SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Nekleofilik Dan elektrofilik
5.1. Definisi
Nukleofil
Kebanyakan reaksi organik melibatkan reaksi antara molekul yang berelektron banyak
dan molekul yang berelektron sedikit. Reaksi melibatkan pembentukan ikatan baru di mana
elektron disediakan oleh molekul kelebihan electron. Molekul kelebihan elektron disebut
nukleofil (artinya nucleusloving).
Nukleofil dengan mudah diidentifikasi berupa ion bermuatan negatif dengan pasang
elektron tunggal (misalnya ion hidroksida), tetapi molekul netral juga dapat bertindak sebagai
nukleofil jika mereka mengandung elektron-lebih gugus fungsional (misalnya amina).
Pusat Nukleofilik
Nukleofil memiliki atom atau wilayah tertentu dari molekul yang berelectron banyak. Ini
disebut pusat nukleofilik. Pusat nukleofilik ion adalah atom yang memiliki sepasang elektron
bebas dan muatan negatif. Pusat nukleofilik molekul netral biasanya berupa sebuah atom dengan
pasangan elektron (misalnya nitrogen atau oksigen), atau ikatan ganda (misalnya alkena, alkuna,
cincin aromatik).
Elektrofil
Molekul kekurangan-elektron disebut elektrofil (elektron-mencintai) dan bereaksi dengan
nukleofil. Ion bermuatan positif dengan mudah dapat diidentifikasi sebagai elektrofil (Misalnya
sebuah karbokation), tetapi molekul netral juga dapat bertindak sebagai elektrofil jika mereka
mengandung beberapa jenis gugus fungsional (misalnya gugus karbonil atau alkil halida).
Pusat Elektrofilik
Elektrofil memiliki atom atau wilayah tertentu dari molekul yang berelektron sedikit.
Wilayah ini disebut pusat elektrofilik. Dalam sebuah ion bermuatan positif, pusat elektrofilik
adalah atom yang menyandang muatan positif (misalnya sebuah atom karbon karbokation). Di
dalam sebuah molekul netral, pusat elektrofilik merupakan atom yang berelktron tak mencukupi
dalam suatu gugus fungsional (misalnya karbon atau atom hidrogen yang terkait dengan atom
elektronegatif seperti oksigen atau nitrogen).
5.2. SPESIES BERMUATAN
Anion
Sebuah molekul bermuatan negatif seperti ion hidroksida (Gambar. 5.1) adalah
kelebihan/banyak elektron dan bertindak sebagai nukleofil. Atom yang menyandang muatan
negatif dan sepasang elektron tunggal adalah pusat nukleofilik, yang dalam kasus ion hidroksida
adalah atom oksigen. Beberapa ion (misalnya ion karboksilat) mampu berbagi muatan negatif
antara dua atom atau lebih melalui proses yang dikenal sebagai delokalisasi. Dalam hal ini,
muatan negatif bersama antara kedua atom oksigen dan demikian kedua atom ini adalah pusat
nucleophilic (Gambar. 5.1).

Gambar. 5.1. Contoh nukleofil (a) ion hidroksida, (b) ion karboksilat.
Kation
Ion bermuatan positif adalah sedikit elektron dan bertindak sebagai sebuah elektrofil.
Atom yang menyandang muatan positif itu adalah pusat elektrofilik. Dalam kasus karbokation
(Gambar. 5.2), yang merupakan pusat elektrofilik adalah atom karbon. Beberapa molekul
(misalnya kation yang alilik) mampu delokalisasi muatan positif mereka di antara dua atau lebih
atom dalam hal ini semua atom mampu berbagi muatan adalah pusat elektrofilik (Gambar. 5. 2).
Gambar. 5.2. Contoh elektrofil: (a) karbokation (b) kation alilik
.

Relatif nucleophilicity/ ke-nukleofilik-an relatif
Dalam serangkaian anion, kekuatan nukleofilik sejajar dengan sifat kebasaan jika pusat
nukleofilik adalah atom yang sama. Misalnya kekuatan nukleofilik dari senyawa oksigen berikut
(RO- >HO->> RCO2-) Sesuai dengan kebasaan mereka.
Hal yang sama berlaku untuk anion dimana pusat nukleofilik adalah sebuah elemen
dalam baris yang sama dari tabel periodik (misalnya C, N, O, F). Dengan demikian, urutan
nucleophilicity dari anion berikut (R3C-> R2N-> RO-> F-) adalah sama dengan dari kebasaan
mereka. Tren ini berkaitan dengan elektronegativitas dari atom-atom. Atom semakin
elektronegatif (misalnya F), semakin berpegang erat pada elektron dan yang ini kurang tersedia
elektron untuk membentuk ikatan baru (kurang nukleofilik).
Keadaan menjadi lebih kompleks jika kita membandingkan anion yang memiliki pusat
nukleofilik dari bagian yang berbeda dari tabel periodik. Berikut ke-nukleofilik-an relatif tidak
selalu sama dengan kebasaan relatif. Hal ini karena efek penting pelarut yang digunakan dalam
reaksi. Dalam pelarut protik seperti air atau alkohol, maka nukleofil kuat adalah mereka yang
memiliki pusat nukleofilik besar, yaitu, atom semakin renda seiring dengan penurunan letak
posisi atom dalam tabel periodik (misalnya S- lebih nukleofilik dari O- tetapi kurang rendah). Hal
ini karena pelarut protik dapat membentuk ikatan hidrogen untuk anion. Semakin kecil anion,
semakin kuat solvasi dan semakin sulit anion untuk bereaksi sebagai nukleofil. Urutan kenukleofilik-an beberapa anion umum dalam pelarut protik adalah sebagai berikut:
SH- > CN- > I- > OH- > N3 - > Br- > CH3CO2 - > Cl- > F- .
Ketika pelarut organik yang tidak mampu membentuk ikatan hidrogen digunakanuntuk
anion (misalnya DMF atau DMSO;. Gambar. 5.3), perubahan urutan ke-nukleofilik-an lebih
dekat cocok dengan kebasaan. Sebagai contoh, urutan ke-nukleofilik-an dari halida dalam
DMSO adalah F- > Cl- >Br- >I- .
Gambar. 5.3. (a) dimetilformamida (DMF), (b) dimetilsulfoksida (DMSO).
5.3. JENIS ANORGANIK NETRAL
Ikatan Polar
Jika dua atom yang memiliki elektronegativitas yang berbeda saling berhubungan, maka
ikatan yang menghubungkan mereka seperti kovalen polar seperti elektron ikatan yang bias
terhadap atom elektronegatif. Ini akan membentuk muatan sedikit negatif dan membuatnya
menjadi pusat nukleofilik. Sebaliknya, semakin sedikit atom elektronegatif akan mendapatkan
muatan sedikit positif dan menjadi pusat elektrofilik (Gambar 5.4.). Semakin jauh ke elemen
dalam tabel periodic maka semakin elektronegatif. Dengan demikian, fluor lebih elektronegatif
daripada oksigen, yang pada gilirannya lebih elektronegatif dari nitrogen. Perhatikan juga bahwa
semua atom nukleofilik diidentifikasi di atas memiliki pasangan electron tunggal. Ini merupakan
cara lain dari mengidentifikasi atom nukleofilik.
Gambar. 5.4. pusat nukleofilik (δ-) dan elektrofilik (δ+) pada molekul anorganik netral.
Kekuatan Nukleofilik
Molekul-molekul di atas memiliki kedua pusat nukleofilik dan elektrofilik dan dapat
bereaksi sebagai nukleofil atau elektrofil. Namun, biasanya ditemukan bahwa ada preferensi
untuk bereaksi sebagai salah satunya saja. Hal ini dijelaskan dengan mempertimbangkan
kekuatan relatif dari pusat nukleofilik dan elektrofilik. Pertama-tama, mari kita
mempertimbangkan kekuatan relatif dari pusat nukleofilik dengan membandingkan N, O, dan F.
Jika kita membandingkan posisi relatif dari atom-atom dalam tabel periodik, kita menemukan
bahwa fluor lebih elektronegatif daripada oksigen, yang pada gilirannya lebih elektronegatif dari
nitrogen. Namun, ketika kita membandingkan kekuatan nukleofilik atom-atom ini, kita
menemukan bahwa nitrogen lebih nukleofilik dari oksigen, yang pada gilirannya lebih
nukleofilik dari fluor. Kekuatan nukleofilik relatif dari atom dijelaskan dengan melihat produk
yang akan terbentuk jika atom-atom ini adalah untuk bertindak sebagai nukleofil.
Kita bandingkan tiga molekul HF, H2O, dan NH3 dan lihat apa yang terjadi jika mereka
membentuk sebuah ikatan untuk membentuk sebuah proton (Gambar. 5.5). Karena proton
memiliki elektron, baik elektron untuk ikatan baru harus berasal dari pusat-pusat nukleofilik
(yaitu F, O, dan N). Akibatnya, atom-atom ini akan memperoleh muatan positif. Jika hidrogen
fluorida bertindak sebagai nukleofil, maka atom fluor melepas muatan positif. Karena atom fluor
adalah sangat elektronegatif, tidak menerima muatan positif. Oleh karena itu, reaksi ini tidak
terjadi. Oksigen sangat kurang elektronegatif dan dapat menerima muatan positif sedikit lebih
baik, sehingga kesetimbangan adalah mungkin antara spesies diisi dan bermuatan.
Gambar. 5.5. Kation terbentuk jika HF, H2O, dan NH3 bertindak sebagai nukleofil
Nitrogen adalah elektronegatif setidaknya dari tiga atom dan mentolerir muatan positif
dengan baik sehingga reaksi tidak dapat diubah dan garam terbentuk. Dengan demikian, nitrogen
sangat nukleofilik dan biasanya akan bereaksi seperti itu, sedangkan halogen yang nukleofilik
lemah dan jarang akan bereaksi seperti itu. Terakhir, perlu dicatat bahwa semua molekul ini
nukleofil lemah dari anion mereka yang sesuai, yaitu HF, H2O, dan NH3 merupakan nukleofil
yang lebih lemah masing-masing dari F-, OH- dan NH2-.
Kekuatan Elektrofilik
Argumen yang sama dapat digunakan secara terbalik ketika melihat kekuatan elektrofilik
relatif dari atom dalam molekul yang berbeda. Mari kita bandingkan kekuatan elektrofilik dari
hidrogen di HF, H2O, dan NH3. Dalam hal ini, reaksi dengan nukleofil kuat atau basa akan
menghasilkan anion (Gambar. 5.6). Fluor adalah atom paling elektronegatif yang terbaik mampu
menstabilkan muatan negatif sehingga ion fluorida adalah ion yang paling stabil dari tiga ion
lain. Oksigen juga mampu menstabilkan muatan negatif, meskipun tidak seperti fluor. Nitrogen
adalah elektronegatif setidaknya dari tiga atom tersebut dan memiliki pengaruh paling stabil pada
muatan negatif sehingga ion NH2- tidak stabil. Anion lebih stabil, maka semakin mudah dibentuk
dan karena itu hidrogen yang hilang akan sangat elektrofilik. Ini adalah kasus untuk HF.
Sebaliknya, hidrogen dalam amoniak adalah elektrofilik yang sangat lemah dan pusat anion
terbentuk tidak stabil. Akibatnya, anion nitrogen hanya dapat dibentuk dengan basa yang sangat
kuat.
Gambar. 5.6. Anion dihasilkan ketika HF, H2O, dan NH3 sebagai elektrofil.
Sifat.
Hal ini dimungkinkan untuk memprediksi apakah molekul lebih cenderung untuk
bereaksi sebagai nukleofil atau elektrofil tergantung pada kekuatan pusat nukleofilik dan
elektrofilik yang ada. Sebagai contoh, amonia memiliki elektrofilik dan pusat nukleofilik baik.
Namun, biasanya bereaksi sebagai nukleofil karena atom nitrogen adalah pusat nukleofilik kuat
dan atom hidrogen adalah pusat elektrofilik lemah. Sebaliknya, molekul seperti hidrogen fluorida
atau aluminium klorida lebih memilih untuk bereaksi sebagai elektrofil. Hal ini karena pusat
nukleofilik di kedua molekul (atom halogen) lemah, sedangkan pusat-pusat elektrofilik (H atau
Al) kuat. Air adalah molekul yang dapat bereaksi sama baiknya sebagai sebuah nukleofil atau
sebagai elektrofil. Sebagai contoh, air bereaksi sebagai nukleofil dengan proton dan sebagai
sebuah elektrofil dengan anion (Gambar 5.7).
Gambar. 5.7. Air bertindak sebagai sebuah (a) nukleofil dan (b) elektrofil
5.4. STRUKTUR ORGANIK
Alkana
Alkana terbuat dari karbon-karbon dan karbon-hidrogen tunggal dan merupakan senyawa tidak
reaktif. Hal ini karena ikatan kovalen C-C dan C-H di alam dan sehingga tidak ada pusat
elektrofilik atau nukleofilik. Karena sebagian reagen bereaksi dengan pusat nukleofilik atau
elektrofilik, sedangkan alkana merupakan molekul tidak reaktif.

●
●
●
●
●

Gugus fungsional polar
Hal ini dimungkinkan untuk mengidentifikasi pusat-pusat nukleofilik dan elektrofilik
dalam gugus fungsional umum, berdasarkan elektronegativitas relatif dari atom-atom ini.
Pedoman berikut ini perlu diingat:
ikatan kovalen C-H dan C-C. Oleh karena itu, baik karbon maupun hidrogen adalah pusat
nukleofilik atau elektrofilik;
Nitrogen di sebelah kanan karbon dalam tabel periodik. Nitrogen lebih elektronegatif namun
perbedaan elektronegativitas antara dua atom kecil dan ikatan N-C tidak terlalu polar. Oleh
karena itu, atom karbon biasanya dapat diabaikan sebagai pusat elektrofilik;
ikatan N-H dan O-H bersifat kovalen polar. Nitrogen dan oksigen pusat nukleofilik kuat.
Hidrogen adalah pusat elektrofilik lemah;
ikatan C=O, C=N dan C=N bersifat kovalen polar. O dan N adalah pusat nukleofilik dan karbon
merupakan pusat elektrofilik;
Ikatan C-O dan C-X (X_halogen) bersifat kovalen polar. Atom oksigen cukup nukleofilik
sedangkan atom halogen adalah nukleofilik lemah. Atom karbon merupakan pusat elektrofilik.
Menggunakan pedoman di atas, pusat nukleofilik dan elektrofilik dari gugus fungsional umum
dapat diidentifikasi, di mana atom memiliki sedikit muatan negatif adalah pusat nukleofilik dan
atom memiliki muatan yang sedikit positif adalah pusat elektrofilik (Gambar 5.8).
Gambar. 5.8. Nukleofilik dan elektrofilik pusat gugus fungsi umum.
Gambar. 5.9. Pusat nukleofilik dalam (a) sebuah alkuna, (b) alkena (c) senyawa aromatik.
Tidak semua pusat nukleofilik dan elektrofilik sama pentingnya. Misalnya, atom nitrogen
lebih nukleofilik dari satu atom oksigen. Juga atom halogen merupakan nukleofilik sangat lemah
dan biasanya tidak akan bereaksi dengan elektrofil jika ada pengaruh pusat nukleofilik kuat.
Atom hidrogen yang terikat pada halogen lebih elektrofilik dari atom hidrogen yang terikat pada
oksigen. Atom hidrogen yang terikat pada nitrogen elektrofilik sangat lemah.
Berdasarkan keterangan diatas maka beberapa gugus fungsional lebih mungkin untuk
bereaksi sebagai nukleofil sementara beberapa gugus fungsional lebih mungkin untuk bereaksi
sebagai elektrofil. Sebagai contoh, amina, alkohol dan eter lebih cenderung untuk bereaksi
sebagai nukleofil, karena mereka memiliki pusat-pusat nukleofilik kuat dan pusat elektrofilik
lemah. Alkil halida lebih cenderung bereaksi sebagai elektrofil karena mereka memiliki pusat
elektrofilik kuat dan pusat-pusat nukleofilik lemah. Aldehid dan keton dapat bereaksi sebagai
nukleofil atau elektrofil karena keduanya elektrofilik dan pusat nukleofilik kuat. Beberapa gugus
fungsional mengandung beberapa pusat nukleofilik dan elektrofilik. Sebagai contoh yang
termasuk dalam kelas ini adalah asam karboksilat dan turunannya dan begitu ada beberapa
kemungkinan pusat di mana sebuah nukleofil atau sebuah elektrofil bisa bereaksi.
Hidrokarbon Jenuh
Tidak semua gugus fungsional memiliki ikatan polar. Alkena, alkuna, dan senyawa
aromatik adalah contoh dari gugus fungsional yang memiliki beberapa ikatan kovalen. Ruang
antara karbon terikat akan kelebihan beberapa elektron dan karena itu dianggap nukleofilik.
Dengan demikian, pusat nukleofilik dalam molekul-molekul bukan spesifik atom, namun juga
ikatan ganda (Gambar. 5.9).

More Related Content

What's hot

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiHensen Tobing
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTUniversity Of Jakarta
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutanYaumil Fajri
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikDwi Karyani
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 

What's hot (20)

laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
5 protein
5 protein5 protein
5 protein
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
Stereokimia tep thp
Stereokimia tep thpStereokimia tep thp
Stereokimia tep thp
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Kesetimbangan fase
Kesetimbangan faseKesetimbangan fase
Kesetimbangan fase
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 

Similar to NUKLEOFIL DAN ELEKTROFIL

Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,SetyaAyuAprilia2
 
Adisi Elelktrofilik
Adisi ElelktrofilikAdisi Elelktrofilik
Adisi Elelktrofilikguestc5bfa5
 
Tugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolar
Tugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolarTugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolar
Tugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolarhallotugas
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1blvck
 
BENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptBENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptMrChem0
 
bentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.pptbentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.pptsareraputri1
 
Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3Dian Putri
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimiaModel ikatan kimia
Model ikatan kimiafajar299
 
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptxPPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptxFatihIzzulhaq
 
Ikatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulIkatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulAngga Oktyashari
 

Similar to NUKLEOFIL DAN ELEKTROFIL (20)

Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Bab 4-reaktivitas-dan-mekanismeBab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
Bab 4-reaktivitas-dan-mekanisme
 
Bab 17.pptx
Bab 17.pptxBab 17.pptx
Bab 17.pptx
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
 
Adisi Elelktrofilik
Adisi ElelktrofilikAdisi Elelktrofilik
Adisi Elelktrofilik
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Tugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolar
Tugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolarTugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolar
Tugas kimia ikatan kovalen polar & nonpolar
 
Ikatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas xIkatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas x
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Bentuk molekul
Bentuk molekulBentuk molekul
Bentuk molekul
 
BENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptBENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.ppt
 
BENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.pptBENTUK MOLEKUL.ppt
BENTUK MOLEKUL.ppt
 
bentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.pptbentuk-molekul.ppt
bentuk-molekul.ppt
 
Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimiaModel ikatan kimia
Model ikatan kimia
 
Alkena dan alkuna
Alkena dan alkunaAlkena dan alkuna
Alkena dan alkuna
 
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptxPPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptx
 
Ikatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulIkatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekul
 

More from Daniel Marison

Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptDaniel Marison
 
Metabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan PirimidinMetabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan PirimidinDaniel Marison
 
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)Daniel Marison
 
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)Daniel Marison
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia pptDaniel Marison
 

More from Daniel Marison (11)

Briket Arang
Briket ArangBriket Arang
Briket Arang
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Metabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan PirimidinMetabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin dan Pirimidin
 
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)
Proyeksi ruang molekul (Kimia Organik III)
 
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
Efek Rumah Kaca (Bab 1,2,3)
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
 
Contoh chi kuadrat
Contoh chi kuadratContoh chi kuadrat
Contoh chi kuadrat
 
Contoh chi kuadrat
Contoh chi kuadratContoh chi kuadrat
Contoh chi kuadrat
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigen
 
Skema ddka
Skema ddkaSkema ddka
Skema ddka
 
Materi polisiklis
Materi polisiklisMateri polisiklis
Materi polisiklis
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

NUKLEOFIL DAN ELEKTROFIL

  • 1. Nekleofilik Dan elektrofilik 5.1. Definisi Nukleofil Kebanyakan reaksi organik melibatkan reaksi antara molekul yang berelektron banyak dan molekul yang berelektron sedikit. Reaksi melibatkan pembentukan ikatan baru di mana elektron disediakan oleh molekul kelebihan electron. Molekul kelebihan elektron disebut nukleofil (artinya nucleusloving). Nukleofil dengan mudah diidentifikasi berupa ion bermuatan negatif dengan pasang elektron tunggal (misalnya ion hidroksida), tetapi molekul netral juga dapat bertindak sebagai nukleofil jika mereka mengandung elektron-lebih gugus fungsional (misalnya amina). Pusat Nukleofilik Nukleofil memiliki atom atau wilayah tertentu dari molekul yang berelectron banyak. Ini disebut pusat nukleofilik. Pusat nukleofilik ion adalah atom yang memiliki sepasang elektron bebas dan muatan negatif. Pusat nukleofilik molekul netral biasanya berupa sebuah atom dengan pasangan elektron (misalnya nitrogen atau oksigen), atau ikatan ganda (misalnya alkena, alkuna, cincin aromatik). Elektrofil Molekul kekurangan-elektron disebut elektrofil (elektron-mencintai) dan bereaksi dengan nukleofil. Ion bermuatan positif dengan mudah dapat diidentifikasi sebagai elektrofil (Misalnya sebuah karbokation), tetapi molekul netral juga dapat bertindak sebagai elektrofil jika mereka mengandung beberapa jenis gugus fungsional (misalnya gugus karbonil atau alkil halida). Pusat Elektrofilik Elektrofil memiliki atom atau wilayah tertentu dari molekul yang berelektron sedikit. Wilayah ini disebut pusat elektrofilik. Dalam sebuah ion bermuatan positif, pusat elektrofilik adalah atom yang menyandang muatan positif (misalnya sebuah atom karbon karbokation). Di dalam sebuah molekul netral, pusat elektrofilik merupakan atom yang berelktron tak mencukupi dalam suatu gugus fungsional (misalnya karbon atau atom hidrogen yang terkait dengan atom elektronegatif seperti oksigen atau nitrogen). 5.2. SPESIES BERMUATAN Anion Sebuah molekul bermuatan negatif seperti ion hidroksida (Gambar. 5.1) adalah kelebihan/banyak elektron dan bertindak sebagai nukleofil. Atom yang menyandang muatan negatif dan sepasang elektron tunggal adalah pusat nukleofilik, yang dalam kasus ion hidroksida adalah atom oksigen. Beberapa ion (misalnya ion karboksilat) mampu berbagi muatan negatif antara dua atom atau lebih melalui proses yang dikenal sebagai delokalisasi. Dalam hal ini, muatan negatif bersama antara kedua atom oksigen dan demikian kedua atom ini adalah pusat nucleophilic (Gambar. 5.1). Gambar. 5.1. Contoh nukleofil (a) ion hidroksida, (b) ion karboksilat.
  • 2. Kation Ion bermuatan positif adalah sedikit elektron dan bertindak sebagai sebuah elektrofil. Atom yang menyandang muatan positif itu adalah pusat elektrofilik. Dalam kasus karbokation (Gambar. 5.2), yang merupakan pusat elektrofilik adalah atom karbon. Beberapa molekul (misalnya kation yang alilik) mampu delokalisasi muatan positif mereka di antara dua atau lebih atom dalam hal ini semua atom mampu berbagi muatan adalah pusat elektrofilik (Gambar. 5. 2). Gambar. 5.2. Contoh elektrofil: (a) karbokation (b) kation alilik . Relatif nucleophilicity/ ke-nukleofilik-an relatif Dalam serangkaian anion, kekuatan nukleofilik sejajar dengan sifat kebasaan jika pusat nukleofilik adalah atom yang sama. Misalnya kekuatan nukleofilik dari senyawa oksigen berikut (RO- >HO->> RCO2-) Sesuai dengan kebasaan mereka. Hal yang sama berlaku untuk anion dimana pusat nukleofilik adalah sebuah elemen dalam baris yang sama dari tabel periodik (misalnya C, N, O, F). Dengan demikian, urutan nucleophilicity dari anion berikut (R3C-> R2N-> RO-> F-) adalah sama dengan dari kebasaan mereka. Tren ini berkaitan dengan elektronegativitas dari atom-atom. Atom semakin elektronegatif (misalnya F), semakin berpegang erat pada elektron dan yang ini kurang tersedia elektron untuk membentuk ikatan baru (kurang nukleofilik). Keadaan menjadi lebih kompleks jika kita membandingkan anion yang memiliki pusat nukleofilik dari bagian yang berbeda dari tabel periodik. Berikut ke-nukleofilik-an relatif tidak selalu sama dengan kebasaan relatif. Hal ini karena efek penting pelarut yang digunakan dalam reaksi. Dalam pelarut protik seperti air atau alkohol, maka nukleofil kuat adalah mereka yang memiliki pusat nukleofilik besar, yaitu, atom semakin renda seiring dengan penurunan letak posisi atom dalam tabel periodik (misalnya S- lebih nukleofilik dari O- tetapi kurang rendah). Hal ini karena pelarut protik dapat membentuk ikatan hidrogen untuk anion. Semakin kecil anion, semakin kuat solvasi dan semakin sulit anion untuk bereaksi sebagai nukleofil. Urutan kenukleofilik-an beberapa anion umum dalam pelarut protik adalah sebagai berikut: SH- > CN- > I- > OH- > N3 - > Br- > CH3CO2 - > Cl- > F- . Ketika pelarut organik yang tidak mampu membentuk ikatan hidrogen digunakanuntuk anion (misalnya DMF atau DMSO;. Gambar. 5.3), perubahan urutan ke-nukleofilik-an lebih dekat cocok dengan kebasaan. Sebagai contoh, urutan ke-nukleofilik-an dari halida dalam DMSO adalah F- > Cl- >Br- >I- . Gambar. 5.3. (a) dimetilformamida (DMF), (b) dimetilsulfoksida (DMSO). 5.3. JENIS ANORGANIK NETRAL Ikatan Polar Jika dua atom yang memiliki elektronegativitas yang berbeda saling berhubungan, maka ikatan yang menghubungkan mereka seperti kovalen polar seperti elektron ikatan yang bias terhadap atom elektronegatif. Ini akan membentuk muatan sedikit negatif dan membuatnya menjadi pusat nukleofilik. Sebaliknya, semakin sedikit atom elektronegatif akan mendapatkan muatan sedikit positif dan menjadi pusat elektrofilik (Gambar 5.4.). Semakin jauh ke elemen dalam tabel periodic maka semakin elektronegatif. Dengan demikian, fluor lebih elektronegatif daripada oksigen, yang pada gilirannya lebih elektronegatif dari nitrogen. Perhatikan juga bahwa
  • 3. semua atom nukleofilik diidentifikasi di atas memiliki pasangan electron tunggal. Ini merupakan cara lain dari mengidentifikasi atom nukleofilik. Gambar. 5.4. pusat nukleofilik (δ-) dan elektrofilik (δ+) pada molekul anorganik netral. Kekuatan Nukleofilik Molekul-molekul di atas memiliki kedua pusat nukleofilik dan elektrofilik dan dapat bereaksi sebagai nukleofil atau elektrofil. Namun, biasanya ditemukan bahwa ada preferensi untuk bereaksi sebagai salah satunya saja. Hal ini dijelaskan dengan mempertimbangkan kekuatan relatif dari pusat nukleofilik dan elektrofilik. Pertama-tama, mari kita mempertimbangkan kekuatan relatif dari pusat nukleofilik dengan membandingkan N, O, dan F. Jika kita membandingkan posisi relatif dari atom-atom dalam tabel periodik, kita menemukan bahwa fluor lebih elektronegatif daripada oksigen, yang pada gilirannya lebih elektronegatif dari nitrogen. Namun, ketika kita membandingkan kekuatan nukleofilik atom-atom ini, kita menemukan bahwa nitrogen lebih nukleofilik dari oksigen, yang pada gilirannya lebih nukleofilik dari fluor. Kekuatan nukleofilik relatif dari atom dijelaskan dengan melihat produk yang akan terbentuk jika atom-atom ini adalah untuk bertindak sebagai nukleofil. Kita bandingkan tiga molekul HF, H2O, dan NH3 dan lihat apa yang terjadi jika mereka membentuk sebuah ikatan untuk membentuk sebuah proton (Gambar. 5.5). Karena proton memiliki elektron, baik elektron untuk ikatan baru harus berasal dari pusat-pusat nukleofilik (yaitu F, O, dan N). Akibatnya, atom-atom ini akan memperoleh muatan positif. Jika hidrogen fluorida bertindak sebagai nukleofil, maka atom fluor melepas muatan positif. Karena atom fluor adalah sangat elektronegatif, tidak menerima muatan positif. Oleh karena itu, reaksi ini tidak terjadi. Oksigen sangat kurang elektronegatif dan dapat menerima muatan positif sedikit lebih baik, sehingga kesetimbangan adalah mungkin antara spesies diisi dan bermuatan. Gambar. 5.5. Kation terbentuk jika HF, H2O, dan NH3 bertindak sebagai nukleofil Nitrogen adalah elektronegatif setidaknya dari tiga atom dan mentolerir muatan positif dengan baik sehingga reaksi tidak dapat diubah dan garam terbentuk. Dengan demikian, nitrogen sangat nukleofilik dan biasanya akan bereaksi seperti itu, sedangkan halogen yang nukleofilik lemah dan jarang akan bereaksi seperti itu. Terakhir, perlu dicatat bahwa semua molekul ini nukleofil lemah dari anion mereka yang sesuai, yaitu HF, H2O, dan NH3 merupakan nukleofil yang lebih lemah masing-masing dari F-, OH- dan NH2-. Kekuatan Elektrofilik Argumen yang sama dapat digunakan secara terbalik ketika melihat kekuatan elektrofilik relatif dari atom dalam molekul yang berbeda. Mari kita bandingkan kekuatan elektrofilik dari hidrogen di HF, H2O, dan NH3. Dalam hal ini, reaksi dengan nukleofil kuat atau basa akan menghasilkan anion (Gambar. 5.6). Fluor adalah atom paling elektronegatif yang terbaik mampu menstabilkan muatan negatif sehingga ion fluorida adalah ion yang paling stabil dari tiga ion lain. Oksigen juga mampu menstabilkan muatan negatif, meskipun tidak seperti fluor. Nitrogen adalah elektronegatif setidaknya dari tiga atom tersebut dan memiliki pengaruh paling stabil pada muatan negatif sehingga ion NH2- tidak stabil. Anion lebih stabil, maka semakin mudah dibentuk dan karena itu hidrogen yang hilang akan sangat elektrofilik. Ini adalah kasus untuk HF. Sebaliknya, hidrogen dalam amoniak adalah elektrofilik yang sangat lemah dan pusat anion
  • 4. terbentuk tidak stabil. Akibatnya, anion nitrogen hanya dapat dibentuk dengan basa yang sangat kuat. Gambar. 5.6. Anion dihasilkan ketika HF, H2O, dan NH3 sebagai elektrofil. Sifat. Hal ini dimungkinkan untuk memprediksi apakah molekul lebih cenderung untuk bereaksi sebagai nukleofil atau elektrofil tergantung pada kekuatan pusat nukleofilik dan elektrofilik yang ada. Sebagai contoh, amonia memiliki elektrofilik dan pusat nukleofilik baik. Namun, biasanya bereaksi sebagai nukleofil karena atom nitrogen adalah pusat nukleofilik kuat dan atom hidrogen adalah pusat elektrofilik lemah. Sebaliknya, molekul seperti hidrogen fluorida atau aluminium klorida lebih memilih untuk bereaksi sebagai elektrofil. Hal ini karena pusat nukleofilik di kedua molekul (atom halogen) lemah, sedangkan pusat-pusat elektrofilik (H atau Al) kuat. Air adalah molekul yang dapat bereaksi sama baiknya sebagai sebuah nukleofil atau sebagai elektrofil. Sebagai contoh, air bereaksi sebagai nukleofil dengan proton dan sebagai sebuah elektrofil dengan anion (Gambar 5.7). Gambar. 5.7. Air bertindak sebagai sebuah (a) nukleofil dan (b) elektrofil 5.4. STRUKTUR ORGANIK Alkana Alkana terbuat dari karbon-karbon dan karbon-hidrogen tunggal dan merupakan senyawa tidak reaktif. Hal ini karena ikatan kovalen C-C dan C-H di alam dan sehingga tidak ada pusat elektrofilik atau nukleofilik. Karena sebagian reagen bereaksi dengan pusat nukleofilik atau elektrofilik, sedangkan alkana merupakan molekul tidak reaktif. ● ● ● ● ● Gugus fungsional polar Hal ini dimungkinkan untuk mengidentifikasi pusat-pusat nukleofilik dan elektrofilik dalam gugus fungsional umum, berdasarkan elektronegativitas relatif dari atom-atom ini. Pedoman berikut ini perlu diingat: ikatan kovalen C-H dan C-C. Oleh karena itu, baik karbon maupun hidrogen adalah pusat nukleofilik atau elektrofilik; Nitrogen di sebelah kanan karbon dalam tabel periodik. Nitrogen lebih elektronegatif namun perbedaan elektronegativitas antara dua atom kecil dan ikatan N-C tidak terlalu polar. Oleh karena itu, atom karbon biasanya dapat diabaikan sebagai pusat elektrofilik; ikatan N-H dan O-H bersifat kovalen polar. Nitrogen dan oksigen pusat nukleofilik kuat. Hidrogen adalah pusat elektrofilik lemah; ikatan C=O, C=N dan C=N bersifat kovalen polar. O dan N adalah pusat nukleofilik dan karbon merupakan pusat elektrofilik; Ikatan C-O dan C-X (X_halogen) bersifat kovalen polar. Atom oksigen cukup nukleofilik sedangkan atom halogen adalah nukleofilik lemah. Atom karbon merupakan pusat elektrofilik. Menggunakan pedoman di atas, pusat nukleofilik dan elektrofilik dari gugus fungsional umum dapat diidentifikasi, di mana atom memiliki sedikit muatan negatif adalah pusat nukleofilik dan atom memiliki muatan yang sedikit positif adalah pusat elektrofilik (Gambar 5.8). Gambar. 5.8. Nukleofilik dan elektrofilik pusat gugus fungsi umum.
  • 5. Gambar. 5.9. Pusat nukleofilik dalam (a) sebuah alkuna, (b) alkena (c) senyawa aromatik. Tidak semua pusat nukleofilik dan elektrofilik sama pentingnya. Misalnya, atom nitrogen lebih nukleofilik dari satu atom oksigen. Juga atom halogen merupakan nukleofilik sangat lemah dan biasanya tidak akan bereaksi dengan elektrofil jika ada pengaruh pusat nukleofilik kuat. Atom hidrogen yang terikat pada halogen lebih elektrofilik dari atom hidrogen yang terikat pada oksigen. Atom hidrogen yang terikat pada nitrogen elektrofilik sangat lemah. Berdasarkan keterangan diatas maka beberapa gugus fungsional lebih mungkin untuk bereaksi sebagai nukleofil sementara beberapa gugus fungsional lebih mungkin untuk bereaksi sebagai elektrofil. Sebagai contoh, amina, alkohol dan eter lebih cenderung untuk bereaksi sebagai nukleofil, karena mereka memiliki pusat-pusat nukleofilik kuat dan pusat elektrofilik lemah. Alkil halida lebih cenderung bereaksi sebagai elektrofil karena mereka memiliki pusat elektrofilik kuat dan pusat-pusat nukleofilik lemah. Aldehid dan keton dapat bereaksi sebagai nukleofil atau elektrofil karena keduanya elektrofilik dan pusat nukleofilik kuat. Beberapa gugus fungsional mengandung beberapa pusat nukleofilik dan elektrofilik. Sebagai contoh yang termasuk dalam kelas ini adalah asam karboksilat dan turunannya dan begitu ada beberapa kemungkinan pusat di mana sebuah nukleofil atau sebuah elektrofil bisa bereaksi. Hidrokarbon Jenuh Tidak semua gugus fungsional memiliki ikatan polar. Alkena, alkuna, dan senyawa aromatik adalah contoh dari gugus fungsional yang memiliki beberapa ikatan kovalen. Ruang antara karbon terikat akan kelebihan beberapa elektron dan karena itu dianggap nukleofilik. Dengan demikian, pusat nukleofilik dalam molekul-molekul bukan spesifik atom, namun juga ikatan ganda (Gambar. 5.9).