SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein adalah molekul organik yang terbanyak didalam sel.
Lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Selain itu, protein
adalah biomomekul yang sesungguhnya, karena senyawa ini
menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan.
Secara kimiawi, protein adalah heterobiopolimer yang terdiri
atas satuan-satuan monomer yang disebut asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Suatu protein dapat mengendap
atau terkoagulasi oleh beberapa senyawa seperti laruatan asam,
basa garam dan pelarut organik.
Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan
struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul
dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup. Masih ada lagi
yang bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada protein mudah larut
dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Pada
percobaan kali ini akan dibuktikan apakah suhu, keasaman/pH dan
garam-garam organik atau anorganik dapat memengaruhi sifat-sifat
protein, misalnya struktur dan kelarutannya.
Protein memiliki umumnya larut jika dilarutkan di dalam air,
garam, asam, basa, dan pelarut-pelarut organik seperti etanol,
kloroform, dan eter. Protein dapat mengalami denaturasi yaitu
perubahan dan perusakan yang terjadi pada struktur protein dan
dapat mengalami koagulasi yaitu penggumpalan yang terjadi pada
molekul protein yang biasanya diawali dengan terjadinya denaturasi.
Dalam percobaan kali ini kita akan membedakan beberapa sifat
protein dengan melakukan beberapa percobaan yang akan
dipraktikumkan. Dan yang akan di praktikumkan dalam percobaan
kali ini untuk mengetahui sifat-sifat protein yaitu mengetahui
pengaruh pereaksi-pereaksi terhadap kelarutan protein itu sendiri,
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
sifat dari koagulasi protein dan mengetahui sifat-sifat protein dengan
ion-ion logam.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Mengenal beberapa sifat protein berdasarkan reaksi
kimia.
1.2.2 Tujuan
1. Menentukan kelarutan protein dalam air, senyawa asam,
senyawa basa, dan garam.
2. Menentukan reaksi pada koagulasi protein.
3. Menentukan reaksi protein dengan logam-logam berat.
1.3 Prinsip Percobaan
Penentuan sifat-sifat protein reaksi antara putih telur (Albumin)
dengan bebrapa pereaksi tertentu.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Kata protein berasal dari protos atau porotes yang berarti
pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau
komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel
merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh (Anra Poedjiadi, 1994).
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus ( F.G.Winarno : 1997).
Protein adalah biopolymer yang terdiri atas banyak asam amino
yang berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida
(peptida). Asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus
amino dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang
sama. Atom karbon yang mengikat gugus amino adalah atom karbon
α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino
karboksilat. Rumus umum asam amino ditunjukkan sebagai berikut,
(Tim Dosen Kimia Dasar. 2005)
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting
bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar
dalam tubuh juga berfungsi sebgai zat pembangun dan pengatur.
Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur
C, H, O, N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul
protein mengandung pula fosfor dan garam dan ada jenis protein
yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.Sebagai
zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk jaringan-
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa
pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-
besaran, pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jaringan
janin dan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak
dan perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk
membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang lama
(Winarno : 1997).
Protein merupakan salah satu makronutrien. Tidak berarti
bahan maktronutrien lain (lemak dan karbohidrat). Protein ini adalah
strukturnya yang mengandung N, disamping C, H, O (seperti juga
karbohidrat dan lemak), S kadang-kadang P, Fe, dan Cu (sebagai
senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah
satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah
protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N
yang ada dalam bahkan makanan atau bahan lain. Apabila unsur N
ini dilepaskan dengan cara destruksi (perusakan bahan sampai
terurai unsur-unsurnya) dan N terlepas ditentukan jumlahnya secara
kuantitatif (dengan titrasi atau dengan cara lain) maka jumlah protein
dapat ditentukan (Sudarmadji : 1989).
Dalam kehidupan protein memegang peranan penting pula.
Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsunng dengan baik karena
adanya enzim, protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping
itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh
bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat
yang berperan untuk melawan bakteri atau penyakit atau antigen
disebut juga protein. (Anra Poedjiadi : 1994)
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari
hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut
protein hewani, sedangkan dari tumbuhan disebut protein nabati.
Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan,
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
beras, kacang, gandum, jagung, dan buah-buahan (Anra Poedjiadi :
1994)
Struktur asam amino di alam kebanyakan merupakan struktur
asam amino alfa, yaitu asam amino organik (alfa COOH) atau gugus
karboksil yang mengandung gugus amino (-NH2) dan atom H yang
diikatkan pada karbon alfa. Struktur ini dalam larutan pH fisiologis
berada dalam keadaan dipolar atau disebut zwitterion akibat gugus
COOH terdeprotonisasi dan bermuatan negatif serat gugus –NH2
dipolar terprotonisasi dan bermuatan positif (Abdul Toha Hamid :
2001)
Di alam sekitar 300 jenis asam amino. Namun hanya 20 jenis
asam amino yang digunakan sebagai penyusun protein. Sementara
itu asam amino sendiri tersusun dari sedikitnya 4 jenis atom yaitu C,
H, O, dan N. Beberapa asam amino lain mengandung S, P, dan lain-
lain (Abdul Toha Hamid : 2001)
Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua
golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan golongan
gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein
yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino, sedangkan
protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dalam gugus
bukan protein. Gugus ini disebut prostetik dan terdiri atas
karbohidrat, lipid, atau asam nukleat (Anna Poedjaji, 1994)
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah protein yang
berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein
ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan
antara lain mukoprotein, glikoprotein, dan nucleoprotein (Anna
Poedjaji, 1994)
rotein adalah zat yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih
dari separuh zah-zat yang berbentuk padat didalam jaringan-jaringan
manusia dan hewan mamalia terdiri atas protein. Protein mempunyai
peranan yang penting karena protein bertanggung jawab untuk
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
menggerakkan otot-otot, protein hemoglobin mempunyai peranan
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan ke seluruh tubuh,
sehingga protein sangat penting untuk masing-masing individu
(Sastrohamidjojo H, 2002).
Protein kebanyakan merupakan senyawa yang amorph, tak
berwarna, dimana ia tak mempunyai titik cair atau titik didih yang
tertentu. Protein tidak larut di dalam cairan-cairan organik. Bila
dilarutkan dalam air akan memberikan larutan koloidal. Protein
diendapkan atau mengalami “salted out” dari larutannya bila
ditambah dengan garam-garam anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga
dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang larut dalam
dalam air (alkohol, aseton), pengendapan in bersifat dapat balik
(Sastrohamidjojo H, 2002).
Protein juga merupakan polimer dengan asam-asam amino
sebagai monomer. Dua asam amino berikatan melalui ikatan peptide
dengan melepas satu molekul air. Protein merupakan polipeptida
yang pada bagian tengah adalah rantai panjang dengan salah satu
ujungnya adalah gugugs karboksilat dan ujung yang lain adalah
gugus amina (Rohman Abdul, 2006).
Protein sangat cenderung mengalami beberapa bentuk
perubahan-perubahan yang dinyatakan sebagai denaturasi.
Perubahan-perubahan ini disebabkan karena protein peka terhadap
panas, tekanan yang tinggi, alkohol, alkali, urea, KI, asam dan
pereaksi-pereaksi tertentu lan. Denaturasi sering meliputi perubahan-
perubahan kimia dalam molekul protein. Protein yang telah
mengalami denaturasi kelarutannya selalu lebih kecil dari bentuk
aslinya, dan aktivitas fisiologi aslinya hilang. Juga kemungkinan
keadaan dalam bentuk Kristal hilang, sedangkan protein yang tidak
mengalami denaturasi telah ada yang dapat dikristalisasikan. Baik
denaturasi maupun endapan efek totalnya dikenal sebai
penggumpalan atau koagulasi (Rohman Abdul, 2006).
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
Protein dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Penyusun senyawa biomolekul seperti nucleoprotein (terkandung
dalam inti sel, tepatnya kromosom), enxim, hormone, antibody
dan sarana kontraksi otot.
2. Pembentukan sel-sel baru
3. Pengganti sel-sel pada jaringan yang rusak
4. Sebagai sember energi.
(Sastrohamidjojo H, 2002)
Keistimewaan pada struktur protein adalah adanya atom
nitrogen (N). dengan demikian, salah satu cara terpenting yang
cukup spesifik untuk analisis kuantitatif protein adalah dengan
penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau
bahan lain (Soewoto Hafiz, 1999).
Adapun sifat-sifat protein adalah sebagai berikut :
1. Tidak menunjukkan titik cair tertentu dan tidak dapat disuling.
2. Kebanyakan bersifat koloid hidrofil
3. Larutan protein dapat diendapkan dengan penambahan larutan
pekat NaCL, MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam dan
basa.
4. Oleh asam-asam encer semua ikatan peptida protein akan
dipecahkan secara hidrolisis menjadi asam-asam amino.
(Zaenal Abidin, 2011)
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest ( Dirjen. POM.FI.III.1979: 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
RM / BM :H2O / 18,02
Rumus Struktur :H-O-H
Pemerian :cairan jernih , tidak berwarna, tidak
berbau,tidak mempunyai rasa
Penyimpanan :Dalam wadah tetutup baik
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
Kegunaan : Sebagai Pelarut
2. AgNO3 (Dirjen.POM FI III,.1979)
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain :Perak Nitrat
RM / BM : AgNO3 / 169,87
Pemerian :Hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih , tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air , larut
etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. NaCl (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium Klorida
RM / RM : NaCl / 58,44
Pemerian : Habur heksahedral, tidak berwarna
atau serbuk halus putih ,tidak berbau dan rasa asin
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air,dalam 2,7
bagian air mendidih dan lebih kurang dalam 10 bagian gliserol,
sukar larut dalam etanol 95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. FeCl3 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama resmi : FERII CHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) klorida
BM / RM : 162,2 / FeCl3
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam
kehijauan, bebas warna jingga dari garam nitrat yang telah
terpengaruhi oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi
berwarna jingga.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
5. HCl (Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
BM / RM : 36,46 / HCl
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air asap dan bau
hilang
Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih
bereaksi dengan asam kuat terhadap kertas lakmus
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6. Na2CO3 (Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama Resmi : NATRII CARBONAS
Nama Lain : Natrium Karbonat
BM / RM : 124 / Na2CO3
Pemerian : Cairan tidak berwarna,
berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air
asap dan bau hilang
Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih
bereaksi dengan asam kuat terhadap kertas lakmus
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
7. HNO3 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama lain : Asam nitrat
BM / RM : 162,2 / FeCl3
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak
berwarna
Kelarutan : Larut dalam air, larutan
beropalesensi berwarna jingga.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
8. CuSO4 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama lain : Tembaga (II) Sulfat
RM : CuSO4
Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur,
biru
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3
bagian gliserol P, sangat sukar larut dalam etanol (95%).
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
9. Pb(NO3)2 ( Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama lain : Timbal (II) Nitrat
RM : Pb(NO3)2
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih atau
serbuk hablur putih
Kelarutan : Larut alam air, larutan jernih dan tidak
berwarna.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
10. NaOH ( Dirjen POM edisi III, 1979)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
BM/RM : 40,00/NaOH
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur, putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan
korosif, segera menyerap karbondioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan
etanol (95%)
Kegunaan : Sebagai pereaksi
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
11. Albumin ( Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : ALBUMINUM
Nama lain : Albumin
Pemerian : Cairan jernih warna coklat merah
sampai coklat jingga tua tergantung dari kadar protein.
Keasaman : kebasaan pH 6,7 – 7,3
Penetapan kadar : encerkan sejumlah volume dengan air
secukupnya hingga diperoleh larutan dengan kadar protein lebih
kurang 5 % b/v dan lanjutkan menurut cara penetapan yang
tertera pada plasma desiccata.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup kedap, pada
suhu antara 2o dan 25o, terlindung dari cahaya.
Khasiat : zat penyangga volume darah.
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)
1. KELARUTAN PROTEIN
Isi 4 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml
larutan putih telur. Ke dalam tabung reaksi yang pertama
ditambahkan 3 ml air. Kedalam tabung reaksi ke dua tambahkan
3 ml larutan NaOH 2 M. ke dalam tabung reaksi ketiga
tambahkan 3 ml larutan Na2CO3 0,1 M. ked ala, tabung reaksi ke
empat tambahkan 3ml HCL 0,1 M. Amati perubahan-perubahan
yang terjadi.
2. KOAGULASI PROTEIN
Isi tabung reaksi dengan 3 ml larutan putih telur.
Tambahkan 2 ml larutan (HNO3) 2 M, amati perubahan yang
terjadi. Panaskan tabung reaksi perlahan-lahan. Dinginkan dan
tambahkan NaOH 2 M. Amati perubahan yang terjadi.
3. REAKSI DENGAN ION-ION LOGAM
Isi tabung reaksi masing-masing 3 ml larutan putih telur
(1:1). Ke dalam tabung reaksi pertama tambahkan beberapa
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
tetes larutan AgNO3 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.
Kedalam tabung reaksi kedua tambahkan beberapa tetes larutan
CuSO4 0,1 M, amati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung
reaksi ketiga tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,1 M.
Amati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung reaksi ke empat
tambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 0,1 M. Amati
perubahan yang terjadi. Kedalam tabung reaksi ke lima
tambahkan beberapa tetes larutan Pb(NO3)2 0,1 M. Amati
perubahan yang terjadi.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat
1. Bunsen
2. Gegep Kayu
3. Pipet skala
4. Pipet tetes
5. Rak tabung
6. Tabung reaksi
a. Bahan
1. Larutan Asam Klorida (HCl) 0,1 M
2. Larutan Asam Nitrat (HNO3) 2 M
3. Larutan Ferri Klorida ( FeCl3 ) 0,1 M
4. Larutan Kupri Sulfat ( CuSO4 ) 0,1 M
5. Larutan Natrium Karbonat (Na2CO3) 0,1 M
6. Larutan Natrium Klorida ( NaCl ) 0,1 M
7. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 2 M
8. Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0,1 M
9. Larutan Plumbo Nitrat ( Pb(NO3 )2 ) 0,1 M
10. Putih telur bebek (albumin)
3.3 Cara Kerja
1. Kelarutan Protein
Diisi empat buah tabung reaksi dengan 3 ml putih telur.
Ditambahkan pada tabung reaksi pertama 3 ml air. Ditambahkan
pada tabung reaksi kedua 3 ml larutan natrium hidroksida
(NaOH) 2 M. Ditambahkan pada tabung reaksi ketiga 3 ml
natrium karbonat (Na2CO3) 0,1 M. Ditambahkan pada tabung
reaksi keempat 3 ml larutan asam klorida (HCl) 0,1 M.
Dihomogenkan masing-masing tabung reaksi. Diamati
perubahan yang terjadi.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
2. Koagulasi Protein
Diisi tabung reaksi 3 ml putih telur. Ditambahkan ke dalam
tabung reaksi 2 ml HNO3. Diamati perubahan yang terjadi.
Dipanaskan tabung reaksi perlahan-lahan. Didinginkan tabung
reaksi beberapa saat. Ditambahkan kedalam tabung reaksi
NaOH 2 M. Diamati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi dengan ion-ion logam
Disiapkan 5 buah tabung reaksi. Ditambahkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi 3 ml putih telur. Ditambahkan ke
dalam tabung reaksi pertama 3 ml AgNO3 0,1 M. Ditambahkan
ke dalam tabung reaksi kedua NaCl 0,1 M. Ditambahkan ke
dalam tabung reaksi ketiga 3 ml FeCl3 0,1 M. Ditambahkan ke
dalam tabung reaksi keempat 3 ml CuSO4. Ditambahkan
kedalam tabung reaksi kelima 3 ml Pb(NO3)2 0,1 M. Diamati
perubahan yang terjadi pada maing-masing tabung reaksi.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Data Pengamatan
1. Kelarutan protein
Putih telur dengan pelarut Pengamatan
1. air
2. larutan NaOH
3. larutan Na2CO3
4. larutan HCl
Tidak Larut
Tidak Larut
Tidak Larut
Tidak Larut
2. Koagulasi protein
Putih telur dengan pelarut Pengamatan
1. sebelum dipanaskan
2. setelah dipanaskan
3. pada bagian bawah
tabung reaksi
4. pada bagian atas tabung
reaksi
Denaturat putih
Koagulat putih
Denaturat putih
Koagulat putih
3. Reaksi dengan ion-ion logam
Putih telur dengan pelarut Pengamatan
1. AgNO3
2. CuSO4
3. NaCl
4. FeCl3
5. Pb(NO3)2
Denaturat putih
Koagulat kehijauan
Denaturat putih
Koagulat orange
Koagulat putih
4.1.2 Reaksi
1. Kelarutan Protein
a. Albumin dengan H2O
O O O O
║ ║ ║ ║
HN—CH—C—N—CH—C—OH + H2O → H3N+—CH—C—NH—CH—C—O-
│ │ │ │
R R R R
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
b. Albumin dengan NaOH
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + NaOH → H2N—CH—C—NH—CH—C—Ona + H2O
│ │ │ │
R1 R2 R1 R2
c. Albumin dengan HCl
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + HCl → H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + Cl-
│ │ │ │
R1 R2 R1 R2
d. Albumin dengan Na2CO3
O O O O
║ ║ ║ ║
2H2N—CH—C—NH—CH—C—OH+ Na2CO3 → 2H2N—CH—C—NH—CH—C—ONa + H2CO3
│ │ │ │
R1 R2 R1 R2
2. Koagulasi Protein
a. Albumin dengan HNO3
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + HNO3 → H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + HNO3
│ │ │ │
R1 R2 R1 R2
b. Albumin didinginkan + NaOH
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + NaOH → H2N—CH—C—NH—CH—C—ONa + H2O
│ │ │ │
R1 R2 n R1 R2
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
3. Reaksi dengan Ion – Ion Logam
a. Albumin dengan AgNO3
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH- + AgNO3 → H2N—CH—C—NH—CH—C—OAg + HNO3
│ │ │ │
R1 R2 R1 R2
b. Reaksi dengan CuSO4
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH- + CuSO4 → H2N—CH—C—NH—CH—C
│ │ │ │ │
R1 R2 R1 R2 O

Cu + H2SO4
/
H2N—CH—C
│ ║
R O
c. Albumin dengan NaCl
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + NaCl → H2N—CH—C—NH—CH—C—ONa + HCl
│ │ │ │
R1 R2 R1 R2
d. Albumin dengan FeCl3
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + CuSO4 → H2N—CH—C—NH—CH—C
│ │ │ O │ 
R1 R2 R1 ║ R2 O
H2N—CH—C │Fe + 3HCl
O
│
O
/
H2N—CH—C
│ ║
R O
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
e. Albumin dengan Pb(NO3)2
O O O O
║ ║ ║ ║
H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + Pb(NO3)2 → H2N—CH—C—NH—CH—C
│ │ │ │ │
R1 R2 R1 R2 O

Pb+2HNO3
/
H2N—CH—C
│ ║
R O
1.2 Pembahasan
Praktikum ini mengamati tentang sifat-sifat protein terhadap
berbagai perlakuan seperti pemanasan, penambahan bahan kimia
dan pengendapan dengan logam berat. Pengujian kelarutan protein
terhadap pemanasan dilakukan dengan menggunakan putih telur
serta sebagai materi uji. Pada pengujian kelarutan protein terhadap
pemanasan, putih telur mengalami perubahan secara fisik setelah
pemanasan. Sebelum pemanasan bentuk putih telur tersebut berupa
cairan kental, setelah pemanasan putih telur tersebut berubah
menjadi lebih kaku dan berwarna putih.
Hal ini dikarenakan terjadinya denaturasi protein dari ketiga
putih telur tersebut yang dapat merubah sifat protein menjadi lebih
sukar larut dan makin kental. Keadaan ini disebut koagulasi. Proses
pemanasan menyebabkan protein telur terdenaturasi sehingga
serabut ovomucin terurai menjadi struktur yang lebih sederhana
Interaksi antara protein dan panas mengakibatkan terjadinya
koagulasi protein. Umumnya protein mengalami denaturasi dan
koagulasi pada rentang suhu sekitar 55-75 C.
Pada percobaan pertama yaitu kelarutan albumin dalam air,
dalam larutan basa, larutan asam, dan dalam larutan garam.
Berdarkan hasil percobaan albumin tidak larut dalam air , larutan
basa, larutan asam, dan dalam larutan garam. Sedangkan
berdasarkan teori, albumin akan larut dalam air karena albumin
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
merupakan protein globular dimana molekul-molekulnya tidak rapat
atau tersusun dalam aturan tertentu. Albumin dalam air akan terurai
menjadi gugus karboksil dan gugus amina yang memiliki sifat
kepolaran yang dapat membentuk ikatan hidrogen antara protein
dalam air.
Berdasarkan teori albumin juga larut dalam larutan basa ,
dimana teori yang menyatakan dalam suasana basa –COOH
melepaskan 1 H+ sehingga menghasilkan –COO- yang bereaksi
dengan protein yang mengakibatkan protein larut dalam basa.
Berdasarkan teori pada larutan asam (HCl) albumin akan larut hanya
saja sukar larut, hal ini disebabakan karena penambahan asam
dapat menyebabkan terjadinya denaturasi. Begitu juga dengan
Larutan garam (Na2CO3), berdasarkan teori, albumin larut dalam
larutan garam.
Pada percobaan koagulasi protein, digunakan asam nitrat
(HNO3) dan natrium hidroksida (NaOH) sebagai pelarut. Hasil
pengamatan yang diperoleh adalah albumin atau putih telur
mengalami denaturasi atau pemecahan setelah ditambahkan asam
nitrat (HNO3) + dipanaskan dan mengalami koagulasi saat
didinginkan + NaOH, denaturasi terjadi karena pengaruh sifat asam
dari asam nitrat (HNO3), karena denaturasi pada putih telur dapat
dipengaruhi oleh pH, suhu, tekanan dan lain-lain. Sifat asam dari
asam nitrat (HNO3) menyebabkan protein pada putih telur mencapai
ph isoelektris yaitu keadaan dimana protein memiliki muatan positif
dan negative yang sama, pemanasan yang dilakukan juga
menyebabkan denaturasi karena panas mengacaukan ikatan
hidrogen protein dan berdampak pada perubahan strukturnya yaitu
protein akan membuka lipatannya dan menghasilkan suatu endapan
berupa zat padat putih hal ini bersifat irreversibel. Sedangkan
koagulasi yang terjadi setelah didinginkan merupakan hasil dari
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
denaturasi yang disebut diatas, koagulasi adalah denaturasi protein
akibat panas.
Pada percobaan reaksi dengan ion-ion logam, putih telur
ditambahkan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan denaturasi putih,
ditambahkan kupri sulfat (CuSO4) membentuk koagulan hijau,
ditambah natrium klorida (NaCl) menghasilkan denaturasi putih,
ditambahkan ferri klorida (FeCl3) membentuk koagulan orange, dan
ditambahkan Pb(NO3)2 membentuk koagulan putih. Denaturasi yang
terjadi karena dengan adanya logam-logam berat itu akan terbentuk
kompleks garam protein-logam. Kompleks inilah yang membuat
protein akan sulit untuk larut, logam berat juga dapat menarik sulfur
pada protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam protein
dan menyebabkan protein terdenaturasi.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Albumin tidak larut dalam air, larutan asam, larutan basa, dan
larutan garam
2. Sebelum Pemanasan penambahan HNO3 Albumin mengalami
denaturasi, setelah pemanasan dengan penambahan NaOH
albumin mengalami koagulasi . Bagian atas tabung mengalami
denaturasi sedangkan bagian bawah tabung mengalami
koagulasi.
3. Reaksi albumin dengan AgNO3 mengghasilkan Denaturat putih,
reaksi dengan CuSO4 menghasilkan koagulat kehijauan, reaksi
dengan NaCl menghasilkan denaturant putih, reaksi dengan
FeCl3 menghasilkan koagulat orange, dan reaksi dengan
Pb(NO3)2 menghasilkan koagulat putih.
5.2 Saran
Sebaiknya Asisten lebih membimbing praktikan dalam
melakukan praktikum dan mendampingi praktikan sampai percobaan
selesai dilakukan.
PROTEIN
AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt
15020140081
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik”. Universitas
Muslim Indonesia : Makassar.
Ditjen POM. 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Hamid, Abdul Toha. 2001. ”Biokimia Metebolisme Molekul”. Alfabeta :
Bandung.
Poedjiaji, Anna. 1994. “Dasar-Dasar Biokimia”. Universitas Indonesia,
Jakarta
Sudarmadji. 2004. ”Analisa Bahan Makanan dan Pertanian”. UGM
Press : Jogjakarta.
Winarno. F.G. 2004. “Kimia Pangan dan Gizi“. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikIrma Rahmawati
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis proteinMifta Rahmat
 

What's hot (20)

Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 

Viewers also liked

Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
bukti transaksi ke buku jurnal
bukti transaksi ke buku jurnalbukti transaksi ke buku jurnal
bukti transaksi ke buku jurnalAhmad Maulana
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidratMifta Rahmat
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEINLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEINworodyah
 
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...Muhammad Rasyad
 
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...Cut Fatimah
 
Kimia pangan dan gizi f.g. winarno
Kimia pangan dan gizi   f.g. winarnoKimia pangan dan gizi   f.g. winarno
Kimia pangan dan gizi f.g. winarnoviodhyra
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)Fransiska Puteri
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Karbohidrat (Ilmu Gizi)
Karbohidrat (Ilmu Gizi)Karbohidrat (Ilmu Gizi)
Karbohidrat (Ilmu Gizi)Hilma Ahdiah
 
Jurnal karbohidrat
Jurnal karbohidratJurnal karbohidrat
Jurnal karbohidratagussulisti
 

Viewers also liked (20)

praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
4. bab iv praktikum
4. bab iv praktikum4. bab iv praktikum
4. bab iv praktikum
 
bukti transaksi ke buku jurnal
bukti transaksi ke buku jurnalbukti transaksi ke buku jurnal
bukti transaksi ke buku jurnal
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
 
Ilmu gizi lemak
Ilmu gizi lemakIlmu gizi lemak
Ilmu gizi lemak
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEINLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UJI PROTEIN
 
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...
 
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
SKRINING FITOKOMIA DAN PENENTUAN EFEKTIFITAS ANTIHIPERTENSI EKSTRAK DAUN MIMB...
 
Zat gizi
Zat giziZat gizi
Zat gizi
 
Malnutrisi
MalnutrisiMalnutrisi
Malnutrisi
 
Kimia pangan
Kimia panganKimia pangan
Kimia pangan
 
Sifat sifat senyawa karbon
Sifat sifat senyawa karbonSifat sifat senyawa karbon
Sifat sifat senyawa karbon
 
Kimia pangan dan gizi f.g. winarno
Kimia pangan dan gizi   f.g. winarnoKimia pangan dan gizi   f.g. winarno
Kimia pangan dan gizi f.g. winarno
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Karbohidrat (Ilmu Gizi)
Karbohidrat (Ilmu Gizi)Karbohidrat (Ilmu Gizi)
Karbohidrat (Ilmu Gizi)
 
Jurnal karbohidrat
Jurnal karbohidratJurnal karbohidrat
Jurnal karbohidrat
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 

Similar to 5 protein

Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis proteinOvi Ardiana
 
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1Efri Yadi
 
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amino
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam aminoMakalah biokimia metabolisme protein dan asam amino
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam aminoEfri Yadi
 
Protein description struktural and the function
Protein description struktural and the functionProtein description struktural and the function
Protein description struktural and the functionzhalsabella kh bahri
 
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.docMAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.docLatifahhusni
 
Komponen kimiawi sel
Komponen kimiawi selKomponen kimiawi sel
Komponen kimiawi selEka S
 
Laporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makananLaporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makananDayana Florencia
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 
Analisis protein[1]
Analisis protein[1]Analisis protein[1]
Analisis protein[1]Mita Megah
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinNursa'id Fitria
 
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdfkimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdfejja3
 
Protein alam yang bermanfaat
Protein alam yang bermanfaatProtein alam yang bermanfaat
Protein alam yang bermanfaatReskiani Embatau
 

Similar to 5 protein (20)

Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amin1
 
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amino
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam aminoMakalah biokimia metabolisme protein dan asam amino
Makalah biokimia metabolisme protein dan asam amino
 
Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Protein description struktural and the function
Protein description struktural and the functionProtein description struktural and the function
Protein description struktural and the function
 
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.docMAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
MAKALAH_PROTEIN PERNJELASAN TERKAIT PENGERTIAN PROTEIN, KANDUNGANNYA.doc
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Protein
Protein Protein
Protein
 
Komponen kimiawi sel
Komponen kimiawi selKomponen kimiawi sel
Komponen kimiawi sel
 
Laporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makananLaporan Biologi - uji bahan makanan
Laporan Biologi - uji bahan makanan
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
PROTEIN
PROTEIN PROTEIN
PROTEIN
 
Analisis protein[1]
Analisis protein[1]Analisis protein[1]
Analisis protein[1]
 
PROTEIN
PROTEINPROTEIN
PROTEIN
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, protein
 
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdfkimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
kimiaprotein-130207031847-phpapp02.pdf
 
Protein alam yang bermanfaat
Protein alam yang bermanfaatProtein alam yang bermanfaat
Protein alam yang bermanfaat
 

Recently uploaded

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

5 protein

  • 1. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein adalah molekul organik yang terbanyak didalam sel. Lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Selain itu, protein adalah biomomekul yang sesungguhnya, karena senyawa ini menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan. Secara kimiawi, protein adalah heterobiopolimer yang terdiri atas satuan-satuan monomer yang disebut asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Suatu protein dapat mengendap atau terkoagulasi oleh beberapa senyawa seperti laruatan asam, basa garam dan pelarut organik. Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup. Masih ada lagi yang bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Pada percobaan kali ini akan dibuktikan apakah suhu, keasaman/pH dan garam-garam organik atau anorganik dapat memengaruhi sifat-sifat protein, misalnya struktur dan kelarutannya. Protein memiliki umumnya larut jika dilarutkan di dalam air, garam, asam, basa, dan pelarut-pelarut organik seperti etanol, kloroform, dan eter. Protein dapat mengalami denaturasi yaitu perubahan dan perusakan yang terjadi pada struktur protein dan dapat mengalami koagulasi yaitu penggumpalan yang terjadi pada molekul protein yang biasanya diawali dengan terjadinya denaturasi. Dalam percobaan kali ini kita akan membedakan beberapa sifat protein dengan melakukan beberapa percobaan yang akan dipraktikumkan. Dan yang akan di praktikumkan dalam percobaan kali ini untuk mengetahui sifat-sifat protein yaitu mengetahui pengaruh pereaksi-pereaksi terhadap kelarutan protein itu sendiri,
  • 2. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 sifat dari koagulasi protein dan mengetahui sifat-sifat protein dengan ion-ion logam. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Mengenal beberapa sifat protein berdasarkan reaksi kimia. 1.2.2 Tujuan 1. Menentukan kelarutan protein dalam air, senyawa asam, senyawa basa, dan garam. 2. Menentukan reaksi pada koagulasi protein. 3. Menentukan reaksi protein dengan logam-logam berat. 1.3 Prinsip Percobaan Penentuan sifat-sifat protein reaksi antara putih telur (Albumin) dengan bebrapa pereaksi tertentu.
  • 3. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Kata protein berasal dari protos atau porotes yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh (Anra Poedjiadi, 1994). Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus ( F.G.Winarno : 1997). Protein adalah biopolymer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang sama. Atom karbon yang mengikat gugus amino adalah atom karbon α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino karboksilat. Rumus umum asam amino ditunjukkan sebagai berikut, (Tim Dosen Kimia Dasar. 2005) Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebgai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur C, H, O, N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor dan garam dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.Sebagai zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk jaringan-
  • 4. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar- besaran, pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jaringan janin dan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang lama (Winarno : 1997). Protein merupakan salah satu makronutrien. Tidak berarti bahan maktronutrien lain (lemak dan karbohidrat). Protein ini adalah strukturnya yang mengandung N, disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak), S kadang-kadang P, Fe, dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahkan makanan atau bahan lain. Apabila unsur N ini dilepaskan dengan cara destruksi (perusakan bahan sampai terurai unsur-unsurnya) dan N terlepas ditentukan jumlahnya secara kuantitatif (dengan titrasi atau dengan cara lain) maka jumlah protein dapat ditentukan (Sudarmadji : 1989). Dalam kehidupan protein memegang peranan penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsunng dengan baik karena adanya enzim, protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri atau penyakit atau antigen disebut juga protein. (Anra Poedjiadi : 1994) Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan,
  • 5. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 beras, kacang, gandum, jagung, dan buah-buahan (Anra Poedjiadi : 1994) Struktur asam amino di alam kebanyakan merupakan struktur asam amino alfa, yaitu asam amino organik (alfa COOH) atau gugus karboksil yang mengandung gugus amino (-NH2) dan atom H yang diikatkan pada karbon alfa. Struktur ini dalam larutan pH fisiologis berada dalam keadaan dipolar atau disebut zwitterion akibat gugus COOH terdeprotonisasi dan bermuatan negatif serat gugus –NH2 dipolar terprotonisasi dan bermuatan positif (Abdul Toha Hamid : 2001) Di alam sekitar 300 jenis asam amino. Namun hanya 20 jenis asam amino yang digunakan sebagai penyusun protein. Sementara itu asam amino sendiri tersusun dari sedikitnya 4 jenis atom yaitu C, H, O, dan N. Beberapa asam amino lain mengandung S, P, dan lain- lain (Abdul Toha Hamid : 2001) Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan golongan gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino, sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dalam gugus bukan protein. Gugus ini disebut prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat (Anna Poedjaji, 1994) Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, dan nucleoprotein (Anna Poedjaji, 1994) rotein adalah zat yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih dari separuh zah-zat yang berbentuk padat didalam jaringan-jaringan manusia dan hewan mamalia terdiri atas protein. Protein mempunyai peranan yang penting karena protein bertanggung jawab untuk
  • 6. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 menggerakkan otot-otot, protein hemoglobin mempunyai peranan mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan ke seluruh tubuh, sehingga protein sangat penting untuk masing-masing individu (Sastrohamidjojo H, 2002). Protein kebanyakan merupakan senyawa yang amorph, tak berwarna, dimana ia tak mempunyai titik cair atau titik didih yang tertentu. Protein tidak larut di dalam cairan-cairan organik. Bila dilarutkan dalam air akan memberikan larutan koloidal. Protein diendapkan atau mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah dengan garam-garam anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang larut dalam dalam air (alkohol, aseton), pengendapan in bersifat dapat balik (Sastrohamidjojo H, 2002). Protein juga merupakan polimer dengan asam-asam amino sebagai monomer. Dua asam amino berikatan melalui ikatan peptide dengan melepas satu molekul air. Protein merupakan polipeptida yang pada bagian tengah adalah rantai panjang dengan salah satu ujungnya adalah gugugs karboksilat dan ujung yang lain adalah gugus amina (Rohman Abdul, 2006). Protein sangat cenderung mengalami beberapa bentuk perubahan-perubahan yang dinyatakan sebagai denaturasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena protein peka terhadap panas, tekanan yang tinggi, alkohol, alkali, urea, KI, asam dan pereaksi-pereaksi tertentu lan. Denaturasi sering meliputi perubahan- perubahan kimia dalam molekul protein. Protein yang telah mengalami denaturasi kelarutannya selalu lebih kecil dari bentuk aslinya, dan aktivitas fisiologi aslinya hilang. Juga kemungkinan keadaan dalam bentuk Kristal hilang, sedangkan protein yang tidak mengalami denaturasi telah ada yang dapat dikristalisasikan. Baik denaturasi maupun endapan efek totalnya dikenal sebai penggumpalan atau koagulasi (Rohman Abdul, 2006).
  • 7. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 Protein dapat berfungsi sebagai berikut : 1. Penyusun senyawa biomolekul seperti nucleoprotein (terkandung dalam inti sel, tepatnya kromosom), enxim, hormone, antibody dan sarana kontraksi otot. 2. Pembentukan sel-sel baru 3. Pengganti sel-sel pada jaringan yang rusak 4. Sebagai sember energi. (Sastrohamidjojo H, 2002) Keistimewaan pada struktur protein adalah adanya atom nitrogen (N). dengan demikian, salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk analisis kuantitatif protein adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain (Soewoto Hafiz, 1999). Adapun sifat-sifat protein adalah sebagai berikut : 1. Tidak menunjukkan titik cair tertentu dan tidak dapat disuling. 2. Kebanyakan bersifat koloid hidrofil 3. Larutan protein dapat diendapkan dengan penambahan larutan pekat NaCL, MgSO4, (NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam dan basa. 4. Oleh asam-asam encer semua ikatan peptida protein akan dipecahkan secara hidrolisis menjadi asam-asam amino. (Zaenal Abidin, 2011) 2.2 Uraian Bahan 1. Aquadest ( Dirjen. POM.FI.III.1979: 96) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air Suling RM / BM :H2O / 18,02 Rumus Struktur :H-O-H Pemerian :cairan jernih , tidak berwarna, tidak berbau,tidak mempunyai rasa Penyimpanan :Dalam wadah tetutup baik
  • 8. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 Kegunaan : Sebagai Pelarut 2. AgNO3 (Dirjen.POM FI III,.1979) Nama Resmi : ARGENTI NITRAS Nama Lain :Perak Nitrat RM / BM : AgNO3 / 169,87 Pemerian :Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih , tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air , larut etanol (95%) Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai pereaksi 3. NaCl (Dirjen POM, 1979) Nama resmi : NATRII CHLORIDUM Nama lain : Natrium Klorida RM / RM : NaCl / 58,44 Pemerian : Habur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk halus putih ,tidak berbau dan rasa asin Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air,dalam 2,7 bagian air mendidih dan lebih kurang dalam 10 bagian gliserol, sukar larut dalam etanol 95% P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai pereaksi 4. FeCl3 ( Dirjen POM edisi III, 1979) Nama resmi : FERII CHLORIDUM Nama lain : Besi (III) klorida BM / RM : 162,2 / FeCl3 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam nitrat yang telah terpengaruhi oleh kelembaban. Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.
  • 9. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 Kegunaan : Sebagai pereaksi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 5. HCl (Dirjen POM edisi III, 1979) Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM Nama Lain : Asam Klorida BM / RM : 36,46 / HCl Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air asap dan bau hilang Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih bereaksi dengan asam kuat terhadap kertas lakmus Kegunaan : Sebagai zat tambahan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 6. Na2CO3 (Dirjen POM edisi III, 1979) Nama Resmi : NATRII CARBONAS Nama Lain : Natrium Karbonat BM / RM : 124 / Na2CO3 Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air asap dan bau hilang Kelarutan : Larutan yang sangat encer masih bereaksi dengan asam kuat terhadap kertas lakmus Kegunaan : Sebagai zat tambahan Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat 7. HNO3 ( Dirjen POM edisi III, 1979) Nama lain : Asam nitrat BM / RM : 162,2 / FeCl3 Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.
  • 10. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 Kegunaan : Sebagai pereaksi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 8. CuSO4 ( Dirjen POM edisi III, 1979) Nama lain : Tembaga (II) Sulfat RM : CuSO4 Pemerian : Prisma triklinik atau serbuk hablur, biru Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol P, sangat sukar larut dalam etanol (95%). Kegunaan : Sebagai pereaksi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 9. Pb(NO3)2 ( Dirjen POM edisi III, 1979) Nama lain : Timbal (II) Nitrat RM : Pb(NO3)2 Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih atau serbuk hablur putih Kelarutan : Larut alam air, larutan jernih dan tidak berwarna. Kegunaan : Sebagai pereaksi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat 10. NaOH ( Dirjen POM edisi III, 1979) Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM Nama lain : Natrium Hidroksida BM/RM : 40,00/NaOH Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera menyerap karbondioksida Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) Kegunaan : Sebagai pereaksi
  • 11. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 11. Albumin ( Dirjen POM Edisi III, 1979) Nama resmi : ALBUMINUM Nama lain : Albumin Pemerian : Cairan jernih warna coklat merah sampai coklat jingga tua tergantung dari kadar protein. Keasaman : kebasaan pH 6,7 – 7,3 Penetapan kadar : encerkan sejumlah volume dengan air secukupnya hingga diperoleh larutan dengan kadar protein lebih kurang 5 % b/v dan lanjutkan menurut cara penetapan yang tertera pada plasma desiccata. Penyimpanan : dalam wadah tertutup kedap, pada suhu antara 2o dan 25o, terlindung dari cahaya. Khasiat : zat penyangga volume darah. 2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2015) 1. KELARUTAN PROTEIN Isi 4 buah tabung reaksi masing-masing dengan 3 ml larutan putih telur. Ke dalam tabung reaksi yang pertama ditambahkan 3 ml air. Kedalam tabung reaksi ke dua tambahkan 3 ml larutan NaOH 2 M. ke dalam tabung reaksi ketiga tambahkan 3 ml larutan Na2CO3 0,1 M. ked ala, tabung reaksi ke empat tambahkan 3ml HCL 0,1 M. Amati perubahan-perubahan yang terjadi. 2. KOAGULASI PROTEIN Isi tabung reaksi dengan 3 ml larutan putih telur. Tambahkan 2 ml larutan (HNO3) 2 M, amati perubahan yang terjadi. Panaskan tabung reaksi perlahan-lahan. Dinginkan dan tambahkan NaOH 2 M. Amati perubahan yang terjadi. 3. REAKSI DENGAN ION-ION LOGAM Isi tabung reaksi masing-masing 3 ml larutan putih telur (1:1). Ke dalam tabung reaksi pertama tambahkan beberapa
  • 12. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 tetes larutan AgNO3 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung reaksi kedua tambahkan beberapa tetes larutan CuSO4 0,1 M, amati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung reaksi ketiga tambahkan beberapa tetes larutan NaCl 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung reaksi ke empat tambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi. Kedalam tabung reaksi ke lima tambahkan beberapa tetes larutan Pb(NO3)2 0,1 M. Amati perubahan yang terjadi.
  • 13. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat 1. Bunsen 2. Gegep Kayu 3. Pipet skala 4. Pipet tetes 5. Rak tabung 6. Tabung reaksi a. Bahan 1. Larutan Asam Klorida (HCl) 0,1 M 2. Larutan Asam Nitrat (HNO3) 2 M 3. Larutan Ferri Klorida ( FeCl3 ) 0,1 M 4. Larutan Kupri Sulfat ( CuSO4 ) 0,1 M 5. Larutan Natrium Karbonat (Na2CO3) 0,1 M 6. Larutan Natrium Klorida ( NaCl ) 0,1 M 7. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 2 M 8. Larutan Perak Nitrat (AgNO3) 0,1 M 9. Larutan Plumbo Nitrat ( Pb(NO3 )2 ) 0,1 M 10. Putih telur bebek (albumin) 3.3 Cara Kerja 1. Kelarutan Protein Diisi empat buah tabung reaksi dengan 3 ml putih telur. Ditambahkan pada tabung reaksi pertama 3 ml air. Ditambahkan pada tabung reaksi kedua 3 ml larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 M. Ditambahkan pada tabung reaksi ketiga 3 ml natrium karbonat (Na2CO3) 0,1 M. Ditambahkan pada tabung reaksi keempat 3 ml larutan asam klorida (HCl) 0,1 M. Dihomogenkan masing-masing tabung reaksi. Diamati perubahan yang terjadi.
  • 14. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 2. Koagulasi Protein Diisi tabung reaksi 3 ml putih telur. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi 2 ml HNO3. Diamati perubahan yang terjadi. Dipanaskan tabung reaksi perlahan-lahan. Didinginkan tabung reaksi beberapa saat. Ditambahkan kedalam tabung reaksi NaOH 2 M. Diamati perubahan yang terjadi. 3. Reaksi dengan ion-ion logam Disiapkan 5 buah tabung reaksi. Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 3 ml putih telur. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama 3 ml AgNO3 0,1 M. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi kedua NaCl 0,1 M. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi ketiga 3 ml FeCl3 0,1 M. Ditambahkan ke dalam tabung reaksi keempat 3 ml CuSO4. Ditambahkan kedalam tabung reaksi kelima 3 ml Pb(NO3)2 0,1 M. Diamati perubahan yang terjadi pada maing-masing tabung reaksi.
  • 15. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Data Pengamatan 1. Kelarutan protein Putih telur dengan pelarut Pengamatan 1. air 2. larutan NaOH 3. larutan Na2CO3 4. larutan HCl Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut Tidak Larut 2. Koagulasi protein Putih telur dengan pelarut Pengamatan 1. sebelum dipanaskan 2. setelah dipanaskan 3. pada bagian bawah tabung reaksi 4. pada bagian atas tabung reaksi Denaturat putih Koagulat putih Denaturat putih Koagulat putih 3. Reaksi dengan ion-ion logam Putih telur dengan pelarut Pengamatan 1. AgNO3 2. CuSO4 3. NaCl 4. FeCl3 5. Pb(NO3)2 Denaturat putih Koagulat kehijauan Denaturat putih Koagulat orange Koagulat putih 4.1.2 Reaksi 1. Kelarutan Protein a. Albumin dengan H2O O O O O ║ ║ ║ ║ HN—CH—C—N—CH—C—OH + H2O → H3N+—CH—C—NH—CH—C—O- │ │ │ │ R R R R
  • 16. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 b. Albumin dengan NaOH O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + NaOH → H2N—CH—C—NH—CH—C—Ona + H2O │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 c. Albumin dengan HCl O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + HCl → H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + Cl- │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 d. Albumin dengan Na2CO3 O O O O ║ ║ ║ ║ 2H2N—CH—C—NH—CH—C—OH+ Na2CO3 → 2H2N—CH—C—NH—CH—C—ONa + H2CO3 │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 2. Koagulasi Protein a. Albumin dengan HNO3 O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + HNO3 → H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + HNO3 │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 b. Albumin didinginkan + NaOH O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + NaOH → H2N—CH—C—NH—CH—C—ONa + H2O │ │ │ │ R1 R2 n R1 R2
  • 17. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 3. Reaksi dengan Ion – Ion Logam a. Albumin dengan AgNO3 O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH- + AgNO3 → H2N—CH—C—NH—CH—C—OAg + HNO3 │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 b. Reaksi dengan CuSO4 O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH- + CuSO4 → H2N—CH—C—NH—CH—C │ │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 O Cu + H2SO4 / H2N—CH—C │ ║ R O c. Albumin dengan NaCl O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + NaCl → H2N—CH—C—NH—CH—C—ONa + HCl │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 d. Albumin dengan FeCl3 O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + CuSO4 → H2N—CH—C—NH—CH—C │ │ │ O │ R1 R2 R1 ║ R2 O H2N—CH—C │Fe + 3HCl O │ O / H2N—CH—C │ ║ R O
  • 18. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 e. Albumin dengan Pb(NO3)2 O O O O ║ ║ ║ ║ H2N—CH—C—NH—CH—C—OH + Pb(NO3)2 → H2N—CH—C—NH—CH—C │ │ │ │ │ R1 R2 R1 R2 O Pb+2HNO3 / H2N—CH—C │ ║ R O 1.2 Pembahasan Praktikum ini mengamati tentang sifat-sifat protein terhadap berbagai perlakuan seperti pemanasan, penambahan bahan kimia dan pengendapan dengan logam berat. Pengujian kelarutan protein terhadap pemanasan dilakukan dengan menggunakan putih telur serta sebagai materi uji. Pada pengujian kelarutan protein terhadap pemanasan, putih telur mengalami perubahan secara fisik setelah pemanasan. Sebelum pemanasan bentuk putih telur tersebut berupa cairan kental, setelah pemanasan putih telur tersebut berubah menjadi lebih kaku dan berwarna putih. Hal ini dikarenakan terjadinya denaturasi protein dari ketiga putih telur tersebut yang dapat merubah sifat protein menjadi lebih sukar larut dan makin kental. Keadaan ini disebut koagulasi. Proses pemanasan menyebabkan protein telur terdenaturasi sehingga serabut ovomucin terurai menjadi struktur yang lebih sederhana Interaksi antara protein dan panas mengakibatkan terjadinya koagulasi protein. Umumnya protein mengalami denaturasi dan koagulasi pada rentang suhu sekitar 55-75 C. Pada percobaan pertama yaitu kelarutan albumin dalam air, dalam larutan basa, larutan asam, dan dalam larutan garam. Berdarkan hasil percobaan albumin tidak larut dalam air , larutan basa, larutan asam, dan dalam larutan garam. Sedangkan berdasarkan teori, albumin akan larut dalam air karena albumin
  • 19. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 merupakan protein globular dimana molekul-molekulnya tidak rapat atau tersusun dalam aturan tertentu. Albumin dalam air akan terurai menjadi gugus karboksil dan gugus amina yang memiliki sifat kepolaran yang dapat membentuk ikatan hidrogen antara protein dalam air. Berdasarkan teori albumin juga larut dalam larutan basa , dimana teori yang menyatakan dalam suasana basa –COOH melepaskan 1 H+ sehingga menghasilkan –COO- yang bereaksi dengan protein yang mengakibatkan protein larut dalam basa. Berdasarkan teori pada larutan asam (HCl) albumin akan larut hanya saja sukar larut, hal ini disebabakan karena penambahan asam dapat menyebabkan terjadinya denaturasi. Begitu juga dengan Larutan garam (Na2CO3), berdasarkan teori, albumin larut dalam larutan garam. Pada percobaan koagulasi protein, digunakan asam nitrat (HNO3) dan natrium hidroksida (NaOH) sebagai pelarut. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah albumin atau putih telur mengalami denaturasi atau pemecahan setelah ditambahkan asam nitrat (HNO3) + dipanaskan dan mengalami koagulasi saat didinginkan + NaOH, denaturasi terjadi karena pengaruh sifat asam dari asam nitrat (HNO3), karena denaturasi pada putih telur dapat dipengaruhi oleh pH, suhu, tekanan dan lain-lain. Sifat asam dari asam nitrat (HNO3) menyebabkan protein pada putih telur mencapai ph isoelektris yaitu keadaan dimana protein memiliki muatan positif dan negative yang sama, pemanasan yang dilakukan juga menyebabkan denaturasi karena panas mengacaukan ikatan hidrogen protein dan berdampak pada perubahan strukturnya yaitu protein akan membuka lipatannya dan menghasilkan suatu endapan berupa zat padat putih hal ini bersifat irreversibel. Sedangkan koagulasi yang terjadi setelah didinginkan merupakan hasil dari
  • 20. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 denaturasi yang disebut diatas, koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas. Pada percobaan reaksi dengan ion-ion logam, putih telur ditambahkan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan denaturasi putih, ditambahkan kupri sulfat (CuSO4) membentuk koagulan hijau, ditambah natrium klorida (NaCl) menghasilkan denaturasi putih, ditambahkan ferri klorida (FeCl3) membentuk koagulan orange, dan ditambahkan Pb(NO3)2 membentuk koagulan putih. Denaturasi yang terjadi karena dengan adanya logam-logam berat itu akan terbentuk kompleks garam protein-logam. Kompleks inilah yang membuat protein akan sulit untuk larut, logam berat juga dapat menarik sulfur pada protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam protein dan menyebabkan protein terdenaturasi.
  • 21. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Albumin tidak larut dalam air, larutan asam, larutan basa, dan larutan garam 2. Sebelum Pemanasan penambahan HNO3 Albumin mengalami denaturasi, setelah pemanasan dengan penambahan NaOH albumin mengalami koagulasi . Bagian atas tabung mengalami denaturasi sedangkan bagian bawah tabung mengalami koagulasi. 3. Reaksi albumin dengan AgNO3 mengghasilkan Denaturat putih, reaksi dengan CuSO4 menghasilkan koagulat kehijauan, reaksi dengan NaCl menghasilkan denaturant putih, reaksi dengan FeCl3 menghasilkan koagulat orange, dan reaksi dengan Pb(NO3)2 menghasilkan koagulat putih. 5.2 Saran Sebaiknya Asisten lebih membimbing praktikan dalam melakukan praktikum dan mendampingi praktikan sampai percobaan selesai dilakukan.
  • 22. PROTEIN AYU MELINDA HARTI WIDIASTUTI, S.Farm., M.Farm., Apt 15020140081 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik”. Universitas Muslim Indonesia : Makassar. Ditjen POM. 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Hamid, Abdul Toha. 2001. ”Biokimia Metebolisme Molekul”. Alfabeta : Bandung. Poedjiaji, Anna. 1994. “Dasar-Dasar Biokimia”. Universitas Indonesia, Jakarta Sudarmadji. 2004. ”Analisa Bahan Makanan dan Pertanian”. UGM Press : Jogjakarta. Winarno. F.G. 2004. “Kimia Pangan dan Gizi“. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.