SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Gambaran Thermodinamika tentang campuran
1. Kuantitas molar parsial
2. Thermodinamika Pencampuran (Gas)
3. Potensial Kimia cairan
Larutan Nyata
a. Aktifitas pelarut
b. Aktifitas zat terlarut
4. Campuran cairan
5. Sifat coligatif
Campuran cairan atsiri
6. Diagram Tekanan Uap
7. Diagram Temperatur
komposisi
8. Cairan tidak bercampur
4
Misal : Dalam campuran VA dan VB dari zat A dan zat B
Amolperubahan:dn
campuranvolumeperubahan:dV
Aparsialmolarvolume:V,V:ket
A
BA
Bila terjadi perubahan komposisi : Vcamp = 0, nAVA = -nBVB
Artinya : bila VA bertambah maka VB akan berkurang
Menunjukkan nilai molar parsial masing-masing
komponen dalam sampel terhadap campuran totalnya
a. Voluma molar parsial (VA , VB)
)
dn
dV
(V
BnT,p,A
A 






AnT,p,B
B )
dn
dV
(V 





 (1)
BBAAcampuran
BBAA
VnVnV
dnVdnVdV
:campuranUntuk


(3)
(2)
Contoh : Gbr 7.1,
dicampurkan 1 mol
H2O = 18 cm3, VH2O =
18 cm3 dengan 1 mol
etanol = 58 cm3 ,
Vetanol = 58 cm3
V molar air akan
berkurang bila ditambah
etanol karena untuk
campuran 1 mol
molekul2 air sangat
sedikit bila dibandingkan
dengan etanol
Kurva 7.1 : Hubungan mol fraksi
dengan volume molar
komponen air dan ethanol
VA : volume molar parsial air
VB : volume molar parsial
etanol
X : mol raksi
0,8 0,6 0,4 0,2
Fraksi mol H2O→
18;0,88
53,6;0,12
1. 70 cm3 air dicampur dengan 30 cm3 etanol, kerapatan
masing-masing 0.999 gcm-3 dan 0.785 gcm-3. Bila Mr air
18 g/mol dan etanol 46.1 g/mol. Tentukan volume molar
masing-masing komponen dan V campuran dari kurva 7.1
0.12=0.881=dan x0.88=
0.51+3.88
3.88
=x
0.51mol=
46.1g/mol
.30cmg/cm0.785
=n;3.88mol=
g/mol18
.70cmg.cm0.999
=n
Mr
ρ.V
=nsehingga
V
g
=ρ,
Mr
g
=n:jawab
etanolair
33
etanol
33
air
Dari kurva 7.1 :
Untuk xair : 0.88  Vair = 18 cm3mol-1 ; Xet : 0.12  Vet = 53.6
cm3mol-1
Vcamp : nair Vair + net Vet
: 3.88 mol x 18 cm/mol + 0.51mol x 53.6 cm3/mol
: 97.3 cm3
2. Campuran larutan A (Mr = 58,08 g/mol) dan B (Mr =119,4
g/mol) fraksi mol B = 0,4693, Valume molar parsial A dan B
adalah 74,166 cm3 mol -1 dan 80,235 cm3 mol -1 , hitung
volume larutan yang massanya 1000 g
Jawab : nA MrA + nB MrB = 1000 g
5307,0X4693,0Xn
X
X
n
nXnX-n
nnXnXn)nn(X
nn
n
=X
ABB
B
A
A
BAAAA
ABAAAABAA
BA
A
A




B
B
A
n
X
X
MrA + nB MrB = 1000 g
nB = 5,40 mol nA = 6,11 mol
Vcamp = nA VA + nB VB
Vcamp = 6,11 mol x 74,166 + 5,40 x 80,235 =
886,42 cm3
3. Suatu ruang volume 5 L berisi 4 g gas nitrogen pada suhu 27°C.
Bila ruangan juga berisi gas O2 sehingga tekanan total 1.5 atm.
Hitung tekanan parsial masing-masing gas dan berapa g gas O2
dalam campuran ini (semua gas dianggap gas ideal)
Jawab : untuk gas N2  G = 4 g = 4/28 mol =1/7 mol
p v = n R T
atm0.7
L5
300K xmolatmL0.082x7/1 -1-1
2 
Kmol
pN
untuk gas O2 :
 Ptot = pN2 + pO2
1.5 atm = 0.7 atm + pO2
pO2 = 0.8 atm
g5,332,9x0.16mol0.16
K300Kmolatml0.082
l5xatm0.8
RT
pv
n 11


……….Contoh soal
3. Suatu ruang volume 5 L berisi 4 g gas nitrogen pada suhu 27°C.
Bila ruangan juga berisi gas O2 sehingga tekanan total 1.5 atm.
Hitung tekanan parsial masing-masing gas dan berapa g gas O2
dalam campuran ini (semua gas dianggap gas ideal)
Jawab : untuk gas N2  G = 4g = 4/28 mol =1/7 mol
p v = n R T
atm0.7
L5
300K xmolatmL0.082x7/1 -1-1
2 
Kmol
pN
untuk gas O2 :
 Ptot = pN2 + pO2
1.5 atm = 0.7 atm + pO2
pO2 = 0.8 atm g5,332,9x0.16mol0.16
K300Kmolatml0.082
l5xatm0.8
RT
pv
n 11


……….Contoh soal
Kuantitas molar yang lain adalah Fungsi Gibbs
molar parsial dengan nama lain : potensial kimia (μ)
Gm = μ = G/n
G = Gm n = n μ (4)
Pada campuran biner : mis : komponen A dan B
Bila terjadi perubahan komposisi
0dμn
0μnμn
jj
BBAA
=∑→
=+
Pers Gibbs Duhem (6)
b. Fungsi Gibbs molar parsial (Gm)
(5)μμ BBAA nnG 
nA, nB = mol A dan B pada komposisi campuran
μA, μB = pot. kimia A dan B pada komposisi campuran
Fungsi Gibbs total campuran :
Akibatnya :
Untuk volume molar parsial Vj dalam campuran biner juga
berlaku
∑njdVj = 0
Karena nAdVA = -nBdVB
(bila vol molar parsial A bertambah, B akan berkurang,
perhatikan kurva 7.1)
13
…….Kuantitas molar parsial
nAdμA = - nBdμB
Artinya :
Dalam larutan biner perubahan kimia tidak bisa bebas ,
kuantitas molar parsial suatu komponen sangat
tergantung pada komposisinya saat itu yaitu bila salah
satu komponen bertambah yang lain berkurang.
Vm dan Sm selalu positif
tetapi : kuantitas molar
parsialnya tidak selalu
positif.
Contoh :
Vol molar parsial MgSO4
dalam air = -1.4 cm3/mol
Artinya :
Penambahan 1 mol
MgSO4 kedalam suatu
volume air akan
mengurangi volume air
sebesar 1.4 cm3 (terjadi
penyusutan)
Parameter termodinamika yang berhubungan dengan perubahan
komposisi dalam pencampuran adalah :
∆Gcamp ∆Scamp ∆Hcamp ∆Vcamp ∆Ucamp
Perubahan dalam
campuran menuju kepada
perubahan komposisi
spontan
Misal :Gas ideal A dan B dicampur pada p,T = konstan
A(p,T, nA) B(p,T, nB)
Mula-mula :












 o
o
BBo
o
AAtoti
p
p
RTlnμn
p
p
RTlnμnGG
]
p
p
lnRTμ[n
μnG
oAA
AAA


]
p
p
lnRTμ[n
μnG
oBB
BBB


p
p
lnRTn
p
p
lnRTnGGG
p
p
RTlnμn
p
p
RTlnμnGG
p
p
RTlnμnG
p
p
RTlnμnG
B
B
A
Aifcamp
o
Bo
BBo
Ao
AAtotf
o
B
BBBo
A
AAA
- 


























 Terjadi pencampuran gas → Gcamp < 0
 Masing-masing gas memberikan tekanan parsial pA dan pB
 Saat itu po = tekanan gas murni = 1 atm
Saat sekat dibuka :
Untuk menentukan pA, pB
Hukum Raoult : pA = XA.pcamp →
pB = XB.pcamp →
camp
B
B
p
p
X 
camp
A
A
p
p
X 
→ pcamp = p
 BBAAcamp
BBAAcamp
XlnXXlnXnRTG
Xln.RTnXXln.RTnXG


(7a)
Rumus p,T konstan
∆Gcamp= - ,
pencamp gas spontan
(7)
∆Gcamp = (3+1)mol x 0.082 l.atm.mol-1K-1 x (25+ 273K)(3/4 ln3/4 + 1/4
ln1/4)
= 97.74 (-0.216 -0.347)
= 97.74 x -0.56
= -54.98 l.atm
7. a. Diket : Pada 25°C
∆Gcamp = nRT [XA ln XA + XB ln XB]
Catatan :
Rumus (7a) dipakai untuk camp gas tekanan sama
Rumus (7) dipakai untuk tekanan berbeda , pakai hkm
Raoult untuk mencari pA dan pB
7. b. Diket : Pada 25°C, p gas A dan B berbeda
Gas A
n = 3 mol
p = 1 atm
Gas B
n = 1 mol
p = 3 atm
19
p
p
lnRTn
p
p
lnRTnG B
B
A
Acamp 
3
RTatmmol10
3
RT1
1
RT3
p
RT
n
p
RT
n
VnVnV
1-
BA
BBAAcamp


kJ6,5-
3
0.3
lnRT
1
0.9
lnRTxmol3Gcamp

 xmol1
atm1.2
RTmol10
atm3
xRTmol4
V
RTn
p
camp
camp 
atm0.3atm1.2x0.25atm0,9atm1.2x0.75
p.xpp.xp campBBcampAA


Artinya : Bila ΔS > 0 → gas tersebar kedalam gas lain







T
ΔG
-ΔS
camp
camp (7b)
S
dT
dG
:amikaThermodinHukum
np,






Untuk contoh 7.b :
1-
JK22
K298
kJ6,5







T
ΔG
-ΔS
camp
camp
 BBAAcamp lnxxlnxxnRΔS  (8)
c. Entalpi (∆H), ∆V dan ∆U campuran.
Rumus dasar : ∆G = ∆H - T ∆S
21
Untuk campuran gas :
∆Hcamp = ∆Gcamp + T .
∆Hcamp = 0
T
G

∆Hcamp = ∆Ucamp + p ∆Vcamp = ∆Ucamp + p.0 = 0
∆Ucamp = 0
Pada p,T → ∆Hcamp , ∆Ucamp dan ∆Vcamp = 0
m
T
V
dp
dG





 Gas ideal dG tidak
tergantung pada tekanan
∆Vcamp = 0
∆Gcamp ∆Scamp ∆Hcamp
∆Vcamp ∆Ucamp
K
E
S
I
M
P
U
L
A
N
II
Keterkaitan potensial kimia terhadap
komposisi campuran gas biner (ideal)
Untuk campuran komponen A
& B berlaku :
dano
A
A
0
A
p
p
lnRTμμ  o
B0
BB
p
p
lnRTμμ 
Untuk menentukan pA dan pB,
berlaku hukum Dalton dan Roult
Hukum Dalton : Pcamp = pA + pB
Hukum Raoult : pA = xA.pcamp
pB = xB.pcamp
24
Sama dengan gas, potensial kimia dari
larutan sangat tergantung pada komposisinya
• Pada larutan, saat kesetimbangan potensial kimia
uapnya = potensial kimia cairannya.
Saat kesetimbangan :
Keterangan :
µg = potensial kimia uap cairan
µc = potensial kimia cairan
p = tekanan uap cairan murni
po = tekanan uap standar
op
p
lnRT
o
μ
(c)(g) μμ 
Larutan = pelarut + zat terlarut
(komponen A) (komponen B)
Komposisi
Larutan
Pelarut A, tanpa B
pA* = tekanan uap zat murni
pada temp T
po = tekanan uap murni pada
1 atm
pA*
uap
A
cair
μA(g)
μA(l)
Ketentuan :
1. Belum berlaku hukum Raoult
2. op
*
A
p
RTln
o
A
μ
*
A(l)(g)
*
A μμ 
• LARUTAN IDEAL
Larutan ideal adalah gambaran standar suatu larutan yang tidak
ada interaksi kimia antar komposisinya ( gaya intermolekuler sama).
Kesetimbangan larutan ideal :
Kedalam larutan(A) ditambahkan zat terlarut (B) :
1.
2. Berlaku Hukum Raoult : pA = xA.p*
A
pB = xB. p*
B
Hukum Dalton : Pcamp = pA + pB
op
A
p
RTln
o
A
μ
A(l)(g)A μμ 
Ketentuan :
Zat B dapat berupa zat terlarut
pA = tekanan uap parsial A
dalam campuran
po = tekanan uap murni pada
1 atm
pA
uap
A + B
(Larutan)
μA(g)
μA(l)
Pelarut A + zat lain (B)
Potensial kimia larutan pada lar. ideal:
…..Kedua komponen larutan…..
27
Menurut Raoult: pada p,T konstant
op
*
A
p
RTln
o
A
μ
*
A(l)(g)
*
A μμ 
op
A
p
RTln
o
A
μ
A(l)(g)A μμ 
A
xlnRT
*
AA
konstanTp,*
A
A
A
*
AAA
μμ
p
p
xpxp








)(l
Dalam
campuran
Sebelum
dicampur
(10)
(11)
*
A
p
A
p
lnRT
*
A
μ
A(g)(l)A μμ 
(9)
Larutan ideal
Untuk pelarut (komponen A) dan zat terlarut (komponen B) :
1. Kedua komponen memenuhi hkm Raoult
pA= xA.pA* →
Artinya terdapat kelinearan kurva tekanan uap parsial
komponen vs fraksi molnya). ini dijadikan identifikasi
larutan ideal/ larutan murni.
*
A
A
A
p
p
x 
2. Potensial kimia kedua komponen memenuhi pers :
μA = μA
* + RT ln xA
Rumus diatas juga berlaku untuk larutan dengan kepolaran
rendah tapi struktur hampir sama, misal : C6H6 dengan
C6H5CH3
Juga untuk larutan dengan kepolaran hampir sama tapi
struktur berbeda. Misal : benzena dengan CCl4
Campuran etil bromida (1) dan etil iodida (2), komposisi masing
masing fraksi mol pada 16.5oC 0.5
a. Hitung komposisi masing-masing uap dalam campuran
b. Jika uap tersebut dikondensasi, hitung komposisi uap yang baru
diketahui : tekanan uap murni (1) 45.16 mmHg,
(2) 16.20 mmHg
29
a. Komposisi uap dlm camp b. Jika uap dikondensasi
0.264
30.68
8.10
p
p
x
0.736
30.68
22.58
p
p
x
mmHg30.68
8.10mmHg22.58mmHgp
mmHg8.10p
mmHg16.20x0.5.pxp
mmHg22.58p
mmHg45.16x0.5.pxp
camp
2
2
camp
1
1
camp
2
*
222
1
*
111








0.146
38,94
5,70
p
p
x
0.854
38.94
33,24
p
p
x
mmHg38.94
mmHg5.70mmHg33.24p
mmHg5.70p
mmHg16.20x0.264.pxp
mmHg33.24p
mmHg45.16x0.736.pxp
camp
2
2
camp
1
1
camp
2
*
222
1
*
111








Campuran biner ideal
Campuran CS2 dan
aseton
Campuran benzen dan
toluen
 Gambar hubungan tek uap Vs mol fraksi untuk sistem biner
 a dan b untuk larutan ideal (memenuhi Hukum Raoult)
 C tidak memenuhi hukum Raoult
Model-model Penyimpangan Hukum Raoult
Terjadi bila :
• Tekanan uap total yang sesung-
guhnya melebihi tekana uap total
yang diramalkan hkm Raoult.
• Pada proses pencampuran dise -
rap kalor sehingga energinya lebih
tinggi daripada sebelumnya
b. Penyimpangan positifa. Penyimpangan negatif
Terjadi bila :
• Tekanan uap total <tekanan uap
yang diramalkan hkm Raoult
• Pada proses pelarutan panas
dilepaskan berarti larutan
berada dalam energi yg lebih
rendah dari sebelum bercampur
o Larutan nyata encer yang bersifat ideal setelah zat terlarutnya
dikoreksi dengan hukum Hendry disebut Larutan encer ideal.
o Larutan yang memenuhi hukum Hendry bersifat ideal dalam arti
yang berbeda dengan larutan yang memenuhi hkm Raoult (
sama-sama linear tapi posisinya berbeda).
Larutan Nyata
Encer
Pelarut
Memenuhi Hkm Raoult
Zat Terlarut
Kurang linear dan akan
memenuhi hkm Raoult bila telah
dikoreksi dengan hukum Henry
• LARUTAN ENCER IDEAL
Lar.ideal memenuhi hukum Raoult
Lar.encer ideal memenuhi hukum Henry
Adalah hukum yang mengkoreksi zat terlarut dari larutan nyata
encer sehingga linear dan bersifat ideal melalui pers :
pB = xB KB (12)
Keterangan :
pB = tekanan uap parsial zat terlarut
xB = fraksi mol zat terlarut
KB = konstanta Hendry (dengan dimensi tekanan)
Kurva terkoreksi ini disebut kurva untuk larutan encer ideal
memenuhi hukum Henry. Kurvanya linear tapi tidak persis sama
dengan larutan murninya (ideal).
• KURVA KELINEARAN DARI LARUTAN ENCER IDEAL
Keterangan :
•, garis lengkung, data
percobaan lar. nyata encer p
vs xB. Titik potong p di xB = 1
adalah nilai pB*
•Komponen B sebagai pelarut,
akan memenuhi Hukum
Roult, melalui pers
pB = xB.pB*
•Bila Komponen B sebagai zat
terlarut, tek.uap akan
sebanding dengan fraksi mol
bila dikoreksi dengan Hkm
Hendry kemiringannya titik
potong di KB,
pB = xB . KB
Gbr 7.3 Kurva pB vs xB zat terlarut untuk
larutan murni(ideal), larutan encer ideal
dan larutan encer ideal terkoreksi
Untuk pelarut (komponen A) :
1. Komponen A (pelarut) memenuhi hkm Raoult
pA= xA . pA* → *
A
A
A
p
p
x 
2. Potensial kimia komponen A memenuhi pers :
μA = μA
* + RT ln xA
Untuk zat terlarut (komponen B) :
1. Komponen B (zat terlarut) memenuhi hkm Henry
pB= xB . KB
2. Potensial kimia komponen B memenuhi pers :
Larutan encer ideal
B
BB
X
Xμ
lnRT
lnRT
*
B
p
B
K
lnRT
*
B
μ
*
B
p
B
p
lnRT
*
B
μ
μτ




Campuran aseton (A) dan kloroform (B) tekanannya diukur pada t = 35°C
dengan data2 percobaan dibawah. Buktikan campuran memenuhi hkm
Raoult untuk komponen pelarut dan memenuhi hkm Henry untuk
komponen zat terlarut. Carilah K dari A dan B
36
xB 0 0.20 0.40 0.60 0.80 1
pB 0 35 82 142 200 273
pA 347 250 175 92 37 0
KA = 175 torr, KB = 165 torr
Ketika mol fraksi A atau B  1, Hukum
Raoult diprediksi untuk menentukan pj
Ketika masing-masing komponen x  0,
Hukum Hendry diprediksi untuk
menentukan K. Kedua kasus ini
mempunyai penyimpangan dari keadaan
sebenarnya
Buatlah kurva p vs xA dan xB :
Penggunaan Hukum Hendry untuk gas sebagai zat terlarut
Dugalah kelarutan O2 dalam air pada t =25°C, pO2 = 190 torr.
Diketahui KO2
= 3.30 107 torr. Hitunglah jumlah O2 yang larut
dalam 1000 g air.
Jawab :
Jadi hukum Hendry dapat dipakai untuk kelarutan gas dalam
air dengan asumsi air = pelarut = A dan gas = zat terlarut = B
K
p
xnn
ol?
n
n
nn
n
x
K
p
x.Kxp
mol
4
10x3.2
7
10x3,30
torr190xmol55,6
m55,6
airg18
airmol1
xairg1000airmol
2
2
22
2
2
22
2
2
2
2
2
O
O
O)(H)(O
O)(H
)(O
O)(H)(O
)(O
)(O
O
O
OO2OO
-
torr
22








• Larutan nyata /non ideal baik pelarut maupun zat terlarut tidak
memenuhi Hukum Roult, supaya berlaku ideal dilakukan koreksi
terhadap pelarut dan zat terlarutnya dengan mengganti xj dalam
nilai nilai aktivitas.
• LARUTAN NYATA
• Aktivitas (lambang a) adalah konsentrasi efektif dari
larutan.
• Hubungan kuantitatif antara aktivitas dengan konsentrasi :
a = γ x
Penyimpangan dari
keadaan ideal
aktifitas konsentrasi
• Untuk larutan ideal : γ = 1 ; a = x
• Larutan nyata /non ideal baik pelarut maupun zat terlarut tidak
memenuhi Hukum Roult, supaya berlaku ideal dilakukan koreksi
terhadap pelarut dan zat terlarutnya dengan mengganti xj dalam
nilai nilai aktivitas.
• LARUTAN NYATA
• Aktivitas (lambang a) adalah konsentrasi efektif dari
larutan.
• Hubungan kuantitatif antara aktivitas dengan konsentrasi :
a = γ x
Penyimpangan dari
keadaan ideal
aktifitas konsentrasi
• Untuk larutan ideal : γ = 1 ; a = x
Koreksi terhadap larutan nyata :
Koreksi terhadap pelarut Koreksi terhadap zat terlarut
BB xγa 
0.9864
Toor760
Torr749.7
p
p
a *
air
air
air 
2. Kloroforom dalam aseton
Perlakukanlah kloroform sebagai pelarut dan zat terlarut terkoreksi
Diketahui : p* =293 torr, K = 165 torr. Hitung a dan γ
x 0 0.20 0.40
p 0 35 82
Kloroform sebagai pelarut → berlaku hkm Raoult
Kloroforom sebagai z.terlarut → berlaku hkm Hendry
Hukum Raoult : pA= xA . pA* Hukum Hendry : pB = xB KB
x 0 0.20 0.40
p 0 35 82
Raoult : a 0
γ -
Hendry: a 0
γ -
0.12
293
35
 0.28
293
82

0.6
0.20
0.12
 0.7
0.40
0.28

0.21
165
35
 0.50
165
82

1.05
0.20
0.21

1
x
a
γγ.xa,
K
p
aHendryHukum
1
x
a
γ1γkarena
p
p
xaRaoultHukum:Jawab *
j
j
j
≠
→→


Hkm Raoult
:
γ → 1 ketika
x → 1
Hkm Hendry
γ → 1 ketika
x → 0
1.25
0.40
0.50

Untuk pelarut (komponen terbesar) :
Hukum Raoult : μA = μA
* + RT ln a
Ketentuan :
1. dan a = γ x γ → 1 saat x → 1
2. pers berlaku untuk pelarut & zat terlarut
lar.murni/lar.ideal dan pelarut lar. Encer ideal
*
A
p
A
p
A
a 
Untuk zat terlarut (komponen kecil) :
Hukum Hendry : μ = μ + RT ln a
Ketentuan :
1. dan a = γ x γ → 1 saat x → 0
2. pers berlaku untuk zat terlarut lar. Encer ideal dan
lar.nyata
K
p
a 
Untuk aktivitas dalam nilai molalitas :
μ = μ o + RT ln a
Ketentuan :
1. a = γ m/mo ; mo = 1 mol kg-1 γ → 1 saat m → 0
Aktivitas pelarut dan zat terlarut
Termodinamika campuran
cairan ideal
Termodinamika campuran gas
ideal
=
Akibat : besaran T.D untuk campuran cairan ideal = besaran
T.D untuk campuran gas
∆Hcamp
∆Scamp/nR
∆Gcamp/nRT
xA
 
 
0ΔU
0ΔV
0ΔH
lnxxlnxxnRΔS
lnxxlnxxnRTΔG
(l)camp
(l)camp
camp
BBAAcamp
BBAAcamp





S menaik, karena saat pencampuran
partikel mencari penyesuaian
G menurun, karena proses spontan
 nilai -
43
(13)
Fungsi T.D Ideal :
Fungsi T.D berlebihan :
Larutan Nyata
Terjadi pada
Interaksi A - A ≠ B - B ≠ A –B → saat pencampuran terjadi
penyimpangan besaran T.D dari keadaan ideal
Akibatnya : Saat pencampuran
∆ Hcamp besar dan +, endoterem
∆ Scamp < dan – (pemadatan)
∆ Gcamp +, ∆Vcamp > atau < dari 0
Campuran mengalami pemi
sahan: tdk bercampur
atau bercampur sebagian
VE= +
VE= -
penyusutan
pemuaian
HE = +
Besaran T.D kelebihan lar nyata :
∆SE, ∆HE, ∆GE
Dihitung dari
∆SE = ∆Scamp lar nyata - ∆Scamp lar ideal
∆SE = ∆Scamp + nR(xAlnxA + xB ln xB) (14)
Keterangan :
∆SE = entropi kelebihan = menunjukan penyimpangan
larutan dari keadaan ideal
BESARAN
TERMODI-
NAMIKA
KELEBIHAN
LAR.NYATA

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
Nekleofilik dan elektrofilik
Nekleofilik dan elektrofilikNekleofilik dan elektrofilik
Nekleofilik dan elektrofilikDaniel Marison
 
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONKROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONEno Lidya
 
Bab9 kinetika kimia
Bab9 kinetika kimiaBab9 kinetika kimia
Bab9 kinetika kimiaImo Priyanto
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealTorang Aritonang
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Indriati Dewi
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasiReaksi eliminasi
Reaksi eliminasi
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Nekleofilik dan elektrofilik
Nekleofilik dan elektrofilikNekleofilik dan elektrofilik
Nekleofilik dan elektrofilik
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONKROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
 
Bab9 kinetika kimia
Bab9 kinetika kimiaBab9 kinetika kimia
Bab9 kinetika kimia
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-idealMakalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
Makalah hukum-raoult-dan-termodinamika-larutan-ideal
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 

Similar to Campuran sederhana

Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiKesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiYeni Purwati
 
Kf2 2008 camp-sederhana-2009
Kf2 2008 camp-sederhana-2009Kf2 2008 camp-sederhana-2009
Kf2 2008 camp-sederhana-2009Ihsan Pranata
 
Pengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikPengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikainimfh
 
Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)hamela_sari
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan Akhmad Farid
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptSuhartiSuharti16
 
1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptx
1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptx1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptx
1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptxlysa36
 
Bab 5 kd 2.2 (hk kim & hit kim)
Bab 5  kd 2.2 (hk kim & hit kim) Bab 5  kd 2.2 (hk kim & hit kim)
Bab 5 kd 2.2 (hk kim & hit kim) Resma Puspitasari
 
Materi Kimia Sekolah
Materi Kimia SekolahMateri Kimia Sekolah
Materi Kimia Sekolahriskafatimala
 
9 Stoikiometri
9 Stoikiometri9 Stoikiometri
9 StoikiometriRodo Pekok
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptBayuPermana43
 
Stoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas XStoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas Xerika chan
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetrisgalih
 

Similar to Campuran sederhana (20)

Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiKesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
 
Kf2 2008 camp-sederhana-2009
Kf2 2008 camp-sederhana-2009Kf2 2008 camp-sederhana-2009
Kf2 2008 camp-sederhana-2009
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Pengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikPengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medik
 
Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)Sifat koligatif larutan (hamela sari)
Sifat koligatif larutan (hamela sari)
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
LARUTAN & KONSENTRASI.ppt
LARUTAN & KONSENTRASI.pptLARUTAN & KONSENTRASI.ppt
LARUTAN & KONSENTRASI.ppt
 
Kimia Industri
Kimia IndustriKimia Industri
Kimia Industri
 
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.pptkd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
kd_4_larutan-dan-koligatif.ppt
 
1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptx
1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptx1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptx
1_Sifat_Koligatif_Larutan.pptx
 
Bab 5 kd 2.2 (hk kim & hit kim)
Bab 5  kd 2.2 (hk kim & hit kim) Bab 5  kd 2.2 (hk kim & hit kim)
Bab 5 kd 2.2 (hk kim & hit kim)
 
BAB 5
BAB 5BAB 5
BAB 5
 
9 larutan ideal
9 larutan ideal9 larutan ideal
9 larutan ideal
 
Materi Kimia Sekolah
Materi Kimia SekolahMateri Kimia Sekolah
Materi Kimia Sekolah
 
9 Stoikiometri
9 Stoikiometri9 Stoikiometri
9 Stoikiometri
 
10 koligatif larutan
10 koligatif larutan10 koligatif larutan
10 koligatif larutan
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.ppt
 
Sifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutanSifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutan
 
Stoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas XStoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas X
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetris
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Campuran sederhana

  • 1.
  • 2. Gambaran Thermodinamika tentang campuran 1. Kuantitas molar parsial 2. Thermodinamika Pencampuran (Gas) 3. Potensial Kimia cairan Larutan Nyata a. Aktifitas pelarut b. Aktifitas zat terlarut 4. Campuran cairan 5. Sifat coligatif
  • 3. Campuran cairan atsiri 6. Diagram Tekanan Uap 7. Diagram Temperatur komposisi 8. Cairan tidak bercampur
  • 4. 4
  • 5.
  • 6. Misal : Dalam campuran VA dan VB dari zat A dan zat B Amolperubahan:dn campuranvolumeperubahan:dV Aparsialmolarvolume:V,V:ket A BA Bila terjadi perubahan komposisi : Vcamp = 0, nAVA = -nBVB Artinya : bila VA bertambah maka VB akan berkurang Menunjukkan nilai molar parsial masing-masing komponen dalam sampel terhadap campuran totalnya a. Voluma molar parsial (VA , VB) ) dn dV (V BnT,p,A A        AnT,p,B B ) dn dV (V        (1) BBAAcampuran BBAA VnVnV dnVdnVdV :campuranUntuk   (3) (2)
  • 7. Contoh : Gbr 7.1, dicampurkan 1 mol H2O = 18 cm3, VH2O = 18 cm3 dengan 1 mol etanol = 58 cm3 , Vetanol = 58 cm3 V molar air akan berkurang bila ditambah etanol karena untuk campuran 1 mol molekul2 air sangat sedikit bila dibandingkan dengan etanol Kurva 7.1 : Hubungan mol fraksi dengan volume molar komponen air dan ethanol VA : volume molar parsial air VB : volume molar parsial etanol X : mol raksi 0,8 0,6 0,4 0,2 Fraksi mol H2O→ 18;0,88 53,6;0,12
  • 8. 1. 70 cm3 air dicampur dengan 30 cm3 etanol, kerapatan masing-masing 0.999 gcm-3 dan 0.785 gcm-3. Bila Mr air 18 g/mol dan etanol 46.1 g/mol. Tentukan volume molar masing-masing komponen dan V campuran dari kurva 7.1 0.12=0.881=dan x0.88= 0.51+3.88 3.88 =x 0.51mol= 46.1g/mol .30cmg/cm0.785 =n;3.88mol= g/mol18 .70cmg.cm0.999 =n Mr ρ.V =nsehingga V g =ρ, Mr g =n:jawab etanolair 33 etanol 33 air Dari kurva 7.1 : Untuk xair : 0.88  Vair = 18 cm3mol-1 ; Xet : 0.12  Vet = 53.6 cm3mol-1 Vcamp : nair Vair + net Vet : 3.88 mol x 18 cm/mol + 0.51mol x 53.6 cm3/mol : 97.3 cm3
  • 9. 2. Campuran larutan A (Mr = 58,08 g/mol) dan B (Mr =119,4 g/mol) fraksi mol B = 0,4693, Valume molar parsial A dan B adalah 74,166 cm3 mol -1 dan 80,235 cm3 mol -1 , hitung volume larutan yang massanya 1000 g Jawab : nA MrA + nB MrB = 1000 g 5307,0X4693,0Xn X X n nXnX-n nnXnXn)nn(X nn n =X ABB B A A BAAAA ABAAAABAA BA A A     B B A n X X MrA + nB MrB = 1000 g nB = 5,40 mol nA = 6,11 mol Vcamp = nA VA + nB VB Vcamp = 6,11 mol x 74,166 + 5,40 x 80,235 = 886,42 cm3
  • 10. 3. Suatu ruang volume 5 L berisi 4 g gas nitrogen pada suhu 27°C. Bila ruangan juga berisi gas O2 sehingga tekanan total 1.5 atm. Hitung tekanan parsial masing-masing gas dan berapa g gas O2 dalam campuran ini (semua gas dianggap gas ideal) Jawab : untuk gas N2  G = 4 g = 4/28 mol =1/7 mol p v = n R T atm0.7 L5 300K xmolatmL0.082x7/1 -1-1 2  Kmol pN untuk gas O2 :  Ptot = pN2 + pO2 1.5 atm = 0.7 atm + pO2 pO2 = 0.8 atm g5,332,9x0.16mol0.16 K300Kmolatml0.082 l5xatm0.8 RT pv n 11   ……….Contoh soal
  • 11. 3. Suatu ruang volume 5 L berisi 4 g gas nitrogen pada suhu 27°C. Bila ruangan juga berisi gas O2 sehingga tekanan total 1.5 atm. Hitung tekanan parsial masing-masing gas dan berapa g gas O2 dalam campuran ini (semua gas dianggap gas ideal) Jawab : untuk gas N2  G = 4g = 4/28 mol =1/7 mol p v = n R T atm0.7 L5 300K xmolatmL0.082x7/1 -1-1 2  Kmol pN untuk gas O2 :  Ptot = pN2 + pO2 1.5 atm = 0.7 atm + pO2 pO2 = 0.8 atm g5,332,9x0.16mol0.16 K300Kmolatml0.082 l5xatm0.8 RT pv n 11   ……….Contoh soal
  • 12. Kuantitas molar yang lain adalah Fungsi Gibbs molar parsial dengan nama lain : potensial kimia (μ) Gm = μ = G/n G = Gm n = n μ (4) Pada campuran biner : mis : komponen A dan B Bila terjadi perubahan komposisi 0dμn 0μnμn jj BBAA =∑→ =+ Pers Gibbs Duhem (6) b. Fungsi Gibbs molar parsial (Gm) (5)μμ BBAA nnG  nA, nB = mol A dan B pada komposisi campuran μA, μB = pot. kimia A dan B pada komposisi campuran Fungsi Gibbs total campuran :
  • 13. Akibatnya : Untuk volume molar parsial Vj dalam campuran biner juga berlaku ∑njdVj = 0 Karena nAdVA = -nBdVB (bila vol molar parsial A bertambah, B akan berkurang, perhatikan kurva 7.1) 13 …….Kuantitas molar parsial nAdμA = - nBdμB Artinya : Dalam larutan biner perubahan kimia tidak bisa bebas , kuantitas molar parsial suatu komponen sangat tergantung pada komposisinya saat itu yaitu bila salah satu komponen bertambah yang lain berkurang.
  • 14. Vm dan Sm selalu positif tetapi : kuantitas molar parsialnya tidak selalu positif. Contoh : Vol molar parsial MgSO4 dalam air = -1.4 cm3/mol Artinya : Penambahan 1 mol MgSO4 kedalam suatu volume air akan mengurangi volume air sebesar 1.4 cm3 (terjadi penyusutan)
  • 15. Parameter termodinamika yang berhubungan dengan perubahan komposisi dalam pencampuran adalah : ∆Gcamp ∆Scamp ∆Hcamp ∆Vcamp ∆Ucamp Perubahan dalam campuran menuju kepada perubahan komposisi spontan
  • 16. Misal :Gas ideal A dan B dicampur pada p,T = konstan A(p,T, nA) B(p,T, nB) Mula-mula :              o o BBo o AAtoti p p RTlnμn p p RTlnμnGG ] p p lnRTμ[n μnG oAA AAA   ] p p lnRTμ[n μnG oBB BBB  
  • 17. p p lnRTn p p lnRTnGGG p p RTlnμn p p RTlnμnGG p p RTlnμnG p p RTlnμnG B B A Aifcamp o Bo BBo Ao AAtotf o B BBBo A AAA -                             Terjadi pencampuran gas → Gcamp < 0  Masing-masing gas memberikan tekanan parsial pA dan pB  Saat itu po = tekanan gas murni = 1 atm Saat sekat dibuka : Untuk menentukan pA, pB Hukum Raoult : pA = XA.pcamp → pB = XB.pcamp → camp B B p p X  camp A A p p X  → pcamp = p  BBAAcamp BBAAcamp XlnXXlnXnRTG Xln.RTnXXln.RTnXG   (7a) Rumus p,T konstan ∆Gcamp= - , pencamp gas spontan (7)
  • 18. ∆Gcamp = (3+1)mol x 0.082 l.atm.mol-1K-1 x (25+ 273K)(3/4 ln3/4 + 1/4 ln1/4) = 97.74 (-0.216 -0.347) = 97.74 x -0.56 = -54.98 l.atm 7. a. Diket : Pada 25°C ∆Gcamp = nRT [XA ln XA + XB ln XB] Catatan : Rumus (7a) dipakai untuk camp gas tekanan sama Rumus (7) dipakai untuk tekanan berbeda , pakai hkm Raoult untuk mencari pA dan pB
  • 19. 7. b. Diket : Pada 25°C, p gas A dan B berbeda Gas A n = 3 mol p = 1 atm Gas B n = 1 mol p = 3 atm 19 p p lnRTn p p lnRTnG B B A Acamp  3 RTatmmol10 3 RT1 1 RT3 p RT n p RT n VnVnV 1- BA BBAAcamp   kJ6,5- 3 0.3 lnRT 1 0.9 lnRTxmol3Gcamp   xmol1 atm1.2 RTmol10 atm3 xRTmol4 V RTn p camp camp  atm0.3atm1.2x0.25atm0,9atm1.2x0.75 p.xpp.xp campBBcampAA  
  • 20. Artinya : Bila ΔS > 0 → gas tersebar kedalam gas lain        T ΔG -ΔS camp camp (7b) S dT dG :amikaThermodinHukum np,       Untuk contoh 7.b : 1- JK22 K298 kJ6,5        T ΔG -ΔS camp camp  BBAAcamp lnxxlnxxnRΔS  (8)
  • 21. c. Entalpi (∆H), ∆V dan ∆U campuran. Rumus dasar : ∆G = ∆H - T ∆S 21 Untuk campuran gas : ∆Hcamp = ∆Gcamp + T . ∆Hcamp = 0 T G  ∆Hcamp = ∆Ucamp + p ∆Vcamp = ∆Ucamp + p.0 = 0 ∆Ucamp = 0 Pada p,T → ∆Hcamp , ∆Ucamp dan ∆Vcamp = 0 m T V dp dG       Gas ideal dG tidak tergantung pada tekanan ∆Vcamp = 0
  • 23. K E S I M P U L A N II Keterkaitan potensial kimia terhadap komposisi campuran gas biner (ideal) Untuk campuran komponen A & B berlaku : dano A A 0 A p p lnRTμμ  o B0 BB p p lnRTμμ  Untuk menentukan pA dan pB, berlaku hukum Dalton dan Roult Hukum Dalton : Pcamp = pA + pB Hukum Raoult : pA = xA.pcamp pB = xB.pcamp
  • 24. 24 Sama dengan gas, potensial kimia dari larutan sangat tergantung pada komposisinya • Pada larutan, saat kesetimbangan potensial kimia uapnya = potensial kimia cairannya. Saat kesetimbangan : Keterangan : µg = potensial kimia uap cairan µc = potensial kimia cairan p = tekanan uap cairan murni po = tekanan uap standar op p lnRT o μ (c)(g) μμ  Larutan = pelarut + zat terlarut (komponen A) (komponen B) Komposisi Larutan
  • 25. Pelarut A, tanpa B pA* = tekanan uap zat murni pada temp T po = tekanan uap murni pada 1 atm pA* uap A cair μA(g) μA(l) Ketentuan : 1. Belum berlaku hukum Raoult 2. op * A p RTln o A μ * A(l)(g) * A μμ  • LARUTAN IDEAL Larutan ideal adalah gambaran standar suatu larutan yang tidak ada interaksi kimia antar komposisinya ( gaya intermolekuler sama). Kesetimbangan larutan ideal :
  • 26. Kedalam larutan(A) ditambahkan zat terlarut (B) : 1. 2. Berlaku Hukum Raoult : pA = xA.p* A pB = xB. p* B Hukum Dalton : Pcamp = pA + pB op A p RTln o A μ A(l)(g)A μμ  Ketentuan : Zat B dapat berupa zat terlarut pA = tekanan uap parsial A dalam campuran po = tekanan uap murni pada 1 atm pA uap A + B (Larutan) μA(g) μA(l) Pelarut A + zat lain (B)
  • 27. Potensial kimia larutan pada lar. ideal: …..Kedua komponen larutan….. 27 Menurut Raoult: pada p,T konstant op * A p RTln o A μ * A(l)(g) * A μμ  op A p RTln o A μ A(l)(g)A μμ  A xlnRT * AA konstanTp,* A A A * AAA μμ p p xpxp         )(l Dalam campuran Sebelum dicampur (10) (11) * A p A p lnRT * A μ A(g)(l)A μμ  (9)
  • 28. Larutan ideal Untuk pelarut (komponen A) dan zat terlarut (komponen B) : 1. Kedua komponen memenuhi hkm Raoult pA= xA.pA* → Artinya terdapat kelinearan kurva tekanan uap parsial komponen vs fraksi molnya). ini dijadikan identifikasi larutan ideal/ larutan murni. * A A A p p x  2. Potensial kimia kedua komponen memenuhi pers : μA = μA * + RT ln xA Rumus diatas juga berlaku untuk larutan dengan kepolaran rendah tapi struktur hampir sama, misal : C6H6 dengan C6H5CH3 Juga untuk larutan dengan kepolaran hampir sama tapi struktur berbeda. Misal : benzena dengan CCl4
  • 29. Campuran etil bromida (1) dan etil iodida (2), komposisi masing masing fraksi mol pada 16.5oC 0.5 a. Hitung komposisi masing-masing uap dalam campuran b. Jika uap tersebut dikondensasi, hitung komposisi uap yang baru diketahui : tekanan uap murni (1) 45.16 mmHg, (2) 16.20 mmHg 29 a. Komposisi uap dlm camp b. Jika uap dikondensasi 0.264 30.68 8.10 p p x 0.736 30.68 22.58 p p x mmHg30.68 8.10mmHg22.58mmHgp mmHg8.10p mmHg16.20x0.5.pxp mmHg22.58p mmHg45.16x0.5.pxp camp 2 2 camp 1 1 camp 2 * 222 1 * 111         0.146 38,94 5,70 p p x 0.854 38.94 33,24 p p x mmHg38.94 mmHg5.70mmHg33.24p mmHg5.70p mmHg16.20x0.264.pxp mmHg33.24p mmHg45.16x0.736.pxp camp 2 2 camp 1 1 camp 2 * 222 1 * 111        
  • 30. Campuran biner ideal Campuran CS2 dan aseton Campuran benzen dan toluen  Gambar hubungan tek uap Vs mol fraksi untuk sistem biner  a dan b untuk larutan ideal (memenuhi Hukum Raoult)  C tidak memenuhi hukum Raoult
  • 31. Model-model Penyimpangan Hukum Raoult Terjadi bila : • Tekanan uap total yang sesung- guhnya melebihi tekana uap total yang diramalkan hkm Raoult. • Pada proses pencampuran dise - rap kalor sehingga energinya lebih tinggi daripada sebelumnya b. Penyimpangan positifa. Penyimpangan negatif Terjadi bila : • Tekanan uap total <tekanan uap yang diramalkan hkm Raoult • Pada proses pelarutan panas dilepaskan berarti larutan berada dalam energi yg lebih rendah dari sebelum bercampur
  • 32. o Larutan nyata encer yang bersifat ideal setelah zat terlarutnya dikoreksi dengan hukum Hendry disebut Larutan encer ideal. o Larutan yang memenuhi hukum Hendry bersifat ideal dalam arti yang berbeda dengan larutan yang memenuhi hkm Raoult ( sama-sama linear tapi posisinya berbeda). Larutan Nyata Encer Pelarut Memenuhi Hkm Raoult Zat Terlarut Kurang linear dan akan memenuhi hkm Raoult bila telah dikoreksi dengan hukum Henry • LARUTAN ENCER IDEAL Lar.ideal memenuhi hukum Raoult Lar.encer ideal memenuhi hukum Henry
  • 33. Adalah hukum yang mengkoreksi zat terlarut dari larutan nyata encer sehingga linear dan bersifat ideal melalui pers : pB = xB KB (12) Keterangan : pB = tekanan uap parsial zat terlarut xB = fraksi mol zat terlarut KB = konstanta Hendry (dengan dimensi tekanan) Kurva terkoreksi ini disebut kurva untuk larutan encer ideal memenuhi hukum Henry. Kurvanya linear tapi tidak persis sama dengan larutan murninya (ideal).
  • 34. • KURVA KELINEARAN DARI LARUTAN ENCER IDEAL Keterangan : •, garis lengkung, data percobaan lar. nyata encer p vs xB. Titik potong p di xB = 1 adalah nilai pB* •Komponen B sebagai pelarut, akan memenuhi Hukum Roult, melalui pers pB = xB.pB* •Bila Komponen B sebagai zat terlarut, tek.uap akan sebanding dengan fraksi mol bila dikoreksi dengan Hkm Hendry kemiringannya titik potong di KB, pB = xB . KB Gbr 7.3 Kurva pB vs xB zat terlarut untuk larutan murni(ideal), larutan encer ideal dan larutan encer ideal terkoreksi
  • 35. Untuk pelarut (komponen A) : 1. Komponen A (pelarut) memenuhi hkm Raoult pA= xA . pA* → * A A A p p x  2. Potensial kimia komponen A memenuhi pers : μA = μA * + RT ln xA Untuk zat terlarut (komponen B) : 1. Komponen B (zat terlarut) memenuhi hkm Henry pB= xB . KB 2. Potensial kimia komponen B memenuhi pers : Larutan encer ideal B BB X Xμ lnRT lnRT * B p B K lnRT * B μ * B p B p lnRT * B μ μτ    
  • 36. Campuran aseton (A) dan kloroform (B) tekanannya diukur pada t = 35°C dengan data2 percobaan dibawah. Buktikan campuran memenuhi hkm Raoult untuk komponen pelarut dan memenuhi hkm Henry untuk komponen zat terlarut. Carilah K dari A dan B 36 xB 0 0.20 0.40 0.60 0.80 1 pB 0 35 82 142 200 273 pA 347 250 175 92 37 0 KA = 175 torr, KB = 165 torr Ketika mol fraksi A atau B  1, Hukum Raoult diprediksi untuk menentukan pj Ketika masing-masing komponen x  0, Hukum Hendry diprediksi untuk menentukan K. Kedua kasus ini mempunyai penyimpangan dari keadaan sebenarnya Buatlah kurva p vs xA dan xB :
  • 37. Penggunaan Hukum Hendry untuk gas sebagai zat terlarut Dugalah kelarutan O2 dalam air pada t =25°C, pO2 = 190 torr. Diketahui KO2 = 3.30 107 torr. Hitunglah jumlah O2 yang larut dalam 1000 g air. Jawab : Jadi hukum Hendry dapat dipakai untuk kelarutan gas dalam air dengan asumsi air = pelarut = A dan gas = zat terlarut = B K p xnn ol? n n nn n x K p x.Kxp mol 4 10x3.2 7 10x3,30 torr190xmol55,6 m55,6 airg18 airmol1 xairg1000airmol 2 2 22 2 2 22 2 2 2 2 2 O O O)(H)(O O)(H )(O O)(H)(O )(O )(O O O OO2OO - torr 22        
  • 38. • Larutan nyata /non ideal baik pelarut maupun zat terlarut tidak memenuhi Hukum Roult, supaya berlaku ideal dilakukan koreksi terhadap pelarut dan zat terlarutnya dengan mengganti xj dalam nilai nilai aktivitas. • LARUTAN NYATA • Aktivitas (lambang a) adalah konsentrasi efektif dari larutan. • Hubungan kuantitatif antara aktivitas dengan konsentrasi : a = γ x Penyimpangan dari keadaan ideal aktifitas konsentrasi • Untuk larutan ideal : γ = 1 ; a = x
  • 39. • Larutan nyata /non ideal baik pelarut maupun zat terlarut tidak memenuhi Hukum Roult, supaya berlaku ideal dilakukan koreksi terhadap pelarut dan zat terlarutnya dengan mengganti xj dalam nilai nilai aktivitas. • LARUTAN NYATA • Aktivitas (lambang a) adalah konsentrasi efektif dari larutan. • Hubungan kuantitatif antara aktivitas dengan konsentrasi : a = γ x Penyimpangan dari keadaan ideal aktifitas konsentrasi • Untuk larutan ideal : γ = 1 ; a = x
  • 40. Koreksi terhadap larutan nyata : Koreksi terhadap pelarut Koreksi terhadap zat terlarut BB xγa  0.9864 Toor760 Torr749.7 p p a * air air air 
  • 41. 2. Kloroforom dalam aseton Perlakukanlah kloroform sebagai pelarut dan zat terlarut terkoreksi Diketahui : p* =293 torr, K = 165 torr. Hitung a dan γ x 0 0.20 0.40 p 0 35 82 Kloroform sebagai pelarut → berlaku hkm Raoult Kloroforom sebagai z.terlarut → berlaku hkm Hendry Hukum Raoult : pA= xA . pA* Hukum Hendry : pB = xB KB x 0 0.20 0.40 p 0 35 82 Raoult : a 0 γ - Hendry: a 0 γ - 0.12 293 35  0.28 293 82  0.6 0.20 0.12  0.7 0.40 0.28  0.21 165 35  0.50 165 82  1.05 0.20 0.21  1 x a γγ.xa, K p aHendryHukum 1 x a γ1γkarena p p xaRaoultHukum:Jawab * j j j ≠ →→   Hkm Raoult : γ → 1 ketika x → 1 Hkm Hendry γ → 1 ketika x → 0 1.25 0.40 0.50 
  • 42. Untuk pelarut (komponen terbesar) : Hukum Raoult : μA = μA * + RT ln a Ketentuan : 1. dan a = γ x γ → 1 saat x → 1 2. pers berlaku untuk pelarut & zat terlarut lar.murni/lar.ideal dan pelarut lar. Encer ideal * A p A p A a  Untuk zat terlarut (komponen kecil) : Hukum Hendry : μ = μ + RT ln a Ketentuan : 1. dan a = γ x γ → 1 saat x → 0 2. pers berlaku untuk zat terlarut lar. Encer ideal dan lar.nyata K p a  Untuk aktivitas dalam nilai molalitas : μ = μ o + RT ln a Ketentuan : 1. a = γ m/mo ; mo = 1 mol kg-1 γ → 1 saat m → 0 Aktivitas pelarut dan zat terlarut
  • 43. Termodinamika campuran cairan ideal Termodinamika campuran gas ideal = Akibat : besaran T.D untuk campuran cairan ideal = besaran T.D untuk campuran gas ∆Hcamp ∆Scamp/nR ∆Gcamp/nRT xA     0ΔU 0ΔV 0ΔH lnxxlnxxnRΔS lnxxlnxxnRTΔG (l)camp (l)camp camp BBAAcamp BBAAcamp      S menaik, karena saat pencampuran partikel mencari penyesuaian G menurun, karena proses spontan  nilai - 43 (13) Fungsi T.D Ideal :
  • 44. Fungsi T.D berlebihan : Larutan Nyata Terjadi pada Interaksi A - A ≠ B - B ≠ A –B → saat pencampuran terjadi penyimpangan besaran T.D dari keadaan ideal Akibatnya : Saat pencampuran ∆ Hcamp besar dan +, endoterem ∆ Scamp < dan – (pemadatan) ∆ Gcamp +, ∆Vcamp > atau < dari 0 Campuran mengalami pemi sahan: tdk bercampur atau bercampur sebagian VE= + VE= - penyusutan pemuaian HE = +
  • 45. Besaran T.D kelebihan lar nyata : ∆SE, ∆HE, ∆GE Dihitung dari ∆SE = ∆Scamp lar nyata - ∆Scamp lar ideal ∆SE = ∆Scamp + nR(xAlnxA + xB ln xB) (14) Keterangan : ∆SE = entropi kelebihan = menunjukan penyimpangan larutan dari keadaan ideal BESARAN TERMODI- NAMIKA KELEBIHAN LAR.NYATA