Buatlah List Tabel yang isinya merupakan kemungknan calon entitas
• Tidak semua calon entitas yang terdentfkasi akan digunakan pada
pemodelan
• Lakukan pencoretan dari tabel list calon entitas untuk calon entitas yang
tidak digunakan
MAHASISWA DOSEN KULIAH
10. Menentukan Atribut Key
• Atribut key diambil dari karakteristik entitas paling unik
• Setiap entitas harus memiliki atribut key yang bersifat sebagai primary
• Setiap relasi memiliki atribut key yang berasal dar setiap entitas yang
dihubungkan oleh relasi, atribut key tersebut bersifat sebagai foreign
MAHASISWA DOSEN
NIM NIDN
KULIAH
KODE
11. Identifikasi Relasi
• Relasi disarankan menggunakan kalimat aktif/Kata Kerja
– Seperti : Mengobat, Membayar, Memiliki, Berobat, Mengajar dsb.
• Disarankan membuat list tabel calon relasi
MAHASISWA KULIAH
NIM
KODE
DOSENNIDN
MEMPELAJARI
MENGAJAR
NIM KODE KUL
NIDN
KODE KUL
12. Membuat Desain Perkiraan
• Pada Desain ini dilakukan penggabungan
notasi dasar diagram E-R yang sudah
mengarah pada suatu hubungan antar
entiitas, dengan menggunakan pemilihan
relasi yang sudah diidentifikasi dan sesuai
13. Menentukan Kardinalitas
• Disesuaikan dengan fakta maupun kondisi yang ada
MAHASISWA KULIAH
NIM
KODE
DOSENNIDN
MEMPELAJARI
MENGAJAR
NIM KODE KUL
NIDN
KODE KUL
N N
N
1
14. Melengkapi Desain dengan Atribut
Deskriptif/Non Key
DOSEN
NIDN
MEMPELAJARI
MENGAJAR
NIM KODE KUL
NIDN
KODE KUL
N N
N
1
KULIAH
KODE KUL
NAMA_KUL
SKS
SEMESTER
MAHASISWA
NIM NAMA
ALAMAT TTL
NAMA
15. Kamus Data
• Pada diagram E-R yang lengkap memiliki cakupan
luas dan relatif kompleks.
• Diagram tersebut akan menghasiilkan pemodelan
atribut yang lebih banyak juga jumlahnya.
• Hal ini dapat mengganggu pemahaman untuk
desain pemodelan intinya.
• Oleh sebab itu, pembuatan suatu kamus data
akan sangat membantu jika hal tersebut terjadi
pada Diagram E-R.
16. Kamus Data (cont)
• Digunakan untuk melakukan penyederhanaan
atribut yang digunakan pada Diagram E-R. Notasi
yang digunakan pada kamus data, yaitu :
– Notasi sama dengan dan kurung kurawal, digunakan
untuk menghiimpun semua atribut pada suatu
entitas.
– Notasi garis bawah pada atributnya, berfungsI untuk
penandaan atribut key-nya (primary/foreign)
18. Dekomposisi Himpunan Entitas
dan Normalisasi
• Sebuah himpunan entitas yang ada dalam sebuah Diagram E-R
dapat didekomposisi menjadi beberapa himpunan entitas baru
karena:
– pertimbangan efisiensi ruang penyimpanan
– karena pertimbangan kemudahan/kecepatan pengaksesan
data.
• Upaya dekomposisi ini senantiasa akan menghasilkan :
– satu himpunan entitas kuat (strong entity set)
– satu atau beberapa himpunan entitas lemah atau sub
entitas.
• Ada dua bentuk dekomposisi himpunan entitas, yaitu:
– Dekomposisi Atribut/Vertikal
– Dekomposisi Entitas/Horisontal
19. Dekomposisi Atribut / Vertikal
• Dekomposisi atribut dilakukan pada suatu entitas
yang telah memiliki atribut yang lengkap.
• Dekomposisi ini dilakukan dengan cara membagi
sebuah himpunan entitas menjadi dua atau lebih
dengan pemisahan atribut.
• Tujuan dilakukannya Dekomposisi Atribut adalah :
1. Memperkecil ukuran datanya saat dilakukan konversi ke tabel
fisik
2. Mempercepat waktu akses data pada saat implementasi basis
data
3. Menghindari redudansi data
4. Melakukan efisiensi ruang penyimpanan data
5. Mendukung aturan normalisasi
20. Dekomposisi Atribut / Vertikal
• Dekomposisi atribut dilakukan jika ditemukan
adanya weak entity (entitas lemah)
21. ENTITAS LEMAH/WEAK ENTITY
• Entitas-entitas yang kemunculannya tergantung
pada eksistensinya dalam sebuah relasi terhadap
entitas lain (Strong Entity).
• Himpunan entitas yang demikian biasanya tidak
memiliki atribut yang dapat berfungsi sebagai key,
yang benar-benar dapat menjamin keunikan
entitas di dalamnya.
– Sebagai contoh, untuk melengkapi data mahasiswa kita
juga ingin mengelola data hobbi dan orang tua.
22. Dekomposisi Atribut / Vertikal
Kita sesungguhnya dapat saja memiliki
sebuah himpunan entitas Mahasiswa yang
lengkap dengan atribut-atribut nim, nama,
alamat, ttl, hobbi, nama_ortu,
alamat_ortu.
23. • entitas mahasiswa berelasi satu-ke-satu dengan entitas
orang tua
• entitas mahasiswa berelasi satu-ke-banyak dengan
entitas hobbi
24. Entitas-entitas yang kemunculannya tergantung pada eksistensinya dalam sebuah relasi
terhadap entitas lain (Strong Entity).
Jika tidak ada Mahasiswa tidak mungkin ada data orang tua mahasiswa, maupun hobi
Entitas Lemah disimbolkan dengan kotak bergaris ganda
25. Pembentukan himpunan entitas orang tua (melalui dekomposisi) dapat dilakukan dengan pertimbangan
bahwa data nama_ortu dan alamat_ortu jarang sekali dibutuhkan/diakses. Semakin kecilnya ukuran
himpunan entitas, maka semakin kecil pula ukuran ruang yang dibutuhkan pada waktu implementasi.
Semakin kecil ukuran datanya, akan semakin cepat pula pengaksesan datanya.
26. Dekomposisi dengan membentuk himpunan hobbi dilakukan karena atribut hobbi ini merupakan atribut
bernilai banyak dan tidak selalu setiap entitas mahasiswa memiliki data hobbi. Pendekomposisian ini akan
mengurangi redudansi data dan mengefisiensikan ruang penyimpanan.
27. Dekomposisi Entitas / Horisontal
• Dekomposisi ini dilakukan dengan cara
membagi sebuah himpunan entitas menjadi
dua atau lebih dengan pemisahan entitas.
29. Fleksibilitas
• Fleksibilitas dalam desain basis data dapat
direalisasikan dalam bentuk:
– Penambahan atribut.
– Pemilihan domain atribut yang lebih luas
(direalisasikan pada tahap implementasi).
– Generalisasi.
– Perubahan struktur entitas dari yang berorientasi
kolom (column-oriented) menjadi berorientasi baris
(row-oriented).
32. Varian Relasi
• Relasi yang terjadi di antara dua himpunan
entitas yang berbeda disebut sebagai Relasi
Biner (Binary Relation), yang merupakan
relasi yang paling umum digunakan.
• Relasi yang hanya melibatkan sebuah
himpunan entitas atau lebih dari dua
himpunan entitas.
33. Relasi Tunggal / Unary Relation
• Relasi Tunggal (Unary Relation) merupakan relasi yang
terjadi dari sebuah himpunan entitas ke himpunan
entitas yang sama.
34. Relasi Multi Entitas (N-ary Relation)
• Relasi Multi Entitas (N-ary Relation) merupakan relasi
dari 3 (tiga) himpunan entitas atau lebih.
35. Relasi Ganda (Redundant Relation)
• Relasi yang muncul antara dua himpunan entitas tidak
hanya satu relasi, tetapi ada lebih dari satu relasi.
37. Spesialisasi
• Proses dari sebuah entitas, lalu dikelompokkan
berdasarkan atribut-atribut yang berbeda, yang
melahirkan himpunan entitas baru (proses top-
down).
• Yang ditekankan dalam spesialisasi adalah
perbedaan antar kelompok entitas.
• Notasi relasi yang digunakan adalah Relasi ISA
(berasal dari kata ‘Is A’)
39. Generalisasi
• Proses dari sebuah entitas, lalu dikelompokkan
berdasarkan atribut-atribut yang sama, yang
melahirkan himpunan entitas baru (proses bottom-
up).
• Yang ditekankan dalam spesialisasi adalah
persamaan antar kelompok entitas.
• Notasi relasi yang digunakan adalah Relasi ISA
(berasal dari kata ‘Is A’)
41. Agregasi
• Dalam realitas dapat pula dijumpai adanya
relasi yang secara kronologis mensyaratkan
telah adanya relasi lain.
• Dengan kata lain, sebuah relasi terbentuk
tidak hanya dari entitas tapi juga
mengandung unsur dari relasi lain.
• Fenomena demikian dapat diakomodasi
dengan Agregasi.
42. Agregasi
Mahasiswa yang mengikuti praktikum harus sudah mempelajari matakuliah terlebih dahulu
(begitulah kronologis alur diagram diatas)